Pendidikan Prodi S1
Pendidikan Sejarah-FIS
Skor Nilai
Nim : 3213121036
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan Rahmat-
Nyalah saya dapat menyelesaikan tugas Critical Book Report untuk memenuhi tugas mata
kuliah Pendidikan Kewarganegaraan tanpa halangan yang berarti dan selesai tepat pada
waktunya.
Dalam penyusunan critical book ini, saya tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan dan penulisan Critical Book ini dengan
baik. dan tidak lupa pula saya mengucapkan terima kasih kepada Dosen bapak Marlan, S. Pd.,
M. Pd, yang telah memberikan tugas ini, sehingga dapat menambah pengetahuan dan
pemahaman bagi penyusun. Oleh karena itu, saya berharap sekiranya Critical Book ini dapat
diterima dan berkenan di hati pembaca.
Saya sadar critical book ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu saya berharap saran
dan kritik dari semua pihak untuk kesempurnaan critical book ini. Dan saya berharap semoga
critical book ini bermanfaat bagi kita semua.
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar....................................................................................................................ii
Daftar Isi ............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................................20
B. Rekomendasi.....................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................21
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Rasionalisasi pentingnya CBR
Untuk mempermudah pembaca dalam pemilihan buku sebagai referensi. Dapat membantu
pembaca untuk megetahui kelebihan dan kekurangan isi buku tersebut. Misalnya dari segi
analisis pendidikan kewarganegaraan pada perguruan tinggi
D.Identitas Buku
Judul : Pendidikan
Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi
Pengarang :
- Dr. Osbeth Sinaga, M. Si
- Apiek Gandamana, S. Pd., M. Pd
- Tim Dosen Pendidikan Kewarganegaraan
Penerbit : CV. Harapan Cerdas
Tahun Terbit : 2022
Jumlah Halaman : 172
Nomor ISBN : 978-602-5799-42-6
4
BAB II
RINGKASAN BUKU
BAB I : Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan
A. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan kewarganegaraan adalah mata pelajaran atau mata kuliah yang membentuk peserta
didik menjadi warga Negara yang berkarakter, cerdas, terampil, dan bertanggung jawab sehingga
dapat berperan aktif dalam masyarakat, bangsa, dan negara sesuai ketentuan Pancasila dan UUD
NRI 1945
Pancasila merupakan ideologi bangsa Indonesia. Ideologi adalah seperangkat nilai yang
mengarahkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
2. Landasan Ilmiah
Sebagai bidang studi ilmiah, pendidikan kewarganegaraan bersifat antar disipliner (antar bidang)
bukan mono disipliner. Karena kumpulan pengetahuan yang membangun ilmu pendidikan
kewarganegaraan diambil dari berbagai disiplin ilmu
3. Landasan Yuridis/Hukum
Adapun landasan yuridis/hukum, yaitu Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia (UUD
NRI) 1945 dan UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas)
Searah dengan perubahan pendidikan ke masa depan dan dinamika internal bangsa Indonesia,
program pembelajaran pendidikan kewarganegaraan di perguruan tinggi harus mampu mencapai
tujuan sebagai berikut;
4
Mengembangkan sikap dan perilaku kewarganegaraan yang mengapresiasi nilai-nilai
moral, etika, dan religious
Menjadi warga Negara yang cerdas berkarakter, menjunjung tinggi nilai kemanusiaan
Menumbuh kembangkan jiwa dan semangat nasionalisme, dan rasa cinta pada tanah air
Mengembangkan sikap demokratik berkeadaban dan bertanggungjawab
Menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan
BAB II Identitas Nasional
A. Pengertian Identitas Nasional
Identitas nasional (national identity) adalah kepribadian nasional atau jati diri nasional yang
dimiliki suatu bangsa yang membedakan bangsa satu dengan bangsa yang lain
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk terdiri dari berbagai suku bangsa, adat istiadat,
bahasa daerah, serta agama yang berbeda-beda. Sealin kebudayaan kelompok suku bangsa,
masyarakat Indonesia juga terdiri dari berbagai kebudayaan daerah bersifat kewilayahan yang
merupakan pertemuan dari berbagai kelompok kebudayaan suku bangsa yang ada didaerah
tersebut. Setiap suku bangsa di Indonesia mempunya kebiasaan hidup yang berbeda-beda
Dilihat dari proses lahirnya identitas nasional, maka identitas nasional itu sendiri dapat dibagi
menjadi 2 bagian, yaitu;
6
UUD NRI 1945 sebagai konstitusi (hukum dasar) Negara
Bhineka Tunggal Ika sebagai semboyan Negara
Bentuk Negara adalah Kesatuan Republik Indonesia
Konsepsi Wawasan Nusantara
Kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai kebudayaan nasional
D. Identitas Nasional sebagai Karakter Bangsa
Karakter bangsa Indonesia adalah religious, beradab, bersatu, selalu mengutamakan musyawarah
untuk mencapai mufakat dan selalu bersikap adil. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa
identitas nasional suatu bangsa akan membentuk karakter bangsa yang bersangkutan
Integrasi nasional adalah usaha dan proses mempersatukan perbedaan-perbedaan yang ada pada
suatu Negara sehingga terciptanya keserasian dan keselarasan secara nasional
Masyarakat yang terintegrasi dengan baik merupakan harapan bagi setiap Negara. Sebab
integrasi masyarakat merupakan kondisi yang diperlukan bagi Negara untuk membangun
kejayaan nasional demi menacapi tujuan yang diharapkan. Integrasi masyarakat yang
sepenuhnya memang suatu yang tidak mungkin diwajudkan, karena setiap masyarakat disamping
membawakan potensi integrasi juga menyimpan potensi konflik atau pertentangan. Persamaan
kepentingan, kebutuhan untuk bekerjasama, serta consensus tentang nilai-nilai tertentu dalam
masyarakat, merupakan potensi yang mengintegrasikan
Masa Perintis, adalah masa mulai dirintisnya semangat kebangsaan melalui pembentukan
organisasi-organisasi pergerakan
7
Masa Penegas, adalah masa mulai ditegaskannya semangat kebangsaan pada diri bangsa
Indonesia yang ditandai dengan peristiwa Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928
Masa Percobaan, bangsa Indonesia melalui organisasi pergerakan mencoba meminta
kemerdekaan dar Belanda
Masa Pendobrak, pada masa tersebut semangat dan gerakan kebangsaan Indonesia telah
berhasil mendobrak belenggu penjajahan dan menghasilkan kemerdekaan
D. Strategi Integrasi
Strategi Asimilasi, Asimilasi adalah proses pencampuran dua macam kebudayaan atau lebih
menjadi satu kebudayaan yang baru, dimana dengan pencampuran tersebut maka masing-
masing unsur budaya melebur menjadi satu sehingga dalam kebudayaan yang baru itu tidak
tidak tampak lagi identitas masing-masing budaya pembentuknya
Strategi Akuluturasi, Akulturasi adalah proses pencampuran dua macam kebudayaan atau
lebih sehingga memunculkan kebudayaan yang baru, dimana ciri-ciri budaya asli
pembentuknya masih tampak dalam kebudayaan baru tersebut
Strategi Pluralis, Pluralis pada prinsipnya mewujudkan integrasi nasional dengan memberi
kesempatan pada segala unsur perbedaan yang ada dalam masyarakat untuk hidup dan
berkembang
E. Integrasi Nasional Indonesia
Integrasi nasional mencakup baik dimensi vertical maupun dimensi horizontal. Dengan
demikian, persoalan integrasi nasional menyangkut keserasian hubungan antara pemerintah dan
rakyat, serta keserasian hubungan diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat dengan latar
belakang perbedaan didalamnya
Negara adalah suatu oranisasi tertinggi yang mempunyai wewenang untuk mengatur bahkan
dapat memaksa perihal yang menyangkut kepentingan orang banyak serta mempunyai
kewajiban-kewajiban untuk melindungi dan mensejahterakan masyarakat
B. Unsur-Unsur Negara
8
Unsur-unsur terbentuknya Negara sebagai berikut;
Unsur konstitutif, yaitu unsur pembentuk yang harus dipenuhi agar terbentuk Negara
Unsur deklaratif, yaitu unsur yang sifatnya menyatakan bukan mutlak harus dipenuhi
C. Teori Terbentuknya Negara
