Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

HUBUNGAN ANTARA MANJEMEN BERBASIS SEKOLAH DAN


PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN

Disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Berbasis Sekolah

Dosen Pengampu : Abdul Soipon, M.Pd

Disusun Oleh :
Fitrianingsih
Tina

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM (MPI)

UNIVERSITAS DARUNNAJAH KAMPUS 2

2023M/1444H
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang, puji syukur
kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan Inayah-Nya
sehinga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah Manajemen Madrasah dengan judul
“Hubungan Antara Manajemen Berbasis Sekolah Dengan Peningkatan Mutu Pendidikan “
tepat pada waktunya.

Kami telah berupaya semaksimal mungkin untuk penyusunan makalah ini dan dengan
didukung bantuan dari berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunan makalah
ini. Oleh karena itu kami ingin mengucapkan rasa terima kasih kami kepada semua pihak yang
terkait telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.

Namun daripada itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat banyak
kekurangan baik dalam segi penyusunan dan tata bahasa juga aspek lainnya. Oleh karna itu, kami
membuka hati selebar-lebarnya untuk para pembaca yang ingin memberi saran atau kritik demi
memperbaiki makalah ini.

Akhir kata, penyusun berharap semoga dari makalah yang sederhana ini dapat diambil
manfaatnya dan besar keinginan kami dapat menginspirasi para pembaca untuk mengangkat
permasalahan lain yang relevan pada makalah-makalah selanjutnya.

Bogor, 20 Mei 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
A. Latar Belakang.................................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah............................................................................................................................5
C. Tujuan..............................................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................6
A. Latar Belakang Manajemen Berbasis Madrasah/Sekolah................................................................6
B. Konsep Dasar dan Karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah.......................................................7
C. Tahapan dan Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah..............................................................11
BAB III PENUTUP...................................................................................................................................15
Kesimpulan............................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................16
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 mengemukakan
bahwa “Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian
kecerdasan, ahlak mulia, serta keterampilan yang dipelakukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara” (Suprlan, 2013:30)
Masalah pendidikan di Indonesia saat ini adalah masih rendahnya mutu pendidikan.
Pemerintah sangat menyadari tentang kenyataan rendahnya mutu pendidikan di
Indonesia, sebagaimana yang dinyatakannya melalui Departemen Pendidikan Nasional
“Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah
rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, khususnya
pendidikan dasar dan menengah. Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan
mutu pendidikan nasional, namun demikian, berbagai indicator mutu pendidikan belum
menunjukkan peningkatan yang berarti. Sebagian sekolah, terutama di kota-kota,
menunjukkan peningkatan mutu pendidikan yang cukup menggembirakan, namun
sebagian lainnya masih memprihatinkan” (Depdiknas, 2003: 3-4).
A. Rumusan Masalah
1. Apa Itu Manajemen Berbasis Sekolah ?
2. Apa Itu Mutu ?
3. Apa Itu Pendidikan ?

B. Tujuan Masalah
1. Mengetahui Apa Itu Manajemen Berbasis Sekolah
2. Mengetahui Apa Itu Mutu
3. Mengetahui Apa Itu Pendidkan
BAB II

PEMBAHASAN
A. Manajemen Berbasis Sekolah

1. Manajemen Berebasis Sekolah adalah suatu strategi untuk meningkatkan sekolah


dengan menyerahkan otoritas pengembilan keputusan secara signifikan dari
negara dan kabupaten kepada satuan pendidikansekolah secara individual. MBS
menyediakan para kepala sekolah, guru-guru, para siswa, dan para orang tua
siswa, untuk melakukan pengawasan secara lebih besar terhadap proses
pendidikan dengan memberikan tanggung jawab untuk pengambilan tentang
anggaran, personel, dan kurikulum.

Dari uraian diatas dapat sisimpulkan bahwa manajemen berbasis sekolah


merupakan adalah suatu model pengelolaan yang memberikan
otonomi/kemandirian kepada sekolah dengan mendorong pengambilan keputusan
secara partisifatif yang melibatkan semua warga sekolah termasuk kepalas
sekolah, komite sekolah, guru, dan siswa.

