Anda di halaman 1dari 20

CRITICAL JOURNAL REVIEW

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Dosen Pengampu : Sri Hadiningrum, S.H.,M.Hum.

Disusun Oleh :

Adinda

7203520019

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik
dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan CBR ini dengan baik.

Kami selaku penulis berharap CBR ini dapat berguna, bermanfaat dan menambah
wawasan serta pengetahuan kita semua mengenai materi yang akan dibahas nanti. Kami juga
menyadari bahwa CBR ini masih memiliki kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kami berharap adanya kritik dan saran demi perbaikan karya tulis di masa yang akan
datang,

Semoga makalah yang sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya, CBR yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Akhir kata, kami mohon maaf apabila terdapat kata-kata yang kurang berkenan.

Binjai, 19 Maret 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... i

DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................................... 1

a. Rasionalisasi Pentingnya CBR .................................................................................. 1


b. Tujuan ....................................................................................................................... 1
c. Manfaat ..................................................................................................................... 1
d. Identitas Buku ............................................................................................................ 1

BAB 2 RINGKASAN ISI BUKU ........................................................................................ 3

a. Bab I Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan ........................................................... 3


b. Bab II Identitas Nasional .......................................................................................... 3
c. Bab III Integrasi Nasional .......................................................................................... 4
d. Bab IV Negara dan Konstitusi .................................................................................. 4
e. Bab V Hak Asasi Manusia ........................................................................................ 5
f. Bab VI Demokrasi .................................................................................................... 6
g. Bab VII Negara Hukum ............................................................................................. 6
h. Bab VIII Wawasan Nusantara Sebagai Geopolitik Indonesia ................................... 6
i. Bab IX Ketahanan Nasional....................................................................................... 7

BAB 3 PEMBAHASAN ...................................................................................................... 8

a. Kelebihan dan Kekurangan Buku .............................................................................. 8

BAB 4 PENUTUP ................................................................................................................ 9

a. Kesimpulan ............................................................................................................... 9
b. Saran ......................................................................................................................... 9

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

a. Rasionalisasi Pentingnya CBR

Melakukan Critical Book Report pada suatu buku dengan membandingkannya dengan buku
lain sangat penting untuk dilakukan, dari kegiatan inilah kita dapat mengetahui kelebihan dan
kekurangan suatu buku. Dari mengkritik inilah kita jadi mendapatkan informasi yang kompeten
dengan cara merangkum bab yang terdapat pada keseluruhan buku.

b. Tujuan

1. Mengulas isi sebuah buku.


2. Mengetahui informasi sebuah buku.
3. Membandingkan isi buku utama dengan buku pembanding.
4. Melatih individu agar berfikir kritis dalam mencari informasi yang ada di setiap buku.

c. Manfaat

1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.


2. Untuk mengetahui dan membandingkan banyak hal tentang ringkasan isi buku yang
dianalisis serta mengambil kesimpulan atas ringkasan buku tersebut.

d. Identitas Buku

Buku Utama

1. Judul :Pendidikan Kewarganegaraan


Untuk Perguruan Tinggi
2. Edisi :Ke-2
3. Pengarang :Apiek Gandamana
4. Penerbit :Harapan Cerdas
5. Kota Terbit :Medan
6. Tahun Terbit :2019
7. ISBN :978-602-5799-42-6

1
Buku Pembanding

1. Judul :Pendidikan Kewarganegaraan


Untuk Perguruan Tinggi
2. Edisi :Cetakan 1
3. Pengarang :Paristiyanti Nurwardani, dkk.
4. Penerbit :Direktorat Jenderal Pembelajaran
5. Kota Terbit :Jakarta
6. Tahun Terbit :2016
7. ISBN : 978-602-6470-02-7

