Anda di halaman 1dari 15

CRITICAL JOURNAL REVIEW (CJR)

Disusun Oleh :

Kelompok 6

Rizqi Darmawan Hura (2233142008)

Shafiyyah Jelita Lase (2231142014)

Nurmliza (2231142031)

Syahri Ramanda Marpaung (2232142003)

Muel Sihombing (2233142028)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MUSIK

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2023/2024

1
EXCECUTIVE SUMMARY

Di dalam jurnal yang saya review yang berjudul “Telah aliran pendidikan
progresivisme dan esensialisme dalam perspektif filsafat pendidikan” karya H. A.
Yunus . Pada dasarnya pendidikan adalah proses memanusiakan manusia secara
manusiawi agar peserta didik memiliki kemanusiaan. Nilai-nilai kemanusiaan
merupakan intisari dari tujuan pendidikan, baik dalam hal pembentukan kepribadian,
keterampilan maupun sikap dan kemampuan untuk patuh kepada perintah Tuhan,
taat beribadah, dan menjalankan tugas sebagai khalifah di muka bumi dengan
sebaik-baiknya.

Filsafat pendidikan merupakan aplikasi ide-ide filosofis ke dalam masalah-masalah


pendidikan. Begitu pun sebaliknya, praktik-praktik pendidikan juga bisa
menyumbang gagasan terhadap perbaikan ide-ide filosofis tersebut. Sebab
pendidikan itu berkaitan dengan dunia ide juga aktivitas praktis. Ide-ide yang baik
memiliki implikasi yang baik pula terhadap praktik-praktik pendidikan. Tujuan filsafat
pendidikan memberikan inspirasi bagaimana mengorganisasikan proses
pembelajaran yang ideal. Teori pendidikan bertujuan menghasilkan pemikiran
tentang kebijakan dan prinsip-prinsip pendidikan yang didasari oleh filsafat
pendidikan. Peranan filsafat pendidikan memberikan inspirasi, yakni menyatakan
tujuan pendidikan negara bagi masyarakat, memberikan arah yang jelas dan tepat
dengan mengajukan pertanyaan tentang kebijakan pendidikan, dan praktik di
lapangan dengan menggunakan rambu-rambu dari teori pendidik.

Pengembangan pendidikan karakter sebagai satu-satunya cara dari jalur pendidikan


untuk menciptakan peserta didik yang bermoral, tentu saja dilandasi oleh beberapa
nilai-nilai filosofis agar tujuan pendidikan karakter menjadi terarah.

2
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah, Tuhan Yang Maha
Esa atas karunia dan limpahan rahmat-Nya sehingga tugas Critical Jounal Review
yang sederhana ini dapat kami selesaikan tepat waktu. Tugas ini saya kerjakan untuk
memenuhi tugas wajib saya pada mata kuliah “ Filsafat Pendidikan “ dengan dosen
pengampu yaitu Ibu "Masta Marselina Sembiring S.Pd M.Pd"

Tujuan penulisan Critical Jounal Review (CJR) ini adalah untuk memenuhi tugas
wajib dan mendapatkan nilai yang memuaskan pada mata kuliah filsafat
pendidikan .Saya menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam
penyusunan tugas ini, oleh karena itu saya berharap saran dan kritik dari pembaca
demi kesempurnaan tugas ini. Selanjutnya, saya berharap tugas CJR ini dapat
memberikan manfaat bagi semua pihak dan khususnya bagi diri kami masing masing.

Medan, 13 September 2023

Kelompok 6

3
DAFTAR ISI

COVER......................................................................................................................1

EXCECUTIVE SUMMARY........................................................................................2

KATA PENGANTAR.................................................................................................3

DAFTAR ISI...............................................................................................................4

BAB I.........................................................................................................................5

PENDAHULUAN.......................................................................................................5

1.1 RASIONALISASI PENTINGNYA CJR................................................................5

1.2 TUJUAN PENULISAN CJR................................................................................5

1.3 MANFAAT PENULISAN CJR.............................................................................5

BAB II........................................................................................................................7

REVIEW JURNAL.....................................................................................................7

2.1 REVIEW JURNAL UTAMA.................................................................................7

2.2 REVIEW JURNAL PEMBANDING....................................................................10

BAB III.....................................................................................................................14

HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................................. 14

3.1 PEMBAHASAN ISI JURNAL............................................................................14

3.2 KEUNGGULAN ISI JURNAL............................................................................15

3.3 KELEMAHAN ISI JURNAL...............................................................................15

BAB IV....................................................................................................................16

PENUTUP...............................................................................................................16

4.1 KESIMPULAN..................................................................................................16

4 2 DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................16

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Rasionalisasi Pentingnya CJR

Critical Journal Review (CJR) merupakan suatu hal yang penting bagi mahasiswa
karena mempermudah dalam membahas inti hasil penelitian yang telah ada. Terdapat
beberapa hal penting sebelum kita mereview jurnal, seperti menemukan jurnal yang
sesuai dengan topik yang diangkat, membaca keseluruhan dari isi jurnal dan mencoba
untuk menuliskan kembali dengan bahasa sendiri pengertian dari jurnal tersebut.
Jurnal memiliki beberapa ciri-ciri, seperti dibatasi sesuai ketentuan yang ditetapkan
oleh organisasi pengorganisasian yang memuat jurnal ilmiah; memiliki judul dan
nama penulis serta alamat email dan asal organisasi penulis; terdapat abstract yang
berisi ringkasan dari isi jurnal, introduction, metodologi yang dipakai sebelumnya dan
metodologi yang diusulkan, implementasi, kesimpulan dan daftar pustaka. Langkah
penting dalam mereview sebuah jurnal, yaitu mengemukakan bagian pendahuluan,
mengemukakan bagian diskusi, mengemukakan bagian kesimpulan. Hal-hal yang
perlu ditampilkan dalam critical journal review, yaitu mengungkapkan beberapa
landasan teori yang digunakan oleh peneliti sebagai acuan dalam penelitiannya dan
tujuan apa yang ingin dicapai; mengungkapkan metode yang digunakan, subjek
penelitian, teknik pengumpulan data, alat pengumpul data, dan analisis data yang
digunakan.

1.2 Tujuan Penulisan CJR

Selain sebagai pemenuhan tugas mata kuliah, Critical Journal Review

berguna untuk membantu mahasiswa mereview jurnal lewat tata bahasa CJR

pembahasan dan lainnya untuk menjadi referensi .

1.3 Manfaat Penulisan CJR

 Mengetahui kelebihan dan kelemahan jurnal yang dikritik.

 Mengetahui latar belakang dan alasan jurnal tersebut dibuat.

 Mengetahui kualitas jurnal

5
 Memberi masukan kepada penulis jurnal berupa kritik dan saran

terhadap cara masuk, isi, dan substansi jurnal.

6
BAB II

REVIEW JURNAL

2.1 REVIEW JURNAL UTAMA

1 Judul Membangun karakter dalam perspektif filsafat pendidikan


ki Hajar Dewantara

2 Jurnal Jurnal Filsafat Indonesia

3 Download Google

4 Volume dan Vol. 2 No. 2


Halaman

5 Tahun 2019

6 Penulis Gusti Agung Made Gede Mudana

7 Reviewer Kelompok 6

8 Tanggal 13 September 2023

9 Pendahuluan

-Permasalahan Pemuda masa kini hidup dalam dunia yang serba yang
pragamiatis sebagai dampak dari globalisasi yang
memasuki budaya Indonesia melalui perkembangan
teknologi dan informasi yang sangat memikat. Globalisasi
tidak selalu mendatangkan dampak negatif seperti tersebut
di atas. Akan tetapi, globalisasi di Indonesia lebih banyak
mendatangkan dampak negatif, seperti pola hidup
masyarakat yang menjadi lebih konsumtif, hedonis, dan
materialistik. Akibatnya, pemuda masa kini belajar hanya
untuk meraih hasil yang baik dengan mengandalkan segala
cara tidak terkecuali mencontek yang sudah menjadi
budaya bagi siswa yang hanya mementingkan nilai dari
pada
ilmu........................................................................................

- Tujuan Bangsa Indonesia membutuhkan lima karakter untuk dapat


Penelitian menampilkan jati dirinya dan bersaing dengan bangsa lain.
Pertama, karakter bangsa yang bermoral (religius). Kedua,
karakter bangsa yang beradab. Ketiga, karakter bangsa
yang bersatu. Keempat, karakter bangsa yang berdaya.

7
Kelima, karakter bangsa yang berpartisipasi. Menurut
survei yang dilakukan oleh United NationsEducational,
Scientific, andCulturalOrganization (UNESCO) pada tahun
2016 bahwa minat baca masyarakat Indonesia yang masih
sangat rendah, yakni 0,001 persen. Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan sebagai lembaga yang
bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan pendidikan
di Indonesia memandang pentingnya pendidikan karakter
dalam diri anak didik agar dapat menjadi bekal kelak di
masa depan dalam menggapai cita-cita anak bangsa.
Sekolah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan anak, terutama untuk
kecerdasannya. Lingkungan masyarakat adalah lingkungan
tempat tinggal anak, juga meliputi teman-teman anak di
luar sekolah. Kondisi orang-orang di lingkungan desa atau
kota tempat tinggal anak juga turut memengaruhi
perkembangan jiwanya (Yuwono, 2015) .

10 Metode
Penelitian

- Pendekatan Pendekatan yang di pergunakan di dalam artikel ini adalah


studi kepustakaan

- Tempat Lembaga Pendidikan, Sekolah Sekolah

- Populasi Karakter karakter dalam perspektif filsafat pendidikan Ki


Sampel Hajar Dewantara

- Teknik Teknik pengumpulan data hanya meliputi data sekunder


Pengumpulan (data kepustakaan)
Data

- Teknik Analis Teknik analisi data yaitu melalui survey dan observasi
Data

11 Kesimpulan Sistem pendidikan yang dikemukakan KiHadjar Dewantara


(ingngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, dan
tutwurihandayani) adalah wasiat luhur yang patut dijadikan
sebagai acuan dalam pengembangan pendidikan karakter.
Pendidikan menurut KiHadjar Dewantara haruslah bersifat
nasional. Artinya, secara nasional pendidikan harus
memiliki corak yang sama dengan tidak mengabaikan
budaya lokal. Bangsa Indonesia yang terdiri atas banyak
suku, ras, dan agama hendaknya memiliki kesamaan corak
dalam mengembangkan karakter anak bangsanya.

8
Penyelenggaraan pendidikan jangan terjebak pada
pencapaian target sempit yang hanya melakukan transfer
pengetahuan, tetapi perlu dengan sengaja mengupayakan
terjadinya transformasi nilai untuk pembentukan karakter
anak bangsa. Pembentukan karakter peserta didik perlu
melibatkan tri pusat pendidikan (keluarga, sekolah, dan
masyarakat) secara sinergis. Pengembangan karakter
peserta didik perlu memperhatikan perkembangan budaya
bangsa sebagai sebuah kontinuitas menuju ke arah
kesatuan kebudayaan dunia (konvergensi), dan tetap
memiliki sifat kepribadian di dalam lingkungan
kemanusiaan sedunia (konsentris). Asas dan dasar
pendidikan yang digagas KiHadjar Dewantara merupakan
landasan dasar yang kokoh untuk membangun karakter
bangsa, bersendi pada budaya bangsa dengan tidak
mengabaikan budaya asing.Sistem pendidikan yang
dikemukakan KiHadjar Dewantara (ingngarsa sung
tuladha, ing madya mangun karsa, dan tutwurihandayani)
adalah wasiat luhur yang patut dijadikan sebagai acuan
dalam pengembangan pendidikan karakter. Pendidikan
menurut KiHadjar Dewantara haruslah bersifat nasional.
Artinya, secara nasional pendidikan harus memiliki corak
yang sama dengan tidak mengabaikan budaya lokal.
Bangsa Indonesia yang terdiri atas banyak suku, ras, dan
agama hendaknya memiliki kesamaan corak dalam
mengembangkan karakter anak bangsanya.
Penyelenggaraan pendidikan jangan terjebak pada
pencapaian target sempit yang hanya melakukan transfer
pengetahuan, tetapi perlu dengan sengaja mengupayakan
terjadinya transformasi nilai untuk pembentukan karakter
anak bangsa. Pembentukan karakter peserta didik perlu
melibatkan tri pusat pendidikan (keluarga, sekolah, dan
masyarakat) secara sinergis. Pengembangan karakter
peserta didik perlu memperhatikan perkembangan budaya
bangsa sebagai sebuah kontinuitas menuju ke arah
kesatuan kebudayaan dunia (konvergensi), dan tetap
memiliki sifat kepribadian di dalam lingkungan
kemanusiaan sedunia (konsentris). Asas dan dasar
pendidikan yang digagas KiHadjar Dewantara merupakan
landasan dasar yang kokoh untuk membangun karakter
bangsa, bersendi pada budaya bangsa dengan tidak
mengabaikan budaya asing.

9
12 Saran Untuk kedepannya kelemahan kelemahan penulisan yang
ada di jurnal ini perlu diperbaiki, supaya bisa lebih
dimanfaat oleh para pembaca atau digunakan sebagai
referensi dalam penelitian ataupun kegiatan lainnya.

