1. AULIANISA PRATIWI
2. ALDA PANJAITAN
3. WAHANA ESTRADA
JURUSAN FISIKA
MEDAN
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan
rahmat dan kasih karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Mini Riset mata
kuliah Ilmu Sosial dan Budaya ini. Sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Mini
Riset ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga hasil dari Mini Riset
ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan saya semoga Mini Riset ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi Mini
Riset ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Mini Riset ini kami masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami harapkan
kepada pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan Mini Riset ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
RINGKASAN
Hilangnya moral para remaja adalah suatu hal yang banyak disaksikan termasuk
kenakalan remaja. Masalah kenakalan remaja sangat meresahkan orang tua, masyarakat
bahkan Negara. Namun dibalik itu semua terdapat peran guru yang cukup penting dalam
pengembangan moral peserta didik. Hal tersebutlah yang melatar belakangi penulisan mini
riset ini, adapun tujuannya adalah untuk melihat sejauh mana tingkat perkembangan moral
remaja di sekolah SMA 8 Methodist, apa penyebab terjadinya kenakalan remaja dan
bagaimana peran guru di dalamnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
deskriptif kualitatif. Sedangkan dalam pengumpulan data di gunakan metode wawancara dan
dokumentasi. Dan dari mini riset yang dilakukan ternyata pada masa sekarang ini moral usia
remaja sangat beda dengan yang dulu. Artinya perkembangan moral pada usia remaja saat ini
khususnya di SMA 8 Methodist mengalami kemerosotan. Hal tersebut dapat dilihat dari
kenanakalan-kenakalan remaja yang terjadi baik di dalam kelas maupun luar kelas. Guru
yang berperan sekaligus wali kelas di SMA 8 Methodist menjalankan perannya dalam
mengembangkan moral peserta didiknya yaitu dengan melakukan pendekatan kemudian
mendorong peserta didik untuk menjadi pribadiyang lebih baik lagi.
4
BAB I
PENDAHULUAN
Remaja merupakan asset masa depan suatu bangsa. Di masa depan dan
di samping hal-hal yang menggembirakan dengan kegiatan remaja-remaja
pada waktu yang akhir-akhir ini dan pembinaan yang di lakukan oleh
organisasi - ogrganisasi pelajar dan mahasiswa, kita melihat pula arus
kemelorotan moral yang semakin melanda di kalangan sebagian lain nya
pemuda-pemuda kita, yang lebih terkenal dengan sebutan kenakalan remaja.
Dalam surat kabar-surat kabar sering kali kita membaca berita tentang
perkelahian pelajar, penyebabnarkotika, pemakaiobatbius, minumankeras,
penjambret yang dilakukanolehanak-anak yang berusiabelasantahun,
meningkatnyakasus -kasuskeahuankehamilan di kalanganremajaputri, dan lain-
lain.
Berangkat dari pernyataan tersebut, kami selaku penulis tertarik untuk
meneliti lebih lanjut tentang tingkat moral pergaulan siswa/i kelas X SMK
Teladan Pematangsiantar dan peranan guru di dalamnya.
5
1.2 TUJUAN PENELITIAN
1. Memahami pengertian kenakalan remaja
2. Mengetahui penyebab kenakalan remaja dan gejala-gejala yang dapat
memperhatikan hal-hal yang perlu di perhatikan untuk menanggulangi
kenakalan remaja
Penelitian ini diharapkan dapat bermamfaat dan sebagai masukan bagi orangtua
maupun guru dalam mengatasi penyimpangan moral khususnya kenakalan remaja sehingga
dapat diterapkan strategi untuk mengurangi dan mengatasi timbulnya kenakalan remaja.
Sebagai pertimbangan instansi pendidikan dalam meningkatkan kualitas dan mutu sekolah,
siswa yang berkualitas, berakhlak dan bermoral tinggi. Sebagai bahan masukan atau referensi
kepada peneliti lain yang meneliti topik yang sama atau berhubungan.
6
BAB II
7
Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua
bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya.
Kedua, tercapainya identitas peran. Kenakalan remaja terjadi karena remaja gagal mencapai
masa integrasi kedua.
Kontrol diri yang lemah
Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat
diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku 'nakal'. Begitupun bagi
mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa
mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya.
2. Faktor Eksternal
Kurangnya perhatian dari orang tua, serta kurangnya kasih sayang
Keluarga merupakan unit sosial terkecil yang memberikan fondasi primer bagi
perkembangan anak. Sedangkan lingkungan sekitar dan sekolah ikut memberikan nuansa
pada perkembangan anak. Karena itu baik-buruknya struktur keluarga dan masyarakat sekitar
memberikan pengaruh baik atau buruknya pertumbuhan kepribadian anak.Keadaan
lingkungan keluarga yang menjadi sebab timbulnya kenakalan remaja seperti keluarga yang
broken-home, rumah tangga yang berantakan disebabkan oleh kematian ayah atau ibunya,
keluarga yang diliputi konflik keras, ekonomi keluarga yang kurang, semua itu merupakan
sumber yang subur untuk memunculkan delinkuensi remaja.
Dalam kehidupan berkeluarga, kurangnya pembinaan agama juga menjadi salah satu
faktor terjadinya kenakalan remaja. Dalam pembinaan moral, agama mempunyai peranan
yang sangat penting karena nilai-nilai moral yang datangnya dari agama tetap tidak berubah
karena perubahan waktu dan tempat.Pembinaan moral ataupun agama bagi remaja melalui
rumah tangga perlu dilakukan sejak kecil sesuai dengan umurnya karena setiap anak yang
dilahirkan belum mengerti mana yang benar dan mana yang salah, juga belum mengerti mana
batas-batas ketentuan moral dalam lingkungannya. Karena itu pembinaan moral pada
permulaannya dilakukan di rumah tangga dengan latihan-latihan, nasehat-nasehat yang
dipandang baik.Maka pembinaan moral harus dimulai dari orang tua melalui teladan yang
baik berupa hal-hal yang mengarah kepada perbuatan positif, karena apa yang diperoleh
dalam rumah tangga remaja akan dibawa ke lingkungan masyarakat. Oleh karena itu
pembinaan moral dan agama dalam keluarga penting sekali bagi remaja untuk
8
menyelamatkan mereka dari kenakalan dan merupakan cara untuk mempersiapkan hari depan
generasi yang akan datang, sebab kesalahan dalam pembinaan moral akan berakibat negatif
terhadap remaja itu sendiri.Kemerosotan moral, tingkah laku dan perbuatan – perbuatan
orang dewasa yang tidak baik menjadi contoh atau tauladan bagi anak-anak dan remaja
sehingga berdampak timbulnya kenakalan remaja.
Pengaruh budaya barat serta pergaulan dengan teman sebayanya yang sering
mempengaruhinya untuk mencoba dan akhirnya malah terjerumus ke dalamnya. Lingkungan
adalah faktor yang paling mempengaruhi perilaku dan watak remaja. Jika dia hidup dan
berkembang di lingkungan yang buruk, moralnya pun akan seperti itu adanya. Sebaliknya
jika ia berada di lingkungan yang baik maka ia akan menjadi baik pula.Di dalam kehidupan
bermasyarakat, remaja sering melakukan keonaran dan mengganggu ketentraman masyarakat
karena terpengaruh dengan budaya barat atau pergaulan dengan teman sebayanya yang sering
mempengaruhi untuk mencoba. Sebagaimana diketahui bahwa para remaja umumnya sangat
senang dengan gaya hidup yang baru tanpa melihat faktor negatifnya, karena anggapan
ketinggalan zaman jika tidak mengikutinya.
Tempat pendidikan
Tempat pendidikan, dalam hal ini yang lebih spesifiknya adalah berupa lembaga
pendidikan atau sekolah. Kenakalan remaja ini sering terjadi ketika anak berada di sekolah
dan jam pelajaran yang kosong. Belum lama ini bahkan kita telah melihat di media adanya
kekerasan antar pelajar yang terjadi di sekolahnya sendiri. Ini adalah bukti bahwa sekolah
juga bertanggung jawab atas kenakalan dan dekadensi moral yang terjadi di negeri ini.
9
menyalahi aturan etika dan estetika. Dan hal itu kan terus berlangsung selama remaja
tersebut tidak memiliki orang yang membimbing dan mengarahkan.
2. Bagi keluarga
Anak merupakan penerus keluarga yang nantinya dapat menjadi tulang punggung
keluarga apabila orang tuanya tidak mampu lagi bekerja. Apabila remaja selaku anak
dalam keluarga berkelakuan menyimpang dari ajaran agama, akan berakibat terjadi
ketidakharmonisan di dalam kekuarga dan putusnya komunikasi antara orang tua dan
anak. Tentunya hal ini sangat tidak baik karena dapat mengakibatkan remaja sering
keluar malam dan jarang pulang serta menghabiskan waktunya bersama teman-
temannya untuk bersenang-senang dengan jalan minum-minuman keras atau
mengkonsumsi narkoba. Pada akhirnya keluarga akan merasa malu dan kecewa atas
apa yang telah dilakukan oleh remaja. Padahal kesemuanya itu dilakukan remaja
hanya untuk melampiaskan rasa kekecewaannya terhadap apa yang terjadi dalam
keluarganya.
10
BAB III
METODE PELAKSANAAN
C. INSTRUMEN PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode wawancara, dimana dalam hal ini kami
mewawancarai seorang guru bidang studi bahasa Indonesia sekaligus wali kelas yang
mengajar di SMA8 Methodist Medan
D. ANALISIS DATA
Pengumpulan data yang penulis tuliskan dalam laporan bersumber dari pengamatan
guru tersebut selama mengajar di sekolah tersebut.
11
BAB IV
PEMBAHASAN
Dari wawancara yang dilakukan terhadap guru bidang studi bahasa Indonesia ssekaligus
walikelas dari siswa/i kelas XII jurusan IPA SMA 8 Methodist Medan, didapatkan informasi
sebagai berikut :
Moral siswa/i sekarang ini sangat jauh berbeda dengan siswa/i pada waktu-waktu
sebelumnya. Mengapa dikatakan berbeda? Karena pada saat sekarang sudah dilengkapi
dengan media yang modern dan itu sangat mempengaruhi siswa baik melalui apa yang dia
lihat, apa yang dia dengar sehingga itu mempengaruhi moral mereka. Adapun kenakalan
remaja yang ditemukan pada siswa/i SMA 8 Methodist Medan adalah antara lain :
1. Tidak menghargai waktu, tidak peduli pada saat guru menjelaskan, tidak peduli pada tugas-
tugas yang harus dia kerjakan karena terlalu asik pada handphone. Tidak jarang ditemukan
siswa/i pada saat belajar, mereka membuka handphone.
2. Tidak menghargai orang yang lebih tua darinya. Siswa/i merasa bahwa guru dianggap
sebagai teman sebayanya, sehingga dalam bertutur kata konteksnya menjadi tidak sesuai
bahkan terdengar kurang baik.
3. Banyak siswa/i yang menyimpan gambar-gambar atau video yang tidak seharusnya dilihat
atau ditonton
4. Karena banyak siswa/i terlalu sibuk dengan chat dan bergaul melalui medsos baik melalui
wa, fb, bbm dan terlalu asik dengan apapun, sehingga bukan hanya guru, teman-teman
bahkan orangtua juga terabaikan, jadi pusatnya hanya pada handphonenya saja.
Hal tersebut sudah tidak wajar atau salah karena waktu yang dimiliki peserta didik
hampir semuanya tercuri/tertuang kepada hal-hal yang tidak bermanfaat. Adapun faktor-
faktor yang paling mempengaruhi hal tersebut adalah ;
1. Media informasi khususnya internet, kelancaran jaringan internet pada saat ini sudah
sanagat lancar sehingga kita dapat membuka internet dimana saja dan kapan saja. Dan hal ini
yg menyebabkan siswa bebas menjelajahi apa saja di dunia internet bahkan berbagai
informasi di belahan dunia manapun tetapi terkadang siswa tidak mampu membatasi diri,
mana yang baik, mana yang pantas yang harus dia lihat atau dia pelajari.
12
2. Orangtua terlalu sibuk dan kurang mengawasi anak-anaknya karena terkadang anak-anak
kelihatannya saja belajar, membuka hp dengan alasan mencari tugas tetapi yang mereka
lakukan malah membuka media-media yang lain, misalnya chat atau video-video yg tidak
sepantasnya dibuka oleh seorang remaja
Adapun dampak negatif dari kenakalan remaja yang terjadi di sekolah tersebut adalah
siswa/i menjadi pribadi yang tertutup (tidak terbuka terhadap teman-temannya), siswa tidak
peduli dengan sekitarnya atau lebih fokus ke handphone saja, dan mengaibakan tugas-
tugasnya, siswa lebih banyak diam tetapi mencurahkan isi hatinya melalui status di medsos
Peran seorang guru sebagai pendidik dan pembimbing di sekolah tersebut adalah
memberikan dorongan, masukan, mengajak siswa untuk lebih bijak dalam menggunakan
gagdet kemudian mengajak siswa untuk lebih aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler dengan
begitu siswa mengisi waktu luangnya dengan kegiatan yang bermanfaat, tidak dengan hal
yang tidak bermanfaat seperti bermain ke warnet, atau lebih banyak menghabiskan waktu di
kamaa tapi dengan bermain gagdet. Solusi yang kita guru berikan dapat berupa nasehat
kemudian tetap mengajak orangtua siswa untuk tetap membimbing dan mengawasi anak di
rumah terutama pada jam-jam belajar. Memang guru di SMA 8 Methodist ini tidak memiliki
strategi tertentu untuk membina kenakalan remaja ataupun untuk mencegahnya tetapi tetap
memberikan nasehat, pengarahan dalam menggunakan media karena pada saat ini juga sudah
ada undang-undang IT bagi siapa saja yang menyebarkan hal-hal yang tidak senonoh,
pembuat atau pun yang membagikan berita-berita yang tidak pantas itu akan terkena hukum
tindak pidana. Guru juga dapat melakukan pemeriksaan gagdet dan menyarankan bergaul
dengan teman-teman yang baik, hindari pergaulan yang tidak baik supaya kita juga menjadi
baik, mengisi waktu luang dengan belajar, kegiatan ekstrakurikuler, bermain bersama teman.
Kendala terbesar yang dihadapi guru di sekolah ini adalah ketika siswa tersebut sudah
tidak peduli lagi dengan apa yang disampaikan oleh guru. Mereka menganggap bahwa apa
yang disampaikan hanya cukup didengar tetapi tidak dilakukan, ada sifat-sifat seperti ini
dalam diri siswa/i apalagi jika orangtuanya tidak peduli dan jarang membimbing anak-
anaknya di rumah, sehingga ketika anaknya di luar rumah maka akan terbawa ke sekolah.
Jadi bimbingan orangtua dan bimbingan agama juga sangat diperlukan untuk membina moral
anak-anak. Peran guru memang perlu, tetapi yang paling perlu adalah bimbingan orangtua,
agar tetap mengingatkan anak-anak untuk tetap beribadah, bagi yang muslim tetap lakukan
13
sholat dan bagi yang beragama kristen tetap lakukan saat teduh. Karena kegiatan agama juga
sangat membantu membentuk karakter/kepribadian seseorang terutama remaja.
Kendala yang lain adalah ketika siswa/i dalam keadaan marah dalam arti tidak terima
dengan apa yg guru sampaikan karena masa remaja adalah masa yang rentan dimana emosi
sering tidak terkendali. Jadi sebaiknya ketika menegur siswa panggil, bicara empat mata dan
usahakan teman-teman yang lainnya tidak melihat dia ditegur secara kasar karena itu dapat
membuat siswa merasa ditolak atau dianggap remeh dihadapan teman-temannya.
Maka dari itu sebagai seorang pendidik, kita harus punya cara yang tepat dalam
mengembangkan moral peserta didik kita yaitu pertama dengan melakukan pendekatan,
memberikan nasehat dengan catatan kita tidak menghukum dan tidak menjudge mereka
bahwa mereka sudah salah karena tidak ada pribadi yang sempurna, semua orang pernah
melakukan kesalahan, tetapi belajar dari kesalahan itu penting dan itu yang harus kita
tanamkan kepada peserta didik kita serta terus memberikan dorongan dan nasehat bahwa
mereka bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Harapan guru terhadap peserta didik yang
dibina dapat lulus dengan standar yang baik, kemudian ketika duduk di jenjang pendidikan
yang lebih tinggi mereka dapat mempertanggungjawabkan ilmunya, kemudian karakternya
menunjukkan karakter yang baik (tidak mempermalukan almamater), khususnya memalukan
dirinya sendiri. Harapannya peserta didik dapat meraih cita-citanya, sukses dan pastinya tidak
lupa untuk bahagia.
14
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Faktor internal berupa krisis identitas dan kontrol diri yang lemah. Sedangkan faktor
eksternal berupa kurangnya perhatian dari orang tua; minimnya pemahaman tentang
keagamaan; pengaruh dari lingkungan sekitar dan pengaruh budaya barat serta pergaulan
dengan teman sebaya; dan tempat pendidikan.
Akibat-akibat yang ditimbulkan oleh kenakalan remaja akan berdampak kepada diri remaja
itu sendiri, keluarga, dan lingkungan masyarakat.
5.2 SARAN
Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis menyarankan untuk lebih menaruh perhatian
terhadap persoalan sosial, terutama kenakalan remaja. Hendaknya kita dapat mencegah dan
mengendalikan perilaku remaja sehingga tidak menimbulkan masalah sosial yang terjadi
akibat kenakalan-kenakalan remaja tersebut. Melalui penelitian yang telah dilakukan, penulis
mengharapkankan agar:
1. Siswa yang memiliki moral pergaulan yang sudah baik diharapkan dapat
mempengaruhi teman sekelas yang moral pergaulannya masih kurang supaya
menjadi siswa yang memiliki moral yang lebih baik lagi.
2. Guru-guru yang ada di sekolah lebih aktif mengawasi moral pergaulan siswa saat di
sekolah.
3. Orangtua yang menjadi dasar pengembangan moral anak diharapkan supaya lebih
memperhatikan perkembangan moral anak.
15
DAFTAR PUSTAKA
Irwandy. 2014. Strategi Pembelajaran : Guru Cerdas Meningkatkan Potensi dan Karir Guru.
. Medan :Unimed Press.
http://digilib.unila.ac.id/12751/11/BAB%20I.pdf
http://etheses.uin-malang.ac.id/1713/5/06410033_Bab_2.pdf
http://pengantar-bahasa-indonesia.blogspot.co.id/2013/03/contoh-makalah-tentang-
kenakalan-remaja.html
https://fikmakalah.blogspot.com/2017/03/penelitian-sosiologi-tentang-kenakalan.html
16
LAMPIRAN
Lampiranbiodata Guru
Status : Menikah
Riwayat Pendidikan :
a. SD N 122387 Amplas
b. SMP N 1 Amplas
c. SMA N 5 Amplas
17