Anda di halaman 1dari 45

Critical book review

PENDIDIKAN PANCASILA

DISUSUN OLEH

NAMA : ENY SETIADI SARAGIH


NIM : 7181210008
KELAS : MANAJEMEN A
DOSEN PENGAMPU : SULAIMAN LUBIS, SE, M.Si.

JURUSAN MANEJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Yang telah
melimpahkan rahmat-Nya, karena berkat karunia-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas CBR ini. Tentu banyak hambatan dan kendala yang saya hadapi
dalam penyusunan Tugas ini. Namun, berkat bantuan semua pihak, dan petunjuk dosen
bidang studi, akhirnya saya dapat menyelesaikan tugas CBR mata kuliah pendidikan
pancasila.
Adapun tugas ini telah saya usahakan semaksimal mungkin dengan bantuan dari
banyak pihak tentunya. Terima kasih yang mendalam saya ucapkan kepada seluruh
pihak yang telah mendukung sehingga selesainya tugas CBR ini. Dosen bidang
studi,teman-teman, kedua orang tua saya yang telah banyak memberikan bantuan moril
dan material dalam penyelesaian tugas ini.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati, saya mempersembahkan tugas ini.
Semoga dapat memberikan hasil yang bermanfaat bagi seluruh kalangan. Serta kritik
dan saran senantiasa saya harapkan dari pembaca sebagai bahan perbandingan dalam
pengembangan tugas saya selanjutnya.

Medan, Oktober 2019

penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Rasionalisasi Pentingnya CBR
Dalam pembuatan cbr ini sangant penting untuk mahasiswa karena melalui ini
mahasiswa dapat mengetahui lagi buku mana yang paling bagus untuk dipelajari. Dalam
pembutan cbr ini kita juga sudah terlatih untuk membuat susatu laporan isi buku dan
kita juga terlatih untuk membaca buku sehingga pemahanan kita lebih luas dan lebih
banyak. Maka kita akan terlatih dalam membaca dan membuat laporan bacaan untuk
kedepanya, maka pembutan cbr ini sagat sangat penting untuk kita karena dari cbr
tersebut pemahana kita semakin luas.

1.2 Tujuan penulisan


Adapum tujuan dari critical book review ini adalah
1. Agar kita bisa belajar dan memahami serta menganalisis baik dan buruknya isi buku
tersebut.
2. Agar kita bisa belajar berfikir secara kritis untuk mengemukakan pendapat kita
mengenai isi buku tersebut.
3. Agar kita bisa memilih dan mengetahui mana buku yang menurut kita mudah
dimengerti gaya bahasanya.
4. Agar kita dapat mengambil manfaat yaitu positif dari buku tersebut.

1.3 Manfat Penulisan


Adapun manfaat diadakan critical book Review ini adalah
1. Menambah wawasan kita dalam memahami apa itu pendidikan pancasila
2. Untuk memenuhi pendidikan pancasila.
BAB II
PEMBAHASAN
1.4 Identitas buku
A. Identitas buku utama
1. Judul Buku : paradigma baru pendidikan pancasila
2. Penerbit : bumi aksara
3. Penulis : winarno
4. Tahun Terbit : 2016
5. Tebal Halaman : 211 halaman
6. No ISBN : 978-602-217-914-6

B. Identitas buku pembanding pertama


1. Judul Buku : panduan pembelajaran berbasis pendekatan saintifik dan
enam macam penugasan dalam mata kuliah pendidikan pancasila
2. Penerbit : UPT MKWU UNIMED
3. Penulis : Drs. Halking, M.Si., dkk
4. Tahun Terbit : 2018
5. Tebal Halaman : 190 halaman
6. No ISBN :-

C. Identitas buku pembanding kedua


1. Judul Buku : pendidikan pancasila
2. Penerbit : graha ilmu
3. Penulis : poerwanto koesdiyo
4. Tahun Terbit : 2007
5. Tebal Halaman : 128 halaman
6. No ISBN : 978-979-756-266
2.2. Ringkasan isi buku
A. Ringkasan buku utama
BAB 1: pengantar pendidikan pancasila
A. Kebijakan nasional pembangunan karakter bangsa
Nilai-nilai luhur bangsa sebagai isi pendidikan berkarakter bersumberkan dari agama,
pandangan hidup atau ideologi bangsa indonesia, budaya, dan nilai-nilai yang
terumuskan dalam tujuan pendidikan nasional.(2010:7). Oleh karena karakter bangsa
adalah berdasar nilai-nilai pancasila, maka pancasila jelas menjadi sumber bagi
pendidikan karakter di indonesia. Nilai-nilai pancasila juga sebagai tujuan dari
pembangunan karakter bangsa.
B. Landasan pendidikan pancasila
Landasan pendidikan pancasila membicarakan adakah dasar-dasar pembenar yang dapat
di terima dan di pertangjawabkan secara ilmiah akademik bahwa pendidikan pancasila
memamg layak diberikan di jenjang pendidikan tinggi di indonesia. Pancasila memiliki
beberapa landasan yaitu:
1. Landasan historis
Secaara historis, pancasila dirumuskan dengan tujuan untuk digunakan sebagai dasar
negara indonesia merdeka.
2. Landasan kultural
Pendidikan pancasila adalah proses pembudayaan atau pewarisan budaya luhur bangsa
dari generasi ke generasi . dalam pendidikan berkarakter diharapkan terjadi proses
pewarisan budaya dan sekaligus pengembangan nilai-nilai budaya bangsa sehingga
tetap kontekstual dengan perkembangan zaman.
3. Landasan filosofis
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, diakui bahwa nilai-nilai pancasila adalah
pandangan hidup ( filsafat hidup) yamg berkembang dalam sosio budaya indonesia.
4. Landasan yudiris
Mata kuliah pancasila adalah pendidikan untuk memberikan pemahaman dan
penghayatan kepada mahasiswa mengenai pemahaman pancasila.
C. Kerangka konseptual pendidikan pancasilaberikut:
Pendidikan pancasila merupakan pendidikan kewarganegaraan dalam kemasan
kurikuler perguruan tinggi di indonesia. Sebagaimana telah di nyatakan dalam UU
no.12 tahun 2012 tentang pendidikan tinggi, bahwa matakuliah umum yang terkait
dengan pendidikan kewarhganegaraan di wadahi dalam dua mata kuliah, yakni
pancasila dan kewarganegaraan.
D. Visi,misi, dan tujuan pendidikan pancasila
Pendidikan pancasila yang berhasil akan menumbuhkan sikap cerdas dan penuh
tanggung jawab dari peserta didik dan di sertai sikap dan perilaku sebagai berikut:
1. Beriman dan bertakwa terhadap Tuhan yang maha esa.
2. Berperikemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Mendukung persatuan bansa.
4. Mendukung kerakttyatan yang mengutamakan kepentingan bersama di atas
kepentingan perorangan.
5. Mendukung upaya untuk mewujudkan keadilan sosial.
Hasil kesepakatan bandung perihal pendidikan pancasila sebagai pendidikan
kebangsaan tahun 2009 menyatakan bawa kompetensi dasar yang harus di capai dari
pendidikan pancasila sebagai pendidikan kebangsaan, sebagai berikut:
1. Memiliki wawasan yang holistik, integral, dan kompherensif tentang pancasila
sebagai dasar negara.
2. Memiliki kesadaran bahwa pancasila dapat mengantarkan diri, masyarakat,
bangsa dan negara ke arah kemajuan yang lebih baik.
3. Memiliki kemampuan menegakkan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara berdasarkan pancasila.

BAB 2: Pancasila dalam kajian sejarah bangsa


A. Dinamika pancasila era kemerdekaan
Pada tanggal 6 Agustus 1945 bom atom dijatuhkan di kota Hiroshima oleh
Amerika Serikat yang mulai menurunkan moral semangat tentara Jepang. Sehari
kemudian BPUPKI berganti nama menjadi PPKImenegaskan keinginan dan tujuan
mencapai kemerdekaan Indonesia. Bom atom kedua dijatuhkan di Nagasaki yang
membuat Jepang menyerah kepada Amerika dan sekutunya. Peristiwa inipun
dimanfaatkan oleh Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaannya. Untuk
merealisasikan tekad tersebut, maka pada tanggal 16 Agustus 1945 terjadi perundingan
antara golongan muda dan golongan tua dalam penyusunan teks proklamasi yang
berlangsung singkat, mulai pukul 02.00-04.00 dini hari.Teks proklamasi sendiri disusun
oleh Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta dan Mr. Ahmad Soebardjo di ruang makan
Laksamana Tadashi Maeda tepatnya di Jalan Imam Bonjol No 1. Konsepnya sendiri
ditulis oleh Ir. Soekarno. Sukarni (dari golongan muda) mengusulkan agar yang
menandatangani teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama
bangsa Indonesia.
B. Dinamika Pancasila pada Era Orde Lama
Pada masa orde lama yaitu pada masa kepemimpinan presiden Soekarno, Pancasila
mengalami ideologisasi, dimana Pancasila berusaha untuk dibangun, dijadikan sebagai
keyakinan, dan kepribadian bangsa Indonesia. Ideologi Pancasila yang berangkat dari
mitologi atau mitos yang disampaikan oleh Presiden Soekarno, belum jelas dapat
mengantarkan bangsa Indonesia ke arah kesejahteraan. Tetapi Soekarno tetap berani
membawa konsep Pancasila ini untuk dijadikan ideologi bangsa Indonesia.
Pada masa ini, Pancasila dipahami berdasarkan paradigma yang berkembang pada
situasi dunia yang diliputi oleh kekacauan dan kondisi sosial-budaya yang berada di
dalam suasana transisional dari masyarakat terjajah menjadi masyarakat merdeka. Masa
ini merupakan masa pencarian bentuk implementasi Pancasila terutama dalam sistem
kenegaraan.
C. Dinamika Pancasila pada Era Orde Baru
Pada masa orde baru, pemerintah ingin melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara
murni dan konsekuen sebagai kritik terhadap orde lama yang menyimpang dari
Pancasila melalui program P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila) atau
Ekaprasetia Pancakarsa.
Orde baru berhasil mempertahankan Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara
sekaligus berhasil mengatasi paham komunis di Indonesia. Akan, tetapi tidak sebanding
dengan implementasi dan aplikasinya yang buruk. Beberapa tahun kemudian,
kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan ternyata sudah tidak sesuai dengan jiwa dan nilai-
nilai dari Pancasila (Pancasila ditafsirkan sesuai dengan kepentingan penguasa
pemerintahan dan tertutup bagi tafsiran lain).
Pancasila yang dijadikan indoktrinasi (melalui pengajaran P4 yang dilakukan di
sekolah-sekolah melalui pembekalan atau seminar; asa tunggal, dimana presiden
Soeharto memperbolehkan rakyat untuk membentuk organisasi-organisasi dengan
syarat berasaskan Pancasila; stabilisasi dengan kekuatan militer, dengan melarang
adanya kritikan-kritikan yang dapat menjatuhkan pemerintah karena dianggap
menyebabkan ketidakstabilan di dalam negara) oleh presiden Soeharto untuk
melanggengkan kekuasaanya.
D. Dinamika Pancasila pada Era Reformasi
Reformasi yang belum berlangsung dengan baik (Pancasila yang belum difungsikan
secara maksimal sebagaimana mestinya) dan banyaknya masyarakat yang belum
memahami makna Pancasila sesungguhnya membuat eksistensi Pancasila masih banyak
dimaknai sebagai konsepsi politik yang substansinya belum mampu diwujudkan secara
riil. Pada era reformasi, Pancasila bertindak sebagai re-interpretasi (Pancasila harus
selalu di-interpretasikan kembali sesuai dengan perkembangan zaman, dan harus
relevan dan kontekstual serta harus sinkron atau sesuai dengan kenyataan pada zaman
saat itu.) Berbagai perubahan pun dilakukan untuk memperbaiki sendi-sendi kehidupan
berbangsa dan bernegara di bawah ideologi Pancasila. Namun, faktanya masih banyak
masalah sosial-ekonomi yang belum terjawab. Eksistensi dan peranan Pancasila dalam
reformasi dipertanyakan karena tidak jauh berbeda dengan Pancasila pada masa orde
lama dan orde baru.

BAB 3: Pancasila sebagai dasar negara


A. Makna pancasila sebagai dasar negara
Pancasila sebagai dasar negara memilik arti sebagai dasar falsafahnya negara atau
menurut Ir. Soekarno sebagai “philosophische grondslag” dari negara yang hendak
didirikan di atas makna kita mendirikan indonesia itu.
Jika berbicara pancasila sebagai dasar negara yang di maksudkan adalah dasar dalam
arti filosofis atau oleh prof. Notonogoro disebut sebaga filsafat hidup negara indonesia
merdeka yang akan didirikan.
1. Makna pancasila sebagai dasar negara
Pancasila di gunakan sebagai dasar untuk mengatur penyelenggaraan negara.
2. Pengertian pancasila sebagai dasar negara
Menurut ketut rinjin (2010), pancasia sebagai dasar negara indonesia memiliki tiga
pengertian yaitu: a. Sebagai dasr negara yang bersifat abstrak-universal seperti
tercantum pada pembukuan UUD 1945. b. sebagai pedoman penyelenggaraan negara
yang bersifat umum kolektif seperti tercantum di batang tubuh UUD 1945.
c. sebagai petunjuk kebijakan penyelenggaraan negara yang bersifat khusus-konkret,
seperti terdapat pada UU, PP, Peraturan presiden dan sebagainya.