Secara umum, untuk mempelajari asal mula terjadinya Negara dapat digunakan pendekatan
teoritis, yaitu suatu pendekatan yang didasarkan kerangka pemikiran logis yang hipotesanya
belum dibuktikan secara kenyataan
D. Sifat Negara
Secara umum, setiap Negara pasti memiliki sifat Negara, antara lain;
Sifat memaksa, yaitu bahwa Negara mempunyai kekuatan fisik secara legal agar tercapai
ketertiban dalam masyarakat dan mencegah timbulnya anarki
Sifat monopoli, yaitu suatu hak tunggal yang dilakukan oleh Negara untuk berbuat atau
menguasai sesuatu untuk kepentingan dan tujuan bersama
Sifat mencakup semua, yaitu semua berarti semua peraturan perundang-undangan yang
beralaku (misalnya keharusan membayar pajak) adalah untuk semua orang tanpa kecuali
E. Tujuan dan Fungsi Negara
Adapun tujuan Negara republik Indonesia terdapat pada alinea ke 4 Pembukaan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yaitu; (1) melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, (2) Memajukan kesejahteraan umum, (3)
Mencerdaskan kehidupan bangsa; dan (4) Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Sedangkan fungsi menunujuk pada
pelaksanaan dari cita-cita dalam kenyataan
F. Pengertian Konstitusi
Konstitusi merupakan hukum dasar suatu Negara. Setiap Negara pasti memiliki konstitusi.
Karena tanpa adanya konstitusi Negara tidak mungkin terbentuk
G. Kedudukan Konstitusi
9
Konstitusi menempati kedudukan yang sangat penting dalam kehidupan ketatanegaraan suatu
Negara karena konstitusi menjadi barometer kehidupan bernegara dan berbangsa yang sarat
dengan bukti sejarah perjuangan para pendahulu. Meskipun konstitusi yang ada didunia ini
berbeda-beda baik dalam hal tujuan, bentuk, dan isinya. Tetapi umumnya mereka mempunyai
kedudukan formal yang sama, yaitu sebagai;
Tujuan konstitusi adalah untuk menjaga keseimbangan antara ketertiban (order), kekuasaan
(gezag), dan kebebasan (vrijheid). Adapun fungsi dari konstitusi sebagai berikut;
Fungsi penentu
Fungsi pengatur hubungan kekuasaan antar organ Negara
Fungsi pengatur hubungan kekuasaan antar organ dengan warga Negara
Fungsi pemberi atau sumber legimitasi
Fungsi penyalur atau pengalih kewenangan
Fungsi simbolik sebagai sarana pemersatu
Fungsi simbolik sebagai rujukan identitas dan keagungan kebangsaan
Fungsi simbolik sebagai pusat acara
Fungsi sebagai sarana pengendalian masyarakat
Fungsi sebagai sarana perekayasaan dan pembaruan masyarakat
I. Sejarah Konstitusi di Indonesia
10
10
J. Amandemen atau Perubahan UUD NRI 1945
1. UUD 1945 membentuk struktur kenegaraan yang bertumpu pada kekuasaan tertinggi di
tangan MPR yang sepenuhnya melaksanakan kedaulatan rakyat
2. UUD 1945 memberikan kekuasaan yang sangat besar kepada pemegang kekuasaan
eksekutif
3. UUD 1945 mengandung pasal-pasal yang terlalu “luwes” sehingga dapat menimbulkan
lebih dari satu tafsiran
4. UUD 1945 terlalu banyak memberikan kewenangan kepada kekuasaan kepada kekuasaan
presiden untuk mengatur hal-hal penting dengan undang-undang
5. UUD 1945 tentang semangat penyelenggara Negara belum cukup didukung ketentuan
konstitusi yang memuat aturan dasar tentang kehidupan yang demokratis, supremasi
hukum, pemberdayaan rakyat, penghormatan hak asasi manusia, dan otonomi daerah
BAB V Hak Asasi Manusia
A. Konsep Warga Negara
Warga Negara adalah orang yang secara aktif ikut mengambil bagian dalam kegiatan hidup
bernegara, yaitu orang yang bias berperan sebagai orang yang diperintah dan orang yang bias
berperan sebagai yang memerintah
Secara teoritis upaya mendefinisikan warga Negara dan siapa yang menjadi warga Negara untuk
suatu Negara tidak mudah. Hal ini suatu kenyataan karena definisi warga Negara untuk suatu
Negara berbeda dengan definisi warga Negara untuk Negara lainnya. Namun demikian, ada
suatu landasan piker yang dapat dijadikan dasar pertimbangan untuk mengetahui pengertian
warga Negara dan siapa yang menjadi warga Negara. Dasar pertimbangan yang dimaksud adalah
kontitusi Negara.
