Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas berkat rahmat dan karunia-Nya
kami dapat menyusun makalah yang berjudul Simpangan Baku dengan baik dan lancar sehingga dapat dikumpul
dengan tepat waktu.
Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan, akan tetapi dengan
bantuan dari berbagai pihak masalah itu bisa teratasi. Maka dalam kesempatan ini kami tidak lupa mengucapkan
banyak terima kasih :
1. Ibu Dra. Sorta Simanjuntak, M.S. selaku Dosen mata kuliah Telaah Kurikulum yang memberikan
kepercayaan kepada kelompok kami untuk menyelesaikan makalah ini.
2. Kami juga berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyusun hingga terselesaikannya
makalah ini dengan tepat waktu.
Kami juga sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan pembaca mengenai Statiska.
Kami sangat menyadari bahwa dalam makalah ini terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kata
sempurna, oleh karna itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini. Sekian dan terima kasih.
Kelompok VIII
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………….
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………...
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………………………………………………………………………
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………………
C. Tujuan…………………………………………………………………………………..
D. Manfaat……………………………………………………………...............................
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya peranan kurikulum di dalam
pendidikan dan dalam perkembangan kehidupan manusia, maka dalam penyusunan kurikulum tidak bisa
dilakukan tanpa menggunakan landasan yang kokoh dan kuat. Landasan pengembangan kurikulum tidak hanya
diperlukan bagi para penyusun kurikulum atau kurikulum tertulis yang sering disebut juga sebagai kurikulum
ideal, akan tetapi terutama harus dipahami dan dijadikan dasar pertimbangan oleh para pelaksana kurikulum
yaitu para pengawas pendidikan dan para guru serta pihak-pihak lain yang terkait dengan tugas-tugas
pengelolaan pendidikan, sebagai bahan untuk dijadikan instrumen dalam melakukan pembinaan terhadap
implementasi kurikulum di setiap jenjang pendidikan.Penyusunan dan pengembangan kurikulum tidak bisa
dilakukan secara sembarangan. Dibutuhkan berbagai landasan yang kuat agar mampu dijadikan dasar pijakan
dalam melakukan proses penyelenggaraan pendidikan, sehingga dapat memfasilitasi tercapainya sasaran
pendidikan dan pembelajaran secara lebih efektif dan efisien.
Perubahan terhadap kurikulum pendidikan di Indonesia merupakan upaya lain untuk meningkatkan kualitas
pendidikan. Setelah Indonesia merdeka, kurikulum di Indonesia telah mengalami sepuluh kali perubahan, yaitu
pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, 2006, dan 2013. Berbagai perubahan tersebut
bertujuan untuk menyempurnakan kurikulum sebelumnya, dimana kurikulum disesuaikan dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dan tuntutan perkembangan jaman. Tujuan lain adanya perubahan
kurikulum bahwa perubahan kurikulum pada dasarnya bahwa kurikulum harus bisa menjawab tantangan di masa
depan dalam hal penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan untuk bisa beradaptasi dengan lingkungan
yang selalu berubah.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang diatas dapat di uraikan rumusan masalah yaitu :
1. Bagaimana konsep pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan menuju Kurikulum.
2. Bagaimana landasan filosofis, psikologis, sosial budaya serta ilmu pengetahuan dan teknologi dalam upaya
pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan menuju Kurikulum?
3. Bagaimana efektivitas pengembangan kurikulum?
C. Tujuan Penulis
1. Setelah membaca makalah ini kita hendaknya dapat mengetahui apa-apa saja landasan yang di buat dalam
menetapkan sebuah kurikulum.
2. Mengidentifikasi beberapa landasan kurikulum yang harus dijadikan dasar pijakan dalam mengembangkan
kurikulum oleh berbagai pihak terkait, seperti para pembuat kebijakan pendidikan, baik di tingkat pusat maupun
daerah dalam melakukan program perencanaan pendidikan maupun dalam melakukan pembinaan.
D. Manfaat Penulis
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, penelitian ini akan bermanfaat untuk menambah khasanah keilmuan di bidang pengelolaan
pembelajaran Produktif Administrasi Perkantoran berbasis Kurikulum 2013 terutama bagi guru.
