Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA DAN

KEWARGANEGARAAN
HAKIKAT PPKn

Penulis:
NIM: 2211031304
Nama: Ngakan Ketut Budiarta

PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN PENDIDIKAN DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
TAHUN
2023
KATA PENGANTAR
Dalam dinamika evolusi masyarakat dan bangsa, Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (PPKn) menjadi elemen kunci dalam membentuk karakter dan
identitas warga negara Indonesia. PPKn bukan hanya sebuah bagian dari kurikulum
pendidikan, tetapi juga sebuah platform signifikan untuk menanamkan nilai-nilai utama
Pancasila dan membangun rasa cinta serta tanggung jawab terhadap negara.
Tujuan dari makalah ini adalah untuk menggali lebih dalam tentang hakikat PPKn,
mengungkap peranannya dalam membentuk kepribadian dan kebangsaan, dan
mengeksplorasi tantangan serta peluang dalam menerapkan PPKn di era globalisasi
yang kompleks. Dengan pemahaman yang lebih mendalam terhadap esensi PPKn,
diharapkan dapat mendorong kesadaran dan partisipasi aktif dari seluruh lapisan
masyarakat dalam memperkuat pondasi nilai-nilai kebangsaan.
Selama proses penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa PPKn bukan sekadar
mata pelajaran di sekolah, melainkan sebuah platform pembentukan karakter yang
melibatkan seluruh masyarakat. Oleh karena itu, harapannya adalah agar makalah ini
dapat memberikan kontribusi kecil dalam meningkatkan peran PPKn sebagai agen
utama dalam membentuk masyarakat yang memiliki karakter, cinta tanah air, dan
bermartabat Pancasila.
Terakhir, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada semua yang telah
memberikan dukungan dan inspirasi selama proses penulisan makalah ini. Semoga
makalah ini dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang hakikat PPKn
dan mendorong kesadaran akan pentingnya peran PPKn dalam membangun bangsa
yang berkualitas.
Terima kasih.

Singaraja, November
2023

(Penulis)

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................1
1.3 Tujuan......................................................................................................................1
1.4 Manfaat....................................................................................................................1
BAB II ISI........................................................................................................................3
2.1 Pengertian Hakikat PPKn........................................................................................3
2.2 Peran PPKn Dalam Membentuk Kepribadian Dan Kebangsaan Warga Negara
Indonesia........................................................................................................................3
2.3 Tantangan yang Dihadapi Dalam Menerapkan Ppkn di Era Globalisasi.................3
2.4 Peluang yang Dapat Dimanfaatkan Dalam Mengembangkan PPKn.......................4
BAB III PENUTUP.........................................................................................................6
3.1 Simpulan..................................................................................................................6
3.2 Saran........................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................7

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam perkembangan masyarakat dan negara, pendidikan menjadi pilar utama dalam
membentuk karakter dan identitas warga negara. Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (PPKn) hadir sebagai elemen kunci yang tidak hanya menjadi bagian
dari kurikulum pendidikan, tetapi juga sebagai platform signifikan untuk
mentransmisikan nilai-nilai Pancasila dan membangun rasa cinta serta tanggung jawab
terhadap negara. PPKn tidak hanya terbatas pada lingkup sekolah, melainkan mencakup
seluruh lapisan masyarakat. Seiring dengan dinamika globalisasi yang semakin
kompleks, PPKn memiliki peran krusial dalam menjaga keutuhan dan identitas bangsa
Indonesia. Pendidikan ini menjadi landasan pembentukan kepribadian dan kebangsaan,
sehingga perlu dipahami secara mendalam agar dapat memberikan kontribusi maksimal
dalam menghadapi tantangan zaman.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa hakikat sebenarnya dari Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)?
2. Bagaimana peran PPKn dalam membentuk kepribadian dan kebangsaan warga
negara Indonesia?
3. Apa tantangan yang dihadapi dalam menerapkan PPKn di era globalisasi yang
kompleks?
4. Apa peluang yang dapat dimanfaatkan dalam mengembangkan PPKn untuk
menghadapi dinamika global?
1.3 Tujuan
1. Menggali lebih dalam tentang hakikat PPKn.
2. Mengungkap peran PPKn dalam membentuk kepribadian dan kebangsaan.
3. Mengeksplorasi tantangan dalam menerapkan PPKn di era globalisasi.
4. Mengidentifikasi peluang dalam mengoptimalkan peran PPKn dalam membentuk
karakter dan identitas bangsa.
1.4 Manfaat
1. Memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang hakikat PPKn.
2. Memberikan wawasan tentang peran PPKn dalam pembentukan kepribadian dan
kebangsaan.
3. Menyediakan informasi tentang tantangan dan peluang dalam menerapkan PPKn di
era globalisasi.

1
4. Mendorong kesadaran akan pentingnya peran PPKn sebagai agen utama dalam
membentuk masyarakat yang memiliki karakter, cinta tanah air, dan bermartabat
Pancasila.

2
BAB II
ISI
2.1 Pengertian Hakikat PPKn
Hakikat pendidikan kewarganegaraan adalah metode pendidikan yang bertujuan untuk
meningkatkan dan melestarikan moral serta perilaku masyarakat berdasarkan nilai-nilai
Pancasila sebagai identitas nasional. Pendidikan ini bertujuan menciptakan refleksi
identitas dalam berbagai perilaku sehari-hari dalam masyarakat, dengan harapan dapat
membentuk jati diri individu dalam kehidupan berkomunitas yang beragam. Mata
pelajaran ini memiliki peran penting dalam membentuk karakter setiap individu agar
dapat hidup harmonis dalam masyarakat yang beraneka ragam, termasuk dalam
mengelola keragaman suku, ras, budaya, agama, dan bahasa. Pendidikan
kewarganegaraan bertujuan membentuk karakter bangsa yang cerdas, kompeten, dan
didasarkan pada nilai-nilai UUD 1945 serta Pancasila sebagai landasan filosofis
negara.
2.2 Peran PPKn Dalam Membentuk Kepribadian Dan Kebangsaan Warga Negara
Indonesia
Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia bertujuan untuk mencapai sasaran
pendidikan nasional sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 3 Undang-Undang
Pendidikan Nasional nomor 20 tahun 2003. Pasal tersebut menegaskan bahwa
pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan kepribadian anak dan
memungkinkan subyek didik untuk maksimal dalam mengaktualisasikan potensi dan
nilai-nilai mereka. Hal ini bertujuan agar mereka dapat memenuhi kewajiban hidup
sebagai individu dan anggota masyarakat, menjadi individu yang beriman dan taqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta memiliki akhlak mulia sebagai warga negara
yang bertanggung jawab. Pendidikan kewarganegaraan diartikan sebagai upaya
membangun kepedulian terhadap negara dan kesadaran berbangsa, dengan tujuan
membentuk rasa nasionalisme yang tinggi pada generasi muda, khususnya di
lingkungan sekolah.
Melalui pengajaran pendidikan kewarganegaraan, aspek moralitas dan kesadaran
berbangsa dan bernegara menjadi pondasi bagi pembentukan sikap nasionalisme pada
siswa. Oleh karena itu, sekolah memiliki peran penting dalam membimbing siswa
untuk menjadi mahasiswa yang memiliki integritas dan dapat diandalkan dalam
membela dan melayani tanah air Indonesia. Implementasi nilai-nilai kebangsaan
dalam pembelajaran pendidikan kewarganegaraan mencakup tema cinta tanah air
sebagai wujud konkret dari nilai nasionalisme Indonesia. Sasaran utama pendidikan
kewarganegaraan adalah mengembangkan wawasan dan kesadaran bernegara, serta
membentuk sikap dan perilaku yang mencintai tanah air dan melekat pada kebudayaan
bangsa.
Fungsi utama pendidikan kewarganegaraan adalah sebagai sarana untuk membentuk
warga negara yang cerdas, terampil, dan berkepribadian, yang setia kepada bangsa
dan negara Indonesia. Mereka diharapkan dapat mencerminkan nilai-nilai Pancasila

