Anda di halaman 1dari 17

CRITICAL JOURNAL REVIEW

STRATEGI PEMBELAJARAN PKN DI SEKOLAH DASAR


SKOR NILAI :

Dosen Pengampu : Joko Suharianto S.Pd.,M.Si

Disusun Oleh :

Nama : Dewi Melia Gultom

Nim : 4193321017

Kelas : Fisika Dik A 2019

Prodi : Pendidikan Fisika

PROGRAM STUDI (S1) PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik dalam Mata
Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada dosen
kami yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Medan, 24 Maret 2020

Muammar Risky Rangkuty


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................4
A. Latar Belakang......................................................................................................................4
B. Rasionalisasi pentingnya CJR...............................................................................................4
C. Tujuan Penulisan..................................................................................................................4
D. Manfaat Penulisan................................................................................................................5
E. Identitas Jurnal.........................................................................................................................5
A. Identitas Jurnal I..................................................................................................................5
B. Identitas Jurnal II.................................................................................................................5
C. Identitas Jurnal III................................................................................................................5
BAB II RINGKASAN JURNAL.....................................................................................................6
A. Jurnal I..................................................................................................................................6
a) Pendahuluan......................................................................................................................6
b) Kajian Putaka....................................................................................................................7
c) Metode Penelitian.................................................................................................................8
d)Hasil dan Pembahasan..........................................................................................................8
A. Jurnal II.................................................................................................................................9
a) Kajian Pustaka...................................................................................................................9
b) Metode Penelitian...........................................................................................................11
c) Hasil dan Pembahasan....................................................................................................12
B. Jurnal III..............................................................................................................................13
a) Kajian Pustaka.................................................................................................................13
b) Metode Penelitian...........................................................................................................14
c) Hasil dan Pembahasan........................................................................................................15
BAB III PEMBAHASAN..............................................................................................................16
A. Kelebihan dan Kekurangan Jurnal......................................................................................16
BAB IV PENUTUP.......................................................................................................................16
A. Kesimpulan dan Saran........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................16
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kegiatan belajar mengajar di kelas menggunaan model, strategi dan media pembelajaran
yang kurang menarik, siswa kurang berpartisipasi aktif, pembelajaran berpusat pada guru
sehingga minat belajar siswa menjadi rendah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan
gambaran objektif tentang peningkatan hasil belajar pkn materi organisasi dengan strategi
pembelajaran aktif tipe Crossword Puzzle.

Penelitian ini berawal dari kenyataaan bahwa dalam proses pembelajaran masih bersifat
monoton dan pengembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotor siswa kurang berkembang
dengan baik, sehingga hasil belajar PKn siswa belum sesuai dengan yang diharapkan. Untuk
mengatasinya dilakukan tindakan dengan menggunakan metoda role-playing. Pengumpulan data
dilaksanakan dengan melakukan observasi, wawancara tes dan pengamatan melalui lembar
pengamatan aspek guru dan siswa.Metoda role-playing ini dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu
tahap persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut.Dari hasil analisis data penelitian dapat
disimpulkan bahwa dengan menggunakan metoda role-playing dapat meningkatkan pemahaman
dan hasil belajar PKn.

Sikap demokratis merupakan kepribadian seseorang yang mendorong untuk bertindak


sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam demokrasi, tetapi masih banyak siswa yang
kurang memahami nilai-nilai demokrasi yang pada akhirnya siswa tidak memiliki sikap
demokratis.

B. Rasionalisasi pentingnya CJR


Membuat CJR merupakan cara penulis untuk lebih menguji kemampuan dalam meringkas,
menganalisis dan mengkritik jurnal yang satu dengan jurnal pembandingnya. Terkadang banyak
orang bingung untuk memilih jurnal yang akan menjadi sumber referensi dalam proses
pembelajarannya. Maka dari itu, penulis membuat CJR untuk membantu para pembaca dalam
menemukan referensi jurnal yang tepat yang ingin dijadikan referensi pada pembelajarannya.

C. Tujuan Penulisan
1. Pemenuhan tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan
2. Menambah wawasan penulis dan pembaca mengenai Strategi Pembelajaran PKN di
kalangan Sekolah Dasar
3. Meningkatkan kemampuan penulis dalam meringkas, menganalisis dan mengkritik jurnal
4. Menguatkan pemahaman pembaca akan pentingnya mempelajari Pendidikan
Kewarganegaraan

D. Manfaat Penulisan
1. Menjadi salah satu sumber referensi bacaan untuk para pembaca
2. Menjadikan pembaca tanggap akan hal-hal yang penting dari CJR ini

E. Identitas Jurnal

A. Identitas Jurnal I
1. Judul Artikel : Peningkatan Pembelajaran PKN dengan penerapan metode ROLE-E-
PLAYING siswa kelas II SDN 003 Bangkinang Kota
2. Nama Jurnal : Jurnal Basicedu
3. Pengarang Artikel : Rizki Ananda
4. Tahun terbit : 2018
5. Vol, No & Hal : 2, 1 & 33-42
6. ISSN : 2580-1147

