Anda di halaman 1dari 22

Critical Book Report MK.

Pendidikan Prodi S1
Pendidikan Sejarah-FIS

Skor Nilai

CRITICAL BOOK REPORT

Nama Mahasiswa : Bunga Uara Tambunan

Nim : 3213121036

Dosen Pengampu : Marlan, S. Pd., M. Pd

Mata Kuliah : Pendidikan Kewarganegaraan

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (FMIPA)
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan Rahmat-
Nyalah saya dapat menyelesaikan tugas Critical Book Report untuk memenuhi tugas mata
kuliah Pendidikan Kewarganegaraan tanpa halangan yang berarti dan selesai tepat pada
waktunya.
Dalam penyusunan critical book ini, saya tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan dan penulisan Critical Book ini dengan
baik. dan tidak lupa pula saya mengucapkan terima kasih kepada Dosen bapak Marlan, S. Pd.,
M. Pd, yang telah memberikan tugas ini, sehingga dapat menambah pengetahuan dan
pemahaman bagi penyusun. Oleh karena itu, saya berharap sekiranya Critical Book ini dapat
diterima dan berkenan di hati pembaca.
Saya sadar critical book ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu saya berharap saran
dan kritik dari semua pihak untuk kesempurnaan critical book ini. Dan saya berharap semoga
critical book ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 06 November 2022

Bunga Uara Tambunan

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar....................................................................................................................ii
Daftar Isi ............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya CBR...............................................................................4


B. Tujuan Penulisan CBR...........................................................................................4
C. Manfaat CBR.........................................................................................................4
D. Identitas Buku yang direview.................................................................................4

BAB II RINGKASAN ISI BUKU

A. Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan..................................................................5


B. Identitas Nasional..................................................................................................6
C. Integrasi Nasional..................................................................................................7
D. Negara dan Konstitusi............................................................................................8
E. Hak Asasi Manusia................................................................................................11
F. Demokrasi..............................................................................................................13
G. Negara Hukum.......................................................................................................14
H. Wawasan Negara sebagai Geopolitik Indonesia....................................................15
I. Bela Negara sebagai Upaya Mewujudkan Ketahanan Nasional...........................17

BAB III PEMBAHASAN

A. Kelebihan dan Kekurangan Buku.......................................................................19

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan........................................................................................................20
B. Rekomendasi.....................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................21

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Rasionalisasi pentingnya CBR

Untuk mempermudah pembaca dalam pemilihan buku sebagai referensi. Dapat membantu
pembaca untuk megetahui kelebihan dan kekurangan isi buku tersebut. Misalnya dari segi
analisis pendidikan kewarganegaraan pada perguruan tinggi

B.Tujuan Penulisan CBR


1. Mengetahui tentang Pendidikan Kewarganegaraan pada perguruan tinggi
2. Menambah wawasan para pembaca
3. Untuk memenuhi tugas yang diberikan dosen kepada mahasiswa.
4. Mengetahui kelebihan dan kekurangan isi buku
C.Manfaat CBR
1. Untuk menambah wawasan tentang Pendidikan Kewarganegaraan
2. Melatih kemampuan penulis untuk mengkritisi sebuah buku.
3. Membantu para pembaca menentukan buku mana yang layak dijadikan sumber referensi.

D.Identitas Buku

Judul : Pendidikan
Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi
Pengarang :
- Dr. Osbeth Sinaga, M. Si
- Apiek Gandamana, S. Pd., M. Pd
- Tim Dosen Pendidikan Kewarganegaraan
Penerbit : CV. Harapan Cerdas
Tahun Terbit : 2022
Jumlah Halaman : 172
Nomor ISBN : 978-602-5799-42-6

4
BAB II

RINGKASAN BUKU
BAB I : Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan
A. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan kewarganegaraan adalah mata pelajaran atau mata kuliah yang membentuk peserta
didik menjadi warga Negara yang berkarakter, cerdas, terampil, dan bertanggung jawab sehingga
dapat berperan aktif dalam masyarakat, bangsa, dan negara sesuai ketentuan Pancasila dan UUD
NRI 1945

B. Landasan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

Landasan/dasar pembelajaran pendidikan kewarganegaraan di perguruan tinggi, yaitu;

1. Landasan Idil, yaitu Pancasila

Pancasila merupakan ideologi bangsa Indonesia. Ideologi adalah seperangkat nilai yang
mengarahkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara

2. Landasan Ilmiah

Sebagai bidang studi ilmiah, pendidikan kewarganegaraan bersifat antar disipliner (antar bidang)
bukan mono disipliner. Karena kumpulan pengetahuan yang membangun ilmu pendidikan
kewarganegaraan diambil dari berbagai disiplin ilmu

3. Landasan Yuridis/Hukum

Adapun landasan yuridis/hukum, yaitu Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia (UUD
NRI) 1945 dan UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas)

C. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

Searah dengan perubahan pendidikan ke masa depan dan dinamika internal bangsa Indonesia,
program pembelajaran pendidikan kewarganegaraan di perguruan tinggi harus mampu mencapai
tujuan sebagai berikut;

4
 Mengembangkan sikap dan perilaku kewarganegaraan yang mengapresiasi nilai-nilai
moral, etika, dan religious
 Menjadi warga Negara yang cerdas berkarakter, menjunjung tinggi nilai kemanusiaan
 Menumbuh kembangkan jiwa dan semangat nasionalisme, dan rasa cinta pada tanah air
 Mengembangkan sikap demokratik berkeadaban dan bertanggungjawab
 Menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan
BAB II Identitas Nasional
A. Pengertian Identitas Nasional

Identitas nasional (national identity) adalah kepribadian nasional atau jati diri nasional yang
dimiliki suatu bangsa yang membedakan bangsa satu dengan bangsa yang lain

B. Konsep Bangsa Indonesia

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk terdiri dari berbagai suku bangsa, adat istiadat,
bahasa daerah, serta agama yang berbeda-beda. Sealin kebudayaan kelompok suku bangsa,
masyarakat Indonesia juga terdiri dari berbagai kebudayaan daerah bersifat kewilayahan yang
merupakan pertemuan dari berbagai kelompok kebudayaan suku bangsa yang ada didaerah
tersebut. Setiap suku bangsa di Indonesia mempunya kebiasaan hidup yang berbeda-beda

C. Unsur-Unsur Identitas Nasional

Dilihat dari proses lahirnya identitas nasional, maka identitas nasional itu sendiri dapat dibagi
menjadi 2 bagian, yaitu;

 Identitas kesukubangsaan (identity cultural unity)


 Identitas kebangsaan (identity political unity)

Beberapa bentuk identitas nasional dapat diuraikan sebagai berikut;

 Bendera Negara sang merah putih


 Bahasa Negara bahasa Indonesia
 Lambang Negara garuda pancasila
 Lagu kebangsaan Indonesia raya
 Pancasila sebagai dasar Negara

6
 UUD NRI 1945 sebagai konstitusi (hukum dasar) Negara
 Bhineka Tunggal Ika sebagai semboyan Negara
 Bentuk Negara adalah Kesatuan Republik Indonesia
 Konsepsi Wawasan Nusantara
 Kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai kebudayaan nasional
D. Identitas Nasional sebagai Karakter Bangsa

Karakter bangsa Indonesia adalah religious, beradab, bersatu, selalu mengutamakan musyawarah
untuk mencapai mufakat dan selalu bersikap adil. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa
identitas nasional suatu bangsa akan membentuk karakter bangsa yang bersangkutan

BAB III Integrasi Nasional


A. Pengertian Integrasi Nasional

Integrasi nasional adalah usaha dan proses mempersatukan perbedaan-perbedaan yang ada pada
suatu Negara sehingga terciptanya keserasian dan keselarasan secara nasional

B. Pentingnya Integrasi Nasional

Masyarakat yang terintegrasi dengan baik merupakan harapan bagi setiap Negara. Sebab
integrasi masyarakat merupakan kondisi yang diperlukan bagi Negara untuk membangun
kejayaan nasional demi menacapi tujuan yang diharapkan. Integrasi masyarakat yang
sepenuhnya memang suatu yang tidak mungkin diwajudkan, karena setiap masyarakat disamping
membawakan potensi integrasi juga menyimpan potensi konflik atau pertentangan. Persamaan
kepentingan, kebutuhan untuk bekerjasama, serta consensus tentang nilai-nilai tertentu dalam
masyarakat, merupakan potensi yang mengintegrasikan

C. Perkembangan Sejarah Integrasi di Indonesia

Dalam sejarahnya, peumbuhan kesadaran berbangsa tersebut dilalui dengan tahapan-tahapan


sebagai berikut;

 Masa Perintis, adalah masa mulai dirintisnya semangat kebangsaan melalui pembentukan
organisasi-organisasi pergerakan

7
 Masa Penegas, adalah masa mulai ditegaskannya semangat kebangsaan pada diri bangsa
Indonesia yang ditandai dengan peristiwa Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928
 Masa Percobaan, bangsa Indonesia melalui organisasi pergerakan mencoba meminta
kemerdekaan dar Belanda
 Masa Pendobrak, pada masa tersebut semangat dan gerakan kebangsaan Indonesia telah
berhasil mendobrak belenggu penjajahan dan menghasilkan kemerdekaan
D. Strategi Integrasi
 Strategi Asimilasi, Asimilasi adalah proses pencampuran dua macam kebudayaan atau lebih
menjadi satu kebudayaan yang baru, dimana dengan pencampuran tersebut maka masing-
masing unsur budaya melebur menjadi satu sehingga dalam kebudayaan yang baru itu tidak
tidak tampak lagi identitas masing-masing budaya pembentuknya
 Strategi Akuluturasi, Akulturasi adalah proses pencampuran dua macam kebudayaan atau
lebih sehingga memunculkan kebudayaan yang baru, dimana ciri-ciri budaya asli
pembentuknya masih tampak dalam kebudayaan baru tersebut
 Strategi Pluralis, Pluralis pada prinsipnya mewujudkan integrasi nasional dengan memberi
kesempatan pada segala unsur perbedaan yang ada dalam masyarakat untuk hidup dan
berkembang
E. Integrasi Nasional Indonesia

Integrasi nasional mencakup baik dimensi vertical maupun dimensi horizontal. Dengan
demikian, persoalan integrasi nasional menyangkut keserasian hubungan antara pemerintah dan
rakyat, serta keserasian hubungan diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat dengan latar
belakang perbedaan didalamnya

BAB IV Negara dan Konstitusi


A. Konsep Negara

Negara adalah suatu oranisasi tertinggi yang mempunyai wewenang untuk mengatur bahkan
dapat memaksa perihal yang menyangkut kepentingan orang banyak serta mempunyai
kewajiban-kewajiban untuk melindungi dan mensejahterakan masyarakat

B. Unsur-Unsur Negara

8
Unsur-unsur terbentuknya Negara sebagai berikut;

 Unsur konstitutif, yaitu unsur pembentuk yang harus dipenuhi agar terbentuk Negara
 Unsur deklaratif, yaitu unsur yang sifatnya menyatakan bukan mutlak harus dipenuhi
C. Teori Terbentuknya Negara

Secara umum, untuk mempelajari asal mula terjadinya Negara dapat digunakan pendekatan
teoritis, yaitu suatu pendekatan yang didasarkan kerangka pemikiran logis yang hipotesanya
belum dibuktikan secara kenyataan

D. Sifat Negara

Secara umum, setiap Negara pasti memiliki sifat Negara, antara lain;