B. Hubungan pancasila dengan pembukaan UUD 1945


1. Merupakan tertib hukum tertinggi
Pembukaan UUD 1945 memuat hal-hal fundamental negara yaitu: tujuan negara,
bentuk negara, dan asas kerohanian negara yang pada hakekatnya merupakan
dasar bagi penyusunan negara.
2. Sebagai pernyataan kemerdekaan yang terperinci
Bangsa indonesia memproklamasikan kemerdekaan indonesia dalam suatu
naskah proklamasi yang di bacakan oleh Ir. Soekarno dana mohammad hatta
atas nama bangsa indonesia. Makna dari teks proklamasi tersebut adalah suatu
pernyataan kemerdekaan banngsa indonesia dan tindakan-tindakan yang harus di
laksanakan berkaitan dengan proklamasi tersebut.
C. Penjabaran pancasila dalam pasal-pasal UUD 1945
1. Penjabaran sila pertama pancasila dalam pasal-pasal UUD 1945
2. Penjabaran sila kedua pancasila dalam pasal-pasal UUD 1945
3. Penjabaran sila ketiga pancasila dalam pasal-pasal UUD 1945
4. Penjabaran sila keempat pancasila dalam pasal-pasal UUD 1945
5. Penjabaran sila kelima pancasila dalam pasal-pasal UUD 1945

D. Implementasi pancasila dalam kebijakan negara


1. Membudayakan pancasila dalamaspek kehidupan politik
Demokrasi pancasila dalam arti luas adalah kedaulatan atau kekuasaan
tertinggi ada pada rakyat yang dalam penyelenggaraan nya dijiwai oleh nilai-
nilai pancasila. Nilai-nilai pancasila, yaitu nilai ketuhanan, kemanusian,
persatuan, kerakyatan dan nilai keadilan sangat mendukung demokrasi.
Nilai-nilai pancasila menentang sistem otoriter atau kediktatoran.
2. Membudayakan pancasila dalam kehidupan ekonomi
Dalam ekonomi pancasila, pemerintah dan masyarakat memihak pada
kepentingan ekonomi rakyat sehingga terwujud pemerataan sosial dalam
kemakmuran dan kesejahtraan.
3. Membudayakan pancasila dalam aspek sosial budaya
Dengan keanekarahgaman suku dan budaya di indonesia kiata selaku warga
nya harus dapat menciptakan dan mengamalkan nilai-nilai pancasila.

BAB 4: Pancasila sebagai ideologi nasional


A. Pengertian ideologi
Pengertian ideologi secara umum juga dapat diartikan sebagai sekumpulan
peraturan baik berupa ide maupun gagasan dan kepercayaan yang digunakan untuk
mengatur kehidupan di bidang tertentu. Bersifat mengikat dan tersistematis.
Sedangkan jika pengertian ideologi diartikan menurut asal katanya. Seperti
kebangsaan penemu pertama ideologi, kata ini berasal dari Yunani. Yang terdiri dari
dua kata dasar yang menyusun terciptanya istilah ideologi.
Yaitu dari kaya ideos atau idéo dan kata logos atau logie. Kata idéo berarti ide atau juga
gagasan dan pemikiran. Sedang kata Logie yang diartikan sebagai ilmu atau logika.
Maka secara bahasa arti kata ideologi adalah segenap pemikiran dan ilmu yang
ditujukan untuk dapat mencapai tujuan dan angan-angan masyarakat dalam aspek hidup
tertentu.
B. Pancasila sebagai ideologi negara Indonesia
Pancasila sebagai ideologi negara dan bangsa indonesia yang merupakan
pandangan hidup seluruh rakyat indonesia. Ideologi pancasila bersifat terbuka artinya
ideologi pancasila dapat berkontribusi dengan kemajuan zaman dengan tetap
berlandaskan ideologi pancasila atau nilai-nilai pancasila.
Ideologi Pancasila merupakan nilai-nilai luhur budaya dan religius bagi bangsa
indonesia. Pancasila berkedudukan sebagai ideologi negara atau bangsa jadi pengertian
ideologi pancasila adalah kumpulan nilai/norma yang berdasarkan sila-sila pancasila.
Ideologi pancasila mengandung nilai intrumental, nilai dasar, dan nilai praktis.Pancasila
lahir dan diangkat dari nilai-nilai adat istiadat dan kebudayaan serta religius yang
terdapat dalam pandangan-pandangan hidup indonesia sebelum membentuk sebuah
negara indonesia atau sebelum lahirnya negara indonesia. Pancasila sebagai ideologi
berarti bahwa pancasila menjadi pandangan hidup bagi bangsa indonesia Secara umum.

C. Tahapan perkembangan pancasila sebagai ideologi


Menurut Asvi Warman Adam, mulai dari penggagasan ide tentang Pancasila
hingga Pancasila itu terbentuk dibagi dalam empat tahap yang melewati beberapa
pemerintahan di Indonesia. Beliau menyebutnya sebagai Empat Gelombang Pancasila,
gelombang pertama adalah saat penciptaan, gelombang kedua adalah masa perdebatan,
gelombang ketiga dilakukan rekayasa dan gelombang keempat adalah penemuan
kembali.
Pada gelombang pertama ini Soekarno dan beserta anggota Tim Sembilan
merumuskan tentang dasar negara yangb kemudian akan dicantumkan dalam
Pembukaan UUD 1945. Dalam pembukaan tersebut dicantumkan “dengan kewajiban
menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”. Namun Hatta kemudian
menerima pesan bahwa masyarakat Indonesia Timur keberatan akan “tujuh kata”
tersebut dan tidak bersedia bergabung dalam Indonesia jika itu tetap dicantumkan.

D. makna pancasila sebagai ideologi nasional Indonesia


Pancisila sebagai ideologi nasional mengandung nilai-nilai budaya bangsa indonesia,
yaitu cara berpikir dan cara kerja perjuangan. Pancasila perlu dipahami dari latar
belakang perjuangan bangsa Indonesia. Sebagi dasar negara, pancasila perlu dipahami
dengan latar belakang konstitusi proklamasi atau hukum dasar kehidupan berbangsa,
bernegara, dan bermasyarakta, yaitu pembukaan, batang tubuh, , serta penjelasan UUD
1945.
BAB 5: Pancasila sebagai filsafat
A. Pemikiran filosofis pancasila menurut para pendiri bangsa
1. Pemikiran filosofis pancasila dari soekarno
Filsafat pancasila oleh Soekarno dikembangkan lagi sejak tahun 1955 hingga
berakhirnya kekuasaannya tahun 1965. Pada saat itu Soekarno selalu manyatakan
bahwa pancasila merupakan filsafat asli Indonesia yang diambil dari budaya dan tradisi
Indonesia dan akulturasi budaya india ( hindu-budha ), Barat ( Kristen ) dan Arab
( Islam ). Menurut Soekarno ( ketuhanan ) ialah asli berasal dari Indonesia ( keadilan
sosial ) terinpirasi dari konsep ratu adil, Soekarno tidak pernah menyinggung atau
memprogandakan ( persatuan).

2. Pemikiran filososfis pancasila dari moh. Hatta

Jika di perhatikan dengan benar maka pancasila terdiri atas dua fundamen . yaitu
pertama fundamen moral, yaitu ketuhanan yang maha esa dan fundamen politik yaitu
perikemanusiaan, persatuan indonesia, demokrasi, dan keadilan sosial

B. Pemikiran filosofis pancasila menurut para ahli


1. Diyarakara
Menurut nya manusia adalah mahluk sosial yang selalu berhubungan dengan
satu sama lain . aspek ini pertama-tama dalam relasinya dalam alam jasmani
yang di sebutnya membudaya. Aspek kedua adalah relasinya dengan persona
rohani
2. Soedirman karohadiprodja
Beliau menyatakan kalau kita perhatikan, maka filsafat pancasila intinya di
bawakan dengan hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan manusia.
3. Abdul kadir
Menurutnya tiap sila pancasila adalah abstraksi dari konsep yang secara logis
terkandung didalamnya.
C. Nilai-nilai pancasila sebagaai kesatuan

Negara Indonesia termasuk sebagai negara yang memiliki keberagaman terbanyak


di dunia. Banyaknya keberagaman menimbulkan perbedaan yang diduga membuat
sebuah negara akan mengalami kesulitan dalam.Tetapi tidak berlaku bagi negara
Indonesia. Namun, keberagaman dan perbedaan tersebut tidak semata-mata langsung
menyatu dan berbaur di dalam Indonesia. Pada awal kemerdekaan, hal pertama yang
paling dibincangkan adalah dasar negara untuk mempersatukan seluruh wilayah
menjadi satu yaitu, Negara Kesatuan Indonesia (NKRI). Pada saat itu lahirlah Pancasila
sebagai dasar negara untuk pedoman pemersatu bangsa Indonesia.
Pancasila diyakini sebagai jiwa seluruh rakyat Indonesia, dan sebagaimana yang
telah tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945, Pancasila juga merupakan
kepribadian dan pandangan hidup bangsa. Berkat dengan adanya Pancasila sebagai
semangat persatuan dan kesatuan, gangguan yang membuat tercorengnya Keutuhan
Bangsa dan Negara dapat terselesaikan, tapi menyadair bahwa gangguan itu akan selalu
ada dan terus mengusik Ketahanan dan Keutuhan bangsa, maka pelestarian kemampuan
dan kesaktian Pancasila perlu diusahakan secara nyata dan terus menerus.

