Anda di halaman 1dari 18

CRITICAL JOURNAL REVIEW

MK. PROFESI KEPENDIDIKAN

PRODI PENDIDIKAN
JASMANI

Skor Nilai :

The Online Learning of Teacher Profession Education Program (PPG) for In-
service English Teachers: Challenges and Accelerated Learning Factors
(Jurnal Pendidikan Indonesia, I.G.A. Lokita Purnamika Utami, Oktober 2018)

NAMA MAHASISWA : MUSA RIVAI

NIM: 6213311046

DOSEN PENGAMPU: RONI SINAGA, S.Pd., M.Pd.

MATA KULIAH: PROFESI PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022
KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji kami panjatkan kepada tuhan yang maha Esa, yang selalu
melimpahkan rahmat dan keampunan kepada hamba-hambanya, dan juga memberikan
kemudahan sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik dan tepat pada
waktunya.
Adapun yang menjadi judul tugas saya adalah “Critical Jurnal Review”, salah satu tugas
mata kuliah profesi pendidikan yang diampuni oleh bapak Roni Sinaga, S.Pd., M.Pd .Tugas
critical jurnal ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita
semua tentunya dalam hal ini sendiri.
Saya tentunya sangat menyadari bahwa laporan critik jurnal ini jauh dari kata sempurna,
oleh karena itu jika dalam penulisan ini terdapat berbagai kesalahan dan kekurangan dalam
menulisannya, maka para pembaca ponulis memohon dengan sebesar-besarnya, untuk itu
saran dan kritik yang membangun dari ibu sangat dibutuhkan. Hal tersebut semata-mata agar
menjadi evaluasi dalam pembuatan tugas ini.
Mudah-mudahan dengan adanya pembuatan tugas ini dapat memberikan manfaat berupa
ilmu pengetahuan yang baik bagi penulis maupun pembaca.

MEDAN, MEI 2022

MUSA RIVAI
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................

DAFTAR ISI......................................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................................
A. Latar belakang.......................................................................................................
B. Tujuan penulisan...................................................................................................
C. Manfaat penulisan.................................................................................................
D. Identitas jurnal......................................................................................................

BAB 2 RINGKASAN ISI JURNAL.................................................................................


A. Jurnal umum..........................................................................................................
B. Jurnal pembanding................................................................................................

BAB 3 PEMBAHASAN.....................................................................................................
A. Pembahasan isi jurnal...........................................................................................
B. Keunggulan dan kekurangan jurnal....................................................................

BAB 4 PENUTUP..............................................................................................................
A. Kesimpulan.............................................................................................................
B. Rekomendasi .........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mengkritik jurnal adalah kegiatan untuk melatih berpikir secara kritis dalam mencari
informasi yang terdapat dalam jurnal. Di dalam mengkritik jurnal, mahasiswa maupun
mahasiswi tentunya memiliki metode masing-masing untuk mengkritik jurnal dengan mudah
dan baik.
Critical Journal Review (CJR) ini sangat penting untuk kalangan pendidikan terutama
buat mahasiswa maupun mahasiswi karena dengan mengkritik suatu jurnal maka mahasiswa/i
dapat melihat mana jurnal yang perlu diperbaiki dan mana jurnal yang sudah baik untuk
digunakan berdasarkan dari penelitian yang telah dilakukan oleh penulis jurnal tersebut,
setelah dapat mengkritik jurnal maka diharapkan mahasiswa/i dapat membuat suatu jurnal
karena sudah mengetahui bagaimana kriteria jurnal yang baik dan benar untuk digunakan dan
sudah mengerti bagaimana cara menulis atau langkah-langkah apa saja yang diperlukan
dalam penulisan jurnal tersebut.

B. Tujuan Penulisan CJR


Ada beberapa tujuan dalam penulisan CJR ini, yaitu :
1. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah kepemimpinana
2. Mencari dan mengetahui informasi yang diberikan jurnal
3. Melatih diri untuk berfikir kritis dalam menilai informasi yang diberikan jurnal
4. Memahami 2 jurnal dengan mencari kelemahan dan kekurangan dari jurnal yang
dikritik

