PROFESI KEPENDIDIKAN
NIM : 5223344022
Kelas : Reg. B
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan karunia yang
masih diberikan kepada penulis sehingga dapat membuat Laporan Critical Journal Review ini
pada tenggat waktu yang telah ditentukan. Saya juga berterima kasih sebesar-besarnya kepada
ibu Dina Ampera Sembiring M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Profesi Kependidikan
yang telah banyak memberikan bimbingan kepada penulis untuk menyelesaikan tugas Critical
Journal Review kali ini. Sebagai mahasiswa yang masih dalam tahapan belajar. Penulis sadar
banyaknya kekurangan dan kelemahan dalam pembuatan laporan Critical Journal Review ini.
Maka dari itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sangat penulis
butuhkan dalam pembuatan laporan laporan berikutnya. Demikian, semoga laporan Critical
Journal Review ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca.
BAB I PENDAHULUAN
BAB IV PENUTUP
Kesimpulan ………………………………………………………………………. 13
Saran ……………………………………………………………………………… 13
A. Latar Belakang
Profesi kependidikan adalah suatu tenaga kependidikan yang memiliki peranan penting
dalam menunjang penyelenggaraan pendidikan yang meliputi tenaga pendidik dan tenaga
kependidikan yang dalam mekanisme kerjanya di kuasai kode etik. Dalam pelaksanaannya
profesi kependidikan memiliki beberapa manfaat. Manfaat yang diperoleh dengan adanya profesi
pendidikan, yaitu membangun kepercayaan masyarakat mengenai adanya suatu persepsi tentang
kompetensi. Organisasi profesi untuk guru juga berpotensi mengembangkan kemampuan
anggotanya, sehingga kompetensi kependidikan yang andal pada diri tenaga kependidikan dapat
terwujud.
Guru dapat digolongkan sebagai profesi karena guru mempunyai keahlian, yang didapat
melalui pendidikan dan latihan khusus, memiliki tanggung jawab, kode etik tertentu, dan tidak
dapat dilakukan oleh sembarang orang diluar bidang pendidikan oleh karenanya guru dapat
digolongkan sebagai profesi. Menurut sumber Yahya (2013:17) profesi tenaga kependidikan
adalah pekerjaan yang dilakukan seseorang berkaitan dengan proses penyelenggaraan pendidikan
yang dapat menghasilkan dan dilakukan dengan kemahiran, keterampilan, dan kecakapan
tertentu serta didasarkan pada norma yang berlaku. Dengan seirinfg perkembangan zaman yang
semakin maju dalam masa ini jug tetu akan ada saa tantangan yang dialami para guru seperti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu cepat dan mendasar, krisis moral
pelajar yang melanda bangsa dan negara, krisis sosial dan krisis identitas sebagai bangsa.
B. Tujuan CJR
Dalam penugasan CJR kali ini tentunya ada beberapa tujuan yang ingin dicapai diantaranya
adalah:
1. Mengetahui Peranan serta hal yang dilakukan seorang guru dengan membaca dan
mengobservasi dua Jurnal berbeda guna menambah wawasan baru sebagai calon guru
2. Dapat melakukan pemenuhan nilai CJR dalam mata kuliah Profesi Kependidikan
3. Mengetahui bagaimana tatangan yang dialami seorang guru dan cara yang dilakukan guru
gun amengatasi tantangan tersebut
4. Mengetahui perbedaan dari dua jurnal yang berbeda dan mencari perbedaan dari masing-
masing jurnal
C. Identitas Jurnal
RINGKASAN JURNAL
Ringkasan Jurnal Utama
Abstrak
Pendidikan adalah investasi langka paniang yang merupakan komoditi dalam pandangan
ekonomi. Penguasaan pengetahuan, keterampilan dan keahlian yang dihasilkan dan dimiliki oleh
individu-individu dapat diukur dari sisi nilai ekonomi yang dapat dikembalikan dalam jangka
waktu tertentu, melalui lenis pekeriaan yang bisa didapatkan dengan tingkat kompetensi yang
dimiliki dan latar belakang pendidikan yang diialani. Sistem pendidikan yang dikembangkan
harus mampu membuka cakrawala yang lebih luas bagi tenaga yang dihasilkan, khususnya
dalam membuka lapangan keria baru.
