Anda di halaman 1dari 18

IDENTIFIKASI KOMPONEN RPP SESUAI DENGAN STANDAR PROSES

DAN STANDAR PENILAIAN PADA KURIKULUM 2013 REVISI

D
I
S
U
S
U
N

OLEH:
KELOMPOK 2

1. ANDRIAN LOZI (3161131007)


2. MUHAMMAD AFIF AMMAR (3161131027)
3. NURJANNAH TANJUNG (3161131035)
4. TAMIMA AZRI ADILA (3161131050)

MATA KULIAH : MICRO TEACHING


DOSEN PENGAMPU : Dra. NURMALA BERUTU, M.Pd

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEEGRI MEDAN

2018
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang masih memberikan kita kesehatan
serta kesempatan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah kami yang berjudul
“Identifikasi Komponen RPP sesuai dengan Standar Proses dan Standar Penilaian pada
Kurikulum 2013 Revisi“

Tugas ini disusun berdasarkan hasil referensi dan berbagai pertimbangan yang kami buat agar
nantinya tugas ini dapat menjadi bahan acuan pengajaran atau referensi yang di percaya dan
bermanfaat di kemudian harinya bagi banyak orang.
Kami mengetahui bahwa tugas ini masih banyak kekurangan dalam segi pengerjaan dan isi,
jadi kami berharap ada kritik atau saran yang membangun dari para pembaca agar kami dapat
menjadi lebih baik ke depannya
Mungkin ini saja yang dapat kami sampaikan sebagai kata pengantar
Sekian, terima kasih
Wassalamualaikum wr.wb

Medan, September 2018


Hormat Kami

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar ....................................................................................................... i

Daftar Isi .................................................................................................................. ii

Bab I Pendahuluan .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................................................ 1


B. Tujuan .......................................................................................................... 1
C. Manfaat ........................................................................................................ 2
Bab II Pembahasan ................................................................................................. 3
A. Komponen RPP Pada Standar Proses Pendidikan .................................... 3
B. Sistem Penilaian pada Kurikulum 2013 pada Stadar Penilaian ................ 5
C. Blended Learning ........................................................................................ 6
D. E-Learning ................................................................................................... 7
E. Model-Model Pembelajaran K- 13 .............................................................. 8
Bab III Penutup ....................................................................................................... 14
A. Kesimpulan .................................................................................................. 14
B. Saran ............................................................................................................ 14
Daftar Pustaka ........................................................................................................ 15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan nasional kita masih menghadapi berbagai macam persoalan. Persoalan itu
memang tidak akan pernah selesai, karena substansi yang ditransformasikan selama
proses pendidikan dan pembelajaran selalu berada di bawah tekanan kemajuan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan kemajuan masyarakat. Salah satu persoalan pendidikan kita
yang masih menonjol saat ini adalah adanya kurikulum yang silih berganti dan terlalu
membebani anak tanpa ada arah pengembangan yang betul-betul diimplementasikan
sesuai dengan perubahan yang diinginkan pada kurikulum tersebut.
Tidak bisa dipungkiri bahwa perubahan kurikulum selalu mengarah pada perbaikan
sistem pendidikan. Perubahan tersebut dilakukan karena dianggap belum sesuai dengan
harapan yang diinginkan sehingga perlu adanya revitalisasi kurikulum. Usaha tersebut
mesti dilakukan demi menciptakan generasi masa depan berkarakter, yang memahami
jati diri bangsanya dan menciptakan anak yang unggul, mampu bersaing di dunia
internasional.
Kurikulum sifatnya dinamis karena selalu berubah-ubah sesuai dengan perkembangan
dan tantangan zaman. Semakin maju peradaban suatu bangsa, maka semakin berat pula
tantangan yang dihadapinya. Persaingan ilmu pengetahuan semakin gencar dilakukan
oleh dunia internasional, sehingga Indonesia juga dituntut untuk dapat bersaing secara
global demi mengangkat martabat bangsa. Oleh karena itu, untuk menghadapi tantangan
yang akan menimpa dunia pendidikan kita, ketegasan kurikulum dan implementasinya
sangat dibutuhkan untuk membenahi kinerja pendidikan yang jauh tertinggal dengan
negara-negara maju di dunia.
B. Tujuan
Berdasarkan latar belakang di atas, maka tujuan dari makalah ini adalah
1. Bagaimana mengidentifikasi komponen RPP berdasarkan standar proses dan standar
penilaian kurikulum 2013?
2. Bagaimana rekonstruksi model-model pembelajaran kurikulum 2013 di abad 21?

