PENDIDIKAN REVIEWPENDIDIKAN
BAHASA INDONESIA
KEWARGANEGARAN PRODI S1 PTB - FT
Skor Nilai:
Di susun oleh :
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan yang maha kuasa, karena berkat
limpahan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami.Critical Jurnal Review (CJR) ini
dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya yang diharapkan,
Dalam penulisan tugas ini kami menyadari masih banyak kesalahan yang perlu
di perbaiki besama, untuk itu kritik dan sarannya perlu untuk disampaikan kepada kami.
Agar penulisan Critical Journal Review (CJR)selanjutnya akan lebih baik dan sekaligus
sebagai upaya perbaikan dan penyempurnaan dimasa yang akan datang. akhirnya
kurang dan lebihnya saya ucapkan banyak terima kasih, saya berharap Critical Journal
Review (CJR) ini bermanfaat bagi kami sendiri lebih-lebih kepada seluruh pembaca
pada umumnya.
Obet Tarigan
5193111014
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………..……………….....…....i
DAFTAR ISI…………………………………………………….…………………........…ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……………………………..…………………………………......1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………......1
1.3 Tujuan Pembahasan……………………………………………….……….........2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Ringkasan Jurnal Utama………………………………………………………....2
1. Pendahuluan....……….………………………………………….....................7
2. Metode Penelitian……………….………………………………………..........8
3. Kesimpulan……………………………………………………………….…....10
2.2 Ringkasan Jurnal Pembanding………………………………………………....11
1. Pendahuluan………………………………………………………………..….11
2. Metode Penelitian……………………………………………………………...12
3. Kesimpulan…………………………………………………………………......12
2.3 Kritik Jurnal………………………………………………………………….....…..15
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan…………………………………………………………..………...…..16
3.2 Saran…………………………………………………………………………….....16
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..…….........17
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan yang diberikan
adalah journal review. Journal review adalah tugas mereview secara kritis seluruh
komponen dari suatu hasil penelitian dalam jurnal dengan cara menganalisis temuan
utama, keunggulan dan kelemahan yang ada dalam penelitian tersebut. Untuk
melengkapi tugas yang diberikan saya mencoba mereview jurnal dengan identitas
sebagai berikut
1.2. Tujuan
Journal review ini bertujuan untuk:
1. Mengulas isi jurnal yang akan direview.
2. Mencari dan mengetahui informasi mengenai jurnal
3. Melatih diri untuk berpikir kritis dalam mencari informasi yang ada pada jurnal
1.3 Manfaat
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan
2. Untuk menambah pengetahuan tentang Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Ringkasan Jurnal Utama
PENDAHULUAN
Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara yang memiliki sejarah yang
berbeda dengan negara lainnya. Karena Negara Kesatuan Republik Indonesia telah
beberapa kali berada dalam masa penjajahan, masa perjuangan melawan penjajah,
perjuangan menegakkan kemerdekaan, perjuangan mengisi kemerdekaan (Orde
lama,Orde baru, Reformasi). Pada masing-masing masa tersebut rakyat Indonesia
memiliki perjuangan yang berbeda-beda karena tingkat permasalahan yang dihadapi
tidak selalu sama setiap masanya. Pada masa kolonialisme ditandai dengan
perampasan sumber daya baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam untuk
kepentingan penjajah. Pada masa perjuangan melawan penjajah tumbuh jiwa
patriotisme, rela berkorban yang luar biasa untuk menghadapi penjajah. Pada masa
mengisi kemerdekaan merupakan masa membangun karakter bangsa melalui
pendidikan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa mewujudkan perdamaian abadi,
kesejahteraan dan perlindungan masyarakat. Setiap masa akan melahirkan calon
penerus bangsa yang akan memperjuangkan eksistensi Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Calon-calon penerus tersebut tidak akan muncul secara tiba-tiba tetapi melalui
proses yang sesuai dengan problem dan tantangannya. Pada masa sekarang dengan
sendirinya akan berbeda problem dan tantangannya jika dibanding dengan pada masa
sebelumnya, sehingga proses dan metode yang digunakan pun harus berbeda.
