Anda di halaman 1dari 49

CRITICAL BOOK REVIEW

PEMBELAJRAN PKn di Era 21St Century

Oleh :

Mustika Rizkina

1902090142

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

TAHUN

2021/2022
PEDOMAN CRITICAL BOOK REPORT
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH
DASAR
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA
UTARA

NAMA PROGRAM SEMESTER


STUDI
MUSTIKA PGSD VI
RIZKINA

Kata Pengantar

Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT yang mana telah memberikan rahmat
dan karunianya sehingga kita dapat bersama-sama menuntut ilmu dan menyelesaikan tugas
Critical Book Review ini. Kemudian shalawat beserta salam marilah kita haturkan kepada
Nabi muhammad SAW selaku pemimpin umat Islam yang membawa kita dari alam
kebodohan kepada alam yang berilmu pengetahuan seperti sekarang ini.

Terimakasih kami ucapkan kepada Pak Irfan Dahnial S.Pd,M.Pd. selaku dosen
pengampu mata kuliah “Pengembangan PKn di Kelas Tinggi” yang telah sudi kiranya
membagi ilmunya kepada kami sehingga kami dapat sedikit demi sedikit memahami ilmu
yang di ajarkan. Dengan adanya bimbingan Bapak kami juga dapat menyelesaikan tugas-
tugas kuliah termasuk kedalamnya tugas Critical Journal Review ini.

Adapun tulisan ini adalah bentuk dari hasil tugas critical Book review yang
diselesaikan demi memenuhi tugas mata kuliah prodi “Pendidikan Guru Sekolah Dasar”
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Untuk lebih lengkapnya langsung saja
pemaparan hasil penulisan Critical Book Review ini adalah sebagai berikut

Medan, Mei 2022

Mustika Rizkina
ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN CRITICAL BOOK REPORT
o BAB 1 Pendahuluan.......................................................................................................1
o BAB 2 Indetitas Nasional Sebagai Bingkai Negara ………………………………….5
o BAB 3 Sejarah Pancasila..............................................................................................7
o BAB 4 Demokrasi........................................................................................................12
o BAB 5 Negara..............................................................................................................16
o BAB 6 Konstitusi……………………………………………………………………19
o BAB 7 Good Governance...........................................................................................27
o BAB 8 Hak Asasi Manusia…………………………………………………………..31
o BAB 9 Norma Dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara………………………..34
o BAB 10 Esensi Empat Pilar Kebangsaan ..................................................................37
o BAB 11 Urgensi Simbol Simbol Negara ...................................................................40
o BAB 12 Mengenal Sang Pejuang ..............................................................................42
o BAB 13 Masyarakat Madani.......................................................................................43
BAB III PENUTUP
o A.Kesimpulan………………………………………………………………………..45
o B.Saran ………………..……………………………………………………………..45

iii
BAB I PENDAHULUAN
Informasi Bibiliografi

Judul Buku : Pembelajaran PKN di SD “Dalam Lingkup


Kelas Rendah dan Tinggi “
Penulis : Irfan Dahnial
ISBN : 975-623-456-024-5
Penerbit : CV Pena Persada
Tahun Terbit : 2022
Urutan Cetakan : Cetakan Pertama
Dimensi Buku :
Tebal Buku : 285 halaman

BAB II
PEMBAHASAN CRITICAL BOOK REPORT

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Ringkasan Buku

o Latar Belakang Pembelajaran PKn

Pendidikan di Indonesia bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik


menjadi warga negara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk
mempertahankan hakikat negara kesatuan Republik Indonesia merupakan negara
kebangsaan modern. Sejarah historis negara Indonesia telah diciptakan sebagai negara
kesatuan dengan bentuk Republik.
Pembelajaran PKn MI dilatar belakangi oleh komitmen yang kuat dan
konsisten terhadap prinsip dan semangat kebangsaan dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945. Istilah Pendidik dan Kewargaan Negara (PKN) dan Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) mempunyai makna dan pengertian yang berbeda.

1
Menurut pandangan Soemantri (1967), Pendidikan Kewargaan Negara (PKN)
identik dengan istilh civic, yaitu mata pelajaran yang bertujuan membentuk atau
membina warganegara yang baik, sedangkan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
merupakan pendidikan yang menyangkut status formal warganegara yang diatur
dalam UU NO tahun 1949, Jo UU NO 62 tahun 1958, Jo UU NO 12 tahun 2006
tentang status warganegara yang telah berlaku mulai tanggal1 Agustus 2006.
Menurut Depdiknas dalam Hardini, 2015 dijelaskan bahwa mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan mempunyai tujuan atau ditujukan untuk peserta didik
yang diharapkan mampu untuk memiliki jiwa kaum intelektual yang bisa berpikir
secara kritis serta rasional dan juga kreatif dalam menanggapi sebuah isu
kewarganegaraan.

o Tujuan pembelajaran PKN di SD

Tujuan Pembelajaran PKn MI adalah untuk menjadikan warganegara yang baik,


yaitu warga Negara yang tahu, mau, dan sadar akan hak dan kewajibannya. Dengan
demikian, diharapkan kelak dapat menjadi bangsa yang terampil dan cerdas, dan
bersikap baik sehingga mampu mengikuti kemajuan teknologi modern. Ruang lingkup
pembelajaran PKn MI meliputi pembahasan tentang
1) persatuan dan kesatuan bangsa
2) norma, hokum" dan peraturan
3) hak asasi manusia
4) kebutuhan warganegara
5) konstitusi Negara
6) kekuasaan dan politik
7) kedudukan Pancasila
8) dan globalisasi.

2
o Pembelajaran PKN di kelas tinggi

Upaya tercapainya tujuan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas


tinggi diharapkan dapat membentuk pribadi warganegara yang cerdas dan baik.
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan membekali peserta didik dengan
pengetahuan keterampilan intelektual yang memadai serta penpalaman praktis agar
memiliu kompetensi dan efektifitas dalam berpartisipasi (Halimah, 2021).
Proses pembelajaran yang tepat dapat melibatkan tiga unsur utama yaitu guru,
siswa, dan materi pelajaran. Interaksi antara 3 unsur itu memerlukan sarana dan
prasarana seperti metode, media dan lingkungan, serta tempat proses pembelajaran
berlangsung. Dalam Pedoman Pengembangan Silabus Mata Pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan (Depdiknas, 2006) disebutkan bahwa tujuan dari pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan adalah untuk mengembangkan kompetensi peserta
didik diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Mempunyai kemampuan berfikir secara rasional, kritis, dan kreatif
sehinggamampu memahami berbagai wacana atau topik kewarganegaraan.
2) Mempunyai keterampilan intelektual dan keterampilan berpartisipasi
secarademokratis dan bertanggungjawab.
3) Mempunyai watak dan kepribadian yang baik, sesuai dengan norma-norma
yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat maupun bernegara

o Ruang lingkup pembelajaran PKN

Ruang Lingkup Pembelajaran PKn Ruang lingkup pembelajaran Pkn MI


sebagaimana yang dinyatakan pada kurikulum nasional yang tercantum dalam
Permendiknas 22/2006 tentang Standar Isi adalah sebagai berikut:
1) Persatuan dan kesatuan bangsa, meliputi hidup rukun dalam perbedaan, cinta
lingkungan, kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, sumpah pemuda, keutuhan
Negara Republik Indonesia, partisipasi dalam pembelaan negara, sifat positif
terhadap Negara Republik Indonesia, keterbukaan dan jaminan keadilan.
2) Norma, hukum, dan peraturan, meliputi tertib dalam kehidupan keluarga, tata tertib
di sekolah, norma yang berlaku di masyarakat, peraturanperaturan daerah,

3
normanorma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sistem hukum dan
peradilan nasional, dan hukum peradilan nternasional.
3) Hak asasi manusia, meliputi hak dan kewajiban anak, hak dan kewajiban anggota
masyarakat, instrumen nasional dan internasional HAM, pemajuan penghormatan
dan perlindungan HAM
4) Kebutuhan warga negara, meliputi hidup gotong royong, harga diri sebagai
masyarakat, kebebasan berorganisasi, kemerdekaan mengeluarkan pendapat,
menghargai keputusan bersama, prestasi diri persamaan kedudukan warga negara.
5) Konstitusi negara, meliputi proklamasi kemerdekaan dan konstitusi pertama,
konstitusi-konstitusi yang pernah di gunakan di Indonesia, hubungan dasar negara
dengan konstitusi.
6) Kekuasaan dan politik, meliputi pemerintahan desa dan kecamatan, pemerintahan
daerah dan otonomi pemerintah pusat, demokrasi dan sistem politik, budaya
politik, budaya demokrasi menuju masyarakat madani, sistem pemerintahan, pers
dalam masyarakat demokrasi.
7) Kedudukan Pancasila, meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan
ideologi negara, proses perumusan pancasila sebagai dasar negara, pengamalan
nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai ideologi
terbuka.
8) Globalisasi, meliputi globalisasi di lingkungannya, politik luar negri Indonesia di
era globalisasi, dampak globalisasi, hubungan internasional dan organisai
internasional, dan mengevaluasi globalisasi.
o Berdasarkan hasil Workshop Lapis PGMI tahun 2008, ruang lingkup matakuliah
pembelajaran Pkn MI yang di sampaikan di PGMI seluruh Indonesia meliputi
materi pembahasan sebagai berikut
1) Karakter pembelajaran Pkn di MI
2) Langkah-langkah pengembangan indikator dan penentuan materi untuk
pembelajaran Pkn MI
3) Strategi, metode, metode / alat dan sumber pembelajaran Pkn MI
4) Model-model pembelajaran Pkn MI
5) Rancangan penilaian pembelajaran Pkn MI
6) Silabus d an RPP pembelajaran Pkn MI
7) Praktik

4
B. Kelebihan Buku
- Pembahasan dibahas secara rapi dan terstruktur
- Terdapat ringkasan pembahasan di akhir yang memudahkan pembaca dalam
membaca
- Penulis menngunakan banyak refrensi dan mencantumkanya di akhir pembahasan

C. Kekurangan Buku
- Terdapat beberapa penggunaan huruf yang kurang tepat

BAB 2

IDENTITAS NASIONAL SEBAGAI BINGKAI NEGARA

A.Ringkasan Buku
o Hakikat Identitas Nasional

Identitas nasional merupakan sekumpulan nilai-nilai budaya yang menyebar luas


di masyarakat dan terkonsentrasi menjadi budaya bangsa dengan Bhinneka Tunggal
Ika sebagai simbol pemersatu bangsa. Unsur-unsur pembentuk identitas nasional
antara lain: sejarah agama, kebudayaan, suku bangsa dan bahasa. Keempat identitas
nasional dimaksud adalah:
1) Gotong royong
2) Toleransi atas keragaman,
3) Demokrasi Pancasila,
4) Kekeluargaan dan kekerabatan.

