Anda di halaman 1dari 23

MANAJMEN BERBASIS SEKOLAH

(IMPLEMENTASI, EFEKTIFITAS, EFISIENSI, PRODUKTIFITAS DAN


KEPEMIMPINAN)

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Manajemen Pendidikan

Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

OLEH:

KELOMPOK 12

MAKHRUS ISLAMUDIN
20800121033
AINUN NURUL LATIFAH
20800121034

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN


UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2022
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim Alhamdulillahirabbil’alamin, tak lupa penulis

memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wata’ala. karena berkat

rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusun masih diberi kesehatan yang tidak

ternilai harganya. Berkat rahmat-Nya pula, kita sebagai umat manusia masih

dapat menikmati keindahan duniawi. Berkat hidayah-Nya pula, kita masih diberi

kesempatan untuk menjalankan perintah-Nya. Shalawat dan salam semoga tetap

tercurahkan kepada Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam beserta

keluarga dan para sahabatnya. Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam telah

menuntun umat Islam dari zaman kebodohan menuju zaman ilmu pengetahuan.

Sehingga penyusun mampu merasakan ilmu pengetahuan yang telah dibawa

beliau.

Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada: Dr. Hj.

Yuspiani, S.Pd.,M.Pd Dosen mata kuliah Manajemen Pendidikan yang telah

membekali penulis dengan serangkaian ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat

bagi penulis.

Setiap orang dalam berkarya selalu mencari kesempurnaan, tetapi terkadang

kesempurnaan itu terasa jauh dari kehidupan seseorang. Kesempurnaan bagaikan

fatamorgana yang semakin dikejar semakin menghilang dari pandangan, bagai

pelangi yang indah dari kejauhan, tetapi menghilang jika didekati. Demikian juga

tulisan ini, kehendak hati ingin mencapai kesempurnaan, tetapi kapasitas penulis

dalam keterbatasan. Segala daya dan upaya telah penulis kerahkan untuk membuat

ii
tulisan ini selesai dengan baik dan bermanfaat dalam dunia pendidikan

Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN. .................................................................................. 5

A. Latar Belakang ......................................................................................... 5

B. Rumusan Masalah .................................................................................... 7

C. Tujuan ...................................................................................................... 7

BAB II PEMBAHASAN. ................................................................................... 8

A. Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah ............................................. 8

B. Strategi Implementasi Manajmen Berbasis Sekolah. ............................... 10

C. Efektivitas, Efisiensi dan Produktivitas Manajemen Berbasis Sekolah .... 13

D. Penerapan Efektivitas, Efisiensi dan Produktivitas Manajemen Berbasis

Sekolah. ................................................................................................. 16

E. Kepemimpinan dalam Manajemen Berbasis Sekolah .............................. 17

BAB III PENUTUP. ......................................................................................... 21

A. Simpulan ................................................................................................ 21

B. Saran ...................................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 23

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada kenyataannya, pendidikan bukanlah suatu upaya yang sederhana,

melainkan suatu kegiatan yang dinamis dan penuh tantangan. Pendidikan

akan selalu berubah seiring dengan perubahan zaman: ssetiap saat pendidikan

selalu menjadi fokus perhatian dan bahkan tak jarang menjadi sasaran

ketidakpuasan karena pendidikan menyangkut kepentingan semua orang,

bukan hanyamenyangkut investasi dan kondisi kehidupan di masa yang akan

datang, melainkan juga menyangkut kondisi dan suasana kehidupan saat ini.

Sebuah sekolah akan melaksanakan keinginan masyarakat pendukung

(stakeholders), yang terdiri atas orang tua peserta didik, pelaku ekonomi,

masyarakat, lingkungan sosial yang mempunyai tuntutan pendidikan,

kebutuhan pembangunan setempat, hingga kebijakan otonomi daerah untuk

mempercepat kemajuan.

School Based Management memerlukan rencana-rencana strategi yang

mampu menciptakan perubahan-perubahan yang berarti. Proses perubahan

menyangkut perbaikan kurikulum dan program, menciptakan peran baru bagi

guru dan kepala sekolah, serta perbaikan dalam evaluasi belajar yang

mengacu pada output sekolah, yaitu kinerja sekolah.

Sekolah sebagai lembaga pendidikan dalam model manajemen berbasis

sekolah memiliki fungsi dan peran yang sangat besar. Otonomi pendidikan

merupakan suatu bentuk baru yang harus di kembangkan oleh sekolah.

5
6

Masalah keuangan, kegiatan atau program, sarana prasarana, dan seluruh

komponen penunjang, merupakan tanggung jawab sekolah. Sekolah bukan

lagi sebagai pelaksana, melainkan juga perencana, pelaksana, dan pengontrol.

Bersama masyarakat, sekolah mempunyai hak yang sangat luas untuk

mengendalikan laju pendidikan yang ada di bawah kekuasaannya.

MBS memberi peluang bagi kepala sekolah, guru, dan peserta didik untuk

melakukan inovasi dan improvisasi di sekolah, berkaitan dengan masalah

kurikulum, pembelajaran, manajerial dan lain sebagainya yang tumbuh dari

aktivitas, kreativitas, dan profesionalisme yang dimiliki. Pelibatan masyarakat

dalam dewan sekolah dibawah monitoring pemerintah, mendorong sekolah

untuk lebih terbuka, demokratis, dan bertanggung jawab. Pemberian

kebebasan yang lebih luas memberi kemungkinan kepada sekolah untuk

dapat menemukan jati dirinya dalam membina peserta didik, guru, dan

petugas lain yang ada di lingkungan sekolah.

Manajemen Berbasis Sekolah secara konsepsional akan membawa dampak

terhadap peningkatan kinerja sekolah dalam hal mutu, efesiensi manajemen

keuangan, pemerataan kesempatan dan pencapaian tujuan politik

(perkembangan iklim demokrasi) suatu bangsa lewat perubahan kebijakan

desentralisasi di berbagai aspek seperti politik, edukatif, administrative, dan

anggaran pendidikan. MBS selain akan meningkatkan kualitas belajar

mengajar dan efesiensi operasional pendidikan, juga meningkatkan tujuan

politik terutama iklim demokratisasi di sekolah.


7

Dalam penerapan MBS, kekuatan kepemimpinan tim sangat menentukan.

Perencanaan dan manajemen tim mencakup orang tua siswa, guru,

administrator dan profesional lainnya di sekolah, dan kepala sekolah

melayani kepemimpinan tim. Dalam hal ini tim adalah bertanggungjawab

bagi pendayagunaan masukan dari seluruh warga sekolah yang digunakan

untuk menciptakan rencana dan sasaran peningkatan sekolah.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara mengimplementasikan MBS?

2. Bagaimana efektivitas, efisiensi, dan produktivitas MBS?

3. Bagaimana bentuk kepemimpinan dalam MBS?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui cara mengimplementasikan MBS.

2. Untuk mengetahui efektivitas, efisiensi, dan produktivitas MBS.

3. Untuk mengetahui bentuk kepemimpinan dalam MBS.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Implementasi MBS

Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) meliputi : Manajemen

kurikulum, manajemen tenaga kependidikan, manajemen kesiswaan,

manajemen pendanaan/keuangan, dan manajemen hubungan sekolah dengan

masyarakat.

1. Manajemen Kurikulum

Kurikulum merupakan inti bidang pendidikan dan memiliki pengaruh

terhadap seluruh kegiatan pendidikan. Dalam hal ini Manajemen

kurikulum dan program pengajaran mencakup kegiatan perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi kurikulum. Perencanaan dan

pengembangan kurikulum nasional pada umumnya telah dilakukan

oleh Departemen Pendidikan Nasional pada tingkat pusat.Oleh karena

itu, sekolah juga bertugas dan berwewenang untuk mengembangkan

kurikulum muatan lokal sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan

lingkungan setempat.

