Disusun Oleh:
Kelompok IV
Permana Lestari
Sumarna
Ummi Salamah
Zabur Mauliddin
UNIVERSITAS MULAWARMAN
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan anugrahnya,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini akan membahas
tentang manajemen berbasis sekolah (MBS) yang dimana didalamnya berisi tentang apa itu
kebijakan MBS, bagaimana sekolah yang sudah dan belum melaksanakan MBS, persamaan
dan perbedaan SD yang sudah melaksanakan MBS, serta factor pendukung dan penghambat
terlaksananya MBS disekolah-sekolah.
Kami mohon maaf jika ada banyak kesalahan dalam penulisan makalah ini, kami menerima
bentuk kritik dan saran yang membangun demi kebaikan dan kemudahan dalam menuntut
ilmu lebih banyak lagi.
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah pengertian kebijakan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)?
2. Bagaimana ciri-ciri sekolah yang telah melaksanakan MBS?
3. Bagaimana ciri-ciri sekolah yang belum melaksanakan MBS?
4. Apa persamaan dan perbedaan SD yang tidak melaksanakan MBS?
5. Apa faktor pendukung terlaksananya MBS?
6. Apa faktor penghambat terlaksananya MBS?
C. TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui:
1. Pengertian kebijakan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS).
2. Ciri-ciri sekolah yang telah melaksanakan MBS.
3. Ciri-ciri sekolah yang belum melaksanakan MBS.
4. Persamaan dan perbedaan SD yang tidak melaksanakan MBS.
5. Faktor pendukung terlaksananya MBS
6. Faktor penghambat terlaksananya MBS
D. MANFAAT
2. TUJUAN MBS
Tujuan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yaitu: a) meningkatkan mutu
pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengelola dan
memberdayakan sumber daya yang tersedia; b) meningkatkan kepedulian warga
sekolah dan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan melalui pengambilan
keputusan bersama; c) meningkatkan tanggung jawab sekolah kepada orang tua,
masyarakat, dan pemerintah tentang mutu sekolahnya; dan d) meningkatkan
kompetisi yang sehat antar sekolah untuk pencapaian mutu pendidikan yang
diharapkan.
3. MANFAAT MBS
Berikut merupakan ciri – ciri sekolah yang melaksanakan MBS, dimulai dari:
Organisasi Sekolah, mempunyai ciri:
(1) menyediakan manajemen/kepemimpinan transformasional dalam mencapai tujuan
sekolah,
(2) Menyusun rencana sekolah dan merumuskan kebijakan untuk sekolahnya sendiri,
(3) Mengelola kegiatan operasional sekolah,
(4) Menjamin adanya komunikasi yang efektif antara sekoah dan masyarakat,
(5) Menggerakkan Partisipasi Masyarakat,
(6) Menjamin terpeliharanya sekolah yang bertanggungjawab kepada masyarakat dan
sekolah.
Kegiatan Belajar Mengajar, mempunyai ciri – ciri :
(1) Meningkatkan Kualitas Belajar Peserta Didik,
(2) Mengembangkan kurikulum yang cocok dan tanggap terhadapkebutuhan peserta
didik dan masyarakat,
(3) Menyelenggarakan kegiatan pembelajaran yang efektif,
(4)Menyediakan program pengembangan yang diperlukan peserta didik,
(5) Berperan serta dalam memotivasi siswa.
Sumber Daya Manusia, mempunyai ciri – ciri:
(1) Memperdayakan staf dan menempatkan personel yang dapat melayani keperluan
peserta didik,
(2) Memilih staf yang memiliki wawasan MBS,
(3) Menyediakan kegiatan untuk pengembangan profesi pada semua staf,
(4) Menjamin kesejahteraan staf dan peserta didik,
(5) Menyelenggarakan forum atau diskusi untuk membahas kemajuan kinerja
sekolah.
Sumber Daya dan Administrasi, mempunyai ciri – ciri:
(1) mengidentifikasi sumber daya yang diperlukan dan mengaokasikan sumber daya
tersebut sesuai dengan kebutuhan,
(2) Mengelola sekolah secara efektif dan sfisien,
(3) Menyediakan dukungan administratif,
(4) Mengelola dan memelihara gedung dan sarana sekolah.
o Secara umum dapat dituliskan ciri-ciri sekolah yang telah melaksanakan MBS
adalah:
Visi dan misi yang dirumuskan bersama oleh Kepala Sekolah, Guru, wakil
siswa, Alumni, dan pemangku kepentingan lainnya seperti Tokoh Agama dan
Tokoh Masyarakat.
Ada RIPS yang mengacu pada visi dan misi yang telah dirumuskan.
Penyusunan RAPBS sesuai dengan RIPS yang disusun bersama oleh kepala
sekolah, guru, dan Komite Sekolah secara transparan.
Akuntabel (dapat dipertanggungjawabkan).
Terwujudnya otonomi sekolah yang ditandai dengan kemandirian dan
dinamika sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Pengambilan keputusan dilaksanakan secara partisipatif dan demokratis.
Terbuka menerima masukan, kritik, dan saran dari pihak manapun demi
penyempurnaan program.
Mampu membangun komitmen seluruh warga sekolah untuk mewujudkan visi
dan misi yang telah ditetapkan.
Pemberdayaan seluruh potensi warga sekolah dalam mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
Terciptanya suasana kerja yang kondusif untuk peningkatan kinerja sekolah.
Mampu memberikan rasa bangga kepada semua pihak (warga masyarakat dan
sekolah).
Ada transparansi dan akuntabilitas publik didalam melaksanakan seluruh
kegiatan.
Dengan adanya hal tersebut Indonesia yang notabene merupakan negara yang
majemuk, maka akan berimplikasi pada kemampuan dan ciri khas bagi sekolah dalam
mengimplementasikan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS).
Berdasarkan hasil observasi kami, kami tidak menemukan adanya sekolah yang
belum menerapkan kebijakan MBS. Namun demikian penerapan MBS disekolah
tersebut diatas tidaklah 100% dikarenakan beberapa faktor misalnya tidak semua
pengambilan keputusan mampu melibatkan pihak terkait, karena pengambilan
keputusan menjadi tidak efisien dan lamban jika semuanya melibatkan banyak pihak.
Pada Sekolah yang tidak melaksanakan MBS tugas dan fungsi sekolah
lebih pada melaksanakan program dari pada mengambil inisiatif merumuskan dan
melaksanakan program peningkatan mutu yang dibuat sendiri oleh sekolah.
A. KESIMPULAN
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yaitu model pengelolaan yang
memberikan otonomi atau kemandirian kepada sekolah dan mendorong
pengambilan keputusan partisipatif yang melibatkan secara langsung semua
warga sekolah sesuai dengan standar pelayanan mutu yang ditetapkan oleh
pemerintah pusat, provinsi, kabupaten dan kota. Manajemen pendidikan berbasis
sekolah, menuntut adanya sekolah yang otonom dan kepala sekolah yang
memiliki otonomi, khususnya otonomi kepemimpinan atas sekolah yang
dipimpinnya. Oleh karena itu, perlu langkah-langkah yang bersifat implementatif
dan aplikatif untuk merealisir manajemen pendidikan berbasis sekolah di lembaga
pendidikan persekolahan.
Keuntungan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yaitu: a) kebijaksanaan
dan kewenangan sekolah membawa pengaruh langsung kepada peserta didik,
orang tua, dan guru; b) bertujuan bagaimana memanfaatkan sumber daya local; c)
efektif dalam melakukan pembinaan peserta didik seperti kehadiran, hasil belajar,
tingkat pengulangan, tingkat putus sekolah, moral guru, dan iklim sekolah; dan d)
adanya perhatian bersama untuk mengambil keputusan, memberdayakan guru,
manajemen sekolah, rancangan ulang sekolah, dan perubahan perencanaan.
Tujuan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yaitu: a) meningkatkan mutu
pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengelola dan
memberdayakan sumber daya yang tersedia; b) meningkatkan kepedulian warga
sekolah dan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan melalui pengambilan
keputusan bersama; c) meningkatkan tanggung jawab sekolah kepada orang tua,
masyarakat, dan pemerintah tentang mutu sekolahnya; dan d) meningkatkan
kompetisi yang sehat antar sekolah untuk pencapaian mutu pendidikan yang
diharapkan.
Manfaat Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yaitu: a) dengan kondisi
setempat, sekolah dapat meningkatkan kesejahteraan guru sehingga dapat lebih
berkonsentrasi pada tugasnya; b) keleluasaan dalam mengelola sumber daya dan
dalam menyertakan masyarakat untuk berpartisipasi, mendorong profesionalisme
kepala sekolah, dalam peranannya sebagai manajer maupun pemimpin sekolah; c)
guru didorong untuk berinovasi; dan d) rasa tanggap sekolah terhadap kebutuhan
setempat meningkat dan menjamin layanan pendidikan sesuai dengan tuntutan
masyarakat sekolah dan peserta didik.
Faktor pendukung MBS adalah : (1)Kewenangan dan otonomi institusi
Sekolah yang jelas, (2) Praktek kepemimpinan demokratis dan pengambilan
keputusan teknis yang partisipatif di Sekolah, (3) Pemberdayaan fasilitas
pendidikan yang efektif dalam mendukung program pembelajaran, (4)
Pengembangan kinerja profesional dan budaya kerja "Team-Work" antara
pimpinan Sekolah dan Guru, (5) Partisipasi masyarakat dan orang tua yang tinggi
dan intensif. Sedangkan faktor penghambat MBS adalah: (1) pihak-pihak terkait
tidak berminat untuk terlibat, (2) pelaksanaannya tidak efisien, (3) pikiran
kelompok yang berbeda-beda membutuhkan waktu lama untuk sepakat,
(4)memerlukan pelatihan, (5) pihak yang terlibat mengalami kebingungan atas
peran dan tanggung jawab baru, (6) kesulitan koordinasi antar pihak terkait.
B. SARAN
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini, masih banyak terdapat
kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami
mengharapkan sumbangsih pikiran dari para pembaca demi penyempurnaan
makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA