Anda di halaman 1dari 7

MENGANALISIS PERMASALAHAN BUDGETING

(Tugas Mata Kuliah)

Oleh :

IKHMAN ALHAKKI NPM 2323012012


HERMAWAN NPM 2323012014
JOKO TRIYANTORO NPM 2323012018

MAP820206
MANAJEMEN PEMBIAYAAN PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI MAGISTER ADMINISTRASI PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
MARET 2024
MENGANALISIS PERMASALAHAN BUDGETING
Oleh :
Ikhman Alhakki, Hermawan, Joko Triyantoro,
(Magister Administrasi Pendidikan, FKIP Unila)

​1. Pendahuluan

​Kemajuan suatu bangsa tidak terlepas dari pendidikan yang diyakini berperan
penting dalam mencapai tujuan ataupun cita-cita. Di Indonesia, pada pembukaan
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia, alinea ke-4 telah mengamanatkan
upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu, negara dalam hal ini
pemerintah baik tingkat lokal maupun pusat berkewajiban untuk menjadikan
pendidikan sebagai bagian penting dalam memajukan bangsa dan negara.

​Pemerintah Indonesia tengah berupaya berinvestasi dalam meningkatkan kualitas


pendidikan melalui alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Alokasi anggaran untuk
bidang pendidikan minimal 20 persen baik dari APBN dan APBD yang telah
diatur dalam Undang Undang No. 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan
Nasional, pada Pasal 49 ayat 1. Pemerintah telah menghabiskan banyak anggaran
pada pendidikan, namun hasilnya tidak banyak mengalami perkembangan, dan
hingga tidak menemui apa yang dibutuhkan.

Sembilan tahun kemudian, melalui UU No. 12 tahun 2012 tentang Perguruan


Tinggi, pemerintah menyatakan bahwa anggaran dilaksanakan berdasarkan
prinsip: bertanggung jawab, terbuka, nirlaba, penjaminan mutu, efektif dan
efisien. Hal ini memberikan kebebasan bagi Perguruan Tinggi untuk menjalankan
fungsi dan perannya dalam berkontribusi dalam pembangunan melalui pencapaian
misi bidang Tridharma Perguruan Tinggi.

Menurut Sundjaja, A.M. (2011) menyatakan bahwa anggaran pada organisasi


nirlaba juga merupakan alat penting untuk dijadikan pedoman dalam pelaksanaan

1
aktivitasnya, sehingga organisasi tersebut dapat mendanai kebutuhan modalnya
dari pihak ketiga dan kebutuhan operasionalnya dari pendapatan jasa yang
diberikan kepada publik. Organisasi nirlaba merupakan organisasi yang
menitikberatkan pada tanggung jawab sosial dan harapan semua pihak yang
terkait (stakeholders) perlu disesuaikan dengan tujuan organisasi tersebut.
Berdasarkan tujuan institusi yang memprioritaskan tanggung jawab sosial namun
tidak berarti harus defisit, maka perlu dibuat anggaran laba rugi demi menjamin
eksistensinya

​2. Identifikasi Permasalahan

​Menurut Libby, T. and Lindsay, M. 2010 (dalam Ai Rosita 2018) menyatakan


bahwa anggaran adalah landasan dari proses pengendalian manajemen pada
hampir semua organisasi. Sehingga kebanyakan organisasi mengenali anggaran
sebagai unsur kunci dalam manajemen pengendalian. Anggaran harus disusun
secara jelas terperinci sehingga dapat memandu penggunaan uang secara efisien.
Anggaran yang disusun dengan baik dapat meningkatkan kinerja organisasi.
Anggaran juga dapat menjadi alat yang ampuh dalam melakukan strategi dan
komunikasi.

​Santosa, B.A., 2014 (dalam Ai Rosita, 2018) menyatakan bahwa Indonesia


menerapkan penganggaran berbasis kinerja sejak tahun 2005. Di lingkungan
perguruan tinggi, perubahan sistem manajemen anggaran juga diterapkan setelah
model otonomi perguruan tinggi mulai diimplementasikan, yaitu sejak terbitnya
PP tentang perguruan tinggi sebagai BHMN, BLU dan PTN-BH. Perubahan ini
dimaksudkan agar pengelolaan keuangan lebih berorientasi pada kinerja,
transparan dan akuntabel.