D. Nilai pancasila sebagai sumber norma etik dan hukum bernegara


1. Etik sosial dan budaya

Etik ini bertolak dari rasa kemanusiaan yang mendalam dengan menampilkan kembali
sikap jujur, saling peduli, saling memahami, saling menghargai, saling mencintai, dan
saling menolong di antara sesama manusia dn warga bangsa.

2. Etika pemerintahan dan politik

Etika ini dimaksudkan untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih, efisien , efektif,
serta menumbuhkan suasana politik yang demokratis yang bercirikan keterbukaan, rasa
bertanggung jawab, tanggap akan aspirasi rakyat, menghargai perbedaan dan jujur.

3. Etika ekonomi bisnis

Etika ini dimaksud agar prinsip dan perilaku ekonomi, dapat melahirkan kondisi dan
realitas ekonomi yang bercirikan persingan yang jujur dan berkeadilan.

4. Etika penegakan hukum


Etika ini di maksudkan untuk menumbuhkan kesadaran bahwa tertib sosial, ketenangan,
dan keteraturan hidup bersama hanya dapat diwujudkan dengan ketaatan terhadap
hukum dan seluruh peraturan yang ada.

5. Etika keilmuan

Etika keilmuan dimaksudkan untuk menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, ilmu


pengetahuan dan teknologi agar warga bangsa dapat menjaga harkat martabatnya,
berpihak kepada kebenaran untuk mencapai kemajuan sesuai dengan nilai-nilai
pancasila.

6. Etika lingkungan

Etika lingkungan menegaskan pentingnya kesadaran menghargai dan melestarikan


lingkungan hidup serta penataan tata ruang secara berkelanjutan dan bertanggung
jawab. Dengan pedoman etika kehidupan berbangsa.

BAB 6: Pancasila sebagai etika

A. Pengertian etika

Etika adalah suatu ilmu yang membahas tentang bagaimana kita dan mengapa
kita mengikuti suatu ajaran moral tertentu, atau bagaimana kita harus mengambil sikap
yang bertanggung jawab berhadapan dengan berbagai ajaran moral.

Etika merupakan cabang falsafah dan sekaligus merupakan suatu cabang dari ilmu-ilmu
kemanusiaan (humaniora). Sebagai cabang falsafah, etika membahas sistem-sistem
pemikiran yang mendasar tentang ajaran dan pandangan moral. Etika sebagai ilmu
dibagi dua yaitu :

1. Etika umum, membahas prinsip-prinsip umum yang berlaku bagi setiap tindakan
manusia. Tetapi pada prinsipnya etika umum membicarakan asas-asas dari tindakan dan
perbuatan manusia, serta sistem nilai apa yang terkandung di dalamnya.

2. Etika khusus, dibagi menjadi dua yaitu etika individual dan etika sosial.
a. Etika indvidual, membahas kewajiban manusia terhadap dirinya sendiri dan dengan
kepercayaan agama yang dianutnya serta panggilan nuraninya, kewajibannya dan
tanggung jawabnya terhadap Tuhannya.

b. Etika sosial, membahas kewajiban serta norma-norma social yang seharusnya


dipatuhi dalam hubungan sesama manusia, masyarakat, bangsa dan negara. Etika sosial
meliputi cabang-cabang etika yang lebih khusus lagi seperti etika keluarga, etika
profesi, etika bisnis, etika lingkungan, etika pendidikan, etika kedokteran, etika
jurnalistik, etika seksual dan etika politik. Etika politik sebagai cabang dari etika sosial
dengan demikian membahas kewajiban dan norma-norma dalam kehidupan politik,
yaitu bagaimana seseorang dalam suatu masyarakat kenegaraan ( yang menganut system
politik tertentu) berhubungan secara politik dengan orang atau kelompok masyarakat
lain.