B. Identitas Jurnal II
1. Judul Artikel : Peningkatan Hasil Belajar PKN SD melalui Stategi Crossword Puzzle
2. Nama Jurnal : Jurnal Pendidikan
3. Pengarang Artikel : Miswandi

4. Tahun terbit : 2018

5. Vol dan No :2 dan 3

6. ISSN : 2614- 2877

C. Identitas Jurnal III


1. Judul Artikel : Penerapan Metode Pembelajaran VCT ( Value Clarification Technique) untuk
Meningkatkan sikap demokratis siswa dalam pembelajaran PKn di Sekolah Dasar

2. Nama Jurnal : Jurnal Cakrawala Pendas

3. Pengarang Artikel : Roni Rodiyana


4. Tahun terbit : 2019

5. Vol dan No :5 dan 1

6. ISSN : 2579-4442
BAB II RINGKASAN JURNAL

A. Jurnal I

a) Pendahuluan
Sekolah Dasar (SD) merupakan langkah awal perolehan pengetahuan bagi siswa. Salah satu
mata pelajaran yang akan dipelajari oleh siswa di SD adalah Pendidikan kewarganegaraan
(PKn). Pembelajaran PKn yang dilaksanakan di SD memiliki peranan yang sangat penting untuk
meningkatkan mutu pendidikan sehingga menghasilkan siswa yang kreatif, berfikir kritis,
tanggap dan inovatif. Hal ini dijelaskan oleh Depdiknas (2006:16) tujuan Pendidikan
Kewarganegaran adalah: 1) Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu
kewarganegaraan, 2) berpartisipasi aktif, bertanggung jawab, bertindak secara cerdas dalam
kegiatan bermasyarakat, berbangsa, serta anti-korupsi, 3) berkembang secara positif, demokratis
untuk membentuk diri berdasarkan karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama
dengan bangsa lain, 4) berinteraksi dengan bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung/
tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Menciptakan proses
pembelajaran PKn yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, inspiratif,
interaktif, dalam pembelajaran PKn tidaklah mudah. Sebagian besar siswa masih menganggap
PKn sebagai pelajaran yang mementingkan hafalan. Pembelajaran PKn diupayakan agar dapat
mempersiapkan siswa memiliki kepribadian yang mantap. PKn membantu siswa agar memiliki
sikap menghormati dan tenggang rasa terhadap sesama, karena pada pembelajaran PKn diberikan
nilai-nilai bagaimana bertingkah laku yang baik yang sesuai dengan Pancasila. Hal ini sesuai
dengan Depdiknas (2006:15) menjelaskan tentang nilai-nilai yang terkandung dalam butir-butir
Pancasila sila ke V yaitu:
1) Mengembangkan perbuatan luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan
kegotong royongan,

2) mengembangkan sikap adil terhadap sesama,

3) menjaga keseimbangan antara hak dan kewajian, menghormati hak orang lain,

4) suka memberikan pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri,

5) tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain,

6) suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan
bersama,

7) suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang mantap dan keadilan
sosial.

Agar siswa dapat memahami dan mengamalkan nilai-nilai yang diperoleh dari pembelajaran PKn
maka guru dituntut untuk dapat menciptakan pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan
bagi siswa. Salah satu cara menciptakan pembelajaran yang dapat mengembangkan kreatifitas,
nilai serta prilaku siswa dalam proses pembelajaran yaitu dengan menggunakan metode role
playing. Dengan metode role-playing dapat mengembangkan kreativitas siswa dalam proses
pembelajaran dan interaksi antar siswa dapat terjalin dengan baik. Dari penjelasan di atas dapat
dilihat bahwa penggunaan metode role-playing dalam pembelajaran peran banyak manfaatnya
bagi siswa, seperti dapat mengembangkan kreativitas siswa, memupuk kerjasama antara siswa,
menimbulkan bakat siswa dalam seni drama, siswa lebih memperhatikan pembelajaran karena
menghayati sendiri, dapat memupuk keberanian berpendapat di kelas, melatih siswa untuk dapat
menganalisa masalah, mengambil kesimpulan dalam waktu yang singkat serta siswa dapat
menempatkan diri pada tempat orang lain dan memperdalam pengertian mereka tentang orang
lain. Kenyataan di lapangan dari hasil observasi dan wawancara yang penulis lakukan dengan
guru kelas II SDN 003 Bangkinang Kota bahwa guru dalam proses pembelajaran PKn masih
menggunakan metoda ceramah. Dengan metode ceramah yang digunakan oleh guru ini terlihat
adanya siswa yang tidak memperhatikan ketika guru menerangkan pembelajaran.

b) Kajian Putaka
Menurut Wahab (2002:1.4) menyatakan “PKn merupakan mata pelajaran sosial yang
bertujuan membina dan mengembangkan siswa agar menjadi warga negara yang baik”. Warga
negara yang baik adalah warga negara yang tahu, dan mampu berbuat baik untuk negaranya atau
secara umum yang mengetahui, menyadari, dan melaksanakan hak dan kewajiban sebagai warga
negara.

