Anda di halaman 1dari 23

CRITICAL BOOK REVIEW

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Dosen Pengampu : Nelly Armayanti,SP.,M.SP

Disusun oleh :
Marke Muji Manik ( 7213510055 )

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena ridho dan
rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Critical Book Report ini.

Atas terselesaikannya laporan buku ini, tidak lupa pemalis ucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada Ibu Nelly Armayanti,SP.,M.SP selaku dosen mata kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan.yang telah membimbing dan mendidik penulis sehingga
penulis menjadi mahasiswa yang berilmu. Juga tidak lupa penulis berterima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Critical Book Report ini.

Walaupun penulis sudah berupaya semaksimal mungkin, demi terselesainya laporan


baku ini, penulis tetap menyadari bahwa kemampuan penulis jauh dari kesempurnaan, dan
mungkin masih banyak kekurangannya. Sehingga kritik dan saran yang sifatnya membangun
yang sangat penulis harapkan

Penulis

Marke Muji Manik

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.. …………………………...……………. …………………i


DAFTAR ISI... …………………………………...……....... ……………….…….ii
BAB I PENDAHULUAN.. ……………………….……………….. ………..……1
A. Latar Belakang.......... ………….……………..……….……..……......1
B. Tujuan………….... …………………………………………...…........1
C. Manfaat............... …………………………………….………..............1
BAB II ISI BUKU.................. …………………………………….……................2
A. Identitas Buku Utama......................................….………….………….2
B. Identitas Buku Pembanding... ……….………………………...………2
C Ringkasan Isi Buku......... ……………………….…………..…………...3
BAB III PEMBAHASAN... ……….…………………………………...................18
A. Penilaian Terhadap Buku..……………………………………….....………18
a. Kelebihan...……………………………………......................................18
b. Kelemahan.....………………………..…………………….……............18
BAB IV PENUTUP... …………………………..……………. …………………...19
A. Kesimpulan......... …………………………………………….…….…........19
B. Saran................. …………………………………………….......………….19
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………...................20

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebuah buku sudah pastinya memiliki kelebihan ataupun kekurangan. Seperti halnya
pada buku Pendidikan Kewarganegaraan yang akan dibahas di dalam Critical Book Review
ini. Selain itu, mahasiswa dituntut untuk dapat berfikir dengan kritis. Oleh karena itu, adanya
kegiatan membandingkan buku tentunya sangat bermanfaat ,guna lebih memperoleh kajian
yang memiliki kualitas penulisannya dalam segala bidang dan dapat melatih ke kritisan
pemikiran mahasiswa. Selain untuk menganalisis buku, makalah ini juga sebagai pemenuhan
atas tugas Pendidikan kewarganegaraan. Hal yang menjadi utama dalam sebuah penulisan
perbandingan ini tidak sebatas pada isi buku saja , tetapi sistematika, penyajian, gaya bahasa,
kecermatan ejaan, diksi, yang tidak berhubungan langsung dengan aspek isi. Bahkan,
ilustrasi, tata letak atau hal- hal yang berkenaan dengan teknik percetakan pun bisa menjadi
bahan kritikan, selain menilai kelebihan dan kekuranganya.

B. Tujuan Critical Book Review


1. Membandingkan buku tentang Pendidikan Kewarganegaraan di perguruan tinggi.
2. Melatih dan mengembangkan pengetahuan serta kreatifitas mahasiswa.
3. Agar mahasiswa lebih memahami dan mendalami pokok bahasan tentang pendidikan
kewarganegaraan

C. Manfaat Critical Book Review


Dalam pembuatan makalah ini, penulis berharap makalah ini akan bermanfaat
kepada·mahasiswa agar dapat mengetahui standar buku yang baik untuk dijadikan referensi.
Selain itu, Mkalah ini juga dapat membantu mahasiswa mengetahui kelebihan, kekurangan
buku serta dapat menambah wawasan bagi para pembaca. Selain itu, penulis juga berharap
makalah ini akan berguna untuk dosen agar dapat memberikan referensi buku ajar yang tepat
bagi mahasiswa.

1
BAB II
ISI BUKU

A. Identitas Buku Utama

Judul Buku : Pendidikan Kewarganegaraan di


Perguruan Tinggi
Penulis : Dr. Osbeth Sinaga., M.Si dkk
Penerbit : CV.Harapan Cerdas
Edisi :5
Tahun Terbit : 2023
Jumlah Halaman : 176 Halaman
ISBN : 978-602-5799-4-26

B. Identitas Buku Pembanding

Judul Buku : Pendidikan Kewarganegaraan untuk


Perguruan Tinggi
Penulis :Paristiyanti Nurwardan dkk
Penerbit : Direktorat Jenderal Pembelajaran dan
Kemahasiswaan
Edisi :1
Bahasa : Indonesia
Tahun Terbit : 2016
Jumlah Halaman : 342 Halaman
ISBN : 978-602-6470-02-7

2
A.Rinkasan Buku Utama
BAB I HAKIKAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Pendidikan Kewarganegaraan dibentuk oleh dua kata ialah kata “Pendidikan” dan kata
“Kewarganegaraan”. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
sertaketerampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.Secara konseptual
istilah kewarganegaraan tidak bisa dilepaskan dengan istilah warga negara.Pendidikan
kewarganegaraan merupakan terjemahan dari istilah asing Civic Education.Menurut Margaret
Stimman Branson Civic Education adalah satu komponn pendidikan penting yang
mengajarkan warga negara untuk mengambil bagian dalam kehidupan demokrasi publik.
Secara Etimologis Pendidikan Kewarganegaraan berasala dari kata “Pendidikan” dan
“Kewarganegaraan”.
Pendidikan berarti usaha sada dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya.
Sedangkan Kewarganegaraan adalah segala hal diawal yang berhubungan dengan warga
Negara. Secara Yuridis, Pendidikan Kewarganegaran dimaksudkan untuk membentuk peserta
didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Secara
Terminologis, Pendidikan Kewarganegaraan adalah program pendidikan yang berintikan
demokrasi politik, diperluas dengan sumber – sumber pengetahuan lainnya. Negara perlu
menyelenggarakan Pendidikan Kewarganegaraan karena setuap generasi adalah orang baru
yang harus mendapat pengetahuan sikap/nilai yang memiliki karakter yang baik dan cerdas
untuk hidup dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sesuai dengan
demokrasi konstitusional. Secara hitoris, Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia awalnya
diselenggarakan oleh organisasi pergerakan yang bertujuan untuk membangun rasa
kebangsaan dan cita – cita Indonesia merdeka.

3
Secara sosiologis, PKn Indonesia dilakukan pada tataran sosial kultural oleh para pemimpin
di masyarakat yang mengajak untuk mencintai tanah air dan bangsa Indonesia. Secara politis,
PKn Indonesia lahir karena tuntutan konstitusi atau UUD 1945 dan sejumlah kebijakan
Pemerintah yang berkuasa sesuai dengan masanya. Pendidikan Kewarganegaraan senantiasa
menghadapi dinamika perubahan dalam sistem ketatanegaraan dan pemerintahan serta
tantangan kehidupan berbangsa dan bernegara.
PKn Indonesia untuk masa depan sangat ditentukan oleh pandangan bangsa Indonesia,
eksistensi konstitusi negara, dan tuntutan dinamika perkembangan bangsa.

BAB II IDENTITAS NASIONAL


Konsep identitas nasional dibentuk oleh dua kata dasar “Identitas “ dan “Nasional”.Dalam
kamus besar Bahasa Indonesia, identitas berarti ciri – ciri atau keadaan khusus seseorang atau
jati diri. Kata nasional berasal dari kata “National” dalam KBBI “Nasional” berarti bersifat
kebangsaan. Dalam konteks Pendidikan Kewarganegaraan, identitas nasional lebih dekat
dengan arti jati diri yakni ciri – ciri atau karakteristik, perasaan atau keyakinan tentang
kebangsaan yang membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa lain.Identitas nasional yang
berasal dari kata “National Identity” dapat diartikan sebagai“kepribadian nasional” atau “jati
diri nasional”.
Konsep identitas nasional dalam arti jati diri bangsa menurut Kaelan adalah
nilai – nilai yang merupakan hasil buah pikiran dan gagasan dasar bangsa Indonesia tentang
kehidupan yang dianggap baik yang memberikan watak, dan ciri masyarakat Indonesia.
Identitas nasional sebagai identitas bersama suatu bangsa dapat dibentuk oleh beberapa faktor
yang meliputi: primordial, sakral, tokoh, Bhinneka Tunggal Ika, sejarah, perkembangan
ekonomi dan kelembagaan. Identitas nasional Indonesia menunjuk pada identitas-identitas
yang sifatnya nasional, bersifat buatan karena dibentuk dan disepakati dan sekunder karena
sebelumnya sudah terdapat identitas kesuku bangsaan dalam diri bangsa Indonesia. Secara
historis, identitas nasional Indonesia ditandai ketika munculnya kesadaran rakyat Indonesia
sebagai bangsa yang sedang dijajah oleh bangsa asing pada tahun 1908 yang dikenal dengan
masa Kebangkitan Nasional (Bangsa). Secara sosiologis, identitas nasional telah terbentuk
dalam proses interaksi, komunikasi, dan persinggungan budaya secara alamiah baik melalui
perjalanan panjang menuju Indonesia merdeka maupun melalui pembentukan intensif pasca
kemerdekaan. Secara politis, bentuk identitas nasional Indonesia menjadi penciri atau

4
pembangun jati diri bangsa Indonesia yang meliputi bendera negara Sang Merah Putih,bahasa
Indonesia sebagai bahasa nasional atau bahasa negara, lambang negara Garuda
Pancasila, dan lagu kebangsaan Indonesia Raya.
BAB III INTEGRASI NASIONAL
Istilah Integrasi nasional dalam bahasa Inggris adalah “National Integration”.“Integration”
berarti kesempurnaan. “Nation” artinya bangsa sebagai bentuk persekutuan dariorang – orang
yang berbeda latar belakang. Integrasi nasional adalah upaya menyatukan seluruh unsur suatu
bangsa dengan pemerintah dan wilayahnya. “mengintegrasikan” berarti membuat untuk atau
menyempurnakan dengan tujuan menyatukan unsur – unsur yang semulaterpisah – pisah.
Integrasi nasional merupakan proses mempersatukan bagian – bagian unsur atau elemen yang
terpisah dari masyarakat menjadi kesatuan yang lebih bulat, sehingga menjadi satu bangsa.
Jenis jenis integrasi mencakup
1. Integrasi bangsa,
2. Integrasi wilayah,
3. Integrasi nilai,
4. Integrasi elit- massa,
5. Integrasi tingkah laku. Dimensi integrasi mencakup integrasi vertical
dan horizontal, sedangkan aspek integrasi meliputi aspek politik, ekonomi dan social budaya.
Integrasi berkebalikan dengan didintegrasi. Jika integrasi menyiratkan adanya keterpaduan,
kesatuan dan kesepakatan atau kosensus, disintegrasi emnyirtkan adanya keterpecahan,
pertentangan dan konflik. Integrasi bangsa diperlukan guna membangkitkan kesadaran akan
identitas bersama, menguatkan identitas nasional, dan membangun persatuan bangsa.

BAB IV NEGARA DAN KONSTITUSI


Berikut ini konsep pengertian negara yang dikemukakan oleh beberapa ahli.
1. Roger H. Soltau, negara adalah sebagai alat atau wewenang yang mengatur atau
mengendalikan persoalan – persoalan bersama atas nama masyarakat.
2. Harold J. Laskg y, negara adalah suatu masyarakat yang diintegrasikan karena
mempunyai wewenang yang bersifat memaksa.
3. Miriam Budiarjo, negara adalah suatu daerah teritorial yang rakyatnya diperintah oleh
sejumlah pejabat.
Dalam arti sempit konstitusi merupakan suatu dokumen atau seperangkat dokumen yang

5
berisi aturan – aturan dasar untuk menyelenggarakan Negara, sedangkan dalam arti luas
konstitusi merupakan peraturan, baik tertulis maupun tidak tertulis, yang menentukan
bagaimana lembaga Negara dibentuk dan dijalankan. Konstitusi diperlukan untuk membatasi
kekuasaan pemerintah atau penguasa negara, membagi kekuasaan negara, dan memberi
jaminan HAM bagi warga negara. Konstitusi mempunyai materi muatan tentang organisasi
negara, HAM, prosedur mengubah UUD, kadang-kadang berisi larangan untuk mengubah
sifat tertentu dari UUD, cita-cita rakyat dan asas-asas ideologi negara. Pada awal era
reformasi, adanya tuntutan perubahan UUD NRI 1945 didasarkan pada pandangan bahwa
UUD NRI 1945 belum cukup memuat landasan bagi kehidupan yang demokratis,
pemberdayaan rakyat, dan penghormatan terhadap HAM. Di samping itu, dalam tubuh UUD
NKRI 1945 terdapat pasal-pasal yang menimbulkan penafsiran beragam (multitafsir) dan
membuka peluang bagi penyelenggaraan negara yang otoriter, sentralistik, tertutup, dan
praktik KKN. Dalam perkembangannya, tuntutan perubahan UUD NRI 1945 menjadi
kebutuhan bersama bangsa Indonesia. Oleh karena itu, MPR melakukan perubahan secara
bertahap dan sistematis dalam empat kali perubahan. Keempat kali perubahan tersebut harus
dipahami sebagai satu rangkaian dan satu kesatuan. UUD NRI 1945 menempati urutan
tertinggi dalam jenjang norma hukum di Indonesia. Berdasar ketentuan ini, secara normatif,
undang-undang isinya tidak boleh bertentangan dengan UUD. Jika suatu undangundang
isinya dianggap bertentangan dengan UUD maka dapat melahirkan masalah
konstitusionalitas Undang-Undang tersebut. Warga negara dapat mengajukan pengujian
konstitusionalitas suatu Undang-Undang kepada Mahkamah Konstitusi.

BAB V HAK NEGARA DAN WARGA NEGARA


Warga negara dalam bahasa Inggris disebut Citizen, dalam bahasa Yunani Civicsyang
berarti penduduk sipil. Menurut Aristoteles yang disebut warga negara adalah orangyang
secara aktif ikut mengambil bagian dalam kegiatan hidup bernegara.Selanjutnya, Sri Wuryan
dan Syaifullah menjelaskan bahwa warga negara dibagi kedalam dua golongan yaitu
(1) yang menguasai atau yang memerintah,
(2) yang dikuasai atau yang diperintah.
Hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan suatu yang semestinya diterima atau
dilakukan melulu oleh pihak tertentu dan tidak dapat oleh pihak lain mana pun juga yang
pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa olehnya. Wajib adalah beban untuk memberikan

6
sesuatu yang semestinya dibiarkan atau diberikan melulu oleh pihak tertentu tidak dapat oleh
pihak lain mana pun yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa oleh yang
berkepentingan. Hak dan kewajiban warga negara merupakan wujud dari hubungan warga
negara dengan negara. Hak dan kewajiban bersifat timbal balik, bahwa warga negara
memiliki hak dan kewajiban terhadap negara, sebaliknya pula negara memiliki hak dan
kewajiban terhadap warga negara. Sekalipun aspek kewajiban asasi manusia jumlahnya lebih
sedikit jika dibandingkan dengan aspek hak asasi manusia sebagaimana tertuang dalam UUD
NRI 1945, namun secara filosofis tetap mengindikasikan adanya pandangan bangsa Indonesia
bahwa hak asasi tidak dapat berjalan tanpa dibarengi kewajiban asasi. Dalam konteks ini
Indonesia menganut paham harmoni antara kewajiban dan hak ataupun sebaliknya harmoni
antara hak dan kewajiban. Hak dan kewajiban warga negara dan negara mengalami dinamika
terbukti dari adanya perubahan-perubahan dalam rumusan pasal-pasal UUD NRI 1945
melalui proses amandemen dan juga perubahan undangundang yang menyertainya. Jaminan
akan hak dan kewajiban warga Negara dengan segala dinamikanya diupayakan berdampak
pada terpenuhinya keseimbangan yang harmonis antara hak dan kewajiban Negara dan warga
Negara.
BAB VI DEMOKRASI
Secara istilah (Etimologi), kata demokrasi berasal dari bahasa Yunani “Demokratia”yang
berarti “Rule Of the People”. Dengan demikian demokrasi berarti kekuasaan atau pemerintah
ada di tangan rakyat. Dalam pembicaraan tentang demokrasi sering muncul istilah kebebasan.
Memang dalam Demokrasi terkandung kebebasan, tetapi kebebasan itu tidaklah absolut,
melainkan memiliki keterbatasan.Demokrasi merujuk kepada konsep kehidupannegara atau
masyarakat dimana warga ngara turut berpartisipasi dalam pemerintahan melaluiwakilnya
yang dipilih.
Secara terminologi, banyak pandangan tentang demokrasi. Tidak ada pandangan tunggal
tentang apa itu demokrasi. Demokrasi dapat dipandang sebagai salah satu bentuk
pemerintahan, sebagai sistem politik, dan sebagai pola kehidupan bernegara dengan prinsip-
prinsip yang menyertainya. Berdasar ideologinya, demokrasi Indonesia adalah demokrasi
yang berdasar Pancasila.
Demokrasi Pancasila dalam arti luas adalah kedaulatan atau kekuasaan tertinggi ada pada
rakyat yang dalam penyelenggaraannya dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila. Demokrasi
Pancasila dalam arti sempit adalah kedaulatan rakyat yang dilaksanakan menurut hikmat

7
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. Demokrasi Indonesia adalah demokrasi
konstitusional, selain karena dirumuskan nilai dan normanya dalam UUD 1945, konstitusi
Indonesia juga bersifat membatasi kekuasaan pemerintahan dan menjamin hakhak dasar
warga Negara.
Praktik demokrasi Pancasila berjalan sesuai dengan dinamika perkembangan kehidupan
kenegaraan Indonesia. Prinsip-prinsip demokrasi Pancasila secara ideal telah terrumuskan,
sedang dalam tataran empirik mengalami pasang surut. Sebagai pilihan akan pola kehidupan
bernegara, sistem demokrasi dianggap penting
dan bisa diterima banyak negara sebagai jalan mencapai tujuan hidup bernegara yakni
kesejahteraaan dan keadilan.

BAB VII NEGARA HUKUM


Menurut Aristoteles Negara hukum adalah negara yang berdiri di atas hukum yang
menjamin keadilan bagi seluruh warga negara. Dari pendapat di atas dapat dirumuskan
pengertian negara hukum adalah negara dimana segala tindakan yang dilakukan oleh
pemerintah maupun warga masyarakat diatur oleh ketentuan hukum, setiap pelanggar hukum
akan dikenakan sanksi sebagaimana mestinya.
Negara merupakan organisasi kelompok masyarakat tertinggi karena mempunyai
wewenang untuk mengatur dan mengendalikan masyarakat bahkan memaksa secara sah
untuk kepentingan umum yang lebih tinggi demi tegaknya hukum. Negara pun dipandang
sebagai subyek hukum yang mempunyai kedaulatan (sovereignity) yang tidak dapat
dilampaui oleh negara mana pun. Ada empat fungsi negara yang dianut oleh negara-negara di
dunia ialah: melaksanakan penertiban dan keamanan; mengusahakan kesejahteraan dan
kemakmuran rakyatnya; pertahanan; dan menegakkan keadilan. Untuk menyelesaikan
perkara-perkara yang terjadi di masyarakat secara adil, maka para aparatur hukum harus
menegakkan hukum dengan sebaik-baiknya. Penegakan hukum bertujuan untuk
meningkatkan ketertiban dan kepastian hukum dalam masyarakat sehingga masyarakat
merasa memperoleh pengayoman dan hakhaknya terlindungi. Dalam menegakkan hukum
terdapat tiga unsur yang harus selalu diperhatikan yaitu: kepastian hukum, kemanfaatan, dan
keadilan. Dalam rangka mewujudkan sistem hukum nasional yang berlandaskan Pancasila
dan UUD NRI 1945, pembangunan bidang hukum mencakup sektor materi hukum, sektor
sarana dan prasarana hukum, serta sektor aparatur penegak hukum.

8
Aparatur hukum yang mempunyai tugas untuk menegakkan dan melaksanakan hukum antara
lain lembaga kepolisian, kejaksaan, dan kehakiman. Fungsi utama Lembaga kepolisian
adalah sebagai lembaga penyidik; sedangkan kejaksaan berfungsi utama sebagai lembaga
penuntut; serta lembaga kehakiman sebagai lembaga pengadilan/pemutus perkara. Peradilan
umum merupakan peradilan bagi rakyat pada umumnya; sedangkan peradilan militer,
peradilan Agama, dan peradilan Tata Usaha Negara merupakan peradilan khusus karena
mengadili perkaraperkara tertentu dan mengadili golongan rakyat tertentu. Keempat
lingkungan peradilan tersebut masing-masing mempunyai lingkungan wewenang mengadili
perkara tertentu serta meliputi badan peradilan secara bertingkat, yaitu pengadilan tingkat
pertama, tingkat banding, dan tingkat kasasi. Penegakan hukum di Indonesia masih
menghadapi masalah dan tantangan untuk memenuhi rasa keadilan masyarakat. Penegakan
hukum sangat penting diupayakan secara terus menerus untuk meningkatkan ketertiban dan
kepastian hukum dalam masyarakat sehingga masyarakat merasa memperoleh perlindungan
akan hak – hak dan kewajibannya.

BAB VIII WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA


Geopolitik berasal dari bahasa Yunani dari kata Ego dan Politik. “Ego” berarti Bumidan
“Politik” politein berarti kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri “tein” yang berartiurusan.
Berdasarkan pengertian di atas geopolitik dapat diartikan sebagai sistem politik atau
peraturan – peraturan dalam wujud kebijaksanaan dan strategi nasional yang didorong
olehaspirasi nasional geografik suatu negara.
Wawasan nusantara bermula dari wawasan kewilayahan dengan dicetuskannya Deklarasi
Djuanda tanggal 13 Desember 1957. Inti dari deklarasi itu adalah segala perairan di sekitar, di
antara dan yang menghubungkan pulau-pulau yang termasuk Negara Indonesia dengan tidak
memandang luas atau lebarnya adalah bagian-bagian yang wajar daripada wilayah daratan
Negara Indonesia. Dengan demikian, bagian dari perairan pedalaman atau nasional yang
berada di bawah kedaulatan mutlak milik Negara Indonesia. Keluarnya Deklarasi Djuanda
1957 membuat wilayah Indonesia sebagai satu kesatuan wilayah. Laut bukan lagi pemisah
pulau, tetapi laut sebagai penghubung pulau-pulau Indonesia. Melalui perjuangan di forum
internasional, Indonesia akhirnya diterima sebagai negara kepulauan (Archipelago state)
berdasarkan hasil keputusan Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut
(UNCLOS) tahun 1982.

9
Pertambahan luas wilayah Indonesia sebagai satu kesatuan
memberikan potensi keunggulan (positif) yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan
kesejahteraan. Namun demikian juga mengundang potensi negatif yang bisa mengancam
keutuhan bangsa dan wilayah. Wawasan nusantara sebagai konsepsi kewilayahan
selanjutnya dikembangkan sebagai konsepsi politik kenegaraan sebagai cara pandang bangsa
Indonesia terhadap diri dan lingkungan tempat tinggalnya sebagai satu kesatuan wilayah dan
persatuan bangsa. Esensi dari wawasan nusantara adalah kesatuan atau keutuhan wilayah dan
persatuan bangsa, mencakup di dalamnya pandangan akan satu kesatuan politik, ekonomi,
sosial budaya, dan pertahanan keamanan. Wawasan nusantara merupakan perwujudan dari
sila III Pancasila yakni Persatuan Indonesi

BAB IX KETAHANAN NASIONAL


Secara Etimologis, istilah ketahanan nasional berasal dari bahasa Jawa yaitu ‘Tahan’ yang
berarti kuat, tangguh, dan ulet. Kata nasional berasal dari bahasa Inggris yaitu ‘Nation’ yang
berarti bangsa yang telah bernegara.Pada tahun 1973 konsepsi ketahanan nasionaldimasukkan
ke dalam (GBHN).
Pengertian ketahanan nasional dapat dibedakan menjadi tiga yakni ketahanan nasional
sebagai konsepsi atau doktrin, ketahanan nasional sebagai kondisi, dan ketahanan nasional
sebagai metode atau strategi. Ketahanan nasional sebagai konsepsi adalah konsep khas
bangsa Indonesia sebagai pedoman pengaturan penyelenggaraan bernegara dengan
berlandaskan pada ajaran asta gatra. Ketahanan nasional sebagai kondisi adalah kondisi
dinamis bangsa Indonesia yang berisi keuletan dan daya tahan. Ketahanan nasional sebagai
metode atau strategi adalah cara yang digunakan untuk menyelesaikan masalah dan ancaman
kebangsaan melalui pendekatan asta gatra yang sifatnya integral komprehensif. Ketahanan
nasional memiliki dimensi seperti ketahanan nasional ideologi, politik dan budaya serta
konsep ketahanan berlapis dimulai dari ketahanan nasional diri, keluarga, wilayah, regional,
dan nasional. Inti dari ketahanan nasional Indonesia adalah kemampuan yang dimiliki bangsa
dan negara dalam menghadapi segala bentuk ancaman yang dewasa ini spektrumnya semakin
luas dan kompleks, baik dalam bentuk ancaman militer maupun nirmiliter. Kegiatan
pembelaan negara pada dasarnya merupakan usaha dari warga negara untuk mewujudkan
ketahanan nasional.

10
Bela negara adalah, sikap dan tindakan warga negara yang teratur,
menyeluruh, terpadu dan berlanjut yang dilandasi oleh kecintaan pada tanah air dan
kesadaran hidup berbangsa dan bernegara. Bela negara mencakup bela negara secara fisik
atau militer dan bela negara secara nonfisik atau nirmiliter dari dalam maupun luar negeri.
Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela negara. Bela Negara dapat
secara fisik yaitu dengan cara "memanggul senjata" menghadapi serangan atau agresi musuh.
Bela Negara secara fisik dilakukan untuk menghadapi ancaman dari luar. Bela negara secara
nonfisik adalah segala upaya untuk mempertahankan negara kesatuan Republik Indonesia
dengan cara meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara, menanamkan kecintaan
terhadap tanah air (salah satunya diwujudkan dengan sadar dan taat membayar pajak), serta
berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara, termasuk penanggulangan ancaman dan
lain sebagainya.

B. Ringkasan Buku Pembanding


BAB I BAGAIMANA HAKIKAT PENDIDIKANKEWARGANEGARAAN DALAM
MENGEMBANGKANKEMAMPUAN UTUH SARJANA ATAU PROFESIONAL?
1. Secara etimologis, pendidikan kewarganegaraan berasal dari kata“pendidikan” dan kata
“kewarganegaraan”. Pendidikan berarti usahasadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan prosespembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensidirinya, sedangkan kewarganegaraan adalah segala hal ihwal yangberhubungan
dengan warga negara.
2. Secara yuridis, pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan untukmembentuk peserta didik
menjadi manusia yang memiliki rasakebangsaan dan cinta tanah air.
3. Secara terminologis, pendidikan kewarganegaraan adalah programpendidikan yang
berintikan demokrasi politik, diperluas dengansumber-sumber pengetahuan lainnya:
pengaruh-pengaruh positif daripendidikan sekolah, masyarakat, dan orang tua. Kesemuanya
itudiproses guna melatih para siswa untuk berpikir kritis, analitis,bersikap dan bertindak
demokratis dalam mempersiapkan hidupdemokratis berdasarkan Pancasila dan UUD 1945
4. Negara perlu menyelenggarakan pendidikan kewarganegaraan karenasetiap generasi
adalah orang baru yang harus mendapat pengetahuan,sikap/nilai dan keterampilan agar
mampu mengembangkan warganegara yang memiliki watak atau karakter yang baik dan
cerdas (smartand good citizen) untuk hidup dalam kehidupan bermasyarakat,berbangsa dan
bernegara sesuai dengan demokrasi konstitusional.
5. Secara historis, PKn di Indonesia awalnya diselenggarakan olehorganisasi pergerakan yang
bertujuan untuk membangun rasakebangsaaan dan cita-cita Indonesia merdeka. Secara
sosiologis, PKnIndonesia dilakukan pada tataran sosial kultural oleh para pemimpin di
masyarakat yang mengajak untuk mencintai tanah air dan bangsaIndonesia. Secara politis,
PKn Indonesia lahir karena tuntutankonstitusi atau UUD 1945 dan sejumlah kebijakan
Pemerintah yangberkuasa sesuai dengan masanya.

11
6. Pendidikan Kewarganegaraan senantiasa menghadapi dinamikaperubahan dalam sistem
ketatanegaraan dan pemerintahan sertatantangan kehidupan berbangsa dan bernegara.
7. PKn Indonesia untuk masa depan sangat ditentukan oleh pandanganbangsa Indonesia,
eksistensi konstitusi negara, dan tuntutan dinamikaperkembangan bangsa.

BAB II BAGAIMANA ESENSI DAN URGENSI IDENTITASNASIONAL SEBAGAI


SALAH SATU DETERMINANPEMBANGUNAN BANGSA DAN KARAKTER ?

1. Identitas nasional dibentuk oleh dua kata dasar, ialah “identitas” dan“nasional”. identitas
berasal dari bahasa Inggris identity yang secaraharfiah berarti jati diri, ciri-ciri, atau tanda-
tanda yang melekat padaseseorang atau sesuatu sehingga mampu membedakannya dengan
yang lain. Istilah “nasional” menunjuk pada kelompok-kelompokpersekutuan hidup manusia
yang lebih besar dari sekedarpengelompokan berdasar ras, agama, budaya, bahasa, dan
sebagainya.
2. Dalam konteks pendidikan kewarganegaraan, identitas nasional lebihdekat dengan arti jati
diri yakni ciri-ciri atau karakteristik, perasaan ataukeyakinan tentang kebangsaan yang
membedakan bangsa Indonesiadengan bangsa lain.
3. Identitas nasional sebagai identitas bersama suatu bangsa dapatdibentuk oleh beberapa
faktor yang meliputi: primordial, sakral, tokoh,bhinneka tunggal ika, sejarah, perkembangan
ekonomi dankelembagaan.
4. Identitas nasional Indonesia menunjuk pada identitas-identitas yangsifatnya nasional,
bersifat buatan karena dibentuk dan disepakati dansekunder karena sebelumnya sudah
terdapat identitaskesukubangsaan dalam diri bangsa Indonesia.
5. Bendera Negara Indonesia, Bahasa Negara, dan Lambang Negara,serta Lagu Kebangsaan
merupakan identitas nasional bagi negara-bangsa Indonesia yang telah diatur lebih lanjut
dalam Undang-UndangRepublik Indonesia No. 24 Tahun 2009 Tentang Bendera, Bahasa,
danLambang Negara, serta Lagu Kebangsaan.
6. Secara historis, identitas nasional Indonesia ditandai ketika munculnyakesadaran rakyat
Indonesia sebagai bangsa yang sedang dijajah olehbangsa asing pada tahun 1908 yang
dikenal dengan masaKebangkitan Nasional (Bangsa).
7. Pembentukan identitas nasional melalui pengembangan kebudayaanIndonesia telah
dilakukan jauh sebelum kemerdekaan, yakni melaluikongres kebudayaan 1918 dan Kongres
bahasa Indonesia I tahun 1938di Solo. Peristiwa-peristiwa yang terkait dengan kebudayaan
dankebahasaan melalui kongres telah memberikan pengaruh positifterhadap pembangunan
jati diri dan atau identitas nasional.8. Secara sosiologis, identitas nasional telah terbentuk
dalam prosesinteraksi, komunikasi, dan persinggungan budaya secara alamiah baikmelalui
perjalanan panjang menuju Indonesia merdeka maupunmelalui pembentukan intensif pasca
kemerdekaan.
9. Secara politis, bentuk identitas nasional Indonesia menjadi penciri ataupembangun jati diri
bangsa Indonesia yang meliputi bendera Negara Sang Merah Putih, bahasa Indonesia sebagai
bahasa nasional ataubahasa negara, lambang negara Garuda Pancasila, dan lagukebangsaan
Indonesia Raya.
10. Warisan jenius yang tidak ternilai harganya dari para the foundingfathers adalah
Pancasila. Pancasila sebagai identitas nasional tidakhanya bersifat fisik seperti simbol atau
lambang tetapi merupakancerminan identitas bangsa dalam wujud psikis (nonfisik), yakni
yangmencerminkan watak dan perilaku manusia Indonesia sehingga dapat
dibedakan dengan bangsa lain.

