Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

EFEKTIFITAS,EFESIENSI,PRODUKTIFITAS

MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

Oleh :

Oleh :

Nama : Wilinson Aris Djolawang

kelas : C

Semester : V

Kelompok : 6

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS TRIBUANA KALABH
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, segala puji kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telahmemberikan
kemudahan kepada kelompok kami dalam menyelesaikan makalah inidengan baik. Shalawat
serta salam tak lupa kami curahkan kepada baginda RasulullahSaw.Makalah ini bertujuan untuk
memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah

kami yaitu “manajemen berbasis sekolah” yang memuat tentang efektivitas, efisensi,
produktivitas MBS.Walaupun makalah ini kurang sempurna dan masih memiliki
banyakkekurangan, tapi juga memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca.Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan tentunya juga bermanfaat bagi penulis. Walaupun
makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan,kami mohon untuk saran dan kritiknya. Terima
kasih.Watampone, 23 April 2019Penyusun,

DAFTAR ISI

SAMPUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN 1A.

Latar Belakang

Rumusan Masalah .

Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN 3A.

Pengertian Efektivitas, Efisiensi, dan Produktivitas MBS

Pengaruh Rendahnya Efektivitas MBS dalam Meningkatkan MutuPendidikan dari Segi Input
dan Output

Solusi Untuk Mengatasi Rendahnya Efektivitas MBS dalamMeningkatkan Mutu Pendidikan


Dari Segi Input dan Output

BAB III PENUTUP

Kesimpulan
BAB I

PENDAHULUANA.

Latar BelakangMunculnya manajemen berbasis sekolah dikuatkan dengan keluarnya


Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 25 Tahun 2000 tentangKewenangan
Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom. dengandiberlakukannya otonomi
daerah yang juga merupakan perwujudan Undang-Undangnomor 23 Tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah, maka Pemerintah Daerahmemiliki kewenangan untuk megembangkan
daerahnya masing-masing.Manajemen berbasis sekolah adalah salah satu upaya pemerintah
dalam perubahan sistem reformasi pendidikan agar mencapai peningkatan kualitas sumberdaya
manusia. Pada awalnya reformasi tidak mencakup bidang pendidikan, akantetapi seiring
berjalannya waktu reformasi kemudian mencakup bidang pendidikan.Hal ini merupakan
perombakan sistem pembangunan pendidikan oleh pemerintahyang disebabkan karena terbukti
kurang efektif, efisien, dan produktif.Sehubungan dengan hal itu, keberhasilan penerapan MBS
dalam pendidikandapat dilihat dari efektivitas, efisiensi, dan produktivitas yang saling terkait
danmempengaruhi. Sejak awal efektivitas, efisiensi, dan produktivitas MBS harusditetapkan agar
dampaknya dapat diketahui terhadap pencapaian pendidikan. Dengandemikian, kelemahan-
kelemahan atau kekurangan-kekurangan dapat diketahui dandiperbaiki dari sejak awal sementara
kelebihan dan kekuatannya dapat dipertahankan.B.
Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud efektivitas, efisiensi, dan produktivitas MBS?.

Bagaimana pengaruh rendahnya efektivitas MBS dalam meningkatkanmutu pendidikan dari segi
input danoutput .

Apa solusi untuk mengatasi rendahnya efektivitas MBS dalammeningkatkan mutu pendidikan
dari segi input dan output ?

Tujuan PenulisanDengan adanya makalah ini, penulis mengharapkan dapat:.

Memahami apa yang dimaksud dengan efektivitas, efisiensi, dan produktivitas MBS.

Mengetahui pengaruh rendahnya efektivitas MBS dalam meningkatkanmutu pendidikan dari segi
input dan output

Mengetahui solusi untuk mengatasi rendahnya efektivitas MBS dalammeningkatkan mutu


pendidikan dari segi input dan output

.
BAB II

PEMBAHASANA.