2. Manfaat Praktis
A. PENGERTIAN KBK
tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai siswa, prosedur penilaian, kegiatan
sekolah (Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas, 2002:3). KBK berorientasi pada pencapaian
hasil (output-oriented) yang dirumuskan dalam bentuk kompetensi. KBK bertitik tolak dari
kompetensi yang harus dimiliki siswa. Penerapan KBK berorientasi pada pemebalajaran tuntas
(mastery learning) , dan kurikulumnya bersifat holistik dan menyeluruh. KBK sangat menekankan
standar kompetensi yang telah ditetapkan secara nasional (Depdiknas,2000f:1; Sidi, 2001:8). Ranah
kompetensi yang terdapat dalam KBK, antara lain: kompetensi akademik (academic competency),
kompetensi kehidupan (life competency ), dan kompetensi karakter nasional (national character
competency ). Untuk mencapai kompetensi tersebut, maka pembelajaran ditekankan pada bagaimana
siswa belajar tentang belajar (learning how to learn), bukan pada apa yang harus dipelajari oleh siswa
yang dijadikan sebagai fondasi (dasar hukum) serta pegangan dalam penerapannya.Adapun landasan-
Pancasila sebagai landasan filosofis pengembangan kurikulum nasional. Sebagai suatu sistem
kurikulum nasional, KBK mengakomodasikan berbagai perbedaan secara tanggap budaya
dengan memadukan beragam kepentingan dan kemampuan daerah. KBK menerapkan strategi
yang meningkatkan kebermaknaan pembelajaran untuk semua peserta didik terlepas dari
latar budaya, etnik, agama, dan gender melalui pengelolaan kurikulum berbasis sekolah.
Dalam rekonseptualisasi kurikulum ini digunakan landasan filosofis Pancasila sebagai dasar
pengembangan kurikulum. Pancasila sangat relevan untuk penerapan filosofi pendidikan yang
mendunia seperti empat pilar belajar (learning to be, learning to know, learning to do, dan
Dalam TAP MPR No.IV/MPR/1999/BAB IV.E, GBHN (1999-2004) bab V tentang “Arah
Kebijakan Pendidikan” dan UU RI No. 22 Tahun 1999 serta peraturan pemerintah No. 25
Tahun 2000. Tentang otonomi daerah. Dimana sebagai daerah yang otonom substansinya
upaya pemberdayaan daerah dan sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan secara
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
mulia, sehat, berilmu kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
Sementara itu, agak berbeda dengan landasan-landasan di atas E. Mulyana menegaskan ada
tiga landasan teoritis yang mendasari kurikulum berbasis kompetensi (KBK) yaitu:
anggota masyarakat dunia yang memiliki kompetensi yang memadai untuk mengembangkan
bidang-bidang lapangan kerja yang dikehendaki. Selain tujuan tersebut KBK juga
disampaikan kepada peserta didik sesuai dengan kondisi lingkungan. Selain itu
b) acuan penyusunan bahan ajar seperti: modul dan buku pelajaran kursus dan
1. ISI KBK
Dalam kurikulum berbasis kompetensi ini terdapat 9 mata pelajaran yang diajarkan yaitu,
pendidikan jasmani, dan ditambahi kegiatan yang mendukung kebiasaan, dan muatan lokal.
Dalam Kurikulum berbasis kompetensi juga terdapat 4 kompetensi dasar yang harus dimiliki
• Kompetensi okupasional, artinya peserta didik harus memiliki kesiapan dan mampu
• Kompetensi kultural, artinya peserta didik harus mampu menempatkan diri sebaik-
baiknya dalam sistem budaya dan tata nilai masyarakat yang pluralistik.
• Kompetensi temporal, artinya peserta didik tetap eksis dalam menjalani kehidupannya,
serta mampu memanfaatkan ketiga kemampuan dasar yang telah dimiliki sesuai dengan
Secara umum, karakteristik kurikulum berbasis kompetensi meliputi enam hal, yaitu:
8) Sistem belajar dengan modul. Tujuan dari sistem modul ini adalah untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas pembelajaran di sekolah. Keunggulan
belajar, berfokus pada kemampuan individu, dan relevansi kurikulum ditunjukkan dengan
sesuatu yang dapat memberikan kemudahan bagi peserta didik untuk memperoleh
proses bealajar. Sumber belajar dapat berrupa manusia, bahan, lungkungan, alat dan
komunikasi antara guru dengan murid. Pengalaman lapangan dapat secara sistematis
pembelajaran.
11) Strategi belajar individual personal. Tujuannya adalah agar siswa mampu
peserta didik, sedangkan belajar personal adalah interaksi educatif berdasarkan keunikaan
13) Belajar tuntas. Agar semua peserta didik memperoleh hasil yang maksimal, maka
pembelajaran harus dilakukan dengan sistematis, yang akan tercermin
dari strategis yang dilakukan terutama dalam mengorganisasi tujuan dan baha ajar,
melaksanakan evaluasi dan memberikan bimbingan terhadap peserta didik yang gagal
mencapai tujuan.
F. KOMPONEN KBK
c) Kurikulum dan hasil belajar yang berisi tentang perencanaan pengembangan kompetensi
yang perlu dicapai secara keseluruhan
d) Penilaian berbasis kelas yang di dalamnya berisi prinsip, sasaran dan
pola pengembangan dan pemberdayaan tenaga kependidikan dan sumber daya lain untuk
G. KELEBIHAN KBK
pelajaran dan bukan pada penekanan penguasaan konten mata pelajaran itu sendiri.
pada hakekat peserta didik untuk mengembangkan berbagai kompetensi sesuai dengan
potensinya masing-masing. Dalam hal ini peserta didik merupakan subjek belajar dan
pengetahuan.
kompetensi tertentu.
• Mengembangakan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik/siswa (student
oriented). Peserta didik dapat bergerak aktif secara fisik ketika belajar dengan
serta pikiran terlibat dalam proses belajar. Dengan demikian, peserta dapat
belajar dengan bergerak dan berbuat, belajar dengan berbicara dan mendengar,
• Guru diberikan kewenangan untuk menyusun silabus yang disesuaikan dengan situasi dan
• Bentuk pelaporan hasil belajar yang memaparkan setiap aspek dari suatu mata
pembelajaran.
A. Dalam kurikulum dan hasil belajar indikator sudah disusun, padahal indikator
sebaiknya disusun oleh guru, karena guru yang paling mengetahui tentang
B. Konsep KBK sering mengalami perubahan termasuk pada urutan standar kompetensi
pembelajaran bermakna (significant learning) (Barrie dan Pace,1997), dan kendala yang
dihadapi dalam mengimplementasikan KBK adalah waktu,biaya dan tenaga yang banyak.
I. IMPLEMENTASI KBK
Menurut garis besarnya impelementasi KBK mencakup tiga kegiatan pokok yaitu:
a) Pengembangan program
Pengembangan KBK menyangkut pengembangan program tahunan, program semester,
b) Pelaksanaan pembelajaran
postes c)
Evaluasi
Evaluasi hasil belajar dalam implementasi KBK dilakukan dengan penilaian kelas tes
A.Kesimpulan
Kurikulum sebagai suatu rancangan dalam pendidikan memiliki posisi yang strategis, karena seluruh kegiatan
pendidikan bermuara kepada kurikulum. Begitu pentingnya kurikulum sebagaimana sentra kegiatan pendidikan,
maka didalam penyusunannya memerlukan landasan atau fondasi yang kuat, melalui pemikiran dan penelitian
secara mendalamDari setiap landasan pengembangan kurikulum yang telah dibahas dalam makalah ini, maka
dapat disimpulkan bahwa begitu pentingnya suatu landasan dalam sebuah kurikulum, karena kurikulum adalah
sebuah rencana pendidikan, diperlukan landasan yang sangat akurat. Agar nantinya bisa membantu dalam
pengembangan dan kemajuan proses pendidikan serta tujuan pendidikan yang sebenarnya.Oleh karena itu
landasan yang digunakan untuk mengembangkankan kurikulum harus dicari dengan seleksi yang ketat agar
menghasilkan landasan yang kuat dan tepat. Pemahaman dan cara implementasi yang tepat adalah awal yang
baik untuk menajalankan kurikulum. Karena kerugian pendidikan sangat besar jika kurikulum tersebut tidak
dilakukan dengan baik. Peran kurikulum ini sangat berpengaruh, jadi dibutuhkan landasan yang kokoh dan kuat
serta implementasinya yang tepat.
B. Saran