C. Manfaat
Ada beberapa manfaat yang didapat dalam mengkritik jurnal, yaitu:
1. Menambah wawasan pengetahuan dari informasi jurnal
2. Melatih siswa merumuskan serta mengambil kesimpulan-kesimpulan atas jurnal
yang dianalisis tersebut
3. Dapat mengetahui jurnal mana yang lebih baik digunakan sebagai sumber ilmu
D. Identitas Journal
1. Judul jurnal : The Online Learning of Teacher Profession Education Program (PPG)
for In-service English Teachers: Challenges and Accelerated Learning Factors
2. Nama Jurnal : Jurnal Pendidikan Indonesia
3. Pengarang : I.G.A. Lokita Purnamika Utami
4. Penerbit : English Language Education Department, Universitas Pendidikan
Ganesha e-mail: lokitapurnamika@undiksha.ac.id
5. Nomor ISSN : 541-7207
6. Alamat Situs : file:///C:/Users/ASUS/Downloads/chintyaariputri,+10.+I.G.A.
+Lokita+Purnamika+Utami+JPI,+OK.edited.pdf

1. Judul jurnal : KEMANDIRIAN BELAJAR MAHASISWA PENJAS MENGGUNAKAN


MEDIA GOOGLE CLASSROOM MELALUI HYBRID LEARNING PADA PEMBELAJARAN
PROFESI PENDIDIKAN DI MASA PANDEMI COVID-19
2. Nama Jurnal : Jurnal Teknologi Pendidikan
3. Pengarang : Azizatul Banat , Martiani
4. Penerbit : Universitas Dehasen Bengkulu azizatulbanat@unived.ac.id,
annie.phaph@unived.ac.id
5. Nomor ISSN : 2407-7437
6. Alamat Situs : file:///C:/Users/ASUS/Downloads/20147-45335-1-SM.pdf

1. Judul jurnal : HUBUNGAN ANTARA MINAT PROFESI GURU DAN SIKAP KEGURUAN
TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN PROFESI PENDIDIKAN DAN KESIAPAN
MAGANG MAHASISWA PROGRAM STUDI MIPA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
TAPANULI SELATAN T.A. 2017-2018
2. Nama Jurnal : Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli
Selatan
3. Pengarang : Adi Syaputra, M.Pd Dan Laila Tussifah Lubis M.Pd
4. Nomor ISSN : 2614-6061
5. Alamat Situs : file:///C:/Users/ASUS/Downloads/727-File%20Utama%20Naskah-
1232-1-10-20181112.pdf
BAB 2
RINGKASAN ISI ARTIKEL

1. Pendahuluan
Introduction
English teachers around the world have been trying to integrate technology into their
classes. They come with various tech tools to deepen students’ English language
learning. Despite how exciting it may sound, using technology in English classes is also
considered challenging. English teachers need to determine which tech tools
appropriate to help their class achieve the learning objectives and how to implement
these tools so that they enhance students’ English language acquisition. For this to
happen, they need to be technologically literate and receptive to learning with
technology integration. With the germination of English learning sites, English teachers
have a wider alternative for learning. They can choose what to learn, how to learn, and
when to learn. Advanced technology allows teachers to do online professional learning
which breaks down the time and spatial constraint (Trust, Krutka, & Carpenter, 2016).
Online professional learning allows self-driven learning which avoids uniform acquisition
of knowledge and skills. Furthermore, online professional learning has recently been a
common practice especially since the opportunity for every teacher to attend a
professional development program is not always available. For example, in the
Indonesian context, this opportunity is given by the principal of the school to those
teachers who need the most in regard to upgrading their career level (Utami &
Prestridge, 2018). There is a tendency to give professional development opportunity
through prioritizing teachers who in need of credit points because they are within the
time to upgrade their career level.
nize and develop education and non-education sciences? Before a Teacher Profession
Education program or PPG for an in-service teacher is implemented, PPG for pre-service
teachers has also been held. What distinguishes PPG for in-service teachers from that for
pre-service teachers is in its online learning system. The participants of PPG for in-
service teachers are teachers with wider responsibilities such as teaching at school,
facilitating students with their extracurricular activities, etc. Hence the online learning
method is expected to enable teachers to attend the program without leaving their
teaching obligations. This PPG for in-service teachers program has been prepared by the
Ministry of Research, Technology, and Higher Education in 2017. The program is
organized by universities determined by the said Ministry to answer the problem of low
teacher competency. The Directorate General of Learning and Student Affairs, in 2018
has developed a learning System of PPG for in-service teachers in the form of a Hybrid
Learning System. The application of the Hybrid Learning System is expected to produce
graduates (in-service teachers) who are competent and adaptable to the development
of the industrial era 4.0 so as to produce good quality students. In an effort to encourage
the establishment of the Hybrid Learning System in all organizing colleges, technical
guidance on using Hybrid Learning System was organized. PPG for in-service teachers
began in June 2018 and was carried out in 1 (one) semester. This program is structured
with the combination of online learning, workshops at university, and practical teaching.
During the first 3 (three) months, the participants take part in deepening material
through online learning which weighs 10 credits. Then it is followed by 5 (five) weeks
attending workshops on teaching and education at the Teacher Training Universities
which weighs 8 (eight) credits. Afterward, the participants are required to do practical
teaching for 3 (three) weeks at some school which weighs 6 (six) credits (Direktorat
Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, 2018)

