Anda di halaman 1dari 16

CRITICAL BOOK REPORT

CCRRIITTIICCAALLBBO
OOOKKRREEPPOORRTT
MK. PENDIDIKAN
MMKK..TTEELLAAAAH
KEWARGANEGARAAN
CRITICAL BOOK REPORT  H
PRODI PENDIDIKAN
TEKNIK BANGUNAN
SKOR NILAI :

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN UNTUK PERGURUAN TINGGI

NAMA MAHASISWA: OBET TARIGAN


NIM. : 5193111014
DOSEN PENGAMPU: Dra. YUSNA MELIANTI, M.H.
MATA KULIAH. : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

UNIVERSITAS NEGERI

MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

PujidansyukursenantiasakitapanjatkankehadiratTuhanYangMahaEsa,yang
 berkuasa atas seluruh alam semesta, karena berkat rahmat serta hidayah-Nya jugalah maka
Critical Book Report (CBR) mata kuliah “Pendidikan Kewarganegaraan”  ini dapat
diselesaikan tepat padawaktunya.

Dalam kesempatan ini saya sebagai penyusun mengucapkan terimakasih kepada


semua pihak yang telah membantu selesainya pembuatan Critical Book Report ini. Saya
menyadari bahwa dalam penyusunan tugas ini tidak terlepas dari kesalahan dan sangat jauh
dari sempurna. Oleh sebab itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi sempurnanya tugasini.

Saya berharap semoga tugas ini dapat digunakan sebagaimana mestinya dan bisa
memberikan manfaat bagi kita semua. Semoga Tuhan Yang Maha Esa mencurahkan rahmatdan
karunia-Nya kepada kitasemua.

Medan, 7 April 2021

Obet Tarigan

i
  DAFTARISI

KATAPENGANTAR.........................................................................................................i 

DAFTARISI............................................................................................................... ii 

BABIPENDAHULUAN......................................................................................... 1 

A.  RasionalisasiPentingnyaCBR...........................................................1

B.   TujuanPenulisanCBR.......................................................................1

C.........................................................................................................  ManfaatCBR 1

D.   Identitas BukuyangDireview........................................................2

BAB II RINGKASANISIBUKU.....................................................................................................4

BABIIIPEMBAHASAN/ANALISIS........................................................................ 7 

A.AnalisisIsiBuku............................................................................... 7 

B. KelebihandanKekuranganIsiBuku...................................................8

BABIVPENUTUP................................................................................................... 9

A.Kesimpulan................................................................................. 9 

B. Saran...........................................................................................9

DAFTARPUSTAKA.................................................................................................. 10 

ii
 
BAB I 
PENDAHULUAN

A. RasionalisasiPentingnyaCBR  

Melakukan Critical Book Report pada suatu buku dengan membandingkannya dengan
 buku lain sangat penting untuk dilakukan, dari kegiatan inilah kita dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan suatu buk

B.  Tujuan PenulisanCBR  

1. Mengulas isi sebuah buku.

2. Mengetahui informasi sebuah buku.

3. Membandingkan isi buku utama dengan bukupembanding.

4. Melatih individu agar berfikir kritis dalam mencari informasi yang ada di setiap buku.

C. ManfaatCBR  

1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.

2.UntukmenambahpengetahuanmengenaipembahasankontekstualPendidikan
Kewarganegaraan yang berkaitan dengan semangat kebangsaan dan cinta tanah air, demokrasi, negaara hukum, wawasa

3. Untuk mengetahui dan membandingkan banyak hal tentang ringkasan isi buku yang
dianalisis serta mengambil kesimpulan atas ringkasan buku tersebut.

1
D.  Identitas Buku yang

Direview Buku Utama (bukusatu)

Judul buku : Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi

Edisi : Pertama

Penulis : Apiek Gandamana, S.Pd., M.Pd.

Penerbit : Unimed Press

Kota terbit : Medan

Tahun terbit : 2017

Jumlah Halaman : 261 hlm

ISBN : -

2
Buku Pembanding (buku dua)

Judul buku : Konsep Dasar Pendidikan Kewarganegaraan

Edisi : Pertama

Penulis : Prof. Dr. Tukiran Taniredja, M.M., dkk.