12
11. Identitas nasional sangat penting bagi bangsa Indonesia karena (1)bangsa Indonesia dapat
dibedakan dan sekaligus dikenal oleh bangsalain; (2) identitas nasional bagi sebuah negara-
bangsa sangat pentingbagi kelangsungan hidup negara-bangsa tersebut karena dapat
mempersatukan negara-bangsa; dan (3) identitas nasional pentingbagi kewibawaan negara
dan bangsa Indonesia sebagai ciri khasbangsa.

BAB III BAGAIMANA URGENSI INTEGRASI NASIONALSEBAGAI SALAH SATU


PARAMETER PERSATUANDAN KESATUAN BANGSA?

1. Integrasi nasional berasal dari kata integrasi dan nasional. Integrasiberarti memberi tempat
dalam suatu keseluruhan. Dalam KamusBesar Bahasa Indonesia, integrasi berarti pembauran
hingga menjadikesatuan yang bulat dan utuh. Kata nasional berasal dari kata nation
(Inggris) yang berarti bangsa sebagai persekutuan hidup manusia.
2. Integrasi nasional merupakan proses mempersatukan bagian-bagian,unsur atau elemen
yang terpisah dari masyarakat menjadi kesatuanyang lebih bulat, sehingga menjadi satu
nation (bangsa).
3. Jenis jenis integrasi mencakup 1) integrasi bangsa, 2) integrasi wilayah,3) integrasi nilai, 4)
integrasi elit-massa, dan 5) integrasi tingkah laku(perilaku integratif).
4. Dimensi integrasi mencakup integrasi vertikal dan horizontal, sedangaspek integrasi
meliputi aspek politik, ekonomi, dan sosial budaya.
5. Integrasi berkebalikan dengan disintegrasi. Jika integrasi menyiratkanadanya
keterpaduan,kesatuan dan kesepakatan atau konsensus,disintegrasi menyiratkan adanya
keterpecahan, pertentangan, dankonflik.
6. Model integrasi yang berlangsung di Indonesia adalah model integrasiimperium Majapahit,
model integrasi kolonial, dan model integrasinasional Indonesia.
7. Pengembangan integrasi dapat dilakukan melalui lima strategi ataupendekatan yakni 1)
Adanya ancaman dari luar, 2) Gaya politikkepemimpinan, 3) Kekuatan lembaga–lembaga
politik, 4) IdeologiNasional, dan 5) Kesempatan pembangunan ekonomi.
8. Integrasi bangsa diperlukan guna membangkitkan kesadaran akanidentitas bersama,
menguatkan identitas nasional, dan membangunpersatuan bangsa.

BAB IV BAGAIMANA NILAI DAN NORMA KONSTITUSIONALUUD NRI 1945


DAN KONSTITUSIONALITASKETENTUAN PERUNDANG-UNDANGAN DI
BAWAHUUD?

1. Hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan suatu yangsemestinya diterima atau
dilakukan melulu oleh pihak tertentu dan tidakdapat oleh pihak lain mana pun juga yang pada
prinsipnya dapat dituntutsecara paksa olehnya. Wajib adalah beban untuk memberikan
sesuatuyang semestinya dibiarkan atau diberikan melulu oleh pihak tertentu
tidak dapat oleh pihak lain mana pun yang pada prinsipnya dapatdituntut secara paksa oleh
yang berkepentingan.
2. Hak dan kewajiban warga negara merupakan wujud dari hubunganwarga negara dengan
negara. Hak dan kewajiban bersifat timbal balik,bahwa warga negara memiliki hak dan
kewajiban terhadap negara,sebaliknya pula negara memiliki hak dan kewajiban terhadap
warganegara.

13
3. Hak dan kewajiban warga negara dan negara Indonesia diatur dalamUUD NRI 1945 mulai
pasal 27 sampai 34, termasuk di dalamnya ada hakasasi manusia dan kewajiban dasar
manusia. Pengaturan akan hak dankewajiban tersebut bersifat garis besar yang penjabarannya
dituangkandalam suatu undang-undang.

4. Sekalipun aspek kewajiban asasi manusia jumlahnya lebih sedikit jikadibandingkan


dengan aspek hak asasi manusia sebagaimana tertuangdalam UUD NRI 1945, namun secara
filosofis tetap mengindikasikanadanya pandangan bangsa Indonesia bahwa hak asasi tidak
dapatberjalan tanpa dibarengi kewajiban asasi. Dalam konteks ini Indonesiamenganut paham
harmoni antara kewajiban dan hak ataupun sebaliknyaharmoni antara hak dan kewajiban.
5. Hak dan kewajiban warga negara dan negara mengalami dinamikaterbukti dari adanya
perubahan-perubahan dalam rumusan pasal-pasalUUD NRI 1945 melalui proses amandemen
dan juga perubahan undang-undang yang menyertainya.
6. Jaminan akan hak dan kewajiban warga negara dan negara dengansegala dinamikanya
diupayakan berdampak pada terpenuhinyakeseimbangan yang harmonis antara hak dan
kewajiban negara danwarga Negara.

BAB VI BAGAIMANA HAKIKAT, INSTRUMENTASI, DAN PRAKSIS


DEMOKRASI INDONESIA BERLANDASKANPANCASILA DAN UUD NRI 1945?

1. Secara etimologis, demokrasi berasal dari bahasa Yunani yaitu demosyang berarti rakyat
dan cratos atau cratein yang berarti pemerintahanatau kekuasaan. Jadi, demos-cratein atau
demos-cratos berartipemerintahan rakyat atau kekuasaan rakyat
2. Secara terminologi, banyak pandangan tentang demokrasi. Tidak adapandangan tunggal
tentang apa itu demokrasi. Demokrasi dapatdipandang sebagai salah satu bentuk
pemerintahan, sebagai system politik, dan sebagai pola kehidupan bernegara dengan prinsip-
prinsipyang menyertainya
3. Berdasar ideologinya, demokrasi Indonesia adalah demokrasi yangberdasar Pancasila.
Demokrasi Pancasila dalam arti luas adalahkedaulatan atau kekuasaan tertinggi ada pada
rakyat yang dalampenyelenggaraannya dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila.Demokrasi
Pancasila dalam arti sempit adalah kedaulatan rakyat yangdilaksanakan menurut hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratanperwakilan.
4. Demokrasi Indonesia adalah demokrasi konstitusional, selain karena dirumuskan nilai dan
normanya dalam UUD 1945, konstitusi Indonesiajuga bersifat membatasi kekuasaan
pemerintahan dan menjamin hak-hak dasar warga Negara
5. Praktik demokrasi Pancasila berjalan sesuai dengan dinamikaperkembangan kehidupan
kenegaraan Indonesia. Prinsip-prinsipdemokrasi Pancasila secara ideal telah terrumuskan,
sedang dalamtataran empirik mengalami pasang surut.
6. Sebagai pilihan akan pola kehidupan bernegara, sistem demokrasidianggap penting dan
bisa diterima banyak negara sebagai jalanmencapai tujuan hidup bernegara yakni
kesejahteraaan dan keadilan.

