MODUL 3
KOORDINASI DAN KOMUNIKASI
DALAM MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
Oleh Kelompok 3 :
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Koordinasi dan
Komunikasi dalam Manajemen Berbasis Sekolah”. Penyusunan makalah ini untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Berbasis Sekolah. Kami berharap dapat
menambah wawasan dan pengetahuan khususnya dalam meningkatkan pendidikan karakter
di lingkungan sekolah bagi penulis maupun pembaca.
Menyadari banyaknya kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Karena itu, kami
sangat mengharapkan kritikan dan saran dari para pembaca untuk melengkapi segala
kekurangan dan kesalahan dari makalah ini.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
selama proses penyusunan makalah ini.
Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................................................... 1
A. Kesimpulan .............................................................................................................................. 12
B. Saran ........................................................................................................................................ 13
C. Keterbatasan ............................................................................................................................. 13
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
MBS sebagai model manajemen pendidikan yang memberikan otonomi lebih besar terhadap
sekolah, memberikan fleksibilitas, dan mendorong partisipasi stakeholder secara langsung
untuk meningkatkan mutu sekolah yang akan menciptakan keterbukaan, kerjasama yang kuat,
akuntabilitas, dan demokrasi pendidikan. MBS dipahami sebagai salah satu alternative untuk
mengelola struktur penyelenggaraan pendidikan yang menempatkan sekolah sebagai unit utama
peningkatan. MBS juga merupakan cara untuk meningkatkan motivasi kepala sekolah agar
tanggung jawab terhadap mutu peserta didik. Untuk itu, kepala sekolah sebagai pemimpin
sebaiknya mengembangkan program pendidikan secara menyeluruh dalam melayani segala
kebutuhan peserta didik. Kepemimpinan sekolah yang kuat adalah kepemimpinan yang efektif,
tangguh, mampu menggunakan fakta, menciptakan visi, memotivasi orang, memberdayakan
stafnya, mampu memimpin dan memiliki keahlian dalam arti sebenarnya.
Dalam pelaksanaan MBS, tidak hanya factor kepemimpinan yang diperhatikan, tetapi ada
koordinasi dan komunikasi yang harus selalu terjalin di antara stakeholder yang terkait dengan
sekolah. Sekolah yang melaksanakan MBS juga perlu di evaluasi dan di supervise untuk
mengetahui seberapa besar peningkatan yang telah dicapai. Partisipasi masyarakat dalam
berbagai bidang sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan MBS. Yang perlu di monitor dan
dievaluasi dalam MBS adalah konteks atau eksternal lsekolah yang berupa tuntutan dan
dukungan, yang di dalamnya ada evaluasi kebutuhan, input, proses, output, dan outcome.
Indicator keberhasilan MBS ditentukan oleh kualitas pendidikan, pemerataan pendidikan,
efektivitas dan efisiensi pendidikan, dan tata pengelolaan sekolah yang baik.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang sudah diuraikan diatas, maka dapat ditarik rumusan masalah berikut :
1. Apakah koordinasi itu?
2. Apakah manfaat koordinasi dalam MBS?
3. Apa saja jenis koordinasi itu?
4. Bagaimana cara melakukan koordinasi?
5. Apa saja jenis komunikasi ?
6. Prinsip-prinsip apa saja yang harus diperhatikan dalam komunikasi?
7. Bagaimana cara memecahkan masalah bersama di sekolah?
8. Bagaimana cara memecahkan masalah bersama dalam komunikasi?
9. Bagaimana sebaiknya hubungan sekolah dengan masyarakat dalam komunikasi?
10. Apa saja yang harus di supervisi dalam MBS?
11. Apa yang perlu di monitor dan di evaluasi dalam MBS?
12. Apa saja yang menjadi indikator keberhasilan MBS?
1
C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan pengertian koordinasi.
2. Menjelaskan manfaat koordinasi dalam MBS.
3. Menjelaskan jenis koordinasi itu.
4. Menjelaskan bagaimana cara melakukan koordinasi.
5. Menjelaskan jenis komunikasi.
6. Menguraikan prinsip-prinsip apa saja yang harus diperhatikan dalam komunikasi.
7. Menjelaskan cara memecahkan masalah bersama di sekolah.
8. Menjelaskan bagaimana cara memecahkan masalah bersama dalam komunikasi.
9. Menguraikan bagaimana sebaiknya hubungan sekolah dengan masyarakat dalam
komunikasi.
10. Menjelaskan hal-hal yang harus di supervisi dalam MBS.
11. Menjelaskan hal-hal yang perlu di monitor dan di evaluasi dalam MBS.
12. Menjelaskan yang menjadi indikator keberhasilan MBS.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
8. Menumbuhkan kesadaran kepala sekolah untuk saling memberikan bantuan satu sama lain
terutama bagi mereka yang berada dalam wilayah yang sama.
9. Menumbuhkan kesadaran kepala sekolah untuk saling memberi tahu masalah yang
dihadapi bersama dan bekerja sama dalam memecahkannya.
10. Memberikan jaminan tentang kesatuan langkah diantara para kepala sekolah/guru.
11. Menjamin adanya kesatuan kebijaksanaan diantara kepala sekolah dalam wilayah tertentu.
12. Menjamin adanya kesatuan sikap diantara kepala sekolah.
Manfaat utama koordinasi yaitu, menumbuhkan sikap egaliter serta meningkatkan rasa
kesatuan dan persatuan diantara kepala sekolah maupun guru dengan tetap menghargai
kewajiban dan wewenang masing-masing.
4
Hakekatnya koordinasi dilakukan secara formal, yaitu upaya impersonal dengan membuat
peraturan dan mengangkat pejabat, serta secara informal, yaitu pembicaraan dan konsultasi.
Manajemen Berbasis Sekolah merupakan pendekatan proses dan pendekatan tugas (koordinasi
mencakup seluruh program pengelolaan terhadap setiap subjek, objek dan bidang garapan
sekolah).
6
2. Kebutuhan sekolah : memajukan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
memperoleh kemajuan sekolah dalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapi
masyarakat, menjamin relevansi program sekolah dengan kebutuhan dan perkembangan
masyarakat, memperoleh kembali anggota masyarakat yang terampil dan makin
meningkatkan kemampuannya.
3. Saling membantu, mengisi dan menggalang bantuan keuangan serta barang
4. Program kegiatan luar sekolah, mwaktu libur, pengisi waktu luang.
5. Membantu pengadaan alat peraga, perpustakaan sekolah, beasiswa / orang tua asuh.
Bidang kerjasama
a. pendidikan kesenian : pengembangan / pembinaan bakat seni dengan membentuk
perkumpulan kemudian dikembangkan.
b. pendidikan olahraga : manusia berkualitas yang dicita-citakan adalah yang sehat
jasmani dan rohani.
c. proses keterampilan : kerjasama dengan lembaga dan yayasan di masyarakat untuk
menekan dana yang dikeluarkan
d. pendidikan anak berkelainan : membentuk lembaga penyelenggara sekolah luar
biasa / memberi bantuan khusus bagi anak yang memerlukan.
Hubungan dapat dijalin dengan melalui dewan sekolah, melalui rapat BP3,
melalui rapat bersama, konsultasi, radio, tv, surat, telepon, pameran sekolah (pameran
hasil karya peserta didik, pementasan,dan mencari dana) , serta melalui ceramah.
8
h. Membantu kepala sekolah dan guru dalam mengevaluasi aktivitasnya untuk
mengembangkan aktivitas dan kreativitas peserta didik.
Setiap supervisor pendidikan harus memahami dan mampu melaksanakan supervise
sesuai fungsi dan tugas pokoknya baik yang menyangkut penelitian, penilaian, perbaikan
maupun pengembangan. Penelitian merupakan kegiatan untuk memperoleh gambaran yang
jelas dan objektif tentang situasi pendidikan yang akhirnya diperoleh data dan info sebagai
dasar untuk menganalisis, hasil analisisnya dan kesimpulan digunakan sebagai bahan
pertimbangan. Penilaian adalah tindak lanjut untuk mengetahui hasil penelitian lebih jauh,
untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi situasi pendidikan dan pengajaran yang
telah diteliti sebelumnya. Perbaikan merupakan hasil penilaian dan penelitian. Tugas
supervisor dalam hal ini adalah mencari jalan pemecahan, mengarahkan perbaikan,
meningkatkan keadaan, dan melakukan penyempurnaan. Pengembangan adalah upaya untuk
senantiasa mempertahankan dan meningkatkan kondisi yang sudah baik yang ditemukan
dari hasil penelitian dan penilaian dengan memelihara, menjaga, dan meningkatkan hasil-
hasil yang telah dicapai supaya kondisi dan situasi tersebut tidak mengalami penurunan,
tetapi akan lebih baik dan meningkat, baik secara secara kuantitas maupun kualitas
pelaksanaan secara simultan, konsisten, dan kontinyu. Gwyn (dalam Mulyasa,2009:159)
merumuskan 10 tugas utama supervisor:
a. Membantu guru mengerti dan memahami peserta didik
b. Membantu mengembangkan dan memperbaiki, baik secara individual maupun secara
bersama-sama.
c. Membantu seluruh staf sekolah agar lebih efektif dalam melaksanakan proses belajar
mengajar
d. Membantu guru meningkatkan cara mengajar yang efektif.
e. Membantu guru secara individual.
f. Membantu guru agar dapat menilai peserta didik lebih baik.
g. Menstimulir guru agar dapat menilai diri dan pekerjaannya.
h. Membantu guru agar merasa bergairah dalm pekerjaannya dengan penuh rasa aman.
i. Membantu guru dalam melaksanakan kurikulumdi sekolah.
j. Membantu guru agar dapat memberikan info yang seluas-luasnya kepada masyarakat
tentang kemajuan sekolahnya.