2. Tujuan Manajemen Berbasis Sekolah


Menurut Slamet (Tola, 2013:1.24) menyatakan bahwa MBS bertujuan untuk
“memberdayakan” sekolah, terutama sumber daya manusia (kepala sekolah, guru,
karyawan, siswa, orang tua siswa dan masyarakat sekitarnya) melalui pemberian
kewenangan, fleksibilitas, dan sumber daya lain untuk memecahakan persoalan
yang dihadapi oleh sekolah yang bersangkutan. Sekolah yang berdaya pada
umumnya adalah sekolah yang mempunyai tingkat kemandirian tinggi dan tingkat
ketergantungan rendah, bersifat adaptif-antisipatif dan proaktif, memiliki jiwa
kewirausahaan yang tinggi (ulet, inovatif, gigih, berani mengambil risiko dsb),
bertanggung jawab terhadap hasil sekolah, memiliki kontrol yang kuat terhadap
input manajemen dan sumber dayanya, melakukan kontrol terhadap kondisi kerja,
memiliki komitmen yang tinggi pada dirinya, serta menilai sendiripencapaian
prestasinya. Sumber daya manusia sekolah yang berdaya, pada umumnya,
memiliki ciri-ciri: pekerjaan adalah miliknya, bertanggung jawab,memiliki cara
bagaimana sesuatu dikerjakan, pekerjaan yang dilakukan memiliki konstribusi,
mengetahui posisinya berada dimana, memiliki kontrol terhadap pekerjaan, serta
pekerjaan merupakan bagian hidupnya.
3. Komponen Komponen Manajemen Berbasis Sekolah
a) Manajemen kurikulum dan program pengajaran
Manajemen kurikulum dan program pengajaran merupakan bagian
integral dari manajemen berbasis sekolah, mencakup keiatan perencanaan,
pelaksanaan, dan penilaian kurikulum. Perencanaan dan pengembagan
kurikulum nasional pada dasarnya telah dilakukan oleh Departemen
Pendidikan Nasional pada tingkat pusat. Karna itu pada level sekolah,
yang paling penting adalah bagaimana merealisasikan dan menyesuaikan
kurikulum tersebut dengan kegiatan pembelajaran Samad, dkk (2008:116)
b) Manajemen tenaga kependidikan
Keberhasilan manajemen berbasis sekolah sangat ditentukan oleh
keberhasilan pimpinannya dalam pengelola tenaga kependidikan yang
tersedia disekolah. Dalam peraturan pemerintah no. 38 tahun 1992tentang
tenaga kependidikan, pada pasal 3 ayat (1) dinyatakan; “tenaga
kependidikan terdiri atas tenaga pendidik, pengelola satuan pendidikan,
penilik, pengawas, peniliti dan pengembang di bidang pendidikan,
pustakawan, laboran, teknisi sumber belajar dan penguji”. Samad, dkk
(2008:119)
c) Manajemen kesiswaan
Manajemen kesiswaan atau manajemen peserta didik merupakan salah
satu bidang operasional manajemen berbasis sekolah. Manajemen
kesiswaan adalah penataan dan pengaturan kegiatan yang menghubungkan
dengan peserta didik, yakni mulai masuk sampai keluarnya siswa tersebut
dari suatu sekolah. Samad, dkk (2008:124)
d) Manajemen keuangan dan pembiayaan
Keunagan dan pembiayaan merupakan salah satu sumber daya yang secara
langsung menunjang efisiensi dan efektivitas pengelolaan pendidikan.
Samad, dkk (2008:127)
e) Manajenem sarana dan prasarana pendidikan
Saran pendidikan adalah peralatan atu perlengkapan yang secara langsung
dipergunakan untuk menunjang proses pendidikan, khususnya proses
belajar mengajar, seperti gedung ruang kelas, meja kursi serta alat-alat dan
media pengajaran
f) Manajemen hubungan sekolah dan masyarakat
Hubungan sekolah dengan masyarakat pada dasarnya merupakan uatu
sarana yang sangat berperan dalam membina dan mengembangkan
pertumbuhan pribadi peserta didik disekolah. Sekolah dan masyarakat
mempunyai hubungan yang sangat erat dalam mencapai tujuan pendidikan
disekolah secara efisien dan efektif. Samad, dkk (2008:132)
g) Manajemen layanan khusus
Manajemen layanan khusus meliputi manajemen perpustakaan, kesehatan,
dan keamanan sekolah. Manajemen layanan khusus lain adalah layanan
kesehatan dan layanan keamanan. Sekolah sebagai satuan pendidikan yang
bertugas dan bertanggung jawab melaksanakan proses pembelajaran, tidak
hanya bertugas mengembangkan ilmu pengetahuan, keterampulan, dan
sikap saja tetapi harus menjaga dan meningkatkan kesehatan jasmani dan
rohani peserta didikan. Samad, dkk (2008:134)
B. Peningkatan Mutu Pendidikan
1) Mutu
Dalam pandangan Umaedi (2011:4.15), mutu dapat diartikan sebagai derajat
keunggulan suatu barang atau jasa dibandingkan dengan yang lainnya. Mutu
dapat bersifat abstrak, misal dalam hidup yang bermutu, sikap hidup yang
dilandasi oleh nilai-nilai yang dianggap luhur dan sangat dihormati. Mutu dalam
pendidikan dapat ditinjau dari segi relevansinya dengan kebetuhan masyarakat,
cepat tidaknya lulusan memperoleh pekerjaan yang bergaji secara serta
kemampuan seseorang di dalam mengatasi berbagai persoalan hidup.
Mutu pendidikan sebenarnya dapat dikembalikan pada fungsi pendidikan atau
fungsi sekolah, Chaeng (Umaedi, 2011:4.16). Kalau lembaga pendidikan dapat