Jurnal 2
Hybrid Learning ini diterapkan oleh peneliti sejak pertengahan semester hingga akhir
semester untuk dapat meneruskan proses belajar mengajar, adapun media yang
digunakan adalah media google classroom yang dapat diakses melalui laptop ataupun
android, cukup mudah dipelajari serta merupakan aplikasi yang cukup ringan untuk
menjangkau mahasiswamahasiswa meski dengan berbagai keterbatasan
aringan internet dari rumah. Meskipun dengan keadaan tanpa persiapan yang maksimal,
namun peneliti berupaya mempelajari dari berbagai rujukan penelitian terdahulu untuk
dapat meneruskan proses belajar mengajar dengan maksimal di masa pandemi COVID-
19. Beberapa penelitian tentang blended learning digunakan peneliti sebagai rujukan
antara lain: Penelitian I Ketut Widiara (2018) berjudul “Blended Learning sebagai
Alternatif Pembelajaran di Era Digital” menjelaskan bahwa blended learning merupakan
salah satu pilihan ketika belajar tidak cukup hanya dengan tatap muka, disamping itu
pula blended learning merupakan salah satu alternatif strategi belajar mengajar
ditengah pesatnya arus informasi dan komunikasi di berbagai lapisan masyarakat maka
pilihan ini cukup tetap untuk memadukan pembelajaran tatap mukan dan online.
Penambahan inovasi yang tepat dapat membangkan kemandirian dan percaya diri siswa
dalam mengeksplorasi sumber belajar tidak hanya dari guru saja. Penelitian selanjutnya
dilakukan oleh Sulihin B. Sjukur (2013) berjudul “ Pengaruh Blended Learning Terhadap
Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Siswa Tingkat SMK” , Hasil penelitian Sulihin B. Sjukur
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan motivasi belajar siswa menggunakan blended
learning dibandingkan siswa yang diajarkan pembelajaran konvensional, kemudian ada
peningkatan motivasi siswa akibat penerapan blended learning. Berdasarkan
permasalahan dan kondisi diatas, peneliti tertarik untuk melakukan pengkajian lebih
mendalam mengenai Kemandirian Belajar Mahasiswa Penjas Menggunakan Media
Google Classroom Melalui Hybrid Learning Pada Pembelajaran Profesi Pendi

Jurnal 3
Pada era modern revolusi industri 4.0 perkembangan Teknologi Informasi (TI) semakin
berkembang pesat, perkembangan teknologi dan komunikasi telah membawa
perubahan yang sangat besar bagi kemajuan dunia pendidikan, serta memberikan
kemudahan untuk mendapatkan berbagai ragam informasi yang sangat luas terutama
pemanfaatanya dalam proses belajar mengajar. Tantangan dan kebutuhan dalam
kegiatan pembelajaran semakin berkembang seiring dengan kemajuan teknologi
informasi dan komunikasi. Salah satu tantangan dalam memenuhi kebutuhan belajar
mengajar saat ini adalah pengintegrasian teknologi informasi sebagai alternatif untuk
menyampaikan isi pembelajaran. kebutuhan akan adanya suatu konsep dan mekanisme
serta inovasi pembelajar yang baru dengan mengintegrasikan teknologi informasi
kedalam sutau proses pembelajaran (Sutrisno, T., 2016). Pengintegrasian teknologi
tersebut semakin distimulus juga oleh terjadinya pendemi covid-19 yang tidak
memungkinkan proses pelaksanaan pembelajaran secara tatap muka, sehingga perlu
suatu inovasi media pembelajaran yang mendukung proses pembelajaran secara daring
(online) . Salah satu media yang dibutuhkan berupa penerapan media pembelajaran e-
learning berbasis web, e-learning adalah salah satu revolusi di bidang pendidikan
berbasis teknologi internet (Purwandani, I, 2018). Diamana pembelajaran e-learning
berbasis web ini diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan sehingga tujuan
pendidikan yang diinginkan dapat tercapai (Harahap, S. H., 2015). Adanya suatu inovasi
dalam proses pembelajaran, diharapkan dapat merubah metode pembelajaran yang
semula pelajaran berpusat pada peserta didik atau disebut juga (student center
learning), berubah menjadi pembelajaran yang berpusat pada tenaga pendidik (teacher
center learning). Serta mengimplementasikan perubahan dari pola pembelajaran
terisolasi terbatas hanya di dalam kelas menjadi pelajaran secara jejaring yang
memungkinkan peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja
yang dapat dihubungi serta di peroleh dari internet sehingga mahasiswa dapat belajar
secara mandiri (Sohibun, S., & Ade, F. Y., 2017). Dengan perubahan metode
pembelajaran tersebut, tenaga pendidik tidak lagi sebagai sumber utama dalam
pembelajaran melaikan berubah peran mejadi fasilitator, hal ini membuat tenaga
pendidik perlu menyediakan media pembelajaran secara jejaring atau terhubung ke
internet untuk memberi ruang kepada mahasiswa agar bisa belajar secara mandiri sesuai
dengan ketertarikan, kemampuan dan gaya belajarnya. Salah satu sarana utama dalam
mendukung pembelajaran secara jejaring atau terhubung ke internet dengan
memanfaatkan media pembelajaran e-learning (Widiantoro, B., & Rakhmawati, L.,
2015). STKIP Muhammadiyah Muara Bungo dalam proses pembelajaran matakuliah
Profesi Kependidikan data belum mengoptimalkan dan memanfaatkan e-learning dalam
proses pembejarannya, pembelajaran yang terjadi saat ini masih terbatas dan bersifat
umum dengan bergantung pada pertemuan pembelajaran di kelas sedangkan tingkat
kemampuan intelektual seorang mahasiswa berbeda–beda dalam memahami setiap
materi pelajaran yang ada. Untuk menghindari hal tersebut maka tanaga pendidik harus
dapat menyusun strategi serta inovasi baru dalam pembelajaran sehingga perlu
dikembangkan media pemebelajaran e-learning berbasis web untuk mengulang
pelajaran di luar proses pembelajaran formal (Andrizal, A., & Arif, A., 2017). Dengan
adanya media pembelajaran e-learning berbasis web ini diharapkan mampu mendukung
proses kegiatan dalam pembelajaran peserta didik dan menciptakan kegiatan
pembelajaran yang efektif, aktif, dan menyenangkan, sehingga tujuan pendidikan dapat
dicapai secara maksimal. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan sebuah media
pembelajaran e-learning berbasis web pada matakuliah profesi kependidikan
2. DESKRIPSI ISI
1. Jurnal Utama
The study was approached qualitatively through a case study method. 15 English
teachers who were the participants of PPG for the in-service teacher program at
Universitas Pendidikan Ganesha in 2018 and 2 English online learning mentors were
involved in the study. The main data were collected by using an informal interview
which was conducted approximately within 30-60 minutes for each participant. An
informal interview is unstructured as its questions are unplanned but more flexible
and developed as the interview progresses (Creswell, 2012). The interviews were
transcribed verbatim and content analyzed through the systematic classification
