TINGKAT MENENGAH
OLEH KELOMPOK 5:
MEGA T. LUMBAN TOBING (1902090271)
DEVI ARLAYTA (1902090270)
WAHYU AMADI (1902090269)
AFRIDA SAMOSIR (1902090268)
Untuk mendukung tercapainya standar nasional pendidikan di bentuk sebuah badan yang
disebut badan standar nasional pendidikan (BSNP), yaitu sebuah badan mandiri dan independen
yang bertugas mengembangkan, mengatur pelaksanaan, dan mengevaluasi standar nasional
pendidikan.
Dalam menjalankan tugasnya, BNSP mempunyai kewenangan untuk :
Evaluasi kinerja pendidikan yang dilakukan oleh satuan pendidikan, meliputi sekurang
kurangnya: tingkat kehadiran peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, pelaksanaan
kurikulum tingkat satuan pendidika, dan kegiatan ektrakulikuler, hasil belajar peserta didik, dan
realisasi anggaran. Evaluasi kinerja pendidikan dilakukan oleh mentri terhadap pengelolaan,
satuan, jalur, jenjang, dan jenis pendidikan. Sasaran dalam pencapaian tujuan mutu pendidikan
dapat dilakukan melalui dua cara :
1. Akreditasi
Pengertian akrediatasi berdasarkan UU RI No. 20/2003 pasal 60 ayat 1 dan 3 adalah
kegiatan yang dilakukan untuk menentukan kelayakan program dan satuan pendidikan pada jalur
pendidikan formal dan non formal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan bedasarkan kriteria
yang bersifat terbuka. Dalam operasional, akreditasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan
pendidikan yang dilakukan oleh suatu badan yang disebut badan akreditasi nasional. Untuk
mengakreditasi atau menentukan kelayakan program dan satuan pendidikan. Akreditasi
dilakukan sebagai bentuk pertanggungjawaban secara objektif, adil, dan transparan dan
komprehensif oleh satuan pendikan kepada publik.
2. Sertifikasi
Sertifikasi berasal dari bahasa inggris certificate yang artinya suatu peryataan tentang
kualifikasi seseorang atau barang. Dalam kaitan ini, sertifikat pendidikan dasar adalah suatu
pernyataan yang menunjukkan seseorang benar – benar memiliki kualifikasi pendidik, atau
dalam pengertian penulis kualifikasi guru professional. Dikaitkan dengan ketentuan pasal 8 UU
No. 14 tahun 2005 tentang karakteristik guru professional. [1]
1. Standar isi
2. Standar proses
3. Standar kompentensi lulusan
4. Standar pendidik dan tenaga kependidikan
5. Standar sarana dan parasarana
6. Standar pengelolaan
7. Standar pembiayaan
8. Standar penilaian
Semua langkah tersebut ditujukan pada upaya penciptaan pendidikan dasar dan
menengah yang bermutu yang dapat menuju pada aktualisiasi hakikat pendidikan. Baedhowi,
mengemukakan bahwa pendidikan bermutu akan dapat dilaksanakan dengan baik apabila
didukung komitmen yang tinggi dan perencanaan yang baik, dilaksanakan secara transparan dan
akuntabel.
1. Kepuasan pelanggan
2. Respek terhadap setiap orang
3. Manajemen berdasarkan fakta
4. Perbaikan berkesinambungan
Salah satu upaya untuk itu adalah dengan mengembangankan penjaminan mutu (quality
assurance ) di institusi pendidikan itu sendiri. strategi pengumpulan data yang akan
dipergunakan dalam sistem penjaminan dan peningkatan mutu diupayakan untuk mengurangi
kompleksitas, biaya, dan sumber daya. Saat ini banyak data tentang pendidikan yang telah
dikumpulkan.
Hal yang mendorong perlunya pengembangan sistem penjaminan dan peningkatan mutu adalah
untuk:
1. Meningkatkan strategi pengumpulan data sehingga data yang terkumpulkan menjadi relevan,
valid, dan andal.
2. Menjamin bahwa data dipergunakan lebih efektif untuk tujuan perencanaan, pengambilan
keputusan dalam perencanaan dan alokasi sumber daya guna peningkatan mutu pendidikan.
Masing-masing metode pengumpulan data dan sumber data yang dikumpulkan dalam
sistem ini memiliki potensi untuk memberikan informasi penjaminan mutu yang berharga
tentang kinerja lembaga pendidikan dan tenaga kependidikan jika dibandingkan dengan beberapa
atau semua standar dari delapan SNP. Metode pengumpulan data yang berbeda-beda dapat
menjadi lebih tepat dipergunakan untuk pengumpulan data mengenai SNP yang berbeda
dibandingkan dengan metode penilaian lainnya. Sebagian metode pegumpulan data dipandang
tidak terlalu cocok untuk mengumpulkan data pendidikan untuk beberapa SNP.
Misalnya, Evaluasi Diri Sekolah (EDS) dimana merupakan proses penjamina dan
peningkatan mutu yang didorong dari dalam sekolah, sekolah tertentu akan mengumpulkan data
mengenai bagian SNP tersebut yang secara khusus terkait dengan dampak yang diberikan oleh
sekolah dalam meningkatkan hasil pendidikan bagi peserta didik dan hal-hal yang terkait erat
dengan peningkatan mutu di sekolah. Informasi tambahan mengenai pencapaian sekolah
dibandingkan dengan delapan SNP akan dikumpulkan dari sekolah melalui strategi pengumpulan
data sekolah lainnya seperti Program Monitoring Sekolah, Guru dan Kepala Sekolah (Dinas
Pendidikan Kabupaten/Kota) dan pengumpulan data oleh Pusat Data dan Informasi (Padati-
Balitbang Diknas). Target sekolah kajian dipilih dan ditetapkan atas dasar kinerja sekolah hasil
evaluasi diri dan monitoring oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.
KESIMPULAN
Dalam UU sisdiknas 2003, maka langkah awal yang dilakukan pemerintah adalah
menetapkan standar nasional pencapain pendidikan. Dengan standar tersebut akan di ketahui hal
hal yang harus dicapai oleh layanan pendidikan. Dalam pencapai layanan pendidikan yang prima
maka harus menetapkan tujua strategis yang merupakan upay sekolah untuk menata berbagai
prioritas yang harus di kerjakan oleh sekolah dalam mencapai visi yang telah di canangkan.
Menentukan prioritas sangat pentinglah dilakukan apabila terjadi kesalahan dalam penentuan
prioritas akan menyulitkan sekolah dalam melaksanakan target target berikutnya. Dengan adanya
target dan program kerja dan jadwal kegiatan setiap unit serta anggaran maka akan terlaksananya
program yang telah di buat. Hal hal yang mempengaruhi berjalan atau tidak nya suatu program
di madrasah antara lain :
Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Dalam
Pasal 2 tersebut diatur bahwa ruang lingkup standar nasional pendidikan terdiri dari 8 ruang
lingkup, yakni:
1. Standar isi
2. Standar proses
3. Standar kompentensi lulusan
4. Standar pendidik dan tenaga kependidikan
5. Standar sarana dan parasarana
6. Standar pengelolaan
7. Standar pembiayaan
8. Standar penilaian