Anda di halaman 1dari 15

PSIKOLOGI PENDIDIKAN

( MINI RISET )

D
I
S
U
S
U
N
OLEH :

KELOMPOK

MHD.FAIZ ZAKI ( 5193121025 )

MUHAMMAD ARIF ( 5191121006 )

AHDA SABILA ( 5191121004 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN (A)

JURUSAN TEKNIK MESIN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan tugasMini Riset yang berjudul “ Permasalahan Sosial di SMK Swasta
Bandung Medan ” sebagai tugas dari mata kuliah  Psikologi Pendidikan. Penulis berterima kasih
kepada seluruh pihak yang banyak membantu dalam proses penyusunan dan penyelesaian mini riset ini dari
awal hingga akhir. Dan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada dosen mata kuliah
Psikologi Pendidikan Ibu Armita Sari dan Bapak Abdul Murad yang telah membimbing penulis dalam
menyelesaikan tugas ini.

Penulis menyadari bahwa pembuatan mini riset ini kiranya masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan. Semoga mini
riset ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis sendiri tentunya.

Medan, 20 April 2020

Penulis,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………….....................……………..

DAFTAR ISI ……………………………………………………….........…………..

BAB I PENDAHULUAN………………………………….........…….…………….

A. LatarBelakang…………………………….............…………….………….
B. TujuanPenelitian………………………….............………………….……..
C. Manfaat Penelitian..............................................................................................

BAB II LANDASAN TEORITIS…………….........…….........……………………

A. TinjauanPustaka………………………………………….........….……..…

BAB III METODOLOGI PENELITIAN …………………….........…………........

A. LokasiPenelitian……………………………………..............……………...
B. MetodePenelitian…………………………………..............………………..
C. SubjekPenelitian……………………………..............……………………...

BAB IV PEMBAHASAN & HASIL……………................………………………..

BAB V PENUTUP…………………………………………………..............……….

A. Kesimpulan………………………………………………………..............….
B. Saran………………………………………………………….……................

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian


pelaksanaan oleh guru dan siswa atas dasar hubungan timbal-balik yang berlangsung
dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal
balik antara guru dan siswa ini merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses
pembelajaran. Pada kenyataan yang kita lihat di sekolah-sekolah, seringkali guru terlalu
aktif di dalam proses pembelajaran, sementara siswa dibuat pasif, sehingga interaksi
antara guru dengan siswa dalam proses pembelajaran tidak efektif. Jika proses
pembelajaran lebih didominasi oleh guru, maka efektifitas pembelajaran tidak akan dapat
dicapai. Untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang efektif, guru dituntut agar mampu
mengelola proses pembelajaran yang memberikan rangsangan kepada siswa sehingga ia
mau dan mampu belajar. Untuk bisa belajar efektif setiap orang perlu mengetahui apa arti
belajar sesungguhnya. Belajar adalah sebuah tindakan aktif untuk memahami dan
mengalami sesuatu. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan
respon. Jadi, proses belajar terjadi jika anak merespon stimulus (rangsangan) yang
diberikan guru, selain itu untuk meraih pembelajaran yang efektif peserta didik juga dapat
dibimbing oleh guru dari pengetahuan sebelumnya yang mereka miliki yang tersimpan
dalam ingatan dan pemikiran mereka (kognitif) dengan menggunakan teori dan metode
pembelajaran dengan tepat. Jika hal itu belum terjadi maka proses pembelajaran tidak
akan berjalan dengan efektif dan optimal tanpa menyiapkan sejumlah perangkat
pembelajaran yang tepat. Disini para guru juga bisa mempelajari psikologi pendidikan
yang bisa diterapkan dalam proses pembelajaran yang sesuai dengan keadaan siswa dan
keefektifan dari penerapan psikologi pendidikan tersebut dalam praktek nyata di sekolah.
B. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bagaimana proses sosial di sekolah SMK Swasta Bandung


Medan
2. Untuk mengetahui metode, model, dan strategi dalam proses pembelajaran di
sekolah SMK Swasta Bandung Medan.
3. Untuk mengetahui pendidikan psikologi apa yang diterapkan oleh guru dalam
proses pembelajaran di sekolah SMK Swasta Bandung Medan.
4. Untuk mengetahui kendala,dampak dan manfaat yang muncul dalam proses
pembelajaran sosial di sekolah SMK Swasta Bandung Medan.

C. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut .

1. Dapat mengetahui bagaimana proses pembelajaran, metode, model, dan


strategi proses pembelajaran yang digunakan oleh guru, serta untuk
mengetahui apa saja kendala yang muncul dalam proses pembelajaran di
sekolah SMK Swasta Bandung Medan.
2. Laporan penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber literasi bagi para
pembaca.
3. Sebagai evaluasi dan pembelajaran bagi mahasiswa sebagai calon guru di
masa depan bagaimana proses pembelajaran yang baik dan efektif serta
menerapkan psikologi pendidikan dalam proses pembelajaran.
BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Siswa (Peserta Didik)

Siswa sendiri merupakan seorang pelajar atau murid yang sedang duduk dibangku
SD (Sekolah Dasar), SMP (Sekolah Menengah Pertama), dan SMA (Sekolah
Menengah Atas). Seorang siswa belajar dalam mendapatkan ilmu pengetahuan agar
bisa mencapai cita-cita dan impiannya. Seorang siswa adalah seorang anak yang
sedang menempuh pendidikan dari sekolah dasar sampai sekolah menengah atas
itulah yang disebut dengan siswa dan siswi.

Siswa merupakan satu-satunya subjek yang menerima apa saja yang diberikan
oleh guru saat kegiatan belajar mengajar berlangsung.Siswa digambarakan sebagai
sosok yang membutuhkan bantuan orang lain untuk memperoleh ilmu pengetahuan.
Selain memperoleh ilmu pengetahuan siswa juga mengalami perkembangan serta
pertumbuhan dari kegiatan pendidikan tersebut.Sehingga dapat dikatakan bahwa
siswa merupakan salah satu anggota masyarakat yang memiliki potensi serta usaha
untuk mengembangkan dirinya. Peserta didik yang pada ummnya merupakan
inidividu yang memilki potensi yang dirasa perlu dikembangkan melalui pendidikan
baik fisik maupun psikis dari lingkungan keluarga maupun lingkunagn masyarakat
dimanapun ia berada.

Seorang peserta didik akan diajarkan bagaimana cara bersikap yang baik serta
etika yang sopan untuk berinteraksi pada masyarakat lainnya.  Tentu saja hal tersebut
tidak dapat melupakan peran pendidik sebagai sumber ilmu dan salah satu unsur
terpenting dari pendidikan.Seorang pendidik harus memahami dengan betul karakter
yang ada pada peserta didiknya. Pendidik juga harus mengerti bagaimana cara
mengasah potensi yang ada pada peserta didiknya.
Menurut pasal 1 ayat 4 UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional “Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan
dirinya melalui proses pendidikan pada jalur jenjang dan jenis pendidikan tertentu.”

Abu Achmadi, salah satu pemerhati pendidikan ia mengungkapkan bahwa peserta


didik atau siswa merupakan individu yang belum bisa dikatakan dewasa. Ia
memerlukan usaha, bantuan, serta bimbingan dari seseorang untuk mencapai tingkat
kedewasaannya. Ia juga mengungkapkan bahwa peserta didik juga membutuhkan
bimbingan untuk menjadi pribadi yang lebih baik didepan Tuhan Yang Maha Esa
serta didepan negara sebagai warga negara yang baik. Dengan demikian siswa atau
peserta didik dapat dikatakan orang yang mempunyai fitrah atau potensi dasar yang
ada dalam dirinya berupa fisik maupun psikis yang perlu dikembangakan melalui
pendidikan.

UU RI No. 20 th 2003 telah mencantumkan bahwa peserta didik memilki


kewajiban sebagi berikut :

a. Menjaga norma-norma pendidikan untuk menjamin keberlangsungan proses


dan keberhasilan pendidikan.
b. Ikut menanggung biaya pendidikan kecuali bagi yang dibebaskan dari
kewajiban tersebut.

2. Pengertian Guru

Guru dalam bahasa jawa adalah menunjuk pada seorang yang harus digugu dan
ditiru oleh semua murid dan bahkan masyarakat. Harus digugu artinya segala sesuatu
yang disampaikan olehnya senantiasa dipercaya dan diyakkini sebagai kebenaran oleh
semua murid. Sedangkan ditiru artinya seorang guru harus menjadi suri teladan
(panutan) bagi semua muridnya. Secara tradisional guru adalah seorang yang berdiri
didepan kelas untuk menyampaikan ilmu pengetahuan. Guru sebagai pendidik dan
pengajar anak, guru diibaratkan seperti ibu kedua yang mengajarkan berbagai macam
hal yang baru dan sebagai fasilitator anak supaya  dapat belajar dan mengembangkan
potensi dasar dan kemampuannya secara optimal,hanya saja ruang lingkupnya guru
berbeda, guru mendidik dan mengajar di sekolah negeri ataupun swasta.
Para pakar pendidikan di Barat telah melakukan penelitian tentang peran guru
yang harus dilakoni. Peran guru yang beragam telah diidentifikasi dan dikaji oleh
Pullias dan Young (1988), Manan (1990) serta Yelon dan Weinstein (1997).
Pengertian Belajar

Bila diperhatikan lebih jauh esensi dasar dari pengertian belajar adalah perubahan,
dengan berbagai karakteristiknya, dan latihan atau pengalaman, pertanyaannya
perubahan dalam hal apa, apakah perubahan perubahan tersebut terjadi hanya dalam
bentuknaya yang konkrit atau akan berlaku juga dalam bentuknya yang abstrak, untuk
menjawab masalah ini terdapat dua pandangan penting, yaitu pandangan
behaviouristik dan pandangan kognitif.

Menurut pandangan behavioristik, belajar adalah perubahan dalam tingkah laku,


cara seseorang  berbuat pada situasi tertentu serta perubahan tersebut dapat diamati,
artinya berpikir dan emosi tidak menjadi perhatian dalam suatu aktivitas belajar
karena tidak bisa diamati. Sebaliknya menurut pandangan kognitif belajar adalah
proses internal yang tidak dapat diamati secara langsung. Perubahan  terjadi dalam
kemampuan seseorang untuk bertingkah laku dan berbuat dalam situasi tertentu dan
perubahan tersebut hanyalah refleksi dari perubahan internal.

Dalam perkembangannya para behaviourist baru, neo-behaviourist telah berusaha


memperluas pandangannya tentang belajar dengan memasukan aspek-aspek yang
tidak dapat diamati secara langsung, seperti harapan-harapan, keinginan-keinginan,
keyakinan dan pikiran seperti terlihat dalam pandangan Albert Bandura yang terkenal
dengan teori kognitif sosialnya yang menganggap bahwa belajar itu lebih dari sekedar
perubahan dalam tingkah laku yang teramati, melainkan juga mencakup pencapaian
pengetahuan dan tingkah laku yang dapat diamati yang berdasar pada pengetahuan
tersebut.

Dengan memperhatikan berbagai pandangan tentang makna belajar, maka


dapatlah diartikan bahwa belajar merupakan suatu perubahan internal yang terjadi
pada diri seseorang, perubahan dalam potensi untuk bertingkah laku, serta perubahan
tingkah laku itu sendiri. Implikasi dari pengertian ini adalah bahwa seorang guru atau
dosen pasti dihadapkan pada tingkah laku siswa mahasiswa yang teramati seperti hasil
pekerjaan siswa mahasiswa dalam melaksanakan tugas tugas atau tingkah laku
mereka di dalam ruangan belajar, dan aspek yang kurang  tidak teramati secara
langsung seperti berpikir abstrak serta sikap.
3. Pengertian Mengajar

Mengajar pada hakikatnya adalah suatu proses mengorganisir lingkungan yang


ada di sekitar siswa sehingga pada diri siswa terjadi proses belajar. Dalam hal ini, S.
Nasution 1982:8 mengemukakan bahwa mengajar adalah suatu aktivitas
mengorganisir lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak
sehingga terjadi proses belajar.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa mengajar
adalah suatu proses kegiatan yang disengaja dan terencana untuk membimbing dan
mengawasi siswa dalam aktivitas belajar untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya.