process of coding and identifying themes or patterns. This involved condensation,
coding, and categorizing the data (Erlingsson & Brysiewicz, 2017). Data triangulation
was done by collecting data from several resources/ people. To preserve
participants' confidentiality, their names are replaced by pseudonyms throughout
this article.
2. Jurnal 2
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan data penelitian menggunakan data
kualitatif. Penelitian ini dilakukan di Program Studi Pendidikan Jasmani FKIP
Universitas Dehasen Bengkulu. Populasi berjumlah lebih kurang 120 orang (Kelas
A1, A2, A3). Sampel digunakan adalah mahasiswa Pendidikan Jasmani semester II
Tahun Akademik 2019/2020. Pengambilan sampel digunakan dengan cara random
sampling yaitu kelas A1 dan A2 berjumlah 80 orang. Teknik pengumpulan data
menggunakan teknik triangulasi teori dengan expert judgement, kuesioner dan
wawancara serta pengamatan. Tim ahli (expert) yang membantu penelitian ini
terdiri dari: 2 orang ahli, 1 orang di bidang bahasa ( Ibu Mariska Febrianti, S.S.,
M.Pd./ Dosen Bahasa di UNIVED Bengkulu) untuk menilai bahasa instrumen angket
dan wawancara tidak terstruktur , serta 1 orang ahli di bidang pendidikan (Bapak Edi
Susanto, M.Pd./Dosen di Program Studi Pendidikan Komputer FKIP Universitas
Dehasen Bengkulu). Pelaksanaan penelitian dilaksanakan selama 2 bulan (setengah
semester) dengan jumlah pertemuan belajar sebanyak 6 kali pertemuan belajar (3
kali pembelajaran tatap muka dan 3 kali pembelajaran online), dan 2 kali tes (post-
test dan pre-test) untuk melihat kestabilan nilai belajar. Selama pembelajaran tatap
muka tetap berbantuan media online Google Classroom untuk mengarahkan
penugasan dan pembelajaran). Dari pelaksanaan pembelajaran tersebut, dilakukan
pengamatan pembelajaran oleh peneliti dan tim ahli dan di akhir pembelajaran
mahasiswa diberikan angket untuk menilai tingkat kemandirian belajar mahasiswa,
dan dilakukan wawancara pada beberapa mahasiswa yang dipilih acak sebanyak 10
orang. Adapun instrumen angket kemandirian belajar menggunakan 5 alternatif
jawaban: Selalu (SL), Sering (SR), KadangKadang (KK), Jarang (JR), Tidak Pernah (TP),
5 alternatif ini diberikan nilai tertinggi pada angka 5 untuk SL sampai dengan nilai
terendah pada angka 1 untuk TP. Berikut ini merupakan kisi-kisi instrumen
kemandirian belajar siswa untuk butir yang telah divalidasi oleh tim expert
judgement:
3. Jurnal 3
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan Research and
Development (R&D). Langkah penelitian pengembangan media pembelajaran
elearning berbasis web pada matakuliah Profesi Kependidikan STKIP
Muhammadiyah Muara Bungo adalah sebuah media pembelajaran yang valid,
praktis, dan efektif yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Prosedur pengembangan media pembelajaran berbasis web ini menggunakan 4-D
(four_D Model), yang terdiri dari beberapa tahapan yaitu, Define, Design,
Development, and Dissemination. (Amri, I., Syuhendri, S., & Ketang, W. 2015).
Adapun langka-langkah analisis yang dilakukan adalah: a. Analisis Ujung Depan
(front-end analysis). Pada analisis ujung depan menitik beratkan pada
pengidentifikasian masalah pembelajaran yang terjadi disekolah, sehingga dapat
menentukan solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah yang terjadi. Dalam
hal ini peneliti mengembangkan sebuah media pembelajaran berbasis web yang
digunakan untuk menyelesaikan masalah tersebut. b. Analisis mahasiswa (learner
analysis). Analisis mahasiswa dilakukan untuk mendapatkan gambaran karakteristik
mahasiswa, yaitu bagaimana tingkat kemampuan atau perkembangan
intelektualnya, juga keterampilan-keterampilan individu atau sosial yang sudah
dimiliki oleh mahasiswa. c. Analisis konsep (concept analysis). Pada analisis konsep
ini yang dianalisis adalah kebutuhan tentang materi ajarnya yaitu tentang standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang bertujuan untuk menentukan jumlah dan
jenis bahan ajar, serta sumber belajar yang akan digunakan oleh dosen. d. Analisis
Tugas (task analysis). Analisis ini dilakukan untuk menentukan bentuk soal atau
ujian yang akan digunakan sesuai dengan materi yang akan dikuasai oleh
mahasiswa. e. Perumusan tujuan pembelajaran (specifying instructional
objectives). Perumusan tujuan pembelajaran berguna untuk merangkum hasil dari
analisis konsep dan analisis tugas untuk menentukan perilaku objek penelitian, yaitu
dengan menggunakan media yang dikembangkan.