C. Asas Kewarganegaraan
11
ada 2 (dua) asas atau pedoman, yaitu asas kewarganegaraan berdasarkan perkawinan. Tetapi
dalam berbagai literatur hukum dan dalam praktek, dikenal adanya tiga asas kewarganegaraan,
masing-masing adalah ius soli, ius sanguinis, dan asas campuran. Dari ketiga asas itu, yang
dianggap sebagai asas yang utama adalah ius soli & ius sanguins
Dalam literature hukum di Indonesia biasanya cara memperoleh status kewarganegaraan hanya
terdiri atas 2 cara, yaitu status kewarganegaraan dengan kelahiran di wilayah hukum di Indonesia
dan dengan cara pewarganegaraan atau naturalisasi
Konsep Dasar Hak Asasi Manusia (HAM) yaitu seperangkat hak yang melekat pada hakikat
keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugrah-Nya yang
wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh Negara, hukum, pemerintah, dan setiap
orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia
Ada beberapa prinsip pokok yang terkait dengan pengamatan, pemenuhan, pemajuan, dan
perlindungan HAM. Prinsip-prinsip tersebut adalah;
Prinsip universal
Prinsip tidak dapat dilepaskan
Prinsip tidak dapat dipisahkan
Prinsip saling tergantung
12
Prinsip keseimbangan
Prinsip partikularisme
H. Hak Asasi Manusia (HAM) dalam UUD NRI 1945
Berdasarkan pada tujuan negara sebagai terkandung dalam pembukaan UUD NRI 1945 tersebut,
negara Indonesia menjamin dan melin dungi hak-hak asasi manusia pada warganya terutama
dalam kaitannya dengan kesejahteraan hidupnya baik jasmaniah maupun rohaniah, antara lain
berkaitan dengan hak-hak asasi di bidang politik, ekonomi, sosial, kebu dayaan, pendidikan, dan
agama. Berikut merupakan rincian dari hak-hak asasi manusia yang terdapat dalam pasal pasal
UUD 1945, yaitu sebagai berikut: pasal 28A, pasal 28B, pasal 28C, pasal 28D, pasal 28E, pasal
28F, pasal 28G, pasal 28H, pasal 28I, pasal 28J
BAB VI Demokrasi
A. Konsep Demokrasi
Demokrasi berarti kekuasaan atau pemerintah ada ditangan rakyat. Dalam konteks ini kekuasaan
atau pemerintah tertinggi berada ditangan rakyat dan dijalankan langsung oleh mereka atau oleh
wakil-wakil yang mereka pilih dibawah sistem pemilihan bebas
B. Bentuk Demokrasi
Secara teoritis demokrasi yang dianut oleh Negara-negaea didunia terbagi menjadi 2, yaitu;
Secara umum ada empat prinsip yang terkait dengan pemerintahan demokrasi, yaitu;
Kedaulatan rakyat
Persamaan politik
13
Konsulasi kepada rakyat
Aturan mayoritas
D. Demokrasi di Indonesia
Secara luas demokrasi pancasila berarti kedaulatan rakyat yang didasarkan pada nilai-
nilai pancasila baik sebagai pedoman penyelenggaraan maupun sebagai cita-cita
Secara sempit demokrasi pancasila berarti kedaulatan rakyat yang dilaksanakan menurut
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
E. Pendidikan Demokrasi
Pendidikan demokrasi diartikan sebagai upaya sistematis yang dilakukan Negara dan masyarakat
untuk memfasilitasi individu warga negaranya agar memahami, menghayati, mengamalkan, dan
mengembangkan konsep, prinsip, dan nilai demokrasi sesuai dengan status dan perannya dalam
masyarakat
Negara hukum adalah Negara yang berdasarkan hukum, kekuasaan Negara berdasarkan atas
hukum, bukan kekuasaan belaka seta pemerintah Negara berdasarakan pada konstitusi yang
berpaham konstitusionalisme, tanpa hal tersebut sulit disebut sebagai Negara hukum
Dalam dekade abad 20 konsep Negara hukum mengarah pada pengembangan Negara hukum
dalam arti material. Arah tujuannya memperluas peran pemerintah terkait dengan tuntutan dan
dinamika perkembangan jaman.
Konsep Negara Hukum (Eropa Kontinental) sering disebut Negara hukum dalam arti formal.
Negara hukum harus memiliki 4 unsur penting, yaitu;
14
Adanya perlindungan terhadap HAM
Pemisahan kekuasaan
Setiap tindakan pemerintahan harus didasarkan pada peraturan perundang-undangan
Adanya peradilan administrasi yang berdiri sendiri
D. Konsep Negara Hukum (Anglo Saxon)
Konsep ini dikenal dengan “the rule of low” yang menurut A.V Dicey konsep Negara hukum
haruslah mengandung tiga unsur, yaitu;
Supremacy of low
Equality before the law
Human rights
E. Konsep Negara Hukum (Perumusan Para Jurist Asia Tenggara dan Pasifik)
Pengakuan dan perlindungan HAM yang mengandung persamaan dalam bidang politik,
hukum, social, ekonomi, dan kebudayaan
Peradilan yang bebas dan tidak memihak serta tidak dipengaruhi oleh suatu kekuasaan
atau kekuatan apapun
Legalitas dalam segala bentuknya
F. Makna Indonesia Negara Hukum
Makna Negara Indonesia sebagai Negara hukum dinamis, esensinya adalah hukum nasional
Indonesia harus tampil akomodatif, adaptif, dan progresif. Makna hukum seperti ini
menggambarkan fungsinya sebagai pengayom dan perlindungan masyarakat
Dalam rangka menegakan hukum, aparatur penegak hukum harus menunaikan tugas sesuai
dengan sumber yang ada dalam hukum. Sumber hukum digolongkan menjadi 2 (dua), yaitu;
Hukum Material
Hukum Forma atau Hukum Acara
BAB VIII Wawasan Nusantara Sebagai Geopolitik Indonesia
15
A. Pengertian Geopolitik
Geopolitik dapat diartikan sebagai system politik atau peraturan-peraturan dalam wujud
kebijaksanaan dan strategi nasional yang didorong oleh aspirasi nasional geografik (kepentingan
yang titik beratnya terletak pada pertimbangan geografi, wilayah, atau territorial dalam arti luas)
suatu Negara, yang apabila dilaksanakan dan berhasil akan berdampak langsung atau tidak
langsung kepada sistem politik suatu negara
Konsep geopolitik lahir di Jerman pada akhir abad XIX. Semula geopolitik adalah ilmu bumi
politik yang membahas masalah politik dalam suatu Negara, namun berkembang menjadi ajaran
yang melegitimasikan hukum ekspansi suatu negara
Pandangan geopolitik bangsa Indonesia yang didasarkan pada nilai-nilai ketuhanan dan
kemanusiaan yang luhur dengan jelas tertuang dalam pembukaan UUD NRI 1945. Bangsa
Indonesia adalah bangsa yang cinta damai, tetapi lebih cinta kemerdekaan. Bangsa Indonesia
menolak segala bentuk penajajahan, karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri
keadilan
Wawasan nusantara merupakan cara pandang, cara meilhat, cara meninjau bangsa Indonesia
terhadap diri dan lingkungannya. Wawasan ini berkembang berdasarkan sejarah, budaya,
falsafah, keadaan geografis, serta kepentingan bangsa yang bersangkutan
Wawasan nusantara memili dua sifar atau ciri, antara lain sebagai berikut;
Manunggal, maksudnya keserasian dan keseimbangan yang dinamis dalam segenap aspek
kehidupan, baik aspek alamiah maupun aspek social
16
Utuh menyeluruh, artinya utuh menyeluruh bagi nusantara dan rakyat inonesia sehigga