Peranan Pembelajaran Pendidikan, Yunisca Nurmalisa, Ana Mentari, Rohman 35 Era
Revolusi Industri 4.0, kita Bersama yang kita kenal dengan distruption era. Selain itu,
era revolusi industry 4.0 identik dengan big data, internet of things, 3D printing,
tehnologi AI, serta disruptive science and technology innovation, yang ditandai dengan
banyak aplikasi yang memberikan kita kemudahan diantaranya, grab, gojek, bukalapak,
Airbnb, traveloka, Lazada, pegipegi.com, smart city dan masih banyak lagi inovasi-
inovasi yang membuat ruang gerak manusia semakin sedikit dan membuat kita sering
sekali mager (malas gerak) dikarenakan kita dibuaikan dengan segala kemudahan yang
serba instan. Ruang komunikasi akan semakin terbatas karena kita jarang bertemu
dengan teman dan orang lain. Setiap individu akan menjadi lebih individual dan
kepekaan social akan semakin berkurang, karena banyaknya berita hoak yang
berkembang di era distrupsi data. Hal ini menjadi pertimbangan penting untuk perlunya
penguatan dan peranan pembelajaran Pendidikan kewarganegaraan dalam
membangun civic conscience, agar setiap individu yang ada di Indonesia merupakan
seorang individu yang tidak hanya cerdas namun mempunyai karakter dan social
awareness yang baik. Sejarah membuktikan bahwa mahasiswa sebagai generasi muda
memiliki peran yang besar terhadap perjalanan bangsa Indonesia dalam mencapai
tujuan negaranya.
Mahasiswa sebagai bagian dari kehidupan kampus merupakan agent of change yang
senantiasa melakukan perubahan-perubahan menuju arah yang lebih baik. Oleh karena
itu, harus adanya usaha yang harus dilakukan Negara Kesatuan Republik Indonesia
agar tidak berada dalam masa penjajahan seperti dulu yaitu dengan memberikan
pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam membangun Citizenship
Conscience kepada mahasiswa program studi PPKn Universitas Lampung,
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Fibriana (2018:5-6) Pelaksanaan
pembelajaran pada Hakikatnya merupakan implementasi dari perencanaana
pembelajaran yang telah ditetapkan. RPS yang merupakan perencanaan pembelajaran
selama satu semester kemudian dijadikan sebagai acuan dalam mengembangkan
Kontrak pembelajaran untuk dilaksanakan dalam setiap kali pertemuan.
Konfigurasi atau kerangka sistematik PKn dibangun atas dasar paradigma sebagai
berikut Kosasih djahiri (1997; Kariadi, 2017: 31): Pertama, PKn secara kurikuler
dirancang sebagai subjek pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan potensi
individu agar menjadi warga negara Indonesia yang berakhlak mulia, cerdas,
partisipatif, dan bertanggung jawab. Kedua, PKn secara teoretik dirancang sebagai
subjek pembelajaran yang memuat dimensi-dimensi kognitif, afektif, dan psikomotorik
yang bersifat konfluen atau saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks
substansi ide, nilai, konsep, dan moral Pancasila, kewarganegaraan yang demokratis,
dan bela negara. Seharusnya di era sekarang, tujuan pendidikan tidak hanya
bersumber pada penguatan kognitif peserta didik, akan tetapi penguatan afektif dan
psikomotorik juga harus dimiliki peserta didik sebagai hasil dari proses Pendidikan
(Nurizka, 2019: 191). Ketiga, PKn secara programatik dirancang sebagai subjek
pembelajaran yang menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (content
embedding values) dan pengalaman belajar (learning experience) dalam bentuk
berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan seharihari dan merupakan
tuntutan hidup bagi warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara sebagai penjabaran lebih lanjut dari ide, nilai, konsep, dan moral Pancasila,
kewarganegaraan yang demokratis, dan bela negara.
Sehingga dengan hak dan kewajiban yang sama setiap warga Indonesia tanpa
harus dikomando atau diperintah harus ikut berperan aktif dalam melaksanakan bela
negara. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sulkipani (2017: 52)
mengungkapkan bahwa“Implementasi PKn di perguruan tinggi diwujudkan dalam
bentuk pembelajaran, yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Ketiga
tahapan tersebut didesain sedemikian rupa sehingga dapat menumbuh kembangkan
kesadaran bela negara mahasiswa”. Tahap perencanaan merupakan tahap awal dalam
aktivitas pembelajaran yang sangat penting sebagai ramburambu dalam pelaksanaan
pembelajaran itu sendiri.