Pendahuluan
Sistem pendidikan sebagai suatu sistem pemasok tenaga kerja terdidik lebih banyak
diilhami oleh teori Human Capital. Sistem pendidikan memiliki arti penting dalam menjawab
tuntutan lapangan kerja yang membutuhkan tenaga kerja terampil dalam berbagai jenis
pekerjaan. Penyediaan tenaga kerja terdidik tidak hanya harus memenuhi kebutuhan akan suatu
jumlah yang dibutuhkan. Akan tetapi, yang lebih penting ialah jenis-jenis keahlian dan
keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan dunia industri. Teori Human Capital percaya bahwa
pendidikan memiliki anggapan lapangan kerja yang membutuhkan kecakapan dan keterampilan
tersebut juga sudah tersedia. Kenyataannya asumsi-asumsi yang digunakan oleh teori Human
Capital tidak selalu benar.
Rumusan Masalah
Pembahasan
Pendekatan dalam perencanaan pendidikan didasari atas kebutuhan akan tenaga kerja dan
kritik atas pendekatan model. Pendekatan akan peramalan tenaga kerja akan mengestimasi
permintaan tenaga kerja bagi setiap sector ekonomi. Perkiraan tenaga kerja yang sesuai dengan
kebutuhan pasar, maka itulah yang menjadi perencanaan dan kebutuhan pendidikan. Salah satu
upaya dalam mewujudkan relevansi pendidikan dengan kebutuhan pembangunan ini dikenal
dengan kebijakan link and match.
Relevansi pendidikan adalah suatu masalah yang tidak mudah khususnya relevansi
pendidikan dan pasar kerja, sebab menyangkut tentang visi dan filosofi bangsa, menyangkut
konsepsi pendidikan dan perencanaan masa depan bangsa. Selain itu, Indonesia dihadapkan
kepada tiga masalah besar dalam bidang pendidikan yaitu masalah pemerataan, masalah efisiensi
dalam arti Pengetatan anggaran dan efektivitas dalam mencapai tujuan pendidikan. Relevansi
diartikan sebagai keterkaitan pendidikan dan kegulaannya, terutama keterkaitan dengan lapangan
kerja dan lulusrnnya diserap kedalam padar kerla. Masalah ini merupakan salah satu persoalan
besar yang dihadapi Indonesia sebagai salah satu negara yang sedang berkembang yang belum
stabil dalam banyak hal, termasuk perencanaan dan proyeksi ketenagakerjaan. Lapangan kerja
telah dipetakan sesuai pertumbuhan ekonomi bangsa, sehingga kebutuhan tenaga kerja dapat
diramalkan dan diproyeksikan. Pendidikan dianggap sebagai sarana untuk mendapatkan sumber
daya manusia yang berkualitas. Karena, pendidikan dianggap mampu untuk menghasilkan tenaga
kerja yang bermutu tinggi, mempunyai pola pikir dan cara bertindak yang modem. Sumber daya
manusia seperti inilah yang diharapkan mampu menggerakkan roda pembangunar ke depan.
Pendidikan selayaknya dapat mempersiapkan kebutuhan tenaga kerja yang diperlukan diberbagai
sector ekonomi, sebab ada keterkaitan antara dunia kerja dan system pendidikan. para perencana
pendidikan dan para perencana ekonomi, duduk bersama dalam menyusun program kerja untuk
membuat peta kedua masalah ini, yaitu pendidikan sebagai penghasil sumber daya manusia dan
para ekonom sebagai pengguna, membuat kesepakatan proyeksi sehingga terjadi korespondensi
diantara keduanya.
Pasar Kerja
Pelaku pekerja terdiri dari pengusaha, pencari kerja, serta perantara atau pihak ketiga
yang memberikan kemudahan bagi pengusaha dan pencari kerja untuk saling berhubungan.
Proses mempertemukan pencari kerja dan lowongan kerja ternyata memerlukan waktu lama.
Baik pencari kerja maupun pengusaha dihadapkan pada suatu kenyataan sebagai berikut
1.Pencari kerja mempunyai tingkat pendidikan, ketrampilan, kemampuan dan sikap pribadi yang
berbeda. Di pihak lain setiap lowongan yang tersedia mempunyai sifat pekerjaan yang berlainan.
Tidak semua pelamar akan cocck untuk satu lowongan tertentu. Dengan demikian tidak semua
pelamar mampu dan dapat diterima untuk satulowongan tertentu. 2. Setiap pengusaha atau unit
usaha menghadapi lingkungan yang berbeda seperti output, input, manajemen, teknologi, lokasi,
pasar sehingga mempunyai kemampuan berbeda dalam memberikan tingkat upah, jaminan sosial
dan lingkungan pekerjaan.
