Skor Nilai:
JOURNAL INOVASI
Nama :
NIM :
Kelas :
Dosen Pengampu :
Mata Kuliah : Profesi kepemdidikan
MEDAN
FEBRUARI 2020
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
yang telah memberikan kita kesehatan, kekuatan, sehingga kita dapat berkumpul diruangan
Ekstensi H yang kita sama sama cintai ini.
Akhirnya saya dapat menyelesaikan makalah Critical Jurnal ini tepat pada waktunya.
Walaupun hasilnya masih jauh dari apa yang menjadi harapan pembimbing. Namun sebagai awal
pembelajaran dan supaya menambah spirit dalam mencari pengetahuan yang luas dilapangan,
bukan sebuah kesalahan jika saya mengucapkan kata syukur. Dan juga reviewer sangat
berterimakasih kepada ibu Dwi Maya Novitri selaku dosen mata kuliah Profesi kependidikan yang
telah memberikan tugas ini.
Kesalahan yang terdapat di dalam jelas ada.Namun bukanlah kesalahan yang tersengaja
melainkan karena khilafan dan kelupaan. Dari kesemua kelemahan saya kiranya dapat dimaklumi.
Demikian, harapan saya semoga hasil makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.Dan
menambah referensi yang baru sekaligus ilmu pengetahuan yang baru pula, amin.
Penulis
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN....................................................................................................1
A. Pendahulan .................................................................................................................3
B. Deskripsi isi ...............................................................................................................4
A. Kesimpulan ................................................................................................................11
B. Rekomendasi ..............................................................................................................11
LAMPIRAN..........................................................................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Critical Journal Review (CJR) sangat penting untuk kalangan pendidikan terutama buat
mahasiswa maupun mahasiswi karena karena dengan mengkritik jurnal mahasiswa/I ataupun
sipengkritik dapat membandingkan dua jurnal dengan tema yang sama, dapat melihat jurnal yang
perlu diperbaiki dan mana jurnal yang sudah baik untuk digunakan berdasarkan penelitian yang
telah dilakukan oleh penulis jurnal tersebut. Setelah dapat mengkritik jurnal maka diharapkan
mahasiswa/I dapat membuat suatu jurnal karna sudah mengetahui bagaimana kriteria jurnal yang
baik dan benar untuk digunakan, dan sudah mengetahui cara menulis atau langkah apa yang
diperlukan dalam penulisan jurnal tersebut.
CJR atau dikenal dengan Critical Journal Review merupakan salah satu tugas dari kurikulum
KKNI yang telah diterapkan di beberapa Universitas. Mengkritik sebuah jurnal atau lebih adalah
salah satu kegiatan yang harus diketahui oleh siswa maupun mahasiswa. Terlebih untuk kita
pendidik bangsa.Banyak jurnal yang sekarang ini bisa dikritik; baik dari segi penulisan, cocok
tidaknya bahan materi dengan pembaca, maupun dari segi kelengkapan meteri.
Critical Journal review (CJR) ini juga dapat dijadikan sebagai bahan refrensi untuk memilih
jurnal yang dapat kita gunakan sebagai pedoman untuk melakukan sebuah penelitian.Oleh karena
itu, penulis melakukan CJR ini untuk memudahkan pembaca dalam memilih jurnal yang dapat
dijadikan sebagai sumber informasi yang baik dan tepat terkhusus materi mengenai “Profesi
Kependidikan”.
Dalam penulisan jurnal ini bertujuan untuk menambah kemampuan siswa untuk mengkritik
sebuah jurnal yang bisa menambah wawasan siswa tersebut karena siswa dituntun untuk lebih giat
untuk membaca.
C. Manfaat CJR
1
D. Indentitas jurnal
JURNAL UTAMA
JURNAL PEMBANDING I
JURNAL PEMBANDING II
2
RINGKASAN ISI ARTIKEL
A. Pendahuluan
Ada empat fungsi guru dalam kepemimpinan di kelas yaitu, sebagai motivator, fasilitator,
pemacu maupun pemberi inspirasi. Kualitas guru dapat ditinjau dari dua segi, dari segi proses dan
hasil. Terdapat beberapa strategi dan pendekatan yang dapat dilakukan guru agar proses
pembelajaran berjalan dengan baik. Strategi tersebut yaitu: menciptakan pembelajaran dengan cara
yang demokratis dan iklim yang demokratis, menciptakan pembelajaran yang kooperatif, dan
melakukan adaptasi paradigma ”triplization”. Sedangkan pendekatan yang dapat digunakan guru
adalah, pendekatan kompetensi, ketampilan proses, lingkungan, contekstual teaching learning
(CTL), dan pendekatan temamatik.
Syaodih (dalam Mulyasa: 2006) mengemukakan bahwa guru memegang peranan yang cukup
penting baik dalam perencanaan maupun pelaksanaan kurikulum. Guru adalah perencana,
pelaksana dan pengembang kurikulum bagi kelasnya. Karena guru juga merupakan barisan
pengembang kurikulum yang terdepan maka guru pulalah yang selalu melakukan evaluasi dan
penyempurnaan terhadap kurikulum. Menyadari tersebut betapa pentingnya untuk meningkatkan
aktivitas, kreativitas, kualitas dan profesionalisme guru.
3
Syaodih (dalam Mulyasa: 2006) mengemukakan bahwa guru memegang peranan yang cukup
penting baik dalam perencanaan maupun pelaksanaan kurikulum. Guru adalah perencana,
pelaksana dan pengembang kurikulum bagi kelasnya. Karena guru juga merupakan barisan
pengembang kurikulum yang terdepan maka guru pulalah yang selalu melakukan evaluasi dan
penyempurnaan terhadap kurikulum. Menyadari tersebut betapa pentingnya untuk meningkatkan
aktivitas, kreativitas, kualitas dan profesionalisme guru.
B. Deskripsi isi
Kompetensi utama yang harus dikuasai guru adalah membelajarkan peserta didik. Namun
demikian, kompetensi ini tidak berdiri sendiri, terpisah djari kemampuan lain karena untuk
mengajar di kelas diperlukan kemampuan yang mendasarinya. Beberapa pendapat ahli tentang
kompetensi atau peran dan bahkan harapan yang dapat dilakukan oleh guru, meskipun sebagian
kompetensi dan peran itu sulit, namun itulah idealisme masyarakat tentang guru.
Sebagai ketua umum pengurus besar PGRI, Surya mengemukakan sembilan krakteristik citra
guru yang ideal yaitu: (1) memiliki semangat juang yang tinggi disertai kualitas keimanan dan
ketaqwaan yang mantap, (2) mampu mewujudkan dirinya dalam keterkaitan dan padanan dengan
tuntutan lingkungan dan perkembangan iptek, (3) mampu belajar dan kerjasama dengan profesi
lain, (4) memiliki etos kerja yang kuat, (5) memiliki kejelasan dan kepastian pengembangan
jenjang karir, (6) berjiwa profesional yang tinggi, (7) memiliki kesejahteraan lahir dan batin,
material dan non material, (8) memiliki wawasan masa depan, dan mampu melaksanakan fungsi
dan peranannyasecara terpadu.
Sardiman (2001: 42) menyatakan bahwa krakteristik guru yang profesional terdiri dari : (1)
capable, artinya guru memiliki tingkat pengetahuan, keahlian, untuk meningkatkan mutu
pendidikan serta berkemampuan untuk mengubahnya menjadi sesuatu yang menguntungkan baik
guru itu sendiri maupun anak didiknya, (2) inovator, artinya guru selalu berusaha untuk mencari
terobosan-terobosan baru dalam menemukan solusi kesulitan siswa dalam proses belajar
mengajar. Sehingga dapat dipetakannya kesulitan dalam pembelajarannya, dan (3) developer,
artinya bahwa guru yang profesional senantiasa berusaha untuk mengembangkan dirinya sendiri
dan juga mengembangkan berbagai model pembelajaran sehingga mampu untuk meningkatkan
motivasi siswa.
Mulyasa (2007:10) menyatakan bahwa sedikitnya ada dua dari empat kompetensi yang harus
dimiliki guru yaitu kompetensi profesional dan kompetensi kepribadian (personal). Kompetensi
profesional yaitu kemahiran merancang, melaksanakan, dan menilai tugas sebagai guru, yang
4
meliputi penguasaan, ilmu pengetahuan dan teknologi pendidikan. Kompetensi
kepribadian(personal) yang meliputi etika, moral, pengabdian, kemampuan sosial dan spritual.
Watten B (dalam Sahertian, 1994) mengemukakan empat belas peran yang harus dilakukan
oleh guru, yaitu sebagai: (1) tokoh terhormat dalam masyarakat, karena guru nampak sebagai
seorang yang berwibawa, (2) penilai, karena memberi pemikiran, (3) sumber, karena memberi
ilmu pengetahuan, (4) pembantu, (5) wasit, (6) detektif, (7) obyek identifikasi, (8) penyangga rasa
takut, (9) penolong dalam memahami diri sendiri, (10) pemimpin kelompok, (11) orang tua / wali,
(12) pembina dan pemberi layanan, (13) kawan sekerja, dan (14) pembawa rasa kasih sayang.
Sementara itu Oliva (dalam Sahertin, 1994) mengemukakan sepuluh peran guru, yaitu
sebagai: (1) penceramah, (2) nara sumber, (3) fasilitator, (4) konselor, (5) pemimpin kelompok,
(6) tutor, (7) manajer, (8) kepala laboratorium, (9) perancang program, (10) manipulator, untuk
mengubah situasi pembelajaran menjadi lebih baik.
Mulyasa (2006: 35-65) mengemukakan sembilan belas peran guru, yaitu sebagai: (1)
pendidik, (2) pengajar, (3) pembimbing, (4) pelatih, (5) penasehat, (6) pembaharu, (7) model dan
teladan, (8) pribadi, (9) peneliti, (10) pendorong kreativitas, (11) pembangkit pandangan, (12)
pekerja rutin, (13) pemindah kemah, (14) pembawa cerita, (15) aktor, (16) emansipator, (17)
evaluator, (18) pengawet, dan (19) kulminator.
Noble (1996), mengatakan bahwa ada tiga aspek yang mempengaruhi desentralisasi
pengelolaan pendidikan yaitu kehadiran guru (attendance), kepercayaan (trust), dan kepuasan guru
(job satisfaction) dalam mengajar. Ketiga aspek itu merupakan aspek penting dalam pembelajaran
di kelas. Hal ini merupakan isu yang amat penting, karena guru sebenarnya merupakan orang
nomor satu dan mempunyai otoritas penuh dalam menentukan proses pembelajaran di kelas. Untuk
itu guru dikatakan sebagai kunci keberhasilan peningkatan mutu pembelajaran di kelas. Ada empat
fungsi guru dalam kepemimpinan di kelas yaitu, sebagai
5
motivator, fasilitator, pemacu maupun pemberi inspirasi. Sebagai motivator karena fungsi guru
sebagai manajer kelas, dalam fungsi guru sebagai manajer kelas ia harus mampu mempromosikan
fasilitas belajar bagi siswanya.
