Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN”


“PENGARUH IN SERVICE TRAINING/DIKLAT PENGUATAN KEPALA
SEKOLAH TERHADAP KINERJA KEPALA SEKOLAH SMPN 3 LAMBU”

Dosen Pengampu: Dwi Asti Andriani, S. Pd.,M. Pd.,M. Ed.St.,Ed.D.

Oleh:

Muh Ainul Basyirah

21103251057

PROGRAM PASCASARJANA

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kinerja kepala sekolah sangat menentukan keberhasilan suatu sekolah. Peran

yang melekat dalam diri kepala sekolah sangat penting terutama pada berbagai

keadaan, baik dalam lingkungan internal sekolah maupun di lingkungan eksternal.

Menurut (Hammond et al., 2017), bahwa kinerja seorang pemimpin sangat

menentukan kesuksesan dan mutu suatu organisasi. Hal ini juga berlaku di

lingkungan institusi pendidikan. Kepala sekolah sebagai pemimpin sekolah memiliki

peranan penting dalam terwujudnya proses dan hasil pendidikan yang berkualitas dan

bermutu. Menurut Boset & Asnawi, bahwa dalam menunjang kemajuan sekolah,

maka kemampuan yang harus dimiliki oleh kepala sekolah dalam melaksanakan

tugasnya adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap.

Kepala sekolah sebagai garda depan dalam memajukan tidak hanya diam

dalam internal sekolah. akan tetapi, sebagai pemimpin kepala sekolah harus terus

belajar memperoleh pengetahuan di luar sekolah. Baik dengan belajar dengan kepala

sekolah lain, atapun mengikuti diklat untuk menambah wawasan tentang manajerial

kepala sekolah. komptensi sangat penting bagi kepala sekolah, karena akan

mempengaruhi kemajuan institusi pendidikan. hal ini sejalan dengan pernyataan

(Achmad, 2017), bahwa kompetensi seseorang akan mempengaruhi kinerja dalam

melaksanakan tanggung jawabnya. Sedangkan menurut (Aghniya, 2017), bahwa

kinerja kepala sekolah akan sanagt berpengaruh dalam kemajuan mutu sekolah. Saat
ini kinerja kepala sekolah belum sesuai yang diharapkan oleh sistem pendidikan di

Indonesia. Oleh karena itu, kepala sekolah harus meningkatkan pengetahuan, kualitas,

dan kompetensinya melalui pelatihan atau diklat.

Kepala sekolah sebagai pemimpin harus mengembangkan kapasitas

kepemimpinan dan pengetahuannya untuk menunjang kinerja dan komptensinya.

Pengembangan proses kepemimpinan akan terlaksana makakala kepala sekolah

melaksanakan diklat atau pelatihan kepemimpinan. Diklat dan pendidikan tambahan

akan membangun organisasi serta pengelolaan organisasi akan jauh lebih baik.

Tantangan dunia pendidikan akan selalu dinamis, oleh karena itu dibutuhkan

pelatihan yang efektif untuk menunjang kinerja kepala sekolah. Menurut (Utama,

2019), bahwa diklat yang berkualitas tinggi akan berpengaruh pada kinerja baik

kepala sekolah yang mengikuti diklat maupun dampaknya terhadap sekolah yang

dimpin. Oleh sebab itu, diklat dan pelatihan sangat perlu diikuti oleh kepala sekolah

dalam upaya meningkatkan kinerja sehingga mampu membawa sekolah jauh lebih

baik lagi.