Berbagai penelitian empiris terkait dengan hubungan antara pendidikan dengan pasar
kerja, secara umum memperlihatkan bahwa kriteria utama yang digunakan oleh para lembaga
kerja untuk menarik pekerja baru adalah jenis dan tingkat pendidikan. Secara formal diperlukan
pendidikan minimum dan adanya hubungan yang erat tentang pencapaian pendidikan individu
dengan pendapatannya. Beberapa pandangan tentang konteks pendidikan dalam kaitannya
dengan kesiapan individuu terdidik dalam menghadapi pasar kerja 1. Pendidikan menyediakan
ketampilan bagi manusia untuk mengembangkan dan mengelola ekonomi dan pelayanan,
sehingga investasi dalam human capital digunakan untuk meningkatkan produktifitas individu.
2. Pendidikan tidak hanya untuk menyediakan keterampilan atau pekerjaan, tetapi juga
menunjukkan nilai-nilai sosial untuk dapat menjalankan mobilitas dalam memajukan
masyarakat. 3. Bahwa produktifitas merupakan atribut dari pekerjaan dan bukan pada
individunya. Dalam konteks ini individu yang dimaksud dikaitkan dengan pekerjaan dengan
kriteria yang diasosiasikan dengan pendidikan, tetapi pendidikan bukan penentu produktifitas.
Berbagai temuan dalam banyak penelitian empiris terkait dengan hubungan antara
pendidlkan dengan pasar kerja, suru uum memperlihatkan dua hal berikut ini, yaitu 1. Bahwa
kriteria utama yang digunakan oleh para lembaga kerja untuk menarik pekerja adalah jenis dan
tingkat pendidikan. 2. Adanya hubungan yang erat tentang pencapaian pendidikan individu
dengan pendapatannya seumur hidup. Teori pasar kerja menjelaskan mengapa suatu kelompok
pekerja terampil dan berpendidikan mendapat upah yang lebih baik dari kelompok lain juga
kebijakan pemahaman berbagai masalah pasar kerja seperti diskriminasi, keiriskinan,
pengangguran dan berbagai kebijakan yang berhubungan dengan itu ada area yang berkaitan
dengan pendidikan dan perilaku lapangan kerja.
Hal ini muncul karena pin krusial yang dimainkan pendidikan pada teori klasik lapangan
kerja mengisyaratkan adanya pengaruh pendidikan pada keuntungan ekonomi pada kehidupan
tentang kedepannya Teori pasar kerja intenal ini sekaligus meyakini bahwa pendidikan memiliki
pengaruh besar pada peningkatan pendapat dan memiliki keterbatasan pada akses pekerjaan
karena bagaimanapun pekerjaan tergantung pada pengaruh kekuatan dalam organisasi yang lebih
besar. Dalam masyarakat pembagian utama tergantung dari adanya akses atau tidak. Pendidikan
dianggap melegitimasi ketidakadilan, pada kondisi tertentu pendidikan belum mampu
memberikan jaminan bagi individu- individu terterntu untuk mendapatkan akses pekerjaan.
Pendekatan pola kerjasama yang saling menguntungkan antara lembaga pendidikan dan
industri dan dunia usaha seperti yang dikemukakan oleh Rochana 2012 pola kerjasama meliputi
beberapa hal yaitu pola kerjasama bantuan program peningkatan pembelajaran, pola kerjasama
program pemagangan, pola kerjasama program produksi, dan pola kerjasama program
penyaluran lulusan. Bantuan Program peningkatan Pembelajaran. Yaitu program peningkatan
pendidikan yang dimaksud adalah bentuk kontribusi dari perusahaan terhadap lembaga
pendidikan dalam menunjang program pembelajaran dengan kompetensi yang dibutuhkan.
Kesimpulan
Pendidikan dapat dianggap sebagai sarana untuk rnendapatkan sumber daya manusia
berkualitas yang mampu menghasilkan tenaga kerja yang bermutu tinggi, mempunyai pola pikir
dan cara bertindak yang modern. Pendidikan dapat mempersiapkan kebutuhan tenaga kerja yang
diperlukan diberbagai sektor ekonomi yang mampu menggerakkan roda pembangunan nasional.
Pasar kerja dapat dimaknai sebagai keseluruhan aktivitas dari para pelaku yang mempertemukan
pencari kerja dengan berbagai lowongan pekerjaan yang tersedia. Para pelaku ini terdiri dari
pengusaha, pencari kerja serta perantara atau pihak ketiga yang memberikan kemudahan bagi
pengusaha dan pencari kerja untuk saling berhubungan.
Abstrak
Guru memegang peranan yang sangat strategis dalam kerangka menjalankan fungsi dan
mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Peran guru nyaris tidak bisa digantikan oleh yang lain,
apalagi di dalam masyarakat yang multikultural dan multidimensional.
