Anda di halaman 1dari 14

MANAJEMEN EDUPRENEURSHIP DALAM PRODI

MATEMATIKA

Dosen Pengampu: Dr. Juliani, S.Ag. M.Pd.I

Disusun oleh:

1. Alfi Khairi Siregar (0305202009)


2. Nelliani Putri (0305202014)
3. Yona Elya Siregar (0305202116)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan atas kehadirat Allah SWT. Tuhan semesta alam
yang telah memberikan rahmat-Nya berupa kesempatan dan wawasan sehingga
makalah ini bias dapat diselesaikan tepat waktu.

Tujuan penyusunan makalah ini gina pemenuhan tugas dari mata kuliah
Edupreneurship serta sebagai sarana memperluas wawasan kepada para pembaca
dan juga penulis mengenai eduprenership dalam dunia pendidikan. Terima kasih
juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
mencurahkan ide-ide, tenaga dan pengetahuannya sehingga makalah dengan judul
“Manajemen Edupreneurship dalam Prodi Matematika” dapat diselesaikan
dengan baik.

Namun terlepas dari itu, kami mengerti masih terdapat kekurangan dari
makalah yang kami susun ini, sehingga kami mohon atas kritik dan saran yang
membangun terhadap makalah ini demi hasil hasil karya tulis yang lebih baik
kedepannya.

Medan, November 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................

DAFTAR ISI .........................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................................................

A. Latar Belakang Masalah.........................................................................4


B. Rumusan Masalah .................................................................................4
C. Tujuan Penulisan ...................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................................

A. Struktur Organisasi...................................................................................6
B. Penjaminan Mutu Produk Pendidikan......................................................7
C. Penjaminan Mutu Jasa Pendidikan...........................................................9
BAB III PENUTUP ..............................................................................................................................
A. Kesimpulan .........................................................................................13
B. Saran.....................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................................

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendekatan inovatif dibutuhkan oleh mahasiswa pendidikan matematika di
tingkat perguruan tinggi dalam menerjang berbagai tantangan untuk mengembangkan
kualitas pembelajaran. Tantangan tersebut mencakup rendahnya minat mahasiswa
terhadap mata pelajaran matematika, kebutuhan akan metode pembelajaran yang
lebih dinamis, dan keterlibatan yang kurang dari dunia industri dalam menyusun
kurikulum yang relevan. Dalam mengatasi tantangan ini, konsep kewirausahaan
pendidikan atau edupreneurship sebagai solusi yang cocok dan menjanjikan.
Edupreneurship memiliki cakupan sebagai pengintegrasian prinsip-prinsip
kewirausahaan dalam lingkungan pendidikan, pengembangan ide kreatif,
implementasi inovasi, dan kesiapan untuk mengambil risiko dalam merancang
pengalaman pembelajaran yang lebih menarik dan efektif ikut terlibat dalam hal
tersebut. Dalam konteks Program Studi Pendidikan Matematika, dimana pemahaman
konsep dan aplikasi matematika sangat penting, edupreneurship dapat menjadi kunci
untuk merespon dinamika perubahan pendidikan dan kebutuhan pasar kerja yang
terus berkembang. Adopsi teknologi, pengembangan kurikulum yang lebih relevan,
dan keterlibatan aktif dengan industri merupakan aspek-aspek edupreneurship yang
dapat memberikan dampak positif pada pembelajaran matematika.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja struktur organiasi dalam manajemen edupreunership?
2. Apa saja penjamin mutu Produk pendidikan?
3. Apa saja penjamin mutu jasa?

4
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui struktur organiasi dalam manajemen edupreunership
2. Agar mengetahui Apa saja penjamin mutu Produk pendidikan
3. Untuk mengetahui Apa saja penjamin mutu jasa

