Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

MANAJEMEN PENDIDIKAN

TENTANG

MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS) DAN PERAN KEPALA SEKOLAH

DAN LAYANAN KHUSUS

OLEH :

KELOMPOK 9

IRMAYANTI 19301060

MELISA SURYA FITRA 1930106028

TADRIS BIOLOGI 5A

DOSEN PENGAMPU:

HUSNANI, S.PD.I, M.PD.I

JURUSAN TADRIS BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

BATUSANGKAR

2021

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia serta hidayahnya sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan tanpa
adanya halangan yang berarti. Shalawat beserta salam tak lupa pula penulis kirimkan kepada
Nabi Muhammad SAW yang telah menuntun kita semua dari alam kegelapan, kebodohan
menuju alam yang terang benderang dengan ilmu pengetahuan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membimbing dan turut membantu dalam penyelesaian makalah ini. Adapun makalah ini penulis
susun yakni untuk memenuhi tugas “Manajemen Pendidikan Biologi". Penulis menyadari
sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, baik segi
isi makalah, penulisan, serta kalimat dan tata bahasanya. Oleh karena itu penulis membutuhkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca nantinya sehingga dapat penulis jadikan
pedoman untuk penulisan makalah yang lebih baik di masa akan datang.

Dengan segala hormat, penulis memohon maaf atas segala kekurangan yang terdapat
dalam makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya.

Batusangkar, 25 Oktober 2021

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Makalah

BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep MBS
B. Karakter MBS
C. Implementsi MBS dan peran
D. Fungsi dan tugas kepala sekolah
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Latar belakang munculnya Manajemen Berbasis Sekolah disebabkan oleh sistem
pemerintah pusat yang memberikan hak wewenang dan keleluasaan kepada daerah untuk
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri
berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Kewenangan
diberikan kepada daerah kabupaten dan kota berdasarkan asas desentralisasi dalam wujud
otonomi luas, nyata, dan bertanggung jawab (Mulyasa, 2006).
Pendidikan merupakan suatu proses di mana melibatkan interaksi antara berbagai
input dan lingkungan, karena interaksi dan lingkungan memiliki karakteristik yang berbeda
dari satu tempat dengan tempat yang lain, maka keseragaman secara menyeluruh yang
diinstruksikan dari pusat tidak akan pernah menghasilkan proses pendidikan yang optimal
atau maksimal. Dengan kata lain kebijaksanaan desentralisasi akan dapat mengoptimalkan
proses pendidikan yang berkualitas. Dengan desentralisasi berarti pemegang kendali
pendidikan ditingkat bawah akan mempunyai peranan yang lebih besar. Keadaan ini akan
mendorong kreatifitas dan improvisasi dalam melaksanakan pendidikan. (Mahfud, 2001)
Eksistensi MBS di sekolah menjadikan peran kepala sekolah sangat penting dalam
mengembangkan dan memajukan lembaga pendidikan, tenaga kependidikan, dan output-
nya. Menurut Sudarwan Danim, kepala sekolah memiliki multi peran, yakni; sebagai
administrator, manager, leader, motivator, negosiator, figure, communicator, wakil lembaga
dalam urusan eksternal dan fungsi-fungsi yang lainnya.(Sudarwan, 2005)
Adapun (MBS) digulirkan untuk menjawab beberapa masalah yang terkait dengan
otonomi pendidikan, seperti: pertama, terlalu kuatnya dominasi pemerintah pusat dalam
manajemen mikro, penyelenggaraan pendidikan nasional secara birokratik, sehingga
menempatkan sekolah sebagai penyelenggara pendidikan terlalu tergantung pada peraturan,
instruksi, juklak, dan jalur birokrasi yang sangat panjang dan berbelit-belit. Hal ini
memadamkan akuntabilitas sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan pada masyarakat
sekitar, kepala sekolah menjadi birokrat-birokrat kecil yang takut kehilangan jabatan,
sekolah menjadi kehilangan kemandirian, motivasi dan inisiatif untuk memajukan
lembaganya termasuk peningkatan mutu sebagai salah satu tujuan nasional. Kedua, masih
banyaknya sumberdaya yang dimiliki oleh sekolah belum di manfaatkan secara optimal.
Ketiga, masih rendahnya partisipasi masyarakat yang saat ini lebih banyak bersifat
dukungan input (dana), bukan pada proses pendidikan (pengambilan keputusan, monitoring,
evaluasi, dan (akuntabilitas). Keempat, sekolah tidak mampu untuk mengikuti perubahan
teknologi dan informasi yang begitu cepat di lingkungannya.
MBS adalah konsep yang menggambarkan perubahan formal struktur
penyelenggaraan sekolah sebagai suatu bentuk desentralisasi yang mengidentifikasi sekolah
itu sendiri sebagai unit utama peningkatan serta bertumpu pada redistribusi kewenangan
pembuatan keputusan sebagai sarana penting yang dengannya peningkatan dapat di dorong
dan dipotong. (Mulyasa, 2006)
Kepala sekolah adalah seorang tenaga profesional atau guru yang diberikan tugas
untuk memimpin suatu sekolah dimana sekolah menjadi tempat interaksi antara guru yang
memberi pelajaran, siswa yang menerima pelajaran, orang tua sebagai harapan, pengguna
lulusan sebagai penerima kepuasan dan masyarakat umum sebagai kebanggaan. (Ibrahim,
1996)
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dibahas pada makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa itu konsep MBS?
2. Apa saja karakter MBS?
3. Apa itu implementasi MBS dan peran MBS?
4. Apa saja fungsi dan tugas kepala sekolah?