Pendahuluan
Pendidikan merupakan bidang yang sangat penting bagi kehidupan manusia, pendidikan
dapat mendorong peningkatan kualitas manusia dalam bentuk meningkatnya kompetensi
kognitif, afektif, maupun psikomotor. Masalah yang dihadapi dalam upaya memperbaiki dan
meningkatkan kualitas kehidupan sangat kompleks, banyak faktor yang harus dipertimbangkan
karena pengaruhnya pada kehidupan manusia tidak dapat diabaikan, yang jelas disadari bahwa
pendidikan merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan kualitas Sumberdaya manusia
suatu bangsa. Seiring dengan perkembangan zaman dan era globalisasi yang sangat pesat
menuntut adanya peningkatan mutu pendidikan.
Metode
Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, metode ini dipilih
karena bertujuan untuk menentukan cara mencari, mengumpulkan, mengolah dan menganalisis
data dari hasil penelitian tersebut. Adapun jenis pendekatan penelitian ini adalah deskriptif.
Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang
ada sekarang berdasarkan data-data.
Dalam Kebijakan Pengembangan dan Peningkatan Guru ini banyak dibahas mengenai isu
tentang peningkatan dan pengembangan profesi guru yang sekarang berkembang di media
mengenai perubahan pola PLPG menjadi PPG. Menurut Wahab bahwa lingkup analisis
kebijakan publik public policy analysis, makna yang terkandung dalam terminologi isu bukanlah
seperti apa yang umumnya dipahami oleh orang awam dalam perbincangan sehari-hari.
Analisis kebijakan merupakan penelitian sosial terapan yang secara sistematis disusun
dalam rangka mengetahui substansi dari kebijakan agar dapat diketahui secara jelas informasi
mengenai masalah-masalah yang dijawab oleh kebijakan dan masalah-masalah yang mungkin
timbul sebagai akibat dari penerapan kebijakan. Ruang lingkup dan metode analisis kebijakan
umumnya bersifat deskriptif dan faktual mengenai sebab-sebab dan akibat-akibat suatu
kebijakan. Menurut Fattah Latifah bahwa kebijakan publik mengacu pada semua wilayah
tindakan pemerintah yang membentang dari kebijakan ekonomi hingga kebijakan yang biasanya
merujuk pada kebijakan sosial termasuk pendidikan, kesehatan, dan wilayah kesejahteraan
lainnya. Kebijakan pendidikan khususnya kebijakan tentang Pengembangan dan peningkatan
profesi guru setidaknya harus memenuhi tantangan dan tuntutan global dan perkembangan jaman
sebagaimana diungkapkan oleh Fattah Latifah bahwa analisis kebijakan pendidikan
menggambarkan bagaimana Negara merencanakan dan menuju pada prioritas pendidikan,
kemudian hasil analisis tersebut harus dijelaskan oleh adanya faktor- faktor global kebijakannya.
Analisis kebijakanprospektif
Analisis Kebijakan Prospektif yang berupa produksi dan transformasi informasi sebelum
aksi kebijakan dimulai dan diimplementasikan.
Analisis kebijakanretrospektif
Analisis Kebijakan Retrospektif adalah sebagai penciptaan dan transformasi informasi
sesudah aksi kebijakan dilakukan.
Dilihat dari kondisi pendidikan Indonesia saat ini, guru masih belum secara profesional
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Tilaar dan Riant Nugroho melihat proses
pendidikan sebagai pengembangan kepribadian mencakup upaya yang sangat luas, terdapat
banyak teori mengenai kepribadian, strukturnya, pengembangannya, serta tujuannya. Proses
pemberdayaan tenaga pendidik dan peserta didik berarti menghormati kebersendirian dari pribadi
manusia dan bukan merampas hak-hak asasinya dan martabat tenaga pendidik dan peserta didik
sebagai manusia Tilaar Nugroho. Mutu pendidikan masih rendah, hal ini juga karena mutu guru
sendiri masih rendah.
Memang bukan sepenuhnya salah guru, tapi guru dan pengajar adalah titik sentral
pendidikan. Bila kualitas guru bisa dinaikkan maka kualitas pendidikan juga bisa meningkat.
