MATEMATIKA
Disusun oleh:
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan atas kehadirat Allah SWT. Tuhan semesta alam
yang telah memberikan rahmat-Nya berupa kesempatan dan wawasan sehingga
makalah ini bias dapat diselesaikan tepat waktu.
Tujuan penyusunan makalah ini gina pemenuhan tugas dari mata kuliah
Edupreneurship serta sebagai sarana memperluas wawasan kepada para pembaca
dan juga penulis mengenai eduprenership dalam dunia pendidikan. Terima kasih
juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
mencurahkan ide-ide, tenaga dan pengetahuannya sehingga makalah dengan judul
“Manajemen Edupreneurship dalam Prodi Matematika” dapat diselesaikan
dengan baik.
Namun terlepas dari itu, kami mengerti masih terdapat kekurangan dari
makalah yang kami susun ini, sehingga kami mohon atas kritik dan saran yang
membangun terhadap makalah ini demi hasil hasil karya tulis yang lebih baik
kedepannya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................
A. Struktur Organisasi...................................................................................6
B. Penjaminan Mutu Produk Pendidikan......................................................7
C. Penjaminan Mutu Jasa Pendidikan...........................................................9
BAB III PENUTUP ..............................................................................................................................
A. Kesimpulan .........................................................................................13
B. Saran.....................................................................................................13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendekatan inovatif dibutuhkan oleh mahasiswa pendidikan matematika di
tingkat perguruan tinggi dalam menerjang berbagai tantangan untuk mengembangkan
kualitas pembelajaran. Tantangan tersebut mencakup rendahnya minat mahasiswa
terhadap mata pelajaran matematika, kebutuhan akan metode pembelajaran yang
lebih dinamis, dan keterlibatan yang kurang dari dunia industri dalam menyusun
kurikulum yang relevan. Dalam mengatasi tantangan ini, konsep kewirausahaan
pendidikan atau edupreneurship sebagai solusi yang cocok dan menjanjikan.
Edupreneurship memiliki cakupan sebagai pengintegrasian prinsip-prinsip
kewirausahaan dalam lingkungan pendidikan, pengembangan ide kreatif,
implementasi inovasi, dan kesiapan untuk mengambil risiko dalam merancang
pengalaman pembelajaran yang lebih menarik dan efektif ikut terlibat dalam hal
tersebut. Dalam konteks Program Studi Pendidikan Matematika, dimana pemahaman
konsep dan aplikasi matematika sangat penting, edupreneurship dapat menjadi kunci
untuk merespon dinamika perubahan pendidikan dan kebutuhan pasar kerja yang
terus berkembang. Adopsi teknologi, pengembangan kurikulum yang lebih relevan,
dan keterlibatan aktif dengan industri merupakan aspek-aspek edupreneurship yang
dapat memberikan dampak positif pada pembelajaran matematika.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja struktur organiasi dalam manajemen edupreunership?
2. Apa saja penjamin mutu Produk pendidikan?
3. Apa saja penjamin mutu jasa?
4
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui struktur organiasi dalam manajemen edupreunership
2. Agar mengetahui Apa saja penjamin mutu Produk pendidikan
3. Untuk mengetahui Apa saja penjamin mutu jasa
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Struktur Organisasi
Dalam pengembangan edupreneurship, perlu dilakukan penyempurnaan terhadap
tujuan, manajemen lembaga, dan budaya kerja organisasi. Oleh karena itu,
mendukung perubahan dengan pendekatan manajemen yang lebih fleksibel menjadi
suatu kebutuhan esensial. Pengaruh faktor lingkungan global sangat signifikan
terhadap sistem manajemen suatu lembaga. Lingkungan organisasi mencakup
serangkaian kekuatan dan kondisi yang beroperasi di luar batas-batas organisasi,
tetapi memiliki dampak terhadap kemampuan seorang manajer dalam memperoleh
dan mengelola sumber daya. Dalam pengaruh globalisasi, penggunaan open system
merupakan pilihan yang cukup tepat dalam manajemen lingkungan organisasi dengan
lingkungan eksternal sebagai sumber dayanya Setelah itu, dilakukan transformasi
menjadi produk atau layanan, yang kemudian dikembalikan ke lingkungan tersebut.