2. Manajemen Tenaga Kependidikan

Keberhasilan MBS sangat ditentukan oleh keberhasilan pimpinannya

dalam mengelola tenaga kependidikan tersedia di sekolah.Dalam hal

ini, peningkatan produktivitas dan prestasi kerja dapat dilakukan

dengan meningkat perilaku manusia di tempat kerja melalui aplikasi

konsep dan teknik manajemen personalia modern. Manajemen tanaga

8
9

kependidikan (guru dan personil) mencakup perencanaan pegawai,

pengadaan pegawai, pembinaan dan pengembangan pegawai,

pemberhentian pegawai, evaluasi pegawai. Semua itu perlu dilakukan

dengan baik dan benar agar apa yang diharapkan tercapai, yakni

tersedianya tenaga kependidikan yang diperlukan dengan kualifikasi

dan kemampuan yang sesuai serta dapat melaksanakan pekerjaan

dengan baik dan berkualitas.

3. Manajemen Kesiswaan

Manajemen kesiswaan merupakan penataan dan pengaturan terhadap

kegiatan yang berkaitan dengan peserta didik, yakni mulai masuk

sampai dengan keluarnya peserta didik tersebut dari suatu sekolah.

Diantara dimensi manajemen berbasis sekolah tersebut, Manajemen

peserta didik (kesiswaan) menduduki tempat yang sangat penting,

karena sentral layanan pendidikan di sekolah adalah kepada peserta

didik.

4. Manajemen Pendanaan/Keuangan

Manajemen pendanaan/keuangan merupakan salah satu sumber daya

secara langsung menunjang efektivitas dan efesiensi pengelolaan

pendidikan.Manajemen keuangan juga dapat diartikan sebagai

aktivitas berhubungan dengan perolehan,pendanaan, dan pengelolaan

aktivitas dengan beberapa tujuan menyeluruh.

5. Manajemen Sarana dan Prasarana


10

Manajemen sarana dan prasarana pendidikan bertugas mengatur dan

menjaga sarana dan prasarana pendidikan agar dapat memberikan

kontribusi secara optimal dan berarti pada jalannya proses pendidikan.

Kegiatan pengelolaan ini mencakup kegiatan perencanaan, pengadaan,

pengawasan, penyimpanan inventarisasi, dan penghapusan serta

penataan.

6. Manajemen Hubungan Sekolah dengan Masyarakat Manajemen

Hubungan sekolah dengan masyarakat adalah suatu pengelolaan yang

mana bertujuan untuk meningkatkan keterlibatan, kepedulian,

kepemilikan, dan dukungan dari masyarakat, terutama dukungan

moral dan finansial.

B. Strategi Implementasi Manajmen Berbasis Sekolah

Strategi berasal dari bahasa Yunani, yaitu strategos yang artinya usaha

mencapai kemenangan dalam suatu peperangan. Pada awalnya, istilah strategi

digunakan dalam lingkungan militer, tetapi kemudian digunakan dalam

berbagai bidang yang memiliki esensi yang relatif sama, yang termasuk

dalam konteks pembelajaran yang dikenal dengan istilah strategi

pembelajaran.

Strategi adalah langkah-langkah yang sistematis dan sistematik dalam

melaksanakan rencana secara menyeluruh (makro) dan berjangka panjang

dalam pencapaian tujuan MBS.


11

Dengan demikian, strategi dapat diartikan sebagai suatu pendekatan, atau

kaidah-kaidah yang mana untuk mencapai suatu tujuan dengan menggunakan

tenaga, waktu, serta kemudahan secara optimal. Tujuan manajemen berbasis

sekolah dapat dicapai melalui tahapan sebagai berikut.

1. Penyiapan konsep MBS, yaitu penyiapan buku panduan sebagairujukan

utama dalam memahami manajemen berbasis sekolah (MBS)

didalamnya berisi latar belakang, tujuan, manfaat, karakteristik,

prinsip-prinsip, serta strategi implementasi manajemen berbasis

sekolah serta kriteriakeberhasilannya.

2. Tahap Pelaksanaan, yaitu kegiatan seminar dan lokakarya, pelatihan

manajemen berbasis sekolah bagi para Kepala sekolah, pembentukan

komite sekolah, pengembangan sekolah model manajemen berbasis

sekolah, monitoring dan evaluasi, desiminasi MBS ke sekolah di

kabupaten/kota.

a. Kegiatan seminar dan lokakarya dilakukan diskusi, curah pendapat

antara kelompok kerja MBS dengan berbagai unsur terkait di Dinas

Pendidikan Kabupaten/Kota, para praktisi pendidikan (guru, kepala

sekolah, pengawas),serta para akademisi dari FKIP, para cendikiawan,

pemerhati pendidikan, tokoh masyarakat, dunia usaha, anggota

legislatif, dan pihak lain yang peduli terhadap kemajuan dunia

pendidikan.

b. Pelatihan MBS bagi para kepala sekolah untuk menyiapkan leader


12

yang mampu memahami konsep MBS sekaligus kompeten dalam

melaksanakan tahapan MBS sesuai standar yang ditetapkan.

c. Pembentukan komite sekolahdilaksanakan di setiap satuan pendidikan,

dengan mempertim- bangkan keterwakilan unsur-unsur masyarakat,

sekolah, dan pemangkukepentingan lainnnya.

d. Pengembangan sekolah model MBS adalah sekolah yang telah

berhasil menerapkan manajemen berbasis sekolah dan selanjutnya

sebagai sekolah percontohan atau rujukan bagi sekolah lainnya dalam

melaksanakan MBS.

e. Monitoring dan evaluasi dilakukan untuk mengetahui hambatan dan

kendala dalam melaksanakan tahapan manajemen berbasis sekolah

guna dilakukan perbaikan dan penyempurnaan dalam aspek prosedur,

organisasi, personalia dan lainnya.

f. Desiminasi manajemen berbasis sekolah ke satuan pendidikan

(sekolah) di wilayah kabupaten/kota.

3. Evaluasi dan Perbaikan berkelanjutan, walaupun telah di- kembangkan

sekolah model MBS dan dibuat panduan untuk pelaksanaan

manajemen berbasis sekolah, perlu kiranya dilakukan evaluasi

terhadap pencapaian tujuan pada setiap sekolah. Beragamnya tingkat

pendidikan dan kemampuan ekonomi masyarakat akan berpengaruh

terhadap keberhasilan manajemen berbasis sekolah (MBS).


13

C. Efektivitas, Efisiensi dan Produktivitas MBS

1. Efektivitas

Efektivitas MBS yang dimaksud adalah tingkat ketercapaian tujuan

peningkatan mutu di sekolah. Mendayagunakan sumber daya manusia dan

pendukung lainnya untuk mencapa tujuan yang diharapkan.

Efektivitas MBS berarti bagaimana MBS berhasil melaksanakan semua

tugas pokok sekolah, menjalin partisipasi masyarakat, mendapatkan serta

memanfaatkan sumber daya, sumber dana, dan sumber belajar untuk

mewujudkan tujuan sekolah. Efektivitas MBS ini dapat dilihat berdasarkan

teori sistem dan dimensi waktu. Berdasarkan teori sistem, kriteria efektivitas

harus mencerminkan keseluruhan siklus input-output yaitu harus

mencerminkan hubungan timbal balik antara manajemen berbasis sekolah dan

lingkungan sekitarnya. Sedangkan berdasarkan dimensi waktu, efektivitas

MBS dapat diamati dalam beberapa jangkauan yaitu:

a. Efisiensi jangka pendek yang berfungsi untuk menunjukkan hasil

kegiatan dalam kurun waktu sekitar satu tahun dengan kriteria

kepuasan, efisisensi, dan produksi;

b. efisiensi jangka menengah dalam waktu sekitar lima tahun, dengan

kriteria perkembangan serta kemampuan beradaptasi dengan

lingkungan dan perusahaan; dan

c. efisiensi jangka panjang adalah untuk menilai waktu yang akan

datang di atas lima tahun digunakan kriteria kemampuan untuk


14

melangsungakan hidup dan kemampuan membuat perencanaan

strategis bagi kegiatan di masa depan.

2. Efisiensi

Kamus Besar Bahasa Indonesia, efisien berarti mampu mengerjakan

kewajiban dengan baik dan tepat, tepat sesuai dengan rencana, tepat dan

tidak membuang-buang waktu. Sedangkan Efisiensi dimaknai kemampuan

menjalankan tugas dengan baik tepat, ketepatan cara (usaha, kerja dsb)

dalam menjalankan sesuatu. Di samping itu perlu dilihat dari segi

efektivitasnya,pemberlakuan manajemen Berbasis Sekolah (MBS) juga

harus dianalisis dari segi efisiensi. Efisiensi merupakan aspek penting

dalam manajemen sekolah karena sekolah umumnya dihadapkan pada

masalah kelangkaan sumber dana, dan secara langsung berpengaruh

terhadap kegiatan manajemen.