Dalam fungsi ini tersirat bahwa fungsi guru sebagai promotor pembelajaran. Artinya, guru
harus mampu memotivasi siswa dalam belajar dan mengubah sikap siswa yang kurang termotivasi
atau tidak mau belajar menjadi mau belajar. Dalam hal ini, guru menjadi motivator. Fungsi kedua
dari guru adalah sebagai fasilitator pembelajaran, artinya guru harus menyiapkan perangkat
pembelajaran, fasilitas belajar, mengorganisasikan kelas, membimbing, dan mengukur proses
maupun hasil belajarnya sesuai indikator. Fungsi ketiga guru sebagai pemacu belajar, karena guru
harus mampu melipatgandakan potensi peserta didik, dan mengembangkannya sesuai dengan
aspirasi dan cita-cita mereka dimasa yang akan datang. Fungsi keempat guru sebagai pemberi
inspirasi, guru harus mampu memerankan diri dan memberikan inspirasi bagi peserta didik,
sehingga kegiatan pembelajaran dapat membangkitkan berbagai pemikiran, gagasan, dan ide-ide
baru, (Mulyasa: 2007)
Mulyasa (2006) menjelaskan bahwa menjadi guru yang kreatif, profesional, dan
menyenangkan dituntut untuk memiliki kemampuan mengembangkan pendekatan dan memilih
metode pembelajaran yang efektif. Cara guru melakukan suatu kegiatan pembelajaran akan
memerlukan pendekatan dan metode yang berbeda dengan pembelajaran lainnya. Ada lima
pendekatan pembelajaran yang perlu dipahami guru, agar dapat agar dapat mengajar dengan baik,
yaitu pendekatan kompetensi, pendekatan keterampilan proses, pendekatan lingkungan,
pendekatan kontekstual, dan pendekatan tematik, Mulyasa (2006).
6
yakni; (1) dengan membawa peserta ddidik ke lingkungan untuk kepentingan pembelajaran. Hal
ini biasa dilakukan dengan karyawisata, (2) membawa sumber-sumber dari lingkungan ke sekolah
(kelas) untuk kepentingan pembelajaran. Sumber tersebut bisa sumber asli, dan bisa juga sumber
tiruan.
7
BAB III
PEMBAHASAN / ANALISIS
Pengertian profesionalitas guru menurut jurnal utama merupakan guru yang professional
memiliki karakteristik, yang di kemukakan oleh Sardiman (2001: 42) menyatakan bahwa
krakteristik guru yang profesional terdiri dari : (1) capable, artinya guru memiliki tingkat
pengetahuan, keahlian, untuk meningkatkan mutu pendidikan serta berkemampuan untuk
mengubahnya menjadi sesuatu yang menguntungkan baik guru itu sendiri maupun anak didiknya,
(2) inovator, artinya guru selalu berusaha untuk mencari terobosan-terobosan baru dalam
menemukan solusi kesulitan siswa dalam proses belajar.
Penjelasan profesional guru yang terdapat pada jurnal pembanding 1 yaitu, Profesionalisme
guru merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat ditunda-tunda lagi, seiring dengan dengan
semakin meningkatnya persaingan yang semakin ketat dalam era globalisasi, sesuai dengan
kapasitas yang dimilikinya agar dapat berperan secara maksimal, termasuk guru sebagai sebuah
profesi yang menuntut kecakapan dan keahlian tersendiri. Profesionalisme tidak hanya karena
factor tuntutan dari perkembangan zaman, tetapi pada dasarnya juga merupakan suatu keharusan
bagi setiap individu dalam kerangka perbaikan kualitas hidup manusia. Profesionalisme menuntut
keseriusan dan kompetensi yang memadai, sehingga seseorang dianggap layak untuk
Melaksanakan sebuah tugas. (Tika, 2013: 3). Pada hakekatnya pembinaan professionalisme guru
ditekankan pada tiga kemampuan dasar, yaitu: kemampuan profesi, kemampuan pribadi dan
kemampuan sosial. (Supriadi: 2009).
Penjelasan professional guru yang terdapat pada jurnal pembanding 2 yaitu, Profesional
adalah pekerjaan dan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan
kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran atau kecakapan yang memenuhi standar mutu
atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi
Untuk mamahami arti profesi secara lebih lanjut, perlu diketahui adanya sepuluh macam
kriteria yang diungkapkan oleh Horton Blachington dan Robert S. Patterson sebagaimana dikutip
oleh Abdul Rachman Shaleh: 1. Profesi harus memenuhi kebutuhan masyarakat dan menggunakan
prinsif keilmuan yang dapat diterima masyarakat. 2. Profesi harus menuntut suatu latihan
professional yang memadai dan membudaya. 3. Profesi menuntut suatu lembaga yang sistematis
dan terspesialisasi. 4. Profesi harus membarikan keterangan tentang keterampilan yang
dibutuhkan di mana masyarakat umum tidak memilikinya. 5. Profesi harus sudah mengembangkan
hasil dari pengalaman yang sudah teruji. 6. Profesi harus menentukan pelatihan kebijaksanaan dan
penampilan tugas. 7. Profesi harus merupakan tipe pekerjaan yang bermanfaat. 8. Profesi harus
mempunyai kesadaran ikatan kelompok sebagai kekuatan yang
8
mampu mendorong dan membina anggotanya. 9. Profesi harus tidak dijadikan batu loncatan
mencari pekerjaan lain. 10. Profesi mengakui kewajibannya dalam masyarakat dengan meminta
anggotanya memenuhi kode etik yang diterima dan dibangunnya.
Ciri-Ciri
Pada jurnal utama inti materi membahas tentang kompetensi dan karakteristik guru yang
professional, Peran guru terhadap pembelajaran, kreativitas guru dalam pembelajaran, pendekatan
pembelajaran dan metode pembelaran. Pada jurnal utama banyak terteran pendapat para ahli
tentang materi.
Pada jurnal pembanding 1 inti materi membahas tentang professionalitas guru dalam
meingkatkan mutu sumberdaya manusia. Pada jurnalnya ini hanya sedikit menggunakan pendapat
para ahli.
Pada jurnal pembanding 2 inti materi membahas tentang pengertian guru dan usaha-usaha
peningkatan kompetensi guru. Pada jurnal ini banyak menggunakan pendapat para ahli.
kelebihan
Jurnal utama
1. Banyak menggunakan pendapat beberapa ahli yang bertujuan untuk menambah
pengetahuan si pembaca.
2. Menggunakan tanda baca yang tepat.
3. Tata bahasa yang digunakan dalam jurnal mudah untuk dipahami oleh si pembaca.
Junal pembanding 1
1. Bahasa yang mudah dipahami membuat si pembaca mudah untuk mengerti.
2. Materi yang di sajikan cukup banyak.
Jurnal pembanding 2
1. Identitas jurnl yang cukup lengkap.
2. Pembahasan cukup lengkap.
3. Dalam setiap pembahasan terdapat bahasa asing yang bertujuan agar si pembaca
menggetahui sedikit tentang bahasa asing.
Kekurangan
Jurnal utama
1. Identitas jurnal kurang lengkap.
9
Kurnal pebanding 1
1. Identitas jurnal sangat kurang lengkap.
2. Sedikitnya pembahasan menurut para ahli.
3. Pembahasan materi kurang di paparan lebih banyak agar si pembaca lebih luas
mengetahui tentang jurnal ini.
Jurnal pembanding 2.
1. Adanya bahasa asing
2. Pembahasan materi agak terlalu rumit.
3. Tidak adanya kesimpulan setelah pembahasan.
10
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari ketiga jurnal yang di review kesimpulan yang saya dapatkan adalah professional guru
merupakan suatu sikap yang harus dimiliki seorang guru dalam memberikan sebuah pengajaran.
Profesinalisme guru ini memiki karakteristik yang telah dipaparkan di bagian isi jurnal. Tujuan
dari profesionalitas guru sangat berpotensi atas sebuah pembelajaran.
Peningkatan kualitas pendidikan ditentukan 3 komponen yaitu in put, proses dan out
put.Adapun in put terdiri dari pendidik, tenaga kependidikan, peserta didik(in put pola rekruitmen
pendidik dan tenagapendidik), pengalaman guru dalam mengajar dan pengembangankompetensi
serta peserta didik.
B. Rekomendasi
Sebagai pendidik haruslah memiliki sikap yang profesional. seorang guru diharapkan mampu
menjadi guru yang memiliki kompetensi yang tinggi, sehingga dalam pembelajaran guru dapat
menjadi seorang tokoh yang profesional yang mampu diterima oleh peserta didik. Selain di
sekolah, guru diharapkan mampu menjadi tokoh masyarakat yang menjadi teladan bagi warga
masyarakat sekitarnya.
11
DAFTAR PUSTAKA
Mas, siti roskina. 2008. Profesionalitas Guru dalam Peningkatan Kualitas Pembelajaran.
Jurnal Inovasi, Volume 5, Nomor 2, Juni 2008.
12
LAMPIRAN
Jurnal Utama
13
Jurnal Pembanding 1
Yusutria
Program Studi Pendidikan Matematika, STKIP PGRI Sumatera Barat Jl. Gunung Pangilun Padang
Sumatera Barat. Email: yusutriayusut@ymail.com Submitted :13-10-2016, Reviewed:23-11-
2016, Accepted:20-04-2015 http://dx.doi.org/10.22216/jcc.2017.v2i1.1472
ABSTRACT
Competition in various life both in the field of science and technology is influenced by the quality
of human resources (HR). HR Quality is determined by the quality and level of education. The
quality of education is low causing low quality of human resources; the higher the education level,
the higher the quality of human resources that will affect the way of thinking, reasoning, insight,
breadth and depth of knowledge. The goal is to mengetahuan definition of professionalism, factors
affecting the professional teachers and professional competence of teachers. Improving the quality
of human resources, conducted by the path of qualification, competence and certification of
educators. The professionalism of teachers is reflected in the implementation of the tasks that are
marked with expertise both in material and methods. The figure indicated by the teacher's
professional responsibility to perform the entire devotion. Professionals should be able to assume
and carry out the responsibility as a teacher to the students, parents, community, nation state, and
religion. Teacher professional social responsibility, intellectual, moral, and spiritual. Keywords:
professionalism; improve human resources;
ABSTRAK
Persaingan dalam berbagai kehidupan baik dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi
dipengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia (SDM). Kualitas SDM ditentukan oleh mutu dan
tingkat pendidikan. Kualitas pendidikan yang rendah menyebabkan kualitas SDM rendah; makin
tinggi tingkat pendidikan maka makin tinggi pula kualitas SDM yang akan berpengaruh terhadap
cara pikir, nalar, wawasan, keluasan dan kedalaman pengetahuan. Tujuannya untuk mengetahuan
definisi profesionalisme, faktor yang mempengaruhi guru profesional serta kompetensi guru
profesional.Meningkatkan kualitas SDM, dilakukan dengan jalur kualifikasi, kompetensi dan
sertifikasi pendidik. Profesionalisme guru tercermin pada pelaksanaan tugas yang ditandai dengan
keahlian baik dalam materi maupun metode. Sosok profesional guru ditunjukkan melalui
14
tanggung jawab dalam melaksanakan seluruh pengabdian. Profesional hendaknya mampu
memikul dan melaksanakan tanggung jawab sebagai guru kepada peserta didik, orang tua,
masyarakat, bangsa negara, dan agamanya. Guru professional mempunyai tanggung jawab sosial,
intelektual, moral, dan spiritual.
Jurnal pembanding 2
Zulhimma
Abstrak: Dalam praktik pembelajaran, guru yang berkompetensi merupakan suatu kebutuhan.
Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa [endidikan sangat dipengaruhi oleh guru yang memiliki
kompetensi yang baik. Tugas guru dalam mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih serta mengevaluasi merupakan tugas yang harus terus dikembangkan dengan baik agar
hasil yang tercapai dapat benar-benar berkontribusi dalam peningkatan mutu pendidikan islam.
Sebab guru yang berkualitas menjadi suatu keniscayaan untuk mewujudkan pendidikan islam yang
bermutu. Untuk itu sangat urgen diperhatikan factor yang mempunyai nilai determinan dalam
membentuk guru yang berkualitas.
Abstract: In the practice of learning, a competent teacher is a necessity. It can not be denied again
that [the education is strongly influenced by teachers who have good competence. The task of
teachers in educating, teaching, guiding, directing, training and evaluating is a task that must be
well developed so that the results achieved can really contribute in improving the quality of Islamic
education. Because qualified teachers become a necessity to realize a quality Islamic education.
For that very urgent attention factor that has a determinant value in forming a qualified teacher.
15
16