Berdasarkan uraian di atas, pada tulisan ini akan mengurai pengaruh In

Service Training/diklat terhadap kinerja kepala sekolah SMPN 3 Lambu. Seberapa

besar dan berpengaruhnya diklat pada kinerja kepala sekolah. Tulisan ini akan

memberikan teoritas dan praktis, baik terhadap ruang-ruang akademik, maupun

kepala sekolah di seluruh Indonesia. Penulisan ini mencoba menguraikan apakah In

Service Training/ diklat berpengaruh terhadap kinerja kepala sekolah. penulisan ini

dapat menjadi rujukan bagi penulis selanjutnya yang membahas peningkatan kinerja
kepala sekolah melalui diklat dan pelatihan kepala sekolah. Sedangkan manfaat

praktis, kepenulisan ini bermanfaat bagi pengambil kebijakan terkait aspek yang perlu

diperhatikan dalam meningkatkan kinerja kepala sekolah untuk memeroleh mutu

sekolah yang efektif dan efisien.


BAB II

KAJIAN TEORI

2.1In Service Training/ Diklat

In-service training merupakan bentuk pengembangan staf yang lebih spesifik.


Istilah ini mengacu pada pelatihan formal yang terencana dan diberikan kepada
sekelompok personil agen yang dibatasi yang memiliki klasifikasi pekerjaan yang
sama atau tanggung jawab pekerjaan yang sama. Dengan demikian, dapat dikatakan
bahwa in-service training merupakan usaha pengembangan profesionalisme pegawai
dalam bentuk pelatihan formal yang yang diberikan kepada para pegawai yang
memiliki tugas dan tanggung jawab yang sama.

Diklat atau yang sering disebut pendidikan dan pelatihan adalah salah satu
upaya pengembangan strategis yang bermanfaat dalam menunjang dan
meningkatkankan kualitas kepala sekolah. Pengembangan pengetahuan atau
wawasan kepala sekolah di eksternal sangat diperlukan dalam menunjang kinerja
kepala sekolah. Menurut (Rokhmaniyah, 2017), bahwa kegiatan diklat sangat
berperan dalam mengembangkan sumber daya manusia yang optimal. Pengetahuan,
keterampilan dan relasi eksternal yang didapatkan oleh kepala sekolah akan
dimanfaatkan secara optimal dalam mengelola sekolah. Menurut (Kholik, 2020),
bahwa diklat akan berpengaruh pada kinerja kepala sekolah dalam melaksanakan
tugasnya sebagai pemimpin di sekolah. Sedangkan, menurut (Ismail, 2017) bahwa
agenda diklat dibuat dalam upaya mengembangkan dan memperbaiki kompetensi
kepala sekolah yang meiliputi, pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Diklat yang
efisien akan memenuhi kebutuhan oragnisasi sekolah, sehingga kepala sekolah pasca
diklat mampu mengelola sekolah dengan maksimal.

Keefektifan pelaksanaan program diklat penguatan kepala sekolah dapat


dilihat dari outcame, yakni adanya skala peningkatan kepala sekolah. hal ini sejalan
menurut (Hidayat, 2018), bahwa program diklat yang mempunyai kualitas tinggi akan
berpengaruh pada kualitas kinerja pengawai yang ada di sekolah, sehingga diklat
sangat berpengaruh dalam pengembangan kepemimpinan yang dilakukan kepala
sekolah. Menurut (Aditya, 2015), bahwa hakikatnya program diklat diperlukan oleh
kepala sekolah disebabkan oleh beberapa hal, yakni a) sumber daya manusia yang
mempunyai jabatan sebagai kepala sekolah mempunyai kemampuan yang berbeda-
beda, b) perkembangan ilmu dan teknologi, c) kepentingan dalam memperomosikan
jabatan-jabatan tertentu. Sedangkan (Ismail, 2017), menambahkan bahwa untuk
mencapai tujuan program diklat, maka program diklat harus memenuhi beberapa
syarat, yaitu sasaran dan tujuan harus jelas, bahan pelatihan harus sesuai dengan
tujuan pelaksanaan diklat, pengajar yang mempunyai kemampuan sesuai materi
diklat, menyesuaikan metode dengan kemampuan peserta diklat, dan peserta diklat
harus memenuhi standar yang ditentukan oleh panitia.