o Identitas Nasional Dalam Kehidupan Berbangsa

Identitas nasional pada hakikatnya merupakan manifestasi nilai-nilai budaya yang


tumbuh dan berkembang dalam berbagai aspek kehidupan suatu bangsa dengan ciri-
ciri khas sehingga bangsa sehingga dengan ciri-ciri khas tadi suatu bangsa berbeda
dengan bangsa lain dalam kehidupannya.
5
Sejauh ini masih terjadi perbedaan pemahaman dalam mengartikan konsep suku
bangsa, sehingga berapakah tepatnya jumlah suku bangsa di Indonesia. Ada yang
mengatakan bahwa di Indonesia terdapat sekitar 300 suku bangsa (Huntington, 2003)
bahkan ada yang menyebutkan jauh lebih banyak dari jumlah tersebut.
Brata (2016) menjelaskan bahwa penanda-penanda identitas budaya misalnya
bisa berasal dari sebuah kekhasan yang diyakini ada pada agama, bahasa, dan adat
pada budaya yang bersangkutan. Namun demikian tumpang tindih dapat terjadi di
antara kelompok-kelompok etnis yang berbeda.

o Identitas Nasional Menurut Para Ahli

Identitas nasional merupakan konstruk yang diturunkan dari konstruk


nasionalitas yakni rasa keterikatan seseorang terhadap sebuah negara titik identitas
nasional dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari sebuah kelompok. Identitas
tersebut tercermin dalam interaksi sosial, kebiasaan rutinitas, dan praktik-praktik
pengetahuan (Edensor, 2002). Unsur-unsur identitas nasional di Indonesia merujuk
pada bangsa yang majemuk yang merupakan gabungan unsur pembentuk meliputi
identitas fundamental, identitas instrumental, dan identitas alamiah (Herdiawanto dan
Hamadayama 2010).

o Membangun identitas nasional dari sekolah dasar

Kajian mengenai identitas dianggap penting karena melalui kajian tersebut dapat
diperoleh gambaran mengenai bagaimana individu atau kelompok mempraktikkan
dirinya dalam kehidupan politik, sosial, maupun dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Salah satu yang mejadi fokus adalah identitas pada siswa.
Anak-anak usia Sekolah Dasar dibiasakan untuk mulai mencari dan membentuk
identitasnya (Sarasati, 2021).Unsur-unsur dalam pembentukan identitas nasional
sendiri adalah suku bangsa, komposisi etnis agama, kebudayaan daerah dan bahasa
pemersatu atau bangsa nasional.
Pada era revolusi industri 4.0 seperti sekarang ini, berdampak pada semakin
berkembangnya berbagai aspek kehidupan dalam lingkungan masyarakat, mulai dari
bidang ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, dan politik. Hal tersebut dipengaruhi
oleh semakin majunya ilmu dan teknologi yang digunakan manusia. Untuk mengatasi
6
berbagai tantangan dan permasalahan pendidikan di Indonesia era revolusi industri
4.0 pengintegrasian pendidikan multikultural dengan identitas nasional dapat
dilakukan dengan cara berikut ini:
1) Integrasi pendidikan multikultural dengan berbasis lokal wisdom dalam desain
kurikulum.
2) Optimalisasi Pendidikan Kewarganegaraan dalam upayanya memperkuat
identitas nasional dengan berlandaskan multikultural dan Local Wisdom yang
dimiliki oleh bangsa Indonesia.
3) Penempatan pendidikan multikultural sebagai Filosofi pendidikan, pendekatan
pendidikan bidang kajian dan bidang studi (Setiarsih, 2016).

B. Kelebihan Buku

- Pembahasan dibahas secara rapi dan terstruktur


- Penjelasan materi mudah dipahami
- Terdapat ringkasan pembahasan di akhir yang memudahkan pembaca dalam
membaca
- Penulis menngunakan banyak refrensi dan mencantumkanya di akhir pembahasan

C. Kekurangan Buku
- Terdapat beberapa penggunaan huruf yang kurang tepat

BAB 3

SEJARAH PANCASILA

7
A. Ringkasan Buku

o Sejarah Pancasila pada kerajaan di Indonesia

Keanekaragaman Indonesia direkatkan dengan motto Bhinneka Tunggal ika,


Motto ini telah menjadi moto Negara Indonesia, yang diangkat dari penggalan kitab
Sutasoma karya besar Mpu Tantular pada jaman Kerajaan Majapahit (abad 14).
Secara harfiah berarti meskipun berbeda-beda tetapi tetap satu jua yaitu Indonesia.
(Salim, 2017)
Kesatuan sejarah, yaitu bangsa Indonesia yang tumbuh dan berkembang dalam
suatu proses sejarah, sejak zaman prasejarah Sriwijaya, Majapahit, Sumpah Pemuda
28 Oktober 1928 dan sampai Proklamasi 1945 dan kemudian membentuk negara
Republik Indonesia. Kesatuan kebudayaan, yaitu keanekaragaman kebudayaan
tumbuh menjadi suatu bentuk kebudayaan nasional. Sebagai bangsa yang besar
Indonesia memiliki nilai kebudayaan yang tinggi dan luhur. Pada dasarnya Pancasila
sudah ada dan melekat pada jiwa bangsa Indonesia sejak sebelum negara ini merdeka.
Sebagai contoh sumber dari Pancasila itu sendiri yaitu adat istiadat kebiasaan,
keanekaragaman kebudayaan dan lain-lain.

Pancasila mempunyai arti "berbatu sendi yang lima bahasa" (sangkengsekerta)


dan mempunyai arti "pelaksanaan kesusilaan yang lima" (Pancasila Krama) yang
dijelaskan dalam kitab karangan Mpu Tantular, yaitu Kitab Sutasoma. Kelima
kesusilaan tersebut diantaranya tidak boleh melakukan kekerasan, tidak boleh
mencuri, tidak boleh berjiwa dengki, tidak boleh berbohong, dan tidak boleh mabuk
atau meminum minuman keras. Dengan adanya Pancasila krama dan larangan
"malima" ini sedikit banyak membuktikan bahwa nilai-nilai Pancasila pada zaman
dahulu telah diaplikasikan oleh masyarakat Indonesia dengan tanpa disadari titik nilai-
nilai sederhana itulah yang menjadi jiwa Pancasila sekarang ini.

o Pancasila Sebagai Sosial Culture

Secara yuridis konstitusional kedudukan Pancasila adalah sebagai pandangan


hidup bangsa Indonesia, dasar negara bangsa Indonesia, dan sebagai ideologi
nasional. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa, berarti dapat diketahui nilai
kebenarannya dan dapat menimbulkan tekad kepada masyarakat untuk diterapkan di
dalam kehidupan bermasyarakat.
8
Sosial budaya erat kaitannya dengan nilai-nilai Pancasila dan sudah menjadi
pedoman dalam bersosialisasi dan berbudaya sosial yang berarti selalu berhubungan
dengan tingkah laku masyarakat, sedangkan budaya yang berarti selalu berhubungan
dengan kebudayaan yang ada di dalam masyarakat yang mengandung cita, Karsa dan
Hasil karya manusia dalam rangka kehidupan bermasyarakat dari hasil belajar titik
dalam sosial budaya ini meliputi tentang sikap, etika, dan berkarakter
kewarganegaraan. Menerapkan perilaku sosial budaya yang berdasarkan kepada nilai-
nilai Pancasila juga bertujuan untuk membangun karakter bangsa Indonesia yang
lebih baik dan lebih maju (Jannah dan Dewi, 2021).

o Pancasila Sebagai Sistem Filsafat

Pancasila yang terdiri atas 5 sila pada hakekatnya merupakan suatu sistem

filsafat. Sistem lazimnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1) Suatu kesatuan bagian-bagian.


2) Bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri.
3) Saling berhubungan dan saling ketergantungan.
4) Keseluruhannya dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
5) Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks.
Pancasila yang terdiri atas bagian-bagian yaitu sila-sila Pancasila setiap

sila pada hakekatnya merupakan suatu azas sendiri fungsi sendiri-sendiri namun
secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang sistematis.

1) Susunan sila-sila Pancasila yang bersifat organis.


2) Dasar epistemologi sila-sila Pancasila
3) Dasar aksiologis sila-sila Pancasila
4) Nilai-nilai Pancasila sebagai suatu sistem.

Adapun nilai-nilai yang terkandung di dalam setiap sila adalah sebagai berikut:

1) Pancasila sebagai jati diri bangsa Indonesia


2) Rumusan kesatuan sila-sila Pancasila
3) Susunan kesatuan sila-sila Pancasila yang bersifat organis
4) Susunan kesatuan yang bersifat hierarkis dan berbentuk piramida

9
5) Rumusan hubungan kesatuan sila-sila pancasila yang saling mengisi dan saling
mengkualifikasi
6) Pancasila sebagai ilmu
7) Fungsi utama filsafat pancasila bagi bangsa dan negara Indonesia.

o Penerapan Pancasila dalam aspek kehidupan

Tidak semua orang tahu tentang makna isi Pancasila, sehingga tidak semua orang
menerapkan nilai-nilai Pancasila. Padahal Pancasila sering diucapkan tetapi, ada beberapa
orang yang masih belum mengetahui betapa pentingnya makna Pancasila yang dapat kita
terapkan dalam kehidupan sehari-hari.

1) Penerapan Ketuhanan Yang Maha Esa


2) Penerapan kemanusiaan yang adil dan beradab
3) Penerapan persatuan Indonesia
4) Penerapan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan
5) Penerapan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

o Penerapan nilai-nilai Pancasila di sekolah dasar

Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan


pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak
dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan
berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan undang-undang 1945 dan
memahami nilai-nilai kedisiplinan, kejujuran, serta sikap yang baik terhadap
sesamanya lawan jenisnya, maupun terhadap orang yang lebih tua.
Melalui materi Pendidikan Kewarganegaraan juga dapat mendidik siswa agar
dapat berpikir kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan,
dapat berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan tidak bertindak secara
cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta anti korupsi.
Sebagaimana dijelaskan dalam (Anderson dan Ulfa, 2018) bahwa " Pendidikan
Kewarganegaraan juga dapat mendidik siswa agar dapat berpikir kritis rasional, dan
kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan dapat berpartisipasi secara aktif dan
bertanggung jawab dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara serta anti korupsi".(Anderson dan Ulfa, 2018) bahwa
10
"penanaman nilai cinta tanah air dalam dunia pendidikan bertujuan agar siswa
mempunyai pengetahuan, cara berpikir, bersikap, berbuat yang menunjukkan
kesetiaan, kepedulian dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik,
sosial, budaya ekonomi dan politik bangsa". Pentingnya mengamalkan Pancasila tidak
hanya terjadi di lingkungan keluarga, namun juga di lingkungan sekolah, bahkan
masyarakat titik Pancasila sebagai ideologi bangsa tentunya tidak hanya diterapkan di
satu lingkungan saja, namun harus menyeluruh ke dalam setiap sendi-sendi kehidupan
kita.
B. Kelebihan
- Pembahasan dibahas secara rapi dan terstruktur
- Terdapat ringkasan pembahasan di akhir yang memudahkan pembaca dalam
membaca
- Penulis menngunakan banyak refrensi dan mencantumkanya di akhir pembahasan