14
BAB VII BAGAIMANA DINAMIKA HISTORISKONSTITUSIONAL, SOSIAL-
POLITIK, KULTURAL,SERTA KONTEKS KONTEMPORER
PENEGAKANHUKUM YANG BERKEADILAN?

1. Negara merupakan organisasi kelompok masyarakat tertinggi karenamempunyai


wewenang untuk mengatur dan mengendalikanmasyarakat bahkan memaksa secara sah untuk
kepentingan umumyang lebih tinggi demi tegaknya hukum. Negara pun dipandang
sebagaisubyek hukum yang mempunyai kedaulatan (sovereignity) yang tidakdapat dilampaui
oleh negara mana pun.
2. Ada empat fungsi negara yang dianut oleh negara-negara di duniaialah: melaksanakan
penertiban dan keamanan; mengusahakankesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya;
pertahanan; danmenegakkan keadilan.
3. Untuk menyelesaikan perkara-perkara yang terjadi di masyarakatsecara adil, maka para
aparatur hukum harus menegakkan hokum dengan sebaik-baiknya. Penegakan hukum
bertujuan untukmeningkatkan ketertiban dan kepastian hukum dalam masyarakat
sehingga masyarakat merasa memperoleh pengayoman dan hak-haknya terlindungi. Dalam
menegakkan hukum terdapat tiga unsuryang harus selalu diperhatikan yaitu: kepastian
hukum, kemanfaatan,dan keadilan.
4. Dalam rangka mewujudkan sistem hukum nasional yang berlandaskan
Pancasila dan UUD NRI 1945, pembangunan bidang hukum mencakupsektor materi hukum,
sektor sarana dan prasarana hukum, serta sector aparatur penegak hukum. Aparatur hukum
yang mempunyai tugasuntuk menegakkan dan melaksanakan hukum antara lain lembaga
kepolisian, kejaksaan, dan kehakiman. Fungsi utama Lembagakepolisian adalah sebagai
lembaga penyidik; sedangkan kejaksaanberfungsi utama sebagai lembaga penuntut; serta
lembaga kehakimansebagai lembaga pengadilan/pemutus perkara.
5. Pasal 10 ayat 1 Undang-Undang No. 14 tahun 1970 yang telahdiperbaharui menjadi UU
No. 48 tahun 2009 tentang KekuasaanKehakiman menyatakan bahwa “Kekuasaan kehakiman
merupakankekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna
menegakkan hukum dan keadilan”. Kekuasaan kehakimandilaksanakan oleh badan
pengadilan dalam empat lingkungan yaitu: 1)Peradilan Umum, 2) peradilan Agama, 3)
peradilan Militer; dan 4)peradilan Tata Usaha Negara.
6. Peradilan umum merupakan peradilan bagi rakyat pada umumnya;sedangkan peradilan
militer, peradilan Agama, dan peradilan TataUsaha Negara merupakan peradilan khusus
karena mengadili perkara-perkara tertentu dan mengadili golongan rakyat tertentu. Keempat
lingkungan peradilan tersebut masing-masing mempunyai lingkunganwewenang mengadili
perkara tertentu serta meliputi badan peradilansecara bertingkat, yaitu pengadilan tingkat
pertama, tingkat banding,dan tingkat kasasi.
7. Penegakan hukum di Indonesia masih menghadapi masalah dantantangan untuk memenuhi
rasa keadilan masyarakat. Penegakanhukum sangat penting diupayakan secara terus menerus
untukmeningkatkan ketertiban dan kepastian hukum dalam masyarakatsehingga masyarakat
merasa memperoleh perlindungan akan hak-hakdan kewajibannya.

BAB VIII BAGAIMANA DINAMIKA HISTORIS, DAN URGENSIWAWASAN


NUSANTARA SEBAGAI KONSEPSI DANPANDANGAN KOLEKTIF
KEBANGSAAN INDONESIADALAM KONTEKS PERGAULAN DUNIA?

1. Wawasan nusantara bermula dari wawasan kewilayahan dengandicetuskannya Deklarasi


Djuanda tanggal 13 Desember 1957. Inti darideklarasi itu adalah segala perairan di sekitar, di
antara dan yangmenghubungkan
15
pulau-pulau yang termasuk Negara Indonesia dengan
tidak memandang luas atau lebarnya adalah bagian-bagian yang wajardaripada wilayah
daratan Negara Indonesia.Dengan demikian, bagiandari perairan pedalaman atau nasional
yang berada di bawahkedaulatan mutlak milik Negara Indonesia.
2. Keluarnya Deklarasi Djuanda 1957 membuat wilayah Indonesia sebagaisatu kesatuan
wilayah.Laut bukan lagi pemisah pulau, tetapi lautsebagai penghubung pulau-pulau
Indonesia.Melalui perjuangan diforum internasional, Indonesia akhirnya diterima sebagai
Negara kepulauan (Archipelago state) berdasarkan hasil keputusan KonvensiPerserikatan
Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut (UNCLOS) tahun1982.
3. Pertambahan luas wilayah Indonesia sebagai satu kesatuanmemberikan potensi keunggulan
(positif) yang dapat dimanfaatkanuntuk meningkatkan kesejahteraan. Namun demikian
jugamengundang potensi negatif yang bisa mengancam keutuhan bangsa
dan wilayah.
4. Wawasan nusantara sebagai konsepsi kewilayahan selanjutnyadikembangkan sebagai
konsepsi politik kenegaraan sebagai carapandang bangsa Indonesia terhadap diri dan
lingkungan tempattinggalnya sebagai satu kesatuan wilayah dan persatuan bangsa.
5. Esensi dari wawasan nusantara adalah kesatuan atau keutuhanwilayah dan persatuan
bangsa, mencakup di dalamnya pandanganakan satu kesatuan politik, ekonomi, sosial
budaya, dan pertahanankeamanan. Wawasan nusantara merupakan perwujudan dari sila III
Pancasila yakni Persatuan Indonesia
6. Rumusan wawasan nusantara termuat pada naskah GBHN 1973sampai 1998 dan dalam
Pasal 25 A UUD NRI 1945. Menurut pasal 25 AUUD NRI 1945, Indonesia dijelaskan dari
apek kewilayahannya,merupakan sebuah negara kepulauan (Archipelago State) yang berciri
nusantara.
7. Berdasar Pasal 25 A UUD NRI 1945 ini pula, bangsa Indonesiamenunjukkan
komitmennya untuk mengakui pentingnya wilayahsebagai salah satu unsur negara sekaligus
ruang hidup (lebensraum)bagi bangsa Indonesia yang telah menegara. Ketentuan ini
jugamengukuhkan kedaulatan wilayah NKRI di tengah potensi perubahanbatas geografis
sebuah negara akibat gerakan separatisme, sengketaperbatasan antar negara, dan pendudukan
oleh negara asing.