Program in service training juga dapat dikatakan sebagai program


pengembangan karyawan, yang mana program tersebut dapat dilaksanakan secara
formal maupun informal. Pelaksanaan program secara formal yaitu karyawan
ditugaskan oleh lembaga mengikuti pendidikan dan latihan, baik yang dilakukan
lembaga sekolah itu sendiri maupun oleh lembaga pendidikan/pelatihan, karena
tuntutan pekerjaan untuk saat ini atau masa datang. Kegiatan ini bisa dilakukan
melalui seminar, workshop, dan lain-lain. Sedangkan pengembangan secara informal
yaitu karyawan atas keinginan dan usaha sendiri melatih dan mengembangkan dirinya
dengan mempelajari buku-buku literatur yang berhubungan dengan pekerjaan atau
jabatannya.

2.2 Kinerja Kepala Sekolah

Kinerja kepala sekolah sangat berpengaruh dalam kemajuan dan mutu suatu
sekolah. Menurut (Mulyasari, 2019), bahwa kinerja merupakan setiap perilaku
manusia dalam melakukan suatu pekerjaan dan sebagai alat umpan balik proses
pencapain tujuan kinerja terdiri dari 3 unsur yaitu, individu, aktivitas dan tempat.
Kinerja dapat diperhatikan lewat individu maupun lembaga atau organisasi. Dalam
pandangan organisasi, bahwa kinerja diartikan sebagai nilai yang dihasilkan oleh
organisasi dengan memaksimalkan aspek produktifitas untuk mencapai tujuan
organisasi. Menurut (Magnier-Watanabe et al., 2020), bahwa kinerja merupakan
nilai-nilai yang dibuat individu yang dapat dicermati dari produktifitasnya dalam
melaksanakan tugas dan aktivitas di suatu organisasi atau lembaga. Kinerja akan
dipengaruhi pada motivasi, baik dalam diri individu maupun di lingkungan eksternal,
kontrol kualitas, hubungan sosial dengan satuan pendidikan lainnya (De Waal, 2018;
Yasa et al., 2021). Sedangkan menurut (Utama, 2019), bahwa kinerja yang baik dapat
dipengaruhi oleh kompetensi individu dan lingkungan organisasi sebagai tempat
pengabdiannya. Oleh karena itu, kinerja kepala sekolah dapat dipengaruhi oleh faktor
internal dan eksternal.

Kinerja kepala sekolah mempunyai beberapa pedoman sebagai acuan dalam


melihat kinerjanya, adapaun aspek kinerja menurut (Wasliman & Rostini, 2020),
bahwa diantaranya yaitu, 1) hubungan sosial yang bagus dan baik, yang mencakup
perilaku dan hubungan kepala sekolah terhadap warga sekolah dan lingkungan
eksternal, 2) kepemimpinan pembelajaran mencakup kepala sekolah yang mampu
mengembangkan dan menciptakan pembelajaran yang efektif, inovatif untuk
mencapai kemajuan sekolah, 3) pengembangan institusi sekolah mencakup kemauan
dan kemampuan kepala sekolah meningkatkan kinerja sekolah, 4) pengelolaan
sumber daya mencakup kemampuan kepala sekolah mengatur segala sumber daya
sekolah, 5) kewirausahaan mencakup kemampuan kepala sekolah memiliki inovasi
dan motivasi untuk mengembangkan sekolah, 6) supervisi pembelajaran mencakup
kualitas kepala sekolah dalam mengawas serta mengevaluasi tenaga pendidik.

Berdasarkan paran di atas, kinerja dapat dimaknai sebagai hasil kerja yang
diperoleh dari tugas dan profesionalisme untuk meningkatkan dan kemajuan
organisasi atau lembaga pendidikan. Kinerja kepala sekolah adalah suatu tampilan
dan hasil kerja kepala sekolah yang dapat dilihat dari prestasi siswa maupun guru
serta kemampuan kepala sekolah dalam mengelola segala sumber daya di sekolah.
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Diklat penguatan kepala sekolah terhadap kinerja sangat berpengaruh pada
mutu dan kualitas sekolah

Diklat penguatan kepala sekolah terhadap kinerja sangat berpengaruh pada


mutu dan kualitas sekolah. Pengaruh diklat terhadap kinerja kepala sekolah SMPN 3
Lambu dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap kepala sekolah.
Diklat kepala sekolah yang dilaksanakan mampu meningkatkan capaian sikap kepala
sekolah dengan optimal. Dalam hal ini menurut (Murtiningsih et al., 2019), bahwa
sikap kepemimpinan berkaitan erat dengan tindakan atau kemampuan merencanakan
sesuatu. Dalam hal ini, setiap individu diharapkan dapat membangun kemampuannya
untuk merencanakan, karena pada proses perencanaan diperlukan pengaruh bagi
orang lain agar perencanaan yang dilakukan sukses. Perencanaan yang berhasil
berdampak pada hasil pelaksanaan yang baik pula. Hal tersebut tentu berdampak pada
kinerja kepala sekolah. Oleh karena itu, pelaksanaan diklat juga harus memerhatikan
capaian pengetahuan, keterampilan, dan sikap pada kepala sekolah.

3.1 Mekanisme In Service Training/ Diklat Penguatan Kepala Sekolah

In Service Training dalam konteks diklat penguatan


Kepala Sekolah merupakan kegiatan tatap muka. Model
ini dirancang untuk memberikan pengalaman belajar
yang terpadu antara aspek pengetahuan, keterampilan,
dan sikap dengan pengalaman empirik sesuai dengan
karakteristik peserta diklat.

3.2 Struktur program In Service Training/diklat penguatan


Kepala Sekolah adalah sebagai berikut:
NO MATA DIKLAT *JUMLAH
JP
UMUM
A 1 Kebijakan Kementerian 3
2 Kebijakan Pemerintah Daerah 1
B INTI
1 Manajerial
Teknis Analisis Manajemen, RKS
12
dan

1 .1 Keuangan
1.1.1 . Teknis Analisis Manajemen
1.1.2. Pengembangan RKS dan
Pelaporan
1.1.3. Pengelolaan Keuangan
1.2 Pengelolaan Sumber Dana 13
1.2.1.Pengelolaan Kurikulum
1.2.1.Pengeloıaan PTK
1.2.3.Pengelolaan Peserta Didik
1.2.4.Pengelolaan Sarana Prasarana
2 Supervisi Guru dan Tendik 15
2.1 Supervisi dan PK Guru
2.2 Supervisi dan PK Tendik
2.3 Rencana PKB
3 Kepemimpinan dan Kewirausahaan 12
3.1 Kepemimpinan Perubahan
3.2 Pengembangan Kewirausahaan
4 Pengembangan sekolah berdasarkan 8 SNP 9
c PENUNJANG
1 Pre Test dan Post Test 2
2 Literasi Digital 2
3 Orientasi Program 1
4 Evaluasi 1

Jumlah JP 71
3.3 Strategi Pelaksanaan dan Alur kegiatan In Service Training
Kegiatan selama Diklat Penguatan Kepala Sekolah berlangsung
melalui tahap-tahap sebagai berikut:

3.4 Contoh Jadwal kegiatan In Service Training/Diklat


Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari
No Waktu
Ke- Ke- Ke-3 Ke- Ke-5 Ke- Ke-7
1 2 4 6
1 07.30- 08.15 C E I K M O
2 08.15- 09.00 C F I K M O
3 09.00- 09.45 C F I K N O
09.45-10.00 İSTİRAH
AT
4 10.00- 10.45 A D G J K N O
5 10.45- 11.30 A D G J L N O
6 11.30- 12.15 A D G J L N O
12.15- 13.15 ISHOMA
7 13.15- 14.00 B D G J L N P
8 14.00- 14.45 R D G K M N S
9 14.45- 15.30 P D G K M O
15.30- 16.00 ISTIRAH
AT
10 16.00- 16.45 Q E H K M O
11 16.45- 17.30 Q E H K M O
8 11 11 11 11 11 8
Keterangan
A. Kebijakan Kementerian (3 JP)
B. Kebijakan Pemerintah Daerah (1 JP)
C. Teknik Analisis Manajemen (3 JP)
D. Pengembangan RKS dan Pelaporan (6 JP)
E. Pengelolaan Keuangan (3 JP)
F. Pengelolaan Kurikulum (2 JP)
G. Pengeıoıaan PTK (6 J?)
H. Pengelolaan Peserta Didik (2 JP)
I. Pengelolaan Sarana Prasarana (3 JP)
J. Supervisi dan PK Guru (4 JP)
K. Supervisi dan PK Tendik (8 JP)
L. Rencana PKB (3 JP)
M. Kepemimpinan Perubahan (6 JP)
N. Pengembangan Kewirausahaan (6 JP)
O. Pengembangan sekolah berdasarkan 8 SNP (9 JP)
P. Pre dan Post Test (2 JP)
Q. Literasi Digital (2 JP)
R. Orientasi Program (1 JP)
S. Evaluasi (1 JP)
3.5 Penilaian
Penilaian di dalam diklat penguatan Kepala Sekolah terdiri atas penilaian
pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
1. Penilaian Pengetahuan
Penilaian pengetahuan dalam juknis ini adalah proses pengumpulan
dan pengolahan informasi untuk mengukur proses dan hasil
pencapaian Kompetensi peserta diklat yang berupa kombinasi
penguasaan proses kognitif (kecakapan berpikir) mengingat,
memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan
mengkreasi dengan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,
maupun metakognitif. Penilaian aspek pengetahuan dilakukan
melalui Post Test dengan bobot 30%.
2. Penilaian Sikap
Penilaian sikap dilakukan oleh pengajar melalui pengamatan
implementasi nilai-nilai karakter selama proses pembelajaran untuk
setiap mata diklat. Penilaian sikap memiliki bobot 30%. Penilaian
sikap disesuaikan dengan karakteristik materi diklat.
No Mata Diklat Nilai Karakter yang diamati
1 Teknis Analisis KEMANDIRIAN:
Manajemen a. Kreatif
b. Teguh Prinsip
INTEGRITAS:
a. Disiplin
b. Tanggung jawab menyelesaikan tugas
GOTONG ROYONG:
a. Kerjasama
b. Aktif diskusi
2 Pengembangan GOTONG ROYONG:
RKS dan a. Kerjasama
Pelaporan b. Aktif diskusi
INTEGRITAS:
a. Disiplin
b. Tanggung jawab menyelesaikan tugas
3 Pengelolaan RELIGIUSITAS:
Keuangan a. Peduli
b. Percaya Diri
INTEGRITAS:
a. Jujur
b. Tanggung jawab
4 Pengelolaan INTEGRITAS:
Kurikulum a. Disiplin
b. Tanggung jawab menyelesaikan tugas
KEMANDIRIAN:
a. Kreatif
b. Teguh Prinsip

No Mata Diklat Nilai Karakter yang diamati


5 Pengelolaan INTEGRITAS:
Peserta Didik a. Disiplin
b. Tanggung jawab menyelesaikan tugas
GOTONG ROYONG:
a. Kerjasama
b. Aktif diskusi
6 Pengelolaan INTEGRITAS:
PTK a. Disiplin
b. Tanggung jawab menyelesaikan tugas
GOTONG ROYONG:
a. Kerjasama
b. Aktif diskusi
7 Pengelolaan NASIONALISME:
Sarana Taat Azas (peraturan)
Prasarana INTEGRITAS:
a. Disiplin
b. Tanggung jawab menyelesaikan tugas
KEMANDIRIAN:
a. Kreatif
b. Teguh Prinsip
8 Supervisi dan NASIONALISME:
PK Tendik Taat Azas (peraturan)
KEMANDIRIAN:
a. Kreatif
b. Teguh Prinsip
9 Supervisi dan NASIONALISME:
PK Guru Taat Azas (peraturan)
KEMANDIRIAN:
a. Kreatif
b. Teguh Prinsip
10 Rencana PKB INTEGRITAS:
a. Disiplin
b. Tanggung jawab menyelesaikan tugas
GOTONG ROYONG:
a. Kerjasama
b. Aktif diskusi
11 Pengembangan INTEGRITAS:
Kewirausahaan a. Disiplin
b. Tanggung jawab menyelesaikan tugas
KEMANDIRIAN:
a. Kreatif
b. Teguh Prinsip
12 Kepemimpinan INTEGRITAS:
Perubahan a. Disiplin
b. Tanggung jawab menyelesaikan tugas
GOTONG ROYONG:
a. Kerjasama
b. Aktif diskusi
KEMANDIRIAN:
a. Kreatif
b. Teguh Prinsip
13 Pengembangan NASIONALISME:
sekolah Taat Azas (peraturan)
berdasarkan 8 INTEGRITAS:
SNP a. Disiplin
b. Tanggung jawab menyelesaikan tugas
KEMANDIRIAN:
a. Kreatif
b. Teguh Prinsip

3. Penilaian Keterampilan

Penilaian keterampilan dilakukan dengan


mencermati kemampuan peserta dalam
menyelesaikan lembar kerja (LK) pada setiap mata
diklat. Penilaian keterampilan memiliki bobot 40%
dengan rincian distribusi jumlah LK pada setiap
mata diklat sebagai berikut

Pelaksanaan diklat penguatan kepala sekolah oleh BPMP Provinsi Nusa


Tenggara Barat memberikan pengaruh terhadap kinerja kepala sekolah SMPN 3
Lambu. Pada diklat penguatan kepala sekolah individu sebagai pemimpin sekolah
mendapatkan pengetahuan, keterampilan dan perubahan sikap. Pelaksanaan diklat
disesuaikan dengan potensi yang telah dimiliki oleh peserta, sehingga setelah diklat
dilaksanakan maka peserta diklat akan memeroleh pengetahuan, keterampilan, dan
sikap yang belum dimiliki sebelumnya. Keberhasilan diklat yang dilaksanakan
nampak pada perubahan kinerja yang dilakukan kepala sekolah. Hal ini diperjelas
oleh (Utama, 2019) bahwa, program diklat yang memiliki kualitas tinggi
memengaruhi peningkatan kinerja oleh peserta diklat. Demikian halnya dengan
penelitian Nasfi et al. (2020) yang memeroleh hasil bahwa diklat kepemimpinan
memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap kinerja pegawai. Dengan
demikian, pelaksanaan pendidikan dan pelatihan merupakan faktor yang sangat
berpengaruh terhadap kinerja kepala sekolah SMPN 3 Lambu.