Penerbit : Penerbit Ombak

Kota terbit : Yogyakarta

Tahun terbit : 2013

Jumlah Halaman : 244 hlm

ISBN :978-602-258-094-2

3
BAB II
RINGKASANISIBUKU

Bab I Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan Kewarganegaraan dibentuk oleh dua kata, ialah kata "pendidikan" dan
kata "kewarganegaraan". Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal Ayat (I) definisi pendidikan sebagai berikut;
 pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasanabelajar
 pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, keerdacan. akhlak mulia, serta
kelerampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. (UU No. 20 Tahun
2003 Pasal1).

Menurut winataputra (Winarno 2014: 16) Pendidikan Kewarganegaraan sudah


menjadi bagian dari instrumentasi serta praksis pendidikan nasional Indonesia dalam status.
Pertama sebagai mata pelajaran di sekolah, kedua sekolah mata kuliah perguruan tinggi,
ketigasebagaisalahsatucabangpendidikandisiplinilmupengetahuansosialdalamkerangka
 program pendidikan guru, keempat sebagai pedoman pendidikan politik yang dikemas dalam
 bentuk penataran penuh penghayatan dan pengamatan Pancasila yang pernah dikelolaoleh
 pemerintah sebagai salah satu program kelima sebagai kerangka konseptual dalambentuk
 pemikiran individual dan kelompok pakar terkait yang dikembangkan sebagai landasan dan
kerangka berpikir mengenai Pendidikan Kewarganegaraan pertama, kedua, dan ketiga, dan
keempat.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan pengertian Pendidikan


Kewarganegaraan adalah mata pelajaran atau mata kuliah yang membentuk peserta didik
menjadi warga negara yang berkarakter, cerdas, terampil, dan bertanggang jawab sehingga
dapat berperan aktif dalam masyarakat, bangsa, dan negara sesuai ketentuan Pancasila dan
UUD NRI 1945. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan proses pembelajaran yang
 berusaha untuk membangun civic knowledge,  skill , dan disposition  peserta didik sehingga
tujuan untuk membangun warga negara yang baik dapat terwujud.

4
Bab II Identitas Nasional

BangsaIndonesiaadalahbangsaagrarissebagaibesarpendudukIndonesiabermata
 pencaharian sebagai petani hal secara umum di sebagian suku-suku Indonesia adalahsistem
 paguyuban.

Identitas nasional berasal dari kata  National Identity  dapat diartikan sebagai
kepribadian nasional atau jati diri nasional kepribadian nasional atau jati diri nasional yang
dimiliki oleh suatu bangsa. Jika ada yang orang yang mengatakan bahwa negara Indonesia
adalah bangsa yang besar adalah bangsa yang berbudaya maka itulah yang kita katakan
kepribadian atau jati diri nasional bangsa Indonesia.

Unsur-unsur pembentukan Identitas Nasional :

1. Identitas kesukubangsaan ( Identity culturalunity)

Cultural unity merujuk pada bangsa dalam pengertian kebudayaan atau bangsa dalam
arti sosiologis dan antropologis. Cultural unity disatukan oleh adanya kesamaan ras, suku,
agama, adat budaya, keturunan, dan daerah asal. Identitas yang dimiliki oleh sebuah cultural
unity  bersifat ascribtife  (sudah ada sejak lahir), bersifat alamiah, primer dan etnik. Setiap
anggota cultural unity memiliki kesetiaan atau loyalitas pada identitasnya.

2. Identitas Kebangsaan ( Identity politicalunity)

Politicalunitymerujukpadabangsadalampengertianpolitikyaitubangsaa-bangsa.

