Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KONSEP DASAR MBM

Disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Sistem Informasi Manajemen Pendidikan

Kelompok 3:

Alfani Ramadani 2220203886231025

Ulfa Dwiyanti Sunardi 2220203886231029

Ima Febrianti 2220203886231043

Marwan Setiawan 2220203886231038

Muhammad Aqsa Ikhsan 2220203886231034

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PAREPARE
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt, karena atas limpahan rahmat dan
karunianya sehingga kita semua diberi kesehatan, keselamatan iman, dan ihsan, yang kedua
kalinya salawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad
saw. Terima kasih kepada ibu dosen yang telah member kesempatan kepada kami sehingga
kami dapat membuat tugas makalah ini dengan judul “ KONSEP DASAR MBM” .

Dalam pembuatan makalah ini, kami sangat menyadari bahwa baik dalam
penyampaian maupun penulisan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan segala bentuk saran dan masukan, bahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak.

Parepare, 19 September 2023

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Konsep dasar Manajemen Berbasis Madrasah (MBM) dapat dipahami dari evolusi
pendidikan islam dan transformasi kebutuhan manajemen di lembaga-lembaga
pendidikan.Madrasah sebagai institusi pendidikan islam memiliki peran penting dalam
menjaga dan mengembangkan identitas keagamaan, moralitas dan pengetahuan agama.
Konsep dasar MBM muncul sebagai respons tergadap perubahan ini.
Menggabungkan prinsip-prinsip manajemen umum dengan nilai-nilai islam, MBM
bertujuan untuk meningkatkan efesiensi ,efektivitas, transparansi pengelolaan madrasah,
dan mengakomodasi perkembangan teknologi, serta memberikan pelayanan pendidikan
yang berkualitas kepada peserta didik.
Selain itu, MBM mengakomodasikan tuntutan akuntabilitas dan transparansi
dalam pengelolaan dana pendidikan, sarana-prasarana, dan kualitas pendidikan secara
keseluruhan. Dengan mendasarkan tindakan manajerial pada prinsip-prinsip agama,
MBM memberikan landasan yang kuat untuk meningkatkan kualitas pendidikan islam
yang holistic dan sesuai dengan tuntutan zaman. Dengan demikian MBM merupakan
langkah progresif untuk memajukan pendidikan islam yang inklusif dan adaptif.

B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana Manajemen Membutuhkan Sumber Daya Manusia Sehingga Melahirkan
Fungsi Dan Peran Madrasah Yang Efektivitas Dan Efesiensi?
b. Landasan Yuridis Apakah Yang Memperkuat Organisasi Sekolah Yang Mendukung
Komponen Madrasah?
c. Bagaimana Stakeholder Menyumbang Pada Mutu Madrasah Sehingga Dapat
Membentuk Efektivitas Dan Efisiensi?

C. Tujuan
a. Untuk Mengetahui Manajemen Membutuhkan Sumber Daya Manusia Sehingga
Melahirkan Fungsi Dan Peran Madrasah Yang Efektivitas Dan Efesiensi
b. Untuk Mengetahui Landasan Yuridis Apakah Yang Memperkuat Organisasi Sekolah
Yang Mendukung Komponen Madrasah
c. Untuk Mengetahui Stakeholder Menyumbang Pada Mutu Madrasah Sehingga Dapat
Membentuk Efektivitas Dan Efisiensi
BAB II
PEMBAHASAN

A. Landasan Yuridis
Secara yuridis penerapan MBM dijamin oleh peraturan perundang-undangan berikut:1
1. UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 5 ayat 1
“pengelolaan satuan pendidikan anak usia dini pendidikan dasar dan pendidikan
menengah dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal dengan prinsip
manajemen berbasis sekolah.”
2. UU No. 25 tahun 2000 tentang program pembangunan nasional tahun 2000-2004 pada
bab VII tentang bagian program pembangunan bidang pendidikan, khususnya sasaran,
yaitu “terwujudnya manajemen pendidikan yang berbasis pada sekolah dan
masyarakat.”
3. Keputusan menteri pendidikan Nasional Nomor 44 Tahun 2002 tentang pembentukan
dewan pendidikan dan komite sekolah.
4. Kemendiknas Nomor 087 Tahun 2004 tentang standar akreditasi sekolah khususnya
tentang manajemen berbasis sekolah.
5. Peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan
khususnya standar pengelolaan sekolah yaitu manajemen berbasis sekolah.