B. Norma etik bersumber dari pancasila


1. Nilai pancasila sebagai sumber norma etik
Nilai-nilai pancasila termasuk kategori nilai dasar dan merupakan nilai etis.
Nilai dasar yang terkandung dalam pancasila adalah nilai ketuhanan.
2. Etika pancasila dalam ketetapan MPPR RI No. II/MPR/1978
3. Etika pancasila dalam ketetapan MPR RI No. V/MPR/2001
a. Etika sosial dan budaya
b. Etika politik dan pemerintah
c. Etika ekonomi dan bisnis
d. Etika penegakan hukum yang berkeadilan
e. Etika keilmuan
f. Etika linngkungan

C. Kode etik profesi

Sistem etika bagi profesional dirumuskan secara konkret dalam suatu kode etik profesi
yang secara harafiah berarti etika yang di tulis. Kode etik ibarat kompas yang
menunjukkan arah bagi suatu profesi dan menjamin mutu moral profesi tersebut.
D. Pengamalan subjektif terhadap nora etik

Melaksanakan norma-norma etik yang berdasar nilai pancasila dikaitkan sebagai


pengamalan subjektif atas pancasila.

BAB 7: Pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu

A. Pancasila dan ilmu pengetahuan


1. Ilmu pengetahuan

Ilmu (atau ilmu pengetahuan) adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki,
menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan
dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang
pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan
kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya. Ilmu bukan sekadar pengetahuan
(knowledge), tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang
disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui
dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena
manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya (Surajiyo.
2010).

2. Otologi epistomologi, dan aksiologi ilmu

Pengalaman ontologis dapat memberikan landasan bagi penyusunan asumsi,


dasar-dasar teoritis, dan membantu terciptanya komunikasi interdisipliner dan
multidisipliner. Membantu pemetaan masalah, kenyataan, batas-batas ilmu dan
kemungkinan kombinasi antar ilmu. Misal masalah krisis moneter, tidak dapat
hanya ditangani oleh ilmu ekonomi saja. Ontologi menyadarkan bahwa ada
kenyataan lain yang tidak mampu dijangkau oleh ilmu ekonomi, maka perlu
bantuan ilmu lain seperti politik, sosiologi.

Selalu menyangkut problematika teentang sumber pengetahuan, sumber


kebenaran, cara memperoleh kebenaran, kriteria kebenaran, proses, sarana, dasar-
dasar kebenaran, sistem, prosedur, strategi. Pengalaman epistemologis dapat
memberikan sumbangan bagi kita : (a) sarana legitimasi bagi ilmu/menentukan
keabsahan disiplin ilmu tertentu (b) memberi kerangka acuan metodologis
pengembangan ilmu (c) mengembangkan ketrampilan proses (d) mengembangkan
daya kreatif dan inovatif.

Aksiologi Selalu berkaitan dengan problematika pertimbangan nilai (etis,


moral, religius) dalam setiap penemuan, penerapan atau pengembangan ilmu.
Pengalaman aksiologis dapat memberikan dasar dan arah pengembangan ilmu,
mengembangkan etos keilmuan seorang profesional dan ilmuwan (Iriyanto
Widisuseno, 2009). Landasan pengembangan ilmu secara imperative mengacu
ketiga pilar filosofis keilmuan tersebut yang bersifat integratif dan prerequisite.

3. Kaitan pancasila dengan ilmu pengetahuan

Berdasar sejarah pemikiran yang ada, kaitan pancasila dengan ilmu pengetahuan
memang sudah sejak awal sudah di wacanakan secara akademik. Dewasa ini,
pemikiran tentang pancasila dengan ilmu pengetahuan di tunjukkan dengan adanya
simposium dan sarasehan nasional.

B. Pancasila sebagai landasan etik pengembangan ilmu di indonesia

Karena pengembangan ilmu dan teknologi hasilnya selalu bermuara pada kehidupan
manusia maka perlu mempertimbangan strategi atau cara-cara, taktik yang tepat, baik
dan benar agar pengembangan ilmu dan teknologi memberi manfaat mensejahterakan
dan memartabatkan manusia.
Dalam mempertimbangkan sebuah strategi secara imperatif kita meletakkan Pancasila
sebagai dasar nilai pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia.
Pengertian dasar nilai menggambarkan Pancasila suatu sumber orientasi dan arah
pengembangan ilmu. Dalam konteks Pancasila sebagai dasar nilai mengandung dimensi
ontologis, epistemologis dan aksiologis. Dimensi ontologis berarti ilmu pengetahuan
sebagai upaya manusia untuk mencari kebenaran yang tidak mengenal titik henti, atau
”an unfinished journey”. Ilmu tampil dalam fenomenanya sebagai masyarakat, proses
dan produk. Dimensi epistemologis, nilai-nilai Pancasila dijadikan pisau analisis/metode
berfikir dan tolok ukur kebenaran. Dimensi aksiologis, mengandung nilai-nilai imperatif
dalam mengembangkan ilmu adalah sila-sila Pancasila sebagai satu keutuhan. Untuk itu
ilmuwan dituntut memahami Pancasila secara utuh, mendasar, dan kritis, maka
diperlukan suatu situasi kondusif baik struktural maupun kultural.
C. Pancasila sebagai paradigma ilmu pengetahuan di indonesia

