Disusun Oleh :
ALFIAN MANALU (5223122009)
Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur atas Tuhan Yang Maha Pengasih dan lagi Maha Penyayang. Selain itu, saya juga
memanjatkan puji syukur atas limpahan berkah dan hidayah-Nya, sehingga makalah Critical Jurnal
Review ini bisa berjalan dengan lancar. Saya juga berharap, supaya makalah ini bisa menjadi tambahan
pengetahuan dan berguna bagi semua pembaca makalah ini.
Makalah ini saya susun dengan lengkap dan detail dari berbagai sumber yang ada, sehingga orang
yang masih awam dapat memahami mengenai Critical Jurnal Review, Saya juga menyampaikan ucapan
terima kasih kepada seluruh pihak yang sudah berkontribusi dalam penyelesaian makalah ini.
Saya juga menyadari bahwa saya masih memiliki banyak kekurangan dalam penyusunan makalah
ini. Saya memohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penyusunan kata, sehingga saya membuka dan
menerima kritik dan saran bagi seluruh pembaca.
Akhir kata saya sampaikan, semoga makalah ini bisa bermanfaat dan memberi tambahan
pengetahuan bagi seluruh orang yang membaca.
Wassalamualaikum wr.wb.
ALFIAN MANALU
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
Kritik jurnal adalah analisa terhadap suatu jurnal untuk mengamati atau menilai baikburuknya
jurnal secara objektif. Kritik jurnal adalah kegiatan penganalisisan dan pengevaluasian
suatu jurnal dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman,memperluas apresiasi, atau
menganalisis kelebihan dan kekurangan jurnal dan membantu memperbaiki kesalahan pada
jurnal agar tidak terjadi kekeliruan kembali.Kegiatan mengkritik jurnal sangatlah penting
mengingat bahwa pembaca dituntut untuk memahami suatu jurnal secara kritis. Setiap jurnal yang
dikritik akan menjadi rujukan pembuatan jurnal yang lebih baik kedepannya.
Apabila kegiatan ini tidak dilakukan maka tidak akan terjadi kemajuan literasi dalam dunia
pendidikan terutama diIndonesia. Karena dari kegiatan ini kualitas jurnal yang baik dapat
diketahui secara detail dan mendalam. Dalam hal ini pengkritik akan mengkritik sebuah jurnal
yang berhubungan dengan Pendidikan Kewarganegaraan yang bertemakan Pendidikan
Kewarganegaraan sebagai Pembelajaran Demokrasi bagi Mahasiswa di Perguruan Tinggi. Demi
terwujudnya pemahaman tentang materi pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bagi
mahasiswa yang akan menjadi seorang pendidik.
B. Tujuan CJR
Adapun tujuan dari dibuatnya CJR ini adalah :
1) Dapat memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan
2) Menambah pengetahuan tentang kegunaan dalam mempelajari Pendidikan Kewarganegaraan
terutama dalam materi Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Pembelajaran Demokrasi bagi
Mahasiswa di Perguruan Tinggi..
3) Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam meringkas, menganalisa, serta memberi kritik
pada jurnal
4) Melatih diri untuk berpikir kritis dalam mencari informasi yang diberikan oleh setiap bab dari
jurnal
C. Manfaat CJR
Adapun manfaat dari dibuatnya CJR ini adalah :
1) Membantu memahami karakteristik dalam proses belajar
2) Memahami dengan jelas materi yang terkandung di dalam jurnal
3) Membantu mahasiswa kritisi dalam suatu hal termasuk jurnal
4) Memperbaiki diri menggunakan teori-teori yang tertera dalam jurnal
5) Melatih diri untuk berpikir kritis dalam mencari informasi yang diberikan oleh setiap bab dari
jurnal
D. Identitas Jurnal
Judul Artikel : Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Pembelajaran Demokrasi bagi
Mahasiswa di Perguruan Tinggi..
Nama Jurnal : IJECA, Jurnal Internasional Aplikasi Pendidikan & Kurikulum
Edisi Terbit : Jil. 3, No. 1, April 2020
Pengarang Artikel : Agil Nanggala
No ISSN : ISSN 2614-3380
BAB II
RINGKASAN ARTIKEL
A. Pendahuluan
Bangsa yang menanamkan modal pada generasi mudanya adalah bangsa yang akan menang,
tentunya adalah melalui proses penanaman dalam berbagai modl, cara melalui dapat pendidikan,
ditempuh, sebagai namun program cara yang yang paling telah efektif diamanatkan dan efektif
oleh pemerintah. Bertindak dalam meningkatkan spiritual, kapasitas intelektual dan emosional
generasi muda.Kenyataannya pendidikan merupakan proses investasi sebagai upaya mencerdaskan
kehidupan bangsa, perlu didukung oleh semua pihak dalam pelaksanaannya agar tujuan yang
diharapkan dapat tercapai sebagaimana mestinya.
Perguruan tinggi merupakan lembaga pendidikan bagi mahasiswa sebagai generasi muda yang
memiliki peran vital dalam mengaktualisasikan nilai-nilai demokrasi kepada mahasiswa. Era
modern saat ini menyebabkan warga negara perlu memiliki kompetensi kewarganegaraan yang
mumpuni. Branson Menjelaskan kompetensi kewarganegaraan pada dasarnya terbagi menjadi tiga,
yaitu: 1) Citizenship Knowledge (pengetahuan dan wawasan warga negara), 2) Citizenship Skills
(kewarganegaraan dan keahlian), dan 3) Citizenship Disposisi (karakter, nilai dan sikap warga
negara). Pendidikan Kewarganegaraan merupakan pembelajaran yang ideologis dan demokratis,
sehingga efektif dalam meningkatkan kompetensi kewarganegaraan peserta didik (Pangalila,
2017).
Padahal mahasiswa merupakan intelektual yang perlu dibina secara holistik dan perlu
mengaktualisasikan diri melalui berbagai kegiatan kemahasiswaan yang sesuai dengan minat dan
bakatnya masing-masing. Pada umumnya pembina a dapat melalui mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan yang menjadi mata kuliah wajib di seluruh perguruan tinggi di Indonesia, atas
amanat Undang-Undang Sisdiknas Pasal 37 Ayat 2 yang menegaskan bahwa kurikulum pendidikan
tinggi harus memuat mata kuliah, salah satunya adalah Pendidikan Kewarganegaraan
Kosasih menegaskan mahasiswa merupakan kekuatan politik yang menjadi penggerak
utama dalam upaya reformasi sosial di masyarakat, mereka memiliki pemikiran yang positif, kritis,
bertanggung jawab, dan matang. Maka sebagai tokoh besar dalam gerakan sosial politik perlu
dibina, agar gerakan yang murni berlandaskan moralitas dan gerakan tersebut memang
merepresentasikan nilai-nilai ideologi Pancasila (Kosasih, 2017).
Penting dalam mengoptimalkan peran pendidikan kewarganegaraan dalam membentuk
mahasiswa perguruan tinggi berperilaku demokratis, dalam upaya menjawab tantangan zaman,
serta meningkatkan kualitas demokrasi di Indonesia. Mahasiswa perlu memiliki moralitas, untuk
dapat terlibat secara aktif dalam proses berbangsa dan bernegara perlu memiliki kepekaan sosial,
agar dapat berperan dalam memecahkan kompleksitas permasalahan yang terjadi di masyarakat
sekitar.
Mahasiswa perlu melihat bahwa mereka adalah kekuatan politik yang mampu
mempengaruhi pembuatan kebijakan pemerintah, dalam upaya agar kebijakan tersebut tidak
berbenturan dengan keadilan yang ada di masyarakat, karena kapasitasnya sebagai corong rakyat.
Sehingga secara rasional mereka perlu dibekali kompetensi kewarganegaraan yang kompeten, agar
mampu mengamalkan hak dan kewajibannya sebagai warga negara yang cerdas dan baik. Faktanya
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan bentuk pembelajaran demokrasi bagi mahasiswa di
perguruan tinggi baik secara tekstual maupun kontekstual.
Partisipasi mahasiswa dalam proses politik merupakan ikhtiar mahasiswa, agar kehidupan
demokrasi terus terjadi di bangsa ini. Hutagalung menegaskan partisipasi publik adalah proses
demokrasi, karena terlibat aktif dalam kepentingan publik. Sifat praktisnya, partisipasi warga dapat
diterapkan melalui peran nyata dalam proses pengambilan keputusan Kepu-publik, partisipasi
warga menjadi kunci penting implementasi demokrasi, khususnya di negara berkembang.
(Hutagalung, 2017).
Sebagai pendidikan dan pembelajaran ideologi, Pendidikan Kewarganegaraan berperan
dalam menginternalisasikan nilai-nilai Pancasila kepada peserta didik, sehingga pelaksanaan
demokrasi di Indonesia berdasarkan nilai-nilai Pancasila, guna menghindari fenomena elitis dan
menghindari kekacauan. Faktanya, demokrasi berusaha untuk mengakomodasi semua kepentingan
negara, yang pelaksanaannya idealnya penuh dengan ketertiban dan kenikmatan, sebagai upaya
untuk mewujudkan kesejahteraan sosial di Indonesia.
Pendidikan Kewarganegaraan memiliki peran penting dalam pendidikan tinggi dalam
membentuk mentalitas peserta didik Pancasila, karena merupakan representasi dari warga negara
Indonesia yang dicita-citakan. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang diprogramkan
dalam kurikulum pendidikan tinggi, merupakan upaya membekali peserta didik agar kelak ketika
kembali ke masyarakat dapat memaknai proses demonstrasi yang terjadi di masyarakat, bahkan
memperbaikinya, dengan muda,ciri yang-ciri tersebut memiliki dikatakan kompeten sila yak
kewarg sebagai negara angenerasi yang kompeten.
Undang-undang nomor 20 tahun 2003 menegaskan kembali tujuan nasional pendidikan
Indonesia adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia. insan yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab. (UU RI, 2003)
Sejalan dengan tujuan undang-undang tersebut, bahwa Pendidikan Kewarganegaraan
berupaya membentuk manusia Indonesia yang demokratis, sehingga mengetahui hak dan
kewajibannya. Penanaman nilai dan karakter demokrasi pada peserta didik melalui pendidikan
kewarganegaraan sangat penting dilakukan, dalam menjawab tantangan zaman. Octavia dan
Rube'imenegaskan proses pendidikan berdasarkan Pancasila, berperan dalam membentuk peserta
didik yang demokratis dan berkarakter, serta mampu menjadi warga negara Indonesia seutuhnya
karena secara sukarela mengamalkan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945. (Octavia &
Rube'i,2017).
Hal ini penting dalam memberikan informasi argumentatif, sebagai hasil kajian ilmiah
dalam upaya memperkuat peran dan posisi Pendidikan Kewarganegaraan di perguruan tinggi,
sebagai media pembelajaran tentang demokrasi mahasiswa.
B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kepustakaan, karena
berupa analisis konsep dan dinamika Pendidikan Kewarganegaraan sebagai pembelajaran
demokrasi pada mahasiswa. Ada juga literasi yang menjadi acuan penelitian dalam menganalisis
data termasuk jurnal sebagai data primer karena memiliki validitas yang tinggi. Memperkuat hasil
penelitian, serta peraturan perundang-undangan yang relevan dengan penelitian ini, sebagai data
sekunder. Proses analisis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi reduksi data, penyajian
data, verifikasi dan penarikan kesimpulan (Miles & Huberman, 1994).
Kekurangan Jurnal :
1. Tidak menjelaskan deskripsi secara lengkap
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan bentuk pembelajaran demokrasi baik secara
teoritis maupun praktis, karena struktur keilmuannya sangat mendukung dalam membentuk peserta
didik yang demokratis dan berpancasila. Pentingnya menginternalisasikan nilai-nilai demokrasi
yang bersifat Pancasilais kepada mahasiswa agar kualitas pelaksanaan demokrasi di Indonesia
semakin baik, dan mahasiswa tersebut berpartisipasi untuk kepentingan umum.
Individu yang demokratis mampu mengetahui berbagai permasalahan dan kekurangan yang
dilan masyarakat sekitarnya, sehingga individu tersebut akan terlibat secara sukarela dalam
menyelesaikan berbagai permalahan terkait. Sebagai bentuk moralitas, sekaligus mempersiapkan
calon pemimpin bangsa agar memiliki mentalitas dan perilaku yang Pancasilais, sehingga
kesejahteraan umum dapat terwujud, bangsa ini pun mencapai puncak kemakmuran.
Sebagai pendidikan dan pembelajaran demokrasi, Pendidikan Kewarganegaraan memuat berbagai
materi tentang demokrasi, dan berupaya membentuk perilaku siswa yang demokratis, sesuai
dengan tujuan pendidikan nasional. Namun pelaksanaan pembelajaran sangat bergantung pada
kurikulum masing-masing perguruan tinggi.
Pendidikan Kewarganegaraan sebagai pembelajaran demokrasi, memiliki fokus
mempelajari, menganalisis, dan merefleksikan bagaimana implementasi demokrasi di lingkungan
sekitar, atau dalam skala nasional. Sehingga metode pembelajaran kontekstual sekaligus
mengaitkan materi atau teori dengan permasalahan bangsa saat ini, sebagai bentuk pembelajaran
kontemporer sangat cocok dalam melaksanakan kajian demokalisasi, karena status akademiknya
sebagai mahasiswa tentunya pemikirannya lebih tajam. dan mampu menyimpulkan suatu makna.
Sebagai pembelajaran demokrasi Pendidikan Kewarganegaraan memiliki posisi strategis
dalam konstitusi dan kurikulum nasional, meskipun perguruan tinggi memiliki kewenangan untuk
menyusun dan melaksanakan kurikulumnya, kedudukan Pendidikan Kewarganegaraan sebagai
mata pelajaran wajib dan umum tidak tergantikan. Faktanya adalah upaya bangsa m erupakan
dalam membentuk intelektual yang memiliki kompetensi di bidang spiritual, intelektual dan
emosional, atau individu yang Pancasilais.
Suasana pembelajaran demokrasi melalui Pendidikan Kewarganegaraan, harus
merepresentasikan nilai-nilai dan perilaku demokrasi yang sesuai dengan Pancasila. Pentingnya
mewujudkan kelas sebagai laboratorium demokrasi, karena pembelajaran demokrasi akan efektif
jika diajarkan tidak hanya melalui penjelasan secara konsep dan teoritis, tetapi dalam praktik.
Idealisme ini tidak dapat diwujudkan tanpa kesadaran politik dan integritas antara dosen dan
mahasiswa.
B. Saran
Saya mengetahui bahwa dalam penyelesaian tugas critical jurnal review ini masih jauh dari
kesempurnaan karena keterbatasan ilmu dan pengetahuan yang saya miliki oleh karena itu saya
mengharapkan rekomendasi dan saran ataupun kritik yang sifatnya membangun guna
menyempurnakan tugas saat ini agar dalam pembuatan tugas yang sama kedepannya jauh lebih
baik.
DAFTAR PUSTAKA
Nanggala, Agil. "Citizenship Education as a Democracy Learning for Students in
Higher Education." IJECA (International Journal of Education and Curriculum Application)
3.1 (2020): 69-80.