Efisiensi dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu efisiensi internal dan

efisiensi eksternal. Efisiensi internal menunjuk kepada hubungan antara

output pendidikan (pencapaian belajar) dan input (sumber daya) yang

digunakan untuk memproses/menghasilkan output pendidikan. Efisiensi

internal biasanya diukur dengan biaya-efektivitas. Setiap penilaian biaya

efektivitas selalu memerlukan dua hal, yaitu penilaian ekonomik untuk

mengukur biaya masukan (input) dan penilaian hasil pembelajaran

(prestasi belajar, lama belajar, angka putus sekolah).


15

Sedangkan efisiensi eksternal adalah hubungan antara biaya yang

digunakan untuk menghasilkan tamatan dan keuntungan kumulatif

(individual, sosial, ekonomik, dan non-ekonomik) yang didapat setelah

pada kurun waktu yang panjang diluar sekolah. Analisis biya manfaat

merupakan alat utama untuk mengukur efisiensi eksternal.

3. Produktivitas

Thomas (1982) mengemukakan bahwa produktivitas pendidikan dapat

ditinjau dari tiga dimensi sebagai berikut:

a. Meninjau produktivitas sekolah dari segi keluaran admistratif,

Yaitu seberapa besar dan seberapa baik layanan yang dapat

diberikan dalam suatu proses pendidikan baik oleh guru, kepala

sekolah, maupun pihak lain yang berkepentingan.

b. Meninjau produktivitas dari segi keluaran perubahan perilaku,

Dengan melihat nilai-nilai yang diperoleh peserta didik sebagai

suatu gambaran dari prestasi akademik yang telah dicapainya

dalam periode belajar tertentu di sekolah. Melihat produktivitas

sekolah dari keluaran ekonomis yang berkaitan dengan

pembiayaan layanan pendidikan di sekolah. Hal ini mencakup

“harga” layanan yang diberikan (pengorbanan atau cost) dan

“perolehan” (earning)yang ditimbulkan oleh layanan itu atau

disebut “peningkatan nilai balik”.


16

Produktivitas yang diukur penting digunakan untuk memperoleh

ukuran input pendidkan. Selain itu, perlu juga dipertimbangkan fakta

bahwa pengeluaran masyarakat biasanya hanya dianggarkan dalam jangka

pendek. Sedangkan pendidikan adalah proses jangka panjang. Oleh karena

itu, akan sangat berbahaya mengukur produktivitas pendidikan yang

diselenggarakan dalam rentang waktu relative panjang dengan

menggunakan teknk-teknik pengukuran ekonomi jangka pendek.

Dalam mengukur produktivitas pendidikan, termasuk produktivitas

MBS sebagai paradigma baru manejemen pendidikan, dapat digunakan

metode dan tekhnik yang berbeda, beberapa poin-poin yang harus

diperhatikan yakni yang berkaitan dengan tenaga kerja kependididkan,

guru, dan gaji guru, ahli ekonomi dan sekolah, serat pendidikan dan

pertumbuhan ekonomi, yang diakhiri dengan analisis produktivitas

sekolah.

D. Penerapan efektivitas, efisiensi dan produktivitasi MBS

Penerapan MBS dalam sistem yang pemerintahan yang masih cenderung

terpusat tentulah akan banyak pengaruhnya. Perlu diingatkan bahwa

penerapan MBS akan sangat sulit jika para pejabat pusat dan daerah masih

bertahan untuk menggenggam sendiri kewenangan yang seharusnya

didelegasikan ke sekolah. Bagi para pejabat yang haus kekuasaan seperti itu,

MBS adalah ancaman besar.