 Sifat memaksa, yaitu bahwa Negara mempunyai kekuatan fisik secara legal agar tercapai
ketertiban dalam masyarakat dan mencegah timbulnya anarki
 Sifat monopoli, yaitu suatu hak tunggal yang dilakukan oleh Negara untuk berbuat atau
menguasai sesuatu untuk kepentingan dan tujuan bersama
 Sifat mencakup semua, yaitu semua berarti semua peraturan perundang-undangan yang
beralaku (misalnya keharusan membayar pajak) adalah untuk semua orang tanpa kecuali
E. Tujuan dan Fungsi Negara

Adapun tujuan Negara republik Indonesia terdapat pada alinea ke 4 Pembukaan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yaitu; (1) melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, (2) Memajukan kesejahteraan umum, (3)
Mencerdaskan kehidupan bangsa; dan (4) Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Sedangkan fungsi menunujuk pada
pelaksanaan dari cita-cita dalam kenyataan

F. Pengertian Konstitusi

Konstitusi merupakan hukum dasar suatu Negara. Setiap Negara pasti memiliki konstitusi.
Karena tanpa adanya konstitusi Negara tidak mungkin terbentuk

G. Kedudukan Konstitusi

9
Konstitusi menempati kedudukan yang sangat penting dalam kehidupan ketatanegaraan suatu
Negara karena konstitusi menjadi barometer kehidupan bernegara dan berbangsa yang sarat
dengan bukti sejarah perjuangan para pendahulu. Meskipun konstitusi yang ada didunia ini
berbeda-beda baik dalam hal tujuan, bentuk, dan isinya. Tetapi umumnya mereka mempunyai
kedudukan formal yang sama, yaitu sebagai;

 Konstitusi sebagai hukum dasar


 Konstitusi sebagai hukum tertinggi
H. Tujuan dan Fungsi Konstitusi

Tujuan konstitusi adalah untuk menjaga keseimbangan antara ketertiban (order), kekuasaan
(gezag), dan kebebasan (vrijheid). Adapun fungsi dari konstitusi sebagai berikut;

 Fungsi penentu
 Fungsi pengatur hubungan kekuasaan antar organ Negara
 Fungsi pengatur hubungan kekuasaan antar organ dengan warga Negara
 Fungsi pemberi atau sumber legimitasi
 Fungsi penyalur atau pengalih kewenangan
 Fungsi simbolik sebagai sarana pemersatu
 Fungsi simbolik sebagai rujukan identitas dan keagungan kebangsaan
 Fungsi simbolik sebagai pusat acara
 Fungsi sebagai sarana pengendalian masyarakat
 Fungsi sebagai sarana perekayasaan dan pembaruan masyarakat
I. Sejarah Konstitusi di Indonesia

Adapun sejarah konstitusi di Indonesia dapat dilihat pada table berikut;

Tabel 4.4 Konstitusi Indonesia

No Konstitusi Masa Berlakunya


1. UUD 1945 18 Agustus 1945-27 Desember 1949
2. UUD RIS (Republik Indonesia Serikat) 27 Desember 1949-17 Agustus 19950
3. UUDS 1950 17 Agustus 19950-5 Juli 1959
4. UUD 1945 5 Juli 1959-Sekarang

10
10
J. Amandemen atau Perubahan UUD NRI 1945

Dasar pemikiran dilakukannya perubahan UUD 1945, antara lain;

1. UUD 1945 membentuk struktur kenegaraan yang bertumpu pada kekuasaan tertinggi di
tangan MPR yang sepenuhnya melaksanakan kedaulatan rakyat
2. UUD 1945 memberikan kekuasaan yang sangat besar kepada pemegang kekuasaan
eksekutif
3. UUD 1945 mengandung pasal-pasal yang terlalu “luwes” sehingga dapat menimbulkan
lebih dari satu tafsiran
4. UUD 1945 terlalu banyak memberikan kewenangan kepada kekuasaan kepada kekuasaan
presiden untuk mengatur hal-hal penting dengan undang-undang
5. UUD 1945 tentang semangat penyelenggara Negara belum cukup didukung ketentuan
konstitusi yang memuat aturan dasar tentang kehidupan yang demokratis, supremasi
hukum, pemberdayaan rakyat, penghormatan hak asasi manusia, dan otonomi daerah
BAB V Hak Asasi Manusia
A. Konsep Warga Negara