1. Organisasi Sekolah
1. Organisasi formal dan informal
Sebagian besar lingkungan pendidikan madrasah di berbagai wilayah di Indonesia,
pada umumnya telah memiliki organisasi formal terutama yang berhubungan dengan
profesi pendidikan seperti Kelompok Kerja Pengawas Madrasah (Pokjamas),
kelompok kerja Madrasah (KKM), Musyawarah Kepala Madrasah (MKM), dewan
pendidikan dan komite madrasah. Organisasi profesi tersebut sangat mendudkung
manajemen berbasis madrasah untuk melakukan berbagai terobosan dalam
peningkatan kualitas pendidikan di wilayah kerjanya. Departemen agama dalam

1
Rohiat, Manajemen Sekolah Teori Dasar Dan Praktik Dilengkapi Dengan Contoh Rencana Strategis Dan Rencana Operasional, (Bandung:
PT Refika Aditama, 2010), hlm. 51
upaya terobosan tersebut pun telah membentuk MDC (Madrasah Development
Center) atau PPM (Pusat Pengembangan Madrasah) sebuah institusi yang
dimaksudkan untuk turut membentuk pola piker baru dalam mengelola pendidikan di
madrasah disetiap provinsi.
2. Organisasi profesi
Organisasi profesi pendidikan sebagai wadah untuk membantu pemerintah dalam
meningkatkan kualitas pendidikan seperti Pokjawas, KKM, kelompok kerja Guru
(KKG), Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), Persatuan Republik Indonesia
(PGRI), Forum Peduli Guru (FPG) dan ISPI (Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia
sudah terbentuk hampir di seluruh Indonesia, organisasi profesi tersebut sangat
mendukung implementasi MBM dalam peningkatan kualitas pendidikan nasional.
3. Asosiasi Pendidikan Islam
Organisasi yang mendukung komponen madrasah yaitu organisasi yang berfokus
pada koordinasi,advokasi, dan pengembangan pendidikan islam. Mereka bisa
memberikan panduan, pelatihan, dan sumber daya bagi madrasah untuk meningkatkan
mutu pendidikan.
2. Mutu Madrasah
Dalam lingkungan sistem pendidikan, khususnya di madrasah,tuntutan akan mutu
merupakan keniscayaam, karena penyelenggaraan pendidikan yang bermutu
merupakan akuntabilitas public. Mutu memiliki karakteristik yang tidak terpisahkan
satu sama lain yaitu adanya komunikasi terbuka dan berlangsung terus menerus,
pendekatan kerja sama tim dalam proses aktifitas organisasi dan mengatasi
masalah,menginginkan masukan dan umpan balik,pelibatan sumber daya manusia
secara luas dan kemitraan internal yang saling mendukung.
Mutu madrasah mengacu pada kualitas atau tingkat keunggulan pendidikan yang
disediakan oleh madrasah. Baik itu kurikulum, fasilitas ,kualitas pengajaran,
manajemen, dan pencapaian siswa.Mutu pendidikan sangat dipengaruhi oleh sumber
daya manusia yang berkualitas,baik itu pengawas madrasah, kepala madrasah,dewan
guru,siswa, orang tua,komite madrasah, maupun pemerhati pendidikan. Semua ini
hendaknya berjalan secara efektif untuk mencapai tujuan pendidikan. Peningkatan
mutu pendidikan khususnya madrasah merupakan salah satu fokus perhatian dalam
rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
B. Manajemen

Manajemen adalah proses kegiatan inti (perencanaan, pengorganisasian,


pelaksanaan,dan pengawasan ) sebagai langkah pemberdayaan seluruh sumber dan potensi
manajemen baik manusia,metode, material, sarana dan prasarana maupun keuangan agar
dapat mencapai tujuan organisasi. Proses ini mencakup kegiatan yang dilakukan individu
untuk mencapai tujuan, melalui upaya atau tindakan-tindakan yang telah ditetapkan
sebelumnya.2

Manajemen madrasah adalah suatu masalah sentral dalam pengelolaan suatu


organisasi madrasah.Telah banyak fakta menunjukkan bahwa manju mundur proses
pendidikan sangat dipengaruhi oleh manajemen yang professional yang ditampilkan oleh
pengelolaan kelas dalam melakukan pembinaan madrasah. Manajemen lebih ditekankan
kepada upaya untuk mempergunakan sumber daya seefisien dan seefektif mungkin.
Mengingat terbatasnya sumber daya yang kita miliki. Manajemen pendidikan adalah aktivitas
memedukan sumber daya pendidikan agar terpusat dalam mencapai tujuan pendidikan yang
telah ditentukan.3

1. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia adalah penduduk yang siap,mau dan mampu memberikan
sumbangan terhadap usaha untuk mencapai tujuan organisasi. Dalam ilmu kependudukan,
konsep sumber daya manusia ini dapat disejajarkan dengan konsep tenaga kerja yang
meliputi angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Angkatan yang bekerja disebut juga
dengan pekerja.

Organisasi pada dasarnya merupakan kerja sama antara du orang atau lebih dalam
rangka mencapai suatu tujuan. Organisasi adalah kumpulan orang, proses pembagian
kerja antara orang-orang tersebut dan adanyasystem kerja sama atausystem sosial diantara
orang-orang tersebut.

2
GR. Terry, Guide to Management, alih bahasa J. Smith (Jakarta, Bumi Aksara, 2000) h. 9
3
Soebagio Atmodiwiro, op. cit, h. 22.
2. Fungsi dan Peran

Peran penting sumber daya manusia terwujud dalam pelaksanaan kegiatan


pembuataan strategi organisasi,perencanaan kegiatan, pelaksanaan kerja dan monitoring
jalannya usaha untuk mencapai sasaran organisasi. Alasan lainnya adalah bahwa
pengelolaan sumber daya manusia dalam suatu organisasi tidak dapat terlepas dari
lingkungan internal maupun eksternal ,yang pada suatu saat akan dapat mempengaruhi
keberadaan organisasi tersebut.

Manajemen sumber daya manusia memiliki fungsi penting bagi organisasi, tidak
saja pada leve manajerial tetapi juga pada tingkat operasional. Danang sunyoto (2012)
menyebutkan bahwa kedua fungsi tersebut memiliki landasan kuat untuk bahan pijakan
pada penerapan atau praktik yang di terapkan dalam organisasi.

Fungsi perencanaan kebutuhan sumber daya manusia secara umum tujuan


strategis perencanaan SDM. Adalah untuk mengidentifikasi kebutuhan dan ketersediaan
SDM. Selain itu, juga bertujuan untuk mengembangkan program-program dalam rangka
meminimalisir penyimpangan-penyimpanganatas dasar kepentingan individu dan
organisasi.4

3. Komponen Manajemen Berbasis Madrasah (MBM)

Hal yang paling penting dalam implementasi Manajemen Berbasis Madrasah


(MBM) adalah manajemen terhadap komponen-komponen madrasah itu sendiri.
sedikitnya terdapat lima komponen madrasah yang harus dikelola dengan baik dalam
rangka MBM, yaitu:

