Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH MENEJEMEN PEMBIAYAAN PENDIDIKAN

EFISIENSI PENDIDIKAN

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengembangan Kurikulum Pasca
Sarjana UNNES

Oleh:

 Hidayati Nafi’ah ( 0102521018 )


 Samsul Arifin ( 0102521023 )

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN PASCASARJANA


UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
TAHUN 2022
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
          Pendidikan adalah unsur yang sangat penting dalam kehidupan, termasuk dalam kehidupan
bermasyarakat. Pendidikan merupakan tanggung jawab pemerintah dan masyarakat secara
bersama-sama baik dalam penyediaan sarana prasarana, tenaga pengajar, fasilitas pembelajaran
maupun dari segi pembiyaan untuk pemerataan dan peningkatan mutu pendidikan. Biaya
pendidikan sebagai faktor utama yang turut menunjang proses pendidikan dengan demikian
untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, salah satunya aspek yang harus terpenuhi adalah
persoalan anggaran atau pembiayaan pendidikan tersebut, hal ini perlu dukungan dana yang
cukup memadai sehingga Pendidikan dapat mencapai tujuan sesuai dengan harapan.

Pendidikan membutuhkan sejumlah sumber daya dalam pelaksanaan dan


penyelenggaraannya, sebagai sarana pendukung dan pencapaian sesuai dengan tujuan yang
diharapkan. Salah satu sumber daya yang dibutuhkan dalam penyelanggaraan pendidikan adalah
sumber daya finansial atau lazim disebut dengan biaya pendidikan. Biaya dalam bentuk
anggaran merupakan unsur penunjang dan pendukung utama bagi terselenggaranya kegiatan
pendidikan dan merupakan kebutuhan nyata yang tidak dapat dielakkan. Dapat dipastikan bahwa
kelancaran penyelenggaraan pendidikan akan sangat tergantung kepada jumlah dana yang yang
sesuai dengan kebutuhan lembaga. Kedudukan biaya dalam bidang pendidikan bisa dikatakan
bahwa menjadi sangat strategis. Dengan demikian, hal itu bisa dilihat dari fungsi biaya dalam
pendidikan yaitu pertama, sebagai alat untuk menganalisis berbagai aspek finansial pendidikan
dan kedua, sebagai parameter untuk memperoyeksikan gejala sistem pendidikan.
Oleh karena itu, untuk mewujudkan efisiensi dalam pembiayaan pendidikan merupakan
tanggung jawab kita semua yang terlibat dalam pembiayaan penyelenggaraan pendidikan. Oleh
sebab itu biaya pendidikan yang berasal dari pemerintah maupun masyarakat dan orang tua
dapat dipertanggungjawabkan secara jujur dan amanah dalam upaya meningkatkan mutu proses
pembelajaran dan mutu lulusan.
B.     Rumusan Masalah
          Berdasarkan Latar Belakang di atas maka Rumusan Masalahnya.
1.      Apa yang dimaksud dengan konsep efisiensi pendidikan?
2.      Apa saja jenis-jenis dari efisiensi?

C.    Tujuan
          Tujuannya adalah:
1.      Untuk mengetahui arti dari konsep efisiensi pendidikan.
2.      Untuk mengetahui jenis-jenis dari efisiensi.
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Konsep Efisiensi Pendidikan

Istilah efisiensi menggambarkan hubungan antara input dan output atau antara masukan
dan keluaran. Suatu sistem yang efisien ditunjukkan oleh keluaran yang lebih untuk sumber-
sumber (resource input). Efisiensi pendidikan, artinya memiliki kaitan antara pendayagunaan
sumber-sumber pendidikan yang terbatas sehingga mencapai optimalisasi yang tinggi.

Efisiensi biaya pendidikan hanya akan ditentukan oleh ketepatan di dalam


mendayagunakan anggaran pendidikan dengan memberikan prioritas pada faktor-faktor input
pendidikan yang dapat memacu pencapaian prestasi belajar siswa. Untuk mengetahui
efisiensi biaya pendidikan digunakan metode analisis keefektifan biaya (cost effectiveness)
yang memperhitungkan besarnya kontribusi setiap masukan pendidikan terhadap efektivitas
pencapaian tujuan pendidikan atau prestasi belajar.

B. Jenis-Jenis Efisiensi
Upaya analisis efisiensi pembiayaan pendidikan dapat dikelompokkan menjadi dua
jenis, yaitu efisiensi internal dan efisiensi eksternal.

1. Efisiensi Internal

Suatu sistem pendidikan dinilai memiliki efisiensi internal jika dapat menghasilkan
output yang diharapkan dengan biaya minimum. Dapat pula dinyatakan bahwa dengan input
tertentu dapat memaksimalkan output yang diharapkan, Output acap kali diukur dengan
indikator Indikator seperti angka kohort, yaitu proporsi siswa yang dapat bertahan sampai
akhir putaran pendidikan, pengetahuan keilmuan, keterampilan, ketaatan kepada norma-
norma perilaku sosial.

Untuk menilai efisiensi internal dapat dilakukan dengan cara membandingkan antara
seleksi di dalam putaran-putaran (cycles) pendidikan dan seleksi di antara putaran. Tingginya
angka retensi di dalam putaran-putaran pendidikan merupakan indikator yang diperlukan
untuk mengetahui efisiensi internal. Efisiensi dalam pendidikan memiliki kaitan yang erat
dengan konsep manajemen ilmiah yang dipelajari oleh John F. Bobbit (1972). Menurut
Bobbit, pertambahan jumlah enrolment yang demikian pesat akan berpengaruh terhadap
pemanfaatan sumber-sumber daya pendidikan. Jika terjadi pengulangan (repeatation) dan
putus sekolah (drop out), pengelolaan sekolah tidak efisien. Oleh karena itu, upaya yang
dilakukan adalah sebagai berikut.

a. Menurunkan biaya operasional.


b. Memberikan biaya prioritas anggaran terhadap komponen-komponen input langsung
berkaitan dengan proses belajar-mengajar.
c. Meningkatkan kapasitas pemakaian ruang kelas, dan fasilitas belajar
d. Meningkatkan kualitas PBM
e. Meningkatkan motivasi kerja guru.
f. Memperbaiki rasio guru dan murid.

Berikut ini beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengukur


a. Rata-Rata Lama Belajar (Average Study Time)
Untuk mengetahui berapa lama lulusan menggunakan waktu belajar dapat dilakukan
dengan metode mencari statistik kohort (kelompok belajar). Untuk ini dihitung dengan
cara menjumlahkan waktu yang dihabiskan lulusan dalam suatu kohort dibandingkan
dengan jumlah lulusan dalam kohort tersebut.

b. Input-Output Ratio (IOR)

Input-Output Ratio adalah perbandingan antara murid yang lulus dengan murid yang
masuk awal dengan memperhatikan waktu yang seharusnya ditentukan untuk lulus.
Artinya di sini dibandingkan tingkat masukan dengan tingkat keluaran.

Pada umumnya semakin miskin suatu negara semakin rendah proporsi siswa tingkat 1
dalam mencapai akhir putaran pendidikan, terutama di pendidikan dasar. Namun, masih
terdapat variasi dalam seluruh pola. Misalnya, di China dan India masih memiliki
persamaan tingkat per kapita GNP. Namun, angka retensi kohort di China sebesar 68%
sedangkan India hanya 37%. Pola ini menunjukkan bahwa angka retensi kohort yang
rendah bukan merupakan hasil yang tidak terelakkan bagi negara-negara miskin. Namun,
perlu diperhatikan bahwa angka retensi kohort yang rendah di negara-negara miskin
antara lain disebabkan oleh tidak cukupnya sumber-sumber yang dimiliki oleh siswa.
Studi yang dilakukan oleh Nanang Fattah (1998) di SD Kabupaten Bandung
menunjukkan bahwa angka retensi kohort di wilayah perkotaan lebih besar dibandingkan
dengan sekolah di wilayah pedesaan. Hal ini berkaitan dengan perbedaan kemampuan
sosial ekonomi orang tua di antara wilayah kota dan desa. SD di wilayah kota
mempunyai fasilitas dan dana yang relatif lebih baik dibandingkan dengan SD di desa.

Terdapat kecenderungan bahwa pada masyarakat maju atau masyarakat daerah perkotaan,
faktor latar belakang sosial ekonomi keluarga memberikan pengaruh yang berarti
terhadap efisiensi pendidikan

2. Efisiensi Eksternal

Istilah efisiensi eksternal sering dihubungkan dengan metode cost benefit analysis.
Cost benefit analysis yaitu rasio antara keuntungan finansial sebagai hasil pendidikan
(biasanya diukur dengan penghasilan) dengan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk
pendidikan.

Efisiensi eksternal dihubungkan dengan situasi makro, yaitu pertumbuhan ekonomi dan
kesejahteraan sosial sebagai dampak dari hasil pendidikan. Pada tingkat makro bahwa
individu yang berpendidikan lebih baik dan cenderung memperoleh pendapatan yang lebih
tinggi dan kesehatan yang lebih baik.