1
C. Manfaat
Berdasarkan tujuan di atas, maka manfaat dari penelitian ini adalah
1. Untuk mengetahui mengidentifikasi komponen RPP berdasarkan standar proses dan
standar penilaian kurikulum 2013
2. Untuk mengetahui rekonstruksi model-model pembelajaran kurikulum 2013 di abad
21

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Komponen RPP pada Standar Proses Pendidikan

Apakah RPP itu?

Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa:


”Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan
pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar,
metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar”.
Sesuai dengan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses dijelaskan
bahwa RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan ke¬giatan belajar peserta didik
dalam upaya mencapai KD. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun
RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi
aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Apa Saja Komponen RPP itu ?

RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau
lebih. Guru merancang penggalan RPP untuk setiap pertemuan yang disesuaikan dengan
penjadwalan di satuan pendidikan.

Komponen RPP adalah:


1. Identitas mata pelajaran, meliputi:
a. satuan pendidikan,
b. kelas,
c. semester,
d. program studi,
e. mata pela¬jaran atau tema pelajaran,
f. jumlah pertemuan.

2. Standar kompetensi
Merupakan kualifikasi kemam¬puan minimal peserta didik yang menggambarkan
penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada
setiap kelas dan/atau semester pada suatu mata pelajaran.

3. Kompetensi dasar,
Adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran
ter¬tentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompe¬tensi dalam suatu pelajaran.

4. Indikator pencapaian kompetensi,


Adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan
ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilai¬an mata
pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata
kerja opera¬sional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan,
sikap, dan keterampilan.

3
5. Tujuan pembelajaran,
Menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik
sesuai dengan kompetensi dasar.

6. Materi ajar,
Memuat fakta, konsep, prinsip, dan pro¬sedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk
butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi.

7. alokasi waktu,
Ditentukan sesuai dengan keperluan un¬tuk pencapaian KD dan beban belajar.

8. Metode pembelajaran,
Digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembela¬jaran
agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau seperangkat indikator yang telah
ditetapkan. Pemi¬lihan metode pembelajaran disesuaikan dengan situ¬asi dan kondisi
peserta didik, serta karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak
dicapai pada setiap mata pelajaran.

9. kegiatan pembelajaran :
Untuk mencapai suatu kompetensi dasar harus dicantumkan langkah-langkah kegiatan
setiap pertemuan. Pada dasarnya, langkah-langkah kegiatan memuat unsur kegiatan
a. pendahuluan/pembuka,
b. kegiatan inti terdiri atas, eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi
c. kegiatan penutup.

10. Penilaian hasil belajar


Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan
indikator pencapaian kom¬petensi dan mengacu kepada Standar Penilaian.
11. Sumber belajar
Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar,
serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kom¬petensi.

Komponen-Komponen RPP Menurut Kurikulum 2013


Pengertian atau Definisi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Menurut Kurikulum
2013
RPP adalah singkatan dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, yaitu rencana kegiatan
pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP pada Kurikulum 2013
harus dikembangkan dengan beracuan pada silabus. RPP dikembangkan oleh guru atau
kelompok guru dengan tujuan untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran yang diberikan
kepada setiap peserta didik sehingga mereka akan dapat mencapai Kompetensi Dasar
(KD).
Semua guru atau pendidik pada sekolah atau satuan pendidikan harus melakukan
penyusunan RPP ini dengan lengkap dan sistematis. Dengan RPP yang lengkap dan
sistematis ini maka diharapkan pembelajaran yang dilaksanakannya dapat berjalan
dengan interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi peserta
didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,

4
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik.