Pengertian Efektivitas, Efisiensi, dan Produktivitas MBS

Efektivitas MBS Efektivitas MBS yang dimaksud adalah tingkat ketercapaian tujuan
peningkatan mutu di sekolah. Mendayagunakan sumber daya manusia dan pendukunglainnya
untuk mencapa tujuan yang diharapkan.Menurut Mulyasa (2017: 82) menyatakan efektivitas
adalah adanyakesesuaian antara orang yang melaksanakan tugas dengan sasaran yang
dituju.Efektivitas bagaimana suatu berhasil dengan mendapatkan dan memanfaatkan sumberdaya
dalam usaha mewujudkan tujuan operasional. Efektivitas MBS berarti bagaimana MBS berhasil
melaksanakan semua tugas pokok sekolah, menjalin partisipasi masyarakat, mendapatka serta
memnfaatkan sumber daya, sumber dana,dan sumber belajar untuk mewuujudkan tujuan sekolah.
Efektivitas MBS ini dapatdilihat berdasarkan teori sistem dan dimensi waktu.Berdasarkan teori
sistem, kriteria efektivitas harus mencerminkan keseluruhansiklus

input-output yaitu harus mencerminkan hubungan timbal balik antaramanajemen berbasis


sekolah dan lingkungan sekitarnya. Sedangkan yang berdasarkandimensi waktu, efektivitas MBS
dapat diamati dalam beberapa jangkauan yaitu: 1)Efisiensi jangka pendek yang berfungsi untuk
menunjukkan hasil menunukkan hasilkegiatan dalam kurun waktu sekitar satu tahun dengan
kriteria kepuasan, efisiensi,dan produksi; 2) Efisiensi jangka menengah dalam waktu sekitar lima
tahun, dengankriteria perkembangan serta kemampuan beradaptasi dengan lingkungan dan
perusahaan; dan 3) Efisiensi jangka panjang adalah untuk menilai waktu yang akandatang diatas
lima tahun digunakan kriteria kemampuan untuk melangsungkan hidupdan kemampuan
membuat perencanaan strategis bagi kegiatan di masa depan.

Thomas melihat efektivitas pendidikan dalam kaitannya dengan produktivitas, berdasarkan tiga
dimensi berikut:a.

The administrator production function: meninjau produktivitas sekolahdari segi keluaran


administrative missal layanan yang dapat diberikandalam proses pendidikan. b.

The psychologist’s production function: berupa keluaran, perubahan perilaku peserta didik
berdasarkan nilai akademik.c.

The ecinomic’s production function: produktivitas sekolah ditinjau darisegi keluaran ekonomis
yang berkaitan dengan pembiayaan layanan pendidikan sekolah.Efektifitas dapat dijadikan
barometer untuk mengukur keberhasilan pendidikan antara lain dengan, 1) validitas intern yaitu
serangkaian tes dan penilaianyang dirancang untuk mengukur secara pasti ketercapaian sasaran
suatu program pendidikan; dan 2) validitas eksternal yaitu serangkaian tes dan penilaian
yangdirancang untuk mengukur secara pasti perilaku suatu program pendidikan secaraintern
telah valid.Adapun indikator-indikator keefektivan dalam setiap tahapannya antara lain:a.
Indikator input : karakteristik guru, fasilitas, perlengkapan, dan materi pendidikan serta
kapasitas manajemen. Indikator process: administrative, alokasi waktu guru, dan alokasi waktu
peserta didik.c. Indikator output : hasil perolehan peserta didik dan dinamika sistemsekolah,
prestasi belajar siswa, dan hasil perilaku/sikap siswa, dll.d.

Indikator outcome: jumlah lulusan ketingkat berikutnya, prestasi belajar disekolah yang lebih
tinggi dan pekerjaan, serta pendapatan

Dengan demikian, jika ada hubungan dengan efektivitas MBS, barometerefektivitas dapat dilihat
dari kualitas program, ketepatan penyusunan, kepuasan,keluwesan, dan adaptasi, semangat kerja,
motivasi, ketercapaian tujuan, ketepatanwaktu, serta ketepatan pendayagunaan sarana, prasarana,
dan sumber belajar dalammeningkatkan kualitas pendidikan di sekolah.

Efisiensi MBSEfisiensi dalam MBS adalah mendayagunakan sumber daya manusia dansumber
daya yang ada dengan menggunakan waktu dan biaya seminimal mungkinuntuk mencapai tujuan
yang diharapkan dalam meningkatkan mutu pendidikan disekolah.Di samping perlu dilihat dari
segi efektivitasnya, pemberlakuan ManajemenBerbasis Sekolah (MBS) juga harus dianalisis dari
segi efisiensi. Efisiensi merupakanaspek penting dalam manajemen sekolah karena sekolah
umumnya dihadapkan padamasalah kelengkapan sumber dana, dan secara langsung berpengaruh
terhadapkegiatan manajemen. Jika efektivitas dilihat dari perbandingan antara rencana
dengantujuan yang dicapai maka efisiensi lebih ditekankan pada perbandingan antara

input atau sumber daya dengan output. Suatu kegiatan efisien bila tujuan dapat dicapisecara
optimal dengan penggunaan atau pemakaian sumber dana yang minimal.Efisiensi juga
merupakan perbandingan antara input dan output, tenaga dan hasil, perbelanjaan dan masukan,
biaya serta kesenangan yang dihasilkan.Efisiensi dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu
efisiensi internal danefisiensi eksternal.
Produktivitas MBS Produktivitas dalam MBS yang dimaksud adalah hasil-hasil capaian
nyatasekolah yang berlangsung secara terus-menerus, bergerak terus-menerus, danmeningkat.
Konsep produktivitas pada awalnya dikemukakan oleh Quesney, seorangekonom Perancis pada
tahun 1776. Oleh karena itu, produktivitas senantiasadikaitkan dengan kegiatan ekonomi, yakni
mencapai hasil yang sebesar-besarnyadengan menggunakan sumber daya atau dana yang sekecil-
kecilnya.Produktivitas dalam dunia pendidikan berkaitan dengan keseluruhan proses penataan
dan penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan pendidikan secaraefektif dan efisien.
Seiring dengan bertambahnya waktu, semakin besar pula modaluntuk pendidikan. Sekolah pun
menjadi semakin berkembang karena semakin besarnya tuntutan pendidikan yang harus
dikembangkan. Secara sederhana produktivitas pendidikan dapat diukur dengan melihat indeks
pengeluaran riil pendidikan seperti dalam. National Income Blue Book, dengan cara
menjumlahkan pengeluaran dari banyaknya peserta didik yang dididik. Namun, cara ini
merupakancara pengukuran yang sangat kasar terhadap produk riil kependidikan, bahkandalamm
pemikiran sekarang hal ini tidak berarti sama sekali. Cara ini tidakmenceritakan kualitas lulusan
program pendidikan.Thomas (1979) dalam (Mulyasa, 2017:83) mengemukakan bahwa
produktivitas pendidikan dapat ditinjau dari tiga dimensi, yaitu:a.

Meninjau produktivitas dari segi keluaran administrative, yaitu seberapa besar dan seberapa baik
layanan yang dapat diberikan dalam suatu proses pendidikan.

Meninjau produktivitas dari segi keluaran perubahan perilaku, yaitudengan melihat nilai-nilai
yang diperoleh peserta didik sebagai suatugambaran dari prestasi akademik yang telah
dicapainya dalam periodetertentu.

Melihat produktivitas sekolah dari keluaran ekonomis yang berkaitandengan pembiayaan


layanan pendidikan di sekolah, hal ini mencakup“harga” layanan yang diberikan (pengerbanan
atau (cost ) dan “perolehan”yang ditimbulkan oleh layanan itu atau disebut “peningkatan nilai
baik”

Dalam mengukur produktivitas pendidikan, termasuk produktivitas MBSsebagai paradigm baru


manajemen pendidikan, dapat digunakan metode dan tekhnikyang berbeda. Sehubungan dengan
itu, daam hal ini dikemukakan kajian yang berkaitan dengan tenaga kerja kependidikan, guru,
dan gaji guru,ahli ekonomi dansekolah, serta pendidikan dan pertumbuhan ekonomi, yang
diakhiri dengan analisi produktivitas sekolah konservatismenya tinggi, upaya menemukan alat
untuk meningkatkan peradapanterhambat.Rencana pendidikan seharusnya dipandang sebagai
bagian dari programekonomi umum untuk meningkatkan kehidupan ekonomi masyarakat. Ada
dua alasanuntuk hal tersebut, pertama karena pendidikan harus membenarkan klaim padasumber-
sumber nasional dan kompetisinya dengan layanan-layanan sosial, sepertilayanan kesehatan
masyarakat dan investasi dalam modal fisik. Kedua, pengalamantelah menunjukkan bahwa
pertumbuhan yang berimbang memerlukan suatu integrasiseluruh aspek kehidupanekonomi dan
sosial.Untuk itu pendidikan pada umumnya dipandang memiliki tiga peranan yangutama, (1)
menyediakan tenaga kerja dan teknisi terampil, (2) menghasilkan suatuiklimpertumbuhan
melalui peningkatan kemampuan berpikir masyarakat luarkebutuhan dan kesulitan mereka
sehari-hari, (3) untuk mengerjakan kemampuan pendidikan dasar kepada anak-anak yang berasal
dari keluarga petani pedesaan.Pendidikan merupakan suatu senjata yang sangat potensial baik
untuk pertumbuhan ekonomi masyarakat maupun untuk masyarakat maupun untukkemajuan
masyarakat pada umumnya. Karena itu, tujuan-tujuan pendikan harusdirancang dengan cermat,
namun tetp berkaitan secara erat dengan bagian-bagian laindari program pembangunan
masyarakat, agar penyelenggaraan pendidikan bisa lebihmurah secara financial demikian pula
dengan sumber-sumbernya.Jika faktor produktivitas diata dihubungkan dengan MBS, dapat
dikemukakan bahwa karakteristik umum sekolah yang produktif dapat dilihat dari bentuk dan
sifatsekolah tersebut. Hal tersebut antara lain berupa peningkatan jumlah dan
kualitaskemampuan yang dimiliki oleh peserta didik setelah mengikuti pembelajaran.
untukmendorong sekolah yang produktif perlu diperhatikan berbagai faktor yang memiliki
pengaruh terhadap tinggi rendahnya produktivitas, seperti moral, etika kerja,

motovasi, jaminan sosial, sikap, disiplin kesehatan, kesempatan berprestasi,lingkungan dan


suasana kerja teknologi, kebijakan pemerintah dan besarnya pendapatan, serta sarana produksi.
Faktor-faktor tersebut harus senantiasadiperhatikan dalam MBS untuk menghasilkan sekolah
yang produktif, efektif, danefisien.Penerapan MBS dalam sistem pemerintahan yang masih
cenderung berpusattentulah akana banyak pengaruhnya. Perlu diingatkan bahwa penerapan MBS
akansangat sulit jika para pejabat pusat dan daerah masih bertahan untuk menggenggamsendiri
kewenangan yang seharusnya didelegasikan ke sekolah. Bagi para pejabatyang haus kekuasaan
seperti itu, MBS adalah ancaman besar.Dengan maraknya perintisan sekolah-sekolah unggulan
dan terpadumerupakan salah satu bentuk aktualisasi penerapan MBS. Terlebih sekolah
unggulandan terpadu ini menampilkan sajian kurikulum yang menarik, efektif, efisien, dansangat
produktif dalam menungjang proses belajar bagi peserta didik. Dengan penerapan full day
schooling , para siswa diberikan fasilitas yang lebih dari biasnyadiberikan di sekolah-sekolah
negeri/kenvensional. Dengan demikian perkembangansekolah-sekolah islam terpadu/unggulan
dapat menjadi salah satu contoh sekolahyang telah menggunakan manajemen berbasis sekolah
yang baik sesuai dengankurikulum sendiri yang dipadupadankan dengan kurikulum nasionl.B.

Pengaruh Rendahnya Efektivitas MBS dalam Meningkatkan Mutu Pendidikandari Segi Input
dan Output Pendidikan yang ada di Indonesia masih membutuhkan perhatian dari segi
pengelolaan dan pelaksanaanya dikarenakan keadaan Indonesia yang beragam baiksecara
geografis dan demografis. World Bank (2014) dalam penelitiannyamenerangkan bahwa sistem
sekolah di Indonesia sangat luas dan bervariasi.

Semakin berkembangnya zaman memasuki persaingan dunia internasionalyang semakin bebas