2
BAB 2

RINGKASAN ISI BUKU

BAB I Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan


A. Pendahuluan
Secara Konseptual, Pendidikan kewarganegaraan di Indonesia dilaksanakan dalam rangka
mewujudkan amanat Pendidikan Nasional. Belajar tentang Pendidikan kewarganegaraan
(PKN) pada dasarnya adalah belajar tentang ke Indonesiaan, belajar untuk menjadi manusia
yang berkepribadian Indonesia, membangun rasa kebangsaan, dan mencintai tanah air
Indonesia.
B. Pengertian Pendidikan Kewargangaraan
Pendidikan kewarganegaraan terdiri dari dua kata, yaitu kata “pendidikan” dan kata
“kewarganegaraan”. Pendidikan adalah upaya sadar dan terencana untuk menciptakan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, penguasaan diri, dan keterampilan yang
dibutuhkan, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Secara konseptual istilah
kewarganegaraan tidak bisa dilepaskan dengan istilah warga negara. Pendidikan
kewarganegaraan merupakan terjemahan dari istilah asing Civic Education. Nu'man Somantri
berpendapat bahwa, pendidikan kewarganegaraan merupakan seleksi dan adaptasi antar ilmu
antar ilmu sosial dan aktivitas dasar manusia yang disusun dan disajikan secara psikologis dan
ilmiah dalam rangka berkontribusi pada pencapaian tujuan pendidikan.
C. Landasan Ilmiah dan Landasan Hukum Pendidikan Kewarganegaraan
1. Landasan Ilmiah Tujuan utama dari pendidikan kewarganegaraan adalah mengembangkan
wawasan dan kesadaran bernegara. Pendidikan kewarganegaraan adalah ilmu, setiap ilmu
harus memenuhi syarat keilmuan yaitu mempunyai obyek, metode, sistem dan bersifat
universal.
2. Landasan Hukum / Yuridis
a) UUD RIS 1945, Pasal 30 ayat (1) menyatakan bahwa “tiap –tiap warga negara berhak
dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara”
b) UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 37 ayat (2)
menyatakan bahwa “kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat pendidikan agama,
pendidikan kewarganegaraan dan Bahasa.

3
D. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
Menurut Kosasih Djahiri tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah sebagai berikut :
1. Secara Umum, untuk mendukung keberhasilan pencapaian pendidikan nasional
2. Secara Khusus, yaitu membina moral yang diharapkan diwujukan dalam kehidupan sehari –
hari

BAB II Identitas Nasional


A. Pendahuluan
Menurut Armani di Indonesia, kebhinekaan atau heterogenitas merupakan faktor yang sangat
diperhitungkan sejak awal berdirinya negara. Identitas nasional merujuk pada identitas –
identitas yang sifatnya nasional. Identitas nasional merupakan sesuatu yang ditransmisikan dari
masa lalu dan dirasakan sebagai pemilikan bersama.
B. Pengertian Identitas Nasional
Konsep identitas nasional terdiri dari dua kata dasar yaitu "identitas" dan "bangsa". Dalam
kamus besar bahasa Indonesia, identitas mengacu pada ciri atau kondisi khusus seseorang atau
identitas. Kata negara berasal dari kata "negara" dalam KBBI, dan "negara" mengacu pada ciri
kebangsaan. Dalam konteks pendidikan kewarganegaraan, identitas bangsa lebih dekat dengan
makna jati diri, yaitu ciri atau ciri suatu bangsa, perasaan atau kepercayaan bangsa, yang
membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa lain. Identitas nasional yang berasal dari kata
“national identity” dapat diartikan sebagai “kepribadian nasional” atau “jati diri nasional”.
Konsep identitas nasional dalam arti jati diri bangsa menurut Kaelan adalah nilai – nilai yang
merupakan hasil buah pikiran dan gagasan dasar bangsa Indonesia tentang kehidupan yang
dianggap baik yang memberikan watak, dan ciri masyarakat Indonesia.
C. Konsep Bangsa
Indonesia Otto Bauer berpendapat bahwa, bangsa adalah kesatuan karakter karena kesatuan
nasib. Dalam Ensiklopedia Nasional Indonesia, negara dijelaskan dari sudut pandang hukum,
yaitu masyarakat dalam masyarakat hukum yang terorganisir. Bangsa Indonesia adalah
kelompok sosial yang terdiri dari berbagai suku bangsa yang tinggal di wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia dan memelihara kesatuan bahasa Indonesia.
D. Unsur – Unsur Pembentuk Identitas Nasional
Terdapat dua jenis bentuk identitas, yakni identitas primer dan identitas sekunder. Identitas
primer yakni identitas yang mengawali terjainya identitas sekunder, sedangkan identitas
sekunder adalah identitas yang dibentuk atau direkonstruksi berdasarkan hail kesepakatan
4
bersama. Identitas primer yang terwujud antara lain dalam bentuk budaya etnis yang
dikembangkan agar memberi sumbangan bagi pembentukan budaya nasional dan akhirnya
menjadi identitas nasional. Bersifat sekunder karena identitas nasional lahir kemudian bila
dibandingkan dengan identitas kesukubangsaan yang memang telah dimiliki warga bangsa itu
secara askriptif

BAB III Integrasi Nasional


A. Pendahuluan
Masalah integrasi nasional merupakan masalah yang dihadapi oleh hampir semua negara,
terutama negara yang relatif masih muda, termasuk Indonesia. Sejak proklamasi kemerdekaan,
negara Indonesia terus menghadapi masalah penyatuan kembali penduduk Indonesia.
Tantangan itu sangat terasa terutama ketika bangsa Indonesia membutuhkan kebersamaan dan
persatuan dalam menghadapi dinamika kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
B. Pengertian Integrasi Nasional
Istilah "integrasi nasional" dalam bahasa Inggris adalah "National Intregation". Integrasi berarti
kesempurnaan. Bangsa berarti bangsa sebagai wujud persekutuan antar manusia dari berbagai
lapisan masyarakat. Integrasi nasional adalah upaya untuk mempersatukan seluruh elemen
bangsa dengan pemerintah dan wilayahnya. Untuk "mengintegrasikan" berarti memperbaiki
atau meningkatkan untuk menggabungkan elemen-elemen yang awalnya terpisah.
C. Pentingnya Integrasi Nasional
Integrasi masyarakat yang sepenuhnya memang sesuatu yang tidak mungkin diwujudkan,
karena setiap masyarakat menyimpan potensi konflik dan pertentangan. Persamaan
kepentingan kebutuhan untuk bekerjasama serta konsensus tentang nilai – nilai tertentu dalam
masyarakat merupakan potensi yang mengintegrasikan. Negara baru seperti halnya Indonesia
membangun Integrasi juga menjadi tugas penting. Ada dua hal yang dapat menjelaskan hal ini.
Pertama, pemerintah kolonial Belanda tidak pernah memikirkan tentang perlunya membangun
kesetiaan nasional dan semangat kebangsaan pada rakyat Indonesia. Kedua, bagi negara –
negara baru tuntutan integrasi ini juga menjadi masalah pelik karena latar belakang bangsa
yang bersangkutan.
D. Strategi Integrasi
a) Strategi Asimilasi, adalah proses percampuran dua macam kebudayaan atau lebih
menjadi satu kebudayaan yang baru sehingga melebur menjadi satu.

5
b) Strategi Akulturasi, adalah proses percampuran dua macam kebudayaan atau lebih
sehingga memunculkan kebudayaan yang baru dimana ciri – ciri budaya asli
pembentuknya masih tampak dalam kebudayaan baru tersebut.
c) Strategi Pluralis, paham pluralis merupakan paham yang menghargai terdapatnya
perbedaan dalam masyarakat.
E. Integrasi Nasional
Indonesia Integrasi nasional dapat dilihat dari dua dimensi, yaitu dimensi vertikal dan dimensi
horizontal. Dimensi vertikal adalah dimensi yang berkaitan dengan upaya menyatukan
persepsi, keinginan dan harapan yang ada antara elit dengan massa, atau pemerintah dengan
rakyat. Sedangkan dimensi horisontal adalah dimensi yang berkenaan dengan upaya
mewujudkan dengan persatuan di antara perbedaan – perbedaan yang ada dalam masyarakat
itu sendiri. Salah satu persoalan yang dialami oleh negara – negara berkembang seperti
Indonesia dengan mewujudkan integasi adalah masalah Primordialisme yang masih kuat.
Namun demikian harus tetap diyakini bahwa nasionalisme sebagai karakter suatu bangsa tetap
diperlukan di era Indonesia merdeka sebagai kekuatan untuk menjaga eksistensi sekaligus
mewujudkan taraf peradaban yang luhur, kekuatan yang tangguh dan mencapai negara bangsa
yang besar.

BAB IV Negara Dan Konstitusi


A. Pendahuluan
Negara adalah salah satu bentuk organisasi yang ada dalam kehidupan masyarakat. Sepanjang
kehidupan bernegara dengan pemerintahan, masyarakat mendambakan tujuan tertentu. Agar
pemerintah suatu negara berhak mengatur kehidupan masyarakat, ada sistem aturan yang
mengaturnya. Tingkat regulasi tertinggi di suatu negara disebut Konstitusi atau biasanya UUD.
B. Konsep Negara
Berikut ini konsep pengertian negara yang dikemukakan oleh beberapa ahli.
1. Roger H. Soltau, negara adalah sebagai alat atau wewenang yang mengatur atau
mengendalikan persoalan – persoalan bersama atas nama masyarakat.
2. Harold J. Laskg y, negara adalah suatu masyarakat yang diintegrasikan karena
mempunyai wewenang yang bersifat memaksa.
C. Unsur – Unsur Terbentuknya Negara
1. Unsur Konstitutif, unsur pembentuk yang harus dipenuhi agar terbentuk negara. Unsur
ini terdiri dari rakyat, wilayah dan pemerintah yang berdaulat.
6
2. Unsur Deklaratif, unsur yang sifatnya menyatakan bkan mutlak harus dipenuhi. Unsur
ini terdiri atas tujuan negara UUD dan pengakuan dari negara lain.
D. Sifat – Sifat Negara
1. Sifat Memaksa
2. Sifat Monopoli
3. Sifat mencakup semua, berarti smua peraturan perundang undangan yang berlaku
adalah untuk semua orang tanpa kecuali.
E. Tujuan Dan Fungsi Negara
Mengenai tujuan negara ini, beberapa ahli mengemukakan pendapatnya yang beragam antara
lain :
1. Roger H. Soltau, tujuan negara adalah memungkinkan rakyatnya berkembang serta
menyelenggarakan daya ciptanya sebebas mungkin.
2. Lord Shang, di dalam setiap negara terdapat subjek yang selalu bertentangan dan
berhadapan, yaitu pemerintah dan rakyat.
Fungsi yang secara umum pasti dimiliki oleh setiap negara antara lain :
1. Melaksanakan ketertiban
2. Pertahanan
3. Menegakkan keadian
4. Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya
F. Pengertian Konstitusi
Konstitusi adalah hukum dasar negara. Konstitusi sebagai hukum dasar negara memuat asas
dan peraturan yang bersifat fundamental dalam kehidupan bernegara. Menurut Winarno,
konstitusi dapat diartikan dalam arti luas dan sempit. Konstitusi dalam Arti luas meliputi
hukum dasar tertulis dan tidak tertulis. Konstitusi dalam arti sempit adalah hukum dasar tertulis
yaitu UUD
G. Tujuan Dan Fungsi Konstitusi
Menurut Miriam Budiharjo menjelaskan setiap UUD memuat ketentuan – ketentuan mengenai
hal – hal sebagai berikut :
1. Organisasi negara
2. Hak – hak asasi manusia
3. Prosedur mengubah UUD
4. Adakalnya memuat larangan untuk mengubah sifat tertentu dari UUD

7
H. UUD 1945 Sebagai Konstitusi Indonesia
UUD memegang peranan penting bagi kehidupan suatu negara. Dalam sejarahnya sejak
proklamasi 17 Agustus 1945 hingga sekarang di Indonesia telah berlaku tiga macam UUD
dalam 4 periode yaitu :
1) Periode 18 Agustus – 27 Desember 1949 berlaku UUD 1945
2) Periode 27 Desember 1949 – 17 Agustus 1950 berlaku UUD RIS
3) Periode 17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959 berlaku UUDS 1950
4) Periode 5 Juli 1959 – Sekarang berlaku kembali UUD 1945
I. Amandemen atau Perubahan UUD 1945
Artinya mengubah atau mengadakan pembuatan yang mana menjadi hak parlemen untuk
mengubah atau mengusulkan perubahan rancangan UUD. Inti peenrapan sistem pemerintahan
pasca amandemen Konstitusi UUD 1945 antara lain :
• Pelaksanaan pemilu langsung presiden dan wakil presiden
• Perubahan ideologi politik dari sosialis demokrat menjadi liberal
• Pelaksanaan kebebasan pers yang bertanggung jawab

BAB V Hak Negara Dan Warga Negara


A. Pendahuluan
Warga Negara merupakan salah satu unsur pokok dalam suatu negara, selain adanya wilayah
dan pemerintahan yang berdaulat.
B. Konsep Warga Negara
Warga negara dalam bahasa Inggris disebut Citizen, dalam bahasa Yunani Civics yang berarti
penduduk sipil. Menurut Aristoteles yang disebut warga negara adalah orang yang secara aktif
ikut mengambil bagian dalam kegiatan hidup bernegara.
C. Warga Negara Indonesia
Pasal 1 UUD 1945 menetapkan bahwa warga negara Indonesia adalah :
1. Orang yang asli dalam daerah negara Indonesia
2. Orang yang mendapat kewarganegaraan Indonesia dengan cara Naturalisasi
3. Anak yang sah
4. Anak yang lahir di dalam daerah negara Indonesia
5. Anak yang diangkat dengan cara yang sah oleh seorang WNI

8
Saat ini UU tentang kewarganegaraan RI yang berlaku adalah UU No. 12 Tahun 2006. Tentang
siapa warga negara Indonesia, dinyatakan pada pasal 4 UU No. 12 Tahun 2006 yaitu :
a) Setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang – undangan
b) Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan ibu warga negara
Indonesia
c) Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu warga negara Indonesia
d) Anak yang lahir di wilayah negara RI yang pada waktu lahir tidak jelas status
kewarganegaraan ayah dan Ibunya.
e) Anak yang lahir dalam tenggat waktu 300 hari setelah ayahnya meninggal dunia dari
perkawinan yang sah dan ayahnya WNI
D. Asas – Asas Kewarganegaraan
Dalam penentuan kewarganegaraan ada 2 asas, yaitu asas kewarganegaraan berdasarkan
kelahiran dan asas kewarganegaraan berdasarkan perkawinan. Tetapi dalam literatur hukum
dan dalam praktek dikenal adanya 3 asas kewarganegaraan masing – masing adalah Ius Soli,
Ius Sanguinis dan Asas Campuran.
• Asas Ius Soli, berasal dari bahasa Latin, “Ius” yang berarti pedoman atau hukum.
Sedangkan soli berasal dari kata “solum” yang berarti negeri, tanah atau daerah. Jadi
Ius Soli adalah penentuan status kewarganegaraan berdasarkan tempat atau darah atau
kelahiran seseorang.
• Asas Ius Sanguinis, asas ini menetapkan seseorang mendapatkan warga negara Jika
orangtuanya adalah warga negara suatu negara.
• Asas yang bersifat campuran, sehingga dapat menyebabkan terjadinya apatride (tanpa
kewarganegaraan) atau Bipatride (Kewarganegaraan Ganda).
• Asas kewarganegaraan khusus ialah asas yang terjadi atas beberapa macam asas atau
pedoman kewarganegaraan yaitu :
1. Asas kepentingan Nasional
2. Asas perlindungan Maksimum
3. Asas kebenaran Substantif
4. Asas Non – Diskriminatif
5. Asas keterbukaan
E. Cara Memperoleh dan Kehilangan Kewarganegaraan Indonesia
Dalam literatur hukum Indonesia, cara memperoleh kewarganegaraan biasanya hanya
mencakup dua cara, yaitu memperoleh kewarganegaraan melalui kelahiran dalam bidang

9
hukum Indonesia dan melalui kewarganegaraan atau naturalisasi. Adapun 5 prosedur atau
metode perolehan status kewarganegaraan yang dikenal dalam praktek tersebut adalah :
1. Citizenship by birth, adalah cara meperoleh kewarganegaraan berdasarkan kelahiran
2. Citizenship by descent, adalah cara memperoleh kewarganegaraan berdasarkan
keturunan
3. Citizenship by naturalisation, adalah pewarganegaraan orang asing melalui
permohonan menjadi warga negara setelah memenuhi persyaratan – persyaratan yang
ditentukan
4. Citizenship by registration adalah peroleh kewarganegaraan bagi mereka yang telah
memenuhi syarat – syarat tertentu.
5. Citizenship by incorporation of territo, adalah proses kewarganegaraan karena
terjadinya perluasan wilayah negara.
Terdapat 3 kemungkinan cara kehilangan kewarganegaraan yaitu :
1) Renunciation, yaitu tindakan sukarela seseorang untuk meninggalkan salah satu dari
dua atau lebih status kewarganegaraan yang diperolehnya dari dua negara atau lebih
2) Termination, yaitu penghentian status kewarganegaraan sebagai tindakan hukum
3) Devrivation, yaitu penghentian secara paksa
F. Konsep Dasar HAM
Hak asasi manusia termasuk nilai-nilai dasar ideal, tanpa nilai-nilai ideal tersebut manusia tidak
dapat hidup sesuai dengan martabatnya sebagai manusia. Dikatakan bahwa HAM adalah
karena hak tersebut bersumber dari fitrah manusia yang dianugerahkan oleh Tuhan Yang Maha
Esa.
G. Sejarah HAM
Pada masa kenabian di kota Madinah disusun sebuah piagam Madinah. Piagam ini merupakan
dokumen kesepakatan masyarakt Madinah untk melindungi dan menjamin hak – hak sesama
warga msyarakat tanpa memandang latar belakang suku dan agama. Perkembangan yang lebih
konkrit tentang HAM terjadi setelah lahinya Bill OF Rights. Inti menyatakan bahwa “manusia
sama di muka hukum” piagam inilah yang menjadi embrio negara hukum Demokrasi dan
persamaan
H. Prinsip – Prinsip Pokok HAM
• Prinsip Universal
• Prinsip tidak dapat dilepaskan
• Prinsip tidak dapat dipisahkan

10
• Prinsip saling tergantung
• Prinsip keseimbangan
• Prinsip partikularisme

BAB VI Demokrasi
A. Pendahuluan
Demokrasi diakui sebagai nama terbaik dan paling tepat untuk semua sistem organisasi politik
dan sosial. Pemilihan demokrasi sebagai sistem kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara karena dua alasan. Pertama, hampir semua warga dunia telah menjadikan demokrasi
sebagai asas fundamental, dan kedua, demokrasi sebagai asas kenegaraan pada hakikatnya
telah mengatur arah peran masyarakat dalam penyelenggaraan negara sebagai organisasi
tertinggi.
B. Pengertian Demokrasi
Secara istilah (Etimologi), kata demokrasi berasal dari bahasa Yunani “Demokratia” yang
berarti “Rule Of the People”. Dengan demikian demokrasi berarti kekuasaan atau pemerintah
ada di tangan rakyat. Dalam pembicaraan tentang demokrasi sering muncul istilah kebebasan.
Memang dalam Demokrasi terkandung kebebasan, tetapi kebebasan itu tidaklah absolut,
melainkan memiliki keterbatasan. Demokrasi merujuk kepada konsep kehidupan negara atau
masyarakat dimana warga ngara turut berpartisipasi dalam pemerintahan melalui wakilnya
yang dipilih.
C. Dari Demokrasi Langsung Ke Demokrasi Perwakilan
Istilah demokrasi, pertama kali dipakai di Yunani Kuno khususnya di Kota Athena sekitar abad
ke-6. Kota – kota di daerah Yunani pada waktu itu masih kecil – kecil. Penduduknya tidak
banyak sehingga mudah dikumpulkan oleh pemerintah dalam suatu rapat untuk
bermusyawarah. Karena rakyat iku serta secara langsung, pemerintah itu disebut pemerintah
langsung. Tetapi dalam perjalanan sejarah, kota – kota terus berkembang. Dalam kondisi
seperti itu, masyarakat modern dengan besar dan kerumitannyamenawarkan sedikit
kesempatan untuk deokrai langsung. Kini bentuk palng umum demokrasi beralih dari
demokrasi langsung ke demokrasi tidak langsung.
D. Karakteristik Sistem Politik Demokrasi
Mengintisarikan damokrasi sebagai sistem yang memiliki 11 pilar yaitu, :
1. Kedaulatan rakyat

11
2. Kekuasaan mayoritas
3. Hak – hak minoritas
4. Jaminan HAM
5. Pemilihan bebas dan jujur
6. Persamaan di depan hukum
7. Proses hukum yang wajar
8. Pembatasan pemerintah secara konstitusional
9. Pluralisme sosial, ekonomi, dan politik
10. Nilai – nilai toleransi pragmatisme kerjasama dan mufakat
11. Pemerintah berdasakan persetujuan dari yang diperintah
E. Demokrasi di Indonesia
Perlu dipahami bahwa demokrasi yang berlaku di Indonesia telah menghasilkan serangkaian
kemajuan baik prosedural, parlementer, presidensial, dan yang terpenting, pemilu yang damai.
Demokrasi Indonesia disebut demokrasi Pancasilla. Demokrasi Pancasilla dapat diartikan
secara luas atau sempit. Secara luas demokrasi pancasilla berarti kedaulatan rakyat yang
didasarkan pada nilai – nilai pancasilla. Sedangkan secara sempit demokrasi pancasilla berarti
kedaulatan rakyat yang dilaksanakan menurut hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan

BAB VII Negara Hukum


A. Pendahuluan
Indonesia adalah negara hukum, artinya negara yang semua penyelenggaraan pemerintahan
dan kenegaraan serta kemasyarakatannya berdasarkan atas hukum bukan di dasarkan atas
kekuasaan belaka.
B. Pengertian Negara Hukum
Menurut Aristoteles negara Hukum adalah Negara hukum adalah negara yang berdiri di atas
hukum yang menjamin keadilan bagi seluruh warga negara. Dari pendapat di atas dapat
dirumuskan pengertian negara hukum adalah negara dimana segala tindakan yang dilakukan
oleh pemerintah maupun warga masyarakat diatur oleh ketentuan hukum, setiap pelanggar
hukum akan dikenakan sanksi sebagaimana mestinya.
C. Prinsip Negara Hukum
Negara yang menganut sistem “Rule Of Law” harus memiliki prinsip yang jelas. Menurut
Diley terdapat terdapat tiga unsur yang fundamental dalam “Rule Of Law” yaitu :
12
1. Supremasi aturan – aturan
2. Kedudkan yang sama di depan hukum
3. Terjaminnya hak – hak asasi manusia oleh undang – undang dan keputusan – keputusan
pengadilan
Dalam dekade abad 20 konsep negara hukum mengarah pada pengembangan negara hukum
dalam arti material. Konsep negara hukum material yang dikembangkan di abad ini sedikitnya
memiliki sejumlah ciri – ciri yaitu sebagai berikut :
• Supremasi Hukum
• HAM terjamin oleh UU
• Pemilihan umum yang bebas
• Kesamaan kedudukan di depan hukum
• Peradilan administrasi dalam perselisihan
D. Makna Indonesia Negara Hukum
Negara Indonesia adalah negara hukum dinamis atau negara kesejahteraan yang membawa
implikasi bagi para penyelenggara negara untuk menjalankan tugas dan wewenangnya secara
luas dan komprehensif. Esensi Indonesia sebagai negara hukum yang dinamis adalah hukum
domestik Indonesia harus tampil akomodatif, adaptif dan progresif. Akomodatif artinya
mampu menyerap dan menyesuaikan keinginan masyarakat yang dinamis, sedangkan progresif
artinya selalu berorientasi pada perspektif masa depan.

BAB VIII Wawasan Nusantara Sebagai Geopolitik Indonesia


A. Pendahuluan
Manusia dan bumi merupakan dua unsur yang tidak dapat dipisahkan. Setelah manusia
membentuk komponen bangsa, manusia itu kemudian menyatakan bahwa bumi yang
dipijaknya sebagai tempat tinggalnya. Sudah tentu perubatan wilayah akan terjadi. Untuk dapat
mempertahankan wilayah hidupnya dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara maka
bangsa harus memiliki kesatuan cara pandang yang dikenal dengan wawasan Nasional.
B. Pengertian dan Teori Geopolitik
Pengertian Geopolitik, Geopolitik berasal dari bahasa Yunani dari kata Ego dan Politik. “Ego”
berarti Bumi dan “politik” politein berarti kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri “tein” yang
berarti urusan. Berdasarkan pengertian di atas geopolitik dapat diartikan sebagai sistem politik

13
atau peraturan – peraturan dalam wujud kebijaksanaan dan strategi nasional yang didorong
oleh aspirasi nasional geografik suatu negara.
Teori – Teori Geopolitik terdiri dari :
1. Teori geopolitik Frederich Ratzel
2. Teori geopolitik Rudolf Kjellen
3. Teori Geopolitik Karl Haushofer
4. Teori Geopolitik Halford Mackinder
5. Teori Geopolitik Alfred Thayer Mehan
6. Teori Geopolitik Guilio Douhet
7. Teori Geopoliik Nicholas J. Spijkman
D. Pengertian Wawasan Nusantara
Istilah wawasan berasal dari kata "wawas" yang berarti penglihatan, survei atau penglihatan.
Sedangkan kata "mawas" berarti cara pandang. Sedangkan istilah Nusantara berasal dari kata
"Nusa" yang artinya antara dua hal. Wawasan nusantara merupakan cara pandang, cara
pandang, cara mengamati masyarakat Indonesia dalam hubungannya dengan dirinya dan
lingkungannya. Wawasan nusantara merupakan pedoman bagi bangsa Indonesia dalam
menyelesaikan masalah-masalah yang berkaitan dengan berbagai aspek kehidupan berbangsa.
E. Sifat atau Ciri Wawasan Nusantara
Dijelaskan oleh Lembaga Pertahanan Nasional Wawasan Nusantara memiliki dua sifat atau
ciri, yaitu
1. Manunggal, artinya keserasian dan keseimbangan yang dinamis dalam segenap aspek
kehidupan, baik aspek almiah maupun aspek sosial.
2. Utuh menyuluruh artinya utuh menyeluruh bagi nusantara dan rakyat Indonesia
sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh bulat dan tidak dapat dipecah belah oleh
kekuatan apapun.

BAB IX Ketahanan Nasional


A. Pendahuluan
Ketahanan suatu bangsa sangat penting bagi kelangsungan kehidupn manusia yang
bersangkutan. Konsepsi ketahanan bangsa untuk karteks Indonesia dikenal dengan nama
ketahanan nasional.

14
B. Pengertian Ketahanan Nasional
Secara Etimologis, istilah ketahanan nasional berasal dari bahasa Jawa yaitu ‘tahan’ yang
berarti kuat, tangguh, dan ulet. Kata nasional berasal dari bahasa Inggris yaitu ‘nation’ yang
berarti bangsa yang telah bernegara. Pada tahun 1973 konsepsi ketahanan nasional dimasukkan
ke dalam (GBHN). Adapun rumusan konsep ketahanan naional dalam GBHN tahun 1998
adalah sebagai berikut :
1. Ketahanan nasional adalah kondisi dinamis yang merupakan integrasi dari kondisi tiap
aspek kehidupan bangsa dan negara
2. Ketahanan nasional meliputi ketahanan ideologi, ketahanan ekonomi, ketahanan
politik, ketahanan sosial budaya.
C. Sifat – Sifat Ketahanan Nasional Indonesia
• Mandiri
• Dinamis
• Manunggal
• Wibawa
• Konsultasi dan Kerjasama
D. Unsur - Unsur Ketahanan Nasional
1. Ketahanan Individu, yaitu ketahanan yang dimiliki oleh seseorang warga negara yang
sehat jasmani dan rohani.
2. Ketahanan keluarga, yaitu ketahanan yang dimiliki oleh suami, istri dan anak dalam
keluarga yang dinamis.
E. Ketahanan Nasional Indonesia
1. Ketahanan Nasional dari aspek Tri Gantra
• Aspek Kedudukan Geografi
• Aspek Kekayaan Alam
• Aspek Keadaan dan Kemampuan Penduduk
2. Ketahanan Nasional dari aspek Panca Gantra
• Aspek Ideologi
• Aspek Politik
• Aspek Ekonomi
• Aspek sosial dan Budaya

15
BAB 3
PEMBAHASAN

a. Buku Utama

Kelebihan :

Buku ini menyajikan materi dengan kalimat yang mudah dipahami, cukup relevan bagi para
pembaca dan mahasiswa karena telah dilengkapi dengan rangkuman.

Kekurangan :

Terkadang apa yang dituliskan di bab pertama, muncul lagi di bab kedua, dan hal itu cukup
banyak ditemui sehingga pembahasan menjadi kurang fokus.

b. Buku Pembanding

Kelebihan :

Buku ini sangat cocok bagi mahasiswa maupun bagi masyarakat karena dibuku ini lebih
condong ke arah praktik dalam menerapkan Pancasila di kehidupan sehari hari, dan juga buku
menyajikan materi dengan kalimat yang mudah dipahami

Kekurangan :

Menurut saya sampul buku ini kurang menarik ketimbang buku utama

16
BAB 4

PENUTUP

a. Kesimpulan

Kita sebagai bangsa Indonesia yang memiliki Ideologi Pancasila, harus memahami apa arti dari
Pancasila itu sendiri, seperti kata Ir. Soekarno pancasila adalah isi jiwa bangsa Indonesia. Maka
dari itu Pancasila sebagai pandangan hidup suatu bangsa dan dasar negara Republik Indoneesia.
Pancasila telah melekat dan men darah daging pada masyarakat Indonesia. Maka masyarakat
Indonesia menjadikan Pancasila sebagai pedoman hidup ataupun menjadikan Pancasila sebagai
perjuangan utama oleh masyarakat bangsa Indonesia.

b. Saran

Antara buku utama dan buku pembanding ataranya sudah bagus dan mempunyai
keunggulannya maupun kelemahannya masing masing. Karena kedua buku ini sangat
berhubungan antara teori dan praktik diantara kedua buku.

17

Anda mungkin juga menyukai