Anda di halaman 1dari 7

BAB II

PEMBAHASAN

A. Implementasi Manajemen BerbasisSekolah


Implementasi MBS akan berlangsung secara efektif dan efisien apabila
didukung oleh sumber daya manusia yang professional untuk mengoprasikan
sekolah, dan yang cukup agar sekolah mampu menggaji staf sesuai dengan
fungsinya, sarana dan prasarana yang memadai untuk mendukung proses belajar
mengajar, serta dukungan orang tua siswa atau masyarakat yang tinggi.
Menurut Nurkolis, pada dasarnya tidak ada satu strategi khusus yang jitu dan bisa
menjamin keberhasilan Implementasi MBS di semua tempat dan kondisi. Namun
secara umum dapat disimpulkan bahwa implementasi MBS akan berhasil melalui
strategi-strategi sebagai berikut1:
a) Sekolah harus memiliki otonomi terhadap empat hal, yaitu: otonomi dalam
kekuasaan dan kewenangan, pengembangan pengetahuan dan keterampilan
secara berkeseimbangan, akses informasi ke segala bagian, dan pemberian
penghargaan kepada setiap pihak yang berprestasi atau berhasil.
b) Adanya peran serta masyarakat secara aktif dalam hal pembiayaan, proses
pengambilan keputusan terhadap kurikulum dan interuksional serta non-
instruksional
c)  Adanya kepemimpinan sekolah yang kuat sehingga mampu menggerakkan
dan mendayagunakan setiap sumber daya sekolah secara efektif terutama
kepala sekolah harus menjadi sumber inspirasi atas pembangunan dan
pengembangan sekolah secara umum.
d) Adanya proses pengambilan keputusan yang demokratis dalam kehidupan
dewan sekolah yang aktif.
e) Semua pihak harus menyadari peran serta tanggung jawabnya secara sunggu-
sungguh.
f) Adanya quidelines dari Departemen pendidikan terkait sehingga mampu
mendorong proses pendidikan di sekolah secara efektif dan efisien.

1
g) Sekolah harus memiliki transparansi dalam laporan pertanggung jawaban
setiap tahunnya.
Implementasi diawali dengan sosialisasi dari konsep MBS, identifikasi peran
masing-masing, pembangunan kelembagaan, mengadakan pelatihan-pelatihan
terhadap peran barunya, implementasi pada proses pembelajaran evaluasi atas
pelaksanaan di lapangan, dan dilakukabn perbaikan-perbaikan2.
Sehubungan dengan implementasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
dalam rangka desentralisasi pendidikan di Indonesia, maka keberhasilan
implementasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) sedikitnya dapat dilihat dari
tiga dimensi yaitu efektivitas, efisiensi dan produktivitas.3
Efektivitas berkaitan erat dengan perbandingan antara tingkat pencapai tujuan
dengan rencana yang telah disusun sebelumnya, atau perbandingan hasil nyata
dengan hasil yang direncanakan. Efektivitas Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
sebagaimana efektivitas pendidikan pada umumnya, berarti bagaimana
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) berhasil melaksanakan semua tugas pokok
sekolah, manjalin partisipasi masyarakat, mendapat dan memanfaatkan sumber
dana, sumber daya,  dan sumber belajar (sarana dan prasarana) untuk mewujudkan
tujuan sekolah.
Efisiensi yakni perbandingan antara input atau sumber daya dengan output.
Artinya suatu kegiatan dikatakan efisien jika tujuan dapat dicapai secara optimal
dengan penggunaan sumber daya yang minimal.
Sedangkan produktivitas dalam dunia pendidikan yakni keseluruhan proses
penataan dan penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan pendidikan secara
efektif dan efisien. Jadi, implementasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) di
samping dilihat dari segi efektivitas, juga perlu dianalisa dari segi efisiensi untuk
melihat produktivitas.
B. Pentahapan implementasi menejemen berbasis sekolah (MBS)    
      Sebagai suatu paradigma baru dalam dunia pendidikan, selain perlu
memperhatikan kondisi sekolah, implementasi MBS juga memerlukan pentahapan
yang tepat atau harus dilakukan secara bertahap. Penerapan Menejemen Berbasis