Warga Negara adalah orang yang secara aktif ikut mengambil bagian dalam kegiatan hidup
bernegara, yaitu orang yang bias berperan sebagai orang yang diperintah dan orang yang bias
berperan sebagai yang memerintah

B. Warga Negara Indonesia

Secara teoritis upaya mendefinisikan warga Negara dan siapa yang menjadi warga Negara untuk
suatu Negara tidak mudah. Hal ini suatu kenyataan karena definisi warga Negara untuk suatu
Negara berbeda dengan definisi warga Negara untuk Negara lainnya. Namun demikian, ada
suatu landasan piker yang dapat dijadikan dasar pertimbangan untuk mengetahui pengertian
warga Negara dan siapa yang menjadi warga Negara. Dasar pertimbangan yang dimaksud adalah
kontitusi Negara.

C. Asas Kewarganegaraan

Setiap Negara memiliki kebebesan dan kewenangan untuk menentukan asas


kewarganegaraannya. Dalam penentuan kewarganegaraan. Dalam penentuan kewarganegaraan

11
ada 2 (dua) asas atau pedoman, yaitu asas kewarganegaraan berdasarkan perkawinan. Tetapi
dalam berbagai literatur hukum dan dalam praktek, dikenal adanya tiga asas kewarganegaraan,
masing-masing adalah ius soli, ius sanguinis, dan asas campuran. Dari ketiga asas itu, yang
dianggap sebagai asas yang utama adalah ius soli & ius sanguins

D. Cara Memperoleh dan Kehilangan Kewarganegaraan Indonesia

Dalam literature hukum di Indonesia biasanya cara memperoleh status kewarganegaraan hanya
terdiri atas 2 cara, yaitu status kewarganegaraan dengan kelahiran di wilayah hukum di Indonesia
dan dengan cara pewarganegaraan atau naturalisasi

E. Konsep Dasar Hak Asasi Manusia (HAM)

Konsep Dasar Hak Asasi Manusia (HAM) yaitu seperangkat hak yang melekat pada hakikat
keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugrah-Nya yang
wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh Negara, hukum, pemerintah, dan setiap
orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia

F. Sejarah Hak Asasi Manusia (HAM)

Sejarah Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia, antara lain;

 Piagam Madinah (Madinah 622)


 Magna Charta (Inggris 1215)
 Declaration of independence (Revolusi Amerika 1276)
 Declarationdes Droits de’I lhomme et du Citoyen (Revolusi Prancis 1789)
G. Prinsip-Prinsip Hak Asasi Manusia (HAM)

Ada beberapa prinsip pokok yang terkait dengan pengamatan, pemenuhan, pemajuan, dan
perlindungan HAM. Prinsip-prinsip tersebut adalah;

 Prinsip universal
 Prinsip tidak dapat dilepaskan
 Prinsip tidak dapat dipisahkan
 Prinsip saling tergantung

12
 Prinsip keseimbangan
 Prinsip partikularisme
H. Hak Asasi Manusia (HAM) dalam UUD NRI 1945

Berdasarkan pada tujuan negara sebagai terkandung dalam pembukaan UUD NRI 1945 tersebut,
negara Indonesia menjamin dan melin dungi hak-hak asasi manusia pada warganya terutama
dalam kaitannya dengan kesejahteraan hidupnya baik jasmaniah maupun rohaniah, antara lain
berkaitan dengan hak-hak asasi di bidang politik, ekonomi, sosial, kebu dayaan, pendidikan, dan
agama. Berikut merupakan rincian dari hak-hak asasi manusia yang terdapat dalam pasal pasal
UUD 1945, yaitu sebagai berikut: pasal 28A, pasal 28B, pasal 28C, pasal 28D, pasal 28E, pasal
28F, pasal 28G, pasal 28H, pasal 28I, pasal 28J