13 Referensi Agung Made Gede Mudanna, Gusti. (2019) . Membangun


karakter dalam perspektif filsafat pendidikan ki Hajar
Dewantara. Jurnal Filsafat Indonesia. Vol.2 No.2

2.2 REVIEW JURNAL PEMBANDING

1 Judul Telaah Aliran Pendidikan Progresivisme Dan Esensialisme


Dalam Perspektif Filsafat Pendidikan

2 Jurnal Jurnal Cakrawala Pendas

3 Download Google Scolar

4 Volume Dan Vol. 2 No. 1


Halaman

5 Tahun 2016

6 Penulis H.A Yunus

7 Reviewer Kelompok 6

8 Tanggal 13 September 2023

9 Pendahuluan W

- Permasalahan Pada dasarnya pendidikan adalah proses memanusiakan


manusia secara manusiawi agar peserta didik memiliki
kemanusiaan. Banyak faktor yang menentukan
keberhasilan pendidikan, diantaranya adalah faktor
landasan filsafat, terutama dalam hal menentukan arah
dan tujuan
pendidikan..............................................................................

- Tujuan Tujuan Penelitian Pada Jurnal ini adalah untuk mencapai


Penelitian tujuan pendidikan yang diharmoniskan dengan nilai-
nilai filsafat baik secara ontologis, epistemologis,

10
maupun aksiologis

10 Metode
Penelitian

- Pendekatan Pendekatan yang di pergunakan di dalam artikel ini adalah


studi kepustakaan

- Tempat Lembaga lembaga Pendidikan, Sekolah

- Populasi Pendidik, Peserta Didik


Sampel

- Teknik Teknik pengumpulan data hanya meliputi data sekunder


Pengumpulan (data kepustakaan
Data

- Teknik Teknik analisis data pada artikel ini yaitu menggunakan


Analisis Data teknik survey dan observasi.

11 Kesimpulan Upaya memanusiakan manusia melalui pendidikan


memerlukan paradigma yang jelas, guna dijadikan dasar
dalam penetapan tujuan yang ingin dicapai. Banyak aliran
filsafat yang dapat dijadikan acuan sebagai landasan,
diantaranya adalah aliran progresivisme dan essensialisme
yang masing-masing memiliki karakter dan ciri tersendiri.

Teori pendidikan yang dirancang berdasarkan filsafat


progresivisme yang digagas Jhon Dewey, pada
dasarnyamengutamakan lima hal, yaitu : a) Kurikulum yang
baik disusun berdasarkan pengalaman edukatif bersifat
eksperimental, disusun secara sistematis dan teratur serta
tidak memaksakan diri untuk mengikuti kehendak pembuat
kurikulum. b) Guru harus memiliki keunggulan dalam
bidang ilmu Pengetahuan dan sekaligus menguasai bidang
ilmu tersebut. Dalam proses mendidik, guru tidak
sepatutnya bertindak otoriter terhadap peserta didik,
sehingga tugas guru adalah mengarahkan dan membimbing
bagaimana cara belajar yang baik dan benar bagi peserta
didik. Dalam hal ini, guru dapat dikatakan memiliki fungsi
sebagai petunjuk jalan yang bijak. c) Peserta didik memiliki
potensi masing-masing (individual) yang harus diberi
kesempatan untuk berkembang secara wajar, aktif, kreatif,
dan memiliki kebebasan untuk mengaktualisasikan dirinya
dalam menentukan langkah dan tujuannya. d) Lingkungan
merupakan hal penting yang tidak dapat dipisahkan dengan

11
proses pendidikan sebagai penunjang keberhasilan.e)
Metode yang digunakan dalam prosespendidikan harus
diutamakan dibanding materi ajar, karena metode
menunjang proses.

Pendidikan esensialisme merupakan suatu aliran yang


kurang setuju terhadappraktek pendidikan progressivisme,
dengan alasan bahwa pergerakan progresivisme dianggap
akan merusak standar intelektual dan moral kaum muda
dengan diberikannya kebebasan. Bagi aliran essensial,
metode yang digunakan adalah metode tradisional yang
menekankan padainisiatif guru. Dalam hal ini, guru
harusorang terdidik dan menguasai ilmu pengetahuan.
Selain itu, seluruh aktifitas kelas harus berada di bawah
kendali dan penguasaan guru. Secara kelembagaan,
esensialis menginginkan agar sekolah berfungsi sebagai
subjek proses pewarisan budaya dan sejarah yang
mengandung nilainilai luhur dari para filosof sebagai ahli
pengetahuan dimana nilai-nilai kebudayaan itu masih tetap
terjaga dan diterapkan dalam tata kehidupan seharihari.
Nilai-nilai moral yang berakar pada budaya masyarakat
dijadikan dasar bagi pembentukan mental para peserta
didik.

Di Indonesia, para pengambil kebijakan bidang pendidikan


perlu meningkatkan intensitasnya dalam mengkaji aliran-
aliran filsafat tersebut guna diambil manfaatnya demi
kemajuan pendidikan secara menyeluruh. Mewaspadai
kelemahan disertai dengan mempertimbangkan keunggulan
dari aliran progresivisme dan esensialisme merupakan
tindakan bijak.