Sedangkan Pendidikan Kewarganegaraan dimaksudkan dalam PP No. 32 tahun 2013


tentang Standar Nasional Pendidikan, yaitu “untuk membentuk siswa menjadi manusia yang
memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air dalam konteks nilai dan moral Pancasila, kesadaran
berkonstitusi Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, nilai dan semangat
Bhinneka Tunggal Ika, serta komitmen Negara Kesatuan Republik Indonesia”. Untuk memahami
secara cepat dan bersifat fundamental dapat dilakukan dengan mengkaji batasan citizenship
seperti yang dikemukakan oleh Chapin dan Messick dalam (Ananda, 2014) bahwa untuk
memahami konsepnya perlu diketahui terlebih dahulu apa yang selayaknya dilakukan
warganegara di lingkungannya, sekolah, masyarakat, dan pemerintahan.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapatlah disimpulkan bahwa hakikat Pendidikan


Kewarganegaraan adalah suatu upaya untuk menciptakan warga negara yang baik (to be good
citizenship). Adapun ciri-ciri warga negara yang baik yang akan dikembangkan dalam
Pendidikan Kewarganegaraan adalah tumbuhnya wawasan dan kesadaran bernegara serta
membentuk sikap dan perilaku yang cinta tanah air yang bersendikan kebudayaan bangsa. Di
samping itu juga bagaimana mengupayakan kesadaran siswa akan hak dan kewajibannya,
berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, serta bertindak secara cerdas dalam kegiatan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Serta untuk mengasah kemampuan dan keterampilan
siswa sebagai warga negara dalam mengambil prakarsa dan atau turut serta dalam pemecahan
masalah sosial-kultural kewarganegaraan di lingkungannya.
c) Metode Penelitian
Penulis mengambil lokasi penelitian di SDN 003 Bangkinang Kota dengan pertimbangan di
SD tersebut mudah dijangkau. Lokasi SD terletak di daerah yang strategis sehingga mendukung
dalam pelaksanaan pembelajaran. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas II SDN 003
Bangkinang Kota, yang berjumlah 31 orang, terdiri dari 12 orang siswa laki-laki dan 19 orang
siswa perempuan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.
Pendekatan kualitatif ini berkenaan dengan perbaikan atau peningkatan proses pembelajaran
pada suatu kelas. Pendekatan kualitatif digunakan karena prosedur penelitian yang menghasilkan
data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan serta perilaku yang diamati dari orang-orang
atau sumber informasi. Sedangkan untuk melihat keberhasilan proses pembelajaran dengan
pendekatan kualitatif didukung oleh data kuantitatif. Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah
Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Data yang diperoleh dalam penelitian
dianalisis dengan menggunakan analisis kualitatif, yakni analisis data dimulai dengan menelaah
pengumpulan data sampai seluruh data terkumpul. Data tersebut direduksi berdasarkan masalah
yang diteliti, diikuti penyajian data dan terakhir penyimpulan atau verifikasi. Tahap analisis yang
demikian dilakukan berulang-ulang begitu data selesai dikumpulkan pada setiap tahap
pengumpulan data dalam setiap tindakan.
Analisis data dilakukan terhadap data yang telah direduksi baik data perencanaan,
pelaksanaan, maupun data evaluasi. Reduksi data, meliputi pengkategorian dan
pengklasifikasian. Semua data yang telah terkumpul diseleksi dan dikelompok-kelompokkan
sesuai dengan masalah penelitian. Data yang telah diklasifikasikan tersebut kemudian diseleksi
mana yang relevan dan mana yang tidak relevan. Data yang relevan selanjutnya dianalisis dan
data yang tidak relevan dibuang (Fadhilaturrahmi, 2017b). Analisis data dilakukan dengan cara
terpisah-pisah. Hal ini dimaksudkan agar dapat ditemukan berbagai informasi yang spesifik dan
terfokus kepada berbagai informasi yang mendukung pembelajaran dan yang menghambat
pembelajaran. Dengan demikian pengembangan dan perbaikan atas berbagai kekurangan dapat
dilakukan tepat pada aspek yang bersangkutan.

d)Hasil dan Pembahasan


Penelitian ini dilaksanakan pada kelas II SD Negeri 003 Bangkinang Kota pada mata
pelajaran PKn semester II dengan materi melaksanakan prilaku jujur, disiplin dan senang bekerja
dalam kehidupan sehari-hari pada tahun ajaran 2016/2017. Pelaksanaan tindakan peneliti
berkolaborasi dengan guru kelas II sekolah tersebut, dalam pembelajaran peneliti bertindak
sebagai observer sedangkan guru kelas sebagai pelaksana tindakan. Tahap-tahap pembelajaran
setiap tindakan disesuaikan dengan tahap-tahap pembelajaran dengan menggunakan metode role
playing. Dalam pelaksanaan tindakan dibagi atas dua siklus dengan siklus I dua kali pertemuan
dan siklus II satu kali pertemuan karena siklus kedua adalah perbaikan dari kekurangan dan
kelemahan yang ada pada siklus I. Peneliti menghabiskan waktu dua bulan untuk melaksanakan
kedua siklus yang tercatat dari bulan Mei sampai dengan bulan Juni 2017.