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Struktur Organisasi
Dalam pengembangan edupreneurship, perlu dilakukan penyempurnaan terhadap
tujuan, manajemen lembaga, dan budaya kerja organisasi. Oleh karena itu,
mendukung perubahan dengan pendekatan manajemen yang lebih fleksibel menjadi
suatu kebutuhan esensial. Pengaruh faktor lingkungan global sangat signifikan
terhadap sistem manajemen suatu lembaga. Lingkungan organisasi mencakup
serangkaian kekuatan dan kondisi yang beroperasi di luar batas-batas organisasi,
tetapi memiliki dampak terhadap kemampuan seorang manajer dalam memperoleh
dan mengelola sumber daya. Dalam pengaruh globalisasi, penggunaan open system
merupakan pilihan yang cukup tepat dalam manajemen lingkungan organisasi dengan
lingkungan eksternal sebagai sumber dayanya Setelah itu, dilakukan transformasi
menjadi produk atau layanan, yang kemudian dikembalikan ke lingkungan tersebut.
Dalam konteks pendidikan, pemanfaatan berbagai bentuk kerjasama dengan
lingkungan eksternal, seperti terlibat dengan dunia usaha dan industri, berpartisipasi
dalam komite sekolah, dan melibatkan masyarakat umum, merupakan eksekusi dari
prinsip sistem terbuka.. Kolaborasi ini merupakan bagian integral dari persiapan
lulusan agar relevan dengan kebutuhan organisasi atau dapat menghasilkan produk
dan layanan sesuai dengan kebutuhan mereka. Di tengah dinamika yang sering terjadi,
diperlukan struktur organisasi yang responsif dan fleksibel
Terdapat tiga peran dalam Struktur organisasi yang mendukung edupreneurship
memiliki tiga peran utama, yaitu: akademik, non-akademik, dan profit. Bagian
akademik memiliki tanggung jawab untuk menekankan pencapaian akademik siswa,
merencanakan kegiatan, dan menyusun proposal untuk mengajukan dana kepada
berbagai lembaga donor. Bagian profit beroperasi di bidang mengoptimalkan sumber
daya sekolah untuk meningkatkan pendanaan. Dengan bekerja secara sinergis, ketiga
unit tugas ini berfungsi sebagai penyeimbang antara kemampuan teknis (hard skill)
dan keterampilan interpersonal (soft skill)

6
Struktur organisasi Business Center (BC) sesuai dengan panduan pengembangan
BC SMK dapat diuraikan sebagai berikut:

 Penanggung jawab: Diemban oleh Kepala Sekolah


 Manager BC: Dilakukan oleh Praktisi atau Profesional
 Bagian Keuangan: Dikelola oleh seorang Guru
 Bagian Pengadaan: Diurus oleh seorang Praktisi
 Bagian Personalia: Diseleksi oleh seorang Guru
 Bagian Kelembagaan: Ditangani oleh seorang Guru
 Bagian Gudang dan Perlengkapan: Dikerjakan oleh seorang Praktis.

B. Penjaminan Mutu Produk Pendidikan

Kualitas / mutu adalah representasi atau ciri keseluruhan dari barang atau jasa
yang mencerminkan pemenuhan kebutuhan yang memuaskan atas hal-hal yang
diinginkan. Goetsch dan Davis (sebagaimana dikutip oleh Fandy Tjiptono pada
tahun 2004) menyatakan bahwa kualitas adalah bagian integral dari produk, jasa,
manusia, proses, dan lingkungan, yang memiliki sifat dinamis dalam memenuhi
keinginan pelanggan..

Ada perbedaan makna antara konsep mutu dalam industri perdagangan dan
industri penyedia jasa. Produk yang dihasilkan dalam industri perdagangan dapat
secara langsung diamati, diraba, dan diukur. Sebaliknya, produk dalam industri jasa
tidak dapat terlihat atau dijelaskan melalui pengalaman langsung. Mutu dalam
industri manufaktur dapat diukur berdasarkan kenyamanan, kinerja, keandalan tanpa
cacat, fitur, daya tahan pemakaian, dan ketersediaan layanan perbaikan jika terjadi
kerusakan pada produk. Untuk industri jasa, penilaian mutu hanya dapat diperoleh
melalui sudut pandang pengguna layanan dan konsistensi layanan dari waktu ke
waktu.

7
Penilaian mutu dapat dilakukan dengan survei pasar untuk memastikan
kesesuaian produk dan jasa yang disediakan dengan kebutuhan pelanggan. Meskipun
perusahaan sudah menusahakan hasil yang efektif, mutu harus tetap diidentifikasi dari
beberapa aspek yaitu fungsi, orang, semua bagian dan semua kegiatan. Hanya dengan
tidak terlaksananya satu elemen dalam perusahaan maka dapat berakibat rusaknya
citra mutu dalam perusahaan tersebut. Mutu terbagi menjadi 3 konsep yaitu :

1. Pengendalian mutu (QC) bertindak sebagai pendeteksi berbagai komponen


yang tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan. Pada tahap ini terjadi
penolakan atau pembuangan produk yang tidak layak.
2. Penjaminan mutu (QA) proses yang dibutuhkan sebagai pengendali dan
pencegahan kegagalan mulai dari tahap pertama hingga akhir. Proses ini
dilaksanakan sebelum, selama dan sesudah tahapan berlangsung
3. Mutu total (TQM) agar setiap anggota staf mampu bekerja secara optimal
untuk dapat memuaskan harapan pelanggan dan struktur perusahaannya maka
dihasilkanlah budaya mutu.