C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui konsep MBS.
2. Untuk mengetahui karakter MBS.
3. Untuk mengetahui implementasi dan peran MBS.
4. Untuk mengetahui fungsi dan tugas kepala sekolah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep MBS
Manajemen berbasis sekolah merupakan salah satu pendekatan dalam upaya
meningkatkan mutu pendidikan. Kebijakan yang demikian menuntut langsung sekolah
sebagai ujung tombak penyelenggaraan pendidikan. Seperti yang disampaikan Berlian
(2013: 3), bahwamanajemen berbasis sekolah merupakan suatu bentuk manajemen atau
pengelolaan sekolah yang sepenuhnya diserahkan kepada pihak sekolahuntuk mencapai
tujuan-tujuan penyelenggaraan pendidikan di sekolah, sesuai dengan peraturan perundang-
undangan pendidikan yang berlaku.
Manajemen Berbasis Sekolah adalah model pengelolaan sekolah dengan memberikan
kewenangan yang lebih besar pada tingkat sekolah untuk mengelola sekolahnya sendiri
secara langsung. Dimilikinya kewenangan sekolah itu karena terjadi pergeseran kekuasaan
dari pemerintah pusat atau pemerintah daerah kepada sekolah langsung dalam pengelolaan
sekolah. Dengan adanya kewenangan yang besar tersebut maka sekolah memiliki otonomi,
tanggung jawab, dan partisipasi dalam menentukan program-program sekolah menurut
Nurkolis (2003).
Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa Manajemen Berbasis
Sekolah adalah suatu pendekatan dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan yang
pengelolaan sekolah sepenuhnya diserahkan kepada pihak sekolah guna menentukan suatu
kebijakan-kebijakan tertentu untuk mencapai tujuan-tujuan penyelenggaraan pendidikan
dengan menjalin kerja sama antara sekolah, masyarakat, dan pemerintah.
B. Karakter MBS
Menurut Kompri (2014: 44) Manajemen Berbasis Sekolah memiliki dua belas
karakteristik, yang meliputi:
1. Adanya keragaman dalam pola pengkajian guru.
2. Istilah populernya adalah pendekatan prestasi merit system.
3. Otonomi manajemen sekolah
4. Pemberdayaan guru secara optimal
5. Pengelolaan sekolah secara patisipatif. Kepala sekolah harus mampu bekerja
dengan melalui seluruh komunitas sekolah agar masing-masing dapat
menjalankan tugas.
6. Sistem yang disentralisasikan di bidang pengenggaran.
7. Sekolah dengan pilihan atau otonomi sekolah dalam menentukan aneka pilihan.
8. Hubungan kemitraan (partnership) antara dunia bisnis dan dunia pendidikan.
9. Akses terbuka bagi sekolah untuk tumbuh relative mandiri.
10. Pemasaran sekolah secara kompetitif.
11. Sekolah yang efektif pada umumnya memiliki sejumlah karakteristik proses
sebagai berikut:
a. Prosess belajar mengajar dengan efektifitas yang tinggi.
b. Kepemimpinan sekolah yang kuat.
c. Lingkungan sekolah yang aman dan tertib.
d. Pengelolaan tenaga kependidikan yang efektif.
e. Sekolah memiliki budaya mutu.
f. Sekolah memiliki team work yang kompak, cerdas dan dinamis.
12. Input pendidikan.
Karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah yang dikemukakan oleh Kompri (2014)
tersebut di atas diperkuat oleh pendapat dari Mulyasa (2006) yang menyampaikan
karakeristik Manajemen Berbasis Sekolahbisa diketahui antara lain dari bagaimana sekolah
dapat mengoptimalkan kinerja organisasi sekolah, proses belajar mengajar, pengelolaan
sumber daya manusia, dan pengelolaan sumber daya dan administrasi.
C. Implementsi Dan peran MBS
Model Manajemen Berbasis Sekolah di Indonesia disebut Manajemen Peningkatan Mutu
Berbasis Sekolah (MPMBS).Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah dapat
diartikan sebagai model manajemen yang memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah,
fleksibilitas kepada sekolah, dan mendorong partisipasi secara langsung warga sekolah dan