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data pada siklus I bahwa persentase evaluasi
yang direncanakan mencapai 75%, ini dijelaskan dalam BSNP (2006:12) ketuntasan belajar
setiap indikator yang telah ditetapkan dalam suatu kompetensi dasar berkisar antara 0-100%.
Kriteria ideal ketuntasan untuk masing-masing indikator adalah 75%. Dari hasil evaluasi siswa
pada siklus I ketuntasan diperoleh 66 % berarti ini masih dibawah kriteria yang diharapkan.
Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh pada siklus I maka direncanakan untuk melakukan
siklus II dengan tujuan agar siswa lebih antusias dalam pembelajaran dan lebih dapat melakukan
bermain peran lebih baik dari yang sebelumnya. Metoderole-playing bertujuan agar dapat
mengembangkan aspek afektif dan psikomotor siswa sehingga siswa dapat belajar aktif dan
menyenangkan. Oleh sebab itu peneliti melanjutkan kepada siklus II agar tujuan yang diharapkan
dari penggunaan metode role-playing dalam pembelajaran dapat terlaksana dengan baik.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode role-
playing dalam pembelajaran PKn dapat membuat siswa tertarik dan termotivasi dalam mengikuti
pembelajaran. Hal ini berarti metode role-playing dapat digunakan oleh guru dalam proses
pembelajaran PKn, sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan serta dapat menciptakan
suasana pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa. Dari hasil analisis penelitian dari siklus II
hasil evaluasi yang diperoleh siswa telah mencapai 84,3% (keberhasilan baik) baik perencanaan,
pelaksanaan evaluasi proses dan hasil. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari siklus II, sudah
terlaksana dengan baik dan guru telah berhasil dalam menggunakan metoderole-playing dalam
proses pembelajaran PKn di kelas II SDN 003 Bangkinang Kota.
Dari analisis dan refleksi pada siklus II, dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran
telah berjalan sesuai yang diharapkan, jadi tidak perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya.

A. Jurnal II

a) Kajian Pustaka
Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang memiliki peran penting dalam
terselenggaranya proses pembelajaran. Sekolah sebagai institusi ilmu pengetahuan bagi generasi
muda tidak lagi cukup untuk menghadapi tantangan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi (Kunandar, 2009:24). Pendidikan merupakan upaya menghadapkan manusia (siswa)
pada realitas yang terus saja berubah saat ini, sehingga sangat diharapkan perannya untuk
mampu mengikuti arus zaman, bukan berarti untuk mengikis kemanusiaan melainkan untuk
menemukan kondisi air kehidupan yang memungkinkan jiwa raga bangsa berenang dengan indah
(Soyomukti, 2008:43). Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional pasal 3, tujuan pendidikan nasional adalah “mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif dan mandiri
dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

Guru merupakan ujung tombak dunia pendidikan yang memiliki peran penting dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Tugas dan peran guru dari hari kehari semakin berat
seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Guru harus mengarahkan siswa untuk
menyeleksi tentang segala sumber informasi atau kebudayaan yang sesuai dengan kepribadian
bangsa Indonesia.akan berhasil dalam dakwahnya. Selanjutnya, karakter dunia dakwah dan
pendidikan dapat dilihat keduanya sama. Karena, baik dakwah dan pendidikan bertujuan untuk
membimbing, mempengaruhi dan mengarahkan umat manusia. Siswa perlu dibina dan dibimbing
agar memiliki keyakinan yang kuat untuk terjun ke gelanggang luar bersama bangsa lain secara
tangguh dan tetap memiliki konsistensi ucapan dan tindakan yang penuh kejujuran (Idris,
2008:49).