BAB 3
PEMBAHASAN ANILISIS
1. Pembahasan
1.Jurnal Utama
Thus, it is important to discuss what might make online learning successful.
a. The mentor factor: Enthusiastic mentor triggers participants’ enthusiasm The
participants mentioned that several mentors demonstrated high enthusiasm and
provided support which increased their own learning motivation. Literature mentions
that a mentor needs to demonstrate professional enthusiasm or their professional
excitement to facilitate the online learning process. As mentioned by Utami, Saukah,
Cahyono, & Rachmajanti (2017) professional enthusiasm is a very important affective
factor of teachers' professionalism. In fact, teachers' enthusiasm is an indicator of
teachers' genuine involvement in a professional effort (Utami, 2017). In the context of
this online learning program, the mentor's enthusiasm inspired the participants to be
actively involved. The enthusiasm was identified through the creativity of directing the
discussion, the willingness to spend time for assisting, providing feedback, and
facilitating the participants. For example, the mentor used the announcement tool to
motivate participants to finish their tasks, to be actively involved in the discussion, or to
post that a new discussion issue has been uploaded in the forum.
b. The participant factor: active participants versus passive participants The participants
observed that there were two kinds of online learning participants, the ones who were
active in the forum discussion, and the one who were passive. The second type was
those who only read and obtained information but stayed uninvolved in the discussion.
Literatures have mentioned that not all online learners are willing to contribute to the
discussion. (Trust, 2017) in his study on a math subject-based community online
learning, observed not all teachers are actively involved in knowledge sharing activities.
They were identified with the term 'contemplator', as they only read and assess the
shared knowledge in the online community. This type of online learners are also
mentioned with the term 'lurkers' (Hur & Brush, 2009) who are passive engagers seeking
content for self-fulfilling professional needs. While the active participants termed as
'contributor'. It is an individual who replies to requests for action or shares best
practices, links, resources, and other relevant knowledge with the community (Trust,
2017). It is a common knowledge that learners who want to pursue knowledge and put
serious effort into the learning process feel the benefit of their learning much more than
the ones who don't. The first type of learners are willing to ask in order to pursue
information to solve problems, while those of the second type are inclined to wait for
others (mentor or other students) to solve their problems. Omar, Hassan, & Atan (2012)
discover that "…learners' attitude pertaining to the online learning environment is
influential to students' engagement in e-mentoring. Learners who are able to control
their own learning and utilized various assisted functions in online learning engage more
to their mentor" (p. 473). In other words, the participants of the online learning
program who are active to pursue knowledge have a better engagement with the
mentor.
c. The managerial factor: the importance of assistance Another factor that is not less
important is managerial factors. This is the core of online learning as everything should
be managed and put in place so that the program works. In relation to establishing
participants' commitment in online learning Zainuddin, Kamaluddin, & Hassan (2012)
found that some managerial aspects may help such as establishing a timetable or
schedule, regular contact with learning facilitators, and clear learning objectives. During
the online learning of PPG for the in-service teacher program, one predetermined
schedule was created. This schedule was applied by all teacher training universities
which hosted the programs all over Indonesia. However, the two mentors involved in
the study observed that the reachable assistance was only related to IT issues, when the
mentor had problems with content-related material uploaded in the system, there was
little to no assistance on this matter. The mentors perceived that managerial factor is
affecting the quality of online learning.
d. The facility factor: The internet connection and teaching materials Online learning is
depended on internet connection. Thus, the internet connection becomes one of the
most determining factors of effective online learning. Unfortunately, not all participants
were in the area where stable internet connection was available. Those participants
could not engage as actively as those who had access to a good internet connection.
Those participants tried to go to the nearest city with a better internet connection and
downloaded modules and assignments instruction and submitted before the determined
time. However, they could not participate fully in the discussion forum which normally
took place in the evening when both mentors and participants were having the more
flexible time and freed from the daily routines. Cashion & Palmieri (2002) has mentioned
that the greatest challenges to a high-quality online learning experience for students are
access to the internet. This obstacle can include bandwidth, fast and affordable internet
access, speed of software, and access to up-to-date equipment. Besides internet
connection, good teaching material is also a key feature of an effective online learning
program. Online learning programs should provide high-quality design materials and a
range of available navigational choices for participants. The problem with uploaded
modules regarding its incompleteness became an issue during the online learning
implementation. Participants have reported that they had to contact the mentor from
time to time to get clarification on the materials.