BAB VI Demokrasi
A. Konsep Demokrasi

Demokrasi berarti kekuasaan atau pemerintah ada ditangan rakyat. Dalam konteks ini kekuasaan
atau pemerintah tertinggi berada ditangan rakyat dan dijalankan langsung oleh mereka atau oleh
wakil-wakil yang mereka pilih dibawah sistem pemilihan bebas

B. Bentuk Demokrasi

Secara teoritis demokrasi yang dianut oleh Negara-negaea didunia terbagi menjadi 2, yaitu;

 Demokrasi langsung (direct democracy) yaitu paham demokrasi yang mengikutsertakan


warga Negaranya dalam permusyawaratan untuk menentukan kebijakan umum dan
undang-undang
 Demokrasi tidak langsung (indirect democracy) yaitu paham demokrasi yang
dilaksanakan melalui system perwakilan yang biasanya dilakukan melalui pemelihan
umum
C. Prinsip-Prinsip Demokrasi

Secara umum ada empat prinsip yang terkait dengan pemerintahan demokrasi, yaitu;

 Kedaulatan rakyat
 Persamaan politik

13
 Konsulasi kepada rakyat
 Aturan mayoritas
D. Demokrasi di Indonesia

Demokrasi di Indonesia dikatakan demokraasi pancasila, dimana prinsip-prinsip demokrasi yang


dijalankan berdasarkan pada nilai-nilai pancasila. Demokrasi pancasila dapat diartikan secara
luas maupun sempit, sebagai berikut;

 Secara luas demokrasi pancasila berarti kedaulatan rakyat yang didasarkan pada nilai-
nilai pancasila baik sebagai pedoman penyelenggaraan maupun sebagai cita-cita
 Secara sempit demokrasi pancasila berarti kedaulatan rakyat yang dilaksanakan menurut
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
E. Pendidikan Demokrasi

Pendidikan demokrasi diartikan sebagai upaya sistematis yang dilakukan Negara dan masyarakat
untuk memfasilitasi individu warga negaranya agar memahami, menghayati, mengamalkan, dan
mengembangkan konsep, prinsip, dan nilai demokrasi sesuai dengan status dan perannya dalam
masyarakat

BAB VII Negara Hukum


A. Pengertian Negara Hukum

Negara hukum adalah Negara yang berdasarkan hukum, kekuasaan Negara berdasarkan atas
hukum, bukan kekuasaan belaka seta pemerintah Negara berdasarakan pada konstitusi yang
berpaham konstitusionalisme, tanpa hal tersebut sulit disebut sebagai Negara hukum

B. Konsep Negara Hukum

Dalam dekade abad 20 konsep Negara hukum mengarah pada pengembangan Negara hukum
dalam arti material. Arah tujuannya memperluas peran pemerintah terkait dengan tuntutan dan
dinamika perkembangan jaman.

C. Konsep Negara Hukum (Eropa Kontinental)

Konsep Negara Hukum (Eropa Kontinental) sering disebut Negara hukum dalam arti formal.
Negara hukum harus memiliki 4 unsur penting, yaitu;

14
 Adanya perlindungan terhadap HAM
 Pemisahan kekuasaan
 Setiap tindakan pemerintahan harus didasarkan pada peraturan perundang-undangan
 Adanya peradilan administrasi yang berdiri sendiri
D. Konsep Negara Hukum (Anglo Saxon)

Konsep ini dikenal dengan “the rule of low” yang menurut A.V Dicey konsep Negara hukum
haruslah mengandung tiga unsur, yaitu;

 Supremacy of low
 Equality before the law
 Human rights
E. Konsep Negara Hukum (Perumusan Para Jurist Asia Tenggara dan Pasifik)

Ciri-ciri khas Negara huku, adalah;

 Pengakuan dan perlindungan HAM yang mengandung persamaan dalam bidang politik,
hukum, social, ekonomi, dan kebudayaan
 Peradilan yang bebas dan tidak memihak serta tidak dipengaruhi oleh suatu kekuasaan
atau kekuatan apapun
 Legalitas dalam segala bentuknya
F. Makna Indonesia Negara Hukum