Warga negara yang baik adalah warga negara yang mengetahui dan memahami hak-
hak dan kewajiban-kewajibannya sebagai warga negara. Hak-hak dan kewajiban-
kewajiban warga negara biasanya terumuskan dalam berbagai peraturan perundang-
undangan yang ditetapkan oleh negara. Hal tersebut sesuai dengan kesadaran
berbangsa dan bernegara dengan indikatornya yang sesuai dengan nilai-nilai yang
terkandung dalam bela negara widodo (2011: 19) yaitu a) ikut aktif dalam organisasi
kemasyarakat, profesi maupun politik; b) menjalankan hak dan kewajiban sebagai
warga negara sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku; c) ikut serta
dalam pemilihan umum; e) berpartisipasi dalam menjaga kedautan bangsa dan negara.
Sehingga mahasiswa akan sadar mengenai hak dan kewajibannya sebagai warga
negara memiliki rasa tanggungjawab untuk mempertahankan kesatuan Republik
Indonesia. Penelitian ini secara khusus bertujuan untuk mengetahui, menganalisis dan
mendeskripsikan :
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskripsi dengan jenis penelitian atau
metode survey. Dasar pertimbangan adalah
1)Angket, alat ini digunakan untuk mengumpulkan atau memperoleh data persepsi guru
dan tenaga kependidikan tentang implementasi prinsip-prinsip MBS di SMK swasta di
Kota BandarLampung tempat bertugas,
2) wawancara, alat ini digunakan untuk menggali informasi dari Ketua Program Studi
PPKn tentang implementasi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam
Membangun Citizenship Conscience pada mahasiswa Program Studi Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan Universitas Lampung,
3)Dokumentasi, alat ini digunakan untuk mengumpulkan atau memperoleh data yang
sifatnya tertulis dan terdokumentasi, seperti profil sekolah. Analisis data pada penelitian
ini dilakukan secara kuantitatif, statistik yang digunakan statistik deskriptif yaitu sebatas
mencari persentil dan pembuatan tabel distribusi frekuensi.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti mengenai implmentasi
pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam membentuk Citizenship
Conscience, dengan melihat hasil persentase pengukuran pada 3 indikator untuk
mengukur implementasi pembelajaran yaitu perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
maka dapat disimpulkan bahwa: menurut peserta pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan diperoleh persentase tertinggi 45% dalam kategori setuju, hal ini
menjadi hal yang harus diperhatikan agar kedepannya dapat meningkat
implementasinya. Menurut hasil penelitian maka pembelajaran PKn dapat membentuk
Citizenship Conscience pada mahasiswa program studi PPKn , dan dalam
pelaksanaannya perlu ditingkatkan kembali agar pembelajaran yang sudah berjalan
dengan baik, dapat menjadi lebih baik lagi kedepannya.
1.Pendahuluan
Indonesia memasuki usia ke-75 tahun pada tanggal 17 Agustus 2020 ini.
Pelaksanaan perayaan hari kemerdekaan tidak seperti biasanya karena Indonesia
bahkan dunia sedang menghadapi pandemi Covid-19, sehingga tidak meriah seperti
pada tahuntahun sebelumnya, karena diwajibkan untuk physical distancing untuk
menghindari penyebaran virus corona. Akan tetapi permasalahan yang akan dibahas
bukan tentang virus corona melainkan usia bangsa Indonesia sudah menginjak angka
75 tahun, pada orang dewasa usia ini adalah usia yang sudah tua renta, yang
seharusnya sudah bahagia menikmati usia senja. Akan tetapi negara Indonesia
tampaknya masih harus berjuang bersama untuk mencapai kesejahteraan sesuai
dengan sila ke 5 Pancasila yaitu Keadilan sosial bagi seluruh Indonesia. Negara
kesejahteraan (welfare state) dianggap sebagai jawaban yang tepat atas bentuk
keterlibatan negara dalam memajukan kesejahteraan rakyat (Sukmana, 2016).
PERUMUSAN MASALAH
METODE PENELITIAN
Tulisan ini merupakan penelitian ini menggunakan kajian pustaka yang memusatkan
perhatian dan kajian pada pelaksanaan isu-isu pembelajaran PKN sebagai refleksi 75
tahun Indonesia Merdeka. Kajian pustaka diambil dari artikel jurnal dan juga buku yang
berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran PKN, pentingnya pendidikan moral,
pentingnya pendidikan karakter, untuk memberikan masukan perbaikan pelaksanaan
pembelajaran PKN di Indonesia. Dari berbagai artikel jurnal dan buku kemudian
dianalisis sesuai dengan permasalahan yang akan dibahas untuk memberikan
masukan atas permasalahan yang dibahas. Dalam rangka membahas permasalahan
diatas, penulis melakukan penelusuran pustaka yang akan akan dibahas dalam
beberapa sub bahasan, diantaranya kerisauan yang dialami oleh guru PKN khususnya
di Jawa tengah, pelaksanaan pendidikan karakter di Indonesia, pentingnya peran
organisasi seperti MGMP dan Asosiasi perguruan tinggi khususnya PKN untuk ikut
serta mencari solusi dari permasalahan kebangsaan yang terjadi di Indonesia. Dari
hasil analisis diharapkan dapat memberikan masukan, solusi dari permasalahan yang
dihadapi oleh bangsa Indonesia.
PEMBAHASAN
Manusia baik sebagai individu maupun sebagai suatu kelompok masyarakat hidup
dalam ruang sosial dan menciptakan kebudayaan, membina, mengembangkan, dan
melestarikannya, serta hidup dalam warna atau corak kebudayaannya sendiri.
Semenjak manusia diciptakan maka semenjak itu pula pendidikan telah dilaksanakan,
artinya usia pendidikan sama dengan usia manusia. Dalam proses pendidikan dan
proses pewarisannya juga telah mengedepankan etika atau moral yang berlaku dan
berlangsung di masanya, dimana akan selalu melakukan perbuatan baik dengan
mengadaptasi lingkungan dan budaya yang ada di lingkungannya. Untuk itu diperlukan
wawasan, pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan untuk survive bagi generasi
berikutnya. Dalam konteks abad 21, pendidikan harus mampu mengembangkan
manusia yang memiliki keterampilan untuk sukses di dunia saat ini, seperti pemikiran
kritis, memecahkan masalah, berkomunikasi, dan berkolaborasi (Partnership for 21st
Century Learning, 2015).
Namun demikian, tujuan pendidikan tidak hanya sukses di dunia, namun juga harus
mampu menumbuhkan kecerdasan hati yang menuntun manusia kembali pada
penciptanya dengan keimanan dan ketakwaan sebagaimana tujuan pendidikan
nasional di Indonesia. Bergulirnya waktu pendidikan telah mengalami evolusi dari yang
paling sederhana menjadi yang lebih kompleks, sehingga dalam prosesnya pun telah
mengalami perkembangan yang sangat pesat di berbagai aspek kehidupan. Etika
dalam proses mencapai tujuan pendidikan tidak dapat dipisahkan, karena hal ini terkait
hasil akhirnya dimana proses pendidikan yang berlangsung secara etis dan terus-
menerus dalam kehidupan seseorang melalui pengajaran dan penekanan terhadap
etika itu sendiri sehingga kemampuan, bakat, kecakapan dan minatnya dapat
dikembangkan seimbang dengan etika yang baik dan benar dalam kehidupannya.
Proses ini dapat dilihat dari awal proses pendidikan di dalam keluarga, orang tua
memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan dilingkunganya dengan cara suri
teladan, yaitu memberikan contoh tentang sopan santun sesuai etika yang baik juga
pendidikan agama kepada anakanaknya sehingga mereka tahu dan terampil hidup di
tengah masyarakat dengan etika dan moral hidup yang baik.
Demikian juga anak-anak akan menjadi dewasa dan akan mewariskan ke generasi
berikutnya dari yang pernah dipelajari dan dialaminya dari kecil dan seterusnya.
Pendidikan bermaksud membantu peserta didik untuk menumbuh kembangkan potensi-
potensi kemanusiaannya. Potensi kemanusiaan merupakan benih kemungkinan untuk
menjadi manusia. Pendidikan itu berlangsung dengan baik dan berhasil, jika seorang
pendidik memahami dan menerapkan konsep keteladanan yang baik berdasarkan etika
dan moral yang baik. Manusia memiliki cara hidup yang penuh dengan nilai-nilai baik
dan luhur dalam kehidupannya, sedangkan tujuan pendidikan memuat gambaran
tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar, dan indah untuk kehidupan.
Pendidikan memiliki dua fungsi yaitu memberikan arah kepada segenap kegiatan
pendidikan dan merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan
pendidikan. Untuk dapat mencapai tujuan pendidikan yang lebih baik perlu adanya
kepastian dan jaminan hukum terutama dalam pendidikan formal, sehingga perlu
dibentuk suatu peraturan atau hukum yang melindungi peserta didik, proses pendidikan
dalam mencapai tujuan.
