Anda di halaman 1dari 3

TUGAS MATA KULIAH

MANAJEMEN KURIKULUM DAN PENGEMBANGAN

Dosen : Dr. Yuli Utanto, S.Pd.M.Si

Disusun Oleh :
Nama : Samsul Arifin
NIM : 0102521023

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN


PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI SEMARAANG
2021
“Analisis Pembubaran Badan Standar Nasional Pendidikan”

Salah satu permasalahan dunia pendidikan di Indonesia adalah rendahnya mutu


Pendidikan mulai dari jenjang sekolah dasar sampai menengah. Banyak faktor yang
menyebabkan mutu Pendidikan di Indonesia masih rendah, diantaranya faktor internal dan
faktor eksternal. Dari mulai rendahnya minat belajar peserta didik yang di pengaruhi
lingkungan belajar peserta didik yang tidak mendukung, Tenaga pendidik yang kurang
memadahi baik jumlah maupun kualitas sumberdaya, sarana prasarana serta fasilitas yang
masih minim dan belum maksimal menjangkau seluruh wilayah Indonesia, serta kurikulum
yang sering berubah sehingga kurang teraplikasi secara maksimal.
Berdasarkan pembukaan UUD 1945 bahwa salah satu tujuan nasional Negara
Kesatuan Republik Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini diperkuat
dalam UUD 1945 pasal 31 yang pada intinya menjelaskan bahwa setiap warga negara
Indonesia berhak memperoleh pengajaran (pendidikan) secara layak. Karena dasar tadi maka
pemerintah memiliki tanggung jawab untuk memberikan fasilitas kepada seluruh warga
negara untuk mendapatkan akses pendidikan yang layak agar tujuan pendidikan nasional
dapat terwujud. Pendidikan sebagai suatu proses yang bertujuan, dikatakan berjalan baik
manakala pendidikan mampu berperan secara proporsif, konteksual dan komprehensif dalam
menjawab sekaligus memenuhi kebutuhan masyarakat serta tuntutan perubahan dan
perkembangan zaman. Untuk mencapai hal tersebut, maka diperlukan suatu sistem/perangkat
pendidikan, baik yang bersifat lunak (software) maupun keras (hardware).
Perangkat Lunak dari system Pendidikan adalah Undang Undang dalam hal ini
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, yang pada proses selanjutnya memerlukan
penjabaran dalam bentuk Peraturan Pemerintah. Sebagai suatu perangkat lunak, keberadaan
UU Sisdiknas ini perlu dikaji dan dirumuskan secara proporsional. Karena UU Sisdiknas
tersebut berisikan bagaimana tujuan, visi, misi hingga mekanisme prosedural pendidikan
diatur dengan tidak melepaskan konteks sosial-politik pada saat itu dan masa depan. Di
Indonesia UU Sisdiknas ini tertuang dalam UU No. 20 Tahun 2003. Untuk operasionalnya,
UU No. 20 Tahun 2003 tersebut masih memerlukan penjabaran, dan salah satu penjabarannya
tersebut tertuang dalam Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan. Dalam Pasal 2 di Peraturan Pmeintah No. 19 Tahun 2015 tersebut diatur bahwa
ruang lingkup standar nasinal pendidikan terdiri dari delapan ruang lingkup, yakni: (1)
standar isi, (2) standar proses, (3) standar kompetensi lulusan, (4) standar pendidik dan tenaga
kependidikan, (5) standar sarana dan prasarana, (6) standar pengelolaan, (7) standar
pembiayaan, dan (8) standar penilaian.
Berdasarkan Peraturan tersebut maka dibentuklah Lembaga pemerintah yang
memantau pelaksanaan dan mengevaluasi pelaksanaan pendidikan, yaitu Badan Standar
Nasional Pendidikan (BSNP). BSNP adalah lembaga mandiri, profesional, dan independen
yang mengemban misi untuk mengembangkan, memantau pelaksanaan, dan mengevaluasi
pelaksanaan Pendidikan di Indonesia. Dengan adanya BSNP maka Pendidikan diindonesia
bis a terkawal arah dan tujuannya.
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nomor 28
Tahun 2021. Tertuang di pasal 334 yang isinya : Pasal 334
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 96 Tahun 2013 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor
1335) tentang Badan Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 39 Tahun 2019 tentang Perubahan
atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 96 Tahun 2013 tentang Badan
Standar Nasional Pendidikan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 1177),
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Dengan terbitnya Permen diatas maka BSNP telah resmi dibubarkan dan di ganti oleh
badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan dalam susunan organisasi
Kemendikbud-Ristek, kedudukan BSNP yang diatur Pasal 1 Angka 29 Peraturan Pemerintah
No 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan. Dengan diterbitkan Peraturan Pemerintah No 57
Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan maka Secara tidak langsung, BSNP telah
dibubarkan. Namun ini menjadi polemik diakarenakan peraturan itu tak mencantumkan
pengaturan mengenai BSNP bahkan institusi baru, yakni Badan Standar, Kurikulum, dan
Asesmen Pendidikan.

BSNP yang sifat kelembagaannya mandiri akan diganti dengan Dewan Pakar Standar
Nasional Pendidikan (DPSNP) yang bertanggung jawab langsung dan berada dibawah
naungan Kemendikbudristek, lembaga yang menginduk langsung kepada pihak yang diawasi
pada umumnya akan kehilangan obyektivitas dalam penilaiannya. Karena pengembangan dan
keterlaksanaan evaluasi Pendidikan tidak diukur secara obyektif, maka evaluasi ketercapaian
keberhasilan proses dan system yang diterapkan di Indonesia tidak bisa terpantau dengan
baik, sehingga pemilihan bentuk penerapan pengembangan tentu tidak akan bisa tepat
sasaran. Hal ini akan berpengaruh terhadap kualitas Pendidikan di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai