Anda di halaman 1dari 14

CRITICAL JURNAL REVIEW

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND


LEARNING (CTL)

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN

DISUSUN OLEH :

SAHABAT KRISTIANTO 5193121012

SOHMO JHON KEVIN BANCIN 5193121003

PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
sebab telah memberikan rahmat dan karuniaNya serta kesehatan kepada saya,
sehingga mampu menyelesaikan tugas “CRITICAL JOURNAL REVIEW”. Tugas
ini di buat untuk memenuhi salah satu mata kuliah Saya yaitu “PENDIDIKAN
PANCASILA”.
Tugas critical jurnal review ini disusun dengan harapan dapat menambah
pengetahuan dan wawasan kita semua dapat bertambah.Saya menyadari bahwa tugas
critical journal review ini masih jauh dari kesempurnaan.
Karena itu saya sangat menantikan saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya
membangun guna menyempurnakan tugas ini. Saya berharap semoga tugas critical
journal review ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi Saya khususnya,Atas
perhatiannya Saya mengucapkan terimakasih.

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Manfaat Critical Jurnal Review


Critical Jurnal Review ini memiliki beberapa manfaat seperti yang utama
yaitu untuk memenuhi tugas mata kuliah kurikulum dan pembelajaran. Manfaat
lainnya adalah untuk mengetahui lebih dalam dan lebih rinci mengenai jurnal yang di
review. Selain mengetahui isi jurnal lebih dalam manfaat lainnya adalah kita
mendapat informasi, menambah pengetahuan dan menambah ilmu dari isi jurnal
tersebut. Kita juga dapat mengetahui perbandingkan apa saja yang terdapat dalam isi
kedua jurnal tersebut. Bagi penulis sendiri manfaatnya adalah mengasah pikiran agar
dapat berfikir kritis dalam menangapi isi dari kedua jurnal tersebut. Melatih diri agar
mampu mengkritik, memberi saran dan memberi kesimpulan dari isi kedua jurnal
tersebut.

B. Tujuan Penulisan Critical Jurnal Review


Tujuan Critical Jurnal Review adalah untuk mengulas isi jurnal tepatnya
mengulas kedua isi jurnal tersebut. Selain mengulas isi jurnal tujuan lainnya adalah
mengetahui informasi apa saja yang terdapat dalam kedua jurnal tersebut. Tujuan
Critical Jurnal Review ini juga melatih diri agar bisa berfikir kritis dalam mencari
informasi yang diberikan oleh kedua jurnal tersebut. Tujuan lainnya adalah untuk
membandingkan isi dari kedua jurnal tersebut.

C. Identitas Jurnal
1. Identitas Jurnal Utama
1. Judul Artikel : CRITICAL JURNAL REVIEW PENERAPAN MODEL
PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND
LEARNING(CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR PKN
2. Nama Jurnal : JURNAL KEPENDIDIKAN
3. Edisi Terbit : 2013
4. Penulis Artikel : Nur Hadiyanta
5. Penerbit : Hadiyanta
6. Kota Terbit : Prambanan
7. Nomor ISSN : 2580-5533
8. Email : hadiyantonur94@yahoo.com
2. Identitas Jurnal Pembanding I

1. Judul Artikel : PENERAPAN PEMBELAJARAN DISCOVERY


LEARNING UNTUK MEINGKATKAN HASIL BELAJAR
PKN SISWA

2. Nama Jurnal : JURNAL KEPENDIDIKAN

3. Edisi Terbit : 2013

4. Penulis Artikel : Ni Luh Rismayani

5. Penerbit : Rismayani

6. Kota Terbit : Singaraja

7. Nomor ISSN :-

8. Email : riez_geg@yahoo.com

3. Identitas Jurnal Pembanding II

1. Judul Artikel : PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL


BERBANTUAN POWER POINT UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN

2. Nama Jurnal : JURNAL KEPENDIDIKAN

3. Edisi Terbit : 2013

4. Penulis Artikel : Ni Wayan Widya Yanti

5. Penerbit : Widya Yanti

6. Kota Terbit : Singaraja

7. Nomor ISSN :-
8. Email : niwayanwidyayanti@yahoo.com

BAB II

RINGKASAN ISI JURNAL

A. Ringkasan Jurnal Utama

Pendidikan merupakan salah satu sarana yang menentukan untuk mencapai


tujuan pembangunan nasional yaitu mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur
yang merata materil dan spiritual berdasarkan Pancasila di dalam wadah Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka bersatu dan berkedaulatan rakyat dalam
suasana berkehidupan bangsa yang aman, tenteram, tertib dan dinamis serta dalam
lingkungan pergaulan dunia yang merdeka, bersahabat, tertib dan damai.

Sistem pendidikan nasional mempunyai tujuan sekaligus sebagai alat yang


amat penting dalam perjuangan mencapai cita-cita dan mencapai tujuan bangsa
Indonesia dalam mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia dan mengembangkan
manusia Indonesia seutuhnya, yaitu mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara
yang demokratis serta bertanggung jawab (Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003).

Dalam proses belajar mengajar PKn di MAN Popongan Kabupaten Klaten di


Prambanan selain melibatkan pendidik dan siswa secara langsung, juga diperlukan
pendukung yang lain yaitu: alat pelajaran yang memadai, penggunaan metode yang
tepat, serta situasi dan kondisi lingkungan yang menunjang.

Berdasarkan dari kenyataan, siswa kelas X-1 MAN Popongan Kabupaten


Klaten di Prambanan hasil belajar PKn masih rendah, karena siswa yang mendapat
nilai 65,00 ke atas baru 62 % masih di bawah ketuntasan belajar secara klasikal yaitu
minimal 80 %. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar PKn masih rendah. Salah
satu faktor rendahnya hasil belajar PKn disebabkan oleh proses pembelajaran yang
dilaksanakan guru kurang variatif. Ketidakvariatifan pembelajaran tersebut terlihat
dalam hasil pengamatan peneliti sebelum penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan,
bahwa guru paling sering menerapkan metode ceramah atau konvensional dan tidak
terlihat peran aktif dari siswa.

Kendala yang dialami guru dalam proses pembelajaran di atas berdampak


pada kualitas proses dan hasil pembelajaran yang kurang maximal. Akibatnya
pengetahuan PKn siswa tidak berkembang dengan baik. Padahal pelajaran PKn
merupakan salah satu pelajaran penting untuk dikuasai siswa. Untuk mengatasi hal
tersebut di atas perlu diupayakan bentuk pembelajaran PKn yang lebih
memberdayakan siswa yakni menerapkan model pembelajaran Contextual Teaching
and Learning (CTL).

CTL adalah sebuah sistem yang menyeluruh terdiri dari bagian-bagian yang
saling terhubung. Jika bagian-bagian ini terjalin satu sama lain, maka akan dihasilkan
pengaruh yang melebihi hasil yang diberikan bagian-bagiannya secara terpisah
(Johnson, 2008: 65). Dengan upaya tersebut, diharapkan tujuan pembelajaran PKn
siswa kelas X-1 di MAN Popongan kabupaten Klaten di Prambanan dapat tercapai
sesuai dengan yang diinginkan. Implikasi dari uraian di atas dalam kaitannya dengan
penelitian ini adalah perlu dilakukannya upaya untuk meningkatkan hasil belajar
PKn dengan penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning
(CTL) dalam bentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Salah satu model pembelajaran yang dapat memberdayakan siswa, yakni


pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning
(CTL). Dengan pendekatan CTL, akan terjalin suasana belajar yang mengutamakan
kerja sama, saling menunjang, menyenangkan, tidak membosankan, belajar dengan
bergairah, pembelajaran terintegrasi, menggunakan berbagai sumber, siswa aktif,
sharing dengan teman, siswa kritis, guru kreatif. Pembelajaran berlangsung secara
alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan transfer
pengetahuan dari guru. Siswa dapat mengkonstruksikan sendiri pengetahuannya,
menemukan sendiri konsep-konsep materi yang sedang dihadapi.
B. Ringkasan Isi Jurnal Pembanding I

Sesuai dengan ketentuan pasal 37 UU No. 20 tahun 2003 menyatakan bahwa


pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi
warga negara yang baik, untuk menjadikan bangsa yang berkarakter Pancasilais,
sehingga PKn (Pendidikan Kewarganegaraan) merupakan salah satu mata pelajaran
yang wajib diajarkan di sekolah menengah atas. Dalam menjalankan misi sosio
akademisnya, PKn berperan menumbuh kembangkan kopetensi siswa dalam aspek
kecakapan akademisnya terutama dalam pengembangan kemampuan berpikir kritis,
analisis, reflektif, menemukan sendiri dan memecahkan masalah serta bertanggung
jawab yang berkaitan dengan pengembangan kesadaran hidup bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Dalam menjalankan misi sosio kulturalnya PKn
berkewajiban memberikan fasilitas kepada siswa untuk mempraktekan pengetahuan,
nilai-nilai, dan keterampilan yang telah dimilikinya untuk dapat disumbangkan pada
berbagai bentuk partisipasi sosial kemasyarakatan sesuai dengan tingkat
perkembangan dan kemampuan siswa. Siswa dalam hal ini dapat berpartisipasi aktif
dalam beberapa bentuk pengabdian kepada masyarakat. Pendidikan
kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran yang dapat membentuk diri
yang beragam dari segi agama, sosio, cultural, bahasa, usia, untuk menjadi warga
negara yang cerdas, terampil dan karakter yang dilandasi oleh UUD 1945.

Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Depdiknas (2005:34), bahwa
Pendidikan kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang secara umum
bertujuan untuk mengembangkan potensi individu warga negara Indonesia, sehingga
memiliki wawasan, sikap, dan keterampilan kewarganegaraan yang memadai dan
memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan bertanggung jawab dalam
berbagai kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Jelas bagi kita bahwa
PKn bertujuan mengembangkan potensi individu warganegara, Untuk mencapai visi,
misi dan tujuan PKn tersebut, seorang guru hendaknya mampu merancang
pembelajaran di kelas secara kreatif, dan inovatif. Namun dalam realitanya selama
ini pembelajaran PKn hanya menggunakan metode ceramah dan cenderung
berorientasi pada konsep-konsep yang sifatnya sangat teoritis, di samping itu guru
cenderung monoton tanpa memperhatikan media dan model pembelajaran yang
tepat digunakan untuk dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar PKn sehingga
siswa menganggap bahwa pembelajaran PKn sangat membosankan.

Berdasarkan observasi awal di lapangan bahwa terjadi permasalahan terkait


dengan hasil belajar siswa khususnya siswa kelas X4 SMA Negeri 1 Sukasada yakni
KKM (Kriteria ketuntasan Minimal) untuk pelajaran PKn di kelas X adalah 75 akan
tetapi nilai-nilai rata-rata siswa yang diperoleh adalah 72 dengan ketuntasan 54%.
Mencermati tentang rendahnya nilai yang dicapai oleh siswa berada di bawah standar
ketuntasan minimal yang ditentukan yaitu dari kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
menunjukan sebagian siswa masih di bawah standar. Bahwa dari 24 siswa masih
banyak siswa memperoleh nilai di bawah 75. Berkenaan dengan keadaan tersebut
menuntut guru untuk memulihkan situasi pembelajaran dengan harapan mampu
memenuhi KKM yang ditentukan.

Masalah di atas dapat menjadi salah satu penyebab mengapa pembelajaran


PKn di sekolah belum memenuhi harapan didalam hasil yang diperolehnya.
Menyikapi permasalahan di atas diperlukan metode atau model pembelajaran yang
tepat untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan mengenai hasil belajar PKn


yang diperoleh siswa kelas X4 SMA Negeri 1 Sukasada, serta dengan
memperhatikan kelebihan-kelebihan yang dimiliki dari model pembelajaran
discovery learning yang diungkapkan oleh Suryosubroto (2002:200), yaitu: (1)
metode ini mampu membantu siswa untuk mengembangkan memperbanyak kesiapan
serta penguasaan keterampilan dalam proses kognitif atau pengenalan siswa, (2)
siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat sangat pribadi atau individual sehingga
dapat kokoh atau mendalam tertinggal dalam jiwa siswa tersebut, (3) dapat
membangkitkan kegairahan belajar pada siswa. Teknik ini mampu memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berkembang dan maju sesuai dengan
kemampuannya masing-masing, (4) mampu mengarahkan cara siswa belajar,
sehingga lebih memiliki motivasi yang kuat untuk belajar lebih giat,

(5) membantu siswa untuk memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri sendiri
dengan proses penemuan sendiri, (6) strategi itu berpusat pada siswa tidak pada guru.
Guru hanya sebagai teman belajar saja, membantu bila diperlukan.