Pertanyaannya sampai tingkat mana keuntungan-keuntungan balik (rate of return)


dari pengeluaran biaya untuk pendidikan dibandingkan dengan keuntungan balik jika dana
tersebut dikeluarkan dalam investasi lain. Sebagai contoh, jika pemerintah daerah (dinas
diknas kab/kota) memiliki dana 10 millar rupiah, untuk apakah dana itu dipergunakan?
Jawabannya sangat tergantung pada kegiatan manakah yang memberikan keuntungan
balik (rate of return) yang lebih besar. Untuk itu, perlu dihitung rate of return terhadap
pengeluaran biaya investasi pendidikan dibandingkan investasi lain.

Analisis efisiensi eksternal berguna untuk menentukan kebijakan dalam pengalokaslan


biaya pendidikan atau distribusi anggaran kepada seluruh sub-sub sektor pendidikan.
Efisiensi eksternal juga merupakan pengukuran sosial terhadap lulusan atau hasil
pendidikan. Misalnya seorang lulusan STM tidak memperoleh pekerjaan atau sebagai
tenaga kerja di suatu lembaga atau masyarakat dan angka sekolah tercapai tujuan
institusional dalam GBPP, dalam analisis ini dibandingkan lulusan STM dengan SMU
dalam perolehan gaji.

Manfaat investasi pendidikan lebih banyak diperoleh dari pembentukan


keterampilan. Dalam mempertimbangkan investasi tersebut ada dua hal penting, yaitu
sebagai berikut.

a. Investasi hendaknya menghasilkan keterampilan yang memiliki nilai ekonomi.

b. Nilai guna suatu keterampilan hanya merupakan salah satu dimensi yang harus
diperhitungkan. Karena itu, investasi dalam pendidikan diperlukan untuk merespons
kebutuhan ekonomi tenaga kerja menurut jenis pendidikan. Investasi merupakan
pengorbanan sejumlah nilai tertentu saat ini untuk memperoleh nilai (pengembalian)
mendatang yang tentunya dengan harapan lebih besar dari nilai saat ini.

Net profit merupakan keuntungan bersih dari suatu kegiatan usaha yang diperoleh
dari pendapatan kotor setelah dikurangi pajak dan biaya-biaya operasional. Sedangkan
total aset merupakan biaya investasi keseluruhan yang dikorbankan untuk membiayai
suatu kegiatan. Apabila ROI rata-rata sepanjang masa kegiatan atau proyek diperoleh lebih
rendah dari tingkat balik yang dibutuhkan berarti investasi tersebut tidak layak. ROI yang
lebih rendah dari rate of return akan tercermin dari hasil bersih saat ini atau net present
value (NPV) yang negatif atau internal rate of return (IRR). Dalam perhitungan NPV dan
IRR yang digunakan adalah net profit+depresiasi.

periode tertentu.

Dalam menganalisis efisiensi eksternal, tentunya pendidikan dapat dibedakan dalam dua
jenis, yaitu:

a. Keuntungan perorangan (private rate of return).


b. Keuntungan masyarakat (social rate return).

Private rate of return, yaitu perbandingan keuntungan pendidikan kepada individu dengan
biaya pendidikan dari individu yang bersangkutan. Social rate of return, yaitu
perbandingan keuntungan pendidikan kepada masyarakat dengan biaya pendidikan dari
masyarakat.

          

BAB 3
PENUTUP

A.    Kesimpulan
  Efisiensi pembiayaan pendidikan adalah penggunaan biaya pendidikan secara tepat
sesuai dengan tingkat prioritas kebutuhan guna mewujudkan proses pembelaaran yang bermutu
sehingga menghasilkan output yang berkualitas sesuai dengan kompetensi yang ditetapkan pada
masing-masing jenjang dan jenis pendidikan. Oleh sebab itu biaya pendidikan dapat
dipertanggungjawabkan secara jujur dan amanah dalam upaya meningkatkan mutu proses
pembelajaran dan mutu lulusan.

B.     Saran
Semoga setelah membaca makalah ini pembaca mampu memperhatikan penggunaan atau
mengelola biaya pendidikan secara tepat sesuai dengan tingkat prioritas kebutuhan guna
mewujudkan proses pembelaaran yang bermutu sehingga menghasilkan output yang berkualitas
sesuai dengan kompetensi yang ditetapkan pada masing-masing jenjang dan jenis pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA

Fattah, Nanang. (2017). Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan Bandung: Remaja Rosda Karya.
Rahman, A. (2017). Efisiensi Dalam Pembiayaan Pendidikan Untuk Meningkatkan
Kualitas Pendidikan. Eklektika: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Administrasi
Pendidikan, 5(2), 87-102.
Aziz, M. (2017). Pembiayaan Dan Efisiensi Pendidikan. IJTIMAIYAH Jurnal Ilmu Sosial
dan Budaya, 1(2).

Anda mungkin juga menyukai