Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

Model, Produk, Praktik Inovasi Pendidikan

OLEH:

DZUL ASRI RIZKAINI


2220203886108065
SAPARUDDIN 2220203886108055
MUHAMMAD 2220303886108045

Makalah Disusun Untuk Memenuhi Tugas Difusi dan Inovasi


Pendidikan

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
PAREPARE
2023
KATA PENGANTAR

‫ِبْســــــــــــــــــِم ِهللا الَّرْح َمِن الَّر ِح ْيِم‬

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha Esa karena
atas berkat dan karuniaNya yang telah dilimpahkan kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah yang berjudul “Model, Produk,
Praktik Inovasi Pendidikan” ini tentu jauh dari kesempurnaan dan masih banyak
terdapat kekurangan dalam penyelesaiannya, untuk itu saran dan masukan dari
para pembaca sangatlah dibutuhkan .

Dalam pembuatan makalah ini mengucapkan banyak terima kasih kepada


berbagai pihak yang telah membimbing dalam penyelesaian tugas ini, khususnya
kepada dosen pengampuh mata kuliah Difusi dan Inovasi Teknologi PAI yaitu
Bapak Dr. Muh. Dahlan, M.A. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua khususnya pada para pembaca dan memberikan kritik dan saran dari
pembaca yang budiman. Akhir kata kami mengucapkan banyak terima kasih.

Parepare, 08 November 2023

Kelompok 5

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan Masalah.............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
A. Identifikasi Inovasi Pendidikan.....................................................................3
B. Inovasi pada 8 standar nasional pendidikan..................................................4
C. Inovasi hasil para pelaku pendidikan............................................................9
D. Pendidikan Hasil Para Pelaku Non Pendidik dan Kependidikan................12
BAB III PENUTUP...............................................................................................14
A. Kesimpulan.................................................................................................14
B. Saran............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan melibatkan perubahan dan pengembangan dalam pendekatan


serta metode pembelajaran dan pengajaran. Inovasi pendidikan bertujuan untuk
meningkatkan efektivitas, efisiensi, dan relevansi pendidikan agar dapat
memenuhi kebutuhan dan tuntutan zaman yang terus berkembang.

Model Inovasi Pendidikan merujuk pada pendekatan atau kerangka kerja


yang digunakan untuk mengubah cara pendidikan diberikan. Model-model ini
dapat berupa pendekatan pembelajaran berbasis proyek, flipped classroom,
blended learning, atau metode pembelajaran lainnya yang berfokus pada interaksi
aktif antara guru dan siswa.

Produk Inovasi Pendidikan merujuk pada pengembangan atau


implementasi teknologi, alat, atau materi pembelajaran baru yang bertujuan untuk
meningkatkan pengalaman belajar siswa. Contohnya adalah aplikasi mobile untuk
pembelajaran interaktif, perangkat lunak pembelajaran adaptif, atau perangkat
keras pendukung pembelajaran.

Praktik Inovasi Pendidikan melibatkan penggunaan metode dan


pendekatan baru dalam proses pembelajaran dan pengajaran. Ini mencakup
strategi pembelajaran kolaboratif, pengembangan kurikulum yang relevan dengan
dunia nyata, penggunaan penilaian formatif, dan pendekatan personalisasi
pembelajaran yang mengakui keunikan setiap siswa.

Dalam keseluruhan, inovasi pendidikan bertujuan untuk memperbaiki


kualitas dan hasil pendidikan dengan memanfaatkan teknologi, metodologi baru,
dan pendekatan yang lebih adaptif. Inovasi pendidikan dapat membantu
menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih menarik, inklusif, dan relevan
bagi siswa di era digital saat ini

1
2

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Identifikasi inovasi pendidikan?


2. Bagaimana Inovasi pada 8 standar nasional pendidikan?
3. Bagaimana Inovasi hasil para pelaku pendidikan?
4. Bagaimana Pendidikan hasil para pelaku non pendidik dan kependidikan?

C. Tujuan Masalah

1. Untuk Mengetahui Identifikasi inovasi pendidikan


2. Untuk Mengetahui Inovasi pada 8 standar nasional pendidikan
3. Untuk Mengetahui Inovasi hasil para pelaku pendidikan
4. Untuk Mengetahui Pendidikan hasil para pelaku non pendidik dan
kependidikan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Identifikasi Inovasi Pendidikan

Inovasi pendidikan adalah upaya yang dilakukan untuk memperbaiki


aspek-aspek pendidikan dengan cara yang baru dan kualitatif berbeda dari yang
ada sebelumnya. Inovasi pendidikan sengaja dirancang dan diimplementasikan
untuk meningkatkan kemampuan serta mencapai tujuan tertentu dalam
pendidikan. Tujuan tersebut dapat meliputi peningkatan kualitas pembelajaran,
peningkatan keterlibatan siswa, peningkatan efektivitas pengajaran, atau
pengembangan keahlian dan kompetensi peserta didik. 1 Dengan melakukan
inovasi pendidikan, diharapkan dapat menciptakan perbaikan yang signifikan
dalam sistem pendidikan, meningkatkan hasil belajar siswa, dan meningkatkan
relevansi pendidikan dengan kebutuhan masyarakat dan dunia kerja.

Inovasi pendidikan di Indonesia dapat dilihat dari empat aspek, yaitu


tujuan pendidikan, struktur pendidikan dan pengajaran, metode kurikulum dan
pengajaran serta perubahan terhadap aspek-aspek pendidikan dan proses.
Sedangkan pembaharuan pendidikan dapat merupakan perubahan yang mendasar
di dalam pendidikan yang akan menyangkut baik sasaran maupun kebijakan di
dalam pendidikan. Karena itu suatu pembaharuan pendidikan selalu merupakan
tindakan yang bersifat politis, berdasarkan suatu landasan ideologis. Meskipun
pembaharuan tidak selalu harus merupakan suatu perubahan yang besar. Jadi
pembaharuan umumnya akan mempengaruhi banyak disiplin antara lain: sistem
tenaga kerja, pemeliharaan kesehatan, penggunaan waktu terluang dan
kemungkinan sistem perekonomian. 2

1
Syafaruddin, Asrul, and Mesiono, Inovasi Pendidikan (Medan: Perdana Publishing,
2021).
2
Muhammad Ridhi Jihadi, “Pengaruh Inovasi Pendidikan Bagi Pendidikan Bangsa
Indonesia,” 2011, 1–6.

3
4

Dalam pelaksanaan inovasi pendidikan, guru harus tetap memperhatikan


aspek materi yang akan diterapkan. Dengan adanya inovasi pembelajaran maka
proses kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar, kondusif dan
kreatif sehingga dapat menumbuhkan semangat belajar peserta didik. Dan juga
tercapainya tujuan pembelajaran dan pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi
belajar peserta didik. Peserta didik adalah objek utama dalam pendidikan, peserta
didik mempunyai peran yang sdominan. Peserta didik dapat menentukan
keberhasilan belajar melalui penggunaan inteligensi, daya motorik, pengalaman,
kemauan, dan komitmen yang timbul dalam dirinya tanpa paksaan. Hal ini terjadi
apabila peserta didik juga dilibatkan dalam proses inovasi pendidikan.3

B. Inovasi pada 8 standar nasional pendidikan

Standar pendidikan menjadi acuan dalam proses pendidikan, sedangkan


kurikulum berkaitan erat dengan proses pembelajaran yang terdiri dari tujuan,
proses, dan evaluasi. Selain itu, asesmen juga merupakan kegiatan penting dalam
penilaian yang dapat digunakan untuk melakukan perbaikan dalam pembelajaran
di lembaga atau instansi sekolah. Badan Standar Kurikulum dan Asesmen (BSNP)
merupakan lembaga yang bertanggung jawab dalam mengembangkan dan
menyusun standar, kurikulum, dan asesmen dalam pengelolaan sistem pendidikan
di Indonesia. BSNP memiliki peran penting dalam merumuskan standar nasional
pendidikan, merancang kurikulum yang sesuai dengan standar tersebut, serta
mengembangkan instrumen penilaian yang digunakan dalam asesmen. 4