merealisasikan fungsi-fungsi tersebut maka lembaga pendidikan telah memenuhi
harapan berbagai stakeholders, dan dianggap sudah bermutu.
Menurut Sallis (Umaedi, 2011:4.18) terdapat tiga pengertia konsep mutu. (1)
mutu sebagai konsep yang absolut (mutlak), (2) mutu dalam konsep yang relatif,
dan (3) mutu menurut pelanggan. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa
mutu merupakan derajat keunggulan suatu barang atau jasa dalam kaitannya
dengan kualitas produk dan konsep untuk memperbaiki kualitas produk atau jasa
yang dihasilkan.
2) Pendidikan
Mulyasana (2012:2) menyatakan bahwa pendidikan pada hakikatnya adalah
proses pematangan kualitas hidup. Melalui proses tersebut diharapkan manusia
dapat memahami apa arti dan hakikat hidup, serta untuk apa dan bagaimana
menjalankan tugas hidup dan kehidupan secara benar. Menurut UU No. 20 Tahun
2003, tentang sistem pendidikan nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara
Prof. Zaharai Idris, M.A. mengatakan bahwa Pendidikan ialah serangkaian
kegiatan komunikasi yang bertujuan, antara manusia dewasa dengan si anak didik
secara tatap muka atau dengan menggunakan media dalam rangka memberikan
bantuan terhadap perkembangan anak seutuhnya.
Prof. Dr. M.J Langeveld mengatakan bahwa Pendidikan ialah pemberian
bimbingan dan bantuan rohani bagi yang masih memerlukannya.
Ahmad D. Marimba berpendapat bahwa Pendidikan adalah bimbingan atau
pimpinan secara sadar oleh pendidik terdapat perkembangan jasmani dan rohani
terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.
3) Mutu pendidikan
Pendidikan dikatakan bermutu apabila proses belajar mengajar berjalan dengan
baik dan lancar. Begitu juga dengan hasil yang didapat memuaskan. Prose belajar
mengajar dapat berjalan lancar bila guru dan murid bisa berkomunikasi dengan
baik, lingkungan belajar yang nyaman, serta didukung sarana dan prasarana yang
dapat mendukung proses belajar mengajar ini. Mutu pendidikan bila dilihat dari
hasil, mengacu pada prestasi yang diperoleh murid maupun sekolah untuk kurun
waktu tertentu. Selain itu, kemampuan sekolah untuk menghasilkan lulusan-
lulusan terbaik juga menunjukkan mutu pendidikan di sekolah tersebut. Karena
lulusan-lulusan inilah yang akan berkontribusi untuk memajukan Indonesia
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan salah satu
bentuk pertolongan atau bimbingan yang diberikan oleh orang yang mempunyai
ilmu terhadap perkembangan orang lain untuk mencapai kedewasaan dengan
tujuan untuk membentuk pribadi seseorang dengan memiliki kecakapann dalam
mealksanakan segala kebutuhan hidupnya secara mandiri.
Di dalam PP 19 Tahun 2005 disebutkan bahwa pendidikan di Indonesia
menggunakan delapan standar yang mengunakan delapan standar yang menjadi
acuan dalam membangun dan meningkatkan kualitas pendidikan, standar nasional
pendidikan merupakan kriteria minimal tentang sistem pendidikan di suluh
wilayah hukum kesatuan republik, ada delapan standar yang menjadi kriteria
minimal tersebut yaitu :
a. Standar isi yang mecakup lingkup materi dan tingkat komptensi untuk
mencapai kompetensi lulusan dan jenis pendidikan tertentu
b. Standar proses. Proses pembelajaran pada satuan pendidikan di
selanggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenagkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif
c. Standar komptensi lulusan di gunakan sebagai pedoman peniliaan dalam
penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan
d. Standar pendidik dan tenaga kependidikan. Pendidik harus memiliki
kualifikiasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat
jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional
e. Standar sarana dan prasarana. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki
sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan,
buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan
lain yang siperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur
dan berkelanjutan.... (Suharsaputra, 2013
f. Standar pengelolaan. Pengelolan satuan pendidikan pada jenjang
pendidikan dasar dan menegah menerapkan manejemen berbasis sekolah
yang ditunjukkan dengan kemandirian, kemitraan, partisipasi,
keterbukaan, dan akuntabilitas
g. Standar pembiayaan. Pembiyaan pendidikan terdiri atas biaya ivestasi,
biaya operasi, dan biaya personal. tandar penilaian pendidikan. Penilaian
pendidikan terdiri pada jenjang pendidikan dasar dan menegah terdiri
atas : (a) penilaian hasil belajar oleh pendidik;(b) penilaian hasil belajar
oleh satuan pendidikan; dan (c) penilian hasil belajar oleh pemerintah.
(Suharsaputra, 2013 :282)
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