Makna Negara Indonesia sebagai Negara hukum dinamis, esensinya adalah hukum nasional
Indonesia harus tampil akomodatif, adaptif, dan progresif. Makna hukum seperti ini
menggambarkan fungsinya sebagai pengayom dan perlindungan masyarakat

G. Implementasi Hukum di Indonesia sebagai Negara Hukum

Dalam rangka menegakan hukum, aparatur penegak hukum harus menunaikan tugas sesuai
dengan sumber yang ada dalam hukum. Sumber hukum digolongkan menjadi 2 (dua), yaitu;

 Hukum Material
 Hukum Forma atau Hukum Acara
BAB VIII Wawasan Nusantara Sebagai Geopolitik Indonesia

15
A. Pengertian Geopolitik

Geopolitik dapat diartikan sebagai system politik atau peraturan-peraturan dalam wujud
kebijaksanaan dan strategi nasional yang didorong oleh aspirasi nasional geografik (kepentingan
yang titik beratnya terletak pada pertimbangan geografi, wilayah, atau territorial dalam arti luas)
suatu Negara, yang apabila dilaksanakan dan berhasil akan berdampak langsung atau tidak
langsung kepada sistem politik suatu negara

B. Sejarah Lahirnya Geopolitik

Konsep geopolitik lahir di Jerman pada akhir abad XIX. Semula geopolitik adalah ilmu bumi
politik yang membahas masalah politik dalam suatu Negara, namun berkembang menjadi ajaran
yang melegitimasikan hukum ekspansi suatu negara

C. Paham Geopolitik di Indonesia

Pandangan geopolitik bangsa Indonesia yang didasarkan pada nilai-nilai ketuhanan dan
kemanusiaan yang luhur dengan jelas tertuang dalam pembukaan UUD NRI 1945. Bangsa
Indonesia adalah bangsa yang cinta damai, tetapi lebih cinta kemerdekaan. Bangsa Indonesia
menolak segala bentuk penajajahan, karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri
keadilan

D. Konsep Dasar Wawasan Nusantara

Wawasan nusantara merupakan cara pandang, cara meilhat, cara meninjau bangsa Indonesia
terhadap diri dan lingkungannya. Wawasan ini berkembang berdasarkan sejarah, budaya,
falsafah, keadaan geografis, serta kepentingan bangsa yang bersangkutan

E. Sifat dan Ciri Wawasan Nusantara

Wawasan nusantara memili dua sifar atau ciri, antara lain sebagai berikut;

 Manunggal, maksudnya keserasian dan keseimbangan yang dinamis dalam segenap aspek
kehidupan, baik aspek alamiah maupun aspek social

16
 Utuh menyeluruh, artinya utuh menyeluruh bagi nusantara dan rakyat inonesia sehigga
merupakan satu kesatuan yang utuh bulat dan tidak dapat dipecah-pecah oleh kekuatan
apapun dan bagaimanapun, sesuai dengan satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa
F. Unsur-Unsur Dasar Wawasan Nusantara

Unsur-nsur wawasan nusantara adalah sebagai berikut;

 Wadah/wilayah
 Isi (content)
 Tata laku (condect)
G. Faktor Kewilayahan yang Mempengaruhi Wawasan Nusantara

Faktor kewilayahan yang mempengaruhi wawasan nusantara, anatara lain;

 Asas kepulauan (Archipelagic Principle)


 Kepulauan Indonesia
BAB IX Bela Negara Sebagai Upaya Mewujudkan Ketahanan Nasional
A. Pengertian Ketahanan Nasional

Ketahanan nasional adalah kondisi dinamis yang merupakan integrasi dari kondisi tiap aspek
kehidupan bangsa dan Negara. Pada hakikatnya ketahanan nasional adalah kemampuan dan
ketangguhan suatu bangsa untuk dapat menjamin kelangsungan hidup menuju kekayaan bangsa
dan negara