Pendidikan karakter akan mengantarkan siswa untuk belajar memaknai kearifan, bersikap
bijak dan arif dalam menghadapi tantangan globalisasi yang semakin hari terus masuk untuk
memudarkan nilai-nilai bangsa ini. Guru dapat menggunakan berbagai macam strategi
pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan sehingga dalam pembelajaran akan
tercipta kondisi yang kondusif dan juga nilai-nilai karakter akan dengan mudah ditanamkan
kepada siswa (Sahlan, 2012:15). Dalam proses pembelajaran tugas guru yang paling utama
adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku siswa
(Kunandar, 2009:287). Namun pada kenyataannya, proses pembelajaran saat ini cenderung
masih berpusat pada guru dengan bercerita atau ceramah. Strategi pembelajaran Crossword
Puzzle merupakan permainan teka-teki yang digunakan sebagai strategi pembelajaran
menyenangkan, tanpa menghilangkan esensi belajar yang sedang berlangsung (Zaini dkk,
2008:71). Strategi belajar crossword puzzle, melibatkan partisipasi peserta didik aktif sejak
kegiatan pembelajaran dimulai. Peserta didik diajak untuk turut serta dalam semua proses
pembelajaran, tidak hanya mental akan tetapi juga melibatkan fisik. Dengan ini peserta didik
akan merasakan suasana yang lebih menyenangkan sehingga hasil belajar dapat tercapai secara
maksimal. Crossword puzzle strategi pembelajaran untuk meninjau ulang materi-materi yang
sudah disampaikan. Peninjauan ini berguna untuk memudahkan peserta didik dalam mengingat-
ingat kembali materi apa yang telah disampaikan. Sehingga, peserta didik mampu mencapai
tujuan pembelajaran baik aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik.
Adapun cara membuat Crossword Puzzle adalah terlebih dahulu guru hendaknya menyiapkan
bahan-bahan yang diperlukan, seperti kertas plano, kertas lipat warna-warni, penggaris, spidol,
gunting, dan lem.
Langkah-langkah strategi pembelajaran Crossword Puzzle adalah tulis kata-kata kunci,
terminology atau nama-nama yang berhubungan dengan materi yang anda berikan, membuat
kisi-kisi yang dapat diisi dengan kata-kata yang telah dipilih (seperti dalam teka-teki silang),
membuat pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya adalah kata-kata yang telah dibuat atau dapat
juga hanya membuat pernyataan- pernyataan mengarah kepada kata-kata tersebut, bagikan teka-
teki ini kepada peserta didik, bisa individu atau kelompok, batasi waktu mengerjakan, dan
memberi hadiah kepada kelompok atau individu yang mengerjakan paling cepat dan benar (Zaini
dkk, 2008:71). Kelebihan strategi pembelajaran Crossword Puzzle adadal mudah untuk
mengukur tingkat kemampuan siswa, melibatkan partisipasi siswa secara langsung, dan
menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan. Dengan demikian guru akan
mengetahui seberapa jauh tingkat pemahaman dan pengetahuan siswa tentang materi yang telah
disampaiakn.
Pendidikan Kewarganegaraan (Citizenship) merupakan mata pelajaran yang memfokuskan
pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia dan suku
bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang
dilandasi oleh Pancasila dan UUD 1945 (Winantaputra, 2011:8). Dapat disimpulkan bahwa
pendidikan kewarganegaraan adalah upaya yang dilakukan untuk membentuk pribadi seseorang
agar menjadi warga Negara yang mampu menerapkan nilai-nilai budaya bangsa sesuai Pancasila
dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan adalah untuk memberikn
kompetensi-kompetensi berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menangggapi isu
kewarganegaraan, berpartisipasi secara bermutu dan bertanggungjawab, dan bertindak secara
cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, berkembang secara positif dan
demokratis untuk membentuk diri berdasarkan pada karakter-karakter masyarakat Indonesia agar
dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lain, berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam
percaturan dunia secara langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
(Fathurrohman, 2011: 7-8).