17

Dengan maraknya perintisan sekolah-sekolah unggulan dan terpadu

merupakan salah satu bentuk aktualisasi penerapan MBS. Terlebih sekolah

unggulan dan terpadu ini menampilkan sajian kurikulum yang menarik,

efektif, efisien, dan sangat produktif dalam menunjang proses belajar bagi

peserta didik. Dengan penerapan fullday schooling, para siswa di berikan

fasilitas yang lebih dari biasanya di berikan di sekolah-sekolah negeri/

konfensional. Dengan demikian perkembangan sekolah-sekolah Islam

terpadu/ unggulan dapat menjadi salah satu contoh sekolah yang telah

menggunakan manajemen berbasis sekolah yang baik sesuai dengan

kurikulum sendiri yang dipadupadankan dengan kurikulum Nasional.

E. Kepemimpinan dalam MBS

Definisi pengembangan kepemimpinan (leadership development) adalah

perluasan kapasitas sesorang untuk menjadi efektif dalam peran dan proses

kepemimpinan. Peran dan proses kepemimpinan merupakan peran dan proses

yang memungkinkan kelompok orang dapat bekerja bersama dengan cara

yang produktif dan bermanfaat.

Ada tiga hal penting dalam definisi pengembangan kepemimpinan ini,

yaitu:

1. Pengembangan kepemimpinan diarahkan pada pengembangan

kapasitas inividu, atau tujuan utamanya adalah kapasitas individu


18

2. Apa yang membuat seseorang efektif dalam peran dan proses

kepimimpinan. Setiap orang dalam kehidupaannya harus mengambil

peran dan berpartisipasi dalam proses kepemimpinan agar dapat

melaksanakan tanggung jawabnya dalam masyarakat sekitarnya,

oragnisasi dimana mereka bekerja, kelompok professional dimana

mereka diakui keberadaannya, tetangga dimana mereka bermasyarakat,

dan seterusnya.

3. Individu dapat memperluas kapasitas kepemimpinannya. Kuncinya

adalah bahwa setiap orang bisa belajar, tumbuh dan berubah (Cynthia

D. McCauley, Russ . Moxley, Ellen Van Velsor, 1998:4).Manajemen

adalah seperangkat proses yang dapat menjaga sistem yang kompleks,

terdiri dari orang dan teknologi dan berjalan secara perlahan. Aspek-

aspek terpenting dalam manajemen meliputi perencanaan,

penganggaran, organizing, staffing, pengawasan, dan pemecahan

masalah. Kepemimpinan adalah seperangkat proses yang menciptakan

organisasi mampu mengadaptasi pada lingkungan yang berubah secara

signifikan. Kepemimpinan mendefinisikan seperti apakah masa depan

itu, membimbing orang sesuai dengan visi tersebut, dan memberi

inspirasi kepada mereka untuk membuat hal itu terjadi meskipun

banyak hambatan (John P. Kotter, 1996).

Banyak yang berpendapat bahwa sebuah organisasi akan efektif,

apabila dikelola dengan manajemen yang baik. Pendapat ini tidak salah
19

seluruhnya, akan tetapi sebenarnya faktor kepemimpinan-lah yang mampu

menggerakkan organisasi menjadi efektif, sementara para manajemen akan

menjalankan tugasnya agar lebih efisien.

Manajemen adalah seperangkat proses yang dapat menjaga sistem

yang kompleks, terdiri dari orang dan teknologi dan berjalan secara

perlahan. Aspek-aspek terpenting dalam manajemen meliputi perencanaan,

penganggaran, organizing, staffing, pengawasan, dan pemecahan masalah.

Kepemimpinan adalah seperangkat proses yang menciptakan organisasi

mampu mengadaptasi pada lingkungan yang berubah secara signifikan.

Kepemimpinan mendefinisikan seperti apakah masa depan itu,

membimbing orang sesuai dengan visi tersebut, dan memberi inspirasi

kepada mereka untuk membuat hal itu terjadi meskipun banyak hambatan

(John P. Kotter, 1996).

Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan, dikatakan bahwa

efektivitas organisasi tidak hanya tergantung dari kemampuan manajerial,

melainkan faktor kepemimpinan (leadership). Kemudian, siapakah yang

paling berkepentingan dan siapakah yang harus menjadi pemimpin

(leader) agar kebijakan MBS mencapai tujuannya?