3. Teknik Supervisi
a. Kunjungan dan observasi kelas
Kepala sekolah mengamati langsung guru saat melaksanakan tugas, mengajar,
penggunaan alat, metode, teknik mengajar, secara keseluruhan dengan berbagai factor
yang mempengaruhi. Ada tiga pola yang dapat dilakukan dalam kegiatan ini, yaitu tanpa
memberitahu guru, memberi tahu lebih dahulu, dan kunjungan atas undangan guru.
b. Pembicaraan individual
9
Merupakan alat supervise yang penting karena dalam kesempatan tersebut
supervisor dapat bekerja secara individu dengan guru dalam memecahkan masalah
pribadi yang berhubungan dengan proses belajar mengajar.
c. Diskusi kelompok / pertemuan kelompok
Merupakan kegiatan mengumpulkan sekelompok orang dalam situasi tatap
muka dan interaksi lisan untuk bertukar info atau berusaha mencapai suatu
keputusan tentang masalah bersama. Kegiatan diskusi kelompok dapat
dikembangkan mlalui rapat sekolah untuk membahas bersama-sama masalah
pendidikan dan pengajaran di sekolah itu.
d. Demonstrasi mengajar
Proses belajar mengajar yang yang dilakukan oleh seorang guru yang
memiliki kemampuan dalam hal mengajar sehingga guru lain dapat mengambil
hikmah dan manfaatnya. Tujuannya member contoh bagaimana cara melaksanakan
proses belajar mengajar yang baik dalam menyajikan materi, menggunakan
pendekatan, metode, dan media pembelajaran.
e. Perpustakaan professional
Ciri professional tercermin dalam kemauan untuk belajar secara terus
menerus dalam rangka meningkatkan dan memperbaiki tugas utamanya. Guru
hendaknya merupakan kelompok “reading people” dan menjadi bagian dari
masyarakat belajar yang menjadikan belajar sebagai kebutuhan hidup. Selain
teknik-teknik diatas, ada teknik lain yang bisa digunakan antara lain program
orientasi, lokakarya, bulletin supervise, penelitian tindakan (action research),
pengembangan kurikulum, rapat guru, bahkan penilaian diri sendiri berkaiatan
dengan pelaksanaan tugas oleh para guru.
Ada 2 jenis ME :
1. Internal : ME yang dilakukan oleh sekolah, tujuannya untuk mengetahui tingkat kemajuan
sekolah sehubungan dengan sasaran – sasaran sekolah. Pelaksanaan ME internal adalah
warga sekolah.
2. Eksternal : ME yang dilakukan pihak luar sekolah seperti Dinas Pendidikan Kabupaten /
Kota, Dinas Pendidikan Provinsi, Pengawas, atau gabungan dari mereka.
Hasil ME untuk system hadiah bagi sekolah, meningkatakan iklim kompetensi antar
sekolah, kepentingan akuntabilitas sekolah, memperbaiki system yang ada secara menyeluruh,
dan membantu sekolah mengembangkan dirinya.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari pembahasan makalah tersebut, maka dapat menarik
kesimpulan antara lain :
12
B. Saran
Berdasarkan dari pemaparan pembahasan dan kesimpulan, Maka terdapat
beberapa saran mengenai Manajemen Berbasis Sekolah, antara lain:
1. Pemerintah harus lebih giat lagi untuk melakukan sosialisasi tentang manajemen
berbasis sekolah kepada Kepala Sekolah, karena Kepala Sekolah masih belum
memahami tentang tugas pokok kepala sekolah sebagai manajer sekolah, Ia
mempunyai wewenang dan kekuasaan untuk mengelola sendiri sekolah tersebut
dengan keterlibatan masyarakat umum untuk bersama-sama meningkatkan kualitas
pendidikan agar dalam pengimplementasian manajemen berbasis sekolah dapat
berjalan sesuai harapan.
2. Kepala Sekolah harus memberikan pemahaman lebih tentang tanggung jawab
seluruh penghuni sekolah agar dapat melakukan tugas dengan baik dalam
mengimplementasikan manajemen berbasis sekolah.
3. Pihak sekolah harus lebih melakukan pendekatan kepada pemangku kepentingan di
luar sekolah agar dapat membantu dan saling bekerja sama mencapai tujuan sekolah,
karena hal tersebut merupakan bagian dari pengimplementasian manajemen
berbasis sekolah.
C. Keterbatasan
1. Makalah ini hanya bersifat gambaran umum dan teoritis tentang yang Koordinasi
dan komunikasi dalam manajemen berbasis sekolah.
2. Materi yang disajikan tidak cukup mendalam, jadi masih bisa dikembangkan lagi
materi tentang koordinasi dan komunikasi dalam manajemen berbasis sekolah agar
lebih spesifik lagi.
13
DAFTAR PUSTAKA
Neal. R.G. (1991). School based management. Indiana: National Education Service. I I.
14