B. Sifat-Sifat Ketahanan Nasional

Ketahanan nasional memiliki sifat-sifat yang terbentuknya dari nilai-nilai yang terkandung dalam
landasan asas-asasnya. Sifat-sifat ketahanan nasional Indonesia adalah sebagai berikut;

 Mandiri
 Dinamis
 Manunggal
 Wibawa
 Konsultasi
C. Unsur-Unsur Ketahanan Nasional Indonesia

17
Unsur yang diperlukan membangun ketahanan nasional, yaitu;

 Ketahanan individu, yaitu ketahanan yang dimiliki oleh seorang warga Negara yang sehat
jasmani dan rohani
 Ketahanan keluarga, yaitu ketahanan yang dimiliki oleh suami, istri, dan anak dalam
keluarga yang harmonis dalam menciptakan kerukunan dalam rumah tangga
 Ketahanan wilayah, yaitu ketahanan yang dimiliki oleh masyarakat didaerah dengan
menciptakan stabilitas wilayah secara sejahtera dan aman
 Ketahanan nasional, yaitu ketahanan yang dimiliki oleh Negara untuk menciptakan
stabilitas nasional
D. Ketahanan Nasional Indonesia

Konsepsi ketahanan nasional tidak memandang aspek-aspek asta gatra secara terpisah,
melainkan meninjaunya secara berhubungan, dimana aspek yang satu senantiasa berhubungan
erat dengan lainnya. Sedangkan keseluruhannya merupakan suatu konfigurasi yang
menimbulkan daya tahan nasional

18
BAB III

PEMBAHASAN
A. Kelebihan dan Kekurangan Isi Buku

Kelebihan Isi Buku

1. Isi materi dari buku tersebut cukup lengkap


2. Terdapat banyak gambar yang dapat memudahkan pembaca memahami maksud penulis
3. Penjelasan di dalamnya sangat ringkas dan sistematis

Kekurangan Isi Buku

1. Pilihan kata dalam buku lumayan sulit untukdipahami.


2. Buku tidak memiliki materi yang lengkap
3. Gambar kurang menarik karna tidak ada variasi warna

19
BAB IV

PENUTUP
A. Kesimpulan

Pendidikan kewarganegaraan adalah mata pelajaran atau mata kuliah yang membentuk peserta
didik menjadi warga Negara yang berkarakter, cerdas, terampil, dan bertanggung jawab sehingga
dapat berperan aktif dalam masyarakat, bangsa, dan negara sesuai ketentuan Pancasila dan UUD
NRI 1945. Landasan/dasar pembelajaran pendidikan kewarganegaraan di perguruan tinggi, yaitu;
Landasan Idil, yaitu Pancasila, Landasan Ilmiah, dan Landasan Yuridis/Hukum. Searah dengan
perubahan pendidikan ke masa depan dan dinamika internal bangsa Indonesia, program
pembelajaran pendidikan kewarganegaraan di perguruan tinggi harus mampu mencapai tujuan
sebagai berikut;

 Mengembangkan sikap dan perilaku kewarganegaraan yang mengapresiasi nilai-nilai


moral, etika, dan religious
 Menjadi warga Negara yang cerdas berkarakter, menjunjung tinggi nilai kemanusiaan
 Menumbuh kembangkan jiwa dan semangat nasionalisme, dan rasa cinta pada tanah air
 Mengembangkan sikap demokratik berkeadaban dan bertanggungjawab
 Menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan

B. Rekomendasi

Dari kekurangan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan berupa rekomendasi,antara lain ;
1. Pengulangan kata dalam isi buku sebaiknya jangan terlalu sering karena bisa
menimbulkan kebosanan pembaca
2. Lebih memperinci materi yang dipaparkan agar pembaca dapat memahaminya.
3. Gambar pada buku seharusnya dibuat bewarna agar menarik minat pembaca

20
DAFTAR PUSTAKA
Sinaga, O, dkk. (2022). Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi. Medan: CV.
Harapan Cerdas

21

Anda mungkin juga menyukai