Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

IMPLEMENTASI KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI

DOSEN PENGAMPU : Dra. Sorta Simanjuntak, M.S.


KELAS : EKSTENSI I PGSD 2019
MATA KULIAH : TELAAH KURIKULUM
PRODI : PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

DISUSUN OLEH : KELOMPOK VI

AJENG KENVANSYAH ( 1193311081 )


FRAM RITONGA ( 1193311102 )
ERNITA ERNAWATI SINAGA ( 1193311103 )
HELGA SARINA SIANTURI ( 1193311095 )
GABBY ENNI SIMARMATA ( 11933110 98)

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN - UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
APRIL 2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas berkat rahmat dan karunia-Nya
kami dapat menyusun makalah yang berjudul Simpangan Baku dengan baik dan lancar sehingga dapat dikumpul
dengan tepat waktu.

Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan, akan tetapi dengan
bantuan dari berbagai pihak masalah itu bisa teratasi. Maka dalam kesempatan ini kami tidak lupa mengucapkan
banyak terima kasih :
1. Ibu Dra. Sorta Simanjuntak, M.S. selaku Dosen mata kuliah Telaah Kurikulum yang memberikan
kepercayaan kepada kelompok kami untuk menyelesaikan makalah ini.
2. Kami juga berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyusun hingga terselesaikannya
makalah ini dengan tepat waktu.
Kami juga sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan pembaca mengenai Statiska.

Kami sangat menyadari bahwa dalam makalah ini terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kata
sempurna, oleh karna itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini. Sekian dan terima kasih.

Medan, 26 April 2021

Kelompok VIII
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………….
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………...
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………………………………………………………………………
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………………
C. Tujuan…………………………………………………………………………………..
D. Manfaat……………………………………………………………...............................
BAB II PEMBAHASAN

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan…………………………………………………………………………….
B. Saran……………………………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya peranan kurikulum di dalam
pendidikan dan dalam perkembangan kehidupan manusia, maka dalam penyusunan kurikulum tidak bisa
dilakukan tanpa menggunakan landasan yang kokoh dan kuat. Landasan pengembangan kurikulum tidak hanya
diperlukan bagi para penyusun kurikulum atau kurikulum tertulis yang sering disebut juga sebagai kurikulum
ideal, akan tetapi terutama harus dipahami dan dijadikan dasar pertimbangan oleh para pelaksana kurikulum
yaitu para pengawas pendidikan dan para guru serta pihak-pihak lain yang terkait dengan tugas-tugas
pengelolaan pendidikan, sebagai bahan untuk dijadikan instrumen dalam melakukan pembinaan terhadap
implementasi kurikulum di setiap jenjang pendidikan.Penyusunan dan pengembangan kurikulum tidak bisa
dilakukan secara sembarangan. Dibutuhkan berbagai landasan yang kuat agar mampu dijadikan dasar pijakan
dalam melakukan proses penyelenggaraan pendidikan, sehingga dapat memfasilitasi tercapainya sasaran
pendidikan dan pembelajaran secara lebih efektif dan efisien.

Perubahan terhadap kurikulum pendidikan di Indonesia merupakan upaya lain untuk meningkatkan kualitas
pendidikan. Setelah Indonesia merdeka, kurikulum di Indonesia telah mengalami sepuluh kali perubahan, yaitu
pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, 2006, dan 2013. Berbagai perubahan tersebut
bertujuan untuk menyempurnakan kurikulum sebelumnya, dimana kurikulum disesuaikan dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dan tuntutan perkembangan jaman. Tujuan lain adanya perubahan
kurikulum bahwa perubahan kurikulum pada dasarnya bahwa kurikulum harus bisa menjawab tantangan di masa
depan dalam hal penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan untuk bisa beradaptasi dengan lingkungan
yang selalu berubah.

B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang diatas dapat di uraikan rumusan masalah yaitu :
1. Bagaimana konsep pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan menuju Kurikulum.
2. Bagaimana landasan filosofis, psikologis, sosial budaya serta ilmu pengetahuan dan teknologi dalam upaya
pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan menuju Kurikulum?
3. Bagaimana efektivitas pengembangan kurikulum?
C. Tujuan Penulis
1. Setelah membaca makalah ini kita hendaknya dapat mengetahui apa-apa saja landasan yang di buat dalam
menetapkan sebuah kurikulum.
2. Mengidentifikasi beberapa landasan kurikulum yang harus dijadikan dasar pijakan dalam mengembangkan
kurikulum oleh berbagai pihak terkait, seperti para pembuat kebijakan pendidikan, baik di tingkat pusat maupun
daerah dalam melakukan program perencanaan pendidikan maupun dalam melakukan pembinaan.