​Berbagai bentuk masalah dalam penganggaran yang ada dapat dikategorikan


sebagai berikut :

​a. keterbatasan sumber daya.

2
​Anggaran yang dialokasikan mungkin tidak mencukupi untuk memenuhi
kebutuhan seluruh sistem pendidikan, termasuk infrastruktur, fasilitas, gaji guru,
dan program- program pendidikan lainnya.. Keterbatasan anggaran dapat
menyebabkan kurangnya investasi dalam pengembangan sumber daya manusia,
seperti pelatihan guru dan peningkatan kualitas tenaga pendidik. Sektor
pendidikan non-formal, seperti pendidikan anak usia dini dan pendidikan
kejuruan, seringkali kurang mendapat perhatian dan pendanaan yang memadai.

​b. ketidakmerataan dalam alokasi dana antara wilayah

​Wilayah perkotaan dan pedesaan, wilayah yang kaya dan miskin menyebabkan
ketimpangan dalam mengalokasikan anggaran. Bentuk dari masalah dalam
penganggaran tersebut dapat menyebabkan timbulnya kesenjangan dalam akses
dan kualitas pendidikan antara daerah-daerah tersebut.

​c. tidak transparan dalam proses pengalokasian dan penggunaan anggaran


pendidikan

​Alokasi anggaran yang tidak dipublikasikan menyebabkan kesulitan dalam


pengawasan, sehingga tidak dapat dievaluasi oleh masyarakat. Ini bisa
memunculkan risiko penyalahgunaan dana atau korupsi.Sebagian besar anggaran
pendidikan mungkin terpakai untuk biaya operasional rutin seperti gaji guru dan
pegawai, sementara alokasi untuk pembangunan infrastruktur dan pengembangan
kurikulum seringkali kurang.

d. tidak tepat dalam pengalokasian dan penggunaan anggaran pendidikan

Jumlah anggaran yang dialokasikan untuk penelitian dan pengembangan


pendidikan seringkali tidak memadai untuk mendukung inovasi dan perbaikan
yang berkelanjutan dalam sistem pendidikan. Pengalokasian anggaran mungkin
tidak selalu berdasarkan pada kebutuhan riil di lapangan. Akibatnya,
program-program atau inisiatif yang seharusnya mendapat prioritas tidak
mendapatkan dana yang cukup. Banyak sekolah atau lembaga pendidikan yang
sangat bergantung pada dana bantuan dari pemerintah atau pihak donor. Hal ini

3
dapat menyebabkan ketidakpastian keberlanjutan pendanaan dan ketergantungan
yang berlebihan.

​Salah satu kesenjangan (gap) yang sering muncul adalah jumlah anggaran yang
dialokasikan untuk pendidikan dengan kebutuhan riil di lapangan. Ini bisa terjadi
karena anggaran yang tersedia tidak mencukupi untuk memenuhi semua aspek
pendidikan yang diinginkan atau karena prioritas alokasi dana yang tidak tepat.

​e. proses administratif yang lambat dan birokrasi yang rumit

​Hambatan yang muncul sebagai akibat dari keterlambatan dalam pencairan dana
pendidikan, birokrasi yang rumit, atau kendala administratif lainnya dapat
mengganggu pelaksanaan program-program pendidikan dan proyek-proyek
pembangunan.

​f. Estimasi biaya yang tidak akurat

​Memperkirakan anggaran atau perubahan biaya yang tidak terduga selama


pelaksanaan proyek pendidikan dapat menyebabkan kesenjangan antara rencana
dan realisasi anggaran.

​g. Kurangnya kapasitas manajerial dalam pengelolaan anggaran

​Kemampuan mengelola anggaran pendidikan juga dapat menjadi penyebab


kesenjangan antara rencana dan realisasi. Hal ini bisa mencakup kurangnya
keterampilan dalam perencanaan, penganggaran, dan pengawasan.

​g. perubahan kebijakan atau kondisi pasar.

Salah satu penyebab utama adalah ketidakpastian dalam pendanaan pendidikan,


baik dari pemerintah pusat maupun daerah. Anggaran yang direncanakan mungkin
tidak sesuai dengan realisasi karena adanya fluktuasi dalam pendapatan negara
atau perubahan kebijakan pemerintah.