Inovasi pada 8 standar nasional pendidikan dapat mencakup berbagai


aspek. Berikut ini adalah beberapa contoh inovasi yang dapat diterapkan pada
masing-masing standar:

1. Pencapaian Standar Isi

3
Jihadi.
4
A Setiawan and S Gunawan, “K KEBIJAKAN INOVASI PENDIDIKAN DALAM
STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN: Kebijikan Standar Nasional Pendidikan,” AL
GHAZALI: Jurnal Pendidikan … 2, no. 1 (2022): 1–14,
https://jurnal.staialjami.ac.id/index.php/AL_GHAZALI/article/view/54%0Ahttps://
jurnal.staialjami.ac.id/index.php/AL_GHAZALI/article/download/54/24.
5

Sesuai dengan dengan pengembangan mutu sekolah dan berdasarkan


konsep manajemen berbasis sekolah, maka SDITA menyusun dan
mengembangkan sendiri kurikulum sesuai dengan kebutuhan satuan pendidikan
meskipun harus mengacu pada standar nasional yang ditetapkan BSNP. Artinya
pelaksanaan kurikulum yang dilakukan oleh SD Negeri dan SD Swasta yang
menjadi objek penelitian menyatakan bahwa mereka sama-sama menyusun dan
mengembang-an kurikulum sesuai kebutuhan sekolah dengan mengacu pada
standar nasional pendidikan.

SDITA terhadap penyelenggaraan dan penerapan kurikulum dilakukan


dalam bentuk pengajaran berdasarkan prinsip pelaksanaan kurikulum yang sudah
disusun dan disahkan oleh yayasan dan dinas pendidikan. Penyusunan silabus
mata pelajaran pada SDITA dalam setiap mata pelajaran disusun berdasarkan
ketentuan BSNP, sehingga standar yang diinginkan oleh pemerintah pusat dapat
tercapai dan pengembangan yang dinginkan yayasan tetap berjalan sesuai dengan
tujuan yayasan. Artinya dalam konteks penyusunan silabus secara umum sudah
dilakukan berdasarkan ketentuan BSNP karena sudah melibatkan pihak-pihak
yang memang seharusnya terlibat. Akan tetapi pada sekolah negeri seperti yang
dijelaskan di atas masih banyak pertimbangan dan perbandingan yang mereka
adopsi dari silabus-silabus sekolah-sekolah ternama yang diambil dari internet.

Penetapan KKM yang dilakukan oleh pihak sekolah baik swasta maupun
negeri adalah melalui pembentukan tim kerja yang bertugas menyusun dan
menetapkan rumusan KKM secara bersama-sama antar guru, kepala sekolah dan
perwakilan wali murid atau komite sekolah.

2. Pencapaian Standar Proses

Secara umum guru membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


disusun pada setiap mata pelajaran. RPP disusun untuk setiap pertemuan
pembelajaran, walaupun untuk pertemuan berikutnya terkadang sudah disusun
juga pada saat ada waktu yang lebih banyak dan memungkinkan. RPP disusun
berdasarkan rencana tatap muka, setiap pertemuan dipisah dan memiliki lembaran
6

tersendiri karena disahkan dan ditandatangani oleh kepala sekolah. RPP yang
disusun menurut keterangan yang diperoleh harus berdasarkan pada sistematika
dan prinsip-prinsip yang dikembangkan oleh BSNP. RPP yang disusun digunakan
untuk pelaksanaan proses pembelajaran di kelas dan dilakukan sesuai dengan
BSNP baik muatan yang dimasukkan maupun sistematika yang dianjurkan.