4. PengertianPembelajaran
Secara umum pengertian pembelajaran adalah upaya yang dilakukan untuk
membantu seseorang atau sekelompok orang sedemikian rupa dengan maksud supaya
di samping tercipta proses belajar juga sekaligus supaya proses belajar menjadi lebih
efesien dan efektif. Itulah sebabnya Darsono, 2000: 24 mengemukakan bahwa
pengertian pembelajaran dapat dimaknai sebagai suatu kegiatan yang dilakukan oleh
guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku peserta didik berubah ke arah yang lebih
baik. 
Menurut Gagne, Briggs, dan wagner dalam Udin S. Winataputra (2008)
pengertian pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk
memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa. Sedangkan menurut  Duffy dan
Roehler (1989) pengertian pembelajaran adalah suatu usaha yang sengaja melibatkan
dan menggunakan pengetahuan profesional yang dimiliki guru untuk mencapai tujuan
kurikulum. Adapun pengertian pembelajaran menurut UU Nomor 20 tahun 2003
tentang Sisdiknas, pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik
dan sumber belajar pada suatu lingkingan belajar.
5. Penerapan Psikologi Pendidikan
Sesuai yang tercantum dalam UU RI No.20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, yaitu yang dimaksud dengan pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Usaha di sini
berarti kegiatan atau perbuatan dengan mengerahkan tenaga, pikiran, atau badan
untuk mencapai suatu maksud. Sadar adalah insyaf, yakin, tahu, dan mengerti.
Sedangkan terencana adalah menyusun sistem dengan landasan tertentu untuk
kemudian dilaksanakan. Perencanaan pendidikan secara sengaja dan sungguh-
sungguh ini tentunya dilakukan oleh insan pendidikan yang mempunyai kewenangan
dan tanggung jawab menyeluruh terhadap keberhasilan pelaksanaan proses
pendidikan, khususnya pendidikan di sekolah dasar. Dan penerapan filsafat
pendidikan di dalamnya merupakan faktor yang ikut menentukan dan membantu para
pelaku pendidikan tersebut.

Adanya berbagai mazhab dalam psikologi pendidikan juga menyebabkan berbeda-


bedanya kurikulum, metode, tujuan, serta kedudukan guru dan siswa tersebut dalam
struktur pendidikan. Semuanya tergantung pada mazhab apa yang diterapkan atau
dianut oleh para pelakunya. Hanya saja, dalam hal ini mereka dituntut untuk memiliki
kurikulum yang relevan dengan pendidikan ideal, juga disesuaikan dengan
perkembangan jaman dan menekankan pada aspek kognitif, afektif, dan pertumbuhan
yang normal. Metode pendidikan juga harus mengandung nilai-nilai instrinsik dan
ekstrinsik yang sejalan dengan mata pelajaran dan secara fungsional dapat
direalisasikan dalam kehidupan. Selain itu, tujuan pendidikan tidak hanya terpaku
pada salah satu pihak semata, melainkan untuk seluruh pihak yang terlibat dalam
pendidikan. Kedudukan guru dan siswa harus benar-benar dimengerti oleh keduanya
sehingga dapat menjalankan peranannya masing-masing dengan baik.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Obsevasi dilaksanakan di SMK Swasta Bandung dengan alamat Jl.Pengabdian No 46,


Bandar Klippa, Kec.Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Sumatra Utara 20371.
Observasi dilaksanakan pada Sabtu, 22 Februari 2020, yakni pada pukul 09:00 - 10:00
WIB. Guru mata pelajaran pada saat observasi adalah Bapak Ilham Ilyas S.pd.

B. Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan melalui metode observasi langsung pada Sekolah SMK
Swasta Bandung Medan. Bagaimana proses pembelajaran serta interaksi/sosial antara
guru dan siswa dalam pembelajaran, sert psikologi pendidikan apa yang digunakan oleh
guru dalam proses pembelajaran tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode kualitatif, dengan mengadakan wawancara kepada guru secara langsung.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah pihak-pihak yang dijadikan sebagai sampel dalam sebuah
penelitian. Subjek penelitian juga membahas karakteristik subjek yang digunakan dalam
penelitian. Subjek dalam penelitian ini adalah : sekolah SMK Swasta Bandung Medan
dan Guru mata pelajaran agama Bapak Ilham Ilyas, S.Pd.
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Hasil dan Pembahasan

Dari hasil pengamatan proses pembelajaran dan sosial di sekolah SMK Swasta
Bandung, maka dilampirkanlah hasil observasi sebagai berikut :

Mata Pelajaran : Agama

Nama Guru : Ilham Ilyas, S.Pd.