12 Saran Untuk kedepannya atau untuk selanjutnya


kelemahankelemahan atau kekurangan dalam jurnal ini
perlu diperbaiki, supaya lebih dimanfaatkan lagi oleh para
pembaca ataupun digunakan sebagai referensi dalam
penelitian-penelitian ataupun untuk kegiatan lainnya.

13 Referensi Yunus, H.A (2016). Telaah Aliran Pendidikan


Progresivisme Dan Esensialisme Dalam Perspektif Filsafat
Pendidikan. Jurnal Cakrawala Pendas. Vol.2 No.1

12
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Pembahasan isi Jurnal

Pada jurnal utama, Pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara

haruslah bersifat nasional. Artinya, secara nasional pendidikan harus

memiliki corak yang sama dengan tidak mengabaikan budaya lokal. Bangsa

Indonesia yang terdiri atas banyak suku, ras, dan agama hendaknya memiliki

kesamaan corak dalam mengembangkan karakter anak bangsanya.

Penyelenggaraan pendidikan jangan terjebak pada pencapaian target sempit

yang hanya melakukan transfer pengetahuan, tetapi perlu dengan sengaja

mengupayakan terjadinya transformasi nilai untuk pembentukan karakter

anak bangsa.

Sedangkan pada jurnal pembanding, Pada dasarnya pendidikan

adalah proses memanusiakan manusia secara manusiawi agar peserta didik

memiliki kemanusiaan. Banyak faktor yang menentukan keberhasilan

pendidikan, diantaranya adalah faktor landasan filsafat, terutama dalam hal

menentukan arah dan tujuan pendidikan yang diharmoniskan dengan nilai-

nilai filsafat baik secara ontologis, epistemologis, maupun aksiologis.

Dapat saya simpulkan bahwa pada jurnal utama membahas tentang

pendidikan karakter yang dikemukakan oleh “KiHadjar Dewantara “ yang

didalamnya membahas tentang pengertian pendidikan karakter, tujuan

pendidikan karakter, dasar pendidikan, dan sistem pendidikan karakter.

Sedangkan pada jurnal pembanding dapat saya simpulkan bahwa jurnal

tersebut membahas pendidikan dengan aliran progresivisme dan aliran

esensialisme yang terkait dengan konsep pendidikan, kurikulum , peran guru

di sekolah dan sebagainya.

13
3.2 Keunggulan isi Jurnal

 Keunggulan isi Jurnal Utama

1) Isi jurnal sangat jelas dan mudah dipahami

2) Abstrak pada jurnal sangat baik karna sudah memaparkan inti dari isi

jurnal

3) Tata bahasa yang digunakan mudah di mengerti

 Keunggulan isi Jurnal Pembanding

1) Materi yang dipaparkan cukup baik

2) Adanya pendapat menurut para ahli

3.3 Kelemahan isi Jurnal

 Kelemahan isi Jurnal Utama

1) Bukan merupakan jurnal hasil penelitian, melainkan hanya pembahas


materi menurut ki Hajar Dewantara

2) Tidak terdapat analisis yangmendalam pada isi jurnal

 Kelemahan isi Jurnal Pembanding

1) Font yang digunakan terlalu kecil sehingga menyulitkan para pembaca

14
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Sistem pendidikan yang dikemukakan KiHadjar Dewantara (ingngarsa sung


tuladha, ing madya mangun karsa, dan tutwurihandayani) adalah wasiat luhur yang
patut dijadikan sebagai acuan dalam pengembangan pendidikan karakter. Pendidikan
menurut KiHadjar Dewantara haruslah bersifat nasional. Artinya, secara nasional
pendidikan harus memiliki corak yang sama dengan tidak mengabaikan budaya lokal.

Aliran filsafat progresivisme dan essensialisme merupakan buah pemikiran filsuf


barat. Kedua aliran tersebut telah diterapkan di negara-negara barat setelah teori
tersebut dipublikasikan oleh tokoh penemunya. Para penganut aliran essensialisme
sendiri, dapat mengkritik praktek pendidikan progresivisme karena telah diterapkan
dan terlihat hasilnya, di antaranya adalah peserta didik diberi kebebasan
mengembangkan potensi dirinya didorong oleh guru yang berfungsi sebagai penunjuk
jalan.

4.2 Daftar Pustaka

 https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JFI/article/view/21285
 https://www.jurnal.unma.ac.id/index.php/CP/articel/view/319

15

Anda mungkin juga menyukai