2. Jurnal 2
Berdasarkan gambar diatas, cukup memperkuat bahwa diperoleh hasil tes cukup baik
pada hasil tes akhir mahasiswa, meskipun keadaan Pandemi COVID-19 menyebabkan
banyak kekhawatiran mahasiswa dan pengajar untuk dapat bertahan melaksanakan
proses pembelajaran ditengah ketidaksiapan teknologi dan kemampuan dalam
penggunaan teknologi, namun hal ini membuktikan bahwa penggunaan media dan
pembelajaran Hybrid Learning dapat menjadi solusi untuk mempertahankan serta
meningkatkan kemandirian belajar mahasiswa Penjas, meskipun pada umumnya
mahasiswa Penjas merupakan mahasiswa yang sulit beradaptasi dengan pembelajaran
Hybrid Learning disebabkan banyaknya mata kuliah praktek yang lebih menarik
dibandingkan pembelajaran teori seperti mata kuliah Profesi Pendidikan, namun hasil
akhir tes cukup baik begitupun hasil data angket dan wawancara.

3. Jurnal 3
1. Validasi Kegiatan validasi media pemebelajaran ini dilakukan setelah media selesai
dibuat atau dirancang. Validasi produk ini melibatkan beberapa ahli sesuai dengan
keahliannya masingmasing. Saran ataupun masukan yang diberikan oleh para ahli akan
menjadi dasar untuk dilaksanakan revisi media, sehingga media yang dikembangkan
untuk kegiatan uji coba sudah benar-benar siap digunakan. Adapun validasi yang
dilakukan yaitu pada validasi media dan isi materi, dimana hasil analisis uji validitas
kepada ahli media diperoleh rata-rata aspek sebesar 0,89> 0,667 maka media
pembelajaran termasuk pada kategori Valid. Selanjutnya hasil validasi dengan ahli
materi diperoleh rata-rata 0,93>0,667 maka materi yang terdapat dalam media
pembelajaran dinyatakan valid. Sehingga didapat nilai rata validitas media dan materi
pelajaran sebesar 0.91 % maka uji validitas materi dan madia pembelajaran oleh ahli
dinyatakan valid.
2. Data Uji Praktikalitas Data uji praktikalitas dilakukan oleh dosen sebagai praktisi dan
juga mahasiswa sebagai pengguna. Data praktikalitas dosen/praktisi diperoleh dari
angket yang diisi oleh dosen matakuliah profesi kependidikan yaitu Fauziah, S. Pd.,
M.Pd.T dengan nilai pada aspek kemudahan media sebesar 86.66%, aspek efektifitas
waktu sebesar 83.33% dan aspek kegunaan media sebesar 100%. Sehingga rata-rata
tingkat praktikalitas media yang dikembangkan sebesar 90% dengan kategori sangat
praktis. Selanjutnya data praktikalitas mahasiswa yang didapatkan dari angket yang
disebarkan maka hasil rata-rata respon mahasiswa terhadap media yang dikembangkan
sebesar 85.75% dengan kategori sangat praktis.
M.Pd.T dengan nilai pada aspek kemudahan media sebesar 86.66%, aspek efektifitas
waktu sebesar 83.33% dan aspek kegunaan media sebesar 100%. Sehingga rata-rata
tingkat praktikalitas media yang dikembangkan sebesar 90% dengan kategori sangat
praktis. Selanjutnya data praktikalitas mahasiswa yang didapatkan dari angket yang
disebarkan maka hasil rata-rata respon mahasiswa terhadap media yang dikembangkan
sebesar 85.75% dengan kategori sangat praktis.
3. Data Uji Efektifitas Data uji efektifitas dilakukan terhadap mahasiswa kelas A pada
matakuliah profesi kependidikan di STKIP Muhammadiyah Muara Bungo program studi
Pendidikan Teknologi Informasi (PTI) pada semester genap tahun ajar 2020/2021 dengan
jumlah 32 mahasiswa. Untuk menguji efektifitas melalui hasil belajar sebelum dan
sesudah menggunakan media pembelajaran yang dikembangkan. Adapun hasil pre-test
mahasiswa yang dilakukan terdiri dari 32 orang mahasiswa. Maka, dari hasil pre-test
terdapat 3 mahasiswa yang lulus dengan presentase sebesar 9.375% dan yang tidak lulus
terdapat 29 mahasiswa dengan presentase sebesar 90.625%. Sedangkan hasil pos-test
yang dilakukan terdapat 28 mahasiswa yang lulus dengan presentase sebesar 87.5% dan
yang tidak lulus terdapat 4 mahasiswa dengan presentase 12.5%. Secara keseluruhan
dari nilai pre-test dan pos-test ini terdapat peningkatan sebesar 78.125%. Peningkatan
hasil belajar ini pun dihitung dengan menggunakan uji-t paired sample yang mana hasil
dari preetest dan posttest yang dilakukan mendapatkan nilai uji-t sebesar 0.368<2.099.
sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar sebelum dan
sesudah diterapkan e-learning.
4. Tahap penyebaran (dissemination)
Pada tahap ini media pembelajaran diterapkan sudah siap untuk digunakan oleh tenaga
pendidik dan peserta didik dalam proses pembelajaran. Media yang sudah siap dapat
disebarkan atau digunakan oleh kelas yang lain yang ada di STKIP Muhammadiyah
Muara Bungo yang mempunyai matakuliah yang sama seperti program studi Pendidikan
Bahasa Inggris (PBI), Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) dan Pendidikan Jasmani,
Kesehatan dan Rekreasi (PJKR). Tahap penyebaran ini dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui keterlaksanaan penggunaan media pembelajaran e-learning oleh dosen
maupun mahasiswa, sehingga media dapat dimanfaatkan oleh STKIP Muhammadiyah
Muara Bungo sebagai bagian dari alat bantu yang dapat digunakan untuk meningkatkan
hasil belajar mahasiswa melalui pembelajaran yang bermutu.