Dalam konteks pendidikan, pemanfaatan berbagai bentuk kerjasama dengan
lingkungan eksternal, seperti terlibat dengan dunia usaha dan industri, berpartisipasi
dalam komite sekolah, dan melibatkan masyarakat umum, merupakan eksekusi dari
prinsip sistem terbuka.. Kolaborasi ini merupakan bagian integral dari persiapan
lulusan agar relevan dengan kebutuhan organisasi atau dapat menghasilkan produk
dan layanan sesuai dengan kebutuhan mereka. Di tengah dinamika yang sering terjadi,
diperlukan struktur organisasi yang responsif dan fleksibel
Terdapat tiga peran dalam Struktur organisasi yang mendukung edupreneurship
memiliki tiga peran utama, yaitu: akademik, non-akademik, dan profit. Bagian
akademik memiliki tanggung jawab untuk menekankan pencapaian akademik siswa,
merencanakan kegiatan, dan menyusun proposal untuk mengajukan dana kepada
berbagai lembaga donor. Bagian profit beroperasi di bidang mengoptimalkan sumber
daya sekolah untuk meningkatkan pendanaan. Dengan bekerja secara sinergis, ketiga
unit tugas ini berfungsi sebagai penyeimbang antara kemampuan teknis (hard skill)
dan keterampilan interpersonal (soft skill)
6
Struktur organisasi Business Center (BC) sesuai dengan panduan pengembangan
BC SMK dapat diuraikan sebagai berikut:
Kualitas / mutu adalah representasi atau ciri keseluruhan dari barang atau jasa
yang mencerminkan pemenuhan kebutuhan yang memuaskan atas hal-hal yang
diinginkan. Goetsch dan Davis (sebagaimana dikutip oleh Fandy Tjiptono pada
tahun 2004) menyatakan bahwa kualitas adalah bagian integral dari produk, jasa,
manusia, proses, dan lingkungan, yang memiliki sifat dinamis dalam memenuhi
keinginan pelanggan..
Ada perbedaan makna antara konsep mutu dalam industri perdagangan dan
industri penyedia jasa. Produk yang dihasilkan dalam industri perdagangan dapat
secara langsung diamati, diraba, dan diukur. Sebaliknya, produk dalam industri jasa
tidak dapat terlihat atau dijelaskan melalui pengalaman langsung. Mutu dalam
industri manufaktur dapat diukur berdasarkan kenyamanan, kinerja, keandalan tanpa
cacat, fitur, daya tahan pemakaian, dan ketersediaan layanan perbaikan jika terjadi
kerusakan pada produk. Untuk industri jasa, penilaian mutu hanya dapat diperoleh
melalui sudut pandang pengguna layanan dan konsistensi layanan dari waktu ke
waktu.
7
Penilaian mutu dapat dilakukan dengan survei pasar untuk memastikan
kesesuaian produk dan jasa yang disediakan dengan kebutuhan pelanggan. Meskipun
perusahaan sudah menusahakan hasil yang efektif, mutu harus tetap diidentifikasi dari
beberapa aspek yaitu fungsi, orang, semua bagian dan semua kegiatan. Hanya dengan
tidak terlaksananya satu elemen dalam perusahaan maka dapat berakibat rusaknya
citra mutu dalam perusahaan tersebut. Mutu terbagi menjadi 3 konsep yaitu :
8
6. Instructional Personnel Qualifications: Kualifikasi Personil Instruksional
7. Funding and Support: Pendanaan dan Dukungan
8. Contract Management: Manajemen Kontrak
9. Oversight and Assistance: Pengawasan dan Bantuan
10. Data Management: Pengelolaan Data
Layanan merupakan hasil yang tidak dapat dilihat atau bersifat intangible,
9
Layanan tidak dapat disimpan dalam inventori, tetapi dapat dianggap sebagai
bentuk produksi,
Terdapat hubungan langsung yang erat antara pelanggan dan proses
pelayanan, di mana pelanggan berperan sebagai penerima layanan dan
perusahaan sebagai pemberi layanan
10
2. Reliability, yang mencakup konsistensi dalam memberikan pelayanan
sesuai dengan perjanjian dan aturan kepada pelanggan dengan tepat dan
benar.
3. Responsiveness, yaitu kesadaran dan tanggung jawab organisasi untuk
memberikan pelayanan secara cepat.
4. Assurance, atau jaminan, melibatkan kepercayaan konsumen bahwa
karyawan memiliki kemampuan melayani pelanggan dengan baik, melalui
wawasan, tanggung jawab, sopan santun, dan sebagainya.
5. Empathy, melibatkan perasaan atau tindakan kepedulian, memberikan
perhatian, dan menjaga perasaan pelanggan. (Zethaml 1990:21-22)
11
pelayanan yang diciptakan. Pelayanan yang memuaskan menjadi harapan lembaga
sebagai sarana menarik lebih banyak pelanggan untuk bekerjasama dengan lembaga.
Dengan itu, secara otomatis peningkatan pertumbuhan, perluasan dan keuntungan
lembaga secara beriringan akan terlaksana.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Dari penjelasan yang telah dipaparkan, penulis menyarankan kepada pembaca,
agar dapat memanfaatkan makalah ini sebagai sumber ilmu dan referensi untuk
membuat tulisan terkait yang lebih baik lagi. Selain itu agar dapat memahami
edupreneurship dalam konteks pendidikan secara mendalam.
13
DAFTAR PUSTAKA
14