3
Sekolah (MBS) secara menyeluruh sebagai realisasi desentralisasi pendidikan
memerlukan perubahan-perubahan mendasar terhadap aspek-aspek yang
menyangkut keuangan, ketenagaan, kurikulum, sarana dan prasarana, serta
partisipasi masyarakat. 
Dalam kaitannya dengan pertahapan impelementasi menejemen berbasis
sekolah (MBS) ini, secara garis besar, ada tiga tahap yang ada dalam MBS
yaitu4: sosialisasi, piloting, dan desiminasi.
a). Tahap sosialisasi merupakan tapahan penting mengingat masyarakat
Indonesia pada umumnya tidak mudah menerima perubahan
b). Tahap poling merupakan tahap uji-coba agar penerapan konsep MBS
tidak mengandung risiko. Efektifitas model uji-coba ini memerlukan
persyaratan dasar, yaitu akseptabilitas, akuntabilitas, reflikabilitas, dan
sustainabilitas. Akseptabilitas artinya adanya penerimaan dari para tenaga
kependidikan, khususnya guru dan kepala sekolah. Akuntabilitas artinya
program MBS harus dapat dipertanggungjawabkan, baik secara konsep,
operasional, pendanaannya. Reflikabilitas artinya model MBS yang diuji-
cobakan dapat direfleksikan di sekolah lain sehingga perlakuan yang diberikan
kepada sekolah uji-coba dapat dilaksanakan di sekolah lain. Sustainbilitas
artinya program tersebut dapat dijaga kesinangbungannya setelah ujicoba
dilaksanakan.
c). Tahap diseminasi merupakan tahapan memasyarakatkan model
menejemen MBS yang telah di ujicobakan ke berbagai sekolah agar dapat
mengimplementasikannya secara efektifitas dan efisien.
C. Perangkat implementasi Menejemen Berbasis Sekolah
Implementasi Menejemen Berbasis Sekolah (MBS) memerlukan
seperangkat peraturan dan pedoman-pedoman (guidelines) umum yang dapat
dipakai sebagai pedoman dalam perencanaan, monitoring dan evaluasi serta
laporan pelaksanaan. Prangkat implementasi ini diperkenalkan sejak awal, melalui
pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan sejak pelaksanaan jangka pendek.
Rencana sekolah merupakan salah satu perangkat terpenting dalam
pengelolaan MBS. Rencana sekolah merupakan perencanaan sekolah untuk

4
jangka waktu tertentu yang disusun oleh sekolah sendiri bersama dewan sekolah.
Adapun yang terkandung dalam rencana tersebut adalah visi dan misi sekolah,
tujuan sekolah, dan prioritas-prioritas yang akan dicapai, serta strategi-strategi
untuk mencapainya.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
A. Implementasi Manajemen BerbasisSekolah

Implementasi MBS tentunya memiliki strategi dan tahap –tahapan pada


pelaksanaannya dan memberikan hasil kepada sekolah.Untuk itu, ada beberapa
strategi Implementasi MBS, strategi tersebut diantaranya ialah:
 Sekolah memiliki otonomi dalam empat hal yaitu: kekuasaan dan
kewenangan,pengembangan pengetahuan dan keterampilan secara
berkeseimbangan
 peran serta masyarakat secara aktif
 kepemimpinan sekolah yang kuat
 pengambilan keputusan yang demokratis
 perandantanggungjawabsemuapihakdalamSekolah
 adanya dukungan dan hubungan yang baik dari Departemen
pendidikan terkait
 transparansi:
B. Pentahapan implementasi menejemen berbasis sekolah (MBS) 
sedang dalam implementasi MBS ada beberapa pentahapan yaitu:   
a) Tahap sosialisasi merupakan tapahan penting mengingat masyarakat
Indonesia pada umumnya tidak mudah menerima perubahan
b) Tahap poling merupakan tahap uji-coba agar penerapan konsep MBS
tidak mengandung risiko.
c) Tahap diseminasi merupakan tahapan memasyarakatkan model
menejemen MBS yang telah di ujicobakan ke berbagai sekolah agar
dapat mengimplementasikannya secara efektifitas dan efisien.
C. Perangkat implementasi Menejemen Berbasis Sekolah
Implementasi Menejemen Berbasis Sekolah (MBS) memerlukan
seperangkat peraturan dan pedoman-pedoman (guidelines) umum yang dapat
dipakai sebagai pedoman dalam perencanaan, monitoring dan evaluasi serta
laporan pelaksanaan
D. Perangkat implementasi Menejemen Berbasis Sekola
Implementasi Menejemen Berbasis Sekolah (MBS) memerlukan seperangkat
peraturan dan pedoman-pedoman,pedoman-pedoman (guidelines) umum yang
dapat dipakai sebagai pedoman dalam perencanaan, monitoring dan evaluasi
serta laporan pelaksanaan. Prangkat implementasi ini diperkenalkan sejak awal,
melalui pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan sejak pelaksanaan jangka
pendek.
DAFTAR PUSTAKA

E.Mulyasa, ManajemenBerbasisSekolah, Bandung: Remajarosdakarya 2011


Nurkolis,: MBS,Jakarta grasindo 2005.

Anda mungkin juga menyukai