masyarakat untuk meningkatkan mutu sekolah berdasarkan kebijakan pendidikan nasional
serta peraturan perundang-undangan yang berlaku (Nurkolis, 2003: 107).
Sebagaimana dikemukakan oleh Mahdayeni (2016: 27) Implementasi Manajemen
Berbasis Sekolah akan berjalan efektif dan efisien apabila didukung oleh sumber daya
manusia yang profesional untuk mengoperasikan sekolah, dana yang cukup agar sekolah
mampu menggaji staf sesuai dengan fungsinya, sarana dan prasarana yang mamadai untuk
mendukung proses pembelajaran, serta dukungan orang tua dan masyarakat yang tinggi. Hal
ini merupakan persyaratan umum untuk mengimplementasikan Manajemen Berbasis
Sekolah.
Hal tersebut diperkuat oleh pendapat Mulyasa (2005: 57) , yaitu untuk
mengimplementasikan Manajemen Berbasis Sekolah secara efektif dan efisien, kepala
sekolah perlu memiliki pengetahuan kepemimpinan, perencanaan, dan pandangan yang luas
tentang sekolah dan pendidikan. Wibawa kepala sekolah harus ditumbuhkembangkan
dengan meningkatkan sikap kepedulian, semangat belajar, disiplin kerja, keteladanan dan
hubungan manusiawi sebagai modal perwujudan iklim kerja yang kondusif. Lebih lanjut,
kepala sekolah dituntut untuk melakukan fungsinya sebagai manajer sekolah dalam
meningkatkan proses belajar-mengajar, dengan melakukan supervise kelas, membina, dan
memberikan saran-saran positif kepada guru.
Sebagaimana pendapat dari Nurkolis (2005: 142), yaitu pihak terkait harus bekerja lebih
banyak daripada sebelumnya, kurang efisien (dalam jangka pendek karena salah satu tujuan
Manajemen Berbasis Sekolah adalah terjadinya efisiensi pendidikan), kinerja sekolah yang
tidak merata, meningkatnya kebutuhan pengembangan staf, terjadinya kebingungan karena
peran dan tanggung jawab baru, kesulitan dalam melakukankoordinasi dan masalah
akuntabilitas.
Peranan MBS yang ditulis oleh Mahdayeni (2016) menerangkan bahwa Manajemen
Berbasis Sekolah adalah salah bentuk alternatif perbaikan manajemen sekolah yang
memberikan kewenangan dan tanggung jawab yang lebih kepada sekolah, memberikan
fleksibilitas atau keluwesan kepada sekolah untuk meningkatkan mutu pendidikan atau
sekolah berdasarkan kepada kebijakan pendidikan nasional serta peraturan perundang-
undangan yang berlaku lainnya. Dengan otonomi tersebut, sekolah diberikan kewenangan
dan tanggung jawab untuk mengambil keputusan sesuai dengan kebutuhan, kemampuan, dan
tuntutan sekolah, masyarakat serta stakeholder yang ada.
D. Fungsi dan tugas kepala sekolah
Peran kepala sekolah dalam implementasi mbs berdasarkan pengamatan dan hasil
wawancara, peneliti dapat melihat bagaimana peran kepala sekolah dalam implementasi
MBS. Kepala sekolah dalam melaksanakan tugasnya selalu bermusyawarah dan
memperhitungkan kemampuan sekolah baik dalam peningkatan mutu guru, siswa, dan
karyawan yang selalu berpedoman pada visi, misi, tujuan dan sasaran, karena seorang kepala
sekolah sangat mempengaruhi terhadap kemajuan dan kemunduran sekolah yang
dipimpinnya. Jadi dengan program implementasi MBS kepala sekolah merupakan unsur
yang strategis seperti yang dikatakan oleh Uhar Suharsaputra, (2010:141).
Fungsi kepala sekolah dalam MBS selalu memberi keteladanan dalam bertindak,
memberi hadiah pada yang berprestasi dan sangsi bagi yang melanggar begitupun dalam
mengambil ide-ide baik dari buku atau gagasan guru yang harus disampaikan untuk
kemajuan sekolah.Pendapat Nurdin dalam Dadi Permadi, (2007:46) fungsi pemimpin
meliputi :
a) Pemimpin sebagai perencana.
b) Pemimpin sebagai pembuat kebijakan.
c) Pemimpin sebagai ahli.
d) Pemimpin sebagai pelaksana.
e) Pemimpin sebagai pengendali.