Komponen-Komponen Penting RPP Menurut Kurikulum 2013


RPP dikembangkan menurut Kompetensi Dasar (KD) atau subtema yang dilaksanakan
dalam satu kali pertemuan atau lebih. Sebuah RPP harus memuat komponen-komponen
penting di dalamnya. Adapun komponen RPP yang penting dimaksud di atas adalah:

1. Identitas Sekolah yaitu nama satuan pendidikan


2. Identitas Mata Pelajaran atau Tema/Subtema;
3. Kelas/Semester;
4. Materi Pokok;
5. Alokasi Waktu, yang ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan
beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia dalam
silabus dan KD yang harus dicapai;
6. Tujuan Pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan menggunakan kata
kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan,
dan keterampilan;
7. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi;
8. Materi Pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan
ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator ketercapaian
kompetensi;
9. Metode Pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang disesuaikan dengan
karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai;
10. Media Pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk menyampaikan
materi pelajaran;
11. Sumber Belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar, atau
sumber belajar lain yang relevan;
12. Langkah-Langkah Pembelajaran dilakukan melalui tahapan pendahuluan, inti, dan
penutup; dan
13. Penilaian Hasil Pembelajaran.

B. Sistem Penilaian pada Kurikulum 2013 pada Stadar Penilaian

Prinsip dan Pendekatan Penilaian


Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan oleh guru pada saat melaksanakan penilaian
untuk implementasi Kurikulum 2013 adalah sebagai berikut.
1. Sahih maksudnya penilaian didasarkan pada data yang memang mencerminkan
kemampuan yang ingin diukur;
2. Objektif, penilaian yang didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas dan tidak
boleh dipengaruhi oleh subjektivitas penilai (guru);
3. Adil, suatu penilaian yang tidak menguntungkan atau merugikan siswa hanya karena
mereka (bisa jadi) berkebutuhan khusus serta memiliki perbedaan latar belakang
agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender;
5
4. Terpadu, penilaian dikatakan memenuhi prinsip ini apabila guru yang merupakan
salah satu komponen tidak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran;
5. Transparan, di mana kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan yang
digunakan dapat diketahui oleh semua pihak yang berkepentingan;
6. Menyeluruh dan berkesinambungan, mencakup segala aspek kompetensi dengan
menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai. Dengan demikian akan dapat
memantau perkembangan kemampuan siswa;
7. Sistematis, Penilaian yang dilakukan oleh guru harus terencana dan dilakukan secara
bertahap dengan mengikuti langkah-langkah yang baku;
8. Akuntabel, penilaian yang proses dan hasilnya dapat dipertanggungjawabkan, baik
dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya;
9. Edukatif, penilaian dilakukan untuk kepentingan dan kemajuan pendidikan siswa.
Pendekatan penilaian yang digunakan adalah penilaian acuan kriteria (PAK). PAK
merupakan penilaian pencapaian kompetensi yang didasarkan pada kriteria ketuntasan
minimal (KKM). KKM merupakan kriteria ketuntasan belajar minimal yang ditentukan
oleh satuan pendidikan dengan mempertimbangkan karakteristik Kompetensi Dasar yang
akan dicapai, daya dukung, dan karakteristik peserta didik.
Sebagaimana telah disebutkan di atas bahwa standar penilaian pada kurikulum 2013
lebih menekankan pada pada prinsif-prisif kejujuran, yang mengedepankan aspek-aspek
berupa knowledge, skill dan attitude. Salah satu bentuk dari penilaian itu adalah penilaian
otentik. Penilaian otentik disebutkan dalam kurikulum 2013 adalah model penilaian yang
dilakukan saat proses pembelajaran berlangsung berdasarkan tiga komponen di atas.
Diantara teknik dan instrumen penilaian dalam kurikulum 2013 sebagai berikut.

1. Penilaian kompetensi sikap. Pendidik melakukan penilaian kompetensi sikap melalui


observasi, penilaian diri, penilaian teman sejawat (peer evaluation) oleh peserta didik.
Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian Diri, dan penilaian antar peserta
didik adalah daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik,
sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik.
2. Penilaian Kompetensi Pengetahuan, menilai kompetensi pengetahuan melalui tes
tulis, tes lisan, dan penugasan.
3. Penilaian Kompetensi Keterampilan, Pendidik menilai kompetensi keterampilan
melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta didik
mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik,
projek, dan penilaian portofolio. Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau
skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi rubrik.

C. Blended Learning

Model Blended Learning ini pada dasarnya merupakan gabungan keunggulan


pembelajaran yang dilakukan secara tatap-muka dan secara virtual. Menurut Semler
(2005)“Blended learning combines the best aspects of online learning, structured face-to-
face activities, and real world practice. Online learning systems, classroom training, and
on-the-job experience have major drawbacks by themselves. The blended learning
approach uses the strengths of each to counter the others’ weaknesses.”

6
Blended learning adalah sebuah kemudahan pembelajaran yang menggabungkan
berbagai cara penyampaian, model pengajaran, dan gaya pembelajaran, memperkenalkan
berbagai pilihan media dialog antara fasilitator dengan orang yang mendapat pengajaran.
Blended learning juga sebagai sebuah kombinasi pengajaran langsung (face-to-face) dan
pengajaran online, tapi lebih daripada itu sebagai elemen dari interaksi sosial.

Blended learning ialah pembelajaran yang didukung oleh kombinasi efektif dari cara
penyampaian, cara mengajar dan gaya pembelajaran yang berbeda serta ditemukan pada
komunikasi terbuka diantara seluruh bagian yang terlibat dengan pelatihan”. Sedangkan
untuk keuntungan dari penggunaan blended learning sebagai sebuah kombinasi
pengajaran langsung (face-to-face) dan pengajaran online, tapi lebih daripada itu sebagai
elemen dari interaksi sosial yaitu:

1. Adanya interaksi antara pengajar dan mahasiswa

2. Pengajaran pun bisa secara on line ataupun tatap muka langsung

3. Blended Learning = combining instructional modalities (or delivery media),

4. Blended Learning = combining instructional methods

Pada akhirnya, model pembelajaran ini bertujuan untuk mencapai keefektifan


pembelajaran, pembelajaran online dan face to face terhadap ESP (English for Specific
Purposes), memberikan beberapa kesimpulan sebagai berikut:

Pengimplementasian model pembelajaran blended secara lebih luas selayaknya didukung


dengan berbagai penelitian, sehingga prosentasi masing-masing model pembelajaran
dapat diketahui. Blended learning memberikan kesempatan yang terbaik untuk belajar
dari kelas transisi ke elearning. Blended learning melibatkan kelas (atau tatap muka) dan
belajar online. Metode ini sangat efektif untuk menambah efisiensi untuk kelas instruksi
dan memungkinkan peningkatan diskusi atau meninjau informasi di luar ruang kelas.

D. E-Learning
E-learning merupakan singkatan dari Elektronic Learning, merupakan cara baru dalam
proses belajar mengajar yang menggunakan media elektronik khususnya internet sebagai
sistem pembelajarannya. E-learning merupakan dasar dan konsekuensi logis dari
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Beberapa ahli mencoba
menguraikan pengertian e-learning menurut versinya masing-masing, diantaranya :
1. Jaya Kumar C. Koran (2002)
E-learning sebagai sembarang pengajaran dan pembelajaran yang menggunakan
rangkaian elektronik (LAN, WAN, atau internet) untuk menyampaikan isi
pembelajaran, interaksi, atau bimbingan.
2. Dong (dalam Kamarga, 2002)
E-learning sebagai kegiatan belajar asynchronous melalui perangkat elektronik
komputer yang memperoleh bahan belajar yang sesuai dengan kebutuhannya.

7
Rosenberg (2001)
menekankan bahwa e-learning merujuk pada penggunaan teknologi internet untuk
mengirimkan serangkaian solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan

Darin E. Hartley [Hartley, 2001]


eLearning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan
tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media Internet, Intranet atau
media jaringan komputer lain.

LearnFrame.Com dalam Glossary of eLearning Terms [Glossary, 2001]


eLearning adalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk
mendukung belajar mengajar dengan media Internet, jaringan komputer,maupun
komputer standalone.
E-learning dalam arti luas bisa mencakup pembelajaran yang dilakukan di media
elektronik (internet) baik secara formal maupun informal. E-learning secara formal
misalnya adalah pembelajaran dengan kurikulum, silabus, mata pelajaran dan tes yang
telah diatur dan disusun berdasarkan jadwal yang telah disepakati pihak-pihak terkait
(pengelola e-learning dan pembelajar sendiri). Pembelajaran seperti ini biasanya tingkat
interaksinya tinggi dan diwajibkan oleh perusahaan pada karyawannya atau
pembelajaran jarak jauh yang dikelola oleh universitas dan perusahaan-perusahaan
(biasanya perusahaan konsultan) yang memang bergerak dibidang penyediaan jasa e-
learning untuk umum.