a) Manajemen kurikulum dan program pengajaran


Kurikulum yang dibuat oleh pemerintah pusat adalah kurikulum standar yang
berlaku secara nasional. Padahal kondisi madrasah umumnya sangat beragam. Oleh
karena itu, dalam inplementasinya, madrasah dapat mengembangkan (memperdalam,
memperkaya, dan memodifikasi), tetapi tidak boleh mengurangi isi kurikulum, artinya
apa yang diajarkan boleh dikembangkan agar lebih konstektual dan selaras dengan
4
Hariandja, M.T.E (2002) Manajemen Sumber Daya Manusia, Grasindo. Jakarta.
karakteristik peserta didik. Selain itu, madrasah juga diberi kebebasan untuk
mengembangkan kurikulum muatan lokal. Kurikulum itu sendiri hal yang sangat
menentukan keberhasilan kegiatan belajar mengajar secara maksimal, sehingga perlu
adanya pengelolaan yang meliputi: Kegiatan perencanaan, Kegiatan pelaksanaan
Kegiatan penilaian.
Sesuai dengan kegiatan pengelolaan kurikulum tersebut, penyajiannya akan
diurutkan mulai dari perencanaan. Namun terlebih dahulu akan dijelaskan dan dibatasi
oleh pengertian kurikulum. Untuk menjamin efektivitas pengembangan kurikulum dan
program pengajaran dalam MBM, kepala sekolah sebagai pengelola pengajaran bersama
dengan guru-guru harus menjabarkan isi kurikulum secara lebih rinci dan operasional ke
dalam program tahunan, catur wulan, dan bulanan.

b) Manajemen Kesiswaan

Pelayanan murid, mulai dari penerimaan murid baru,


pengembangan/pembinaan/pembimbingan, penempatan untuk melanjutkan madrasah atau
untuk memasuki dunia kerja, hingga sampai pada pengurusan alumni, sebenarnya dari
dahulu memang sudah didesentralisasikan. Karena itu, yang diperlukan adalah
peningkatan intensitas dan ekstensitasnya.

Manajemen peserta didik bertujuan untuk mengatur kegiatan dalam bidang


kemuridan agar kegiatan pendidikan di madrasah dapat berjalan dengan lancar, terib dan
teratur, serta mencapai tujuan pendidikan madrasah. Untuk mewujudkan tujuan tersebut
bidang manajemen kemuridan sedikitnya memiliki tiga tugas utama yang harus
diperhatikan, yaitu penerimaan murid baru, kegiatan kemajuan belajar, serta bimbingan
dan pembinaan disiplin. Berdasarkan tiga tugas utama tersebut, dibawah ini adalah
penjabaran tanggung jawab kepala madrasah dalam mengelola bidang kemuridan:

1) Kehadiran murid di madrasah dan masalah-masalah yang berhubungan


dengannya.

2) Penerimaan, orientasi, klasifikasi, dan penunjukan murid ke kelas dan program


studi.

3) Evauasi dan pelaporan kemajuan belajar.


4) Program supervisi bagi murid yang mempunyai kelainan, seperti pengajaran,
perbaikan, dan pengajaran luar biasa.

5) Pengendalian disiplin murid.

6) Program bimbingan dan penyuluhan.

7) Program kesehatan dan keamanan.

8) Penyesuaian pribadi, sosial, dan emosional.

c). Manajemen Tenaga Kependidikan

Pendidik merupakan hal penting dalam sebuah lembaga pendidikan, karena dialah
yang menjadi motor penggerak dan perubahan, bahkan bukan hanya sebagai agen
perubahan tapi juga sebagai orang yang mendidik, mengarahkan, membimbing, dan
mengevaluasi para peserta didiknya sehingga mampu mencapai tujuan yang diinginkan.

Keberhasilan manajemen madrasah sangat ditentukan oleh keberhasilan dalam


mengelola tenaga pendidik dan kependidikan yang tersedia di madrasah. Dalam hal ini,
peningkatan produktivitas dan prestasi kerja dapat dilakukan dengan meningkatkan
prilaku manusia di tempat kerja melalui aplikasi konsep dan ternik manajemen personalia
modern.