Kesamaan primordial dapat saja menciptakan bangsa tersebut untuk bernegara namun dewasa
ininegarayangrelatifhomogenyanghanyaterdiridarisatubangsatidakbanyakterjadi.
 Negara baru perlu menciptakan identitas yang baru untuk bangsanya yang disebut juga
sebagai identitas nasional. Kebangsaan merupakan kesepakatan dari banyak bangsa di
dalamnya identitas bangsa yang bersifat buatan sekunder etis dan nasional (Budi Juliardi,
2016:36).

5
Bab III Integrasi Nasional 

Tentang integrasi, (Myron Weiner (1971) dalam Ditjendikti, 2012: 178)


memberikanlima definisi mengenai integrasi, yaitu: 1. Integrasi menunjuk pada proses
penyatuan
 berbagai kelompok budaya dan sosial dalam satu wilayah dan proses pembentukan identitas
nasional, membangun rasa kebangsaan dengan cara menghapus kesetiaan pada ikatan- ikatan
yang lebih sempit. 2. Integrasi menunjuk pada masalah pembentukan wewenang kekuasaan
nasional pusat di atas unit-unit sosial yang lebih kecil yang beranggotakan kelompok-kelompok
sosial budaya masyarakat tertentu. 3. Integrasi menunjuk pada masalah menghubungkan antara
pemerintah dengan yang diperintah, mendekatkan perbedaan-
 perbedaan mengenai aspirasi dan nilai pada kelompok elit dan massa. 4. Integrasimenunjuk
 pada adanya konsensus terhadap nilai yang minimum yang diperlukan dalam memelihara
tertib sosial. 5. Integrasi integrasi merujuk pada penciptaan tingkah laku yang terintegrasi dan
yang diterima demi mencapai tujuanbersama.

Sejalan tersebut definisi tersebut, Myron Weirner dalam Ramlan Surbakti


2010membedakan 5 tipe integrasi, yaitu : 1. Integrasi bangsa. 2. Integrasi wilayah. 3. Integrasi
nilai. 4. Integrasi elit massa. 5. Integrasi tingkah laku atau perilakuintegratif.

Bab IV Negara dan Konstitusi 

 Negara merupakan salah satu bentuk organisasi yang ada dalam kehidupan
masyarakat. Pada prinsipnya setiap warga masyarakat menjadi anggota dari suatu negara
harus tunduk pada kekuasaan negara, karena organisasi negara sifatnya mencakupsemua

orang yang ada di wilayahnya dan kekuasaan negara berlaku bagi orang-orang tersebut.
Melaluikehidupanbernegaradenganpemerintahanyangadadidalamnya,masyarakatingin
mewujudkan tujuan-tujuan tertentu seperti terwujudnya ketenteraman, ketertiban, dan
kesejahteraan masyarakat.

6
Konstitusi merupakan hukum dasar suatu negara. Setiap negara pasti memiliki
konstitusi. Karena tanpa adanya konstitusi negara tidak mungkin terbentuk. Sebagai hukum
dasar negara, kostitusi berisi aturan dan ketentuan tentang hal-hal yang mendasar dalam
kehidupan suatu negara. Jadi segala praktik-praktik dalam penyelenggaraan negara harus
didasarkan pada konstitusi dan tidak boleh bertentangan dengan konstitusi tersebut.

Konstitusi menempati kedudukan yang sangat penting dalam kehidupan ketatanegaraan suatu
negarakarenakonstitusimenjadibarometerkehidupanbernegaradanberbangsayangsarat
denganbuktisejarahperjuanganparapendahulu.Meskipunkonstitusiyangadadiduniaini
 berbeda-beda baik dalam hal tujuan, bentuk dan isinya, tetapi umumnya mereka mempunyai
kedudukan formal yang sama.

Bab V Hak Asasi Manusia 

Dewasa ini isu mengenai HAM telah menjadi perhatian dunia, bahkan tidak jarang
suatu negara dalam memberikan bantuan atau kebijakan lainnya dikaitkan dengan
 pelaksanaan HAM. Sejumlah negara maju mencanangkan HAM sebagai bagian dari program
nasionalnya. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga menjadikan HAM sebagai salah satu
agenda yang perlu ditangani secara serius. Penghormatan terhadap HAM telah menjadi
ukuran bagi diakuinya suatu pemerintahan. Pemerintah suatu negara yang tidak menghargai
HAM mendapat kecaman bahkan bisa dikucilkan dari pergaulan internasional
(Winataputra,2010). Menurut Didik B. Arif (2014: 133-134) menjelaskan, ada beberapa
prinsip pokok yang terkait dengan penghormatan, pemenuhan, pemajuan, dan
perlindunganHAM.