Maka dari itu, perlu diadakan sertifikasi yang secara efektif dapat menjadikan guru-guru di
Indonesia lebih professional Asmarani, 2014. Menurut UU No 14 tahun 2005 bahwa prospek
profesi guru adalah profesional, terlindungi dan sejahtera. UU Guru juga memberi perlindungan
hukum, termasuk perlindungan profesi, kesejahteraan, jaminan sosial, hak dan kewajiban. Guru
memiliki klasifikasi, kualifikasi akademik, kompetensi, dan sertifikasi. Guru memiliki tugas
utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, mengevaluasi peserta
didikKimshanov Dyikanbaeva. Menurut kebijakan, guru profesional memiliki panggilan jiwa
dan idealisme, mampu meningkatkan mutu pendidikan, memiliki kualifikasi akademik, memiliki
kompetensi sesuai tugasnya, tanggung jawab profesional, penghasilan sesuai prestasi, mampu
mengembangkan keprofesiannya secara berkelanjutan, jaminan perlindungan hukum dan
memiliki organisasi profesi Agung. Dalam upaya mewujudkan Guru Profesional, ada beberapa
poin yang perlu diperhatikan, antara lain:
1. Konsistensi kepada standarisasi profesi guru sebagaimana yang diamanatkan dalam peraturan
perundang- undangan dengan segalakonsekuensinya
2. Mewujudkan pembinaan profesi Guru sebagai siklus yang berkesinambungan dan saling
mendukung mulai dari pra-jabatan, proses rekruitmen dan pembinaan Guru dalam jabatan
4. Mewujudkan sinergi peran dan tanggung jawab antara Guru, Pemerintah, LPTK dan
Organisasi Profesi Gunawan.
Simpulan
Rekomendasi
Pembinaan dan pengembangan profesi guru harus sejalan dengan kegiatan sejenis bagi
tenaga kependidikan pada umumnya. Dilihat dari sisi UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, profesi guru sesungguhnya termasuk dalam spektrum profesi
kependidikan itu sendiri. Frasa tenaga kependidikan ini sangat dikenal baik secara akademik
maupun regulasi. Dari persepektif ketenagaan, frasa ini mencakup dua ranah, yaitu pendidik dan
tenaga kependidkan. Pendidik dan tenaga kependidikan PTK merupakan dua jenis profesi atau
pekerjaan yang saling mengisi. Pendidik, dalam hal ini guru, dengan derajat profesionalitas
tingkat tinggi sekali pun nyaris tidak berdaya dalam bekerja, tanpa dukungan tenaga
kependidikan.
Sebaliknya, tenaga kependidikan yang profesional sekali pun tidak bisa berbuat banyak,
tanpa dukungan pendidik atau guru yang profesional sebagai aktor langsung di dalam dan di luar
kelas, termasuk di laboratoium sekolah. Karenanya, ketika berbicara mengenai profesi
kependidikan, semua orang akan melirik pada esensi dan eksistensi PTK itu sendiri. Merujuk
pada UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, Tenaga kependidikan adalah anggota
masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan,
di mana di dalamnya termasuk pendidik.
BAB III
KELEBIHAN
KEKURANGAN
- Penulis tidak menemukan kekurangan yang terdapat pada jurnal Utama diatas.
PENUTUP
KESIMPULAN
Guru merupakan suatu profesi kependidikan yang dimana guru berperan besar dalam
pengetahuan dan mendidik para siswa-siswi. Profesi kependidikan adalah suatu tenaga
kependidikan yang memiliki peranan penting dalam menunjang penyelenggaraan pendidikan
yang meliputi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang dalam mekanisme kerjanya di
kuasai kode etik. Dengan adanya peranan para profesi kependidikan ini dapat menunjang dan
mendukung kemakmuran pendidikan yang ada di Indonesia. Dan dengan adanya hal tersebut
juga dapat memperbaiki sumber daya manusia sehingga banyak orang yang telah melaksanakan
pendidikan akan lebih bermutu dan memiliki wawasan yang lebih baik dan dengan kreativitas
yang lebih terlatih.
SARAN
Dengan adanya jurnal diatas dapat menambah pengetahan saya sebagai calon tenaga
kependidikan untuk lebih banyak mengenal bagaimana peranan para guru dan mengetahui
banyak hal yang akan dilalui nantinya. Saya sebagai calon guru kiranya dapat mengemban hal
yang lebih baik nantinya. Dalam hal ini juga saya berharap kiranya para penulis jurnal dapat
mengembangkan dan memberikan ilmu baru bagi banyak tenaga pendidik. Dalam penugasan ini
saya tidak bermaksud untuk menyinggung pihak manapun, penugasan kali ini bertujuan untuk
melengkapi penugasan CJR Profesi Kependidikan dan dengan adanya penugasan kali ini kiranya
dapat menjadikan ilmu diatas lebih bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
file:///D:/K.%20Jurnal/Profesi%20Kependidikan%201.pdf
file:///D:/K.%20Jurnal/Profesi%20Kependidikan%202.pdf