Secara teoritis, semua pihak memang harus terlibat aktif yakni kepala

sekolah, para guru, komite sekolah dan masyarakat yang peduli. Akan

tetapi pada prakteknya, peran Kepala Sekolah dan Komite Sekolah sangat

menentukan; kepemimpinan Kepala Sekolah dan Ketua Komite Sekolah


20

paling menentukan kebijakan sekolah seperti tanggung jawab pengambilan

keputusan tertentu mengenai anggaran, kepegawaian, kurikulum,

mewujudkan visi menjadi misi yang feasible bagi peningkatan pelayanan

dan kualitas sekolah.

Pihak- pihak lain seperti, komite sekolah, para guru, orangtua, dewan

pendidikan dan dinas pendidikan diharapkan menyumbang pada

pengembangan kepemimpinan Kepala Sekolah dalam hal, penilaian,

tantangan, dan dukungan.


BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) meliputi : Manajemen

kurikulum, manajemen tenaga kependidikan, manajemen kesiswaan,

manajemen pendanaan/keuangan, dan manajemen hubungan sekolah dengan

masyarakat.

Efektivitas MBS yang dimaksud adalah tingkat ketercapaian tujuan

peningkatan mutu di sekolah. Mendayagunakan sumber daya manusia dan

pendukung lainnya untuk mencapa tujuan yang diharapkan.

Efisiensi dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu efisiensi internal dan

efisiensi eksternal. Efisiensi internal menunjuk kepada hubungan antara

output pendidikan (pencapaian belajar) dan input (sumber daya) yang

digunakan untuk memproses/menghasilkan output pendidikan. Efisiensi

internal biasanya diukur dengan biaya-efektivitas. Setiap penilaian biaya

efektivitas selalu memerlukan dua hal, yaitu penilaian ekonomik untuk

mengukur biaya masukan (input) dan penilaian hasil pembelajaran (prestasi

belajar, lama belajar, angka putus sekolah). Sedangkan efisiensi eksternal

adalah hubungan antara biaya yang digunakan untuk menghasilkan tamatan

dan keuntungan kumulatif (individual, sosial, ekonomik, dan non-ekonomik)

yang didapat setelah pada kurun waktu yang panjang diluar sekolah. Analisis

biya manfaat merupakan alat utama untuk mengukur efisiensi eksternal.

21
22

Produktivitas yang diukur penting digunakan untuk memperoleh ukuran

input pendidkan. Selain itu, perlu juga dipertimbangkan fakta bahwa

pengeluaran masyarakat biasanya hanya dianggarkan dalam jangka pendek.

Sedangkan pendidikan adalah proses jangka panjang. Oleh karena itu, akan

sangat berbahaya mengukur produktivitas pendidikan yang diselenggarakan

dalam rentang waktu relative panjang dengan menggunakan teknk-teknik

pengukuran ekonomi jangka pendek.

Definisi pengembangan kepemimpinan (leadership development) adalah

perluasan kapasitas sesorang untuk menjadi efektif dalam peran dan proses

kepemimpinan. Peran dan proses kepemimpinan merupakan peran dan proses

yang memungkinkan kelompok orang dapat bekerja bersama dengan cara

yang produktif dan bermanfaat.

B. Saran

Karena keterbatasan pengetahuan dan referensi, penulis menyadari bahwa

dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena

itu, kritikan dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan guna

perbaikan makalahkami dimasa yang akan datang.


23

DAFTAR PUSTAKA

Cowley, Sue, 2010.Panduan Manajemen aperilaku Siswa. Bandung: Erlangga.

Danim, Sudarman, 2005. Visi Baru Manajemen Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara

Agus Dharma. 2003. Manajemen Berbasis Sekolah. hhtp://www.ed. Manajemen

Berbasis Sekolah.html

Abu, Ibtisan & Duhou. (2002). School-Based Management. Paris: United Nations

Educational, Scientificand Cultural Organization.

Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat. (2003). Implementasi Manajemen

Berbasis Sekolah di Jawa Barat. Bandung: CV. Parahyangan Lestari.

Anda mungkin juga menyukai