C. Kekurangan
- Terdapat beberapa uraian yang terkesan bertele-tele

BAB 4

DEMOKRASI

A. Ringkasan Buku

o Hakikat Demokrasi

Demokrasi diartikan sebagai bentuk pemerintahan yang kekuasaannya dalam


mengambil keputusan untuk suatu negara ditetapkan secara sah Bukan menurut
golongan atau Beberapa golongan, melainkan menurut anggota-anggota sebagai suatu
komunitas secara keseluruhan (strong, 1966). Terdapat dua model demokrasi secara
umum yaitu demokrasi langsung dan demokrasi tidak langsung. 2008 menjelaskan,
demokrasi langsung adalah demokrasi dengan derajat yang relatif paling tinggi,

11
ditandai oleh fakta bahwa pembuatan undang-undang dilaksanakan oleh rakyat dalam
rapat umum atau pertemuan Akbar. Perbedaan kondisi-kondisi serta perkembangan
peradaban manusia menciptakan kondisi ketika konsensus bersama tidak mungkin
lagi dilakukan dalam kehidupan bernegara titik fungsi pembentukan undang-undang
dipindahkan dari warga negara melalui majelis rakyat menuju
kesimpulan yang sangat penting sekaligus menjadi Akbar dari negara
berkonstitusi adalah, pertama, negara berkonstitusi harus menerapkan sistem
demokrasi karena, dalam sistem demokrasi, warga negara dapat berpartisipasi
langsung dalam setiap penyelenggaraan dan pembangunan negara.

o Sejarah Demokrasi Di Dunia

Demokrasi semakin berkembang di Barat sering lahirnya gerakan renaissance


pada abad XIV dan gerakan reformasi pada abad ke XVI-XVII gerakan renaissance
melahirkan gagasan-gagasan demokrasi dengan perjuangannya menentang kekuasaan
gereja yang absolut yang mengatasnamakan agama, desentralisasi gereja,
memperjuangkan kebebasan beragama, kebebasan berpikir dan mengemukakan
pendapat dan mempelopori terbentuknya negara bangsa.

Pada akhir abad ke-19 gagasan mengenai demokrasi mendapat wujud yang
konkret sebagai program dan sistem politik Penelitian yang dilakukan UNESCO pada
tahun 1949, menarik kesimpulan bahwa ide demokrasi dianggap ambiguous atau
mempunyai berbagai pengertian, sekurang-kurangnya ada ambiguity mengenai
lembaga-lembaga atau cara-cara yang dipakai untuk melaksanakan ide atau mengenai
keadaan kultural secara historis yang mempengaruhi istilah, ide, dan praktek
demokrasi. Sebelum abad ke-18 demokrasi bukanlah sistem yang dipilih umat
manusia titik sistem ini ditolak di era Yunani dan Romawi dan hampir semua filosof
politik menolaknya. Sejak abad ke-18 beberapa aspek dari demokrasi politik mulai
diterapkan di barat titik akan tetapi masih juga mendapat kritik yang keras. Leislie
Lipson melihat tiga keberatan dalam sistem demokrasi.

1) Potensi Tirani mayoritas terhadap kelompok minoritas


2) Kenyataan bahwa demokrasi cenderung menempatkan orang-orang bodoh dalam
tubuh kekuasaan
3) Demokrasi Hanya berupa ilusi, jika bukan kebohongan.

12
o Sejarah Demokrasi di Indonesia

Ada beberapa definisi lain tentang demokrasi menurut para ahli, diantaranya:
1) Joseph A. Schmeter, Demokrasi merupakan suatu perencanaan institusional untuk
mencapai keputusan politik di mana individu-individu memperoleh kekuasaan untuk
memutuskan cara perjuangan kompetitif atas suara rakyat.
2) Sidney Hook, berpendapat bahwa demokrasi adalah bentuk pemerintahan di mana
keputusan-keputusan pemerintah yang penting yang secara langsung atau tidak
langsung didasarkan pada kesepakatan mayoritas yang diberikan secara bebas dari
rakyat dewasa.
3) Philippe C Schmitter dan Terry Lynn Karl, menyatakan demokrasi sebagai suatu
sistem pemerintahan dimana pemerintah dimintai tanggung jawab atas tindakan-
tindakan mereka di wilayah Republik oleh warga negara yang bertindak secara tidak
langsung melalui kompetisi dan kerjasama dengan para wakil mereka yang telah
terpilih.
4) Affan Gaffar (2000) memaknai demokrasi dalam dua bentuk yaitu pemaknaan secara
normatif demokrasi normatif dan empirik (demokrasi empirik). Demokrasi Normatif
adalah demokrasi yang secara ideal hendak dilakukan oleh sebuah negara titik
sedangkan (demokrasi empirik) adalah demokrasi yang dalam perwujudannya pada
dunia politik praktis.

o Kegagalan Demokrasi

Dalam sejarah di Indonesia sejak kemerdekaannya tahun 1945 sampai


sekarang mengalami kegagalan sistem politik sebanyak dua kali masa, yaitu masa
orde lama dan masa orde baru, dan mengalami perubahan sistem politik sebanyak 3
kali massa, yaitu masa orde lama masa orde baru dan masa Orde Reformasi.
Kegagalan sistem politik pada masa orde lama dan masa orde baru terjadi dikarenakan
ketidakseimbangan proses kekuasaan dalam lembaga legislatif eksekutif dan lembaga
yudikatif, sehingga output yang dihasilkan sebuah sistem politik tanpa mengakar
aspiratif masyarakat, tanpa kendali dan tidak ada check and balance. Maka ada
beberapa catatan kemungkinan problem-program besar yang dihadapi dan dapat
meruntuhkan sistem politik reformasi Komnas sebagai berikut :

13
1) problem jumlah partai yang banyak selama dua kali pemilu cukup mengganggu
Jalan program dan roda pemerintahan.
2) problem sistem pemilu kecenderungan pengaturannya ke arah pemuatan partai
politik bukan calon wakil sehingga mendorong peran partai politik yang masih
dominan dibandingkan calon-calon anggota legislatifnya ke.
3) Program Presiden bukan dari partai politik mayoritas di lembaga legislatif.
4) Problem masih banyaknya partai politik yang dikelola secara tradisional
dibandingkan secara modern.
5) Problem fungsi DPD yang semu atau lemah dalam lembaga legislatif sehingga
kurang mendorong pertumbuhan demokrasi di Lembaga Legislatif itu sendiri
dan tidak terperhatikannya masalah pada Aras lokal.
6) Program pendidikan politik rakyat yang masih belum tersebar luas.

o Demokrasi di Lingkungan Sekolah

Implementasi budaya demokrasi di lingkungan sekolah sangat penting untuk


mewujudkan di era milenial ini yang mempunyai dua mata Sisi uang, di satu sisi
merupakan peluang untuk kemajuan dan Sisi Lain ancaman terhadap krisis identitas
suatu bangsa dengan menghadirkan revolusi industri 4.0 yang seiring dengan
mudahnya berbagai kultur dan peradaban baru dari berbagai bangsa di dunia masuk
dan tidak sepenuhnya cocok dengan budaya, masyarakat Indonesia.

Sejalan pendapat Winarno 2010 menyatakan tentang pendidikan demokrasi di


sekolah bahwa: selama ini di Sekolah Menengah Atas sudah dilaksanakan pendidikan
demokrasi melalui pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ataupun mata pelajaran
sebelumnya, PPKN, PMP ataupun Civic, terlihat adanya perilaku demokratis yang
ditunjukkan siswa di sekolah di dalam kelas, di luar kelas atau lingkungan sekolah.
Sejalan pendapat Winarno 2010 menyatakan tentang pendidikan demokrasi di sekolah
bahwa: selama ini di Sekolah Menengah Atas sudah dilaksanakan pendidikan
demokrasi melalui pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ataupun mata pelajaran
sebelumnya, PPKN, PMP ataupun Civic, terlihat adanya perilaku demokratis yang
ditunjukkan siswa di sekolah di dalam kelas, di luar kelas atau lingkungan sekolah.

Dalam pembelajaran demokrasi seperti adanya organisasi kesiswaan yang di


mana sebagai wadah di sekolah untuk menerapkan nilai-nilai demokrasi dalam

14
kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh organisasi siswa intra sekolah maupun
kehidupan demokrasi lainnya yang terjadi di lingkungan sekolah.

B. Kelebihan :
- Pembahasan disajikan secara terperinci
- Terdapat ringkasan pembahasan di akhir yang memudahkan pembaca dalam
membaca

C. Kekurangan
- Terdapat Beberapa kata yang sulit untuk dipahami oleh pembaca

BAB 5

NEGARA

A. Ringkasan Buku

o Hakikat Negara

Menurut Hans Kelsen dalam bukunya general teori of law and State,
mengungkapkan, bahwa istilah negara kadang-kadang digunakan dalam pengertian
yang sangat luas untuk menyebut masyarakat atau bentuk khusus dari masyarakat.
Sedangkan pengertian negara berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia: negara
adalah:
1) Organisasi dalam suatu wilayah yang mempunyai kekuasaan tertinggi yang sah
dan ditaati oleh rakyat,
2) Kelompok sosial yang menduduki wilayah atau daerah tertentu yang
diorganisasi di bawah lembaga politik dan pemerintah yang efektif mempunyai
kesatuan politik berdaulat sehingga berhak menentukan tujuan nasionalnya.

Aristoteles pemikir Yunani kuno mengartikan bahwa negara adalah suatu


kekuasaan masyarakat (persekutuan daripada keluarga, desa/kampung) yang bertujuan
untuk mencapai kebaikan yang tertinggi bagi umat manusia. Sementara itu menurut

15
Max Weber, Negara adalah suatu masyarakat yang mempunyai monopoli dalam
penggunaan kekerasan fisik secara sah dalam suatu wilayah.

o Pengertian Negara Menurut Para Ahli

- Hegal memandang negara sebagai organisasi kesusilaan logeman


- Hans Kelsen memandang negara itu dari satu aspek saja yaitu aspek hukum.
- Aristoteles menyatakan negara polis adalah persekutuan dari keluarga dan desa
guna memperoleh hidup yang sebaik-baiknya.
- Hugo gratius juga menyatakan Negara adalah suatu persekutuan yang sempurna
dari orang-orang yang merdeka untuk memperoleh perlindungan hukum.
- Marx berpendapat bahwa negara pada hakikatnya adalah aparat atau mesin
operasi penindasan, Tirani dan eksploitasi kaum pekerja oleh pemilik alat-alat
produksi kaum kapitalis dan pemegang kekayaan distribusi kekayaan yang
mencelakakan kelas pekerja.

o Jenis-jenis Sistem Negara

Dalam perkembangannya yang terbaru, sistem pemerintahan mengalami


penyesuaian dalam bentuk sistem pemerintahan presidensial dan sistem pemerintahan
parlementer keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan dalam praktik di dalam
suatu negara.
1) Sistem presidensial di beberapa negara
2) Parlementer
3) Semi presidensial
4) Komunis
5) liberal