Proses pembelajaran dilaksanakan oleh guru yang menyusun RPP


disesuaikan dengan skenario yang telah dirancangnya dan dicantumkan sesuai
dengan urutan pembelajaran yang sesungguhnya. RPP yang disusun oleh guru dan
dilaksanakan dalam proses pembelajaran memberikan kemudahan bagi guru yang
bersangkutan untuk mengingat dan menerapkan langkah-langkah pembelajaran
tersebut.5

3. Pencapaian Standar Kompetensi Lulusan

Standar kompetensi Lusan (SKL) adalah kriteria mengenai kualifikasi


kemampuan lulusan mencakup sikap, pengetahuan, keterampilan. Kompetensi ini
(KI) merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai standar kompetensi lulusan
yang harus dimiliki seorang peserta didik pada setiap tingkat kelas atau program
yang menjadi landasan pengembangan kompetensi dasar (KD). Kompotensi ini
mencakup: sikap, spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan ketempilan yang
berfungsi sebagai pengintegrasikan muatan pembelajaran, mata pelajaran atau
program dalam mencapai standar kompetensi lulusan. Kompetensi dasar adalah
kemampuan untuk mencapai kompetensi ini yang harus diperoleh peserta didik
melalui pembelajaran. Dalam setiap rumusan KD terdapat unsur kemampuan
berpikir yang dinyatakan dalam kata kerja materi. 6

4. Pencapaian Standar Pendidikan dan Tenaga Kependidikan

Sesuai dengan PP Nomor 19/2005 Pasal 28 ayat (1), pendidik harus


memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat
5
Nasyirwan, “Pencapaian 8 (Delapan) Standar Nasional Pendidikan Oleh Kepala Sekolah
Untuk Meningkatkan Mutu Lulusan,” Manajer Pendidikan 9, no. 6 (2015): 724–36.
6
Ruslan Wahyudin, Manajemen Pendidikan (Teori Dan Praktik Dalam Penylenggaraan
Sistem Pendidikan Nasional) (Yogyakarta: CV BUDI UTAMA, 2020).
7

jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pen-
didikan nasional. Ayat (2) kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) adalah tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik
yang dibuktikan dengan ijazah dan/atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai
ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Pada ayat (3), kompetensi sebagai
agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan
anak usia dini meliputi: a) kompetensi pedagogik; b) kompetensi kepribadian; c)
kompetensi profesional; dan d) kompetensi sosial. Ayat (4) seseorang yang tidak
memiliki ijazah dan/atau sertifikat keahlian sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
tetapi memiliki keahlian khusus yang diakui dan diperlukan dapat diangkat
menjadi pendidik setelah melewati uji kelayakan dan kesetaraan.

5. Standar Saran dan Prasarana

Mengacu pada PP Nomor 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,


Pasal 42 ayat (1) Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi
perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar
lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk
menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. Ayat (2) setiap
satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas,
ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang
perpus- takaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi,
ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah,
tempat bermain, tempat berkreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk
menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.

6. Standar Pengelolaan

Pengelolaan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan


menengah dalam PP 19/ 2005 Pasal 49 ayat (1), menerapkan manajemen berbasis
sekolah yang ditunjukkan dengan kemandirian, kemitraan, partisipasi,
keterbukaan, dan akuntabilitas.
8

Standar pengelolaan pendidikan oleh satuan pendidikan dasar dan


menengah dalam Permendiknas terdiri dari: 1) perencanaan program yang
meliputi visi, misi, tujuan dan rencana kerja sekolah; 2) Pelaksanaan rencana kerja
yang meliputi pedoman yang mengatur berbagai aspek pengelolaan secara tertulis,
struktur organisasi, pelaksanaan kegiatan sekolah, bidang kesiswaan (sekolah
menyusun dan menetapkan petunjuk pelaksanaan operasional mengenai proses
penerimaan peserta didik, bidang kurikulum dan kegiatan pembelajaran, bidang
pendidik dan tenaga kependidikan (sekolah menyusun program pendayagunaan
pendidik dan tenaga kependidikan), bidang sarana dan prasarana (sekolah
menetapkan kebijakan program secara tertulis mengenai pengelolaan sarana dan
prasarana, bidang keuangan dan pembiayaan (sekolah menyusun pedoman
pengelolaan biaya investasi dan operasional yang mengacu pada standar
pembiayaan), budaya dan lingkungan sekolah (sekolah menciptakan suasana,
iklim, dan lingkungan pendidikan yang kondusif untuk pembelajaran yang efisien
dalam prosedur pelaksanaan) dan peran serta masyarakat dan kemitraan sekolah
(sekolah melibatkan warga dan masyarakat pendukung sekolah dalam mengelola
pendidikan); 3) Pengawasan dan evaluasi yang meliputi program pengawasan
(sekolah menyusun program pengawasan secara obyektif, bertanggung jawab dan
berkelanjutan).

7. Standar Pembiayaan

Standar pembiayaan dalam pengelolaan sekolah swasta dan sekolah


negeri yang ada di wilayah kerja UPT-Disdik Kecamatan Curup secara umum
telah memiliki orientasi untuk memberikan sebaran pembiayaan sesuai dengan
prioritas masing-masing dalam beberapa item pembiayaan. Pelaksanaan RKAS
oleh kepala sekolah dan bendahara dilakukan secara terbuka dan bertanggung
jawab dan tidak dilakukan hal-hal yang menyimpang dalam pembayaran gaji,
honor kegiatan serta pembelajaan barang.

Standar pembiayaan yang dilakukan oleh sekolah swasta dan sekolah


negeri berdasarkan BSNP tidak terjadi perbedaan, hanya saja sekolah swasta
9

memiliki sumber biaya yang lebih dari sekolah negeri yang hanya terfokus pada
dana yang dibantukan oleh pemerintah melalui dana BOS.

8. Standar Penilaian

Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah


dalam PP 19/2005 pasal 63 ayat (1) terdiri atas: a) penilaian hasil belajar oleh
pendidik; b) penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan; dan c) penilaian hasil
belajar oleh Pemerintah.

Penilaian Hasil Belajar oleh Pemerintah dalam PP 19/2005 Pasal 66 ayat


(1) disebutkan bahwa penilaian hasil belajar sebagaimana dimaksud dalam Pasal
63 ayat (1) huruf c bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara
nasional pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu
pengetahuan teknologi dan dilakukan dalam bentuk ujian nasional. Dalam ayat (2)
tertulis Ujian nasional dilakukan secara obyektif, berkeadilan, dan akuntabel.
Sedangkan dalam ayat (3) Ujian nasional diadakan sekurang-kurangnya satu kali
dan sebanyak-banyaknya dua kali dalam satu tahun pelajaran. 7

C. Inovasi hasil para pelaku pendidikan

Inovasi pendidikan adalah tindakan menciptakan dan menyebarluaskan


suatu alat dan praktik instruksional baru, bentuk organisasi maupun teknologi.
Masalah utama yang dihadapi adalah kesulitan mengembangkan ilmu
pengetahuan yang dapat memberi titik terang untuk praktik dan perbaikan sistem.
Beberapa tahun terakhir, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah
menyediakan sekolah dengan peralatan-peralatan kinerja yang dapat
meningkatkan karakteristik siswa dan guru. Guru akan menerima aspek inovasi
dalam pendidikan dan bersedia memenuhi tantangan masa depan. Inovasi
pendidikan memainkan peran penting dalam meningkatkan kemampuan manusia
untuk perubahan dunia lebih baik. Pendidikan menjadi media utama untuk

7
Meni Handayani, “Pencapaian Standar Nasional Pendidikan Berdasarkan Hasil
Akreditasi SMA Di Provinsi DKI Jakarta,” Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan 1, no. 2 (2016):
179, https://doi.org/10.24832/jpnk.v1i2.410.
10

menciptakan sumber daya manusia yang kompeten. Perkembangan inovasi


menuntut kepercayaan akan sebuah pembaharuan. Dibutuhkan elemen yang
mendukung inovasi seperti sudut pandang baru, sumber daya manusia yang
antusias dengan perubahan, dan lingkungan yang mendukung.8

Inovasi dalam bidang pendidikan sangat penting untuk meningkatkan


efektivitas pembelajaran dan menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih baik.
Para pelaku pendidikan, seperti guru, pengelola sekolah, dan pihak terkait lainnya,
terus berusaha mengembangkan ide-ide kreatif dan solusi untuk mengatasi
berbagai tantangan dalam dunia pendidikan. Berikut beberapa inovasi yang
muncul dari para pelaku pendidikan:

1. Teknologi Digital pada Pendidikan

Pendidikan dengan teknologi digital tidak dapat terpisahkan, karena


pendidikan tanpa adanya teknologi digital maka pendidikan tersebut tidak
mengalami kebaruan, dan pelaku pendidikan pun tidak mengalami perkembangan
informasi maupun kebaruan dalam proses pendidikan. Dikutip dari pendapat
Picatoste et al. (2018, p. 12) bahwa, pendidikan teknologi digital merupakan
factor kunci membantu semua kalangan masyarakat termasuk pelaku pendidikan
dalam menghadapi revolusi keempat. Dari pendapat tersebut betapa pentingnya
pendidikan teknologi digital untuk semua kalangan masyarakat dalam
mengahadapi tantangan perubahan jaman yang semakin berkembang, yang mana
mencakup teknologi informasi dan komunikasi di dalamnya. Inovasi pendidikan
berkembang tidak hanya terpaku pada teknologi informasi dan komunikasi.9

2. Pembelajaran Berbasis Proyek (PBL)

Model pembelajaran berbasis proyek merupakan suatu model


pembelajaran yang menyangkut pemusatan pertanyaan dan masalah bermakna,
pemecahan masalah, pengambilan keputusan, proses pencarian berbagai sumber,
8
Dewi Ambarwati et al., “Studi Literatur: Peran Inovasi Pendidikan Pada Pembelajaran
Berbasis Teknologi Digital,” Jurnal Inovasi Teknologi Pendidikan 8, no. 2 (2022): 173–84,
https://doi.org/10.21831/jitp.v8i2.43560.
9
Ambarwati et al.
11

pemberian kesempatan kepada anggota untuk bekerja secara kolaborasi, dan


menutup dengan presentasi produk nyata. Model pembelajaran berbasis proyek
berfokus pada konsep dan prinsip inti sebuah disiplin, memfasilitasi mahasiswa
untuk berinvestigasi, pemecahan masalah, dan tugas-tugas bermakna lainnya,
berpusat pada siswa (students centered) dan menghasilkan produk nyata.10

3. Metode pembelajaran yang inovatif

Pelaku pendidikan telah mengembangkan metode pembelajaran yang


lebih interaktif dan menarik, seperti pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran
kolaboratif, dan flipped classroom. Metode ini mendorong partisipasi aktif siswa
dalam proses pembelajaran.

4. Kurikulum yang relevan

Pelaku pendidikan telah berusaha untuk mengembangkan kurikulum


yang lebih relevan dengan kebutuhan dan perkembangan zaman. Mereka
menambahkan mata pelajaran baru seperti teknologi informasi, kewirausahaan,
dan keterampilan 21st century ke dalam kurikulum.

5. Pengembangan keterampilan non-akademik

Selain keterampilan akademik, pelaku pendidikan juga berfokus pada


pengembangan keterampilan non-akademik seperti keterampilan sosial,
keterampilan berpikir kritis, dan keterampilan problem solving. Mereka
menyadari pentingnya keterampilan ini dalam mempersiapkan siswa untuk
menghadapi dunia nyata.

6. Pendidikan inklusif

Pelaku pendidikan telah berupaya untuk memastikan bahwa pendidikan


dapat diakses oleh semua individu tanpa memandang latar belakang, kemampuan,

10
Ni Wayan Rati, Nyoman Kusmaryatni, and Nyoman Rediani, “Model Pembelajaran
Berbasis Proyek, Kreativitas Dan Hasil Belajar Mahasiswa [Project-Based Learning Model,
Creativity and Student Learning Outcomes],” JPI : Jurnal Pendidikan Indonesia 6, no. 1 (2017):
60–71, https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JPI/index.
12

atau kebutuhan khusus mereka. Mereka telah mengembangkan program


pendidikan inklusif yang menyediakan pendidikan yang setara dan bermutu bagi
semua individu.