Prinsip-prinsip tersebut adalah: 1. Prinsip universal, bahwa HAM itu berlakubagi

semua orang, apapun jenis kelaminnya, statusnya, agamanya, suku bangsa atau
kebangsaannya.2.Prinsiptidakdapatdilepaskan(inalienable),yaitusiapapun,denganalasan
apapun, tidak dapat dan tidak boleh mengambil hak asasi seseorang. Seseorang tetap
mempunyai hak asasinya kendati hukum di negaranya tidak mengakui dan menghormati
hakasasiorangituataubahkanmelanggarhakasasitersebut.3.Prinsipkeseimbangan,artinya
 bahwa perlu ada keseimbangan dan keselarasan di antara HAM perorangan dan kolektif di
satupihakdengantanggungjawabperoranganterhadapindividuyanglain,masyarakatdan
 bangsa di pihak lainnya. Hal ini sesuai dengan kodrat manusia sebagai makhluk individu dan
makhluk sosial.

7
Bab VIDemokrasi
Kata demokrasi sudah terbiasa terdengar di kalangan masyarakat umum dalam
 berbagai peristiwa dan konteks, kita sering menyebutkan. Kata demokrasi dan demikian pula
dalam bentuk sifatnya yaitu demokratis kita gunakan untuk berbagai tingkatan mulai individu
masyarakat bangsa maupun negara. Walaupun demikian kata demokrasi, ataupun sifat

demokratis tidak jarang dipakai dalam konteks yang justru bertentangan dengan makna
demokrasiitusendiri.Secaraetimologikatademokrasiberasaldariistilah“Demokrasi” yang
 berarti RuleofSurvival merupakanpaduandari2kata“Demos” berarti“Ra kyat” dan
“Kratos” berarti“Ke kuasaan ( power) atau pemerintahan”. MenurutRanney adaempatprinsip
yang terkait dengan pemerintahan demokrasi, yaitu :
1. Kedaulatan rakyat
2. Persamaan politik
3. Konsultasi kepada rakyat
4. Mayoritas

Bab VII Negara Hukum

 Negara hukum adalah negara yang berdiri di atas hukum yang menjaminkeadilan
 bagi seluruh warga negara, dengan adanya keadilan dalam masyarakat maka, akan tercapai
kebahagiaan dalam masyarakat itu untuk mendasari keadilan tersebut pada setiap warga
negaraperludiajarkannormaSusilaagarmerekamenjadiwarganegarayangbaik,demikian
 pula peraturan hukum yang sesungguhnya itu hanya ada apabila peraturan dimaksudkan
mencerminkankeadilandalampergaulanhidupantarwarganegara(ArumandidanSunarto,

1990).
Ketentuanpasal1ayat3berasaldaripenjelasanUUDNRI1945yangdiangkatke
dalam UUD NRI 1945 negara hukum adalah negara yang menegakkan supremasi hukum
untuk menegakkan kebenaran dan keadilan dan tidak ada kekuasaan tidak bertanggung
 jawabankan. Indonesia adalah salah satu negara yang merupakan negara hukum,
kedudukanIndonesia sebagai bidang lain, realitas kehidupan masyarakat Indonesia yang tidak
bisa dilepaskan dari keberadaan hukum yang melekat pada masyarakat yang multi etnis dan
multikultur istilah negara hukum tidak asing lagi dalam pengetahuan ketatanegaraan sejak
zaman dulu hingga sekarang ini.