16
o Negara dan Agama
James M. Luth dan Brenda J. Luth mengemukakan ketegangan yang berkaitan
dengan keagamaan dalam buku berjudul Global terorisme buku itu mengupas
Bagaimana seluruh nilai-nilai agama dari Yahudi, Kristen sehingga Islam, dapat
disimpangkan menjadi kekuatan teror yang menghancurkan tatanan bernegara titik
kasus komunitas Yahudi di provinsi yudea pada masa kerajaan Roma yang terjadi pada
tahun 66 sampai 71 sebelum Masehi. Bahkan ketegangan antar negara dapat
ditimbulkan oleh agama yang menjadi krisis yang sulit dihentikan sebagaimana terjadi
antara Palestina dan Israel. Friedrich Schleiermacer, menegaskan bahwa agama tidak
dapat dilacak dari pengetahuan rasional juga tidak dari tindakan moral, akan tetapi
agama berasal dari perasaan ketergantungan mutlak kepada yang tak terhingga (Feeling
of absolute dependance) (Rosyada, 2000).
B. Kelebihan Buku
- Pembahasan disusun secara terstruktur dan saling berkaitan antara satu dan yang lainya
- Terdapat ringkasan di akhir bab yang mempermudah pembaca menemukan poin-poin
penting pembahasan
C. Kelemahan Buku
- Pembahasan menurut para ahli terlalu singkat

BAB 6

KONSTITUSI

A. Ringkasan Buku

o Hakikat Konstitusi

Konstitusi tentunya bukan istilah yang asing bagi anda terutama yang terkait
dengan proses amandemen undang-undang Dasar Republik Indonesia 1945 yang
beberapa waktu terakhir menjadi isu sentral dalam ketatanegaraan Indonesia titik

17
perkataan "Konstitusi" berarti membentuk "Pembentukan" berasal dari kata kerja
"coustituer" (prancis) yang berarti membentuk titik ini yang dibentuk adalah suatu
negara maka "Konstitusi" mengandung permulaan dari segala peraturan mengenai suatu
negara.

Konstitusi dalam negara adalah sebuah norma sistem politik dan hukum yang
merupakan hasil pembentukan pemerintah pada suatu negara yang biasanya
dikodifikasikan sebagai dokumen tertulis. Konstitusi umumnya merujuk pada
penjaminan hak kepada warga masyarakatnya. Istilah konstitusi dapat diterapkan kepada
seluruh hukum yang mendefinisikan fungsi pemerintahan negara. Hal ini menimbulkan
gagasan-gagasan mengenai living konstitusi dalam arti bahwa suatu konstitusi yang
benar-benar hidup dalam masyarakat tidak hanya terdiri dari naskah yang tertulis saja,
akan tetapi juga meliputi Konvensi konvensi.

Tahun 1687 pengertian konstitusi Cromwell diambil oleh Amerika dan


dimasukkan ke Perancis pada tahun 1789 oleh Lafayette. Lasela adalah tokoh sosialisme
yang mendirikan serikat-syarikat buruh di Prancis dan merupakan lawan dari Marx dan
Hegel dalam memperjuangkan sosialisme. Di kalangan para ahli hukum, pada umumnya
dipahami bahwa konstitusi mempunyai tiga tujuan pokok yaitu:

1) Keadilan
2) kepastian
3) kebergunaan

Oleh karena itu konstitusi itu sendiri adalah hukum yang dianggap paling tinggi
tingkatnya, maka tujuan konstitusi sebagai hukum tertinggi itu juga untuk mencapai dan
mewujudkan tujuan yang tertinggi titik tujuan yang diangkat tertinggi adalah keadilan,
ketertiban dan perwujudan nilai-nilai ideal seperti kemerdekaan atau kebebasan dan
kesejahteraan atau kemakmuran bersama.

o Tujuan Konstitusi

Adapun tujuan konstitusi tujuan, konstitusi antara lain:

1) Membatasi kekuasaan penguasa agar tidak bertindak sewenang-wenang maksudnya


tanpa membatasi kekuasaan penguasa konstitusi tidak akan berjalan dengan baik
dan bisa saja kekuasaan penguasa akan merajalela dan bisa merugikan rakyat
banyak.
18
2) Melindungi HAM maksudnya setiap penguasa berhak menghormati hak asasi
manusia orang lain dan hak memperoleh perlindungan hukum dalam hal
melaksanakan haknya.
3) Pedoman penyelenggaraan negara berdaulat maksudnya tanpa adanya pedoman
konstitusi negara kita tidak akan berdiri dengan kokoh.

o Konstitusi Menurut Para Ahli

1) Die Politische verfassung als gesellschaftlich wirklichkeit. Konstitusi adalah


mencerminkan kehidupan politik di dalam masyarakat sebagai suatu kenyataan titik
jadi mengandung pengertian politis dan sosiologis.
2) Die Verselbstandigte rechhtsvefassung. Konstitusi merupakan satu kesatuan kaidah
yang hidup dalam masyarakat titik jadi mengandung pengertian yuridis.
3) Die geshereiben verfassung.

o Perubahan Sistem Konstitusi

Menurut C.F Strong (Thaib, 2003 : 51) bahwa cara perubahan konstitusi ada empat
macam yaitu :
1) Perubahan konstitusi yang dilakukan oleh pemegang kekuasaan legislatif menurut
pembatasan-pembatasan tertentu,
2) Perubahan konstitusi yang dilakukan oleh rakyat melalui suatu referendum,
3) Perubahan konstitusi yang dilakukan oleh sejumlah negara-negara bagian yang
terdapat pada negara berbentuk Serikat,
4) Perubahan konstitusi yang dilakukan dalam suatu Konvensi atau dilakukan oleh suatu
lembaga negara khusus yang dibentuk hanya untuk keperluan perubahan.

o Penyimpangan Konstitusi

Berbagai penyimpangan pada awal kemerdekaan

a. Periode 1945-1949

Penyimpangan konstitusional yang terjadi pada awal kemerdekaan yaitu:

1) Komite nasional pusat berubah fungsi dari pembantu presiden menjadi badan yang
diserahi kekuasaan legislatif yang ikut menentukan garis-garis besar haluan negara
atau dasar maklumat Wakil Presiden Nomor X tanggal 16 Oktober 1945.

19
2) Adanya perubahan sistem kabinet presidensial menjadi kabinet parlementer setelah
dikeluarkannya Maklumat pemerintah tanggal 14 November 1945.

b. Periode Konstitusi RIS (27 Desember 1949-17 agustus 1950)

1) Negara Republik Indonesia hanya berstatus sebagai salah satu negara bagian
dengan wilayah kekuasaan daerah sebagaimana dalam persetujuan Renville dan
sesuai dengan bunyi pasal 2 Konstitusi RIS.
2) Undang-undang Dasar 1945 sejak tanggal 27 Desember 1949 hanya berstatus
sebagai undang-undang dasar negara di bagian Republik Indonesia.
3) Demokrasi yang berkembang adalah demokrasi.
4) Berlakunya sistem parlementer yaitu pemerintahan bertanggung jawab kepada
parlemen DPR.
5) Sebagai akibat sistem parlementer kabinet tidak mampu melaksanakan
programnya dengan baik dan dinilai negatif oleh DPR.
6) Terjadinya pertentangan politik di antara partai-partai politik saat itu.
a. Periode UUDS 1950 (17Agustus 1950-5 Juli 1959)
1) Berlaku sistem kabinet parlementer yang menimbulkan tujuh kali ke pergantian
kabinet (1950-1959).
2) Presiden dan wakil presiden tidak dapat diganggu gugat (pasal 83 ayat 1 UUDS
1950).
3) Menteri-menteri bertanggung jawab atas keseluruh kebijaksanaan pemerintah baik
bersama-sama untuk keseluruhan maupun masing-masing untuk bagiannya
sendiri-sendiri. (pasal 83 ayat 2 UUDS 1950).
4) Presiden berhak membubarkan DPR dengan ketentuan harus mengadakan
Pemilihan DPR baru dalam 30 hari.
2. Berbagai penyimpangan pada masa orde lama (1959-1965)
a) Presiden selaku pemegang kekuasaan eksekutif dan legislatif bersama DPR telah
mengeluarkan ketentuan perundangan yang tidak ada dalam undang-undang Dasar
1945 dalam bentuk Penetapan Presiden tanpa persetujuan DPR.
b) Melalui ketetapan nomor 1/MPRS/1960 MPR menetapkan pidato Presiden 17
Agustus 1959 berjudul "penemuan kembali revolusi kita" (Manifesto politik
Republik Indonesia) sebagai GBHN bersifat tetap hal ini tidak sesuai dengan UUD
1945.

20
c) MPRS mengangkat Ir. Soekarno sebagai presiden seumur hidup hal ini
bertentangan dengan undang-undang Dasar 1945 karena DPR menolak APBN
yang diajukan oleh Presiden kemudian presiden membentuk DPR gotong royong
yang anggotanya diangkat dan diberhentikan oleh presiden.
d) Presiden membubarkan DPR hasil pemilu 1955 karena DPR menolak APBN
yang diajukan oleh Presiden titik kemudian presiden membentuk DPR gotong
royong yang anggotanya diangkat dan diberhentikan oleh presiden.
e) Pimpinan lembaga-lembaga negara dijadikan menteri-menteri negara termasuk
pimpinan MPR kedudukannya sederajat dengan materi sedangkan presiden
menjadi anggota DPA.
f) Demokrasi yang berkembang adalah demokrasi terpimpin.
g) Berubahnya arah politik luar negeri dari bebas dan aktif menjadi politik yang
memihak salah satu blok.

3. Berbagai penyimpangan pada masa orde baru (1965-1998)

Bentuk koreksi terhadap orde lama, yaitu melalui :

a) Sidang MPRS yang menghasilkan


1. Pengukuhan Supersemar melalui Tap nomor IX/MPRS/1966.
2. Penegasan kembali landasan kebijakan politik luar negeri Republik Indonesia
(TAP No. XXII/MPRS/1966).
3. Pembaharuan kebijakan landasan bidang ekonomi, keuangan dan pembangunan
(TAP No.XXIII/MPRS/1966).
4. Pembubaran PKI dan ormas-ormasnya (TAP No. XXV/MPRS/1966)
5. Pencabutan kekuasaan pemerintahan negara dari Presiden Soekarno (TAP No.
XXXIII/MPRS/1966)
6. Pengangkatan Soekarno sebagai presiden sampai dengan terpilihnya Presiden
oleh MPR hasil pemilihan umum (TAP No.XLIV/MPRS/1968).
b) Pembentukan undang-undang oleh pemerintah bersama DPR
c) Pembahasan rancangan undang-undang tentang pemilu yang memutuskan 12
persetujuan yaitu:
1. Jumlah anggota DPR tidak boleh dibesar-besarkan.
2. Ada perimbangan antara wakil dari pulau Jawa dan luar Jawa.
3. Diperhatikannya faktor jumlah penduduk.

