SKOR :
NOVEMBER 2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah Manajemen Pendidikan. Penulis mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah memberikan pengarahan - pengarahan sehingga dapat
menyelesaikan dengan tepat waktu. Dengan segala pengharapan dan doa semoga makalah
penulis ini dapat memberikan manfaat bagi kami khususnya dan baca umumnya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tugas ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih
banyak kekurangannya, hal ini dikarenakan keterbatasan waktu, pengetahuan dan kemampuan
yang penulis miliki. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan adanya saran dan kritik yang
sifatnya membangun untuk perbaikan dimasa yang akan datang.
Kelompok 7
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
A. Simpulan ....................................................................................................................... 10
B. Saran ............................................................................................................................. 10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu masalah pendidikan yang kita hadapi dewasa ini adalah rendahnya mutu
pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan khususnya pendidikan dasar dan
menengah. Berbagai usaha telah dilakukan, antara lain memlalui berbagai pelatihan dan
peningkatan kualifikasi guru, penyediaan dan perbaikan sarana/prasarana pendidikan,
serta peningkatan mutu manajemen sekolah. Namun demikian, berbagai indikator mutu
pendidikan belum menunjukkan peningkatan yang merata. Sebagaian sekolah, terutama
di kota-kota, menunjukkan peningkatan mutu yang cukup menggembirakan. Namun,
sebagian lainnya masih memprihatinkan. Dari berbagai pengamatan dan analisis,
sedikitnya ada dua faktor yang menyebabkan mutu pendidikan tidak mengalami
peningkatan secara merata.
Pertama, penyelenggaraan pendidikan dilakukan secara sentralistik, sehingga
sekolah sebagai penyelenggara pendidikan sangat tergantung pada keputusan birokrasi,
yang kadang-kadang kebijakan yang dikeluarkan tidak sesuai dengan kondisi sekolah
setempat. Dengan demikian, sekolah kehilangan kemandirian, motivasi, dan inisiatif
untuk mengembangkan dan memajukan lembaganya termasuk peningkatan mutu
pendidikan sebagai salah satu tujuan pendidikan nasional.
Kedua, peran serta masyarakat, khususnya orang tua siswa dalam penyelenggaraan
pendidikan selama ini sangat minim. Partisipasi masyarakat pada umumnya selama ini
lebih banyak bersifat dukungan dana, bukan pada proses pendidikan (pengambilan
keputusan, monitoring, evaluasi, dan akuntabilitas). Berkaitan dengan akunfabilitas,
sekolah tidak mempunyai beban untuk mempertanggungjawabkan hasil pelaksanaan
pendidikan kepada masyarakat, khususnya orang tua siswa, sebagai salah satu pihak
utama yang berkepentingan dengan pendidikan.
Berdasarkan kenyataan-kenyataan tersebut, perlu dilakukan upaya-upaya
perbaikan, salah satunya yang sekarang sedang dikembangkan adalah reorientasi
penyelenggaraan pendidikan, melalui manajemen berbasis sekolah (MBS). Oleh karena
itu untuk mengetahui bagaimana konsep dari manajemen berbasis sekolah (MBS)dapat
dilihat dalam pembahasan makalah ini.
1
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka yang menjadi rumusan masalahnya adalah :
C. Tujuan penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
bertugas memberikan "bekal kemampuan dasar kepada peserta didik atas dasar
ketentuan- ketentuan yang bersifat legalistik dan profesionalistik.
b) Myers dan Stonehill (mengemukakan, MBS adalah strategi untuk
memperbaiki pendidikan dengan mentransfer otoritas pengambilan keputusan
secara signifikan dari pemerintah pusat dan daerah ke sekolah-sekolah secara
individual dengan memberi kepala sekolah, guru, siswa, orangtua dan
masyarakat untuk memiliki kontrol yang lebih besar dalam proses pendidikan
dan memberikan mereka tanggungjawab tentang dana, personel dan kurikulum.
c) Fasli Jalal dan Dedi Supriadi menyatakan bahwa MBS adalah bentuk
alternatif sekolah sebagai hasil dari desentralisasi pendidikan. MBS pada
prinsipnya bertumpu pada masyarakat dan sekolah serta jauh dari birokrasi dan
sentralistik. MBS berpotensi untuk meningkatkan partisipasi masyarakat,
pemerataan, efisiensi, serta manajemen yang bertumpu pada tingkat sekolah .
d) Hal ini senada dengan pendapat Halinger yang dikutip oleh Abu-Duhou
bahwa MBS mencakup model perencanaan penyelenggaraan pendidikan
dimana kewenangan dan tanggungjawab atas berfungsinya sekolah itu sendiri
ditanggung bersama antara kantor pusat (Kementerian, Departemen pendidikan,
Kantor daerah, otoritas pendidikan lokal, dan seterusnya), dan pegawai berbasis
sekolah (para guru, kepala sekolah, dewan sekolah, dan seterusnya) yang
kesemuanya bekerja sebagai profesional dan kolega yang bekerja sam
e) Sagala (2011) menyatakan bahwa MBS mempunyai esensi memiliki
kewenangan (otonomi) lebih besar dalam mengelola dan memberdayakan
sekolah tetapi bukan egois, sehingga lebih mandiri, inovatif dan kreatif, dengan
kemandirian, sehingga sekolah lebih berdaya dalam mengembangkan program-
program yang lebih sesuai dengan kebutuhan dan potensi sekolah.
4
lingkungan sekolah yang mendukung, (d) sumber daya yang berasas pemerataan, dan
(e) standardisasi dalam hal-hal tertentu, monitoring, evaluasi, dan tes. Kelima strategi
ini akan diusahakan terpadu pelaksanaanya dengan fungsi pengelolaan sekolah,
sehingga terbentuk komponen-komponen manajemen berbasis sekolah, yakni: (1)
manajemen, (2) proses belajar mengajar, (3) sumber daya manusia, dan (4) administrasi
sekolah.
5
d) meningkatnya mutu partisipasi masyarakat dan stakeholder. Oleh karena itu,
MBS perlu diterapkan oleh setiap sekolah, karena sekolah lebih memahami
hubungan hubungan yang terdapat di lingkungan sekolah.
Dari uraian di atas dapatlah dipahami bahwa tujuan MBS antara lain sekolah akan
lebih berinisiatif kreatif dalam mengadakan dan memanfaatkan sumber daya sekolah,
sekolah akan mengetahui, kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman, sekolah akan
bertanggung jawab terhadap mutu pendidikan kepada pemerintah, orang tua peserta
didik. dan masyarakat, dan sekolah dapat melakukan persaingan yang sehat dengan
sekolah lainnya untuk meningkatkan mutu pendidikan. Sekolah yang ingin sukses
dalam pelaksanaan program MBS, harus memahami karakteristik MBS secara
profesional dan bersifat komprehensif Dalam menguraikan karakteristik MBS,
pendekatan sistem yaitu input, proses, dan put digunakan untuk memandunya (Aminah,
AR and Usman, 2015).
1. Pertama, sekolah dengan MBS memiliki misi atau cita-cita menjalankan sekolah
untuk mewakili sekelompok harapan bersama, keyakinan dan nilai-nilai
sekolah, membimbing warga sekolah di dalam aktivitas pendidikan dan
memberi arah kerja. Misi ini mempunyai pengaruh yang besar terhadap fungsi
6
dan efektivitas sekolah, karena dengan misi ini warga sekolah dapat
mengembangkan budaya organisasi sekolah yang tepat, membangun komitmen
yang tinggi terhadap sekolah, dan mempunyai inisiatif untuk memberikan
tingkat layanan pendidikan yang lebih baik.