2. Kelebihan dan Kekurangan


Kelebihan
- Untuk Jurnal utama dari segi tata Bahasa mudah dimengerti.
- Metode penelitian Jurnal utama yang digunakan lengkap penjelasannya secara
rinci.
- Penulisan pada Jurnal pembanding 1 dalam penulisan baik spasi yang
digunakan tepat,sehingga memudahkan pembaca untuk membacanya.
- Jurnal pembanding 1 sudah baik karena menggunakan tabel presentasi
- Untuk Jurnal Pembanding 1 Materi yang disajikan lebih rinci.
- Dari segi isi jurnal pembanding 2 mudah dipahami.

Kekurangan
- Jurnal yang utama terlalu rapat
- Jurnal pembanding 1 font yang terlalu kecil
- Jurnal pembanding 2 spasi yang tidak rapi sehingga terlihat kurang baik untuk
dilihat pembaca
BAB IV
KESIMPULAN
1. Kesimpulan
Perlu selalu menanamkan nilai-nilai kemandirian belajar dalam diri, hal ini
penting dilakukan sehingga mahasiswa selalu siap dalam keadaan apapun baik
secara mental dan fisik dalam menghadapi kegiatan dan perubahan proses
pembelajaran daring atau secara hybird sehinggal setiap mahasiswa dan siswa
dapat menambah ilmu yang lebih banyak lagi karena selalu belajar mandiri dan
memahaminya dengan lebih mudah.
Kemudian pembelajaran melalui web e-learning juga sangat penting saat
melakukan pembelajaran secara daring karena efektif saat melalukan
pembelajaran daring ini
2. Rekomendasi
Bagi pembaca sebaiknya saya merekomendasikan untuk mengkaji lebih
lanjut ketiga jurnal tersebut, dan saya berpendapat bahwa tidak cukup
bagi kita untuk menggunakan ketiga artikel tersebut untuk
memperdalam mengenai profesi kependidikan ini.
DAFTAR PUSTAKA
Cashion, J., & Palmieri, P. (2002). The secret is the teacher’: The learner’s view of online learning.
NCVER, Adelaide. Creswell, J. W. (2012). Educational research: Planning, Conducting and Evaluating
Quantitave and Qualitative Research. Boston: Pearson Education, Inc. Direktorat Jenderal Guru dan
Tenaga Kependidikan. (2018). Pendidikan Profesi Guru (PPG) Dalam Jabatan Tahun 2018. Retrieved
from https://drive.google.com/file/d/1KPD492LDt4thXU_xc8OUgPVTjx3W50jt/view Elder, H. T.
(1996). The cascade model of training : its place in the Pacific. Pacific Curriculum Network, 5(1), 13–
15. Retrieved from http://directions.usp.ac.fj/collect/direct/index/assoc/D1064942.dir/doc.pdf
Erlingsson, C., & Brysiewicz, P. (2017). A hands-on guide to doing content analysis. African Journal of
Emergency Medicine, 7(3), 93–99. https://doi.org/10.1016/j.afjem.2017.08.001 Hood, N. (2017).
Conceptualising online knowledge sharing: what teachers’ perceptions can tell us. Technology,
Pedagogy and Education, 1–13. https://doi.org/10.1080/1475939X.2017.1348980
Bender, W., & Waller, L. (2014). Google Apps. In Cool Tech Tools for Lower Tech Teachers: 20 Tactics
for Every Classroom. https://doi.org/10.4135/9781483387840.n 16 Bersin, J. (2004). The Blended
Learning Book: Best Practices, Proven Methodologies, and Lessons Learned. San Fransisco: Pfeiffer
Publishing Brookfield, S.D. (2000) Understanding and Facilitating Adult Learning. San Fransisco:
Josey-bass Publisher.
Amri, I., Syuhendri, S., & Ketang, W. (2015). Pengembangan Media Pembelajaran E-Learning Berbasis
WEB Untuk Mata Kuliah Pendahuluan Fisika Inti. Jurnal Inovasi Dan Pembelajaran Fisika, 2(1), 25-35.
Andrizal, A., & Arif, A. (2017). Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Pada Sistem E-Learning
Universitas Negeri Padang. INVOTEK: Jurnal Inovasi Vokasional Dan Teknologi, 17(2), 1-10.

Anda mungkin juga menyukai