merupakan satu kesatuan yang utuh bulat dan tidak dapat dipecah-pecah oleh kekuatan
apapun dan bagaimanapun, sesuai dengan satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa
F. Unsur-Unsur Dasar Wawasan Nusantara
Wadah/wilayah
Isi (content)
Tata laku (condect)
G. Faktor Kewilayahan yang Mempengaruhi Wawasan Nusantara
Ketahanan nasional adalah kondisi dinamis yang merupakan integrasi dari kondisi tiap aspek
kehidupan bangsa dan Negara. Pada hakikatnya ketahanan nasional adalah kemampuan dan
ketangguhan suatu bangsa untuk dapat menjamin kelangsungan hidup menuju kekayaan bangsa
dan negara
Ketahanan nasional memiliki sifat-sifat yang terbentuknya dari nilai-nilai yang terkandung dalam
landasan asas-asasnya. Sifat-sifat ketahanan nasional Indonesia adalah sebagai berikut;
Mandiri
Dinamis
Manunggal
Wibawa
Konsultasi
C. Unsur-Unsur Ketahanan Nasional Indonesia
17
Unsur yang diperlukan membangun ketahanan nasional, yaitu;
Ketahanan individu, yaitu ketahanan yang dimiliki oleh seorang warga Negara yang sehat
jasmani dan rohani
Ketahanan keluarga, yaitu ketahanan yang dimiliki oleh suami, istri, dan anak dalam
keluarga yang harmonis dalam menciptakan kerukunan dalam rumah tangga
Ketahanan wilayah, yaitu ketahanan yang dimiliki oleh masyarakat didaerah dengan
menciptakan stabilitas wilayah secara sejahtera dan aman
Ketahanan nasional, yaitu ketahanan yang dimiliki oleh Negara untuk menciptakan
stabilitas nasional
D. Ketahanan Nasional Indonesia
Konsepsi ketahanan nasional tidak memandang aspek-aspek asta gatra secara terpisah,
melainkan meninjaunya secara berhubungan, dimana aspek yang satu senantiasa berhubungan
erat dengan lainnya. Sedangkan keseluruhannya merupakan suatu konfigurasi yang
menimbulkan daya tahan nasional
18
BAB III
PEMBAHASAN
A. Kelebihan dan Kekurangan Isi Buku
19
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan kewarganegaraan adalah mata pelajaran atau mata kuliah yang membentuk peserta
didik menjadi warga Negara yang berkarakter, cerdas, terampil, dan bertanggung jawab sehingga
dapat berperan aktif dalam masyarakat, bangsa, dan negara sesuai ketentuan Pancasila dan UUD
NRI 1945. Landasan/dasar pembelajaran pendidikan kewarganegaraan di perguruan tinggi, yaitu;
Landasan Idil, yaitu Pancasila, Landasan Ilmiah, dan Landasan Yuridis/Hukum. Searah dengan
perubahan pendidikan ke masa depan dan dinamika internal bangsa Indonesia, program
pembelajaran pendidikan kewarganegaraan di perguruan tinggi harus mampu mencapai tujuan
sebagai berikut;
B. Rekomendasi
Dari kekurangan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan berupa rekomendasi,antara lain ;
1. Pengulangan kata dalam isi buku sebaiknya jangan terlalu sering karena bisa
menimbulkan kebosanan pembaca
2. Lebih memperinci materi yang dipaparkan agar pembaca dapat memahaminya.
3. Gambar pada buku seharusnya dibuat bewarna agar menarik minat pembaca
20
DAFTAR PUSTAKA
Sinaga, O, dkk. (2022). Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi. Medan: CV.
Harapan Cerdas
21