PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sarana dan prasarana pendidikan merupakan salah satu faktor pendidikan yang
keberadaannya sangat mutlak dalam proses pendidikan. Hal ini menunjukkan bahwa
sarana dan prasarana pendidikan tersebut tidak dapat dipisahkan dari faktor lainnya.
Sebagaimana pendapat Mansur dalam bukunya Metodologi Pendidikan Agama Islam yang
dikutip oleh Suharsimi yang menyebutkan bahwa “Kegiatan belajar mengajar di kelas
memerlukan sarana atau fasilitas yang sesuai dengan kegiatan yang harus dilakukan oleh
guru dan murid. Fasilitas yang tesedia turut menentukan pilihan metode mengajar”
(Arikunto, 2005: 6).
Proses belajar mengajar akan semakin efektif dan berkualitas apabila ditunjang oleh
sarana dan prasarana yang memadai. Proses belajar mengajar merupakan serangkaian
kegiatan yang dilaksanakan oleh guru dan siswa dengan memanfaatkan sarana dan
prasarana yang tersedia untuk memperoleh hasil belajar yang optimal. Dengan demikian
tanpa adanya sarana dan prasarana pendidikan dapat dikatakan proses pendidikan kurang
berarti. Untuk memaksimalkan penggunaan sarana dan prasarana pendidikan secara
optimal, perlu adanya suatu manajemen agar tujuan pendidikan yang dirumuskan dapat
tercapai secara sempurna .
Peningkatan sarana dan prasarana mutlak diperlukan seiring dengan dinamika
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, perubahan sosial budaya berpeluang
mendorong kebutuhan masyarakat baik lokal maupun nasional, lebih-lebih masyarakat
global. Tantangan bagi generasi bangsa masa depan untuk menyiapkan generasi tangguh
dan siap mewarnai kancah globalisasi melalui pendidikan merupakan salah satu faktornya,
sehingga dengan demikian diharapkan siswa siap menantang kemajuan yang terus
berkembang pesat.
Dengan adanya manajemen sarana dan prasarana pendidikan akan mampu
mendayagunakan semua sarana dan prasarana pendidikan secara efektif dan efisien.
Menurut Ali Imron, dkk “Tujuan manajemen sarana dan prasarana secara umum adalah
untuk memberikan layanan secara profesional di bidang sarana dan prasarana pendidikan
dalam rangka terselenggarakannya pendidikan secara efektif dan efisien” (Imron, 2005:
85).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah yang
diperoleh yaitu:
1. Bagaimana manajemen sarana dan prasarana yang digunakan di SMA Negeri 7 Medan?
2. Bagaimana proses pengadaan, pemeliharaan dan penghapusan sarana dan prasarana di
SMA Negeri 7 Medan?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini yaitu:
1. Untuk mengetahui manajemen sarana dan prasarana yang digunakan di SMA Negeri 7
Medan.
2. Untuk mendeskripsikan proses pengadaan, pemeliharaan dan penghapusan sarana dan
prasarana di SMA Negeri 7 Medan.
D. Manfaat Penelitian
Secara umum, sebuah penelitian memiliki manfaat bagi pengembangan khasanah
ilmu pengetahuan dalam bidang penelitian tersebut. Dengan adanya penelitian ini
diharapkan dapat menjadi salah satu bahan acuan untuk digunakan sebagai berikut:
a) Bagi Peneliti
1. Hasil penelitian ini diharapkan berguna sebagai suatu karya ilmiah yang dapat
menunjang perkembangan ilmu pengetahuan dan sebagai bahan masukan yang dapat
mendukung peneliti maupun pihak lain yang tertarik dalam bidang penelitian yang
sama.
2. Menambah wawasan, pengetahuan, dan pengalaman bagi penulis khususnya,
sehingga dapat mengaplikasikan ilmu yang telah didapat.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Manajemen Pendidikan
Manajemen mengandung arti semua kegiatan yang diselenggarakan oleh seseorang atau
lebih, dalam suatu kelompok atau organisasi/lembaga untuk mencapai tujuan
organisasi/lembaga yang telah ditetapkan. Terry (1977, p.4) menyebutkan: “management is a
distinct process consisting of planning, organizing, actuating and controlling performed to
determine and accomplish stated objective by the use of human beings and other resources”.
Manajemen adalah proses yang berbeda antara perencanaan, pengorganisasian penggerakan
dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan dan memenuhi tujuan yang telah
ditetapkan melalui penggunaan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya.
Rue & Byar (2000, p.4) mendefinisikan manajemen sebagai sebuah bentuk kerja yang
melibatkan proses koordinasi terhadap sumber-sumber daya yang ada dalam organisasi,
seperti tanah, bangunan, pekerja, dan modal untuk mencapai tujuan organisasi.
Manajemen pendidikan merupakan istilah yang dipakai dalam lingkungan pendidikan.
Bush and Coleman (2000, p.4) menyatakan manajemen pendidikan ialah suatu praktik yang
berfokus pada kegiatan organisasi pendidikan. Husaini Usman (2010, p.12) mendefinisikan
manajemen pendidikan sebagai:
“seni dan ilmu mengelola sumber daya pendidikan untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pe ngendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara”.
Dari teori dalam administrasi pendidikan Wayne K. Hoy dan Cecil G. Miskel (2001,
p.3), berdasarkan karya Fred N. Kerlinger yakni teori manajemen pendidikan adalah
seperangkat konsep yang saling terkait, asumsi, generalisasi yang secara sistematis
menggambarkan dan menjelaskan keteraturan dalam perilaku dalam organisasi pendidikan.
Definisi ini menyarankan tiga hal:
− Teori logis terdiri dari konsep, asumsi dan generalisasi;
− Fungsi utama dari teori adalah untuk menggambarkan, menjelaskan dan memprediksi
keteraturan dalam perilaku;
− Teori heuristik adalah bahwa, dirangsang dan membimbing pengembangan lebih lanjut
dari pengetahuan.
Manajemen sekolah atau administrasi sekolah bukan merupakan terminologi baru
dalam dunia akademik kependidikan. Sebagai substansi tugas manajemen sekolah telah ada
sejak lembaga persekolahan ada. Substansi prosesnya yang meliputi perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan telah dikembangkan sejalan dengan berjalannya substansi
tugas (manajemen akademik, manajemen keuangan, manajemen ketatalaksanaan sekolah,
manajemen kesiswaan, manajemen bangunan dan perlengkapan sekolah, manajemen
pelayanan khusus, manajemen kehumasan, manajemen perpustakaan), meskipun belum
bersistem (Danim, 2007: 33).