mutu dapat diartikan sebagai derajat keunggulan suatu barang atau jasa
dibandingkan dengan yang lainnya. Mutu dapat bersifat abstrak, misal dalam hidup
yang bermutu, sikap hidup yang dilandasi oleh nilai-nilai yang dianggap luhur dan
sangat dihormati. Mutu dalam pendidikan dapat ditinjau dari segi relevansinya
dengan kebetuhan masyarakat, cepat tidaknya lulusan memperoleh pekerjaan yang
bergaji secara serta kemampuan seseorang di dalam mengatasi berbagai persoalan
hidup. Mutu pendidikan sebenarnya dapat dikembalikan pada fungsi pendidikan atau
fungsi sekolah, Chaeng (Umaedi, 2011:4.16). Kalau lembaga pendidikan dapat
merealisasikan fungsi-fungsi tersebut maka lembaga pendidikan telah memenuhi
harapan berbagai stakeholders, dan dianggap sudah bermutu.
DAFTAR PUSTAKA
Hakim, Nur Muhammad. Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah

IslamUnggulan, Nidhomul Haq: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam,2016, 1.2.

.Lamondo, lamondo, KONSEP DASAR MANAJEMEN

BERBASISSEKOLAH/MADRASAH (Pengertian dan karakteristikMBS/MBM).

Shautut Tarbiyah, 2009, 15. 1.Made Saihu, Manajemen Berbasis Madrasah, Sekolah dan

Pesantren, Cetakan 1 (Tanggerang Selatan, 2020).

Makmur & Suparman, Manajemen Pendidikan Berbasis Madrasah,

CetakanPertama (Makassar: Aksara Timur, 2018).

Anda mungkin juga menyukai