f) Pemimpin sebagai pemberi hadiah dan hukuman.
g) Pemimpin sebagai teladan dan lambang.
h) Pemimpin sebagai tempat menimpakan segala kesalahan.
i) Pemimpin sebagai pengganti peranan anggota lain.
Peran kepala sekolah dalam implementasi mbs berdasarkan pengamatan dan hasil
wawancara, peneliti dapat melihat bagaimana peran kepala sekolah dalam implementasi
MBS. Kepala sekolah dalam melaksanakan tugasnya selalu bermusyawarah dan
memperhitungkan kemampuan sekolah baik dalam peningkatan mutu guru, siswa, dan
karyawan yang selalu berpedoman pada visi, misi, tujuan dan sasaran, karena seorang kepala
sekolah sangat mempengaruhi terhadap kemajuan dan kemunduran sekolah yang
dipimpinnya. Jadi dengan program implementasi MBS kepala sekolah merupakan unsur
yang strategis seperti yang dikatakan oleh Uhar Suharsaputra, (2010:141).
Mengacu pada pasal 12 ayat 1 PP 28 tahun 1990 dalam Kepala Sekolah bertanggung
jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga
kependidikan lainnya, dan pendayagunaan serta memeliharaan sarana dan prasarana
(Mulyasa, 2007).
Kepala Sekolah sebagai pemimpin harus mampu:
1. Mendorong timbulnya kemauan yang kuat dengan penuh semangat dan percaya
diri para guru, staf dan siswa dalam melaksanakan tugas masing-masing
2. Memberikan bimbingan dan mengarahkan para guru, staf dan para siswa serta
memberikan dorongan memacu dan berdiri di depan demi kemajuan dan
memberikan inspirasi sekolah dalam mencapai tujuan (Wahjosumidjo, 2005: 105)
Sehingga disimpulkan Tugas Kepala Sekolah yaitu sebagai edukator, manajer,
administrator, supervisor, leader, inovator, motivator, figur dan mediator.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan dari pembahasan maka penulis dapat menarik kesimpulan, antara lain:
1. Manajemen Berbasis Sekolah adalah suatu pendekatan dalam upaya
meningkatkan mutu pendidikan yang pengelolaan sekolah sepenuhnya diserahkan
kepada pihak sekolah guna menentukan suatu kebijakan-kebijakan tertentu untuk
mencapai tujuan-tujuan penyelenggaraan pendidikan dengan menjalin kerja sama
antara sekolah, masyarakat, dan pemerintah. Tujuan Manajemen Berbasis Sekolah
adalah meningkatkan semua kualitas dalam pendidikan dengan cara
memandirikan atau memberi kewenangan penuh kepada sekolah untuk mengelola
sendiri seluruh kebutuhan sekolah yang bersangkutan dengan peningkatan
kualitas pendidikan sekolah.
2. Karakeristik Manajemen Berbasis Sekolah dapat dilihat dari organisasi sekolah,
proses belajar mengajar, dan sumber daya manusia yang semua berjalan dengan
lancar dan sesuai dengan keputusan atau kebijakan sekolah yang menginginkan
peningkatan kualitas pendidikan.
3. Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah dapat berjalan dengan efektif dan
efesien apabila hubungan antar manusia dapat terjalin dengan baik yaitu kepala
sekolah, guru, peserta didik, dan pemangku kepentingan dari pihak luar. Dan
kepala sekolah harus dapat memahami jabatannya sebagai manajer dari sekolah.
4. Manajemen Berbasis Sekolah harus mendapatkan dukungan penuh dari pemangku
kepentingan luar seperti komite sekolah, masyarakat, dan orang tua dari peserta
didik, karena pengimplementasian Manajemen Berbasis Sekolah dapat berjalan
efektif dan efisien apabila hubungan antarmanusia berjalan dengan lancar.
Berbeda dengan penerapan Manajemen Berbasis Sekolah yang diterapkan di
berbagai negara di mana Manajemen Berbasis Sekolah muncul dengan inisiatif
dari orang tua peserta didik dan masyarakat, sedangkan di Indonesia muncul
karena inisiatif dari pemerintah.
B. Saran
Berdasarkan dari pemaparan pembahasan dan kesimpulan, maka terdapat beberapa saran
mengenai Manajemen berbasis Sekolah, antara lain :