Mencapai jaminan mutu dapat dicapai melalui efektivitas manajemen internal,


yang mencakup penggunaan yang efektif dari sumber daya manusia, sistem, fasilitas,
keuangan, dan pengembangan budaya kerjasama yang positif. Dalam konteks institusi
pendidikan, kesuksesan jaminan mutu memerlukan kontribusi berkualitas dari setiap
anggota organisasi pada setiap prosesnya. Mutu harus menjadi bagian dari budaya
kerja setiap anggota sebagai upaya pengembangan edupreneurship.

Berikut adalah 10 kriteria penjaminan mutu dalam praktik pendidikan:

1. Entry Transition: Penerimaan


2. On-Site Transition: Perencanaan Mahasiswa
3. Exit Transition: Pergi
4. Curriculum: Akademik
5. Support Services: Layanan Pendukung

8
6. Instructional Personnel Qualifications: Kualifikasi Personil Instruksional
7. Funding and Support: Pendanaan dan Dukungan
8. Contract Management: Manajemen Kontrak
9. Oversight and Assistance: Pengawasan dan Bantuan
10. Data Management: Pengelolaan Data

Penjaminan mutu dalam lembaga pendidikan bertujuan sebagai langkah


antisipatif terhadap berbagai permasalahan yang mungkin timbul selama
berlangsungnya proses pendidikan. Proses penjaminan mutu dimulai dengan tahap
seleksi masuk (entry transition), penempatan kelas yang sesuai dengan kemampuan
siswa (on-site transition), dan kelulusan (exit transition) yang mengikuti standar yang
ditetapkan. Setelah penerimaan siswa, lembaga memberikan jaminan mutu kepada
mereka melalui penerapan kurikulum, layanan pendukung, dan penggunaan tenaga
pengajar yang memiliki kualifikasi kompeten, dengan tujuan mencapai hasil optimal.

C. Penjaminan Mutu Jasa


Bagian dari fungsi manajemen adalah pelayanan kepada pelanggan, yang terdiri
dari siswa, orangtua siswa, dan pihak masyarakat lain yang memiliki kepentingan
dalam organisasi pendidikan. merupakan pelanggan dari organisasi. Produk jasa
melakukan pelayanan dengan tujuan pemenuhan kebutuhan pelanggan. Albrecht
dalam Lovelock (1992:10) mendefinisikan pelayanan sebagai “ a total organization
approach that makes quality of service as perceived by the customer, the number one
driving force for the operation of the business”. Kekuatan penggerak utama dalam
menjalankan bisnis yaitu penerimaan pengguna jasa akan kualitas pelayanan
organisasi. Layanan adalah jenis produk jasa yang tidak dapat dilihat secara fisik
tetapi dapat dinilai kualitasnya. Menurut Gazpers (1997:241), karakteristik produk
jasa atau layanan melibatkan beberapa aspek:

 Layanan merupakan hasil yang tidak dapat dilihat atau bersifat intangible,

9
 Layanan tidak dapat disimpan dalam inventori, tetapi dapat dianggap sebagai
bentuk produksi,
 Terdapat hubungan langsung yang erat antara pelanggan dan proses
pelayanan, di mana pelanggan berperan sebagai penerima layanan dan
perusahaan sebagai pemberi layanan

Mutu pelayanan dapat dinilai secara kualitatif, meskipun diketahui bahwa


pelayanan merupakan elemen abstrak dari suatu produk. Nisjar (1997:126)
mengidentifikasi beberapa ciri khas yang menjadi indikator keunggulan dalam
pelayanan yang sebaiknya dimiliki oleh perusahaan penyedia layanan.

1) Kemudahan dalam pemahaman dan pelaksanaan prosedur pelayanan


2) Memberikan kepastian dan kejelasan dalam pelayanan
3) Pelayanan yang diberikan haruslah benar-benar diusahakan agar terlaksananya
pelayanan yang efektif dan efisien.
4) Informasi mengenai pelayanan secara terbuka harus dengan mudah dapat
diakses oleh pelanggan dimanapun dan kapanpun.
5) Mengutamakan pelayanan pelanggan dalam kondisi apapun termasuk
pelayanan secara teknis ataupun administrasi. ”Customer is king and customer
is always right”.

Kualitas suatu produk, baik barang maupun jasa, diidentifikasi dengan


mempertimbangkan preferensi pelanggan. Fitzsimmons (1994:190) menyatakan
bahwa mengingat kompleksitas kualitas pelayanan, penilaian terhadap kualitas
pelayanan dapat dianalisis melalui lima aspek, yakni:

1. Tangibles, seperti fasilitas fisik, penampilan pegawai, peralatan


pendukung, alat komunikasi, dan isi materi yang disampaikan, yang dapat
dilihat oleh pelanggan.

10
2. Reliability, yang mencakup konsistensi dalam memberikan pelayanan
sesuai dengan perjanjian dan aturan kepada pelanggan dengan tepat dan
benar.
3. Responsiveness, yaitu kesadaran dan tanggung jawab organisasi untuk
memberikan pelayanan secara cepat.
4. Assurance, atau jaminan, melibatkan kepercayaan konsumen bahwa
karyawan memiliki kemampuan melayani pelanggan dengan baik, melalui
wawasan, tanggung jawab, sopan santun, dan sebagainya.
5. Empathy, melibatkan perasaan atau tindakan kepedulian, memberikan
perhatian, dan menjaga perasaan pelanggan. (Zethaml 1990:21-22)

Terdapat beberapa factor pendukung agar pelayanan mampu memuaskan dan


dapat dilaksanakan dengan baik. Berdasarkan kajian teori dapat diidentifikasi factor
tersebut yaitu : pimpinan yang sadar akan tindakannya dan kemantapan tugas yang
dilaksanakan pegawai, terdapat aturan yang lengkap, mekanisme sistem yang
dilaksanakan organisasi bersifat dinamis, pegawai dapat memenuhi kebutuhan hidup
mereka melalui pendapatan yang cukup, Kemampuan dan keterampilan yang sesuai
dengan tugas atau pekerjaan yang diemban, serta ketersediaan sarana pelayanan yang
cocok dengan jenis dan bentuk tugas atau pekerjaan tersebut. Ada pertimbangan yang
perlu dipertimbangkan untuk memastikan penyelenggaraan sistem pelayanan yang
optimal:

1) Komitmen yang dimiliki manajer dalam menciptakan sistem pelayanan;


2) Pengenalan terhadap pelanggan secara khusus
3) Mengembangkan standar kinerja pelayanan
4) Perekrutan, pelatihan dan pemberian gift terhadap prestasi staf; dan
5) Menciptakan kesinambungan terhadap perbaikan

Pandangan pelanggan merupakan titik dari keberhasilan suatu lemaga mendukung


Kemudahan akses dan kepuasan pelanggan merupakan hasil dari keidealan system

11
pelayanan yang diciptakan. Pelayanan yang memuaskan menjadi harapan lembaga
sebagai sarana menarik lebih banyak pelanggan untuk bekerjasama dengan lembaga.
Dengan itu, secara otomatis peningkatan pertumbuhan, perluasan dan keuntungan
lembaga secara beriringan akan terlaksana.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam pengaruh globalisasi, penggunaan open system merupakan pilihan yang


cukup tepat dalam manajemen lingkungan organisasi dengan lingkungan eksternal
sebagai sumber dayanya Setelah itu, dilakukan transformasi menjadi produk atau
layanan, yang kemudian dikembalikan ke lingkungan tersebut. Terdapat tiga peran
dalam Struktur organisasi yang mendukung edupreneurship memiliki tiga peran
utama, yaitu: akademik, non-akademik, dan profit.

B. Saran
Dari penjelasan yang telah dipaparkan, penulis menyarankan kepada pembaca,
agar dapat memanfaatkan makalah ini sebagai sumber ilmu dan referensi untuk
membuat tulisan terkait yang lebih baik lagi. Selain itu agar dapat memahami
edupreneurship dalam konteks pendidikan secara mendalam.

13
DAFTAR PUSTAKA

Fimela (2 September 2013). Lifestyle relationship, tips sukses cerdas siasati


perbedaan generasi di kantor. Diakses dari http://www.fimela.com/
Gasperz, V. (1997). Manajemen kualitas dalam industri jasa. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Hirdinis. (17 September 2009). Kepuasan dan Loyalitas Konsumen, Seminar
Manajemen Pemasaran. Jakarta: Fakultas Ekonomi PKK Mercubuana.
Point Development International. (2006). Standar Sistem Manajemen Mutu. Smart
Partner and Solution
Wickham P. A. (2006) Strategic Entrepreneurship, Harlow: Pearson Education.

14

Anda mungkin juga menyukai