Hari, tanggal : Sabtu, 22 Februari 2020

Hasil Observasi :

1. Para Siswa dan guru dalam proses interaksi/sosial mengalami kesulitan karena metode
dalam interaksi kepada para siswa/siswi berbeda-beda karena setiap siswa/siswi memiliki
kepribadian yang berbeda.

2. Situasi dalam proses belajar dan berinteraksi sosial sangat baik karena posisi kelas satu
dengan yang lain berdekatan dan posisi duduk antara siswa/siswi satu dengan yang lain
berdekatan

3. Banyak gangguan dalam proses sosial seorang siwa/siswi karena kebisingan lokasi
tempat berinteraksi yang dipenuhi oleh seluruh masyarakat sekolah yang berinteraksi,sehinga
menyulitkan dalam proses sosial yang nyaman.

4. Media yang digunakan dalam proses sosial yang digunakan oleh siswa/siswi banyak
menggunakan media elektronik seperti Hp,Laptop,dll.
5. Biasaya siswa/siswi banyak berinteraksi pada waktu istirahat dibandingkan saat proses
pembelajaran karena proses pembelajaran yang digunakan oleh guru lebih tegas sehingga
mengurangi interaksi sosial antar siswa/siswi.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil observasi mengenai proses pembelajaran SMK Swasta Bandung, pada mata
pelajaran agama dengan guru pengampu Ilham Ilyas, S.Pd. bahwasanya untuk
mewujudkan suasana kelas yang kondusif dan efektif diperlukan kerja sama yang baik
antara guru dan siswa. Dimana guru dan siswa harus sama-sama bersikap aktif dalam
proses pembelajaran berlangsung, siswa harus bersikap kritis dalam setiap hal yang baru
diterimanya baik itu berupa materi pembelajaran. Dan guru juga harus unggul dan
menguasai materi dengan baik dan memiliki metode pengajaran yang tepat sesuai dengan
karakter siswa. Dan proses pembelajaran yang cukup efektif, dikarenakan siswa yang
bersikap aktif dan kritis dalam proses pembelajaran tersebut..

Dalam hal ini guru harus bijaksana dalam menerapkan metode pembelajaran yang
sesuai dengan karakter siswa serta kondisi kelas tersebut. Guru juga bisa menggabungkan
metode pembelajaran dari beberapa yang ditawarkan oleh pandangan psikologi
pendidikan, namun perlu ditekankan penerapan metode pembelajaran harus sesuai dengan
karakter siswa dan kondisi kelas.

B. Saran

Sebaiknya sebagai guru harus senantiasa berkreasi dan inovatif dalam kegiatan
mengajar, sehingga siswa tidak merasa jenuh atau bosan dalam kegiatan pembelajaran
tersebut. Dan guru harus menerapkan metode pembelajaran yang disesusaikan dengan
kondisi serta karakter siswa, dalam dunia pendidikan khususnya proses belajar mengajar
hendaknya selalu dilakukan pembaharuan menuju yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional, Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat


Pendidiakn Lanjutan Pertama. 2002. Pendekatan Konsektual ( Contextual Teaching and
Learning (CTL))

Dimyati, Mudjiono.2006. Belajar dan Pembelajaran.Jakarta:Rineka Cipta.

https://cancer55.wordpress.com/2013/09/07/fungsi-dan-peranan-guru-dalam-proses-belajar-
mengajar/ (diakses pada tanggal 18 April 2020)

http://infodanpengertian.blogspot.co.id/2016/02/pengertian-siswa-menurut-para-
ahli.html(diakses pada tanggal 18 April 2020)

http://chandcyberspace.blogspot.com/2017/04/apa-itu-guru-pengertian-guru-
menurut.html(diakses pada tanggal 18 April 2020)

http://www.wikipendidikan.com/2016/02/perbedaan-makna-belajar-mengajar.html(diakses
pada tanggal 18 April 2020)

http://dinaauliamn.blogspot.co.id/2016/10/penerapan-psikologi-pendidikan.html(diakses pada
tanggal 18 April 2020)

http://pedidikanmu.blogspot.co.id/2013/05/penerapan-psikologi-pendidikan-
pancasila_8.html(diakses pada tanggal 18 April 2020)

Anda mungkin juga menyukai