Anda di halaman 1dari 49

CRITICAL BOOK REVIEW

Disusun Oleh

Nama : Risa Susanti Manik

NIM : 5183550016

Kelas : Reguler B/2018

Mata Kuliah : pendidikan Pancasila


Dosen Pengampu : Pulung Sumantri,S.Pd., M. Si.

S1 TEKNIK SIPIL

JURUSAN PTB

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019
KATA PENGATAR

Puji dan syukur kepadaTuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan Rahmat dan
karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Critical Book Review ini
yang berjudul “Pendidikan Pancasila” dengan tepat waktu. Critical Book Review ini disusun
agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Pamcasila yang penulis sajikan berdasarkan buku
yang penulis baca . Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu Pancasila
sebagai pemberi materi sehingga penulis dapat menambah wawasan tentang Pancasila lebih
detail lagi .

Dalam penyusunan Critical Book Review ini penulis merasa belumlah sempurna
mengingat akan minimnya informasi dan pengetahuan penulis, untuk itu demi penyempurnaan
Critical Book Review ini penulis sangat membutuhkan saran dan kritik yang membangun dari
para pembaca.

Akhir kata penulis mengucapkan selamat membaca dan semoga materi yang ada dalam
Critical Book Review yang berbentuk makalah ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya bagi
para pembaca.

Medan, 17 Oktober 2019

Penulis
Daftar Isi

KATA PENGATAR………………………………………………………..……………….

DAFTAR ISI………………………………………………………………..…....................

BAB I PENDAHULUAN………………………………………..........................................

A. Rasionalisasi Critical Book Review(CBR)……………………….………………….

B. Tujuan dan Manfaat……………….………………

C.. Indentitas Buku…………………………………………………………......................

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………….….....................

A.BUKU
UTAMA………………………………………………………………....................................

B. BUKU PEMBANDING

BAB III KEUNGGULAN BUKU……………………………………………………………

BUKU UTAMA……………………………………………………………………………….

1. Keterkaitan Antarbab…………………………………………………………………..
2. Kemutakhiran Isi Buku………………………………………………………………..
3. Keterkaitan isi buku dengan bisang ilmu …………………………………………….
BUKU PEMBANDING………………………………………………………………………

1. Keterkaitan Antarbab……………………………………………………………………..
2. Kemutakhiran Isi Buku……………………………………………………………………
3. Kelengkapan Isi Buku…………………………………………………………………….
BAB IV KEKURANGAN BUKU
1. Keterkaitan Antarbab………………………………………………………………………
2. Kemutakhiran Isi Buku……………………………………………………………………
3. Keterkaitan isi buku dengan bisang ilmu …………………………………………………
BUKU PEMBANDING………………………………………………………………………

1. Keterkaitan Antarbab……………………………………………………………………..
2. Kemutakhiran Isi Buku……………………………………………………………………
3. Kelengkapan Isi Buku…………………………………………………………………….
BAB V HASIL ANALISA
BAB VI KESIMPULAN
1. Kesimpulan…………………………………………………………………………………….
2. Saran……………………………………………………………………………………………

BAB I
A. Rasionalisasi CBR
Critical Book adalah hasil kritik/bandingan tentang suatu topic materi
yang pada umumnya diperkuliahan terhadap buku yang berbeda. Penulisan
critical book ini pada dasarnya adalah untuk membandingkan buku utama dengan
buku pembanding yang dijadikan sumber referensi. Setiap buku yang dibuat oleh
penulis tertentu pastilah mempunyai kekurangan dan kelebihan masing masing.
Kelayakan suatu buku dapat kita ketahui jika kita melakukan referensi terhadap
buku itu dengan perbandingan terhadap buku lain. Suatu buku dengan kelebihan
yang lebih dominan dibandingkan dengan kekurangannya artinya buku ini sudah
layak untuk dipakai dan dijadikan sumber referensi bagi khalayak ramai.

B. Tujuan
a. Mengkritisi atau membandingkan sebuah buku tentang kepemimpinan serta
membandingkan dengan dua buku yang berbeda dengan topik yang sama. Yang
dibandingkan dalam buku tersebut yaitu keterkaitan buku dengan bidang ilmu
pembahasannya, keterkaitan antar babnya, dan kelemahan dan kelebihan pada buku-buku
yang dianalisis.
C. Manfaat CBR

1. Menambah wawasan pengetahuan tentang pengertian pancasila, sejarah pancasila,


perumusan pancasila dan lainnya.

2. Mempermudah pembaca mendapatkan inti dari sebuah buku yang telah di lengkapi
dengan ringkasan buku , pembahasan isi buku, serta kekurangan dan kelebihan buku tersebut.

3. Melatih siswa merumuskan serta mengambil kesimpulan-kesimpulan atas buku-buku


yang dianalisis tersebut.

C. Identitas Buku Utama

Judul buku : Panduan Pembelajaran Berbasis Pendekatan Saintifik dan Enam


Macam Penugasan Dalam Mata Kuliah Pendidikan Pancasila

Penulis : Drs. Halking, M.Si., dkk


Penerbit : Universitas Negeri Medan
Tahun terbit : 2018
Kota Terbit : Medan
Halaman : 185 halaman
ISBN :-

Identitas Buku Pembanding

Judul buku : Pancasila: Membangun Karakter Bangsa


Penulis : Drs. Usiono, MA
Penerbit : Hijri Pustaka Utama
Tahun terbit : 2009
Kota Terbit : Jakarta
Halaman : 212
ISBN : 979-25-9559-7
BAB II

A. RINGKASAN ISI BUKU UTAMA

BAB I

A. LATAR BELAKANG
Gerakan untuk merevitalisasi pancasila saat ini semakin menunjukkan gejala yang
menggembirakan. Forum forum ilmiah di berbagai tempat telah diselenggarakan baik
oleh masyarakat umum maupun kalangan akademisi. Undang undang Republik
Indonesia nomor 12 tahun 2012tentang pendidikan tinggi secara eksplisist juga
menyebutkan bahwa terkait dengan kurikulum nasional setiap perguruan tinggi wajib
menyelenggarakan mata kuliah pancasila, kewarganegaraan, agama dan bahasa
Indonesia.lebih lanjut Munir,dkk(2014:1-2)mengatakan bahwa pendidikan pancasila
sangat tepat diwajibkan kembali penyelenggaraanya disemua pjenjang pendidikan
formal sebab dengan demikian proses internalisasi dan institusionalisasi nilai nilai
pancasila dapat dilakukan secara sistemik terhadap anaka anak dari tingkat bawah
sampai ke tingkat pendidikan tinggi meskipun harus diakui bahwa pelaksaaanya
banyak hal yang harus dievsaluasi pada bangunan system pendidikan pancasila
tersebut sebagai berikut:
1. Pendidikan pancasila yang dilakukan terlalu focus pada pembinaan
kognitif tingkat rendah(menghafal atau memahami) sehingga
mengabaikan pembinaan aktif dan kognatif.
2. Berkaitan dengan hal pertama diatas yaitu mengangkut persoalan mteologi
penyelengaraan pendidikan pancasila yang lebih bersifat pengajaran
3. Materi pendodikan belum tersaji dengan baik, baik dari pendekatan
vertical maupun horizontal.
B. LANDASAN DAN DASAR DASAR PENDIDIKAN PANCASILA
a. Dasar filosofis
Ketika Indonesia diproklamasikan pasca perang dunia kedua, dunia dicekam oleh
pertentangan ideology kapitalisme dengan ideology komunisme. Kapitalisme
berakar pada faham individualism yang menjunung tinggi kebebasan dan hak hak
individu; sementara komunisme berakar pada faham sosialisme atau kolektivitas
yang lebih mengedepankan kepentingan masyarakat diatas kepentingan
individual.
b. Dasar sosiologis
Bangsa Indonesia yang penuh kebhinekaan atas lebih dari 300 suku bangsa yang
tersebar di lebih dari 17.000 pulau, secara sosiologis telah mempraktikan
pancasila karena nilai nilai yang terkandung didalamnya merupakan kenyataan
kenyataan(materi, formal dan fungsional) yang ada dalam masyarakat Indonesia.
c. Dasar yuridis
Konsekuensi dari pancasila tercantum dalam pembukaan UUD NRI tahun 1945,
secara yuridis konstitusional mempunyai kekuatan hukum yang sah, keluatan
hukum berlaku dan kekuatan hukum mengikat.
C. KERANGKA KONSEPTUAL PENDIDIKAN PANCASILA
Setelah pancasila berdiri sendiri sendiri sebagai mata kuliah, maka memunculkan
konsekuensi perlu kejelasan visi, misi, tujuan, dan ruang lingkup antara pendidikan
pancasila dan kewarganegaraan, agar tidak terjadi tumpang tindih antara kedua mata
kuliah tersebut, meskipun diantara kedua tetap ada hubungan unterface dan saling
terkait satu dengan yang lain.
D. VISI DAN MISI PENDIDIKAN PANCASILA
1. VISI
terwujudnya kepribadian sivitas akademi yang bersumber pada nilai nilai
pancasila
2. MISI
a) Mengembangkqn potensi akademik peserta didik( misi psikopedagogis)
b) Menyiapkan peserta didik untuk hidup dan berkehidupan dalam
masyarakat, bangsa dan Negara(misi psikososial)
c) Membangun budaya berpancasila sebagai salah satu determinan
kehidupan(misi sosiokultural)
d) Mengkaji dan mengembangkan pendidikan pancasila sebagai system
pengetahuan terintegrasi atau disiplin ilmu sintetik
E. TUUJUAN DAN CAPAIAN PENYELENGARAAN PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN PANCASILA
Capaian pembelajaran:
1. Memiliki kemampuan analisi, berfikir rasional, dalam menghadapi persoalan
persoalan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
2. Memiliki kemampuan dan tanggung jawab intelektual dalam mengenali
masalah masalah dan memberi solusi berdasarkan nilai nilai pancasila
3. Mampu menjelaskan dasar dasar kebenaran bahwa pancasila adalah ideology
yang sesuai bagi bangsa Indonesia yang majemuk(bhineka tunggal ika)
4. Mampu mengimplementasikan dan melestarikan nilai nilai pancasila dalam
realitas kehidupan
5. Memiliki karakter ilmuwan dan professional pancasilais yang memiliki
komitmen atas kelangsungan hidup dan kejayaan Negara kesatuan republic
Indonesia
F. RUANG LINGKUP MATERI (KI-KD) MATA KULIAH PENDIDIKAN
PANCASILA
Berdasarkan kompetensi inti dan kompetensi dasar mata kuliah pendidikan pancasila,
maka bahan kajian dalm mata kuliah wajib umum (MKWU) pendidikan pancsila ini
adalah :
 Pengantar pendidikan pancasila
 Bagaimana pancasila dalam arus sejarah bangsa Indonesia
 Mengapa pancasila sebagai dasar Negara
 Mengapa pancasila menjadi ideology Negara
 Mengapa pancasila sebagai system filsafat
 Bagaimana pancasila menjadi system etika
 Mengapa pancasila menjadi dasar pengembangan ilmu
BAB II

SUBSTANSI MATERI KAJIAN MATA KULIAH


PENDIDIKAN PANCASILA

A. PENGERTIAN DAN PENTINGNYA PANCASILA


1. Pengertian Mata Kuliah Pendidikan Pancasila
Maman Rachman (1999 : 324) menyatakan bahwa Pendidikan tentang pancasila
memegang peranan penting dalam membentuk kepribadian mahasiswa di perguruan
tinggi.
Rogers ( Fairuzabadi , 2010) menyatakan bahwa Pendekatan Student Centered
Learning merupakan hasil dari transisi perpindahan kekuatan dalam proses pembelajaran,
dari kekuatan disen sebagai pakar menjadi kekuatan mahasiswa sebagai pembelajar.
Pendekatan SCL tersebut untuk mengembangkan knowledge, attitude, dan skill
mahasiswa sebagai calon pemimpin bangsa dalam membangun jiwa profesionalitasnya
sesuai dengan program studinya masing-masing dengan menjadikan nilai-nilai Pancasila
sebagai kaidah penuntun (guiding principle) sehingga menjadi warga Negara yang baik
(good citizenship).
2. Pentingnya Mata Kuliah Pendidikan Pancasila
Teknologi informasi yang berkembang cepat, telah membawa dampak bagi
kehidupan manusia. Hal ini berarti dampak teknologi informasi berimplikasi secara
langsung pada perubahan berbagai aspek kehidupan, termasuk terhadap karakter generasi
muda.
Tampaknya bangsa ini khususnya generasi medan telah dihadapkan pada
dinamika perkembangan lingkungan strategis yang penuh dilemma, tantangan hidup yang
semakin kompleks dan diwarnai dengan fenomena terjadinya degradasi nilai-nilai luhur
bangsa.
Dalam menghadapi masalah yang begitu rumit dan komplek seperti di atas
dibutuhkan pendidikan karakter yang dibangun melalui pendidikan, yang melibatkan
berbagai elemen bangsa terlebih sebagai pemangku kepentingan seperti pendidikan
pancasila misalnya. Pendidikan Pancasila sangatlah penting bagi para generasi muda
Indonesia agar dapat terbentuk karakter yang unggul dan berakhlak mulia. Sehingga
mampu bersaing, beretika, bermoral, sopan dan santun dalam bermasyarakat berbangsa
dan bernegara.
Menurut Ali Ibrahim Akbar, 2000 : Ternyata kesuksesan seseorang tidak
ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan kemampuan teknis(hard skill) saja, tetapi
lebih oleh pengetahuan mengelola diri dan orang lain (soft skill).
Urgensi Pendidikan Pancasila, yaitu dapat memperkokoh jiwa kebangsaan
mahasiswa sehingga menjadi dorongan pokok (leitmotive) dan bintang penunjuk jalan
(leistar) bagi calon pemegang tongkat estafet kepemimpinan bangsa di berbagai dan
tingkatan.