Bab VIII Wawasan Nusantara Sebagai Geopolitik Indonesia

Istilah geopolitik semula diartikan oleh Frederich Ratzel 1844 sebagai ilmu bumi
 politik atau political geografi, istilah ini kemudian dikembangkan dan diperluas oleh sarjana
ilmupolitikSwediaRudolfKjellen1864danKarlHaushoferdariJermanmenjadigeografi

 politik dan disingkat geopolitik. Berdasarkan pengertian tersebut, geopolitik dapat diartikan
sebagai sistem politik atau peraturan-peraturan dalam wujud kebijaksanaan dan strategi
nasional yang didorong oleh aspirasi  National Geographic  atau kepentingan yang titik
 beratnya terletak pada pertimbangan geografi wilayah atau teritorial dalam arti luas
lautannegara yang apabila dilaksanakan dan berhasil akan berdampak langsung atau tidak
langsung kepadasistempolitiksuatunegara.PandangangeopolitikbangsaIndonesiayangdidasarkan
 pada nilai-nilai ketuhanan dan kemanusiaan yang luhur dengan jelas tertuang di dalam
Pembukaan UUD NRI 1945, bangsa Indonesia adalah bangsa yang cinta damai tetapi lebih
cintakemerdekaan.BangsaIndonesiamenolaksegalabentukpenjajahankarenatidaksesuai

dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Oleh karena itu wawasan nusantara adalah
geopolitik Indonesia.

Bab IX Ketahanan Nasional

Sifat-sifat ketahanan nasional adalah sebagai berikut : 1) Mandiri, artinya ketahanan


nasional percaya pada kemampuan dan kekuatan dan keuletan dan ketangguhan yang
menyandang prinsip tidak mudah menyerah serta bertumpu pada identitas, integritas dan
kepribadianbangsa.2)Dinamis,artinyaketahanannasionaltidaklahtetapmelainkandapat

meningkat dan menurun tergantung pada situasi dan kondisi bangsa dan negara, serta kondisi
lingkunganstartegisnya.3)Manunggal,artinyaketahanannasionalmemilikisifatintegrative
yang diartikan terwujudnya kesatuan dan perpaduan yang seimbang, serasi danselaras
diantara seluruh aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 4) Wibawa,
artinya ketahanan nasional sebagai hasil pandangan yang bersifat manunggal dapat
diwujudkan kewibaan nasional yang akan diperhitungkan oleh pihak lain sehingga dapat
menjadi daya tangkal suatu negara. 5) Konsultasi dan kerjasama, artinya ketahanan
nasionaltidak menutamakan sikap konfrontatif dan antagonis, tidak mengandalkan kekuasaan
dan kekuatan fisik semata, tetapi lebh pada sikap konsultatif dan kerjasama serta saling

menghargai dan mengandalkan kekuatan moral dan kepribadian bangsa. 


9
BAB III

PEMBAHASAN / ANALISIS

A. Analisis IsiBuku

a. Keterkaitan antarBuku
Dalam buku “Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi”  karya Apiek
Gandamana, S.Pd., M.Pd., serta pada buku “Konsep Dasar Pendidikan Kewarganegaraan” karya
Prof. Dr. Tukiran Taniredja, M.M., dkk., sama-sama membahas tentang konsep-konsep
yang berkaitan dengan prinsip-prinsip kewarganegaraan Republik Indonesia, negara
hukumdankonstitusi,hakdankewajibanwarganegara,demokrasiberdasarkanPancasiladanUUD
 NRI 1945, wawasan nusantara, dan upaya bela negara untuk mewujudkan ketahanan
nasional. Kedua buku ini memiliki kelebihan dan kekuranganmasing-masing.