Manajemen tenaga kependidikan atau manajemen personalia pendidikan


bertujuan untuk mendayagunakan tenaga kependidikan secara efektif dan efisien untuk
mencapai hasil yang optimal, namun tetap dalam kondisi yang menyenangkan.
Sehubungan dengan itu, fungsi personalia yang harus dilaksanakan pimpinan, adalah
menarik, mengembangkan, menggaji, dan memotivasi personil guna mencapai tujuan
system membantu anggota mencapai posisi dan standar prilaku, memaksimalkan
perkembangan karir tenaga kependidikan, serta menyelaraskan tujuan individu dan
organisasi. Manajemen tenaga kependidikan (guru dan personil) mencakup:

1) Perencanaan pegawai

2) Pengadaan pegawai

3) Pembinaan dan pengembangan pegawai

4) Promosi dan mutasi


5) Pemberhentian pegawai

6) Penilaian pegawai.

Semua itu perlu dilakukan dengan baik dan benar agar apa yang diharapkan
tercapai, yakni tersedianya tenaga kependidikan yang diperlukan dengan kualifikasi dan
kemampuan yang sesuai derta dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik dan
5
berkualitas. Tugas kepala madrasah dalam kaitannya dengan manajemen tenaga
kependidikan bukanlah pekerjaan yang mudah karena tidak hanya mengusahakan
tercapainya tujuan madrasah, tetapi juga tujuan tenaga pendidik (guru dan pegawai)
secara pribadi. Karena itu, kepala madrasah dituntut untuk mengerjakan instrumen
pengelolaan tenaga kependidikan seperti daftar absensi, daftar urut kepangkatan, daftar
riwayat hidup, daftar riwayat.pekerjaan, dan kondite pegawai untuk membantu kelancaran
MBM di madrasah yang dipimpinnya.

d) Manajemen Sarana dan Prasarana pendidikan

Sarana prasarana merupakan fasilitas pendukung yang dapat menunjang proses


kegiatan dalam madrasah. Pengelolaan fasilitas sudah seharusnya dilakukan oleh
madrasah, mulai dari pengadaan, pemeliharaan dan perbaikan, hingga sampai
pengembangan. Hal ini didasari oleh kenyataan bahwa madrasah yang paling tau
kebutuhan fasilitas, baik kecukupan, kesesuaian, maupun kemutakhirannya, terutama
fasilitas yang sangat erat kaitannya secara langsung dengan proses belajar mengajar.
Standar sarana dan prasarana pendidikan adalah sebagai berikut:

(1) Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot,
peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis
pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran
yang teratur dan berkelanjutan.

(2) Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang
kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang
perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, tempat beribadah, tempat
bermain, tempat berkreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang
proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
5
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah Konsep, Strategi, dan Implementasi, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2014) hlm. 42
Manajemen sarana dan prasarana pendidikan bertugas mengatur dan menjaga
sarana dan prasarana pendidikan agar dapat memberikan kontribusi secara optimal dan
berarti bagi jalannya proses pendidikan. Kegiatan pengelolaan ini meliputi kegiatan
perencanaan, pengadaan, pengawasan, penyimpanan inventarisasi, dan penghapusan
serta penataan.

e). Manajemen Hubungan Sekolah dengan Masyarakat

Esensi hubungan madrasah -masyarakat adalah untuk meningkatkan keterlibatan,


kepedulian, kepemilikan, dan dukungan dari masyarakat terutama dukungan moral dan
finansial. Dalam arti yang sebenarnya hubungan madrasah -masyarakat dari dahulu
sudah didesentralisasika. Oleh karena itu, yang dibutuhkan adalah peningkatan intensitas
dan ekstensitas hubungan madrasah -masyarakat.Hubungan sekolah dengan masyarakat
bertujuan antara lain untuk:

(1) Memajukan mutu pembelajaran, dan pertumbuhan anak

(2) Memperkokoh tujuan sert meningkatkan mutu hidup dan penghidupan


masyarakat

(3) Menggairahkan masyarakt untuk menjalin hubungan dengan madrasah.