21
4. Ada anggota yang diangkat dan yang dipilih.
5. Setiap Kabupaten dijamin satu wakil.
6. Persyaratan tempat tinggal calon harus dihapuskan.
7. Yang diangkat adalah wakil dari ABRI dan sebagian sipil.
8. Jumlah anggota MPR yang diangkat sepertiga dari seluruh anggota MPR.
9. Jumlah anggota DPR adalah 460 terdiri dari 360 yang dipilih dan 100 yang
diangkat.
10. Sistem pemilu adalah perwakilan berimbang sederhana.
11. Sistem pencalonan nan adalah stelsel daftar.
12. Daerah pemilihan adalah daerah tingkat 1.

Di samping itu koreksi tersebut pemerintahan orde baru telah melakukan

berbagai penyimpangan, antara lain:

a. Dalam praktek pemilihan umum, terjadi pelanggaran misalnya:

1. Terpengaruhnya pilihan rakyat oleh campur tangan birokrasi.

2. Panitia Pemilu tidak independen.

3. Kompetisi antar tidak leluasa.

4. Perhitungan suara tidak jujur.

5. Kampanye terhambat oleh aparat keamanan/perzinaan.

6. TPS dibuat di kantor-kantor.

7. Pemungutan suara dilaksanakan pada hari kerja.

8. Memilih pendukung Golkar diberi formulir a-b, 5-10 lembar seorang.

b. Di bidang politik antara lain:


1. Ditetapkannya calon resmi partai politik dan Golkar dari keluarga presiden atau
yang terlibat dengan bisnis keluarga presiden dan calon anggota DPR/MPRyang
monoloyalitas terhadap presiden.
2. Tidak berfungsinya kontrol dari lembaga kenegaraan politik dan sosial karena
didominasi kekuasaan presiden/ eksekutif yang tertutup sehingga memicu budaya
korupsi kolusi dan nepotisme.

22
3. Golkar secara terbuka melakukan kegiatan politik sampai ke desa-desa, sedangkan
parpol hanya sampai Kabupaten.
4. Ormas hanya diperbolehkan berafiliasi kepada Golkar.
5. Berlakunya demokrasi terpimpin konstitusional.
c. Di bidang hukum, antara lain:
1. Belum mama adanya perundang-undangan tentang batasan kekuasaan presiden dan
adanya banyak penafsiran terhadap pasal-pasal UUD 1945.
2. Tidak tegaknya supremasi hukum karena penegak hukum tidak konsisten adanya
mafia peradilan, dan banyaknya praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
3. Adanya penyimpangan sekurang-kurangnya 79 Keppres yang dijadikan alat
kekuasaan sehingga penyelewengan terlindungi secara legal dan berlangsung lama.
d. Di bidang ekonomi antara lain:
1. Perekonomian nasional sebagaimana diamanatkan pasal 33 UUD 1945 tidak
terpenuhi Karena munculnya pola monopoli terpuruk dan tidak bersaing.
2. Keberhasilan pembangunan yang tidak merata menimbulkan kesanjangan antara
yang kaya dan miskin serta merebaknya KKN.
3. Bercampurnya institusi negara dan swasta, misalnya bercampurnya jabatan
publik perusahaan serta Yayasan sehingga pemegang kekuasaan dan keuntungan
menjadi pemenang serta mengambil keuntungan secara tidak adil.
4. Adanya korporatisme yang bersifat sentralis ditandai oleh urbanisasi besar-
besaran dari desa ke kota atau dari daerah ke pusat.
5. Perkembangan utang luar negeri dari tahun ke tahun cenderung meningkat

4. Berbagai penyimpangan pada era globalisasi (REFORMASI)

Berbagai penyimpangan telah terjadi selama era reformasi antara lain:

a) Belum terlaksanakannya kebijakan pemerintahan Habibie karena pembuatan


perundang-undangan menunjukkan secara tergesa-gesa,
b) Kasus pembubaran departemen sosial dan Departemen penerangan pada masa
pemerintahan Abdurrahman Wahid,
c) Ada perseteruan antara DPR dan presiden Abdurrahman Wahid yang berlanjut
dengan memorandum I dan II berkaitan dengan kasus "brunei gate"dan "bulog
gate".
23
d) Baik pada masa pemerintahan Abdurrahman Wahid maupun Megawati, belum
terselesaikan masalah konflik Aceh Maluku, Papua, Kalimantan Tengah dan
ancaman disintegrasi lainnya.
e) Belum maksimalnya penyelesaian masalah pemberantasan KKN, kasus-kasus
pelanggaran HAM terorisme, reformasi birokrasi, pengangguran pemulihan
investasi, kredibilitas Aparatur Negara, utang domestik, kesehatan dan
pendidikan serta kerukunan beragama.

D. Perjalanan Konstitusi Di Indonesia

Secara umum terdapat dua macam konstitusi yaitu konstitusi tertulis dan

konstitusi tak tertulis. Konstitusi suatu negara pada hakekatnya merupakan hukum dasar
tertinggi yang memuat hal-hal mengenai penyelenggaraan negara, karenanya suatu konstitusi
harus memiliki sifat yang lebih stabil daripada produk hukum lainnya. Oleh karena itu,
konstitusi biasanya juga mengandung ketentuan mengenai perubahan konstitusi itu sendiri,
yang kemudian prosedurnya dibuat sedemikian rupa sehingga perubahan yang terjadi adalah
benar-benar aspirasi rakyat dan bukan berdasarkan keinginan keinginan semina-mena dan
bersifat sementara ataupun keinginan Dari sekelompok orang belaka.

Dalam sejarah perkembangan ketatanegaraan Indonesia ada 4 macam

undang-undang yang pernah berlaku yaitu:

1) Periode 18 Agustus 1945-27 Desember 1949-27 Desember 1945.


2) Periode 27 Desember 1949-17 Agustus 1950 (penetapan Konstitusi Republik Indonesia
Serikat).
3) Periode 17 Agustus 1950-5 Juli 1959 (penetapan undang-undang dasar sementara 1950)
4) Periode 5 Juli 1959- sekarang (penetapan berlakunya kembali undang-undang Dasar
1945).

B. Kelebihan Buku
- Pembahasan saling berkesinambungan d
- Mencantumkan daftar pustaka di akhir bab
- Terdapat ringkasan pembahasan di akhir yang memudahkan pembaca dalam
menemukan poin-poin penting

24
C. Kekurangan Buku
- Terdapat beberapa penjelasan yang terlalu panjang

BAB 7

GOOD GOVERNANCE

A. Ringkasan Buku

o Hakikat Good Governance


Good governance merupakan paradigma baru dalam sistem pemerintahan dan
harapan setiap masyarakat supaya terwujudnya pemerintahan yang baik Perwujudan
good governance merupakan cita-cita masyarakat dan sejalan dengan ajaran Islam.
Dalam paradigma ini peran masyarakat sangat dibutuhkan untuk mewujudkan
terciptanya pemerintahan yang baik karena hubungan antara pemerintah dan masyarakat
merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Dalam penyelenggaraan pemmerintahan good governence berkaitan dengan isu
transparansi,akuntabilitasi publik, dan sebagainya.Secara konseptual good governence
dapat dipahami bahwa good governence menunjukkan suatu proses yang memposisikan
rakyat dapat mengatur ekonominya.
Untuk mewujudkan good governence diperlukan manajemen yang baik dalam
mewujudkan, pemerintahan. Ide menyelenggarakan good governance dapat terlaksana
jika kembali pada nilai-nilai Islam. Keberadaan hukum Islam adalah penyelesaian atau
sedikitnya menjadi jalan tengah untuk menyelesaikan masalah berbangsa dan bernegara
sebab hukum Islam mempunyai realitas sebagai hukum yang berdiri sendiri dalam
masyarakat. Melalui peninjauan hukum Islam, dapat digali norma-norma hukum Islam
yang berkaitan dengan hakikat dan prinsip good governance. analisis good governance
juga dapat dikaji melalui perspektif tinjauan hukum Islam.
Secara bahasa, pengertian good berarti baik, dalam itilah kepemerintahan
mengandung dua pemahaman. Pemahaman pertama, nilai-nilai yang menjunjung tinggi

25
keinginan dan kehendak takyat dan nilai-nilai yang dapat meningkatkan kemampuan
rakyat dalam pencapaian tujuan kemandirian. pembangunan berkelanjutan dan. Kedua
aspek-aspek fungsional dan pemerintahan yang efektif dan efisien dalam pelaksanaan
rcapaitujua tersebut dang government proses pengambilan keputusan dan proses
keputusan diimplementasikan.
Dalam perspektif islam kajian good governance dapat diintegrasikan dengan ushul
figh, yaitu dengan menggali nilai-nilai filosofis (the theory values) norma dalam hukum
Islam sangat penting untuk dikaji. pertingkatan norma sebagai pendekatan ushul fiqih
membahas tentang pengertian dan konsep good governance dengan mengintegrasikan
dengan pendekatan ushul figh dan pada bagian akhir akan dibahas tentang good
governance perspektif Islam. Hukum Islam (ushul figh) selalu berkembang dan mampu
menjawab tantangan modernitas yang berkarakter continyuty and change. Artinya, ushul
figh tetap memperhatikan realitas masyarakat (living law), sehingga melahirkan
rumusan hukum Islam yang humanis dan otoritatif (bukan otoritarianisme hukum
Islam).

o Sejarah Good Governance


Pasca 1998 good governence sudah banyak diperbincangkan mulai dari aparat
birokrasi negara, Presiden di pucuk pimpinan negara hingga pemerintahan paling
bawah, seragam bahkan aktor-aktor non negara pun tidak kalah, agenda organisasi non
pemerintah pun bicara banyak soal good governance, dan menjadikannya program kerja
yang signifikan.
Nanmun sejak satu dekade reformasi berjalan sejak 1990-an korupsi bukannya
berkurang melainkan semakin menggurita. Birokrasi publik masih belum banyak
berubah, dari mentalitas slayanan yang buruk dan inefisien, praktek suap menyuap
masih subur, dan berbagai pelanggaran hak-hak asasi manusia masih banyak terjadi.
Intinya, negara yang korup masih belum bisa teratasi dengan good governance.
Sejak akhir tahun 1980-an, istilah governance mulai digunakan untuk pengertian
yang berbeda. Tatkala istilah governance dipopulerkan, perubahan penggunaan istilah
dari government ke governance lebih dimaksudkan untuk menunjukkan perlunya
gelombang baru reformasi pemerintahan. Istilah government reform, democracy dan
sejenisnya, dianggap telah mengalami inflasi dan tidak mampu menarik perhatian untuk
menggerakkan semangat reform yang sudah ada sebelumnya.
26
o Good Governence Menurut Para Ahli
Menurut World Bank governance adalah «the way state power is used in managing
economic and social resources for development of society», dimana world bank lebih
menekankan pada cara yang digunakan dalam mengelola sumber daya ekonomi dan
sosial untuk kepentingan pembangunan masyarakat .
Oleh karena itu institusi dari governance meliputi tiga domain, yaitu state , private
sector dan society , yang saling berinteraksi dan menjalankan fungsinya masing-masing.
State berfungsi menciptakan lingkungan politik dan hukum yang kondusif, private
sector menciptakan pekerjaan dan pendapatan, sedangkan society berperan positif dalam
Interaksi sosial, ekonomi dan politik, termasuk mengajak masyarakat berpartisipasi
dalam aktivitas ekonomi sosial dan politk.
Pendapat ahli yang lain mengatakan pood dalam good governance mengandung dua
pengertian sebagai berikut. Pertama, nilal yang menjunjung tinggi keinginan atau
kehendak rakyat, dan nilai yang dapat meningkatkan kemampuan rakyat dalam
pencapaian tujuan, kemandirian, pembangunan berkelanjutan dan keadilan sosial.
Kedua, aspek fungsional dari pemerintahan yang efektif dan efisien dalam pelaksanaan
tugasnya untuk mencapai tujuan tersebut.