3. Menggali Sumber Historis, Sosiologis, Politik Pendidikan Pancasila


a. Sumber Historis Pendidikan Pancasila
Melalui pendekatan ini mahasiswa diharapkan dapat mengambil pelajaran atau
hikmah dari berbagai peristiwa sejarah, baik sejarah nasional maupun sejarah
bangsa-bangsa lain.
b. Sumber Sosiologis Pendidikan Pancasila
Soekanto ( 1982 : 19) menegaskan bahwa dalam perspektif sosiologi, suatu
masyarakat pada suatu waktu dan tempat memiliki nilai-nilai yang tertentu, melalui
pendekatan sosiologis ini anda diharapkan dapat mengkaji struktur sosial, proses
sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial, dan masalah-masalah sosial yang patut
disikapi secara arif dengan menggunakan standar nilai-nilai yang mengacu kepada
nilai-nilai pancasila.
c. Sumber Yuridis Pendidikan Pancasila
Pendekatan Yuridis merupakan salah satu pendekatan utama dalam
pengembangan atau pengayaan materi mata kuliah Pendidikan Pancasila. Urgensi
pendidikan yuridis ini adalah dalam rangka menegakkan Undang-Undang (law
enforcement) yang merupakan salah satu kewajiban Negara yang penting.
d. Sumber Politik Pendidikan Pancasila
Melalui pendidikan politik ini, anda diharapkan mampu menafsirkan fenomena
politik dalam rangka menemukan pedoman yanf bersifat moral yang sesuai dengan
nilai-nilai Pancasila untuk mewujudkan kehidupan politik yang sehat.
B. PENGERTIAN DAN PENTINGNYA PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH
BANGSA INDONESIA
1. Pancasila merupakan produk otentik pendiri Negara Indonesia ( The Founding Fathers).
2. Nilai-nilai Pancasila bersumber dan digali dari nilai agama, kebudayaan, dan adat istidat.
3. Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa dan dasar filsafat kenegaraan.

Pentingnya Pancasila dalam kajian sejarah bangsa Indonesia menunjukkan hal-hal berikut :

1. Betapapun lemahnya pemerintahan suatu rezim, tetapi Pancasila tetap bertahan dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.
2. Betapapun ada upaya untuk mengganti Pancasila sebagai ideology bangsa, tetapi terbukti
Pancasila merupakan pilihan yang terbaik bagi bangsa Indonesia.
3. Pancasila merupakan pilihan terbaik bagi bangsa Indonesia karena bersumber dan digali
dari nilai-nilai agama, kebudayaan , dan adat istiadat yang hidup dan berkembang di
bumi Indonesia.
4. Kemukakan argument Anda tentang Pancasila sebagai pilihan terbaik bangsa Indonesia

Pancasila adalah produk sejarah ketika bangsa Indonesia berproses mendirikan Negara
Indonesia. Pancasila sebagai sebuah system nilai menjadi sebuah perjalanan panjang dalam
proses kristalisasi.

Pancasila merupakan nilai dasar yang menjadi pijakan sebagai bagi seluruh warga Negara
Indonesia dalam kehidupan sehari-hari.Pancasila merupakan cita-cita bangsa Indonesia yang
harus tetap dipertahankan dimasi yang akan datang. Pancasila dimasa depan harus mampu
menjadi ideology terbuka agar mampu mengisi kebutuhan warga Negara yang semakin
mengglobal dan terbukanya arus Informasi.

Sebagai ideology terbuka, nilai-nilai Pancasila memang tumbuh dan berkembang dan
diyakini kebenarannya oleh warga Negara Indonesia karena memang nilai-nilai ini telah
menjadi nilai dasar bagi masyarakat Indonesia.

Dinamika pancasila diawal kemerdekaan, pada awal-awal masa kemerdekaan, tidak


banyak lagi pembicaraan mengenai Pancasila.

Dinamika Pancasila pada era orde lama, periode orde lama berlangsung antara tahun
1959-1966, pada masa ini, Ir. Soekarno berhasil membangun Dunia Kembali.

Dinamika Pancasila pada era orde baru , Orde baru adalah masa pemerintahan Presiden
Soeharto antara tahun 1966-1998.

Dinamika Pancasila pada era reformasi, lahir dengan semangat menghapuskan


pengalaman-pengalaman buruk penyelenggaraan pemerintahan sebelumnya.

C. PENGERTIAN DAN PENTINGNYA PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA


Panncasila sebagai dasar negara berarti setiap sendi – sendi ketatanegaraan pada negara
Republik Indonesia harus berlandasan atau harus sesuai dengan nilai nilai Pancasila. Hal
tersebut bermakna , anatara lain bahwa , pancasila harus senantiasa menjadi ruh atau spirit
yang menjiwai kegiatan membentuk negara seperti kegiatan mengamandemen UUD dan
menjiwai segala urusan penyelenggaraan negara (Taniredja, dkk, 2016:130)
Urgensi pancasila sebagai dasar negara , yaitu:

1. Agara para pejabat publik dalam menyelenggaraan negara tidak kehilangan arah
2. Agar partisipasi aktif seluruh warga negara dalam proses pembangunan dalam berbagai
bidang kehidupan bangsa dijiwai oleh pancasila
Panacasila bukanlah konsep pemikiran semata, melainkan sebuah perangkat tat nilai
untuk diwujudkan sebagai panduan dalam berbagai segi kehidupan . (Ali Amran, 2016:88).
Arti pancasila sebagai dasar negara Indonesia lebih kepada penyelenggaraan negara.
Bagaimana semua komponen negara terutama pemerintahan dapat menyelenggarakan
negaravdengan berpedoman pada nilai-nilai pancasila (Ali Amran, 2016:89). Sehingga,
pancasila bukan cita-cita yang di paksakan dari luar masyarakat Indonesia. Melainkan
pancasila merupakan cita-cita yang sejak lama di impikan masyarakat Indonesia (Ali Amran
2016:91).

Pancasila sebagai dasar negara Indonesia merupakan proses kristalisasi nilai-nilai yang
hidup dalam masyarakat nusantara yang bertransformasi menjadi bangsa Indonesia, dan
dalam mewujudkan cita-cita negara kebangsaan Indonesia yaitu keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia harus berdasarkan nilai-nilai, ketuhanan, kemanusiaan, persatuan
(nasionalisme), kerakyatan (musyawarah, hikmat, dan kebijaksanaan). Jadi, kegagalan
dalam pelaksaan pembangunan nasional bisa di mungkinkan oleh ketidakselarasan
penyelenggaraan dengan nilai-nilai pancasila yang telah dianut bangsa Indonesia (Ali Amran,
2016:95)

Dalam tulisan Mahfud MD (2007) menyatakan bahwa dari isi hukum, pancasila sebagai dasar
negara melahirkan kaidah-kaidah penuntun hukum. Ada 4 kaidah penuntun hukum yang
mengalir dari pancasila.

1. Hukum Indonesia yang buat haruslah bertujuan membangun dan menjamin integrasi
negara dan bangsa Indonesia.
2. Hukum Indonesia yang dibuat haruslah berdasarkan demokrasi dan nomokrasi.
3. Hukum Indonesia yanh dibuat haruslah ditujukan untuk membangun keadilan sosial bagi
seleruh rakyat Indonesia.
4. Hukum Indonesia yang dibuat haruslah berdasarkan pada toleransi beragama yang
berkeadaban (winarno, 2016:60)
D. Pengertian dan pentingnya pancasila sebagai ideologi negara
Unsur ideologi ada tiga, yaitu:
a) Keyakinan, dalam arti bahwa setiap ideologi menunjuk adanya gagasan-gagasan vital
yang tekah diyakini kebenerannya untuk dijadikan dasar dan raha strategik bagi
tercapainya tujuan yanh telah ditentukan.
b) Mitos, dalam arti bahwa setiap konsep ideologi selalu memitoskan suatu ajaran yang
optimik, dab setermistik pasti akan tercapainya tujuan melalui cara-cara yang telah
ditentukan pula.
c) Loyalitas, dalam arti bahwa setiap ideologi selalu menuntut keterlibatan optimal atas
dasar loyalitas dari para subjek pendukungnya (Tukiran Taniredja, 2016:130)
Ada dua fungsi utama ideologi dalam masyarakat, pertama, sebagai tujuan atau cita-cita yang
hendak dicapai secara bersama oleh masyarakat. Kedua, sebagai pemersatu masyarakat dan
karenanya sebagai prosedur penyelesaian konflik yang terjadi di masyarakat (Winarno, 2016:93).
Pentingnya pancasila sebagai ideologi negara bagi mahasiswa adalah untuk memperlihatkan
peran ideologi sebagai penuntun mora dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara sehingga ancaman berupa penyalahgunaan narkoba, terorisme, dan korupsi dapat
dicegah. Disamping itu, Pancasila sebagai ideologi negara pada hakikatnya nya mengandung
dimensi realitas, idealitas, dan fleksibilitas yang memuat nilai-nilai dasar, cita-cita, dan
keterbukaan sehingga mahasiswa wa mampu menerima kedudukan Pancasila secara akademis
( Direktorat Jenderal pembelajaran dan kemahasiswaan, 2016:137)

Banyak pihak yang telah sepakat bahwa Pancasila sebagai ideologi nasional merupakan titik
temu, rujukan bersama, common platform kesepakatan bersama, dan nilai integratif bagi bangsa
Indonesia. Kesepakatan bersama bahwa Pancasila adalah ideologi nasional Inilah yang harus kita
pertahankan dan tumbuh kembangkan dalam kehidupan sehari-hari.

Dapat diketahui bahwa ada tiga jenjang atau tahapan kesadaran masyarakat dan bangsa
Indonesia terhadap Pancasila sebagai ideologi.

1. Pancasila sebagai ideologi persatuan


Pancasila sebagai ideologi persatuan berfungsi mempersatukan rakyat yang majemuk
menjadi bangsa yang berkepribadian dan percaya pada diri sendiri.
2. Pancasila sebagai ideologi pembangunan
3. Pancasila sebagai ideologi pembangunan memberikan legitimasi kekuasaan untuk
melaksanakan pembangunan nasional. Timbulnya kesadaran dalam masyarakat bahwa
hidup perekonomian perlu ditangani dengan segera. Pancasila bukan saja berfungsi
sebagai pagar atau wasit dalam percaturan politik, melainkan mampu memberikan
orientasi dalam pembangunan, wawasan ke depan dengan konsep-konsep yang secara
substansial dieksplisitkan dari nilai-nilai dasar dari lima sila.
4. Pancasila sebagai ideologi terbuka
Sebagai ideologi terbuka, Pancasila perlu menjabarkan nilai-nilai dasar melalui
interpretasi dan reinterpretasi yang kritis sehingga menjadikan makin operasional.
Pancasila menjadi ideologi yang dinamis.(winarno,2016:99-101).
E.PENGERTIAN DAN PENTINGNYA PANCASILA FILSAFAT
Pancasila sebagai sistem filsafat sudah dikenal sejak para pendiri negara membicarakan masalah
dasar filosofis negara (Philosofische Grondslag) dan pandangan hidup bangsa.kedua pendekatan tersebut
saling melengkapi karena yang pertama meletakkan pancasila sebagai aliran atau objek yang dikaji oleh
aliran-aliran filsafat lainnya,sedangkan yang kedua meletakkan pancasila sebagai subjek yang mengkaji
aliran aliran filsafat lainnya.

Pentingnya pancasila sebagai sistem filsafat ialah agar dapat diberikan pertanggungjawaban
rasional dan mendasar mengenai sila-sila dalam pancasila sebagai prinsip-prinsip politik.

Beberapa tantangan terhadap pancasila sebagai sistem filsafat muncul dalam bentuk-bentuk
sebagai berikut :

a.Kapitalisme, yaitu aliran yang meyakini bahwa kebebasan individual pemilik modal untuk
mengembangkan usahanya dalam rangka meraih untung yang sebesar besarnya merupakan upaya
menyejahterakan rakyat.

b.Komunisme adalah sebuah paham yang muncul sebagai reaksi atas perkembangan kapitalisme
sebagai produk masyarakat liberal.komunisme merupakan aliran yang meyakini bahwa
kepemilikan modal dikuasai oleh negara untuk kemakmuran rakyat secara merata.

F. PENGERTIAN DAN PENTINGNYA PANCASILA SEBAGAI ETIKA

Pancasila sebagai sistem etika adalah cabang filsafat yang dijabarkan dari sila-sila pancasila
untuk mengatur perilaku kehidupan bermasyarakat,berbangsa dan bernegara di Indonesia.Pentingnya
pancasila sebagai sistem etika bagi bangsa indonesia ialah menjadi rambu normatif untuk mengatur
kehidupan bermasyarakat,berbangsa dan bernegara di Indonesia.pancasila sebagai sistem etika pada
hakikatnya merupakan suatu nilai yang menjadi sumber dari segala penjabaran norma baik norma
hukum,norma moral maupun norma kenegaraan lainnya.

Etika pancasila adalah etika yang mendasarkan penilaian baik dan buruk pada nilai-nilai pancasila
,yaitu nilai keutuhan ,kemanusiaan,persatuan,kerakyatan dan keadilan.menilik nilai-nilai yang terkandung
dalam pancasila ,maka pancasila dapat menjadi sistem etika yang sangat kuat,nilai-nilai yang ada tidak
hanyan bersifat mendasar,namun juga realistis dan aplikatif.

Pendukung dari pancasila sebagai sistem etika adalah pancasila memegang peranan dalam
perwujudan sebuah sistem etika yang baik di negara ini.Disetiap saat dan dimana saja kita berada kita
diwajibkan untuk beretika disetiap tingkah laku kita.

Implementasi pancasila sebagai sistem etika harus senantiasa terwujud prinsip-prinsip sebagai nilai
luhur.Eksistensi pancasila sebagai sisitem etika dapat ditegakkan dengan mengimplementasikan prinsip
konstitualisme dalam penyelenggaraan pemerintahan negara Indonesia.

G. PENGERTIAN DAN PENTINGNYA PANCASILA SEBAGAI DASAR NILAI


PENGEMBANGAN ILMU
Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu, artinya kelima sila pancasila
merupakan pegangan dan pedoman dalam pengambangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pentingnya pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu bagi mahasiswa adalah untuk
memperlihatkan peran pancasila sebagai rambu – rambu normatif bagi pengembangan ilmu
pengetahuan di Indonesia.
Pembahasan pancasila secara ilmiah harus memiliki objek, yang didalam filsafat ilmu
pengetahuan dibedakan atas dua macam yaitu objek forma dan objek material. Pancasila
sebagai paradikma ilmu pengetahuan adalah aktualisasi pancasila dibidang keilmuan sebagai
panduan etik pengembangan ilmu.
Pentingnya pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu, meliputi hal-hal sebagai
berikut:
1. Perkembangan ilmu dan teknologi di Indonesia dewasa ini tidak berakar pada nilai-nilai
budaya bangsa Indonesia sendiri sehingga ilmu pengetahuan yang dikembangkan di
Indonesia sepenuhnya berorientasi pada Barat (western oriented)
2. Perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia lebih berorientasi pada kebutuhan pasar
sehingga prodi-prodi yang “laku keras” diperguruan tinggi Indonesia adalah prodi-prodi
yang terserap oleh pasar (industri).
3. Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi belum melibatkan masyarakat luas
sehingga hanya mensejaherakan kelompok elite yang mengembangkan ilmu (scientist
oriented).

BAB III

PENDEKATAN PEMBELAJARAN SAINTIFIK DALAM MATA KULIAH


PENDIDIKAN PANCASILA.
Pendekatan saintifik dalam pembelajaran memiliki komponen proses pembelajaran, yaitu :

a. Mengamati
Kegiatan belajarnya adalah membaca, mendengar, menyimak, melihat.
b. Menanya
Kegiatan belajarnya adalah dengan cara mengajukan pertayaan tentang informasi yang
tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapat informasi
tambahan tentang apa yang diamati.
c. Mencoba/ mengumpulkan informasi
Kompetensi yang dikembangkan dalam proses mengumpulkan informasi/ eksperimen
adalah mengembangkan sikap jujur,teliti,sopan,menghargai pendapat orang lain,dll
d. Menalar / mengasosiasi
Kompetensi yang dikembangkan dalam proses mengasosiasi/ mengolah informasi adalah
mengembangkan sikap jujur,teliti,kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam
menyimpulkan,dll.
e. Mengkomunikasikan
Kegiatan belajar mengomunikasikan adalah menyampaikan hasil pengamatan,
kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya.
BAB IV

BAB 4 ini berisikan drama atau disebut dengan bermain peran sebagai salah satu model
pembelajaran dalam pendekatan SAINTIFTIK dalam pembelajaran mata kuliah pendidikan
pancasila. Dimana mahasiswa dipersilahkan untuk bermain peran yang bertemakan tentang :
scenario sidang BPUPKI (Badan Penyidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) dan
scenario siding PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia).

BAB V

BAB 5 ini berisikan penugasan dalam mata kuliah pendidikan pancasila, dimana bab ini
membahasa dan menjelaskan tentang enam macam penugasan dalam mata kuliah ini. Keenam
macam penugasan tersebut adalah Tugas Rutin, CBR, CJR, Mini Riset, Rekayasa Ide, Project.

B. RINGKASAN ISI BUKU PEMBANDING

BAB I

PANCASILA DALAM KONTEK SEJARAH DAN PERJUANGAN BANGSA


INDONESIA
Pahitnya sejarah masa lalu Indonesia yang penuh dengan kesusahan,kesengsaraan, dan
perjuangan yang disertai dengan pengorbanan harta maupun jiwaw merupakan kenyataan yang
tidak bisa dipungkiri oleh generasi sekarang. Untuk itu kita simak sejarah Indonesia dalam
situasi sebelum proses perumusan Pancasila sebagai dasar Negara dimana rangkaian sejarah
yang cukup kanjang terdapat dua kerajaan kuno yang besar, yaitu:

Masa Kerajaan Sriwajaya

Dalam pertumbuhannya Sriwijaya berkembang menjadi kerajaan besar, hal ini ditunjang oleh
beberapa faktor :

 Letak Sriwijaya yang strategis, yaitu berada dijalur lalu lintas perdagangan
 Runtuhnya Kerajaan Fuhan sebagai Kerajaan Maritim menguntungkan Sriwijaya
 Majunya pelayaran dan perdagangan India dan China
 Memiliki armada laut yang kuat

Namun hubungan Sriwijaya dan India retak karena adanya pertikaian mengenai jalur lalu lintas
perdaganan, Sriwijaya mengalami kemunduran, Faktor-faktor penyebabnya adalah :

 Pengganti Balaputra Dewa tidak kuat dan bijaksana


 Adanya serangan Pamalayu dari Singosari dibawah pemerintahan Kartanegara
 Daerah yang berada dibawah kekuasaan Sriwijaya berusaha melepaskan diri
 Adanya serangan dari Kerajaan Majapahit

Masa Kerajaan Majapahit

Sriwjaya dan Majapahit merupakaan dua Kerajaan yang memiliki kharisma tersendiri
menduduki tempat yang cukup mengesankan serta disegani oleh banyak negara asing. Dalam
pertumbuhannya, Majapahit banyak menerima unsur politik, kebudayaan, sosial dan ekonomi
dari Singosari sebagai Kerajaan yang mendahuluinya.

PERJUANGAN BANGSA INDONESIA MELAWAN PENJAJAHAN

Pada awal abad ke-16 mulai terdapat suasana baru di perairan Indonesia, Yaitu muncul nya
para pelaut kulit putih dari Eropa yang diawali oleh orang-orang Portugis. Di pengaruhi oleh
beberapa faktor :

 Dorongan ekonomi; mereka ingin meraup keuntungan SDA Indonesia


 Melaksanakan misi menyebarkan agama kristen
 Orang-orang Portugis gemar berpetualang
 Kemajuan ilmu dan teknik pelayaran

Portugis berdagang dengan sistem monopoli dan membuat peraturan-peraturan yang sangat
merugikan pedagang Malaka. Akibatnya Malaka dijauhi oleh para pedagang dan beralih ke Aceh

Perjuangan rakyat Demak melawan Portugis

Sejak semula Raja Demak, Raden Patah, Menyadari bahaya yang mengancam dari
Maluku yang telah terjatuh ke tangan Portugis pada tahun 1521 M. Karena itu, Demak berusaha
untuk mempersulit Portugis.Pada tahun 1518 M sampai 1521 M, Pati Unus memerintah Demak
mengganti ayahnya. Selama memerintah, ia selalu memusuhi Portugis.

Perlawanan Rakyat Aceh melawan Portugis

Rakyat Aceh dibawah pimpinan Sultan Iskandar Muda (1607 M – 1636 M) berjuang
mempertahankan kedaulatan Aceh dan mengusir kekuasaan Portugis dari semenanjung Malaka.
Pada tahun 1629 M armada besar Aceh tidak berhasil mengusir Portugis dan portugis tidak
berhasil merampas kedaulatan Aceh

Perlawanan Rakyat Ternate Melawan Portugis

Di bawah pimpinan Sultan Hairun, rakyat Ternate menentang dan melawan kekuasaan
portugis. Portugis terdesak lalu menawarkan perdamaian dan mengajak Sultan Hairun berunding
dibenteng Portugis. Dalam perundingan itu Sultan Hairun dikhianati dan dibunuh. Kemarahan
rakyat Maluku pun berkobar. Rakyat berhasil mengepung benteng portugis dan diusir dari
Ternate.

KEBANGKITAN NASIONAL

Latar Belakang Lahirnya Pergerakan Nasional Indonesia

Pergerakan bangsa indonesia melalui organisasi modern ( politik) baru tumbuh mulai tahun
1908, yaitu saat didirikannya Budhi Utomo sebagai organisasi modern pertama di indonesia.

Bentuk dan Strategi Organisasi Pergerakan Nasionaldalam Menghadapi Kolonialisme

Budhi Utomo

Pada bulan Oktober 1908, Budi Utomomengadakan kongres yang pertama di Yogyakarta dan
menghasilkan keputusan:(1)Budhi Utomo tidak ikut kegiatan politik.(2) Kegiatan utamanya
ditujukan pada bidang pendidikan danbudaya.(3) Ruang geraknya hanya di Jawa dan Madura.

Sarikat Islam

Berdirinya Sarikat Islam didahului oleh Sarikat Dagang Islam(SDI) yang didirikan pada tahun
1911 oleh Kyai Haji Samanhudiatas usulan RM. Tirto Adisuryo. Tujuan organisasi ini
adalahmemajukan perdagangan Indonesia .

Indische Partij

Indische Partji (IP) didirikan pada tahun 1912 oleh tigaserangkai Suwardi Suryaningrat, Dr.
Tjiptomangkusumo, danE.F.E Douwes Dekker. Partai politik ini berusaha mempersatukankaum
Belanda-Indonesia yang merasa tidak puas dengan tindakan-tindakan pemerintah Belanda.

Sumpah Pemuda 1928

a. Kongres Pemuda

Kongres Pemuda ini bertujuan untuk menyatukan organisasi yang telah ada, yaitu:

Perhimpunan Pelajar-pelajar Indonesia (PPI)


PPI bertujuan menggalang persatuan dariseluruh organisasi pemuda untuk berjuang melawan
Belanda.pada bulanMei 1926 di selenggarakan nya Kongres Pemuda I. Dalam kongres ini
mereka menginginkan agarmenciptakan persatuan bangsa Indonesia.

Pemuda Indonesia

Organisasi ini didirikan di Bandung pada tanggal 27 Februari1927 Dengan tujuan memperkuat
dan memperluas ide kesatuan nasional Indonesia.

b. Kongres Pemuda I

Kongres ini diselenggarakan pada tanggal 30 April sampai 2Mei 1926 di Jakarta. Dalam kongres
ini ditekankan pentingnyapersatuan dan kesatuan para pemuda.

c. Kongres Pemuda II

Kongres ini diselenggarakan pada tanggal 26-28 Oktober 1928di Jakarta. Dengan sumpah
yangberbunyi sebagai berikut:

1.Kami putera dan puteri Indonesia mengaku bertumpah darahyang satu, tanah air Indonesia.

2.Kami putera dan puteri Indonesia mengaku berbangsa satu,bangsa Indonesia.

3. Kami putera dan puteri Indonesia menjunjung bahasa per-satuan, bahasa Indonesia.

PERJUANGAN BANGSA INDONESIA PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG

Perlawanan rakyat Aceh di Cot Plieng dipimpin Tengku Abdul Jalil. Pada tanggal 10
November1942. Padatanggal 25 Februari 1944 ,pasukan Jepang menggempur Sukamanah dan
menangkap K.HZainal Mustafa.Pada tanggal14 Februari 1945, di bawah komandan pleton
(Syudanco) Supriyadi,Peta melancarkan perlawanan terhadap Jepang tetapi gagal.

Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945

Pada tanggal 1 Maret 1945pemerintah Jepang yang dipimpin oleh Saiko SyikikanKumakici
Harada membentuk Dokuritsu Junbi Cosakai atau BadanPenyelidik Usaha-usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia(BPUPKI). Ketua BPUPKI adalah Dr. KR.T. Rajiman
Wedyodiningrat.badanini beranggota 60 orang Indonesia, 8 orang Jepang tanpa hak suara.

Tugas pokok BPUPKI antara lain adalah

a. Panitia perumusan terdiri atas 9 orang, diketuai oleh Ir. Soekarno.Tugasnya merumuskan
naskah Rancangan Pembukaan Undang-Undang Dasar.

b. Panitia Perancang UUD, diketuai Ir. Soekarno. Dari sini dibentuk


c.panitia kecil yang diketuai oleh Prof. Dr. Mr. Supomo.Panitia ekonomi dan keuangan, diketuai
oleh Drs. Moh. Hatta

d . Panitia Pembela Tanah Air, diketuai oleh Abikusno Cikrosuyoso.

Pada tanggal 29 Mei 1945 Mr. Muh. Yamin dalam pidato itu ia mengusulkan lima asas yang
akan dijadikandasar negara:

1. Peri Kebangsaan

2. Peri Keman usiaan

3. Peri Ketuhanan

4. Peri Kerakyatan

5. Kesejahteraan Rakyat

Pada tanggal 31 Mei 1945 Prof. Dr. Mr. Supomo menyampaikanpidato yang berisi penjelasan
masalah-masalah yang berhubungandengan dasar negara:

1. Paham negara persatuan

2. Penghubungan negara dan agama

3. Sistem badan permusyawaratan

4. Sosialisme negara

5. Hubungan antarbangsa

Pada tanggal 1 Juni 1945 Ir. Soekarno tampil berbicara tentangdasar falsafah negara Indonesia
merdeka yang terdiri atas lima asasIndonesia merdeka,berikut:

1. Kebangsaan Indonesia

2. Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan

3. Mufakat atau demokrasi

4. Kesejahteraan sosial

5. Ketuhanan Yang Maha Esa

BPUPKI dibubarkan padatanggal 7 Agustus 1945. Sebagai gantinya dibentuk PanitiaPersiapan


kemerdekaan Indonesia (PPKI).

Pemerintah PRRI dan Permesta


Penumpasan PRRI/Permestaadalahoperasimiliter paling besardanmenyeluruhdarikesatuan-
kesatuanangkatanperang: Operasipenumpasan PRRI, yaituoperasi 17 Agustus Sumatera Barat
dipimpinolehKolonelAchmadYani; OperasiSaptaMargadaerah Sumatera Utara
dipimpinolehBrigjenDjatikoesoemo; OperasiSadardaerah Sumatera Selatan
olehLetkolIbn'uSuwoto. Akhirnya, padatanggal 29 Mei 1961 pemimpin PRRI
AchmadHuseinbesertapasukannyarnen'verahsecararesmi.

MasaDemokrasi Liberal

Padatanggal 18 Agustus 1945 UUD 1945 disahkansebagai UUD negara,


PancasiladisahkansebagaiDasar Negara, danPresidendanWakilpresidendipililhkomiteNasional
Indonesia Pusat (KNIP) .

Kabinet yang masingmasingdipimpinolehPerdanaMenterinyaadalah:

 Kabinet'Natsir (September 1950 Maret 1951)


 KabinetSukiman (April 1951 -'februari 1952)
 KabinetWilopo (April 1952 -Juli 1953)
 Kabinet Ali Sastroamijoyo (Juli 1953 -Juli 1955)
 KabinetBurhanuddinHarahap (Agustus' 1955 Maret 1956) Kabinet Ali Sastroamijoyo
(1956 1957)

PadabulanMaret 1957 Kabinet Ali Sastroamijoyomenyerahkanmandatdan kabinetbaru yang


dipimpinoieh Ir. Juandayang non partaidengannama “PanenKarya”

Masaorde Lama

LatarBelakangLahirnyaDekritPresidenJuli1959 .

1.Kehidupanpolitik yang
labilkarenaseringnyapergantiankablnetdansemakintajamnyapersainganpartaipolitik.

2. KegagalanKonstituantedalammenyusunUndangUndangDasar.

3. Terjadinyagangguankeamananberupapemberontakanbersenjata di 'daerah-daerah.

KeluarnnyaDekrit
Presiden 5 Juli 1959 berisi:

1. Tidakberlakunya UUD 1950 danberlakunyakembali UUD 1945.

2. PembubaranBadanKonstituante.

3. Pembentukan MPR Sementaradan DPA Sementara.

PelaksanaanDemokrasiTerpimpin

l. Bentukpemerintahanpresidensial di
manaIr.SoekarnoadalahPresidendanperdanamenterisertakabinetnyadinamakanKabinetKerja.

2. Pembentukan MPRS denganPenetapanPresiden No. 3 tahun 1959.Keanggotaan MPRS


terdiridari 261anggota PR ditambah 94 utusandaerahdan 200 wakilgolongan.

3. Pembentukan DPAS berdasarkanPenetapanPresiden No. 3 Tahun 1959 yang


diketuaiolehPresidendengan 45 orang anggota.

Masa Lahirnya Orde Baru

1. Masyarakat menuntut pelaku G 30 S/PKI segera diadili dan PKI dibubarkan

2. Pada 10 Januari 1966 kesatuan-kesatuan aksi mendatangi ' halaman gedung DPRGR dan
mengajukan tiga tuntutan yaitu: (a) bubarkan PKI; (b) bersihkan Kabinet dari unsur-unsur G 30
S/PKI; dan (c) turunkan harga.

3.Presiden Soekarno menuduh demonstrasi-demonstrasi itu didukung oleh CIA. Dr. Soebandrio.

4. Pada 21 Februari 1966, Presiden melakukan perubahan terhadap Kabinet Dwikora yang terdiri
dari 100 menteri. Rakyat tidak puas karena masih banyak menteri yang terlibat dalam G 30 S/
PKI.

5. Pada 24 Februari 1966, ketika Kabinet Dwikora mengalami bentrokan dengan Pasukan
Cakrabirawa

PenyerahanKekuasaan
1. Berdasarkan Tap MPR No.VII/MPRS/1966, padatanggal 25 Juli 1966
PresidenSoekarnomembubarkankabinetDwikoradanLetjenSoehartomembentukKabinetAmpera.

2.Pada 22 Februari 1967


berlangsungpenyerahankekuasaanpemerintahandariPresidenSoekarnokepadaJenderalSoeharto di
istanaMerdeka.

3.Sidang Istimewa MPRS tanggal 7-12 Maret 1967,menghasilkanKetetapan No.


XXXIII/MPRS/1967,
memutuskanuntukmencabutkekuasaanpemerintahandariPresidenSoekarnodanmenarikkembaliMa
ndat MPRS.

4.Pada 21-30 Maret 1968, MPRS mengadakanSidanchmum V di


manamerekamengangkatjenderalSoehartosebagaiPresiden .

Pembangunan Nasional
Program pembangunan jangka panjang
1. Pada 6 Juni 1968, Presiden Soeharto mengumumkan pembentukan dan susunan kabinet
pembangunan.
2. Pelita I yang menitikberatkan pada sector pertanian dan industri.
3. Pelita II yang dilaksakan mulai 1 April 1974 – 31 Maret 1979
4. Pelita III mulai 1 April 1979 – 31 Maret 1984 ,pembangunan sektor
5. Pelita IV yang dimulai 1 April 1984 – 31 Maret 1989 ,pembangunan sektor pertanian
untuk melanjutkan usaha-usaha swasembada pangan dan meningkatkan.
6. Pelita V yang dimulai 1 April 1989 – 31 Maret 1994 pada sektor pertanian
7. Pelita VI yang dimulai 1 April 1994 – 31 Maret 1999 pada sektor ekonomi
Pemilihan Umum
1. Pemilihan umum I diselenggarakan pada tanggal 3 Juli 1971 dan diikuti oleh 10
kontestan peserta pemilu.
2. Pemilihan III tahun 1977 diikuti oleh 3 kontestan peserta pemilu, yakni partai persatuan
pembangunan, golongan karya, dan partai demokrasi Indonesia.
3. Pemilihan umum IV dilaksanakan pada tahun 1982 dan diikuti oleh 3 kontestan peserta
pemilu, yakni partai persatuan pembangunan, golongan karya, dan partai demokerasi
Indonesia.
4. Pemilihan umum V tahun 1987 diikuti oleh 3 kontestan yang sama
5. Pemilihan umum VI dilaksanakan tahun 1992 dengan kontestan yang sama
Proses Integrasi Timor Timur
1. Pergantian kepala Negara di Portugal pada tahun 1974 berdampak pada timor timur.
2. Tiga partai politik di timor timur adalah (a) partai UDT (Uniao Democratica Timorence)
yang menginginkan tim tim tetap di bawah bendera Portugal; (b) fretilin (frente
revolusionaria de timor leste indenpendente) yang menginginkan kemerdekaan.
3. Pada 31 Agustus 1974, ketua umum partai apodeti, yaitu arnodo dos reis araujo
menyatakan bahwa menghendaki penggabungan timor timur dengan RI.
4. Sidang dewan stabilitas politik dan keamanan nasional yang diadakan di Jakarta pada 18
oktober 1974 dan dihadiri oleh menteri.
5. Pertentangan politik antara partai fretilin di satu pihak dan partai apodeti, UDT, kota, dan
trabalista di pihak lain semakin tajam.
6. Dalam mengimbangi proklamasi fretilin, keempat partai di timtim memproklamasikan
pernyataan penggabungan kepada RI.
7. Perang saudara di tim tim semakin berlarut larut sehingga mendorong PBB untuk campur
tangan menyelesaikannya.
8. Pada tanggal 17 desember 1975 empat partai di timtim menyatakan berdirinya
pemerintah sementara timor timur (PSTT).
9. Integrasi timtim ke wilayah RI kemudian disahkan dengan ketetapan DPR RI tanggal 5
juni 1976.
10. Sekalipun Timtim telah menjadi bagian wilayah RI, Portugal dan orang tim tim anti
integrasi sering mempermasalahkannya di dunia internasional.

Pembangunan Timor timur


1. Pengembangan sarana fisik, seperti jalan raya, terutama untuk membukaa daerah daerah
yang terisolasi.
2. peningkatan kesejahteraan para petani melalui perbaikan system pertanian.
3. Pembangunan di sektor ekonomi lainnya.
4. Pembangunan di sektor pendidikan
5. Pembangunan di bidang politik, agama dan kepercayaan terhadap Tuhan
6. timor timur memerdekakan diri dan terpisah dari Negara RI.

Masa Reformasi
Puncak dari semua keresahan masyrakat adalahpendudukan gedung MPR/DPR oleh para
mahasiswa yang menuntut soeharto untuk mundurdari jabatannya.

Agenda Utama Masa Reformasi


Agenda pertama yang dilaksanakan adalah melantik kabinet “reformasi pembangunan”
pada tanggal 25 mei 1998. Agenda keempat dan merupakan tuntutan dari para mahasiswa adalah
pencabutan dwi fungsi ABRI.

BAB II

PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN

Kondisi Objektif Indonesia Sebelum Kemerdekaan

Kelompok penduduk Jawa sebagian besar adalah kelompokwong cilik, abangan dan
kolot, yang merupakan golongan rendahtradisional dan kurang terikat dengan Islam.Sedangkan
kelompokpriyayi-abangan mewakili sebagian besar golongan atas, dengankemampuan yang
mengagumkan melampaui pembagian antaraLolot dengan modern. Pada sisi lain pembagian
modern-kolotmemiliki arti penting yang lebih menentukan dalam varian santrisedangkan
kelompok santri yang relatif berjumlah besar adalahwong cilik denganpandangan kuno mengenai
Islam, kelompokini lebih setaraf dengan kelas rendah-abangan dibandingkandengan kelas priyayi
santri yang lebih berpendidikan kota. Modelmasyarakat berdimensi tiga ini sering juga dikaitkan
dengankegiatan ekonomi, karena pada umumnya variasi priyayi-abanganmenguasai jawatan-
jawatan pemerintah semenjak zaman penjajah,sementara kelompok santri-modern sering dilihat
sebagaiwiraswasta "kelas menengah" pribumi. Pada umumnya studi-studi masyarakat Jawa
memang menemukan pembanding derajat masyarakat dalam klasifikasi tersebut.

Sementara itu, Sartono Kartodirdjo membagi kelompok masyarakt Indonesia, khususnya


kelompok masyarakat perkotaanpada pertengahan abadgolongan sosial, dan segmentasi sosio-
kultural. Stratifikasi sosialmeliputi feodalisme dan emansipasi. Feodalisme, Emansipasi., Elite
Birokrasi, Priyayi Birokrasi dan Priyayi Profesional, Elite Agama.
Pergerakan Nasional dan Wacana Tentang DasarNegara Indonesia

Boedi Oetomo dan Sarekat Islam

Pada akhir tahun 1908 muncul beberapa pemikiran para tokohpemuda Indonesia dalam
menghadapi westernisasi danmembangkitkan kesadaran nasional. Ada beberapa tipikalpemikiran
para tokoh pergerakan yang cukup menonjol. DokterRadjiman Widiodiningrat, seorang dokter
keraton Surakarta,merupakan tipe kaum intelegensia yang masih tradisional. Sebagaidokter
keraton yang masih kuat memegang "adab priyayi,"Radjiman menginginkan agar pergerakan
menghadapi westernisasidigunakan prototipe budaya Jawa. Konsep kultural
Radjimanmenunjukkan bahwa pada hakikatnya budaya Barat dan Timurberlainan.

Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928

Organisasi pergerakan yang lahir di tanah Hindia Belanda,pada saatnya memang telah
membangkitkan semangat bangsaIndonesia, terutama bangkitnya semangat pemuda
Indonesiauntuk berusaha mengubah nasib bangsanya. Tetapi, sebagaimanatergambar di atas,
organisasi-organisasi pergerakan itu membawaberbagai bentuk dan cara pergerakan dan
perjuangan. Sebagaimanakonsekuansinya timbulnya perbedaan-perbed aan tidak
dapatdihindarkan. Perbedaan-perbedan itu tentu harus diantisipasi, agartidak menjalar dalam
bentuk pertentangan yang dapat mengurangietika dan semangat perjuangan. Apalagi jika
mengingat selamapendudukan kolonial, politik etis pemerintah kolonial terusdigunakan.

Paradigma Baru Memahami Pancasila dan UUD 1945

Menjelang proklamasi kemerdekaan, sebenarnya seorangtokoh Kebangkitan Malaya


Merdeka, Ibrahim Yacoob dan kawan-kawan,meminta kepada Soekarno dan tokoh-tokoh
Indonesia agar wilayah Indonesia yang akan segera diproklamasikan kemerdekaannya itu
meliputi pula tanah Semenanjung malaya,singapura,Serawak,Brunai dan Kalimantan Utara.
Namun,selain Kalimantan utara,permohonan itu tidak dikabulkan ,karena wilayah jajahan Hindia
Belanda memang tidak meliputi Wilayah itu. Para tokoh Indonesia tidak menghendaki terjadinya
keributan untuk memperebutkan wilayah yang memang bukan haknya.

Polemik 1930-1940 antara Soekarno dengan M. Natsirtentang Hubungan Agama


denganNegara

Dalam pada itu, pada kurun masa itu tengah terjadi pergeseransistem pemerintahan di
beberapa belahan dunia Islam yang sempatempengaruhi model perjuangan pemuda dankaum
intelektual Indonesia. Hal ini berawal dari Persia dan Turki Muda. Jika, dalampergeseran ini,
Persia berupaya membangun kekaisaran denganmengembalikan masa jaya kekaisaran Persia
sebelumIslam, dalam hal ini Turki Muda, lewat Kamal Ataturk, berminatmengganti hukum
Syariah dengan kode hukum Barat, setelahmaksudterlebih dulu melebur sistem Khalifah dengan
Republik Turki.
Soekarno dan Pemisahan Agama dengan Negara.

Kasus Turki Muda ini mempengaruhi intelektual Indonesia.adalah Soekarno, yang


mencoba menerima respon secaragerakan Turki Muda menampilkan gagasan "Pemisahan
Agamadengan Negara". Soekarno mengangkat tulisan berjudul "ApaSebab Turki Memisahkan
Agama dan Negara?" Bagi Soekarno,pemisahan ajaran Islam derngan sistem pemerintahan di
Turkimelalui peleburan dari sistem Khalifah menjadi Republik Turkimerupakan gagasan brilian.

M. Natsir dan Persatuan Agama dengan Negara.

Pemikiran Mohammad Natsir tentang "Persatuan Agamadengan Negara," merupakan


reaksi terhadap pemikiran Soekarnotentang "Pemisahan Agama dengan Negara
"sebagaimanadikemukakan di atas. Natsir menulis secara berturut-turut dimajalah Panji Islam,
dengan judul Persatuan Agama denganNegara. Tulisan tersebut terdiri dari beberapa anak judul,
diantaranya yaitu: Persekot, Arti Agama dalam Negara, MungkinkahAl-Qur'an Mengatur
Negara?, Islam Demokrasi, Islam inSchultzchaft, Kemal Pasha dan Vriy Metselarij, Kemalis ten
diIndonesia, dan Berhakim pada Sejarah. Tulisan-tulisan itu, satu sama lain, sailing berkaitan,
Dan dihimpun oldeh D. P. Eliminated Salam buku capita selekta.

Gagasan Pancasila Soekarno

Gagasan Soekarno tentang Pancasila dimulai ketika iamenyampaikan pidato di depan


sidang BPUPKI pada tanggal I1945. Dalam pidato itu Soekarno memberikan landasan
kehidupanbagi bangsa Indonesia dengan lima dasar, yaitu: KebangsaanIndonesia,
Internasionalisme atau perikemanusiaan, Musyawarah atau Demokrasi, Kesejahteraan Sosial,
Ketuhanan Yang Maha Esa. Kebangsaan memilikiarti sebagai negara yang meliputi wilayah
Nusantara, dari Sabang hingga Merauke Oleh karena itu, semua warga negara yangmenempati
bagian kepulauan Nusantara harus terikat denganIndonesia. Suku boleh tidak sama, adat budaya
boleh berlainan,agama boleh berbeda, namun semua itu diikat oleh kesamaanpandangan,
persepsi dan tujuan.

Gagasan Dasar Negara Mohammad Natsie

Dengan mengawali pemikiran politik Islam lewat koneep"persatuan agama dengan


negara", Natair berusaha membabatpemikiran sekular "pemisahan agama dengan negara",
yangdilontarkan oleh Soekarno. Pada gilirannya' pemikiran Natsirmenjadi sentral pembaruan
dalam arti yang sesungguhnya. Natairmemang berusaha untuk tidak terjebak dari pernikiran
yangterlampau "maju" hingga terlepas dari norma-norma Islam, sepertiterjadi pada Soekarno
yang gagal menyandang predikat "pembaru"Selain karena terlalumengagungkan rasio dan tidak
mampumenangkap sumber-sumber Islam secara tuntas, gagasan-gagasanSukarno juga tidak ada
efektifitas membuat langkah-langkahtertentu untuk Islam. Natsir sebaliknya, selain berhasil
memper-timbangkan potret keislaman dalam keseluruhan pemikirannya,la juga mampu membuat
strategi pembaruan yang jelas.
Pancasila bagian dari sistem Islam.

Pandangan tentangrancasila tergambar pada dua kall pidatonya. Pertama adalahpidatonya


di Karachi, Pakistan itu berlangsung pada 9 April 1952.Yang kedua pada bulan Mei 1954, pada
ceramah Nuzulul Quran.Natsir berpendapat bahwa dalam menyusun sebuah pemerintahan,Islam
meletakkan dasar-dasarnya secara dinamis. Natsir menunjukkan adanya keselarasan konsep-
konsep pemerintahanIslam dengan fenomena kehidupan maayarakat yang terusberkembang.
Bahkan karena kedinamisannya itu, "Islam tidakpernah mengenal kepala negara sebagai seorang
yang diangkat atasnama Tuhan", Itulah sebabnya, umat Islam Indonesia bisamenerima Pancasila
sebagai dasar negara, kendati hal itu dilakukan Karina pancasila memang Benjamin satu
Saturday alternatif.

Pemikiran Pancasila Mohammad Yamin

Bagi Mohammad Yamin, tidaklah ditegaskan dalam ajaranPancasila itu bagaimana


hubungan antara pengakuan negarakepada Tuhan dengan pengakuan masing-masing warga
negaraterhadap Ketuhanan atau tidak bertuhan. Jika diartikan lebih tegaslagi, maka ajaran
Pancasila terhadap soal itu adalah semata-mataurusan negara, dan tentang di luar urusan
kenegaraan yangbersifat pribadi, warga negara memiliki kebebesan luas dan tidakterikat. Selama
susunan negara itu masih terpisah dari susunan masyarakat, maka pendapat tersebut mungkin
boleh disandarkan kepadanya.

BAB III

KONSENSUS NASIONAL TENTANG DASAR NEGARA RI

A. Pembentukan BPUPKI dan Lahirnya Pancasila

BPUPKI dibentuk pada bulan Mei 1945. tanggal 18 Agustus 1945, PPKI mengadakan
sidang yang pertama. Dalam siding itu mereka menghasilkan beberapa keputusan penting antara
lain:

1. Mengesahkan UUD yang sebelumnya telah dipersiapkan oleh Dokuritsu Junbi Cosakai yang
sekarang dikenal sebagai Undang-Undang Dasar

2. Memilih Ir. Soekarno menjadi presiden dan Drs. Moh. Hatta sebagai wakil presiden

3. Dalam masa peralihan, presiden untuk sementara waktu dibantu oleh sebuah komite nasional.
Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia adalah sebuah badan yang yang
dibentuk oleh pemerintah penduduk balatentara Jepang pada tanggal 29 April 1945 bertepatan
dengan hari ulang tahun Kaisar Hirohito.

B. Panitia Sembilan dan Lahirnya Piagam Jakarta


Panitia 9 adalah orang yang merumuskan kembali falsafah negara Indonesia dam mereka
merupakan wakil dari seluruh partai, golongan, dan agama yang ada di Indonesia. Salah satu hal
penting yang disepakati oleh panitia sembilan adalah persetujuan yang termuat dalam rancangan
pembukaan hukum dasar kenegaraan RI yang dikenal sebagai Preimbule atau pembukaan UUD '
Piagam Jakarta' dengam bagian alinea keempat yang berbunyi :" Ketuhanan, dengan Kewajiban
Menjalankan Syari'at Islam bagi pemeluknya". Panitia mengadakan musyawarah dan hasil
musyawarah tersebut diasampaikan ke BPUPKI. Selanjutnya Piagam Jakarta dan hasil rumusan
Undang-Undang dasar lainnya yang diperlukan,disyahkan sebagai konstitusi resmi Republik
Indonesia oleh Sidang BPUPKI pada tanggal 22 Juni 1945.

C. PPKI dan Pengesahan Dasar Negara RI

PPKI dan Pengesahan Dasar Negara RI Piagam Jakarta hasil kerja keras panitia sembilan
itu hanya berumur tidak dari dua bulan. Reaksi dan protes berdatangan dari berbagai pihak,
terutama golongan Kristen wakil-wakil rakyat Indonesia bagian timur dengan sungguh-sungguh
merasa keberatan terhadap kalimat yang tercantum dalam Pembukaan UUD.

D. Republik Indonesia Serikat dan UUD RIS 1949

Paska pemberontakan PKI di Madiun dan pemberontakan DI/TII di Jawa Barat, Republik
indonesia mengalami masa perubahan dalam bentuk pemerintahan. Pada tanggal 20 Desember
1948, Belanda menangkap para tokoh RI yaitu Ir.Soekarno, Moh.Hatta, Mr.Asaat, Agus Salim,
Sutan Syahrir, Ali Sasroamidjojo, Komodor Surjadarma, dan Moh.Natsir. Kemudian agresi
Belanda ini berakhir dalm perjanjian Roem Royen, yang diketuai oleh Mohammad Roem. Hasil
persetujuan tersebut adalah bahwa Republik Indonesia berbentuk federasi yang dikenal dengan
Republik Indonesia Serikat. Selama menggunakan bentuk Republik Indonesia Serikat itulah
memakai UUD Republik Indonesia Serikat.

E. Percaturan dalam Konstituante

Untuk sementara dasar Negara RI telah di sah kan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus
1945. Undang-undang dasar 1945 telah di hasilkan dalam keadaan darurat dan dalam waktu yang
tergesa-gesa, yaitu hanya sehari setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia. Namun, seluruh
golongan dan tokoh masyarakat Indonesia menerima dengan harapan bahwa pembicaraan
tentang dasar Negara RI secara tuntas dan lebih sempurna akan dilaksanakan dalam majelis
pembentukan UUD, hasil pemilihan rakyat melalui poemilu.

F. Dekrit Presiden 5 Juli 1959 dan Berlakunya Kembali UUD 1945

Pada tanggal 5 Juli 1959, Presiden Soekarno mengeluarkan Isi Dekrit Presiden 5 Juli
1959 yang berisi sebagai berikut.

1. Pembubaran Konstituante.
2. Beriakunya Kembali UUD 1945.

3. Tidak berlakunya UUDS 1950.

4. Pembentukan MPRS dan DPAS.

BAB IV

PANCASILA DALAM SISTEM IDEOLOGI

POLITIK INDONESIA

Pancasila Sebagai Dasar Negara

Pancasila sebagai dasar negara merupakan bagian lama dari kedudukan pancasila dalam
sistem kenegaraan Indonesia. Dasar negara Indonesia adalah Pancasila sejak tahun 1945, sesuai
dengan kesepakatan bangsa Indonesia. Pancasila dipandang sebagai dasar negara yang paling
sesuai dengan kondisi dan perkembangan politik Indonesia.

Kedudukan pancasila sebagai dasar negara bagi bangsa Indonesia, berbeda tingkatnya
dengan kedudukan dan fungsi pancasila sebagai ideology, sebagai alat pemersatu, maupun fungsi
dan kedudukan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara lainnya. Pancasila yang
berakar pada kehidupan bangsa Indonesia pada hakikatnya mengandung pandangan yang
mengutamakan harmoni dalam kehidupan masyarakat.

Dengan diterimanya pancasila sebagai dasar negara itu mestinya harus ada usaha yang
serius dan konsisten dari pihak pemimpin negara untuk menjadikan nilai nilai pancasila tersebut
sebagai kenyataan dalam kehidupan bangsa. Bila pancasila dilaksanakan secara serius dan
konsisten, kehidupan bangssa Indonesia akan selalu memperhatikan kemanusiaan dan hak asasi
manusia.

Pancasila dan Ideologi Bangsa Indonesia

Pancasila sebagai ideologi merupakan bagian terpenting dari fungsi dan kedudukan
pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Ideology adalah kumpulan ide ide yang
muncul dan tumbuh dalam suatu pemerintah negara. Suatu konsep yang abstrak seperti
“pancasila adalah ideology terbuka” memerlukan waktu untuk memantapkan proses pemahaman,
penghatan, pembudayaan, dan pengalamannya dalam masyarakat.

Konsep ideology politik, sebagaimana dikemukakan alfian, mengandung beberapa


dimensi. Salah satu dimensi dari ideologipolitik adalah pencerminan realitas yang hidup
dimasyarakat yang muncul untuk pertama kali, atau paling tidak pada awal kelahirannya.
Dimensi kedua dari ideology adalah dimensi idealism, yaitu lukisan kemampuan memberikan
harapan kepada berbagai kelompok yang ada dalam masyarakat untuk memiliki kehidupan
bersama secara lebih baik, dan masa depan yang lebih cerah. Sedangkan dimensi ketiga adalah
dimensi fleksibilitas, yaitu lukisan kemampuan untuk mempengaruhi sekaligus menyesuaikan
diri dengan pertumbuhann atau perkembangan masyarakat.

Menurut soerjanto poepoardojo, ideologi adalah suatu pilihan yang jelas dan membawa
komitmen untuk mewujudkannya.

Pancasila dan Persatuan Nasional

Persatuan bbangsa Indonesia atau yang kemudian lazim disebut dengan istilah persatuan
nasional merupakan cita cita yang cukup mendasar bagi bangsa Indonesia. Untuk memenuhi cita
cita tersebut, konstitusi Indonesia perlu meletakkannya dalam sistem kehidupan kenegaraan.
Maka persatuan nasional menjadi dasar kehidupan bangsa Indonesia. Salah satu sila dalam dasar
negara pancasila mencantumkannya sebagai konsep dasar kehidupan berbangsa dan bernegara,
yaitu sila ketiga pancasila, dengan kalimat “persatuan Indonesia”.

Sila “persatuan Indonesia” mengandung nilai nasionalisme, cinta bangsa dan tanah air;
menggalang terus persatuan dan kesatuan bangsa. Nasionalisme adalah syarat mutlak bagi
pertumbuhan dan kelangsungan hidup suatu bangsa dalam adad modern sekarangini; sebab tanpa
perasaan nasionalisme sesuatu bangsa akan hancur terpecah ddari dalam: Nasionalisme Pancasila
mengharuskan kita menghilangkan penonjolan kesukuan, keturunan ataupun perbedaan warna
kulit.

BAB V

Pancasila Dan Sistem Filsafat


Secara etimologis, ‘filsafat’ berasal dari bahasa Yunani phile yang berarti cinta dan Sophia yang
berarti kebijaksanaan. Jadi filsafat berarti cinta kebijaksanaan. Pancasila memenuhi ciri-ciri
sebagai filsafat. Berikut beberapa pendapat yang mengatakan bahwa Pancasila adalah suatu
filsafat.

1. Pendapat Muh. Yamin


Dalam bukunya naskah persiapan UUD 1945, Muh. Yamin menyebutkan: “Ajaran
Pancasila tersusun secara harmonis dalam suatu sistem filsafat. Hakikat filsafat Friedrich
Hegel (1770-1831) ialah sintesis pikiran lahir dari antitesis pikiran. Dari pertentangan
pikiran lahirlah perpaduan pendapat yang harmonis. Dan ini adalah tepat. Begitu pula
dengan ajaran Pancasila, satu sintesis Negara yang lahir dari satu antithesis. Dan
kemerdekaan itu kita susun menurut ajaran filsafat Pancasila yang disebutkan dengan
terang dalam mukadimah konstitusi 1945.
2. Pendapat Soediman Kartahadiprojo.
Dalam bukunya yang berjudul Pikiran Sekitar Pancasila, Soediman Kartahadiprojo
mengemukakan: “Pancasila disajikan sebagai pidato untuk memenuhi permintaan
memberikan dasar filsafat Negara, maka disajikannya Pancasila sebagai filsafat adalah
seperti halnya buahbuahan diberikan lalu dimakan dengan keyakinan bahwa dengan
buah-buahan itu,sesuatu penyakit dapat diberantas, jadi sebagai obat.

3. Pendapat Drijarkoro
Didalam seminar Pancasila, Drijarkoro berpendapat antara lain: “Tentu didahului oleh
filsafatkah Iti’eltanschauung itu? Tidak dalam kalangan suku-suku primitif terdapat juga
Iti’eltanschauung, akan tetapi tanpa rumusan filsafat. Filsafat ada dalam lingkungan ilmu
pegetahuan dan Iti’eltanschauung didalam lingkungan hidup. Banyak pula bagian-bagian
dari filsafat yang tidak langsung berdekatan dengan sikap hidup. Dengan belajar filsafat
orang tidak dengan sendirinya mempelajari Weltarischauurzg. Dan tidak pada tempatnya
jika dalam filsafat W’eltcinschcmung ditekankan dengan berlebih-lebihan.

4. Pendapat Notonagoro
Notonagoro berpendapat bahwa kedudukan Pancasila dalam Negara Indonesia adalah
sebagai dasar Negara, dalam pengertian sebagai dasar filsafat. Sifat kefilsafatan dasar
Negara tersebut diwujudkan dalam rumus abstrak kelima sila dari Pancasila.
5. Pendapat Roeslan Abdoelgani
Roeslan Abdoelgani mengatakan bahwa Pancasila adalah filsafat Negara yang lahir
sebagai collectieve-ideologies dari seluruh Bangsa Indonesia.

Pancasila sebagai sebuah sistem.

Pancasila adalah sebuah sistem karena sila-sila Pancasila merupakan satu kesatuan yang tidak
dapat dipisah-pisahkan. Esensi seluruh sila-silanya juga merupakan suatu kesatuan. Pancasila
berasal dari kepribadian Bangsa Indonesia dan unsur-unsurnya telah dimiliki oleh Bangsa
Indonesia sejak dahulu.

Kesatuan Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Filsafat.

Pancasila selain memiliki fungsi ideologi, hukum dan politik, juga memiliki dan mengandung
fungsi filsafat. Kandungan filsafat dalam Pancasila bisa dilihat dengan pemikiran-pemikiran
yang ada dalam sila Pancasila tersebut. Bahkan kandungan pemikiran dalam sila-sila itu
memiliki substansi yang sangat luas, mencakup berbagai cara dan etic kehidupan masyarakat.

Pengalaman Pancasila Menuju Cita-Cita Bangsa Indonesia.

Tidak adanya kemauan menerapkan dan mengamalkan secara sungguh-sungguh dan konsisten,
akan menghasilkan apatisme di kalangan masyarakat terhadap nilai-nilai dasar Negara tersebut.
Sebaliknya jika ketidakmauan itu datangnya dari para elite politik dan penyelenggara Negara,
maka keberadaan pancasila akan tinggal sebagai slogan.
BAB VI

Pengertian Nilai, Moral, dan Norma

Pancasila yang ditetapkan oleh para pendiri negara memuat nilai – nilai luhur yang
mendalam, yang menjadi pandangan hidup dan dasar negara.nilai nilai Pancasila secara bertahap
harus benar – benar diwujudkan dalam berperilaku kehidupan negara dan masyarakat.

Di dalam tatanan nilai kehidupan bernegara, ada yang disebut sebagai nilai dasar, niai
instrumental dan nilai praktis

a) Nilai dasar adalah asas-asas yang terima sebagai dalil yang kurang lebih mutlak. Nalai
dasar berasal dari nilai cultural atau budaya yang berasal dari bangsa itu sendiri
b) Nilai instrumental adalah pelaksanaan umum nilai-nilai dasar, biasanya dalam wujud
norma social dan norma hokum, yang selanjutnya akan terkristalisasi dalam Lembaga-
lembaga yang sesuai dengan kebutuhan tempat dan waktu.
c) Nilai praktis adalah nilai yang sesungguhnya kita laksanakan dalam kenyataan nilai
instrumental diimplementasikan lebih lanjut dalam wujud yang lebih konkret, mejadi
nilai praktis.dengan demikian nilai instrumental dapat dikatakan sebagai dasar
perwujudan suatu praktis.

NILAI DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA

Pancasila merupakan nilai luhur bangsa Indonesia. karena itu, nilai yang terkandung
dalam sila silanya merupakan petunjuk yang harus kita ikuti dan kita kerjakan agar menjadi
warga Negara yang baik.

Nilai nilai yang terkandung dalam kehidupan berbangsa adalah:

1. Nilai ideal

2. Nilai material

3. Nilai spiritual
4. Nilai pragmatis

5. Nilai positif

6. Nilai logis

7. Nilai etis

8. Nilai estetis

9. Nilai social

10. Nilai religious dan keamanan

Nilai dalam pengembangan pancasila adalah antara lain:

1. Ketuhan Yang Maha Esa

A. Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

B. Masing masing atas dasar kemanusiaan yang beradab

C. Membina adanya kerjasama dan toleransi antara sesame pemeluk agama dan
penganut kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab

A. Tidak saling membedakan warna kulit

B. Saling menghormati dengan bangsa lain

C. Salingh bekerjasama dengan bangsa lain

D. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan

3. Persatuan Indonesia

A. Menempatkan persatuan kepentingan bangsa dan Negara diatas kepentingan


pribadi atau golongan
B. Menetapkan keselamatan bangsa dan Negara diatas kepentingan pribadi atau
golongan

C. Bangga berkebangsaan Indonesia

D. Memajukan pergaulan untuk persatuan bangsa

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh kebijaksaan dalam permusyawaratan/perwakilan

A. Mengakui bahwa manusia Indonesia memiliki kedudukan dan hak yang sama

B. Melaksanakan keputusan bersam dengan penuh tanggung jawab dan itikad yang
baik

C. Mengambil keputusan yang harus sesuai dengan nilai kebenaran dan keadilan

5. Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia

A. Adanya kewajiban dan hak yang sama untuk menciptakan keadilan social dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa atau dalam kehidupan sehari hari, dan
kehidupan bernegara.