 b. Kemutakhiran isibuku


Menurut saya pada buku “Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi” karya
Apiek Gandamana, S.Pd., M.Pd., sudah cukup relevan bagi para pembaca dan
mahasiswa karena telah dilengkapi dengan rangkuman, sumber referensi yang memadai, serta
soal-soal yang berupa pertanyaan untuk menguji wawasan kita di setiap akhir bab. Bahasa
yangdigunakanpuncukupmudahdipahami,akantetapicarapenyampaiannyacenderung
 berputar-putar tidak fokus ke dalam satu pembahasan. Terkadang apa yang dituliskan di bab
 pertama, muncul lagi di bab kedua, dan hal itu cukup banyak ditemui sehingga pembahasan
menjadi kurang fokus. Sedangkan pada buku “Konsep Dasar Pendidikan Kewarganegaraan” karya
Prof. Dr. Tukiran Taniredja, M.M., dkk., ide yang terkandung sangat terperinci
memaparkantentangpendidikankewarganegaraandanterdapatpernyataanparaahlidalam
 bahasa Inggris yang disertai dengan terjemahannya sehingga memudahkan pembaca untuk
mempelajari dan memahami isi buku.

10
B. KelebihandanKekuranganIsiBuku

Kelebihan Buku Utama:

1. Buku ini menyajikan materi yang mendalam dan bisa digunakan oleh mahasiswa dengan
materi yang tidak sulit untukdipahami. 

2. Darisegikebahasaansangattepatdanmudahdimengertimengenaiapayangdijelaskan
 pada isi buku ini. 

3. Desain penyusunan buku cocok untuk menjadi pembelajaran bagi mahasiswa ataupun bagi
calon guru karena buku ini sangat membantu dengan adanya soal-soal dan pengembangan
sikap. 

Kekurangan Buku Utama:

1. Terkadang apa yang dituliskan di bab pertama, muncul lagi di bab kedua, dan hal itu cukup

 banyak ditemui sehingga pembahasan menjadi kurang fokus.

Kelebihan Buku Pembanding:

1. Dari segi pembahasan sangat lengkap dan detail, terdapat pernyataan para ahli disertai

dengan terjemahannya yang dijabarkan dalam buku ini.

2. Terdapat glosarium yang berisi kata kunci dan kata-kata sulit dalam buku
sehinggamemudahkan pembaca lebih memahami isibuku.  

3. Tercantum pasal-pasal dalam Undang-Undang yang sangat terperinci mengenai Hak Asasi
Manusia dalam Konstitusi.

KekuranganBukuPembanding:

1. Dalam buku Konsep Pendidikan Kewarganegaraan ini tidak terdapat rangkumanpada


setiap akhir bab sehingga mahasiswa/pembaca kurang dapat menemukan intisari dari materi.

11
BAB IV 
PENUTUP

Kesimpulan:

Pancasila sebagai karya besar bangsa Indonesia yang setingkat dengan ideologi besar
dunia lainnya. Pancasila sebagai paradigma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara untuk
menumbuhkan sikap demokratis bagi warga negara dalam mengaktualisasikan nilai-nilai
yang terkandung di dalamnya. Buku ini berisi tentang materi kewarganegaraan yang sangat
tepat bagi mahasiswa dalam mengembangkan sikap berkewarganegaraan yang baik dan
jugamembentuk mahasiswa menjadi warga negara yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta
tanah air. Disusun dengan berdasarkan pada 4 konsensus kebangsaan yakni Pancasila, Undang-
UndangDasarNegaraRepublikIndonesiaTahun1945,NegaraKesatuanRepublikIndonesia

(NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika yang merupakan substansi kajian untuk Pendidikan
Kewarganegaraan.

Saran:

Saran antara buku 1 (wajib) dengan buku 2 (pembanding) antara keduanyasudah


 bagus. Dan keduanya memiliki keunggulan dan kelemahan dari berbagai macam segi, baik dari segi format dan penulis

sebagainya.Jadi,apayangmenjadikeunggulaninimakahendaknyaditingkatkanlagiagar
kualitas buku ini semakin meningkat dan para pembaca semakin semangat untuk membacanya. Dan apa yang menjadi
kesempurnaan buku ini tercapai.

12
 
DAFTAR PUSTAKA

 Narmoatmojo, Winarno dkk. 2015. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi.

Yogyakarta: Penerbit Ombak.


Taniredja, Tukiran dkk. 2013.  Konsep Dasar Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta:
Penerbit Ombak.

13

Anda mungkin juga menyukai