2. Kedua, aktivitas pendidikan dijalankan berdasarkan karakteristik kebutuhan dan
situasi sekolah. Hakikat aktivitas sangat penting bagi sekolah untuk
meningkatkan kualitas pendidikan, karena secara tidak langsung
memperkenalkan perubahan manajemen sekolah dari manajemen kontrol
eksternal menjadi model berbasis sekolah.
3. Ketiga, terjadinya proses perubahan strategi manajemen yang menyangkut
hakikat manusia, organisasi sekolah, gaya pengambilan keputusan, gaya
kepemimpinan, penggunaan kekuasaan, dan keterampilan-keterampilan
manajemen. Oleh karena itu dalam konteks pelaksanaan MBS, perubahan
strategi manajemen lebih memandang pada aspek pengembangan yang tepat dan
relevan dengan kebutuhan sekolah.
4. Keempat, keleluasaan dan kewenangan dalam pengelolaan sumber daya yang
efektif untuk mencapai tujuan pendidikan, guna memecahkan masalahmasalah
pendidikan yang dihadapi, baik tenaga kependidikan, keuangan dan sebagainya.
5. Kelima, MBS menuntut peran aktif sekolah, administrator sekolah, guru, orang
tua, dan pihak-pihak yang terkait dengan pendidikan di sekolah. Dengan MBS
sekolah dapat mengembangkan siswa dan guru sesuai dengan karakteristik
sekolah masing-masing. Dalam konteks ini, sekolah berperan mengembangkan
inisiatif, memecahkan masalah, dan mengeksplorasi semua kemungkinan untuk
memfasilitasi efektivitas pembelajaran. Demikian halnya dengan unsur-unsur
lain seperti guru, orang tua, komite sekolah, administrator sekolah, dinas
pendidikan, dan sebagainya sesuai dengan perannya masing-masing.
6. Keenam, MBS menekankan hubungan antarmanusia yang cenderung terbuka,
bekerja sama, semangat tim, dan komitmen Manajemen Berbasis sekolah yang
menguntungkan.
7. Ketujuh, peran administrator sangat penting dalam kerangka MBS, termasuk di
dalamnya kualitas yang dimiliki administrator.
8. Kedelapan, dalam MBS, efektivitas sekolah dinilai menurut indikator
multitingkat dan multisegi. Penilaian tentang efektivitas sekolah harus
mencakup proses pembelajaran dan metode untuk membantu kemajuan sekolah.
7
Oleh karena itu, penilaian efektivitas sekolah harus memperhatikan
multitingkat, yaitu pada tingkat sekolah, kelompok, dan individu, serta indikator
multisegi yaitu input, proses dan output sekolah serta perkembangan akademik
siswa.
8
a. Stakeholder dari dalam organisasi. Seperti unit-unit formal (lembaga atau
pimpinan) dalam lingkungan organisasi intra sekolah/madrasah, alumni dan
lainnya), dan perorangan yang mempunyai kekuasaan dari materi, yaitu para
pejabat struktural pada semua eselon.
b. Stakeholder di luar organisasi. Seperti profesi (PGRI, Korpri, ISPI, konsorsium
pendidikan, dan sejenisnya), kelompok kerja yang ada hubungannya dengan
pendidikan 9dunia kerja bisnis, kursus-kursus, toko buku, dan unit-unit usaha
lainnya), kelompok khusus dalam masyarakat (LSM, penyandang dana,
lembaga keagamaan, lembaga kesenian, dan lain-lain), dan pemerintah, seperti
pemerintah daerah, Bappenas, departemen, dan badan pemerintahan lainnya.
9
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
10
DAFTAR PUSTAKA
Slamet PH, Manajemen Berbasis Sekolah. (Jurnal Pendidikan dan kebudayaan no.27 tahun
2000),.611.
Widyastuti, A., Simarmata, J., Meirista, E., Susanti, S. S., Dwiyanto, H., Rosyidah, M., ... &
Wula, P. (2020). Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi dan Perencanaan.
Yayasan Kita Menulis.
Nadeak, Bernadetha. 2022. Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Bandung: CV. Widina
Media Utama.
11