Inovasi-inovasi tersebut terus berkembang seiring dengan perkembangan


zaman dan kebutuhan masyarakat. Para pelaku pendidikan terus berusaha untuk
meningkatkan pendidikan dan memberikan pengalaman pembelajaran yang lebih
baik bagi siswa.

D. Pendidikan Hasil Para Pelaku Non Pendidik dan Kependidikan

Pendidik dan tenaga kependidikan pendidikan non formal adalah anggota


masyarakat yang memiliki tugas dan kewenangan dalam merencanakan dan
melaksanakan proses serta menilai hasil, melakukan, pembimbingan dan pelatihan
pada satuan pendidikan non formal. Jenis-jenis pendidik dan tenaga kependidikan
pendidikan non formal ini antara lain yaitu: 1) pamong belajar; yaitu pegawai
negeri sipil (PNS) yang diberikn tanggung jawab, wewenang dan hak secara
penuh oleh pejabat dalam rangkat pengembanagan model dan pembuatan
percontohan serta penilaian dalam rangka pengendalian mutu dan pelaksanaan
program pendidikan luar sekolah; 2) Pendidik PAUD non formal; yaitu tenaga
honor yang diberi tugas, tanggungjawab dan wewenang menyelenggarakan
pembelajaran bagi anak usia dini; 3) instruktur kursus; yitu tenaga pendidik yang
memiliki kompetensi dan sertifikasi dalam bidang keterampilan tertentu; 4) tutor
pendidikan keaksaraan dan kesetaraan; yaitu tenaga pendidik yang diberi tungas
dan tanggung jawab dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran pada program
kesetaraan (paket A, B, dan C); 5) Fasilitator desa intensif (FDI); yaitu yang
bertugas dan bertanggung jawab memberikan pelayanan pebelajaran pada desa-
desa tertinggal; 6) widyaisuara, dan sebutan lainnya.11

Dari uraian diatas sangat jelas bahwa keberadaan pendidikan non formal
sangat penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, hal ini tidak

11
SANI SUSANTI, “Meningkatkan Efektivitas Pendidikan Nonformal Dalam
Pengembangan Kualitas Sumber Daya Manusia,” Jurnal Handayani 1, no. 2 (2014): 9–19,
https://doi.org/10.24114/jh.v1i2.1255.
13

terlepas dari tujuan pendidikan non formal itu sendiri yaitu untuk melayani warga
belajar supaya dapat tumbuh dan berkembang sedini mungkin dan sepnjang
hayatnya guna meningkatkan martabat dan mutu hidupnya; membina warga
belajar agar memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap mental yang
diperlukan untuk mengembangkan diri, bekerja mencari nafkah atau melanjutkan
ke tingkat dan/atau jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan; memenuhi
kebutuhan belajar masyarakat yang tidak dapat dipenuhi dalam jalur pendidikan
sekolah. Sehingga diharapkan program pendidikan non formal dapat mencakup
berbagai aspek kehidupan yakni pendidikan bermasyarakat, pendidikan ekonomi,
dimana masyarakat mampu memenuhi kebutuhan hidupnya demi mencapai
kesejahteraan hidup melalui pendidikan kecakapan hidup, pendidikan lingkungan,
pendidikan budaya dan lain-lain.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Inovasi pendidikan memiliki peran penting dalam meningkatkan


efektivitas, efisiensi, dan relevansi pendidikan. Inovasi tersebut meliputi berbagai
aspek seperti standar isi, proses pembelajaran, penilaian, teknologi digital,
pembelajaran berbasis proyek, metode pembelajaran inovatif, kurikulum yang
relevan, dan pengembangan keterampilan non-akademik. Selain itu, inovasi
pendidikan juga mencakup penggunaan metode dan pendekatan baru dalam proses
pembelajaran dan pengajaran. Pentingnya pendidikan non-formal dan pendidikan
inklusif juga disorot dalam makalah ini sebagai upaya untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia dan memberikan akses pendidikan yang sama
untuk semua individu.