4
Perubahan prioritas atau kebijakan pemerintah dapat menyebabkan pergeseran
dalam alokasi anggaran, yang dapat mengakibatkan kesenjangan antara rencana
dan realisasi. Misalnya, adanya perubahan dalam kebijakan pendidikan atau
prioritas politik bisa memengaruhi alokasi dana.

​Faktor-faktor di atas dapat menjadi penyebab yang dapat menimbulkan


masalah-masalah dalam proses penganggaran dan pengawasan anggaran.

3. Langkah-langkah yang dilakukan

Sebagai wujud dari akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, diperlukan


kewajiban pertanggungjawaban mulai dari perencanaan, penyusunan dan
pelaksanaan atas tugas dan fungsinya dalam mewujudkan visi dan misi serta
tujuan yang telah ditetapkan sehingga dapat dilaporkan dan
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat yang diwujudkan dalam bentuk
penetapan anggaran. Hal ini diperlukan agar optimalisasi dalam pelayanan publik
menjadi prioritas utama karena masih ditemui banyak keluhan masyarakat
mengenai pengalokasian anggaran yang tidak sesuai dengan kebutuhan dan skala
prioritas masyarakat serta berbagai bentuk pengalokasian anggaran yang kurang
mencerminkan aspek ekonomis, efisiensi dan efektivitas dalam pengelolaan
anggaran (Mardiasmo 2002 dalam Supanto (ND) ).

Menurut Fathony, Aditya Achmad dan Prianty, Feti (2019) menyatakan bahwa
evaluasi program merupakan proses untuk mengetahui apakah suatu program
dimulai dari implementasi sampai keluaran (output) dan dampak (impact) dari
program tersebut telah sesuai dengan tujuan program bersangkutan.

5
DAFTAR PUSTAKA

Hasanuddin, 2022. Politik Anggaran Peningkatan Kualitas Guru Di Provinsi


Sulawesi Barat. Tesis, Repository UNHAS. 44 H.
http://repository.unhas.ac.id/id/eprint/26328/2/E052181008_tesis_03-01-
2023%20bab%201-2.pdf

Supanto, (ND). Analisis Pengaruh Partisipasi Penganggaran Terhadap Budgetary


Slack Dengan Informasi Asimetri, Motivasi, Budaya Organisasi Sebagai
Pemoderasi. Tesis, eprint. UNDIP. 45 H.
http://eprints.undip.ac.id/8125/1/Supanto.pdf

Sundjaja, A.M. 2011. Sistem Informasi Budgeting Untuk Perguruan Tinggi.


Seminar Nasional Informatika. UPN ”Veteran” Yogyakarta, 146-152.
http://repository.upnyk.ac.id/669/1/E-23.pdf

Rosita, Ai. 2018. Perancangan Sistem Informasi Perencanaan dan Kontrol


Anggaran di Perguruan Tinggi (Studi Kasus pada Universitas Widyatama
Bandung). Konferensi Nasional Sistem Informasi STMIK Atma Luhur
Pangkalpinang. 1311-1316.
https://jurnal.atmaluhur.ac.id/index.php/knsi2018/article/viewFile/530/45
5

Aditya Achmad dan Prianty, Feti. 2019. Pengaruh Anggaran Pendidikan Dan
Penggunaan Anggaran Dana Bos Terhadap Peningkatan Mutu
Pendidikan Di Smp Negeri Se-Kecamatan Solokan Jeruk. AKURAT
Jurnal Ilmiah Akuntansi. 10(1). 1-12
https://drive.google.com/file/d/1jjLmfro1a_IRtnGA1CxuNl1Ow0kNTXs
t/view?usp=sharing

Papilaya, Josef.2022. Manajemen Pembiayaan Pendidikan. E-book. CV Azka


Pustaka. 120 halaman.
https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=7wpjEAAAQBAJ&oi=f
nd&pg=PA1&dq=related:x2a8M015ag4J:scholar.google.com/&ots=Dc5
ogW_VO4&sig=XPxhVELGVcKe0ypP8xRa40RHG5w&redir_esc=y#v
=onepage&q&f=false

Anda mungkin juga menyukai