dalam segala bidang termasuk bidang pendidikan, menuntutlembaga pendidikan mengedepankan
kualitas berbagai aspek yang turutmempengaruhi keberhasilan tercapainya tujun pendidikan.
Namun, persoalan dalamdunia pendidikan khususnya menyangkut masalah pengelolaan dan
penyelenggaran pendidikan turut berkontribusi menjadi faktor penghambat bagi setiap lembaga
pendidikan dalam hal ini yang bersifat formal untuk mengembangkan danmemajukan
kelembagaan. Hal tersebut dapat ditelusuri dengan melihat realita danfakta di lapangan bahwa
masalah utama yang mempersulit lembaga pendidikan untuk berkembang dan maju dikarenakan
adanya ketergantungan dengan pemerintah pusatyang masih terlalu tinggi dalam hamper semua
aspek/bidang, tanpa dibarengi usahasecara mandiri dari pihak lembaga pendidikan.Berdasarkan
yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa kriteria efektivitasharus mencerminkan keseluruhan
siklus input dan output yaitu harus mencerminkanhubungan timbal balik antara manajemen
berbasis sekolah dan lingkungandisekitarnya. Adapun indicator input dalam keefektivan MBS
yaitu karekteristikguru, fasilitas, perlengkapan, dan materi pendidikan serta kapasitas
manajemen.Sedangkan indicator outputnya yaitu hasil perolehan peserta didik dan
dinamikasistem sekolah, prestasi belajar siswa, dan hasil perilaku/sikap siswa, dll.Dari segi input
pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Contohnyadari segi gurunya sendiri dalam
proses belajar mengajar guru lebih mementingkanhasil dari pembelajaran dibandingkan dengan
proses pembelajaran. Dalam pembelajaran metode yang digunakan pun belum efektif karena
masih berpusat padaguru. permasalahan lain yang berkaitan dengan guru yakni, masih ada guru
yangmengajar tidak sesuai dengan bidang keahliannya. Contohnya di SD sekarang,ditemukan
beberapa guru yang bertugas sebagai guru kelas akan tetapitidak memiliki otonomi pengeloalaan
melalui manajemen berbasis sekolah sebagian besar keputusan pendidikan harus dibuat ditingkat
sekolah.Solusi masalah dari segi input yaitu seharusnya metode pembelajaran yangdigunakan
tidak hanya berpusat pada guru, tetapi juga berpusat pada siswa sehinggamereka lebih mampu
menguasai pembelajaran dan juga tidak pasif dalam belajar.Dan juga Seharusnya pemerintah
lebih menekankan aturan mengenai penempatanseorang guru yang sesuai dengan latar belakang
pendidikannya, misalnya saja disekolah dasar seorang guru yang mengajar lebih baik diutamakan
seorang yang berpendidikan PGSD. Seperti yang dikemukakan Nur Agus Salim dalam
penelitiannya yaitu dalam pengelolaan sekolah sangat diperlukan orang yang benar- benar mapan
dalam bidangnya terutama dalam pengelolaan sekolah yang efektif.Dari segi output , solusi yang
dapat diberikan untuk meningkatkan mutu pendidikan yakni dengan memaksimalkan penerapan
kurikulum 2013. Seperti yangkita ketahui K13 sangat menekankan pada nilai-nilai afektif.
Dengan menerapkanK13 ini diharapkan mampu meningkatkan sikap/perilaku peserta didik.
denganadanya keseimbangan antara nilai-niai afektif dan nilai kognitif peserta didik makadapa
meningkatkan mutu pendidikan.

BAB III

PENUTUP.
Kesimpulan

Efektivitas MBS adalah tingkat ketercapaian tujuan peningkatan mutu disekolah. Efisiensi dalam
MBS adalah mendayagunakan sumber daya manusia dansumber daya yang ada dengan
menggunakan waktu dan biaya seminimal mungkinuntuk mencapai tujuan yang diharapkan
dalam meningkatkan mut pendidikandisekolah. Sedangkan produktivitas MBS adalah hasil-hasil
capaian nyata sekolahyang berlangsung secara terus-mene

rus, bergerak terus-menerus, dan meningkat.Adapun pengaruh rendahnya efektivitas MBS dalam
meningkatkan mutu pendidikan dari segi input dan output yaitu terdapat pada gurunya sendiri,
dari segi input pendidikan di indonesia masih rendah, sedangkan dari segi outputnya, masih
banyak sekolah yang lebih memperhatikan akademik dari pada non akademik
pesertadidiknya.Adapun solusi dari masalah tersebut yaitu, dari segi input metode pembelajaran
yang digunakan oleh guru tidak hanya berpusat pada guru, tetapi juga berpusat pada siswa.
pemerintah juga harus lebih menekankan aturan mengenai penempatan seorang guru yang sesuai
dengan latar belakang pendidikannya.Sedangkan solusi dari segi outputnya yaitu dengan
memaksimalkan penerapankurikulum 2013.

Saran

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan,maka dari itu penulis
mengharapkan saran dan kritikan yang mendukung dari para pembaca sekalian yang dapat
membuat makalah ini mejadi lebih baik kedepannya.

Anda mungkin juga menyukai