f). Manajemen Bidang Komite

Komite sekolah adalah lembaga mandiri yang beranggotakan orang tua/wali


peserta didik, komunitas sekolah serta tokoh masyarakat yang peduli pendidikan. Komite
sekolah merupakan badan yang bersifat mandiri, tidak mempunyai hubungan hierarkis
dengan satuan pendidikan maupun lembaga pemerintahan lainnya. Dalam pelaksanaan
tugasnya pengurus komite sekolah berperan memberikan pertimbangan, dukungan
finansial, tenaga, pemikiran dan pengawasan dalam penyelenggaraan pendidikan. Posisi
komite sekolah satuan pendidikan dan lembaga-lembaga pemerintah lainnya mengacu
pada kewenangan masing-masing berdasarkan ketentuan yang berlaku. Pembentukan
komite sekolah yaitu:

(a) mewadahi dan menyalurkan aspirasi dan prakarsa masyarakat dalam


melahirkan kebijakan dan program pendidikan di satuan pendidikan,
(b) meningkatkan tanggungjawab dan peran serta aktif dari seluruh lapisan
masyarakat dalam mengeyelenggarakan pendidikan,

(c) menciptakan suasana dan kondisi transparan, akuntabel dan demokratis


dalam menyelenggarakan dan pelayanan pendidikan yang bermutu di satuan pendidikan

4. Stakeholder Pendidikan Madrasah

Stakeholder dalam lembaga pendidikan adalah orang-orang atau badan yang


berkepentingan langsung atau tidak langsung terhadap kegiatan pendidikan di
sekolah.Menjadi pemegang dan sekaligus pemberi support terhadap pendidikan atau
lembaga pendidikan (Muhaimin, dkk., 2010).Merujuk pada UU Sistem Pendidikan
Nasional No. 20 tahun 2003, khususnya Pasal 56 menjelaskan bahwa stakeholder, yaitu:
a. Masyarakat berperan dalam peningkatan mutu pelayanan pendidikan yang meliputi
perencanaan, pengawasan dan evaluasi program pendidikan melalui dewan pendidikan
dan komite sekolah.

b. Dewan pendidikan sebagai lembaga mandiri dibentuk dan berperan dalam


peningkatan mutu pelayanan pendidikan tenaga sarana dan prasarana, serta pengawasan
pendidikan pada tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten/ kota yang tidak mempunya
hubungan hierarkis.

c. Komite sekolah sebagai lembaga mandiri, dibentuk dan berperan dalam peningkatan
mutu pelayanan dengan memberikan pertimbangan, arahan dan dukungan tenaga, sarana
dan prasarana, serta pengawasan pendidikan pada tingkatan satuan pendidikan.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

MBM bertujuan untuk meningkatkan efesiensi ,efektivitas, transparansi


pengelolaan madrasah, dan mengakomodasi perkembangan teknologi, serta
memberikan pelayanan pendidikan yang berkualitas kepada peserta didik. MBM
memberikan landasan yang kuat untuk meningkatkan kualitas pendidikan islam yang
holistic dan sesuai dengan tuntutan zaman. Dengan demikian MBM merupakan
langkah progresif untuk memajukan pendidikan islam yang inklusif dan adaptif.

B. SARAN
Dalam penulisan makalah ini, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
dari para pembaca yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini pada
waktu yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA
Rohiat, 210. Manajemen Sekolah Teori Dasar Dan Praktik Dilengkapi Dengan Contoh
Rencana Strategis Dan Rencana Operasional, Bandung: PT Refika Aditama
GR. Terry,j. Smith, 2000. Guide to Management, alih bahasa. Jakarta : Bumi Aksara
Hariandja, M.T.E, 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Grasindo: Jakarta
E. Mulyasa,2014. Manajemen Berbasis Sekolah Konsep, Strategi, dan Implementasi.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Anda mungkin juga menyukai