E-learning bisa juga dilakukan secara informal dengan interaksi yang lebih sederhana,
misalnya melalui sarana mailing list, e-newsletter atau website pribadi, organisasi dan
perusahaan yang ingin mensosialisasikan jasa, program, pengetahuan atau keterampilan
tertentu pada masyarakat luas (biasanya tanpa memungut biaya).

E. Model-Model Pembelajaran K- 13

Pada kurikulum 2013 diharapkan dapat diimplementasikan pembelajaran abad 21. Hal
ini untuk menyikapi tuntutan zaman yang semakin kompetitif. Adapun pembelajaran
abad 21 mencerminkan empat hal.

1. Critical Thinking and Problem Solving


2. Creativity and Innovation
3. Communication
4. Collaboration

8
A. Communication

Pada karakter ini, peserta didik dituntut untuk memahami, mengelola, dan
menciptakan komunikasi yang efektif dalam berbagai bentuk dan isi secara lisan, tulisan,
dan multimedia. Peserta didik diberikan kesempatan menggunakan kemampuannya
untuk mengutarakan ide-idenya, baik itu pada saat berdiskusi dengan teman-temannya
maupun ketika menyelesaikan masalah dari pendidiknya.

Abad 21 adalah abad digital. Komunikasi dilakukan melewati batas wilayah negara
dengan menggunakan perangkat teknologi yang semakin canggih. Internet sangat
membantu manusia dalam berkomunikasi. Saat ini begitu banyak media sosial yang
digunakan sebagai sarana untuk berkomunikasi. Melalui smartphone yang dimilikinya,
dalam hitungan detik, manusia dapat dengan mudah terhubung ke seluruh dunia.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian komunikasi adalah pengiriman dan
penerimaan pesan atau berita dari dua orang atau lebih agar pesan yang dimaksud dapat
dipahami. Sedangkan Wikipedia dinyatakan bahwa komunikasi adalah “suatu proses
dimana seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi, dan masyarakat
menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang
lain”.

Komunikasi tidak lepas dari adanya interaksi antara dua pihak. Komunikasi
memerlukan seni, harus tahu dengan siapa berkomunikasi, kapan waktu yang tepat untuk
berkomunikasi, dan bagaimana cara berkomunikasi yang baik. Komunikasi bisa
dilakukan baik secara lisan, tulisan, atau melalui simbol yang dipahami oleh pihak-pihak
yang berkomunikasi. Komunikasi dilakukan pada lingkungan yang beragam, mulai di
rumah, sekolah, dan masyarakat. Komunikasi bisa menjadi sarana untuk semakin
merekatkan hubungan antar manusia, tetapi sebaliknya bisa menjadi sumber masalah
ketika terjadi miskomunikasi atau komunikasi kurang berjalan dengan baik. Penguasaan
bahasa menjadi sangat penting dalam berkomunikasi. Komunikasi yang berjalan dengan
baik tidak lepas dari adanya penguasaan bahasa yang baik antara komunikator dan
komunikan.

Kegiatan pembelajaran merupakan sarana yang sangat strategis untuk melatih dan
meningkatkan kemampuan komunikasi siswa, baik komunikasi antara siswa dengan
guru, maupun komunikasi antarsesama siswa. Ketika siswa merespon penjelasan guru,
bertanya, menjawab pertanyaan, atau menyampaikan pendapat, hal tersebut adalah
merupakan sebuah komunikasi.

B. Collaboration

Pada karakter ini, peserta didik menunjukkan kemampuannya dalam kerjasama


berkelompok dan kepemimpinan, beradaptasi dalam berbagai peran dan tanggungjawab,

9
bekerja secara produktif dengan yang lain, menempatkan empati pada tempatnya,
menghormati perspektif berbeda. Peserta didik juga menjalankan tanggungjawab pribadi
dan fleksibitas secara pribadi, pada tempat kerja, dan hubungan masyarakat, menetapkan
dan mencapai standar dan tujuan yang tinggi untuk diri sendiri dan orang lain,
memaklumi kerancuan.