B. Menjunjung tinggi sifat dan suasana gotong royong dengan rasa kekeluargaan dan
penuh kegotongroyongan

Moral adalah tingkah manusia yang dilakukan dengan sadar dipandang dari sudut baim
dan buruknya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Moral dihubungkan
dengan etika dan etiket yang membicarakan tata susila dan tata sopan. Tata susila adalah
falsafah tentang praktek kehidupan manusia yang berasal dari luar dirinya dan memberi
pengaruh dalam dirinya.

Pancasila sebagai moral perorangan, moral bangsa, dan moral Negara mempunyai pengertian:

1. Dasar Negara Republik Indonesia, yang merupakan sumber dari segala sumber hukum
yang ada dan berlaku
2. Pandangan hiduo bangsa Indonesia yang dapat mempersatukan serta memberi petunjuk
dalam mencapai kesejahteraaan dan kebahagiaan lahir dan batin dalam masyarakat yang
beraneka ragam sifatnya

3. Jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia karena pancasila merupakan ciri khas bangsa
Indonesia yang tidak dapat dipisahkan dari bangsa Indonesia serta membedakan bangsa
Indonesia dari bangsa lain.

Pancasila Sebagai Sumber Perubahan Hukum

Dalam negara terdapat pokok kaidah yang merupakan sumber hukum positif , yaitu
pancasila.pancasila merupakan :

1. Cita cita hukum


2. Kerangka berfikir
3. Sumber nilai
4. Sumber arah penyusunan dan perubahan hukum positif di indonesia

Pancasila dipandang sebagai cita cita hukum dapat memenuhi fungsi konstitutif dan regulatif.

a.Fungsi konstitutif

pancasila menentukan dasar suatu tata hukum yang memberi arti dan makna bagi hukum
itu sendiri. Tanpa dasar yang diberikan oleh pancasila, hukum itu akan kehilangan arti dari
maknanya.

b. fungsi regulatif

pancasila menentukan apakah suatu hukum positif itu merupakan produk yang adil atau
tidak adil.sumber hukum pancasila meliputi dua pengertian :

1. Sumber formal hukum, yaitu sumber hukum ditinjau dari bentuk dan taat cara
penyusunan hukum, yang mengingat terhadap komunitasnya, misalnya UU, PERMEN,
PERDA.
2. Sumber material hukum, yaitu sumber hukum yang menentukan materi atau isi suatu
norma hukum.
Pancasila sebagai Nilai Pertahanan dan Keamanan

Pertahanan dan keamanan ini dikaitkan dengan aparat . penegak hukum yang memiliki
integritas sesuai dengan sumpah jawaban dan tanggung jawab moral sebagai hukum. Integritas
dan moralitas para aparat penegak hukum dengan sendirinya harus berlandaskan nilai-nilai serta
norma yang bersumber pada landasan filosofis negara, Pancasila. Hal ini tidak hanya berlaku
bagi aparat keamanan, tetapi juga bagi kalangan politisi dan intelektual.

Nilai-nilai yang Terkandung dalam Pancasila

Darjidarmodihardjo; dkk. merumuskan nilai-nilai Yang terkandung dalam Pancasila sebagai


berikut:

1. Dalam sila I Ketuhanan Yang Maha Esa terkandung nilai-nilai religius antara lain:

a. keyakinan terhadap adanya Tuhan Yang Maha Esa dengan sifat-sifatnya Yang Maha
sempurna, yakni Maha Kasih, Maha Kuasa, Maha Adil, Maha Bijaksana, dan sifat suci
lainnya;

b. ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yakni menjalankan semua perintahNya
dan menjauhi segala larangan-Nya;

c. nilai sila I ini meliputi dan menjiwai sila-sila II, III, IV danV

2. Dalam sila II Kemanusiaan yang adil dan beradab, terkandung .nilai-nilai kemanusiaan, antara
lain:

a. pengakuan terhadap adanya martabat manusia;

b. perlakuan yang adil terhadap sesama manusia;

c. pengertian manusia yang beradab yang memiliki daya cipta. rasa, karsa, dan keyakinan
sehingga jelas adanya perbedaan antara manusia dan hewan;

d. nilai sila II meliputi dan menjiwai sila III, IV, dan V.

3. Dalam sila III yang berbunyi Persatuan Indonesia terkandung nilai persatuan bangsa, antara
lain:
a. persatuan Indonesia adalah persatuan bangsa yang mencakup seluruh wilayah
Indonesia;

b. bangsa Indonesia adalah persatuan suku-suku bangsa yang mendiami wilayah


Indonesia;

c. pengakuan terhadap ke-‘Bhinneka Tunggal Ika"-an suku bangsa dan kebudayaan


bangsa (berbeda-beda namun satu jiwa) yang memberikan arah pembinaan kesatuan
bangsa;

d. nilai sila III ini meliputi dan menjiwai sila IV dan V.

4, Dalam sila IV Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusya
waratan/perwakilan terkandung nilai kerakyatan, antara lain:

a. kedaulatan negara adalah di tangan rakyat;

b. pemimpin kerakyatan adalah hikmat kebijaksanaan yang dilandasi oleh akal sehat;

c. manusia Indonesia sebagai warga negara dan warga masyarakat Indonesia mempunyai
kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama ;

d.musyawarah untuk mufakat dicapai dalam permusyawaratan wakil-wakil rakyat; _

f.nilai sila IV meliputi dan menjiwai sila V.

5. Dalam sila V K eadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia terkandung nilai keadilan sosial,
antara lain:

a. perwujudan keadilan sosial dalam kehidupan sosial atau kemasyarakaran meliputi


seluruh rakyat Indonesia;

b.keadilan dalam kehidupan sosial terutama meliputi bidangbidang ideologi, politik,


ekonomi, sosial, kebudayaan, dan pertahanan keamanan nasional
(Ipoleksosbudhankarnnas);
c.cita-cita masyarakat adil dan makmur secara material dan spiritual yang merata bagi
seluruh rakyat Indonesia;

d.keseimbangan antara hak dan kewajiban, dan menghormati hak orang lain;

e.cinta akan kemajuan dan pembangunan;

f.nilai sila V mi diliputi dan dijiwai silaI, II, III dan IV.

Istilah Etika & Pancasila sebagai Etika Politik

Pancasila sebagai etika, mengajak kita untuk berpikir kritis, otokritik, kaji banding
sehingga Pancasila yang kita terima sebagai dasar negaracdan dasar kehidupan berbangsa benar-
benar hasil pilihan bangsa dan Negara Indonesia, bukan sesuatu yang dipaksakan.

Dalam suasana reformasi sekarang ini Pancasila juga merupakan etika politik. Artinya,
kehidupan berpolitik harus dilandasi nilai-nilai Pancasila sehingga arah perjuangam reformasi
benar-benar sesuai dengan cita-cita nasional Indonesia. Kehidupan berpolitik diarahkan tidak
untuk kepentingan pribadi, goolongan ataupun partai politik tertentu tetapi untuk kelangsungan
bangsa dan Negara Indonesia

BAB VII

PANCASILA SEBAGAI PARAPIGMA PEMBANGUNAN NASIONAL

Paradigmaialahcarapendang, nilia – nalai, metode – metode, prinsipdasar,


ataucaramemecahkansesuataumasalah yang dianutolehsuatumasyarakatpada masa tertentu.

A. Maknadanhakikatpembangunannasional
Pembangunan nasionalmerupakanrangkainupayapembangunan yang
berkesinambungandanmeliputiseluruhkehidupanmasyarakan, bangsadan Negara
untukmelaksanakantugasmewujudkantujuannasionalysngtermaksukdalamPembaukaan UUD
1945.
B. Tujuanpembangunannasional
Pembanagunannasionalbertujuanmewujudkansuatumasyarakatadildanmakmur yang
berdasarkan PACASILA
C. Asaspembangunannasional
1. Asasmanfaat
2. Asasusahabersamadankekurangan
3. Asasdemokrasi
4. Asasadildanmerata
5. Asasprikemanusiaandankeseimbangan
6. Asaskesadaranumum
7. Asaskepercayaankepadadirisendiri
D. Modal dasardan factor dominan
1. Modal dasarpembangunannasionaladalahkeseluruhansumberkekuatannasionalbaik yang
sudahmeupunakandimilikidandidayagunakanolehbangsa Indonesia
dalampembangunannasional
2. Fatordominanadalahsegalasesuatu yang
harusdiperhatikandalampenyelenggaraanpembangunanuntukmempelancarpencapaiansas
aranpembangunannasional.
E. Visidanmisipembanguannasional
1. Visi , terwujudanyamasyarakat Indonesia yang damai, demokratis, berkeadilan,
berdayasaing, maju, dansejahteradalamwadah NKRI yang didukungolehmanusia
Indonesia
2. Misi
a. PengamalanPancasilasecarakonsisten
b. Penegakankedaulatan
c. Peningkatanpengalamanajaran agama
d. Penjaminan system aman
e. Perwujutan system hukumasional
f. Perwujutankehidupan social
g. Pemberdayaanmasyarakan
h. Perwujutanotonomidaerah
i. Perwujutanaparatur Negara
j. Perwujutan system daniklimpendidikan
k. Perwujutankesejahteraanrakyat
l. Perwujutanpolitikluarnegeri
F. Kebijakanpembangunannasional
TitiktolakKebijakanpembangunannasionaladalahgaris – garisbesarhukum Negara (GBHN)
yang berdasarkan tap MPR No. IV/MPR/1999 yang meliputi:
1. Bidanghukum
2. Ekonomi
3. Politik
4. Politikluarnegeri

BAB VIII
BAB IX

PERISTIWA DAN ISTILAH POLITIK

DALAM SEJARAH POLITIK INDONESIA

Dekrit Presiden 5 juli 1959

Dekrit Presiden adalah pernyataan politik yang dilakukan oleh Presiden Soekarno pada tanggal 5
Juli 1959 sebagai langkah mengatasi egisla di Lembaga Konstituante saat menentukan Dasar
Negara RI tahun 1957 hingga 1959. Pemberlakuan Dekrit Presiden ini sekaligus melakukan dua
langkah politik, yaitu Pembubaran Konstituante dan Mengembalikan dasar egisl RI ke UUD
1945. Dalam sejarah politik Indonesia dekrit presiden 5 Juli sempat dipandang sebagai bentuk
“kudeta demokrasi”. Tetapi dekrit ini telah memainkan peran yang amat menentukan bagi
ketatanegaraan Indonesia, karena dengan dekrit itu Indonesia hingga kini masih menggunakan
UUD 1945. Berikut isi Dekrit Presiden yang ditetapkan si Jakarta tersebut:

KAMI PRESIDEN REPUBLIK

INDONESIA/ PANGLIMA TERRTINGGI ANGKATAN PERANG

a. Menetapkan Pembubaran Konstituante;

b. Menetapkan Undang Undang Dasar 1945 berlaku lagi, bagi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia, terhitung mulai hari tanggal penetapan, Dekrit ini, dan tidak
berlakunya lagi Undang Undang Dasar Sementara.
c. Pembentukan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara, yang terdiri atas anggota-anggota
Dewan Perwakilan Rakyat ditambah dengan utusan-utusan dari daerah-daerah dan golongan-
golongan, serta pembentukan Dewan Pertimbanga Agung Sementara, akan diselenggarakan
dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.

Nasakom

Sebagai seorang negarawan dan intelektual, Soekarno memang dikenal menyukai dan kaya akan
istilah-istilah. Selain istilah Pancasila yang sebagai istilah dari lima dasar, istilah-istilah lain yang
muncul dari gagasan-gagasan inteletualnya dan. Menjadil istilah yang sangat egisla, antara lain
adalah Nasakom dan Usdek Nasakom atau Nasionalis Agama dan Komunis adalah istilah yang
diberikan oleh Presiden Soekarno atau rezim penguasa Orde Lama terhadap penggabungan
rakyat Indonesia yang terdiri dari kaum nasionalis, kaum agamis (Islam) dan kaum Komunis
(PKI).