Dalam keseluruhan, inovasi-inovasi ini bertujuan untuk menciptakan


lingkungan pendidikan yang lebih responsif terhadap kebutuhan individu, lebih
relevan dengan dunia nyata, dan lebih inklusif bagi semua peserta didik. Melalui
penerapan model inovasi, pengembangan produk pendidikan yang canggih, dan
penerapan praktik inovatif, para pelaku pendidikan dapat terus berkontribusi pada
perbaikan sistem pendidikan secara global. Tetapi perlu diingat bahwa
implementasi inovasi ini memerlukan dukungan berkelanjutan, pelatihan, dan
evaluasi yang baik untuk memastikan keberlanjutan dan kesuksesannya.

B. Saran

Para pelaku pendidikan dapat menciptakan lingkungan pembelajaran


yang dinamis, responsif, dan sesuai dengan tuntutan zaman. Inovasi dalam
pendidikan bukanlah tujuan akhir, tetapi suatu proses berkelanjutan untuk
meningkatkan kualitas pendidikan dan mempersiapkan generasi muda
menghadapi masa depan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, Dewi, Udik Budi Wibowo, Hana Arsyiadanti, and Sri Susanti. “Studi
Literatur: Peran Inovasi Pendidikan Pada Pembelajaran Berbasis Teknologi
Digital.” Jurnal Inovasi Teknologi Pendidikan 8, no. 2 (2022): 173–84.
https://doi.org/10.21831/jitp.v8i2.43560.

Handayani, Meni. “Pencapaian Standar Nasional Pendidikan Berdasarkan Hasil


Akreditasi SMA Di Provinsi DKI Jakarta.” Jurnal Pendidikan Dan
Kebudayaan 1, no. 2 (2016): 179. https://doi.org/10.24832/jpnk.v1i2.410.

Jihadi, Muhammad Ridhi. “Pengaruh Inovasi Pendidikan Bagi Pendidikan Bangsa


Indonesia,” 2011, 1–6.

Nasyirwan. “Pencapaian 8 (Delapan) Standar Nasional Pendidikan Oleh Kepala


Sekolah Untuk Meningkatkan Mutu Lulusan.” Manajer Pendidikan 9, no. 6
(2015): 724–36.

Rati, Ni Wayan, Nyoman Kusmaryatni, and Nyoman Rediani. “Model


Pembelajaran Berbasis Proyek, Kreativitas Dan Hasil Belajar Mahasiswa
[Project-Based Learning Model, Creativity and Student Learning
Outcomes].” JPI : Jurnal Pendidikan Indonesia 6, no. 1 (2017): 60–71.
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JPI/index.

Ruslan Wahyudin. Manajemen Pendidikan (Teori Dan Praktik Dalam


Penylenggaraan Sistem Pendidikan Nasional). Yogyakarta: CV BUDI
UTAMA, 2020.

Setiawan, A, and S Gunawan. “K KEBIJAKAN INOVASI PENDIDIKAN


DALAM STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN: Kebijikan Standar
Nasional Pendidikan.” AL GHAZALI: Jurnal Pendidikan … 2, no. 1 (2022):
1–14. https://jurnal.staialjami.ac.id/index.php/AL_GHAZALI/article/view/
54%0Ahttps://jurnal.staialjami.ac.id/index.php/AL_GHAZALI/article/
download/54/24.

15
SUSANTI, SANI. “Meningkatkan Efektivitas Pendidikan Nonformal Dalam
Pengembangan Kualitas Sumber Daya Manusia.” Jurnal Handayani 1, no. 2
(2014): 9–19. https://doi.org/10.24114/jh.v1i2.1255.

Syafaruddin, Asrul, and Mesiono. Inovasi Pendidikan. Medan: Perdana


Publishing, 2021.

16

Anda mungkin juga menyukai