b) Metode Penelitian
Penelitian tindakan kelas menerapkan model pembelajaran jigsaw untuk meningkatkan
profesionalitas guru sebagai agen dan fasilitator pembelajaran melalui perubahan pelaksanaan
proses belajar mengajar menjadi proses pembelajaran. Penelitian Tindakan Kelas merupakan
suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar
dapat memperbaiki atau meningkatkan praktek pembelajaran di kelas secara proposional.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam empat tahap, yaitu (1) tahap perencanaan (2)
tahap pelaksanaan (3) tahap pengamatan, dan (4) tahap refleksi. Subyek pada penelitian ini
adalah seluruh siswa kelas V SDN 2 Terbis Kecamatan Panggul Kabupaten Trenggalek yang
berjumlah 12 orang,dengan rincian 5 siswa laki-laki dan 7 perempuan.
Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan model Kemmis dan Mc Taggart. Tiap-tiap siklus kegiatan
terdiri atas empat sub kegiatan, yakni perencanaan (plan), pelaksanaan tindakan (action),
observasi (observation), dan refleksi (reflection). Menurut Kemmis dan Mc Taggart, komponen
acting (tindakan) dengan observing (pengamatan) Penelitan Tindakan Kelas (PTK) terdiri dari
empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
Perencanaan
Dalam tahap ini, peneliti merencanakan tindakan pemecahan masalah-masalah yang
terjadi dalam proses pembelajaran agar dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Adapun
perencanaan yang dipersiapkan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) materi
terkait yang akan diteliti, membuat bagan Crossword Puzzle, dan mempersiapkan lembar
observasi.
Pelaksanaan Tindakan
Tahap actuating atau pelaksanaan merupakan implementasi, penerapan, perwujudan dari
perencanaan yang telah dilakukan sebelumnya. Selama proses tindakan, peneliti bertindak
sebagai guru yang menyampaikan materi pelajaran PKn sesuai dengan rancangan yang telah
dibuat pada tahap sebelumnya.
Pengamatan
Pada tahap ini, peneliti melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan yang
sedang dan telah dilaksanakan. Untuk melihat peningkatan hasil belajar PKn, peneliti melihat
hasil/nilai dari masing- masing siswa ketika diadakan evalusi di akhir proses pembelajaran.
Refleksi
Tahap refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil tindakan seberapa jauh hasil belajar
PKn siswa kelas V sebelum dan sesudah dilakukan tindakan. Dengan refleksi ini, peneliti akan
memperoleh masukan yang dapat digunakan untuk memperbaiki tindakan berikutnya dari
kolaborator atau teman sejawat.
Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah pencatatan peristiwa-peristiwa atau hal-hal atau keterangan-
keterangan atau karakteristik-karakteristik sebagian atau seluruh elemen yang akan menunjang
atau mendukung penelitian (Hasan, 2002:83). Metode yang digunakan peneliti untuk
pengumpulan data adalah Tes. Tes ini digunakan untuk mengetahui keterampilan, pengetahuan,
sikap, intelegensi, serta kemampuan atau bakat yang dimiliki individu.
Teknik Analisis Data
Analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,
mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan-satuan yang dapat dikelola,
mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan dipelajari,
dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain (Purwanto, 2004:93). Teknik
analisa data secara bertahap yaitu reduksi data, paparan data, dan penarikan kesimpulan.
Keberhasilan siswa ditentukan kriterianya, yakni berkisar antara 75- 80%. Artinya, siswa
dikatakan berhasil apabila ia menguasai atau mencapai sekitar 75-80% dari tujuan atau nilai yang
seharusnya dicapai. Kurang dari kriteria tersebut dinyatakan belum berhasil.
c) Hasil dan Pembahasan
Hasil pada tahap prasiklus penerapan strategi pembelajaran aktif tipe crossword puzzle
untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN 2 Terbis Kecamatan Panggul (12 siswa, 5
laki-laki dan 7 perempuan) nilai teruji 1 sangat baik (8,33%), 2 anak predikat baik (16,675), 3
anak predikat cukup (23,08%), dan 6 anak berpredikat kurang (75%). Refleksi menunjukkan
hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn materi Kebebasan Berorganisasi masih relatif
rendah. Hasil siklus I dilakukan dengan menerapkan pembelajaran dengan menggunakan
pembelajaran aktif tipe crossword puzzle, didapatkan hasil pembelajaran yang cukup meningkat
terlihat dari data nilai sejumlah siswa yakni 1 anak predikat sangat baik (8,33%), 5 anak
predikat baik (41,67%), 2 anak predikat cukup (16,67%), dan 16, 66% berpredikat kurang.
Refleksi berdasarkan hasil post tes yang telah dilaksanakan dengan kriteria ketuntasan minimum
75 maka penggunaan strategi pembelajaran aktif tipe crossword puzzle terjadi peningkatan
meskipun belum signifikan. Masalah-masalah yang timbul disebabkan suasana kelas agak ramai
ketika mengerjakan soal-soal dan ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan ketika guru
sedang menjelaskan materi, siswa kurang bersungguh-sungguhketika mengerjakan soal yang
diberikan dan ada yang menyontek, dan siswa kurang memperhatikan penjelasan guru ketika
proses pembelajaran. Refleksi terhadap siklus II diketahui bahwa melalui strategi pembelajaran
aktif tipe crossword puzzle siswa lebih bersemangat belajar karena pembelajaran ini melibatkan
partisipasi siswa secara aktif, kegiatan pembelajaran menunjukkan waktu yang sudah sesuai
dengan rencana, dan penggunaan strategi pembelajaran aktif tipe crossword puzzle dalam
pembelajaran sudah sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran. Berdasarkan evaluasi maka
dapat diketahui dari hasil pra siklus, siklus I dan siklus II terjadi peningkatan yang lumayan baik
dari pra siklus yaitu 25,00% , kemudian siklus I sebesar 50,00%, dan pada pos tes kedua yaitu
sebesar 83,33%. Hal ini membuktikan bahwa secara tidak langsung penggunaan strategi
pembelajaran aktif tipe crossword puzzle untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi
Kebebasan Berorganisasi terjadi peningkatan yang cukup signifikan.
Hasil efleksi bahwa siswa telah memahami materi kebebasan berorganisasi. Sikap dan
respon siswa menunjukkan perubahan yang lebih baik, siswa merasa senang terhadap
pembelajaran PKn dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe crossword puzzle.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa penerapan strategi pembelajaran aktif tipe crossword puzzle
pada siklus II dapat dikatakan berhasil dan tidak diperlukan siklus selanjutnya. Temuan yang
diperoleh di antaranya siswa merasa lebih memahami materi pembelajaran PKn dengan
penggunaan strategi pembelajaran aktif tipe crossword puzzle, penggunaan strategi
pembelajaran aktif tipe crossword puzzle membuat hasil belajar PKn siswa kelas V semakin
meningkat dalam materi kebebasan berorganisasi, siswa lebih bersemangat mengikuti
pembelajaran PKn dengan penggunaan strategi pembelajaran aktif tipe crossword puzzle, dan
keaktifan siswa dapat terlihat ketika menyelesaikan soal teka-teki secara berkelompok maupun
individu dan siswa bisa belajar bekerjasama serta bertanggung jawab.
B. Jurnal III