BAB IX BAGAIMANA URGENSI DAN TANTANGANKETAHANAN NASIONAL


DAN BELA NEGARA BAGIINDONESIA DALAM MEMBANGUN
KOMITMENKOLEKTIF KEBANGSAAN?

1. Pengertian ketahanan nasional dapat dibedakan menjadi tiga yakniketahanan nasional


sebagai konsepsi atau doktrin, ketahanan nasionalsebagai kondisi, dan ketahanan nasional
sebagai metode atau strategi
2. Ketahanan nasional sebagai konsepsi adalah konsep khas bangsaIndonesia sebagai
pedoman pengaturan penyelenggaraan bernegaradengan berlandaskan pada ajaran asta gatra.
Ketahanan nasionalsebagai kondisi adalah kondisi dinamis bangsa Indonesia yang berisi
keuletan dan daya tahan. Ketahanan nasional sebagai metode ataustrategi adalah cara yang
digunakan untuk menyelesaikan masalah dan
ancaman kebangsaan melalui pendekatan asta gatra yang sifatnya
integral komprehensif
273
3. Ketahanan nasional memiliki dimensi seperti ketahanan nasionalideologi, politik dan
budaya serta konsep ketahanan berlapis dimulaidari ketahanan nasional diri, keluarga,
wilayah, regional, dan nasional
16
4. Inti dari ketahanan nasional Indonesia adalah kemampuan yang dimilikibangsa dan negara
dalam menghadapi segala bentuk ancaman yangdewasa ini spektrumnya semakin luas dan
kompleks, baik dalam bentukancaman militer maupun nirmiliter
5. Kegiatan pembelaan negara pada dasarnya merupakan usaha dariwarga negara untuk
mewujudkan ketahanan nasional. Bela Negara adalah, sikap dan tindakan warga negara yang
teratur, menyeluruh,terpadu dan berlanjut yang dilandasi oleh kecintaan pada tanah air dan
kesadaran hidup berbangsa dan bernegara
6. Bela negara mencakup bela negara secara fisik atau militer dan belanegara secara nonfisik
atau nirmiliter dari dalam maupun luar negeri.Setiap warga negara berhak dan wajib ikut
serta dalam upaya belanegara.
7. Bela Negara dapat secara fisik yaitu dengan cara "memanggul senjata" menghadapi
serangan atau agresi musuh. Bela Negara secara fisikdilakukan untuk menghadapi ancaman
dari luar.
8. Bela negara secara nonfisik adalah segala upaya untukmempertahankan negara kesatuan
Republik Indonesia dengan carameningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara,
menanamkankecintaan terhadap tanah air (salah satunya diwujudkan dengan sadardan taat
membayar pajak), serta berperan aktif dalam memajukanbangsa dan negara, termasuk
penanggulangan ancaman dan lainsebagainya.

17
BAB III
PEMBAHASAN

A. Penilaian Terhadap Buku

a. Kelebihan

1. Tampilan isi buku utama lebih menarik daripada buku pembanding.

2. Bahasa yang digunakan pada buku utama lebih mudah dipahami sehingga
memudahkan pembaca khususnya pemula

3. dalam buku utama penulis menyajikan pembahasan mengenai hakikat pendidikan


kewarganegaraandimana dalam buku pembanding pembahasan tersebut tidak
disajikan oleh penulis. topik tersebut perlu untuk kita pahami karna hal
tersebut merupakan dasar dari kita mempelajari sesuatu.

4. Buku utama dalam pembahasannya dimulai dari hal hal yang mendasar sampai
mendalam seperti ketahanan nasional

5. Dalam pembahasannya, penulis menyajikan topik dengan sistematis dan


terarah. Dimulai dari hal yang paling mendasar hingga mendalam

b. Kelemahan

1. Buku utama tidak menyajikan kesimpulan dari setiap pembahasan yang dibahas di
tiap babnya. Padahal hal tersebut sangat memudahkan pembaca dalam menyimpulkan
pembahasan yang disajikan.

2. buku utama tidak menyajikan pembahasan mengenai urgensi integrasi


nasionalsebagai salah satu parameter persatuandan kesatuan bangsa seperti yang
disajikan dalam buku pembanding. yang mana topik tersebut sangat diperlukan dalam
mempelajari PKN

3. Sebagian buku pembanding dalam pembahasannya membahas topik yang umum


dalam ekonomi internasional sehingga kita dapat mengetahui hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam mempelajari teori pembangunan ekonomi internasional tersebut.

18
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Setelah membandingkan dua buku tersebut maka didapat kelebihan dan terdapat juga
kelemahan dari buku utama. Dari perbandingan tersebut dapat disimpulkan bahwa buku
utama membahas mengenai Buku utama dalam pembahasannya dimulai dari hal hal
yang mendasar sampai mendalam seperti ketahanan nasional Dan dalam buku
pebanding penulis membahas megenai hakikat pendidikankewarganegaraan dalam
mengembangkankemampuan utuh sarjana atau profesionalmateri secara umumm
sehingga dalam mempelajari Pendidikan Kewarganegaraan akan lebih mudah dengan
buku pembanding karena buku tersebut mebahas dari hal mendasar hingga mendalam.
Juga tidak dapat menyatakan bahwa buku utama bukan buku yang bagus dikarenakan
dalam pembuatan buku dan materi didalamnya mengikuti beberapa proses.

B. SARAN
Dalam belajar, tidak cukup jika hanya memantapkan pelajaran hanya pada satu buku.
Kita juga harus mencari referensi lain yang lebih baik agar dapat memantapkan
pembelajaran kita. Maka dari itu, pilihlah buku yang baik agar apa yang dipelajari
menghasilkan hasil yang baik pula. Dan saya menyarankan agar pembaca lebih
memahami isi materi yang terdapat didalam buku ini. Karana buku adalah sumber ilmu.
Juga buku adalah jendela dunia yangmana dapat menentukan bagaimana seseorang
kedepannya.

19
DAFTAR PUSTAKA

https://luk.staff.ugm.ac.id/atur/mkwu/9- PendidikanKewarganegaraan.pdf

20

Anda mungkin juga menyukai