3
dan UUD 1945 dalam cara mereka berpikir dan bertindak, menjunjung tinggi
integritas dan tanggung jawab sebagai bagian dari masyarakat yang pluralistik dan
multikultural.
2.3 Tantangan yang Dihadapi Dalam Menerapkan Ppkn di Era Globalisasi
Dalam menghadapi era globalisasi, penerapan Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (PPKn) dihadapkan pada berbagai tantangan yang perlu diatasi agar
nilai-nilai Pancasila tetap menjadi landasan ideologi bangsa. Beberapa tantangan
tersebut melibatkan aspek-aspek seperti individualisme, kosmopolitanisme,
fundamentalisme pasar, dominasi sistem hukum modern, radikalisme dan
ekstremisme, intoleransi, kurangnya perhatian terhadap Pancasila sebagai ilmu
pengetahuan, dan masalah kemiskinan.
1. Individualisme: Munculnya paham individualisme yang menekankan hak
individu dapat menjadi ancaman terhadap nilai kemanusiaan dan kebangsaan yang
terkandung dalam Pancasila, terutama sila kedua dan ketiga.
2. Kosmopolitanisme: Paham kosmopolitanisme yang melihat semua manusia
sebagai bagian dari komunitas global dapat merongrong rasa nasionalisme dan cinta
tanah air yang diakui dalam sila ketiga dan kelima Pancasila.
3. Fundamentalisme Pasar: Paham ini, yang menekankan kepentingan ekonomi
dan pasar bebas, tanpa memperhatikan aspek sosial, budaya, dan lingkungan, dapat
menciptakan ketimpangan sosial dan ekonomi yang bertentangan dengan nilai
keadilan sosial dalam sila kelima Pancasila.
4. Dominasi Sistem Hukum Modern: Peningkatan dominasi sistem hukum
modern yang tidak memperhatikan nilai-nilai adat, tradisi, dan agama masyarakat
dapat mengabaikan sila pertama Pancasila yang mengandung nilai ketuhanan.
5. Radikalisme dan Ekstremisme: Meningkatnya radikalisme dan ekstremisme
dapat mengancam persatuan dan kesatuan bangsa, yang merupakan nilai yang
terkandung dalam sila ketiga Pancasila.
6. Intoleransi: Maraknya intoleransi terhadap perbedaan agama, suku, ras, atau
golongan dapat melanggar nilai kemanusiaan yang adil dan beradab dalam sila
kedua Pancasila.
7. Mengabaikan Pancasila sebagai Objek Ilmu Pengetahuan: Kurangnya upaya
dalam mempelajari, memahami, dan mengembangkan Pancasila sebagai ilmu
pengetahuan dapat mengurangi penghargaan dan pengamalan terhadap Pancasila
sebagai ideologi bangsa.
8. Kemiskinan: Kondisi kemiskinan dapat menghambat proses pembelajaran dan
pembinaan PPKn karena kurangnya akses terhadap sumber daya ekonomi, sosial,
politik, atau budaya yang mendukung kebutuhan dasar hidup.
2.4 Peluang yang Dapat Dimanfaatkan Dalam Mengembangkan PPKn

4
Salah satu potensi yang dapat dioptimalkan dalam pengembangan Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan (PPKn) adalah adanya kemajuan teknologi informasi dan
komunikasi yang dapat mempermudah proses pembelajaran serta penanaman nilai-nilai
Pancasila. Teknologi ini dapat dimanfaatkan untuk menyajikan beragam media dan
metode pembelajaran PPKn yang inovatif, seperti platform e-learning, game edukasi,
animasi video, podcast, dan sebagainya. Selain itu, teknologi informasi dan komunikasi
juga dapat digunakan untuk menyebarkan informasi dan edukasi mengenai Pancasila
kepada masyarakat melalui berbagai platform digital, termasuk media sosial, blog, dan
website. Dengan pendekatan ini, diharapkan teknologi informasi dan komunikasi dapat
membantu meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang Pancasila serta
mendorong implementasi nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Tak hanya itu, peluang lain yang dapat dioptimalkan dalam pengembangan PPKn adalah
potensi pariwisata dan keberagaman budaya Indonesia. Sektor pariwisata dan
kebudayaan dapat menjadi sarana efektif untuk mengenalkan serta mengamalkan nilai-
nilai Pancasila, terutama di kalangan generasi muda. Pariwisata dapat berperan sebagai
platform untuk mempromosikan nilai-nilai Pancasila, seperti kerukunan, toleransi, dan
persatuan, kepada wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Kebudayaan juga
dapat menjadi wadah untuk mengekspresikan dan merawat nilai-nilai Pancasila melalui
berbagai bentuk seni, tradisi, adat, dan bahasa. Dengan demikian, sektor pariwisata dan
kebudayaan dapat menjadi alat untuk memperkuat identitas nasional yang berakar pada
Pancasila sebagai landasan budaya dan karakter bangsa.

5
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) memiliki peran sentral dalam
membentuk karakter dan identitas warga negara Indonesia, tidak hanya sebagai bagian
dari kurikulum pendidikan, tetapi juga sebagai sarana penting untuk mentransmisikan
nilai-nilai Pancasila dan membangun rasa cinta serta tanggung jawab terhadap negara.
Dengan mencakup seluruh lapisan masyarakat, PPKn menjadi kunci dalam menjaga
keutuhan dan identitas bangsa Indonesia di tengah dinamika globalisasi yang semakin
kompleks.
3.2 Saran
Pembaca diingatkan untuk mengimplementasikan nilai-nilai PPKn dalam kehidupan
sehari-hari, baik di lingkungan keluarga, masyarakat, maupun dunia kerja. Tindakan
nyata yang mencerminkan semangat gotong royong, keadilan, dan rasa tanggung jawab
terhadap sesama dapat menjadi contoh konkrit dari pemahaman nilai-nilai PPKn.

6
DAFTAR PUSTAKA

Arnes, A., Muspardi, & Yusmanila. (2023). Analisis Pemanfaatan Platform Merdeka
Mengajar Oleh Guru PPKn untuk Akselerasi Implementasi Kurikulum Merdeka.
Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, Halaman 60 - 70.
Rejeki, S., & Pagasan, A. S. (2019). Civic Participation Siswa dan Permasalahannya.
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian, hal. 10-18.

Anda mungkin juga menyukai