1. Pemerintah harus lebih giat lagi untuk melakukan sosialisasi tentang Manajemen
Berbasis Sekolah kepada kepala sekolah, karena kepala sekolah masih belum
memahami tentang tugas pokok kepala sekolah sebagai manajer sekolah yang
mempunyai wewenang dan kekuasaan untuk mengelola sendiri sekolah tersebut
dengan keterlibatan masyarakat umum untuk bersama-sama meningkatkan
kualitas pendidikan agar dalam pengimplementasian Manajemen Berbasis
Sekolah dapat berjalan sesuai harapan.
2. Kepala sekolah harus memberikan pemahaman lebih tentang tanggung jawab
kepada seluruh penghuni sekolah agar dapat melakukan tugas dengan baik dalam
mengimplementasikan Manajemen Berbasis Sekolah,
3. Pihak sekolah harus lebih melakukan pendekatan kepada pemangku kepentingan
di luar sekolah agar dapat membantu dan saling bekerjasama mencapai tujuan
sekolah, karena hal tersebut merupakan bagian dari pengimplementasian
Manajemen Berbasis Sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Berlian, I. 2013. Manajemen Berbasis Sekolah Menuju Sekolah Berprestasi.Jakarta : Erlangga.

Nurkolis. 2003. Manajemen Berbasis Sekolah (Teori, Model, dan Aplikasi).Jakarta:


PT.Grasindo.

Kompri. 2014. Manajemen Sekolah Teori dan Praktek. Bandung: Alfabeta cv.

Mulyasa, E. 2006. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Uhar Suharsaputra. 2010. Administrasi Pendidikan.Bandung. PT Refika Aditama.

Dadi Permadi. 2007. Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Komite Sekolah.

Bansung. PT Sarana Panca Karya Nusa.

Anda mungkin juga menyukai