Adapun tujuan dari diklat penguatan kepala sekolah adalah untuk 1).
Menguatkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap, terkait materi, 2). Manajerial
meliputi; Teknik Analisis Manajemen; Pengembangan RKS-RKAS, Pengelolaan
Kurikulum, Pengelolaan Keuangan, Pengelolaan PTK, Pengelolaan Peserta Didik dan
Pengelolaan Sarana Prasarana, 3). Kewirausahaan meliputi; Pengantar dan Konsep
Kewirausahaan dan Pengembangan Kewirausahaan, 4). Supervisi Guru dan Tenaga
Kependidikan, 5). Kepemimpinan meliputi; Kepemimpinan Pembelajaran dan
Kepemimpinan Perubahan, 6). Pengembangan Sekolah Berdasarkan 8 SNP. Dari
tujuan diklat yang diikuti oleh kepala sekolah SMPN 3 Lambu, pengembangan dan
proses mengarah ketujuan sangat bagus dan baik. Sehingga diklat yang dilaksanakan
oleh BPMP NTB berpengaruh terhadap kinerja kepala sekolah.
Kekuatan dan manfaat yang diperoleh dari diadakannya In service training
atau pendidikan dan pelatihan (Diklat), yaitu: 1). Meningkatkan kualitas dan kuantitas
produktivitas. 2). Mengurangi waktu belajar yang diperlukan kepala sekolah untuk
mencapai standar - standar kinerja yang ditentukan. 3) Menciptakan sikap, loyalitas
dan kerjasama yang lebih menguntungkan. 4). Memenuhi persyaratan perencanaan
sumber daya manusia. 5). Mengurangi jumlah dan biaya kecelakaan kerja. 6).
Membantu kepala sekolah dalam peningkatan dan pengembangan pribadi mereka.
Adapun kelemahan dari In service training atau diklat adalah sebagai beikut, yaitu 1)
waktu pelaksanaan yang begitu singkat, 2) materi tidak tersampaikan secara
mendalam, karena setiap materi waktu yang diberikan tidak terlalu lama, 3)
penyampain pemateri terkesan cepat.

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
pelaksanaan in-service training tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan
kinerja kepala sekolah, melainkan juga berkaitan dengan tanggung jawab moral,
sosial, dan instrumental dalam menjalankan tugas keprofesian mereka. In-service
training merupakan bagian penting dan berpotensi kuat mengembangkan
pengetahuan dan kinerja kepala sekolah secara berkelanjutan. Melalui in-service
training, kepala sekolah SMPN 3 Lambu memperoleh kesempatan untuk menerapkan
pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang didapat di sekolah yang dipimpinnya.
Hasil temuan penulis di lapangan, bahwa pelaksanaan program In Service Training
sangat bermanfaat terhadap kinerja kepala sekolah.

DAFTAR PUSTAKA
Achmad, S. H. (2016). The Effect of Competency, Motivation, and Organizational
Culture on the Employee Performance at The Jayakarta Hotel,
Bandung, Indonesia. JBHOST, 2(1), 136–146.
Aghniya, H. (2017). Kinerja Kepala Sekolah Dan Kinerja Mengajar Guru Dalam
Peningkatan Mutu Sekolah Dasar Negeri. Jurnal Administrasi
Pendidikan, 24(1), 25–35. https://doi.org/10.17509/jap.v24i1.6508
Boset, S. A., & Asmawi, A. (2020). Mediating Effect of Work Motivation on the
Relationship between Competency and Professional Performance of
EFL Teachers. Akademika, 90(1), 63–75.

Rokhmaniyah. (2017). Pengaruh Pengetahuan Tentang Manajemen Terhadap


Kinerja Kepala Sekolah. Prosiding Seminar Nasional Inovasi
Pendidikan, 363–371.

Safitri, A., & Yusiyaka, R. A. (2020). Pengelolaan Diklat Penguatan Kepala Sekolah
Untuk Meningkatkan Kompetensi Kepala Sekolah (Studi Kepala
Sekolah SDN Di Kabupaten Sukabumi). Jurnal Obor Penmas, 3(1),
203–213.

Suparno, & Sudarwati. (2014). Pengaruh Motivasi, Disiplin Kerja Dan Kompetensi
Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Sragen.
Jurnal Paradigma, 12(01), 12–25.

Utama, N. (2019). Pengaruh Pelatihan Kerja, Kepemimpinan, Dan Lingkungan


Kerja Terhadap Kinerja Karyawan. Mix: Jurnal Ilmiah Manajemen,
5(3), 386–399.

Vadhillah, S. (2021). Kinerja Kepala Sekolah Dasar Di Kabupaten Agam Dan Kota
Bukittinggi. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Program
Pascasarjana Universitas PGRI Palembang, 92–101

Anda mungkin juga menyukai