Anda di halaman 1dari 8

Review

PROFESIONALISASI

BIDANG KEADMINISTRASIAN PENDIDIKAN

OLEH :

NAMA : SISDAR BAYU

NIM : A1I121072

KELAS : C

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

2022
Administrasi Pendidikan adalah bentuk upaya untuk mengintegrasikan
kegiatan serta program yang ada.Kegiatan ini saling bergantung dengan kelompok
maupun individu yang mempunyai tujuan yang sama untuk kepentingan peserta
didik.kemdikbud RI,,mengartikan adinistrasi Pendidikan sebagai seluruh proses
yang berkaitan dengan kegiatan Pendidikan meliputi pengarahan, perencanaan,
pengkoordinasian, pembiayaan, pelaporan, hingga pengawasan dalam rangka
mencakup tentang Pendidikan.

Dari segi kepemimpinan, administrasi pendidik berfungsi untuk menjawab


pertanyaan tentang bagaimana administrator pendidikan melaksanakan tugasnya,
juga sebagai sebuah proses pengambilan keputusan antara karyawan dengan
seorang pemimpin. Sementara itu, dari segi komunikasi administrasi pendidikan
merupakan usaha untuk membuat orang lain mengerti begitu juga sebaliknya.
Administrasi pendidikan juga dapat dilihat dari segi ketatausahaan tentang
kegiatan rutin catat menyatat, mendokumentasikan kegiatan, juga
menyelenggarakan surat-menyurat dengan segala aspeknya serta mempersiapkan
laporan.

Tujuan administrasi menurut Sergiovanni dan Carver dilihat ke dalam


empat tujuan dasar yang ditekankan di dunia pendidikan, yaitu menciptakan
efektivitas produksi, efisiensi, kemampuan menyesuaikan diri, serta membangun
kepuasan kerja. Selain keempat tujuan tersebut, tujuan administrasi pendidikan
yang lain yaitu agar tercapainya fleksibilitas dalam proses administrasi
pendidikan, efisiensi dan efektivitas pelaksanaan administrasi pendidikan serta
terlaksananya kontinuitas administrasi pendidikan dan pendidikan seumur hidup
yang disipliner dan berpedoman pada linieritas keilmuan. Administrasi pendidikan
juga bertanggung jawab membentuk serta melahirkan peserta didik yang
berkualitas dan bermanfaat untuk bangsa dan negara. Selain mencerdaskan juga
melahirkan peserta didik yang beriman, berakhlak, mandiri dan bertanggung
jawab. Tidak menjadi pribadi yang korupsi, karena pada akhirnya akan merugikan
masyarakat dan negara.
Di era otonomi daerah, pengelolaan pendidikan dilaksanakan secara
otonom oleh pemerintah daerah kabupaten/kota, mulai dari perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, sampai evaluasi dan pengembangan.Dalam
konteks ini, peran pemerintah daerah kabupaten/kota berfokus pada upaya
mengembangkan pengelolaan Pendidikan secara profesional, termasuk program
pengelolaan belum sepenuhnya menjadikan pemerintah daerah menjadi lebih baik
dalam pengelolaan pendidikan . Hanya daerah-daerah dengan dukungan kebijakan
politik yang tinggi, kemampuan keuangan dan SDM yang baik dapat
mengoptimalkan upaya-upaya untuk meningkatkan profesionalitas guru. Bagi
daerah yang memiliki keterbatasan anggaran serta lemahnya komitmen maka
slogan untuk meningkatkan mutu pendidikan hanya merupakan realitas tanpa
objektivitas.

Agar tujuan administrasi Pendidikan dapat tercapai secara optimal maka


perlu adanya profesinalisasi dalam bidang administrasi Pendidikan.salah satu
komponen dalam bidang administrasi Pendidikan adalah guru.Maka diperlukan
adanya pengelolaan pengembangan profesionalitas guru. Dalam kenyataannya
setelah 10 tahun dicanangkannya otonomi daerah, pemerintah daerah masih belum
banyak melakukan program peningkatan profesionalisme guru.Menurut Lembaga
Pusbang Prodik Kemdikbud (2014) jumlah pelatihan sesudah otonomi daerah jauh
lebih jarang diselenggarakan oleh pemerintah daerah.Dapat diamati bahwa
pendidikan SD relatif mengandung lebih banyak masalah dibandingkan dengan
SLTP dan SLTA.Sebagai contoh, persoalan potongan terhadap gaji guru sangat
dirasakan oleh para guru SD yang notabene berada di bawah kendali
pemda.Sementara itu, persoalan kualitas pendidikan tidak memperlihatkan
perbedaan yang signifikan (dalam arti lebih baik) dibandingkan dengan jenjang
pendidikan di atasnya.

Berdasarkan fenomena empirik, kondisi pendidikan di Indonesia saat ini,


terkait dengan kompetensi guru untuk jenjang SD itu tidak lebih baik dari
kompetensi guru taman kanak-kanak (TK). Rendahnya kompetensi guru yang bisa
berpengaruh terhadap kualitas layanan pendidikan siswa SD ini umumnya terjadi
di kalangan guru kelas rendah atau kelas 1-3.Adapun kompetensi guru SMP dan
SMA kondisinya lebih baik dibandingkan dengan guru SD dan TK.Berdasarkan
hasil uji kompetensi awal (UKA) yang digunakan untuk menyeleksi guru yang
boleh ikut kuota sertifikasi guru tahun 2012 secara nasional melalui pendidikan
dan latihan profesi guru (PLPG), kompetensi guru SD terendah dibanding guru
jenjang yang lain, bahkan di bawahnya yaitu guru TK. Lebih lanjut, kompetensi
guru SD rata-rata adalah 36,85, sedangkan guru TK rata-ratanya 58,87. Adapun
rata-rata UKA guru SMP adalah 65,2 dan guru SMA adalah 83,4. Hasil uji
kompetensi guru (UKG) yang diikuti oleh guru SD bersertifikat, juga
menunjukkan kompetensi guru SD tetap terendah. Kompetensi pedagogik guru
SD rata-rata 42,10, sedangkan guru TK rata-rata 44,31. Adapun kompetensi
profesional guru SD ratarata 41,26, sedangkan guru TK rata-rata 45,77, sedangkan
nilai UKG yang diikuti oleh guru SMP rata-ratanya adalah 46,1 sedangkan guru
SMA adalah 51,3 dan SMK sebesar 50,0. Secara keseluruhan, rata-rata hasil UKG
mulai dari guru TK sampai SMA adalah sebesar 44,5 (dikutip dari kompas.com
[04/08/12] dan [06/09/12].

Perencanaan kegiatan pengembangan profesionlitas guru didasarkan pada


kebutuhan. pengembangan profesional sebagai 1) amanah UU No 5 tahun 2014
pasal 70 dalam rangka kompetensi SDM melalui pendidikan dan pelatihan 2) visi
Pemkab Bogor untuk menyelenggarakan pendidikan bermutu, 3) Kebutuhan
masyarakat yang semakin meningkat mendorong perlunya peningkatan
profesionalitas guru di Pemkab Bogor 4) jumlah guru professional terutama guru
bidang studi masih rendah.

Perencanaan program pengembangan profesionalitas guru disusun


berdasarkan hasil identifikasi masalah di dalam prakteknya kajian terhadap
perencanaan yang dipilih sebagai tahapan dalam memecahkan masalah tidak diuji
secara kritis apakah rencana-rencana yang dirumuskan sebagai langkah awal
memecahkan masalah pengembangan profesionalitas guru tepat sesuai dengan
masalah yang dihadapi.
Selain profesionalitas guru yang perlu ditingkatkan perlu juga dilakukan
pengembangan profesinalitas pengawas Pendidikan.Pada dasarnya pengawasan
merupakan sesuatu yang esensial dalam kehidupan organisasi untuk menjaga agar
kegiatan yang dijalankan tidak menyimpang dan rencana yang telah
ditetapkan.dalam pengawasan akan diketahui keunggulan dan kelemahan dalam
pelaksanaan manajemen, sejak dari awal, selama dalam proses, dan akhir proses
manajemen.