Agar proses transfer pengetahuan dapat berjalan dengan baik, maka guru PKn juga
harus memiliki sifat-sifat yang dapat dijadikan keteladanan oleh siswa, diantaranya
Jujur, memiliki komitmen, memiliki kompeten, kerja keras, konsisten pada mata
pelajaran agar memiliki konsentrasi kajian yang mendalam. Sedangkan peran guru PKn
adalah pertama, sebagai pemegang amanah dalam menjalankan tugas mengajar,
membimbing, dan sekaligus mendidik siswa dengan penuh tanggungjawab. Kedua,
guru PKn memiliki peran untuk memberikan keteladanan baik dalam ucapan, sikap,
yang melekat pada guru. Ketiga, mendidik dengan hati dan membangun motivasi
(Suyato et al., 2016). Maka sebelum mengajarkan pada peserta didik guru PKn harus
sudah melaksanakan peran tersebut diatas. Dalam bidang pendidikan
kewarganegaraan termasuk pendidikan moral di dalamnya, Veugelers (2011)
mengidentifikasi beberapa isu yang relevan dengan praktik pedagogis yang ditujukan
untuk menciptakan warga negara demokratis yang kritis. Isu itu antara lain meliputi:
1) tata cara seperti komunikasi nilai, di mana para siswa belajar untuk berpikir dan
bertindak dengan mempertimbangkan nilai-nilai. Pertimbangan nilai tentu saja
membutuhkan kriteria untuk menelaah perilaku, seperti nilai keadilan (Power et al.,
1992),
2) nilai-nilai yang mendorong perilaku, komponen afektif dari perkembangan moral perlu
mendapatkan perhatian. Kepedulian, keterlibatan dan partisipasi adalah komponen
penting dari domain sosial;
Kesimpulan
Kesimpulan dalam artikel ini adalah bahwa pelaksanaan pembelajaran PKn masih
diperlukan perbaikan. Masukan yang bisa diberikan adalah memberikan keteladanan
baik sikap, perilaku sebagai pendidik. meningkatkan kreativitas guru diantaranya
dengan melakukan inovasi pembelajaran dengan menerapkan model, metode dan
media
pembelajaran yang bervariasi. sinergi kelembagaan antara organisasi guru seperti
MGMP, asosiasi dari perguruan tinggi. Pentingnya sinergi kelembagaan seperti MGMP
salah satunya adalah untuk meningkatkan kompetensi Guru PKn.
B. KEKURANGAN
1. Jurnal Pembanding Terdapat bebarapa diksi yang digunakan tidak
dilengkapi dengan arti.
2. Pembahasan yang di sampaikan Pada jurnal pembanding dan utama tidak
dilengkapi dengan penjelasan yang cukup.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Jurnal ini sudah bisa menjadi referensi bagi pembaca yang mempelajari mata kuliah
Pendidikan Bahasa Indonesia.Kelebihan dari jurnal ini banyak terdapat bagan atau
digram dari setiap penjelasan teorinya sehingga mempermudah pembaca untuk lebih
memahami isi teori tersebut.
3.2. Saran
Penulisan jurnal ini sudah baik, meskipun begitu bahkan seorang ahli pun tetap
memerlukan kritik dan saran yang membangun untuk kepenulisan jurnal berikutnya.
Penulis Jurnal harus lebih sering menulis karya ilmiah agar kekurangan setiap jurnal
semakin sedikitini terlihat dar jurnal yang memiliki volume
1. Menurut saya sebagai pembaca, jurnal ini akan lebih bagus lagi jika pembahasannya
lebih terperinci penjelasannya. Sehingga jika menemukan persoalan yang sama,
pembaca bisa menjadikan jurnal ini sebagai referensi yang kuat.
DAFTAR PUSTAKA
Agustrian, Nyimas Lisa. (2017). Manajemen Program Life Skill Di Rumah Singgah Al-
Hafidz Kota Bengkulu. Jurnal Pengembangan Masyarakat. Volume 1. Nomor 1.
Widyaningsih, T. S., Zamroni, & Zuchdi, D. (2014). Internalisasi dan aktualisasi nilainilai
karakter pada siswa SMP dalam perspektif fenomenologis. Jurnal Pembangunan
Pendidikan: Fondasi Dan Aplikasi, 2(2), 181–195.