a) Kajian Pustaka
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
Dalam Undang-Undang diatur mengenai keanggotaan sebagai Kewarganegaraan Indonesia
yaitu UUD No. 12 tahun 2006 Pasal 2 yang berbunyi “…yang menjadi warga negara
Indonesia adalah orang-orang bangsa asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan
Undang-Undang sebagai warga negara” (Sapriya, dkk, 2008: 18).
Teori di atas juga didukung oleh Winarno (2010: 47) yang menyatakan warga negara artinya
“anggota” atau “warga dari suatu negara.” Berdasarkan pengertian tersebut, dapat
disimpulkan bahwa kewarganegaraan adalah anggota masyarakat yang memiliki identitas
disuatu negara sehingga ia menjadi warga negara di tempat tersebut.
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan usaha untuk menanamkan nilai-nilai nasionalisme
dalam diri siswa. Taniredja (2009: 17) menyatakan bahwa PKn bertujuan untuk
mengembangkan potensi individu warga negara Indonesia. Tujuan lain dari Pendidikan
Kewarganegaraan yaitu untuk menanamkan nilai-nilai kebangsaan dalam diri siswa agar
mampu menjadi warga negara yang dapat diandalkan demi kelangsungan dan kemajuan
kehidupan bangsa.
Materi yang akan digunakan dalam penelitian tindakan kelas yaitu dengan Standar
Kompetensi “Menghargai Keputusan Bersama” dengan Kompetensi Dasar “Mengenal
Bentuk Keputusan Bersama dan Memahami keputusan bersama”. Materi yang akan
diajarkankan ketika penelitian ialah tentang Mengenal Bentuk-Bentuk Keputusan Bersama.
Keputusan bersama ialah kesepakatan yang dibuat oleh anggota atau kelompok berdasarkan
kesadaran dan pemahaman secara rasional. Bentuk-bentuk dari keputusan bersama yaitu
keputusan mutlak para pemimpin atau orang yang lebih tua, keputusan melalui suara
terbanyak, dan keputusan musyawarah untuk mufakat.
Pengertian Demokratis
Menurut Azwar (2011: 13) sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Menurut
kelompok pemikiran ini sikap merupakan semacam kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu
objek dengan cara-cara tertentu.
Sikap Demokratis
Indikator keberhasilan kelas dalam meningkatkan sikap demokratis siswa menurut Fitri (2012:
41), dan Wibowo (2012:101) yaitu:
a. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
b. Sistem pemilihan ketua kelas dan pengurus kelas secara demokratis.
c. Mendasarkan setiap keputusan pada musyawarah mufakat.
d. Mengimplementasikan model-model pembelajaran yang dialogis dan interaktif.

Berdasarkan indikator di atas, maka peneliti menyatakan bahwa sikap demokratis siswa kelas
V SDN Majalengka Kulon I, SDN Tarikolot I, SDN Tarikolot II, dan SDN Cikasarung
hasilnya menunjukan banyaknya siswa belum mau berpartisipasi dalam mengemukakan
pendapat dalam musyawarah, belum menghargai satu sama lain, belum toleran dan belum
mampu bekerja sama, jika dibandingkan dengan indikator sikap demokratis di atas maka
belum mencapai indikator-indikator tersebut sehingga sikap demokratis di kelas V perlu
ditingkatkan.

Berikut adalah indikator sikap demokratis yang dikembangkan dari Fitri dan Wibowo, dan telah
disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran, yaitu:
a. Mengutamakan kepentingan bersama dan rela berkorban untuk kepentingan bersama.
b. Toleran atau menghargai dan menghormati pendapat orang lain yang berbeda.
c. Terbuka untuk menerima pendapat orang lain.
d. Tanggap dan berani mengemukakan pendapat dengan baik dan benar.
e. Bersikap terhadap informasi atau pandangan sehingga tidak mudah menerima dan menolak
pandangan orang lain.
f. Cerdas dan penuh pertimbangan dalam mengambil keputusan.
g. Menghormati hak orang lain.
h. Menjaga dan melaksanakan amanah dengan penuh tanggung jawab.
i. Hormat kepada guru.
j. Berperilaku sopan tidak merendahkan orang lain.