Manipol-USDEK

Dalam membentuk egislat Demokrasi Terpimpin, inisiatif ada di tangan Soekarno. Formulasi
pokok egislat Demokrasi Terpimpin diformulasikan dalam pidato tanggal 17 Agustus 1959 yang
berjudul “Penemuan Kembali Revolusi Kita.” Isi pidato tersebut kemudian dianggap sebagai
Manifesto Politik atau dikenal dengan Manipol, antara lain mengatakan : “Dengan Undang-
Undang Dasar 1945 itu kita sekarang dapat bekerja sesuai dengan dasar dan tujuan Revolusi.
Landasan idiil dan landasan strukturil untuk bekerja sesuai dengan dasar dan tujuan Revolusi itu,
terdapatlah dalam Undang Undang Dasar 1945 itu. Landasan idil, yaitu Pancasila, dan landasan
strukturil, yaitu Pemerintah yang stabil – kedua-duanya terdapatlah secara tegas daiam Undang
Undang Dasar 1945 itu.

Isi Manipol itu diperhalus oleh Soekarno dan dijadikannya sebagai basis politik Nasional
dibawah demokrasi terpimpin, yang berisi :

1. UUD 1945

2. Sosialisme Indonesia

3. Demokrasi Terpimpin

4. Ekonomi terpimpin, dan

5. Kepribadian Indonesia

Disingkat USDEK. Manifesto Politik yang terdiri dari lima hal itu kemudian dikenal dengan
istilah Manipol Usdek.
Nawaksara

Soekarno tidak mengecam atau mengutuk gerakan 30 september sebagaimana dikehendaki oleh
egisl seluruh egisl masyarakat. Bahkan tidak menyinggung persoalan gejolak politik saat itu dan
akibat dari G-30-S/PKI. Itulah sebabnya pidato itu ditolak. Kemudian, Presiden Soekarno
menyampaikan pidato perlengkapan Nawaksara. Ia menyatakan bahwa peristiwa gerakan 30-S
disebabkan oleh : keblingeran pimpinan PKI, kelihaian subversi nikolom dan adanya oknum
yang tidak benar.

Tetapi isi pidato itu tidak memuas kan perserta egisl, karena Soekarno hanya mengutuk Gerakan
3-S, tanpa mau mengutuk PKI yang oleh rakyat dianggap sebagai pelaku peristiwa berdarah
tersebut. Sehingga dalam egisl istimewa itu diusulkan agar Soekarno diberhentikan sebagai
presiden. Maka selain menyatakan menolak Pelengkapan Pidato Nawaksara, MPRS juga
membuat Tap MPRS Nomor XXI-II/ MPRS/ 1967 yang mencabut kekuasaan pemerintahan egisl
dari Presiden Soekarno.

Super Semar

Supersemar adalah perintah yang ditandatangani oleh presiden Republik Indonesia Soekarno
pada tanggal 11 Maret 1966.

Surat ini berisi perintah menginstruksikan Soeharto, selaku Panglima Komando Operasi
Keamanan dan Ketertiban (PANGKOPKAMTIB) untuk mengambil segala tindakan yang
dianggap perlu mengatasi situasi keamanan yang buruk pada saat itu.

Kontroversi dan teka-teki tentang Supersemar terutama menyangkut beberapa hal. Pertama
adalah masalah apa isinya surat perintah itu untuk memulihkan keamanan atau pelimpahan
kekuasaan. Kemudian kedua, masalah bagaimana proses perbuatan saksi, menyatakan tidak
menyimpan Supersemar. Setelah itu ketiga perwira yang mengambil dari Bung Karno tidak
bertanggungjawab lagi.

Petisi 50

Petisi 50 adalah sebuah dokumen yang isinya memprotes penggunaan filsafat Negara Pancasila
oleh presiden soeharto terhadap lawan-lawan politiknya. Petisi ini diterbitkan pada 5 Mei 1980
sebagai sebuah ungkapan keprihatinan dan ditandatangani oleh 50 orang tokoh terkemuka di
Indonesia termasuk bekas KPI staf angkatan bersenjata Jendral Nasution, bekas gubernur Jakarta
Ali Sadikin, Perdana Menteri Burhanuddin Harahap dan Muhammad Natsir.

Asas Tunggal Pancasila

Asas Tunggal Pancasila adalah konsep politik Orde Baru berupa penyatuan asas bagi partai-
partai politik maupun organisasi massa dan organisasi keagamaan.Konsep politik ini yang
dimasukkan dalam Undang-undang politik tahun 1985.Asas, bagi pemerintah orde baru
merupakan factor utama bagi tebangunnya format politik yang ideal.

Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN)

Yaitu terjadinya penyalahgunaan kekuasaan, jabatan dan anggaran egisl.

Ada beberapa bentuk KKN:

1. KKN dalam bidang pelaksanaan pembangunan, melibatkan pelaku usaha menengah atas dan
para pejabat sebagai pembuat kebijakan dan keputusan.

2. KKN dalam bidang pelayanan public, mengakibatkan terjadinya manipulasi data-data


pelayanan public.

3. KKN dalam bidang pemberdayaan sumber daya manusia, melibatkan seluruh lembaga,
departemen dan instansi pemerintah di lembaga egislative. Fenomena itu terjadi di seluruh
lembaga-lembaga politik dan legislative, baik di pusat maupun daerah

BAB III

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

KEUNGGULAN BUKU

BUKU UTAMA

1. Keterkaitan antar bab

Buku ini menjelaskan tentang panduan pembelajaran berbasis pendekatan saintek secara rinci, jelas,
dan berurutan sesuai dengan bab-bab yang dituliskan. Selain itu isi dari setiap bab saling berkaitan untuk
menguatkan isi setiap bab satu sama lainnya.

2. Kemutakhiran buku

Buku ini menjelaskan secara detail mengenai apa itu substansi materi kajian mata kukiah pendidikan
pancasila , pentingnya pendidikan pancasila bagi mahasiswa.

Bahasa yang digunakan dalam buku ini sederhana dan mudah dimengerti sehingga dapat membantu
pembaca untuk memahami dengan mudah apa isi buku yang disampaikan.
Buku ini menganjurkan mahasiswa sebagai insan intelektual agar mahasiswa selalu menghargai
pancasila .

3. Keterkaitan antara isi buku dengan bidang ilmu

Keterkaitan isi buku dengan bidang ilmu pendidikan pancasila dpat dilihat dari buku ini mengulas
mengenai pentingnya mata kuliah pendidikan pancasila bagi mahasiswa dan pancasila itu harus
dipelajari oleh berbagai macam lapisan masyarakat.

BUKU PEMBANDING

1.Keterkaitan antar Paragraf

Paragraf yang tergabung dalam bab ini dinilai sudah memiliki kegayutan yang baik dan sistematis dan
logis sehingga, tidak ditemukan bagian yang tidak berhubungan atau dengan kata lain paragraf-paragraf
yang terdapat dalam buku ini sangat berkesinambungan dengan subjudul yang membatasinya.

3.Kemutakhiran Isi Buku

Isi buku ini dinilai masih sangat mutakhir baik dari segi materi maupun dari segi pembahasan. Buku ini
mengulas perjalanan dan posisi pancasila sebagai dasar negara dianggap masih mampu mengikuti
perkembangan jaman damun tetap menjaga fungsi swbagai mestinya.

4.Kelengkapan Isi Buku

Pada dasarnya bab yang terdapat dalam buku ini telah disajikan selengkap mungkin, sehingga secara
keseluruhan buku ini dinilai telah memilki kelengkapan isi yang baik dan buku ini mengulas perjalanan
dan posisi pancasila sebagai dasar dan ideologi negara.

KELEMAHAN BUKU

BUKU UTAMA

1. Keterkaitan antar bab

Buku ini tidak mencantumkan sub-bab di dalam setiap babnya, sehingga membingungkan para pembaca
karena tidak mengetahui judul besar yang dibacanya. Terdapat keganjilan pada bab v diantara bab-bab
yang lainnya, keganjilan tersebut yaitu semua bab mendeskripsikan tentang pendidikan pancasila
sedangkan pada bab v terdapat deskripsi penugasan dalam mata kuliah juga.

2. Kemutakhiran Buku
Dalam buku ini masih terdapat kalimat-kalimat yang sulit untuk dipahami sehingga dapat
membingungkan para pembaca.

Buku ini tidak menyertakan gambar atau ilustrasi yang menarik sehingga terkesan sedikit membosankan
ketika membaca buku ini.

3. Keterkaitan antara isi buku dengan bidang ilmu

Buku ini cenderung mengulas mengenai pentingnya pendidikan pancasila dalam dunia pendidikan ,
namun penjelasan mengenai pamcasila itu kurang rinci.

BUKU PEMBANDING

1. Keterkaitan Antara Bab

Pada umunnya buku ini hampir tidak memiliki kekurangann seacara susunan keterkaitan antara bab.
Karena materi disusun dengan sedemikian rupa sehingga memudahkan pembaca untuk memahami
materi isi buku secara sistematis.

Namun pada bagian antara memiliki ketidak jelasan batasan sehingga terkadang pembaca tidak
mengetahui bahwa telah melewati batasan isi dengan judul awalnya.

2. Kemutakhiran isi buku

Buku tidak dilengkapi dengan catatan kaki sehingga kurang meyakinkan keakuratan teori-teori yang ada
dalam buku.

Buku ini juga tidak melampirkan gamar sehingga buku ini sedikit membosankan.

3. Keterkaitan buku dengan bidang ilmu

Buku ini memiliki keterkaitan dengan bidang ilmu pendidikan pancasila , namun tidak menjelaskan
manfaat pendidilan pancasila bagi pembaca.
BAB IV

HASIL ANALISA

Implikasi Terhadap

A. Teori

Buku ini sudah berisikan teori dan konsep yang sesungguhnya ada pada pendidikan secara umum
termasuk dengan pendidikan pancasila yang dimuat di dalamnya. Jadi buku ini sudah dapat digunakan
sebagai buku pegangan bagi mahasiswa yang hendak mempelajari tentang pancasila . Dalam buku
utama mengulas tentabg pentingnya mata kuliah pendidikan pancasila bagi mahasiswa . Dalam buku
pembanding mengulas tentang posisi dan perjalan pancasila menjadi dasar dan ideologi bangsa.

B. Analisis Mahasiswa

Berdasarkan pembandingan antara buku satu dengan buku yang lainnya. Kedua buku ini sama – sama
bermanfaat dalam memahami lebih mendalam dan mengkaji tentang pancasila. Kedua buku yang
penulis review memiliki tujuan yang sama yaitu mwngingatkan perjalanan bangsa indonesia sendiri dan
agar kita sebagai warga negara harus selalu menghargai pancasila. Buku ini juga berperan untuk
membentuk karakter bangsa.

C. Pembangunan Indonesia
Pemangunan diIdonesia semakin cepat dan berkembang seiring dengan perkembangan jaman. Di era
globalisasi ini memungkin kan negara Indonesia harus fleksibel dalam menyesuaikan diri. Bangsa
Indonesia harua memiliki pedoman untuk maju . Bangsa indonesia sebagai negara yang memiliki dasar
dan ideologi negara harus berpegang teguh pada pancasila agar nilai- nilai pancasila tidak hilang. Buku
ini berisi tentang nilai- nilai pancasila yang akan mengingatkan kita pada identitas bangsa indonesia.

Berdasrkan kelebihan dan kekurangan kedua buku yang sudah diulas diatas maka buku ini sudah layak
menjadi pegangan mahasiswa dalam mata kukiah pendidikan pancasila.

BAB V

KESIMPULAN

1. Kesimpulan

Baik buku utama maupun buku pembanding sama – sama mempunyai kelebihan dan kekurangan. Baik
itu di dalam pemaparan materi maupun didalam kelengkapan buku itu sendiri. Namun secara umum
kedua buku ini sangatlah bermanfaat bila kita ingin mengkaji tentang pancasila dan pentingnya
pendidikan pancasila . Berdasrkan kelebihan dan kekurangan kedua buku yang sudah diulas diatas maka
buku ini sudah layak menjadi pegangan mahasiswa dalam mata kukiah pendidikan pancasila

B. Saran

Kepada mahasiswa ataupun pembaca yang ingin membahas tentang pancasila sebaiknya memilki kedua
buku ini sebagai bahan tambahan bacaan yang bermanfaat untuk menambah pengetahuan pembaca
menjadi lebih dalam lagi tentang pancasila dan pentingnya pendidikan pancasila.

Anda mungkin juga menyukai