Dalam kegiatan pengawasan Pendidikan profesionalitas pengawas


melingkupi supervise manajerial dan akademik

1. Supervise manajerial
a. Substansi pengawasan Pendidikan di sekolah : kesiswaan
Pengawasan dan pengelolaan dalam urusan kesiswaan di sekolah
harus menitikberatkan pada siswa sebagai objek dan subjek didik.
b. Kurikulum
Kurikulum di sekolah hendaknya disesuaikan dengan kemampuan,
minat dan kebutuhan dan tuntutan siswa Selain itu, tentu harus
relevan dengan visi, dan tujuan pendidikan disekolah tersebut.
Perumusan kurikulum terdiri dan empat komponen dasar yang
sangat berhubungan satu sama lain. Diantaranya isi kurikultim,
tujuan kuriokulkum, evaluasi dan kegiatan belajar mengajar.
c. Sarana dan prasarana
Pengawasan pengelolaan mesti mendapat perhatian dan kepala
sekolah. Setiap sekolah harus memiliki asumsi “Manajemen dan
Pengawasan” yang mencakup kepada semua komponen sekolah
seperti tenaga kependidikan & pendidik, keuangan, kurikulum,
kesiswaan, dan yang terakhir adalah yang sekarang sedang kita
bahas yakni sarana dan prasarana sekolah.
d. Tenaga pendidik dan kependidikan
Pengawasan personil sekolah dimaksudkan supaya terciptanya
pelayanan pendidikan/ pengajaran terhadap siswa sehingga sesuai
dengan tujuan pendidikan yang diharapkan. Mengingat sekolah
merupakan media pembelajaran bagi semua persionil sekolah, agar
supaya efektif dan efisien maka personil sekolah harus professional
akan setiap pekerjaan dan tanggung jawabya disertai dengan etos
kerja yang baik pula, terutama pegawai tata usaha yang harus
melayani siswa atau mahasiswa { di perguruan tinggi) dalam
urusan akademiknya.
e. Anggaran/keuangan sekolah
Konsep biaya secara umum berlaku dalam produksi barang atau
jasa. Produksi barang atau jasa yang memerlukan sejumlah
pengorbanan dari para pemilik faktor produksi. Jika seorang
pemilik faktor produksi menyerahkan faktor produksi kepada
seorang produsen atau pemasok barang atau jasa, maka biaya bagi
pemilik faktor produksi yaitu hilangnya pemakaian {consumption
forgone). Karena itu produsen wajar memperoleh biaya sebagai
pengganti kerugian atas sejumlah faktor produksi yang
dipergunakan untuk menghasilkan barang/jasa tersebut baik berupa
upah, gaji, honorarium, bunga, sewa, maupun ongkos-ongkos
pembayaran lainnya.
2. Supervise akademik
Pengawasan merupakan bagian dari fungsi administrasi pendidikan
yang pelaksanaannya ditekankan pada pengawasan proses pembelajaran
yang lebih dikenal dengan istilah supervisi pendidikan (instmctional
supervision). istilah supervisi pendidikan (insirudionai supervision)
disebut juga educational supervision yang mengacu pada misi utama
organisasi pendidikan dalam sekolah, yaitu kegiatan pengawasan
pendidikan yang ditujukan untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu
pendidikan. (Djam’an Satori).
Dalam Undang Undang Nomor 20/2003 antara lain dijelaskan
bahwa salah satu tenaga kependidikan adalah Pengawas Sekolah yang
berkewajiban menilai dan membina penyelenggaraan pendidikan dalam
rangka pembinaan, pengembangan, perlindungan peningkatan mutu, dan
pelayanan sekolah. Selanjutnya, Berdasarkan PP N0. 19 Tahun 2005 oleh
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dan Permen Diknas Nomor
12 Tahun 2007 tentang pengawas pendidikan wajib memiliki kompetensi,
yakni kompetensi persyaratan rekrutmen, kompetensi profesi dan
kompetensi personal. Pengawasan mempunyai fungsi agar setiap pekeijaan
yang dilaksanakan merupakan suatu hasil keija yang sesuai dengan aturan
dan norma yang telah ditentukan. Fungsi sentral supervisi adalah
pembinaan ke arah perbaiakan (improvement) dan/atau peningkatan
(development) situasi pendidikan dan pengajaran pada umumnya,
khususnya perbaikan dan peningkatan mutu belajar peserta didik melalui
bantuan ‘ beberapa bimbingan atau tuntunan kepada guru-guru untuk
melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya”.
Seorang pengawas periu memiliki wawasan dasar yang berkenaan
dengan kepengawasan manjerial dan akademik, untuk meningkatkan
produktivitas pendidikan di tingkat persekolahan, yakni bagaimana fungsi
kepengawasan dapat menciptakan efektivitas dan efisiensi penggunaan
sumber daya pendidikan dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan
Nasional. Oleh karena itu, seorang pengawas periu memiliki sikap
profesionalitas kerja yang mampu mendukung fungsi dan perannya dengan
memiliki pemahaman terhadap substansi pengawasan yang telah diuraikan
tersebut di atas, dan pemahaman serta penguasaan terhadap supervisi
pengajaran
DAFTAR PUSTAKA

Bangan, P., Fesio, P. R. O., & Pengaw, N. (2001). Pengem bangan pro fesio
nalitas pengaw as pendidikan.
Susanti, A., & Indonesia, U. P. (2016). EFEKTIFITAS PENGELOLAAN
PENGEMBANGAN. 2, 37–51.

Anda mungkin juga menyukai