Pembelajaran secara berkelompok, kooperatif melatih siswa untuk berkolaborasi dan


bekerjasama. Hal ini juga untuk menanamkan kemampuan bersosialisasi dan
mengendalikan ego serta emosi. Dengan demikian, melalui kolaborasi akan tercipta
kebersamaan, rasa memiliki, tanggung jawab, dan kepedulian antaranggota.

Sukses bukan hanya dimaknai sebagai sukses individu, tetapi juga sukses bersama,
karena pada dasarnya manusia disamping sebagai seorang individu, juga makhluk sosial.
Saat ini banyak orang yang cerdas secara intelektual, tetapi kurang mampu bekerja dalam
tim, kurang mampu mengendalikan emosi, dan memiliki ego yang tinggi. Hal ini
tentunya akan menghambat jalan menuju kesuksesannya, karena menurut hasil penelitian
Harvard University, kesuksesan seseorang ditentukan oleh 20% hard skill dan 80% soft
skiil. Kolaborasi merupakan gambaran seseorang yang memiliki soft skill yang matang.

C. Critical Thinking and Problem Solving

Pada karakter ini, peserta didik berusaha untuk memberikan penalaran yang masuk
akal dalam memahami dan membuat pilihan yang rumit, memahami interkoneksi antara
sistem. Peserta didik juga menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk berusaha
menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya dengan mandiri, peserta didik juga
memiliki kemampuan untuk menyusun dan mengungkapkan, menganalisa, dan
menyelesaikan masalah.

Kegiatan pembelajaran dirancang untuk mewujudkan hal tersebut melalui penerapan


pendekatan saintifik (5M), pembelajaran berbasis masalah, penyelesaian masalah, dan
pembelajaran berbasis projek.

Guru jangan risih atau merasa terganggu ketika ada siswa yang kritis, banyak
bertanya, dan sering mengeluarkan pendapat. Hal tersebut sebagai wujud rasa ingin
tahunya yang tinggi. Hal yang perlu dilakukan guru adalah memberikan kesempatan
secara bebas dan bertanggung bertanggung jawab kepada setiap siswa untuk bertanya
dan mengemukakan pendapat. Guru mengajak siswa untuk menyimpulkan dan membuat
refleksi bersama-sama. Pertanyaan-pertanyaan pada level HOTS dan jawaban terbuka
pun sebagai bentuk mengakomodasi kemampuan berpikir kritis siswa.

D. Creativity and Innovation

Pada karakter ini, peserta didik memiliki kemampuan untuk mengembangkan,


melaksanakan, dan menyampaikan gagasan-gagasan baru kepada yang lain, bersikap
terbuka dan responsif terhadap perspektif baru dan berbeda.

10
Guru perlu membuka ruang kepada siswa untuk mengembangkan kreativitasnya.
Kembangkan budaya apresiasi terhadap sekecil apapun peran atau prestasi siswa. Hal ini
bertujuan untuk memotivasi siswa untuk terus meningkatkan prestasinya. Tentu kita
ingat dengan Pak Tino Sidin, yang mengisi acara menggambar atau melukis di TVRI
sekian tahun silam. Beliau selalu berkata “bagus” terhadap apapun kondisi hasil karya
anak-anak didiknya. Hal tersebut perlu dicontoh oleh guru-guru masa kini agar siswa
merasa dihargai.

Peran guru hanya sebagai fasilitator dan membimbing setiap siswa dalam belajar,
karena pada dasarnya setiap siswa adalah unik. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan
oleh Howard Gardner bahwa manusia memiliki kecerdasan majemuk. Ada delapan jenis
kecerdasan majemuk, yaitu; (1) kecerdasan matematika-logika, (2) kecerdasan bahasa,
(3) kecerdasan musikal, (4) kecerdasan kinestetis, (5) kecerdasan visual-spasial, (6)
kecerdasan intrapersonal, (7) kecerdasan interpersonal, dan (8) kecerdasan naturalis.

PEMBELAJARAN ABAD 21

Lalu bagaimana peran sekolah? Peranan sekolah dalam penerapan pembelajaran Abad 21
antara lain: a) Meningkatkan kebijakan & rencana sekolah untuk mengembangkan
keterampilan baru; b) Mengembangkan arahan baru kurikulum; c) Melaksanakan strategi
pengajaran yang baru dan relevan, dan d) Membentuk kemitraan sekolah di tingkat
regional, nasional dan internasional

Bagaimana ciri guru Abad 21 ? Menurut Ragwan Alaydrus, S.Psi setidaknya ada 7
Karakteristik Guru Abad 21

3. Life-long learner. Pembelajar seumur hidup. Guru perlu meng-upgrade terus


pengetahuannya dengan banyak membaca serta berdiskusi dengan pengajar lain atau
bertanya pada para ahli. Tak pernah ada kata puas dengan pengetahuan yang ada,
karena zaman terus berubah dan guru wajib up to date agar dapat mendampingi siswa
berdasarkan kebutuhan mereka.
4. Kreatif dan inovatif. Siswa yang kreatif lahir dari guru yang kreatif dan inovatif. Guru
diharap mampu memanfaatkan variasi sumber belajar untuk menyusun kegiatan di
dalam kelas.
5. Mengoptimalkan teknologi. Salah satu ciri dari model pembelajaran abad 21 adalah
blended learning, gabungan antara metode tatap muka tradisional dan penggunaan

11
digital dan online media. Pada pembelajaran abad 21, teknologi bukan sesuatu yang
sifatnya additional, bahkan wajib.
6. Reflektif. Guru yang reflektif adalah guru yang mampu menggunakan penilaian hasil
belajar untuk meningkatkan kualitas mengajarnya. Guru yang reflektif mengetahui
kapan strategi mengajarnya kurang optimal untuk membantu siswa mencapai
keberhasilan belajar. Ada berapa guru yang tak pernah peka bahkan setelah mengajar
bertahun-tahun bahwa pendekatannya tak cocok dengan gaya belajar siswa. Guru
yang reflektif mampu mengoreksi pendekatannya agar cocok dengan kebutuhan
siswa, bukan malah terus menyalahkan kemampuan siswa dalam menyerap
pembelajaran
7. Kolaboratif. Ini adalah salah satu keunikan pembelajaran abad 21. Guru dapat
berkolaborasi dengan siswa dalam pembelajaran. Selalu ada mutual respect dan
kehangatan sehingga pembelajaran akan lebih menyenangkan. Selain itu guru juga
membangun kolaborasi dengan orang tua melalui komunikasi aktif dalam memantau
perkembangan anak.
8. Menerapkan student centered. Ini adalah salah satu kunci dalam pembelajaran kelas
kekinian. Dalam hal ini, siswa memiliki peran aktif dalam pembelajaran sehingga
guru hanya bertindak sebagai fasilitator. Karenanya, dalam kelas abad 21 metode
ceramah tak lagi populer untuk diterapkan karena lebih banyak mengandalkan
komunikasi satu arah antara guru dan siswa.
9. Menerapkan pendekatan diferensiasi. Dalam menerapkan pendekatan ini, guru akan
mendesain kelas berdasarkan gaya belajar siswa. pengelompokkan siswa di dalam
kelas juga berdasarkan minat serta kemampuannya. Dalam melakukan penilaian guru
menerapkan formative assessment dengan menilai siswa secara berkala berdasarkan
performanya (tak hanya tes tulis). Tak hanya itu, guru bersama siswa berusaha untuk
mengatur kelas agar menjadi lingkungan yang aman dan suportif untuk pembelajaran.

Lalu bagaimana kompetensi siswa pada abad 21 ? Setidaknya ada empat yang harus
dimiliki oleh generasi abad 21, yaitu: ways of thingking, ways of working, tools for
working and skills for living in the word. Bagaimana seorang pendidik harus mendesain
pembelajaran yang akan menghantarkan peserta didik memenuhi kebutuhan abad 21.
Berikut kemampuan abad 21 yang harus dimiliki peserta didik, yaitu:

5. Way of thinking, cara berfikir yaitu beberapa kemampuan berfikir yang harus dikuasai
peserta didik untuk menghadapi dunia abad 21. Kemampuan berfikir tersebut
diantaranya: kreatif, berfikir kritis, pemecahan masalah, pengambilan keputusan dan
pembelajar.
6. Ways of working. kemampuan bagaimana mereka harus bekerja. dengan dunia yang
global dan dunia digital. beberapa kemampuan yang harus dikuasai peserta didik
adalah communication and collaboration. Generasi abad 21 harus mampu
berkomunikasi dengan baik, dengan menggunakan berbagai metode dan strategi
komunikasi. Juga harus mampu berkolaborasi dan bekerja sama dengan individu
maupun komunitas dan jaringan. Jaringan komunikasi dan kerjasama ini
memamfaatkan berbagai cara, metode dan strategi berbasis ICT. Bagaimana

12
seseorang harus mampu bekerja secara bersama dengan kemampuan yang berbeda-
beda.
7. Tools for working. Seseorang harus memiliki dan menguasai alat untuk bekerja.
Penguasaan terhadap Information and communications technology (ICT) and
information literacy merupakan sebuah keharusan. Tanpa ICT dan sumber informasi
yang berbasis segala sumber akan sulit seseorang mengembangkan pekerjaannya.
8. Skills for living in the world. kemampuan untuk menjalani kehidupan di abad 21,
yaitu: Citizenship, life and career, and personal and social responsibility. Bagaimana
peserta didik harus hidup sebagai warga negara, kehidupan dan karir, dan tanggung
jawab pribadi dan sosial.

Melalui pembelajaran abad 21, setidanya ada dua keterampilan inti yang harus
dkembangkan oleh para para guru yakni: a) Kemampuan menggunakan pengetahuan
matematika, Bahasa Inggris, Ilmu Pengetahuan, Kewarganegaraan dan lainnya untuk
menjawab tantangan dunia nyata; dan b) Berpikir kritis dan menyelesaikan masalah,
komunikasi dan kerjasama, kreatifitas, kemandirian, dan lainnya.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan
prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar
yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus. Lingkup Rencana
Pembelajaran paling luas mencakup satu kompetensi dasar yang terdiri atas satu
indicator atau beberapa indicator untuk satu kali pertemuan atau lebih. RPP merupakan
persiapan yang harus dilakukan guru sebelum mengajar. Persiapan disini dapat diartikan
persiapan tertulis maupun persiapan mental, situasi emosional yang ingin dibangun,
lingkungan belajar yang produktif, termasuk meyakinkan pembelajar untuk mau terlibat
secara penuh.
Sistem penilaian di kurikulum 2013 pada standar proses pendidikan meliputi beberapa
aspek mulai dari sahih sampai dengan edukatif yang berjumlah 9 buah. Pembelajaran
dengan model blended learning learning ialah pembelajaran yang didukung oleh
kombinasi efektif dari cara penyampaian, cara mengajar dan gaya pembelajaran yang
berbeda serta ditemukan pada komunikasi terbuka diantara seluruh bagian yang terlibat
dengan pelatihan. Sedangkan E-learning merupakan singkatan dari Elektronic Learning,
merupakan cara baru dalam proses belajar mengajar yang menggunakan media
elektronik khususnya internet sebagai sistem pembelajarannya. Model pembelajaran di
kurikulum 2013 di abad 21 meliputi Critical Thinking and Problem Solving, Creativity
and Innovation, Communication dan Collaboration.

B. Saran
Demikian penyusunan makalahh ini kami persembahkan sebagai wadah untuk
menambah wawasan kita, tulisan ini diharapkan menjadi salah satu bahan yang dapat
membantu dalam untuk menanamkan pemahamannya terhadap materi tersebut. Masih
banyak kekurangan dalam penyajian makalah ini, sangat di perlukan kritik dan saran dari
para pembaca sekalian untuk terus meningkatkan kinerja pengerjaan makalah ini.

14
DAFTAR PUSTAKA

https://ainamulyana.blogspot.com/2017/03/pembelajaran-abad-21-dan-kuikulum-
2013.html?m=1

https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://juliancreative.blogs.uny.ac
.id/wp-content/uploads/sites/1984/2017/03/KMP-Belajar-dan-Pembelajaran-di-Abad-
21.pdf&ved=2ahUKEwiPte2ogKHdAhXKPI8KHWIxA-
AQFjAAegQIBRAB&usg=AOvVaw2zLHjD0LwBDdhu9FhsJy6C

https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://media.neliti.com/media/p
ublications/94559-ID

https://www.google.co.id/amp/s/endahsulistyowati.wordpress.com/2009/07/16/prosedur-
penyusunan-rpp-sesuai-standar-proses/amp/

http://novehasanah.blogspot.com/2016/02/komponen-rpp-kurikulum-2013.html?m=1

15

Anda mungkin juga menyukai