D. Manfaat Penulis
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, penelitian ini akan bermanfaat untuk menambah khasanah keilmuan di bidang pengelolaan
pembelajaran Produktif Administrasi Perkantoran berbasis Kurikulum 2013 terutama bagi guru.

2. Manfaat Praktis

a. Manfaat bagi Guru


Hasil penelitian ini nantinya dapat digunakan oleh guru sebagai tambahan pengetahuan terhadap pengelolaan
pembelajaran berbasis Kurikulum 2013 yang baik.

b. Manfaat bagi siswa


Hasil penelitian ini nantinya dapat digunakan oleh siswa untuk dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam
proses pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KBK

KBK ( Kurikulum Berbasis Kompetensi) merupakan seperangkat rencana dan pengaturan

tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai siswa, prosedur penilaian, kegiatan

belajar-mengajar, dan pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam pengembangan kurikulum

sekolah (Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas, 2002:3). KBK berorientasi pada pencapaian

hasil (output-oriented) yang dirumuskan dalam bentuk kompetensi. KBK bertitik tolak dari

kompetensi yang harus dimiliki siswa. Penerapan KBK berorientasi pada pemebalajaran tuntas

(mastery learning) , dan kurikulumnya bersifat holistik dan menyeluruh. KBK sangat menekankan

diversifikasi, yakni sekolah dapat mengembangkan, menyusun, mengevaluasi silabus berdasarkan

standar kompetensi yang telah ditetapkan secara nasional (Depdiknas,2000f:1; Sidi, 2001:8). Ranah

kompetensi yang terdapat dalam KBK, antara lain: kompetensi akademik (academic competency),

kompetensi kehidupan (life competency ), dan kompetensi karakter nasional (national character

competency ). Untuk mencapai kompetensi tersebut, maka pembelajaran ditekankan pada bagaimana

siswa belajar tentang belajar (learning how to learn), bukan pada apa yang harus dipelajari oleh siswa

(learning what to be learnt ).


B. LANDASAN KBK

Dalam penyusunan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) tentunya ada landasan-landasan

yang dijadikan sebagai fondasi (dasar hukum) serta pegangan dalam penerapannya.Adapun landasan-

landasan KBK meliputi:

 Pancasila sebagai landasan filosofis pengembangan kurikulum nasional. Sebagai suatu sistem
kurikulum nasional, KBK mengakomodasikan berbagai perbedaan secara tanggap budaya

dengan memadukan beragam kepentingan dan kemampuan daerah. KBK menerapkan strategi

yang meningkatkan kebermaknaan pembelajaran untuk semua peserta didik terlepas dari

latar budaya, etnik, agama, dan gender melalui pengelolaan kurikulum berbasis sekolah.

Dalam rekonseptualisasi kurikulum ini digunakan landasan filosofis Pancasila sebagai dasar

pengembangan kurikulum. Pancasila sangat relevan untuk penerapan filosofi pendidikan yang

mendunia seperti empat pilar belajar (learning to be, learning to know, learning to do, dan

learning to life together).

 Dalam TAP MPR No.IV/MPR/1999/BAB IV.E, GBHN (1999-2004) bab V tentang “Arah
Kebijakan Pendidikan” dan UU RI No. 22 Tahun 1999 serta peraturan pemerintah No. 25

Tahun 2000. Tentang otonomi daerah. Dimana sebagai daerah yang otonom substansinya

menuntut perubahan dalam pengelolaan pendidikan dari yang bersifat sentralistik ke

desentralistik. Pergeseran pola sentralisasi ke desentralisasi dalam pendidikan ini merupakan

upaya pemberdayaan daerah dan sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan secara

berkelanjutan, terarah dan menyeluruh.


 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas : di nyatakan bahwa “Pendidikan

nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan

bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab”.

Sementara itu, agak berbeda dengan landasan-landasan di atas E. Mulyana menegaskan ada

tiga landasan teoritis yang mendasari kurikulum berbasis kompetensi (KBK) yaitu:

• Adanya pergeseran dari pembelajaran kelompok kearah pembelajaran individual.

• Pengembangan konsep belajar tuntas/belajar sebagai penguasaan.

3) Pendefinisian kembali terhadap bakat (2003 : 40-41)

C. TUJUAN DARI KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (KBK)

Kurikulum berbasis kompetensi bertujuan untuk mempersiapkan generasi menjadi

anggota masyarakat dunia yang memiliki kompetensi yang memadai untuk mengembangkan

dirinya ke arah tenaga kerja yang profesional, sesuai dengan

bidang-bidang lapangan kerja yang dikehendaki. Selain tujuan tersebut KBK juga

bertujuan untuk memberdayakan sekolah dalam mengembangkan kompetensi yang akan

disampaikan kepada peserta didik sesuai dengan kondisi lingkungan. Selain itu

adapun tujuan penyusunan KBK adalah sebagai:


a) acuan penyusunan silabus dan satuan pembelajaran;

b) acuan penyusunan bahan ajar seperti: modul dan buku pelajaran kursus dan

pelatihan. serta buku pelajaran bagi yang belajar mandiri;

c) sarana pembinaan dan pengembangan kursus.

1. ISI KBK

Dalam kurikulum berbasis kompetensi ini terdapat 9 mata pelajaran yang diajarkan yaitu,

pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan dan pengetahuan sosial, bahasa Indonesia,

matematika, IPA, kerajinan tangan dan kesenian,

pendidikan jasmani, dan ditambahi kegiatan yang mendukung kebiasaan, dan muatan lokal.

Dalam Kurikulum berbasis kompetensi juga terdapat 4 kompetensi dasar yang harus dimiliki

sesuai dengan tuntutan KBK:

• Kompetensi akademik, artinya peserta didik harus memiliki pengetahuan dan

keterampilan dalam mengatasi tantangan dan persoalan hidup secara independent.

• Kompetensi okupasional, artinya peserta didik harus memiliki kesiapan dan mampu

beradaptasi terhadap dunia kerja.

• Kompetensi kultural, artinya peserta didik harus mampu menempatkan diri sebaik-

baiknya dalam sistem budaya dan tata nilai masyarakat yang pluralistik.

• Kompetensi temporal, artinya peserta didik tetap eksis dalam menjalani kehidupannya,

serta mampu memanfaatkan ketiga kemampuan dasar yang telah dimiliki sesuai dengan

perkembangan zaman. (Sanjaya 2005 : 8).


D. KARAKTERISTIK KBK

Secara umum, karakteristik kurikulum berbasis kompetensi meliputi enam hal, yaitu:

8) Sistem belajar dengan modul. Tujuan dari sistem modul ini adalah untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas pembelajaran di sekolah. Keunggulan

pembelajaran dengan sistem modul adalah adanya kontrol terhadap hasil

belajar, berfokus pada kemampuan individu, dan relevansi kurikulum ditunjukkan dengan

adanya tujuan dan cara pencapaiannya.

9) Menggunakan keseluruhan sumber belajar. Sumber belajar merupakan segala

sesuatu yang dapat memberikan kemudahan bagi peserta didik untuk memperoleh

informasi, pengetahuan, pegalaman, dan keterampilan dalam

proses bealajar. Sumber belajar dapat berrupa manusia, bahan, lungkungan, alat dan

peralatan, serta aktivitas.

10) Pengalaman lapangan. Pengalamamn lapangan ini untuk menumbuhkan

komunikasi antara guru dengan murid. Pengalaman lapangan dapat secara sistematis

melibatkan masyarakat dalam pengembangan program, aktivitas, dan evaluasi

pembelajaran.

11) Strategi belajar individual personal. Tujuannya adalah agar siswa mampu

belajar mandiri. Belajar individual adalah belajar berdasarkan tempo belajar

peserta didik, sedangkan belajar personal adalah interaksi educatif berdasarkan keunikaan

peserta didik seperti minat, bakat, dan kemampuan.


12) Kemudahan belajar. Kemudahan ini diberikan melalui perpaduan antara

pembelajaran individual personal dengan pengalaman lapangan, dan

pembelajaran secara tim.

13) Belajar tuntas. Agar semua peserta didik memperoleh hasil yang maksimal, maka
pembelajaran harus dilakukan dengan sistematis, yang akan tercermin

dari strategis yang dilakukan terutama dalam mengorganisasi tujuan dan baha ajar,

melaksanakan evaluasi dan memberikan bimbingan terhadap peserta didik yang gagal

mencapai tujuan.

E. PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN KBK


 Keimanan, nilai dan budi pekertiluhur
 Penguatan identitas nasional
 Keseimbangan etika
 Adaptasi terhadap abad pengetahuan dan
teknologi

 Mengembangkan keterampilan hidup


 Berpusat pada anak dengan penilaian yang
berkelanjutan dan komprehensif

 Kesamaan memperoleh kesempatan


 Belajar sepanjang hayat
 Pendekatan menyeluruh dan kemitraan

F. KOMPONEN KBK

c) Kurikulum dan hasil belajar yang berisi tentang perencanaan pengembangan kompetensi
yang perlu dicapai secara keseluruhan
d) Penilaian berbasis kelas yang di dalamnya berisi prinsip, sasaran dan

pelaksanaan penilaian yang konsisten 3.

Kegiatan belajar mengajar

4. Pengelolaan Kurikulum berbasis sekolah yang berisi tentang berbagai bentuk

pola pengembangan dan pemberdayaan tenaga kependidikan dan sumber daya lain untuk

meningkatkan mutu pendidikan.

G. KELEBIHAN KBK

• Mengembangkan kompetensi-kompetensi peserta didk pada setiap aspek mata

pelajaran dan bukan pada penekanan penguasaan konten mata pelajaran itu sendiri.

• KBK bersifat alamiah (konstekstual), karena berangkat berfokus dan bermuara

pada hakekat peserta didik untuk mengembangkan berbagai kompetensi sesuai dengan

potensinya masing-masing. Dalam hal ini peserta didik merupakan subjek belajar dan

proses belajar berlangsung secara alamiah dalam bentuk

bekerja dan mengalami berdasarkan standar kompetensi tertentu, bukan transfer

pengetahuan.

• Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) boleh jadi mendasari pengembangan

kemampuan-kemampuan lain. Penguasaan ilmu pengetahuan dan keahlian tertentu

dalam suatu pekerjaan, kemampuan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari,

serta aspek-aspek kepribadian dapat dilakukan secara optimal berdasarkan standar

kompetensi tertentu.
• Mengembangakan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik/siswa (student

oriented). Peserta didik dapat bergerak aktif secara fisik ketika belajar dengan

memanfaatkan indra seoptimal mungkin dan membuat seluruh tubuh

serta pikiran terlibat dalam proses belajar. Dengan demikian, peserta dapat

belajar dengan bergerak dan berbuat, belajar dengan berbicara dan mendengar,

belajar dengan mengamati dan menggambarkan, serta belajar dengan memecahkan

masalah dan berpikir. Pengalaman-pengalaman itu dapat diperoleh melalui kegiatan

mengindra, mengingat, berpikir, merasa,

berimajinasi, menyimpulkan, dan menguraikan sesuatu.

• Guru diberikan kewenangan untuk menyusun silabus yang disesuaikan dengan situasi dan

kondisi di sekolah/daerah masing-masing sesuai mata pelajaran yang diajarkan.

• Bentuk pelaporan hasil belajar yang memaparkan setiap aspek dari suatu mata

pelajaran memudahkan evaluasi &perbaikan pada kekurangan peserta didik dalam

pembelajaran.

• Penilaian yang menekankan pada proses memungkinkan peserta didik untuk

mengeksplorasi kemampuannya secara optimal, dibandingkan dengan penilaian yang

terfokus pada konten.

• Ada bidang-bidang studi atau mata pelajaran tertentu yang dalam

pengembangannya lebih tepat menggunakan pendekatan kompetensi, terutama yang

berkaitan dengan ketrampilan.


H. KELEMAHAN KBK

A. Dalam kurikulum dan hasil belajar indikator sudah disusun, padahal indikator

sebaiknya disusun oleh guru, karena guru yang paling mengetahui tentang

kondisi peserta didik dan lingkungan

B. Konsep KBK sering mengalami perubahan termasuk pada urutan standar kompetensi

dan kompetensi dasar sehingga menyulitkan guru untuk merancang

pembelajaran secara berkelanjutan.

C. Paradigma guru dalam pembelajaran KBK masih seperti kurikulum-kurikulum

sebelumnya yang lebih pada teacher oriented

D. Memandang kompetensi sebagai sebuah entitas yang bersifat tunggal, padahal

kompetensi merupakan ”a complex combination of knowledge,attitudes, skills and values

displayed in the context of task performance“. (Gonczi,1997) Sistem pengukuran

perilaku yang menggunakan paradigma behaviorisme ditengarai tidak mampu mengukur

sesuatu perilaku yang dihasilkan dari

pembelajaran bermakna (significant learning) (Barrie dan Pace,1997), dan kendala yang

dihadapi dalam mengimplementasikan KBK adalah waktu,biaya dan tenaga yang banyak.

I. IMPLEMENTASI KBK

Menurut garis besarnya impelementasi KBK mencakup tiga kegiatan pokok yaitu:

a) Pengembangan program
Pengembangan KBK menyangkut pengembangan program tahunan, program semester,

program modul (pokok bahasan), program mingguan dan harian,

program pengayaan dan remidial serta program bimbingan dan konseling

b) Pelaksanaan pembelajaran

Dalam pembelajaran tugas pendidik yang paling utama adalah mengkondisikan

lingkungan agar menunjang terjadinya perubahanperilaku peserta didik. Umumnya

palaksanaan pembelajaran mencakup 3 hal yaitu pretes, proses dan

postes c)

Evaluasi

Evaluasi hasil belajar dalam implementasi KBK dilakukan dengan penilaian kelas tes

kemampuan dasar, penilaian akhir satuan pendidikan dan sertivikasi,

bench-marking dan penilaian program.


BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan

Kurikulum sebagai suatu rancangan dalam pendidikan memiliki posisi yang strategis, karena seluruh kegiatan
pendidikan bermuara kepada kurikulum. Begitu pentingnya kurikulum sebagaimana sentra kegiatan pendidikan,
maka didalam penyusunannya memerlukan landasan atau fondasi yang kuat, melalui pemikiran dan penelitian
secara mendalamDari setiap landasan pengembangan kurikulum yang telah dibahas dalam makalah ini, maka
dapat disimpulkan bahwa begitu pentingnya suatu landasan dalam sebuah kurikulum, karena kurikulum adalah
sebuah rencana pendidikan, diperlukan landasan yang sangat akurat. Agar nantinya bisa membantu dalam
pengembangan dan kemajuan proses pendidikan serta tujuan pendidikan yang sebenarnya.Oleh karena itu
landasan yang digunakan untuk mengembangkankan kurikulum harus dicari dengan seleksi yang ketat agar
menghasilkan landasan yang kuat dan tepat. Pemahaman dan cara implementasi yang tepat adalah awal yang
baik untuk menajalankan kurikulum. Karena kerugian pendidikan sangat besar jika kurikulum tersebut tidak
dilakukan dengan baik. Peran kurikulum ini sangat berpengaruh, jadi dibutuhkan landasan yang kokoh dan kuat
serta implementasinya yang tepat.

B. Saran

Sebaiknya peserta didik diberi informasi mengenai landasan-landasan dalam


pengembangan kurikulum. Landasan-landasan kurikulum ini sangat penting dalam pengembangan kurikulum
karena tanpa landasan-landasan tersebut isi kurikulum akan kurang relevan jika dikaitkan dengan kehidupan
nyata. Peserta didik jangan diberikan bentuk kurikulum saja namun harus mengetahui isi kurikulum, landasan-
landasan pengembangan kurikulum serta komponenkomponen kurikulum yang sesungguhnya akan sangat
berguna bagi peserta didik dalam kehidupan bermasyarakat atau kehidupannya yang nyata kelak.
DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. 2002a. Kurikulum Berbasis Kompetensi . Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang-


Depdiknas.

Depdiknas.(2001). Buku 1 Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan Berbasis Sekolah.


Depdiknas. Jakarta
Pemerintah Republik Indonesia, (1999),Undang-undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun
1999 tentang Pemerintah Daerah,Jakarta.

Sanjaya, W.(2006). PembelajaranDalam Implementasi Kurikulum Berbasis


Kompetensi. Jakarta: Kencana Prenada Media GroupB

Anda mungkin juga menyukai