o Kejanggalan Good Governance


Dalam konteks good governance (tata pemerintahan yang baik),untuk
mewujudkan pelayanan publik yang baik,selain didasarkan pada kriteria atau unsur-
unsur pemerintahan yang baik, diperlukan juga kebijakan pemerintahan dalam bentuk
berbagai peraturan perundangundangan dan kebijakan operasionalnya. Dengan
masyarakat dilayani dengan baik bukannya melayani pemerintah maka berjalanlah
reformasi birokrasi yang diinginkan, karena pada dasarnya pemerintah dibentuk adalah
sebagai pemberi pelayanan kepada masyarakat.
Namun dalam implementasinya, Pelaksanaan khusus good governance ini masih
belum berjalan dengan apa yang di harapkan. Akibatnya didalam proses pelayanan
publik sering dijumpai adanya biaya tambahan yang harus dikeluarkan oleh pelanggan

27
untuk diberikan kepada petugas, prosedur pelayanan panjang, tidak transparan serta
ketidakjelasan waktu pelayanan yang diperlukan untuk mengurus pelayanan publik.
Kenyataan yang ada bahwa pegawai pemerintahan yang mempunyai tugas melayani
lebih cenderung minta dilayani.

o Keberhasilan Good Governance


Upaya pencipataan good Governance sangatlah dipengaruhi oleh adanya
komitmen dan national leadership. Komitmen dan national leadership ini merupakan
faktor kunci keberhasilan good governance.Dalam praktek good governance perlu
dikembangkan indikator keberhasilan pelaksanaan good governance. Keberhasilan
secara umum dapat dilihat dari indikator ekonomi makro atau tujuan-tujuan
pembangunan atau indikator quality of life yang dituju. Pengembangan indikator
keberhasilan atau kegagalan dilakukan antara lain mengenai:
1) Pelayanan publik UU NO.I/1995
2) Koordinasi sektor publik dan swasta
3) Pengelolaan usaha yang memperhatikan dampak terhadap lingkungan ISO 14.000.
ISO 9000 Kendali Mutu. Penilaian aspek manajemen tertentu. Sertifikasi dan
standarisasi, juga suatu pengukuran/indikator kualitas produktitik mra standar and
comfermance. Adanya kesepakatan aturan penilaian mutu produk antar negara.
4) Audit Report, neraca untung ruvi dan lain sebagainya bagi suatu badan usaha.

Upaya penciptaan good governance sangatlah dipengaruhi oleh adanya komitmen


dan nasional leadership komitmen dan nasional leadership ini merupakan faktor kunci
keberhasilan good governance ambil saja Misalnya reformasi birokrasi sebagai bagian
dari upaya penciptaan good governance di Jerman pada tahun 1867 (Prasojo, 2003).
B. Kelebihan Buku
- Penulis memaparkan bahasan masalah beserta penjelasan solusinya
- Pembahasan dibahas tidak hanya melibatkan satu perspektif saja nanmun
melibatkan perspektif lainya.
- Pembahasan saling berkesinambungan.
- Terdapat ringkasan pembahasan di akhir

C. Kekurangan Buku
28
- Terdapat beberapa kata yang kurang tepat dalam penulisanya
seperti,Islama,tersebut6, continyuty.
-

BAB 8

HAK ASASI MANUSIA

A. Ringkasan Buku

o Pengertian Hak Asasi Manusia

Hak manusia yang asasi adalah hak yang melekat secara kodrati pada setiap makhluk
yang dilahirkan dengan sosok biologis manusia, yang memberikan jaminan moral dan
menikmati kebebasan dari segala bentuk perlakuan yang menyebabkan manusia itu
tidak dapat hidup secara layak sebagai manusia yang dimuliakan Allah, oleh sebab itu
tidak mungkin dialihkan apalagi dirampas oleh siapapun, kecuali untuk dikurangkan
atas dasar persetujuan para penyandang hak itu lewat proses-proses legislative yang
benar-benar representrative demi ketegakkannya hak-hak asasi manusia sebagaimana
disebut diatas, maka berarti bahwa semua manusia, siapapun darimanapun, apapun
statusnya pada hakikatnya mempunyai harkat dan martabat yang sama.

o Sejarah Panjang Hak Asasi Manusia Di Indonesia

Dalam pancasila HAM dijelaskan secara filosofis dan kejiwaan yang mengandung
makna yang sangat dalam. Misalnya, pada butir pertama sila 1 percaya dan taqwa
kepada Tuhan YME dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab. Selanjutya, butir 1 sila II mengakui persamaan
derajat, persamaan hak dan persamaan kewajiban antara sesama manusia. Pengadilan
HAM adalah upaya memberikan jaminan HAM di Indonesia, maka dibentuklah:
Komnas HAM dan Pengadilan HAM. HAM di indonesia didasarkan pada konstitusi
NKRI. Sejarah perkembangan hak asasi manusia sama tuanya dengan sejarah umat
manusia. Hingga sudah sejak lama orang memperjuangkan pengakuan akan adanya
hak-hak asasi manusia.
29
o Pelanggaran Hak Asasi Manusia

Pelanggaran Hak Asasi Manusia yang terjadi di indonesia terutama di daerah-daerah


telah sangat menyesakkan sanubari bangsa indonesia selaku bangsa yang menjunjung
tinggi nilai dan harkat serta martabat seorang manusia di muka bumi ibu pertiwi. Tentu
ini menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi bangsa indonesia yang berbudi luhur
berdasarkan nilai-nilai yang terkandung pada Pancasila yang di jabarkan dengan 5 butir
kalimat syahdu. Negara Indonesia dalam hal ini pemerintah yang mempunyai amanah
dari rakyat, yang mana amanah itu untuk meninggikan kesejahteraan dan kedamaian
antar sesama masyarakat sudah seyoyanya berikhtiar untuk mencari cara penyelesaian
yang mengedepankan sisi-sisi kemanusiaan yang beradab dan berkepribadian luhur.
Pemerintah adalah salah satu penyebab dapat terjadinya pelanggaran Hak Asasi
Manusia oleh karena itu memunculkan kendala – kendala yang mengakibatkan tidak
dapat terselesaikannya permasalahan di indonesia seperti oleh pemerintah kebijakan –
kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah tidak mengenai dan menyentuh dasar
permasalah “ Basic problem “ yang ada diwilayah daerah rawan terjadinya pelanggaran
Hak Asasi Manusia.Semua itu adalah hal-hal yang krusial yang harus coba dicermati
dan di selesaikan dalam hal untuk menyelesaikan dan melenyapkan pelanggaran Hak
Asasi Manusia di NKRI dan untuk pihak- pihak yang bersitegang harus lebih arif dan
bijaksana dalam menangani semua permasalahan yang ada di lapisan “ akar rumput “
supaya dapat mengurangi pelanggaran Hak Asasi Manusia.

o Pelanggaran Hak Asasi Manusia di Lingkungan Pendidikan

Masalah pelanggaran HAM di sekolah telah menjadi atensi bersama untuk segera
diselesaikan. Kekhawaturan orang tua atas hilangnya rasa nyaman dan suasana
kondusif di sekolah. Berbagai varian upaya tentu telah dilakukan oleh kementerian dan
/ atau lembaga pemerintahan terkait serta masyarakat untuk menekan, dan
menghapuskan pelanggaran di sekolah.
Usaha dan upaya tersebut tampaknya belum optimal karena tren
meningkatnya kasus pelanggaran HAM. Sehingga minimnya pengawasan dari
masyarakat. Saat ini kondisi dunia pendidikan di indonesia dari jenjang pendidikan
anak usia dini (PAUD) hingga sekolah menengah atas (SMA) sangat memprihatinkan
30
(Matompo, 2014). Kasus pelanggaran HAM di sekolah yang umum terjadi adalah
tindakan kekerasan, baik secara fisik maupun verbal. Di indonesia, kasus kekerasan
terhadap anak relatif tinggi. Pada 2006, telah terjadi 2,29 juta kasus kekerasan terhadap
anak dari total 2,81 juta kasus kekerasan.

o Menyelenggarakan Hak Asasi Manusia Yang Baik

Keberhasilan penegakan atau perlindungan HAM juga dipengaruhi oleh terlaksanannya


prinsip good governance begitu pula sebaliknya. Dengan kata lain, hubungan kedua
variabel tersebut bersifat saling menguatkan (mutually reinforcing). Selain itu, prinsip-
prinsip hak asasi manusia menginformasikan materi berkenaan dengan kata kelola
pemerintahan yang baik. misalnya, pengembangan kerangka legislatif, kebijakan,
program, alokasi anggaran dan langkah-langkah lainnya. Lingkungan yang kondusif
dan memadai hanya akan tercipta dengan tegaknya penyelenggaraan prinsip-prinsip
tata kelola pemerintahan yang baik. Dengan pola ini aturan hukum atau kebijakan
yang dibentuk akan menghormati keragaman budaya, memuat solusi terhadap
penyelesaian konflik dan menyelesaikan kesenjangan dan kemiskinan ditengah-tengah
masyarakat.

B. Kelebihan Buku

- Pembahasan di uraikan dengan lengkap dan terstruktur


- Terdapat rangkuman yang memudahkan pembaca dalam memahami bahasan dalam
waktu yang singkat

C. Kekurangan Buku

- Terdapat kalimat bahasa asing yang sulit dipahami

31
BAB 9

NORMA DALAM KEHIDUPAN


BERBANGSA BERNEGARA

A. Ringkasan Buku

o Pengertian Norma

Istilah norma dari bahasa yunani nomos atau norma dalam bahasa inggris yang
berarti model, peraturan atau standar perilaku. Dalam bahasa arab berarti kaidah,
sedangkan dalam bahasa indonesia seting disebut pedoman, patokan atau aturan.
Norma atau kaidah itu memberi ancangan atau arahan pada manusia untuk
bertindak dan sebagai pegangan dalam bertingkah laku.

o Norma Menurut Para Ahli

Menurut sudikno Mertokusumo kaidah diartikan sebagai peraturan hidup yang


menetukan bagaimana manusia itu seyogyanya berperilaku, bersikap di dalam
masyarakat agar kepentingannya dan kepentingan orang lain terlindungi, atau
dalam arti sempit kaidah hukum adalah nilai-nilai yang terdapat dalam peraturan
konkret. Nawiasky menegaskan, staat fundamental norm atau norma fundamental
negara (norma dasar) adalah norma tertinggi dalam suatu negara yang lebih tinggi
lagi, tetapi bersifat pre-supposed atau ditetapkan terlebih dahulu oleh masyarakat
dalam negara dan merupakan norma yang menjadi tempat bergantunganya norma-
norma hukum di bawahnya. Apabila mencermati maksud norma dasar menurut
kelsen dan atau norma fundamental negara nawiasky maka pancasila merupakan
norma dasar yang menginduki segala macam norma dalam tatanan norma di
indonesia.

32
o Pelanggaran Norma Pada Aspek Kehidupan Berbangsa dan
Bernegara

Dalam pergaulan manusia bermasyarakat ternyata kebutuhan dan kepentingan


mereka tidak selalu sama dan seirama, bahkan sering bertolak belakang dan
bertabrakan, karena seseorang itu pada dasarnya tidak mau dirugikan dalam
hubungannya dengan sessama, sehingga perlu diatur bagaimana seahrusnya tingkah
laku seorang anggota masyarakat dalam berhubungan dengan sesamanya. Tata
kelakukan meiputi larangan terhadap perilaku yang dirasa sangat mengancam cara
hidup suatu kelompok.
Perbuatan dapat dibedakan menjadi mala prohibita dan mala in se. Perbuatan
yang dikategorikan sebagai mala prohibita menunjuk pada perbuatan yang buruk
karena dilarang, yakni perbuatan-perbuatan yang tidak dipandang buruk dengan
sendirinya, namun merupakan pelanggaran karena hukum mendefinisikan
demikian. Berbeda dengan wiliam Graham Summer, SR Sianturi membagi norma
yang ada dalam masyarakat tersebut dalam 4

33
(empat) kategori yaitu norma keagaman, norma kesusilaan, norma kesopanan dan
norma hukum. Memasukan suatu perbuatan atau tingkah laku dalam sautu norma
tersebut tidak harus diartikan secara mutlak, karena suatu tingkah laku tertentu ada
kemungkinan dapat dimasukan dalam beberapa kelompok norma lainnya.

o Agenda Penting Penerapan Norma di Lingkungan Masyarakat

Dalam konteks indonesia perubahan sosial seiring dengan reformasi yang


terjadi tanpa terencana (dalam waktu singkat) telah menyebabkan nilai-nilai lama
yang selama ini menjadi pegangan dan acuan dalam relasi sosial berbasis pada
semangat dan nilai-nilai gotong royong mulai melemah. Ada kecenderungan relasi
sosial lebih bersifat individualis bercampur dengan sifat materialistik. Juga ada
indikasi bahwa dalam relasi sosial mengsampingkan nilai-nilai kebersamaan,
moral, etika dan toleransi.
Relasi sosial yang selama ini bersifat intrinsic yakni hubungan yang
ganjarannya tidak bermotif ekonomi, berubah menuju bersifat extrinsic yang
ganjarannya sering bermotif kepentingan ekonomi (nilai materialistik).
Dalam beberapa dekade belakangan ini perlahan tetapi pasti sebagian besar
tatanan kehidupan ekonomi, sosial budaya dan politik dirasuki gaya hidup
konsumerisme (komsumsi yang mengada-ada ) 34 dan kebebasan hampir tanpa
kendali.Banyak perubahan yang dilakukan dengan penuh kesadaran tetapi cukup
banyak perubahan yang dilakukan diluar kesadaran karena ada desakan
kepentingan politik ekonomi dari pihak-pihak tertentu (agen-agen) lewat berbagai
macam institusi ekonomi, sosial, budaya dan politik.

o Menanamkan Norma Terhadap Peserta Didik

Di dalam pancasila terdapat nilai-nilai yang merupakan nilai yang dikandung


pancasila baik dalam kedudukan sebagai dasar dan ideologi negara maupun sebagai
falsafah negara dalam arti pandangan hidup bangsa. Nilai-nilai pancasila tersebut
meliputi; nilai dasar yang berupa nilai yang tetap dan tidak dapat berubah yang
rumusnya terdapat dalam alinea IV pembukaan UUD 1945 yang berupa nilai
ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan yang sekaligus
34
merupakan hakikat pancasila, nilai instrumental merupakan arah, kebijakan,
strategi, sarana dan upaya yang dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi serta
perkembangan jaman nilai psikis adalah nilai yang dilaksanakan dan dipraktekkan
dalam kehidupan konkrit. Pancasila diharapkan menjadi cita-cita normatif yang
memasuki tulang dan daging putra putri bangsa (Karim,2004).
Dari paparan di atas terlihat jelas bahwa nilai- nilai pancasila merupakan nilai
yang mendasar dari pancasila sedangkan peran ibu yaitu sebagai istri, sebagai ibu
pendidik, sebagai ibu pengatur rumah tangga, sebagai tenaga kerja, dan sebagai
anggota organisasi masyarakat, dari keterangan tersebut jelas mempunyai peran
untuk mendidik anak. Dengan orang yang belum dikenal hanya diam walaupun
bukan berarti takut. Tetapi setelah kenal mereka bisa saja segera akrab dan anak
yang sulit ini sering makan hati orang tua, membuat gernes, jengkel sekaligus malu.
Bila ada orang menyapa, ia justru menelusupkan wajahnya di sela-sela baju ibu,
seakan-akan hendak masuk kedalamnya (Istadi, 2006).

B. Kelebihan Buku

- Pembahasan di uraikan dengan lengkap dan terstruktur


- Terdapat rangkuman yang memudahkan pembaca dalam memahami bahasan dalam
waktu yang singkat

C. Kekurangan Buku

- Terdapat kalimat bahasa asing yang sulit dipahami

35
BAB 10

ESENSI EMPAT PILAR KEBANGSAAN

A. Ringkasan Buku

o Esensi Empat Pilar Kebangsaan

Penggunaan istilah 4 pilar MPR RI yang terdiri atas pancasila, UUD 1945 NKRI,
dan Bhinneka Tunggal Ika oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik
Indonesia menarik untuk dikaji dan diteliti karena istilah 4 pilar MPR RI
menimbulkan polemik di masyarakat.

o Refleksi Empat Pilar Kebangsaan

Istilah 4 pilar MPR RI pada awalnya merupakan kategori ragam bahasa politik
yang dirumuskan oleh para politisi. Dalam ragam bahasa politik, bahasa memiliki
tata aturan permainan tersendiri sebagaimana oleh Wittgenstein permainan bahasa
tidak dapat dicampur adukan dalam konteks yang lain. Berdasarkan dari data di
atas menunjukkan bahwa istilah 4 pilar MPR RI yang bermula dari bahasa politik
kemudian menjadi bahasa hukum melalui dasar UU No. 2 TAHUN 2011
Perubahan atas Undang-undang nomor 2 tahun 2008 tentang partai politik.

Penggunaan istilah ini tidak hanya menyimpang secara hukum tetapi juga
menyimpang secara historis, filosofis, dan sosiologis. Pada aspek historis, istilah
pancasila tidak pernah dikenal dalam sejarah bangsa indonesia sebagai pilar. Begitu
juga dalam penjelasan dewan perwakilan rakyat dalam keterangan tertulis pada
sidang uji materi undang- undang nomor 2 tahun 2011 pada tanggal 17 februari
2014 di mahkamah konstitusi memberikan pengertian dan penjelasan terkait
konsep pilar sebagai berikut (salinan putusn mahkamah konstitusi RI Nomor
100/PUU-XI/2013).

o Mempertahankan Empat Pilar Kebangsaan

Untuk mempelajari, membangun dan melaksanakan sikap yang menamkan

36
sikap toleransi tersebut dibutuhkan pemahaman tentang empat pilar kebangsaan
yaitu pancasila,

37
Undang-undang dasar 1945, negara kesatuan republik Indonesia dan Bhineka
Tunggal Ika. Dalam memperkokoh empat pilar kebangsaan tersebut perlu adanya
suatu pemahaman didalam jiwa dan pikiran masyarakat tentang arti pentingnya
menjaga persatuan dan kesatuan didalam negara kesatuan republik indonesia.
Pemahaman tersebut tidak terbatas untuk golongan tertentu saja tetapi semua
golongan masyarakat indonesia baik itu orang tua, anak muda dan seluruh kaum
intelektual sekalipun.

Terjaganya keutuhan negara indonesia yang menyebabkan kestabilan politik


dan kestabilan ekonomi di indonesia akan membuat negara dapat mencapai tujuan
dari negara tersebut yaitu kemakmuran untuk segenap masyarakat indonesia.
Karaktek yang unggul sangatlah perlu di tanamkan dalam diri para generasi muda
sebab karakter merupakan akar sekaligus cerminan dari budaya sebuah bangsa.
Pemuda harus memiliki karakter yang unggul dan juga harus didampingi oleh 4
pilar kebangsaan agar bangsa kita menjadi lebih baik daripada sebelumnya dengan
memperoleh negara yang maju dan masa depan bangsa yang lebih cerah. Republik
indonesia adalah hasil dari kemerdekaan yang didapat melalui perjuangan yang
berat oleh para pahlawanan kita sebelumnya maka kita setiap generasi muda harus
mampu mempertahankan dan mengembangkan negara republik indonesia kita
tercinta ini sehingga tujuan negara yaitu mensejahterahkan kehidupan bangsa dapat
terwujud dan bukan hanya sekedar cita-cita saja.

o Menerapkan Empat Pilar Kebangsaan

Bangsa indonesia merupakan bangsa yang lahir karena keanekaragaman dan


perbedaan yang dipersatukan oleh kesadaran bersama untuk hidup sebagai bangsa
yang merdeka dan berdaulat. Keberagaman inilah yang menjadi identitas nasional
bangsa indonesia yang harus dipertahankan agar tidak luntur karena kemajuan
zaman yang sangat pesat pada saat ini. Dengan kemajuan zaman yang terjadi saat
ini dapat mempengaruhi pemahaman generasi penerus bangsa terutama pada siswa
terkait dengan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila semakin terlupakan dan
terkikis oleh adanya nilai-nilai baru yang tidak sesuai dengan jati diri bangsa.

Untuk menambah pemahaman tentang empat pilar kebangsaan dan bernegara,


maka MPR RI tengah gencar mensosialisasikan empat pilar kebangsaan terdiri dari
38
pancasila, undang-undang dasar negara republik indonesia tahun 1945, bhineka
tunggal ika dan negara kesatuan republik indonesia (NKRI) kepada masyarakat
indonesia, yang manakala difungsikan sebagai pendidikan kebangsaan termasuk
pula pendidikan karakter kebangsaan.

o Gejolak Empat Pilar Kebangsaan

Berdasarkan berbagai fakta dan realitas di atas menunjukkan bahwa persoalan


tentang Empat Pilar kehidupan Berbangsa dan Bernegara menjadi suatu kajian
yang penting dalam konteks studi filsafat dan hukum saat ini karena pertama,
penggunaan istilah Empat Pilar kehidupan Berbangsa dan Bernegara menimbulkan
kontroversi berkaitan dengan konteks kerangka konseptual hakikat negara, dasar
negara Indonesia, dan tujuan negara pada akhirnya berpengaruh pada komitmen,
filosofi, dan jati diri dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di masyarakat.

B. Kelebihan Buku

- Pembahasan di uraikan dengan lengkap dan terstruktur


- Terdapat rangkuman yang memudahkan pembaca dalam memahami bahasan dalam
waktu yang singkat

C. Kekurangan Buku

Terdapat kalimat bahasa asing yang sedikit sulit dipahami

39
BAB 11

URGENSI SIMBOL-SIMBOL NEGARA

A. Ringkasan Buku

o Ada Apa Dengan Bendera Merah Putih

Setiap bendera negara tersebut memiliki makna filosofis tersendiri yang


mencerminkan cita-cita luhur atau kepribadian masyarakat negara tersebut.
Terdapat sebuah catatan sejarah yang berasal dari serat-serat atau kakawin dan
naskah-naskah kuno yang menceritakan Bendera Merah Putih di masa lalu.
Pertama kali digunakan oleh organisasi Indische Vereeniging. Sebagai organisasi
yang didirikan oleh pemuda Indonesia yang belajar di negeri Belanda pada Tahun
1908. Namun dalam catatan sejarah, bendera dengan warna merah putih pernah
digunakan oleh Kerajaan Majapahit sebagai umbul-umbul perang.

o Menjaga Sang Garuda

Era globalisasi ini membuat kehidupan sosial masyarakat tidak bisa dan tidak
pernah lepas dari yang namanya ilmu pengetahuan dan teknologi. Kecenderungan
ini disebabkan oleh keinginan dan ketergantungan masyarakat untuk mendapatkan
penghidupan dan pemenuhan kebutuhan secara instan, cepat dan mudah. Untuk
itulah terdapat keinginan untuk menggali dan mengungkapkan nilai-nilai yang
terkandung dalam naskah lontar, khususnya lontar Gaguritan Sang Garuda Nebus
Biyang yang nantinya bisa digunakan sebagai pedoman dalam menjalani kehidupan
dimasyarakat sehingga bisa meningkatkan moral, sraddha dan bhakti generasi
muda.

o Memaknai Simbol Negara

Makna Simbolik yang Terkandung dalam Lambang Negara yaitu terdapat pada
Burung Garuda mempunyai makna simbol yang sangat luas. Simbol Burung
Garuda mempunyai jumlah bulu pada setiap sayap berjumlah 17, kemudian bulu

40
ekor berjumlah 8, bulu pada pangkal ekor atau dibawah perisai 19, dan bulu leher
berjumlah 45. Jumlah-jumlah bulu tersebut jika digabungkan menjadi 17-8-1945,
merupakan tanggal dimana kemerdekaan Indonesia diproklamasikan. Perisai yang
dikalungkan pada Garuda Pancasila melambangkan pertahanan Indonesia.

o Mengapa Harus Lagu Indonesia Raya

Lagu kebangsaan merupakan lagu yang diakui untuk menjadi suatu lagu resmi serta
simbol suatu negara atau daerah. Lagu kebangsaan dapat membentuk identitas
nasional suatu negara dan dapat digunakan sebagai ekspresi dalam menunjukkan
nasionalisme dan priotisme. Lagu kebangsaan diakui oleh konstitusi, undang-
undang, ataupun tanpa hukum resmi dari pemerintah yang mengatur dan hanya
berdasar pada konsesi masyarakat saja.

B. Kelebihan Buku

- Pembahasan di uraikan dengan lengkap dan terstruktur


- Terdapat rangkuman yang memudahkan pembaca dalam memahami bahasan dalam
waktu yang singkat

C. Kekurangan Buku

- Terdapat kesalahan pada beberapa penggunaan huruf dan kata

41
BAB 12

MENGENAL SANG PEJUANG

A. Ringkasan Buku

o Pejuang Pada Masa Kerajaan di Indonesia

Pahlawan adalah orang yang menampilkan sikap keberanian dan pengorbanannya


dalam membela kebenaran. Di indonesia, kita memiliki banyak tokoh yang
mencerminkan sikap kepahlawanan dan berjuang untuk kemerdekaan bangsa dan
negara. Sebelum terbentuknya negara Kesatuan Republik Indonesia, di daerah-
daerah Nusantara berdiri kerajaan Hindu, Buddha dan Islam. Kerajaan tersebut
dipimpin oleh Raja yang memiliki peranan penting dalam kesejahteraan rakyatnya
hingga melawan penjajah.

o Menerapkan Nilai Perjuangan Di Sekolah Dasar

Nilai-nilai kepahlawanan tersebut digunakan untuk menanamkan pendidikan


karakter. Karakter merupakan watak yang memiliki oleh seseorang. Pembentukan
karakter ini dipengaruhi oleh situasi dan kondisi lingkungan baik, lingkungan
keluarga, rumah , sekolah dan masyarakat. Nilai yang ditekankan dalam
pembelajaran pendidikan kewarganegaraan adalah saling menghargai, saling
menghormati dan membantu satu sama lain. Dalam proses pembelajaran
pendidikan kewarganegaraan, nilai-nilai tersebut selalu diterapkan agar siswa
memiliki sikap dan tingkah laku yang baik dalam kehidupan sehari-hari.

o Menjaga Kehormatan Bangsa

Kehormatan Bangsa dan Negara adalah menyangkut martabat, harga diri, nilai-nilai
luhur yang hidup di dalam masyarakat, dan cita-cita bangsa. Dengan demikian,
pengertian menjunjung tinggi kehormatan Bangsa dan Negara ialah menjunjung
tinggi norma-norma yang hidup serta cita-cita Bangsa dan Negara Indonesia.
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang diproklamasikan pada tanggal 17
42
Agustus 1945 bertekad untuk mempertahankan dan menegakkan kemerdekaan
serta berkedaulatan bangsa dan negara berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

o Dinamika Perjuangan Para Pahlawan

Sejak abad ke-16, bangsa Eropa banyak yang datang dan singgah dinusantara. Pada
awalnya, kedatangan bangsa asing tersebut hanya untuk berdagang rempah-
rempah, tetapi lambat laun banngsa asing semakin serakah. Mereka menerapkan
kolonialisme dan imperialisme untuk mendapatkan kekayaan alam dinusantara.
Memperjuangkan kemerdekaan bukanlah suatu hal yang mudah , dibutujkan
keberanian yang besar dan kegigihan yang tinggi untuk dapat melakukannya. Para
pejuang kemerdekaan rela mengorbankan nyawanya bagi kemerdekaan bangsa
Indonesia.

B. Kelebihan Buku

- Buku ini sudah memaparkan materi yang sangat lengkap dan terstruktur
- Penjelasan mudah dipahami
- Terdapat rangkuman yang memudahkan pembaca untuk membaca poin-point yang
penting dalam pembahasan materi

C. Kekurangan Buku

- Pada beberapa bagian , masih terdapat beberapa kesalahan penulisan

BAB 13

MASYARAKAT MADANI

A. Ringkasan Buku
o Pengertian Madani
Istilah madani sebenarnya berasal dari bahasa Arab, madany. Kata madany berasal
dari kata kerja madani yang berarti mendiami, tinggal atau membangun. Kemudia
berubah istilah menjadi madany yang artinya beradab, orang kota, orang sipil, dan

43
yang bersifat sipil, dan yang bersifat sipil atau perdata.

o Pengertian Masyarakat Madani

Masyarakat madani dapat diartikan sebagai suatu masyarakat yang beradab dalam
membangun, menjalani dan memaknai kehidupannya. Masyarakat madani
merupakan konstruksi bahasa yang “Isslami” yang mengacu pada kata al-din, yang
umumnya diterjemahkan sebagai agama, berkaitan dengan makna al-tamaddun atau
peradaban.

o Masyarakat Madani Menurut Para Ahli

Masyarakat madani adalah masyarakat yang beradab, menjunjung tinggi nilai-nilai


kemanusiaan, yang maju dalam penguasaan ilmu pengetahuan, dan tekhnologi
(fFarid, 2012). Sebagaimana dikutip Dawam dahardjo, masyarakat madani
merupakan sistem sosial yang subur berdasarkan prinsip moral yang menjamin
keseimbangan antara kebebasan individu dengan kesetabilan masyarakat.

o Menumbuhkan Sikap Masyarakat Madani Di Sekolah Dasar

Sebagai upaya untuk menciptakan good citichensip sesuai dengan tujuan


pendidikan kewarganegaraan. Maka konsep masyarakat madani dapat dijadikan
sebagai acuan dalam proses pembelajaran. Peserta didik dapat belajar bagaimana
masyarakat pada masa itu dapat menghargai perbedaan yang ada dengan
menjunjung sikap toleransi. Melalui konsep tersebut peserta didik akan belajar
bersikap, menghargai, menghormati dan bertanggung jawab atas dirinya.

B. Kelebihan Buku

- Pembahasan di uraikan dengan lengkap dan terstruktur


- Pembahasan mudah dipahami
- Terdapat beberapa pendapat teori para ahli yang diikut sertakan dalam pembahasan
- Terdapat rangkuman yang memudahkan pembaca dalam memahami dan menemuka
poin penting dari pembahasan.

44
C. Kekurangan Buku

- Terdapat beberapa penjelasan yang terlalu Panjang dibahas

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan

Pada era abad 21 ini dimana arus teknologi berkembang sangat pesat kita harus
mengenalkan pembelajaran Pendidikan kewarganegaraan sedini mungkin kepada peserta didik
hal ini bertujuan untuk mempersiapkan mereka menjadi generasi bangsa yang paham akan
identitas bangsa , bermoral tinggi , serta dapat memecahkan dan memberi solusi terhadap
permasalahan dan tantangan di tengan masyarakat yang berada di era modern ini.

Buku ini telah mengkaji hal tersebut dan memberikan berbagai macam bahasan yang
dapat kita gunakan untuk pengembangkan Pendidikan kewarganegaraan yang dijabarkan
secara terperinci dan mendetail.

Buku ini memiliki beberapa kelebihan, diantaranya materi di jelaskan secara terperinci
baik disetiap bab maupun persub bab. Pembahasan dilengkapi dengan ringkasan yang akan
memudahkan pembaca dalam menemukan poin-poin penting pembahasan. Selain itu buku ini
juga memaparkan beberapa teori dan pendapat para ahli yang dapat memperluas wawasan kita
dengan melihat pembahasan dari beberapa sudut pandang.Kelebihan lainya kualitas kertas baik
dan terdapat pembatas buku yang memudahkan pembaca menandai bacaan yang sedang dibaca.

Buku ini juga memiliki beberapa kekurangan diantaranya, terdapat beberapa kesalahan
dalam penulisan kata , huruf , dan tanda baca. Terdapat beberapa pembahasan yang dijabarkan
terlalu panjang sehingga terkesan bertele-tele.Cover pada buku ini terlalu umum sehingga
terkesan sedikit kurang menarik

B. Saran
Ditinjau dari beberapa kekurangan, adapun saran saya untuk buku ini agar lebih
memperhatikan penggunaan tanda baca dan huruf dalam penulisan. Dan juga pembahasan yang

45
dibahas bisa lebih dipersingkat lagi agar tidak terkesan bertele-tele sehingga pembaca tidak
mudah bosan saat membaca.

46

Anda mungkin juga menyukai