Metode Pembelajaran Value Clarification Technique (VCT)


VCT merupakan metode menanamkan nilai (values) yang merujuk pada pendekatan nilai dengan
cara sedemikian rupa sehingga peserta didik memperoleh kejelasan/kemantapan nilai. Menurut
Muslih (2011: 116), value clarification technique memberikan penekanan pada usaha membantu
siswa dalam mengkaji perasaan dan perbuatannya sendiri, untuk meningkatkan kesadaran
mereka tentang nilai- nilai mereka sendiri. Menurut Fathurrohman (2011: 36) teknik yang
digunakan dalam VCT bisa berupa angket dan tanya jawab, kemudian lahirnya metode ini
merupakan upaya untuk membina nilai-nilai yang diyakini, sehubungan dengan timbulnya
kekaburan nilai atau konflik nilai di tengah-tengah kehidupan masyarakat.
VCT dianggap cocok digunakan dalam pembelajaran PKn yang mengutamakan pembinaan
aspek afektif.

b) Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Sugiyono (2012: 58) mendefinisikan, “penelitian tindakan kelas sebagai penelitian
tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya”.
Penelitian ini dimaksudkan untuk menumbuhkan sikap demokratis siswa kelas V di SDN
Majalengka kulon I, SDN Tarikilot I, SDN Tarikilot II, dan SDN Cikasarung. PTK ini
dilaksanakan dalam bentuk siklus yang terdiri dari tahapan (fase): (1) perencanaan (planning),
(2) tindakan (action), (3) observasi (observation), (4) refleksi (reflection).
Perlakukan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran value clarification
technique adalah bagaimana peneliti dapat memberikan suasana pembelajaran yang demokratis,
sehingga secara tidak langsung dapat memberikan stimulus atau rangsangan terhadap anak
tentang karakter nilai-nilai demokratis. Analisis Data
1. Analisis Angket
2. Analisis Lembar Observasi
3. Analisis Hasil Tes Belajar Siswa
c) Hasil dan Pembahasan
Penerapan metode pembelajaran value clarification technique (VCT) dalam pembelajaran
PKn di kelas V Sekolah Dasar Penelitian ini berlangsung secara bertahap dari siklus I hingga
siklus IV. Proses pembelajaran dengan menerapkan metode pembelajaran value clarification
technique (VCT) yang dilakukan oleh peneliti mulai dari persiapan peneliti sebelum
melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan mempersiapkan segala sesuatu dari pembuatan
RPP, mempersiapkan materi, menyiapkan media pembelajaran dan lain sebagainya.

Dari hasil pengamatan yang dilakuan oleh observer bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran
dengan menerapkan metode pembelajaran value clarification technique (VCT) telah dilakukan
dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan hasil perolehan penilaian dari setiap siklusnya
mengalami peningkatan. Berdasarkan hasil penelitian, hasil angket sikap demokratis siswa
mengalami peningkatan diketahui bahwa rata-rata hasil angket sikap demokratis siswa siklus 1
yaitu 66,09%, siklus 2 71,64%, siklus 3 78,43%, serta siklus 4 82,08%. Hasil pengamatan yang
dilakukan oleh teman sejawat sebagai observer, dalam pelaksanaan pembelajaran dengan
menerapkan metode pembelajaran value clarification technique (VCT) telah dilakukan dengan
baik hal tersebut dibuktikan dengan adanya hasil penilaian kegiatan siswa diketahui bahwa rata-
rata hasil observasi sikap demokratis siswa siklus 1 yaitu 54,45%, siklus 2 65,76%, siklus 3
78,40%, serta siklus 4 85,23%.
BAB III PEMBAHASAN

A. Kelebihan dan Kekurangan Jurnal


a) Topik jurnal dari ketiga Jurnal yang di review sudah memiliki ruang lingkup yang
bagus dari segi isi jurnal. Secara detail penelitian yang dilakukan si penulis terhadap
strategi pembelajaran PKn di Sejolah Dasar sangat membuat siswa/i lebih minat
belajar.
b) Argumentasi penulis pada pendahuluan cukup detail menerangkan isi jurnal
c) Metodologi Penelitian cukup akurat
d) Implikasi dari penulis dapat diterapkan disetiap Sekolah
e) Identitas Jurnal Lengkap

Menurut saya dari ketiga jurnal tidak ada kekurangannya

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan dan Saran


Berdasarkan data, hasil penelitian, dan pembahasan tentang upaya yang dilakukan untuk
meningkatkan hasil belajar PKn siswa dengan menggunakan metode role-playing, Strategi
Pembelajaran Aktif Tipe Crossword Puzzle, metode pembelajaran value clarification technique
(VCT) dapat disimpulkan siswa/ I mulai meningkat proses pembelajarannya, sehingga penulis
menyarankan untuk guru-guru menerapkan metode tersebut kesiswa/i nya.

DAFTAR PUSTAKA
Ananda, Rizki. 2018. Peningkatan Pembelajaran PKn dengan Penerapan Metode Role- Playing
Siswa Kelas II SDN 003 Bangkinang Kota. Jurnal Basicude.Vol 2 No 1. Hal 33-42

Miswandi.2018.Peningkatan Hasil Belajar PKn SD melalui Strategi CrosswordPuzzle.Jurnal


Pendidikan. Vol 2 No 3

Rodiyana, Roni. 2019. Penerapan Metode Pembelajaran VCT ( Value Clarification Technique)
untuk meningkatkan Sikap Demokratis Siswa dalam Pembelajaran PKn di Sekolah Dasar.Jurnal
Cakrawala Pendas.ISSN 2579-4442.Vol 5 No 1

Anda mungkin juga menyukai