C. Ringkasan Isi Jurnal Pembanding II

Pendidikan nasional bertujuan untuk meningkatkan kehidupan bangsa dan


mengembangkan manusia seutuhnya. Pendidikan diharapkan dapat meningkatkan
kemampuan, mutu kehidupan serta dapat menghasilkan manusia terdidik. Menurut
Santyasa (2006). Oleh karena itu, mutu pendidikan yang tinggi diperlukan untuk
menciptakan sumber daya manusia yang cerdas dan profesional dalam era globalisasi
ini sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan. Dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikan, banyak upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia. Salah
satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia adalah perubahan kurikulum.
Sejak tahun 1980 hingga tahun 2004, Indonesia setidaknya tiga kali mengalami
perubahan kurikulum. Namun patut diakui bahwa hasil-hasil pendidikan di Indonesia
masih jauh dari harapan. Ini dikarenakan karena guru cenderung memilih strategi
pembelajaran yang mudah dalam penyiapan dan pelaksanaannya. Hasil yang sama
juga diungkapkan Trianto (2007) bahwa berdasarkan hasil analisis penelitian secara
empiris, rendahnya hasil belajar peserta didik disebabkan proses pembelajaran yang
didominasi oleh pembelajaran tradisional. Berlakunya Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP), menuntut suatu pembelajaran yang tidak hanya mempelajari
konsep-konsep, prinsip-prinsip, yang telah ada, tetapi juga berorientasi pada proses
serta aplikasi pada kehidupan sehari-hari (Trianto, 2007).

Visi, Misi dan tujuan PKn merupakan sesuatu yang bersifat ideal yang harus
diwujudkan dalam dunia pendidikan. Namun dalam hal strategi pembelajaran
nampaknya untuk mencapai tujuan PKn masih sangat jauh. Kesan PKn dewasa ini
adalah sarat dengan hafalan-hafalan konsep yang bersifat teoritis, padahal yang
sangat urgen dalam pembelajaran PKn dewasa ini adalah penanaman makna dan
nilai-nilai Kewarganegaraan. Dalam mewujudkan idealisme visi dan misi PKn
tersebut dipandang perlu adanya rekonstruksi pemikiran baik menyangkut
pengembangan model pembelajarannya maupun pengembangan kurikulum (standar
isi, standar kompetensi, dan standar kelulusan) di Indonesia Sukadi (dalam skripsi
Adnyana 2011:3). Dan selain pengembangan model pembelajaran maka dalam
proses pembelajaran juga perlu adanya pengembangan media pembelajaran yang
relevan sesuai dengan tuntutan zaman. Kata media berasal dari bahasa latin yang
dalam bentuk jamak dari medium batasan mengenai pengertian media sangat luas,
namun pengertian yang sangat luas tersebut akan dibatasi yaitu media pendidikan
saja yaitu media yang digunakan sebagai alat dan bahan kegiatan pembelajaran
( Daryanto, 2010: 15) Sejalan dengan batasan tersebut (Hamidjojo dalam Arsyad,
2011) memberi batasan media sebagai semua bentuk perantara yang digunakan oleh
manusia untuk menyampaikan atau menyebar ide, gagasan atau pendapat sehingga
ide, gagasan, atau pendapat yang dikemukakan itu sampai kepada penerima yang
dituju. Sehingga media pembelajaran dalam proses pembelajaran sangat diperlukan
untuk mempermudah proses pembelajaran. Selain itu kesan dari proses
pembelajaran yang dilakukan dengan media pembelajaran dapat menarik minat
belajar siswa dan dengan perkembangan IPTEK yang sangat pesat didalam dunia
pendidikan maka seorang guru diharapkan dapat memanfaatkan perkembangan
IPTEK tersebut untuk mendesain proses pembelajaran kesuasana yang lebih
menarik. Sehingga siswa termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran.

Namun, realitanya proses pembelajaran yang terjadi dilapangan guru lebih


cenderung menggunakan model pembelajaran konvensional dan kurangnya
penggunaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran yang membuat suasana
pembelajaran kurang menarik. Dan guru dalam memberikan materi lebih sering
menggunakan cara ceramah atau disebut dengan transfer ilmu dari guru kesiswa
tanpa adanya feed back dari siswa, oleh karena itu model pembelajaran seperti ini
cenderung mengajarkan siswa hanya untuk mendengarkan tanpa adanya usaha untuk
menggali pengetahuannya sendiri dan belajar untuk berpikir kritis dalam menghadapi
suatu permasalahan karena materi yang diterima dalam proses pembelajaran seperti
itu asrat dengan hafalan tanpa adanya makna yang berarti dari suatu proses yang
telah mereka lakukan.

BAB III

PEMBAHASAN

A. KELEBIHAN JURNAL

1. Jurnal Utama

Kelebihan dalam jurnal utama terletak pada materi yang lengkap. Metode
yang digunakan berhasil meningkatkan nilai pkn siswa. Kelebihan lainnya terletak
pada pemberian tabel data dan statistik nilai yang cukup banyak sehingga data yang
ada pada jurnal lebih terpercaya.

2. Jurnal Pembanding I

Kelebihan dalam jurnal pembanding I terletak pada materi yang cukup


lengkap, metode yang digunakan mampu membantu siswa untuk mengembangkan
memperbanyak kesiapan serta penguasaan keterampilan dalam proses kognitif atau
pengenalan siswa, siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat sangat pribadi atau
individual sehingga dapat kokoh atau mendalam tertinggal dalam jiwa siswa tersebut,
dapat membangkitkan kegairahan belajar pada siswa.

3. Jurnal Pembanding II

Kelebihan dalam jurnal pembanding II terletak pada pemaparan materi yang


cukup lengkap. Jurnal ini dapat digunakan sebagai referensi belajar karena banyak
memuat pendapat-pendapat para ahli dan memiliki daftar pustaka yang cukup
banyak.
B. KEKURANGAN JURNAL

1. Jurnal Utama

Jurnal ini sudah sangat bagus, hanya saja penulis tidak mendeskripsikan
pengertian metode pembelajaran CTL dengan baik, sehingga membuat pembaca
kebingungan dengan metode yang digunakan. Kekurangan lainnya adalah daftar
pustaka yang terlalu sedikit.

2. Jurnal Pembanding I

Jurnal ini tidak tidak memiliki abstrak dalam bahasa inggris sehingga kurang
sesuai bagaimana jurnal semestinya. Tidak ada tabel/statistik yang ditampilkan
sehingga pemaparan data terkesan monoton. Penulis tidak mendeskripsikan
pengertian metode Descovery Learning dengan baik. Jurnal ini juga tidak memiliki
nomor ISSN.

3. Jurnal Pembanding II

Jurnal ini tidak memiliki abstrak dalam bahasa inggris sehingga kurang sesuai
bagaimana jurnal semestinya. Metode yang digunakan terbilang kurang tepat, karena
di beberapa daerah masih minim teknologi untuk menggunakan proyektor untuk
menampilkan power point. Materi yang diberikan agak susah di mengerti dan tidak
memiliki tabel data/statistik sama sekali.

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Setiap karya tulis pasti memiliki ciri-ciri yang berbeda antar satu dengan yang
lain, baik itu daari segi bahasanya, kelebihannya, dan kekurangannya. Jurnal pasti
mengandung informasi yang sudah dipaparkan dengan jelas oleh penulisnya terlepas
dari kekurangan yang terkandung dalam setiap jurnal, namun sudah dipastikan setiap
jurnal pasti membawa keuntungan bagi pembaca dalam hal pendapatan informasi
lebih. Dalam ketiga jurnal ini terkandung informasi yang sangat melimpah yang
mana membuat pembaca menjadi tertarik untuk membaca atau menganalisis jurnal
ini seperti yang kami lakukan. Diatas telah kami sampaikan ringkasan dan juga
kelebihan serta kekurangan dari masing-masing jurnal yang diharapkan dapat
menjadi perbandingan antara opini atas pembaca jurnal tersebut.

B. SARAN

Didalam kelebihan ketiga jurnal tersebut agar dipertahankan dan lebih


diperkuat lagi, dan mengenai kekurangan jurnal agar lebih diteliti lagi untuk
memperoleh hasil yang maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto,Suharsimi. 2007 . Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research-


CAR) . Jakarta : Bumi Aksara.

Arsyad,Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Adnyana, Agus Putra. 2011. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Problem


Based Learning Berbasis Tri Premana Dengan Siklus Sabda,Pratyaksa, dan
Anumana (SPA) dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Analisis Mata
Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Di Kelas X SMA Saraswati
Singaraja Tahun Ajaran 2010/2011. Skripsi (tidak diterbitkan). Jurusan
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan , FIS Undiksa. Singaraja.
Daryanto, 2010. Media Pembelajaran: Peranannya Sangat Penting Dalam Mencapai
Tujuan Belajar. Yogyakarta: Gava Media.

Djamarah,Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2006 .Strategi Belajar Mengajar.Jakarta:


Rineka Cipta.

Roestiyah, N.K.2001. Strategi Belajar Mengajar.Jakarta: Rineka Cipta

Rohani, Ahmad.Pengelolaan Dan Pengajaran.Jakarta: Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai