MAKALAH
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah “manajemen
berbasis sekolah”
DI SUSUN OLEH
KELOMPOK 10
2023
2
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kemudahan kepada kelompok kami dalam menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Shalawat serta salam tak lupa kami curahkan kepada baginda Rasulullah
Saw.
Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah
kami yaitu “manajemen berbasis sekolah” yang memuat tentang efektivitas, efisensi,
produktivitas MBS.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan tentunya juga
bermanfaat bagi penulis. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan,
kami mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.
Penyusun,
Kelompok 10
2
3
DAFTAR ISI
SAMPUL i
KATA PENGANTAR ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Penulisan 1
BAB II PEMBAHASAN 3
A. Kesimpulan 15
B. Saran 15
DAFTAR PUSTAKA
3
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud efektivitas, efisiensi, dan produktivitas MBS?
2. Bagaimana pengaruh rendahnya efektivitas MBS dalam meningkatkan
mutu pendidikan dari segi input dan output?
3. Apa solusi untuk mengatasi rendahnya efektivitas MBS dalam
meningkatkan mutu pendidikan dari segi input dan output?
C. Tujuan Penulisan
Dengan adanya makalah ini, penulis mengharapkan dapat:
1. Memahami apa yang dimaksud dengan efektivitas, efisiensi, dan
produktivitas MBS.
4
5
BAB II
5
6
PEMBAHASAN
6
7
7
8
2. Efisiensi MBS
8
9
efisiensi eksternal adalah hubungan antara biaya yang digunakan untuk menghasilkan
tamatan dan keuntungan kumulatif (individual, sosial, ekonomik, dan non-ekonomik)
yang didapat setelah pada kurun waktu yang panjang diluar sekolah. Analisis biya
manfaat merupakan alat utama untuk mengukur efisiensi eksternal.
3. Produktivitas MBS
9
10
pendidikan seperti dalamm National Income Blue Book, dengan cara menjumlahkan
pengeluaran dari banyaknya peserta didik yang dididik. Namun, cara ini merupakan
cara pengukuran yang sangat kasar terhadap produk riil kependidikan, bahkan
dalamm pemikiran sekarang hal ini tidak berarti sama sekali. Cara ini tidak
menceritakan kualitas lulusan program pendidikan.
10
11
Masalah urgen yang perlu dianalisis dalam hal ini adalah sistem gaji guru.
studi tentang sistem gaji guru dibatasi tidak hanya pada pendapatan guru, tetapi juga
menyangkut bayaran pensiun, bayaran untuk berlibur, dan lain-lain. Dalam batas-
batas absolute dapat dikatakan bahwa sistem penggajian guru sudah lebih baik dari
sebelumnya karena lebih banyak aspek yang tengah dipertimbangkan.
Jika dikaji dari segi, mengajar adalah sebuah profesi maka distribusi sistem
penggajian guru adalah sempit, dan bahkan ada yang menganggap bahwa sistem
penggajian guru mengalami kemunduran.
11
12
menentukan gajinya. Sistem penggajian guru seharusnya tidak dilakukan secara kaku
tetapi dilakukan dengan fleksibel.
12
13
Untuk itu pendidikan pada umumnya dipandang memiliki tiga peranan yang
utama, (1) menyediakan tenaga kerja dan teknisi terampil, (2) menghasilkan suatu
iklimpertumbuhan melalui peningkatan kemampuan berpikir masyarakat luar
kebutuhan dan kesulitan mereka sehari-hari, (3) untuk mengerjakan kemampuan
pendidikan dasar kepada anak-anak yang berasal dari keluarga petani pedesaan.
13
14
14
15
15
16
latar belakang pendidikan yang sesuai (PGSD). Hal ini sejalan dengan penelitian
yang pernah dilakukan Rahayu Dwi Ningsih.
sedangkan dari segi output pendidikan, masih banyak terdapat sekolah yang
hanya memperhatikan prestasi akademik (academic achievement) peserta didiknya
saja seperti nilai UN, lomba karya ilmiah, dan cara berpikir, tanpa memperhatikan
prestasi non akademiknya (nonacademic achievement) seperti sikap/akhlak, perilaku
sosial yang positif, solidaritas, toleransi, kedisiplinan, serta keterampilan (Abdau
Qur’ani Habib & Imam Machali)
Seiring dengan perjalan waktu pada saat memasuki dekade 2000-an secara
perlahan paradigma tentang manajemen pendidikan berubah menyesuaikan tuntutan
masyarakat yang menginginkan pengelolaan pendidikan berjalan secara demokratis.
Hal ini menjadi titik awal dilaksanakannya pengelolaan lembaga pendidikan yang
memadukan peran internal yakni segenap warga sekolah dan pihak eksternal yakni
para stakeholders pendidikan serta didukung oleh pemerintah.
16
17
Solusi masalah dari segi input yaitu seharusnya metode pembelajaran yang
digunakan tidak hanya berpusat pada guru, tetapi juga berpusat pada siswa sehingga
mereka lebih mampu menguasai pembelajaran dan juga tidak pasif dalam belajar.
Dan juga Seharusnya pemerintah lebih menekankan aturan mengenai penempatan
seorang guru yang sesuai dengan latar belakang pendidikannya, misalnya saja di
sekolah dasar seorang guru yang mengajar lebih baik diutamakan seorang yang
berpendidikan PGSD. Seperti yang dikemukakan Nur Agus Salim dalam
penelitiannya yaitu dalam pengelolaan sekolah sangat diperlukan orang yang benar-
benar mapan dalam bidangnya terutama dalam pengelolaan sekolah yang efektif.
Dari segi output, solusi yang dapat diberikan untuk meningkatkan mutu
pendidikan yakni dengan memaksimalkan penerapan kurikulum 2013. Seperti yang
kita ketahui K13 sangat menekankan pada nilai-nilai afektif. Dengan menerapkan
K13 ini diharapkan mampu meningkatkan sikap/perilaku peserta didik. dengan
adanya keseimbangan antara nilai-niai afektif dan nilai kognitif peserta didik maka
dapa meningkatkan mutu pendidikan.
17
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun solusi dari masalah tersebut yaitu, dari segi input metode
pembelajaran yang digunakan oleh guru tidak hanya berpusat pada guru, tetapi juga
berpusat pada siswa. pemerintah juga harus lebih menekankan aturan mengenai
penempatan seorang guru yang sesuai dengan latar belakang pendidikannya.
Sedangkan solusi dari segi outputnya yaitu dengan memaksimalkan penerapan
kurikulum 2013.
B. Saran
18
19
DAFTAR PUSTAKA
Salim, N. A., Samarinda, U. M., Kelua, G., Ulu, S., Ulu, S., & Samarinda, K. (2007).
MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH. Jurnal, vol 2 (1) 10
Sudadio. (n.d.). Education Quality Improvent of Basic and Secondary In The Banten
Province By Operation Managemen School. Jurnal Pendidikan (2)
19