Selain memiliki kekayaan alam yang menakjubkan, Indonesia juga sangat kaya
akan suku bangsa, budaya, agama, bahasa, ras dan etnis golongan. Sebagai akibat
keanekaragaman tersebut Indonesia mengandung potensi kerawanan yang sangat
tinggi pula, hal tersebut merupakan faktor yang berpengaruh terhadap potensi
timbulnya konflik sosial. Kemajemukan bangsa Indonesia memiliki tingkat
kepekaan yang tinggi dan dapat menimbulkan konflik etnis kultural. Arus
globalisasi yang mengandung berbagai nilai dan budaya dapat melahirkan sikap pro
dan kontra warga masyarakat yang menyebabkan konflik tata nilai.

Bentuk ancaman terhadap kedaulatan negara yang terjadi saat ini menjadi bersifat
multi dimensional yang berasal dari dalam negeri maupun dari luar negeri, hal ini
seiring dengan perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, informasi
dan komunikasi. Serta sarana dan prasarana pendukung didalam pengamanan
bentuk ancaman yang bersifat multi dimensional yang bersumber dari
permasalahan ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya.
B. Buku pembanding pertama
BAB 1: Pendahuluan
A. Latar belakang
Gerakan untuk merevitalisasi pancasila saat ini semakin menunjukkan gejala yang
menggembirakan. Forum-forum ilmiah di berbagai tempat telah diselenggarakan baik
oleh masyarakat umum maupun kalangan akademisi. Tidak terkecuali lembaga negara
yaitu MPR mencanangkan empat pilar berbangsa.
B. Landasan dan dasar-dasar pendidikan pancasila
1. Dasar filosofis
Pembahasan di dalam Pancasila berwujud dan bersifat filosofis secara praktis nilai-nilai
tersebut berupa pandangan hidup (filsafat hidup) berbangsa. Mempengaruhi alam
pikiran manusia berupa filsafat hidup, filsafat negara, etika, logika dan sebagainya,
sehingga memberikan watak (kepribadian dan identitas) bangsa. Berdasarkan filosofis
dan objektif, nilai-nilai yang tertuang pada sila-sila Pancasila merupakan Filosofi
bangsa Indonesia sebelum mendirikan Negara Republik Indonesia. Pancasila yang
merupakan filsafat Negara harus menjadi sumber bagi segala tindakan para
penyelenggara Negara, menjadi jiwa dari perundang-undangan yang berlaku bagi
kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh sebab itu dalam menghadapi tantangan
kehidupan bangsa yang memasuki globalisasi, bangsa Indonesia harus tetap mempunyai
nilai-nilai, yaitu Pancasila sebagai sumber nilai dalam pelaksanaan kenegaraan yang
menjiwai pembangunan nasional dalam bidang politik, ekonomi, social-budaya dan
pertahanan serta keamanan.
2. Dasar sosiologis
Pancasila merupakan salah satu pencerminan budaya bangsa, sehingga harus diwariskan
kegenerasi penerus. Secara kultural unsur-unsur pancasila terdapat pada adat istiadat,
tulisan, bahasa, slogan, kesenian, kepercayaan, agama, dan kebudayaan pada negara
Indonesia secara umum.
Pandangan hidup pada suatu bangsa adalah sesuatu hal yang tidak dapat dipisahkan
dengan kehidupan bangsa itu sendiri. Suatu bangsa yang tidak mempunyai pandangan
hidup adalah bangsa yang tidak mempunyai kepribadian dan jati diri sehingga bangsa
itu mudah terombang ambing dari pengaruh yang berkembang dari luar negerinya.
3. Dasar yudiris
Pancasila secara yuridis konstitusional telah secara formal menjadi dasar negara sejak
dituangkannya rumusan Pancasila dalam pembukaan UUD 1945. Didalam UU No. 2 Th
1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional digunakan sebagai dasar penyelenggaraan
pendidikan tinggi, Pasal 39 ayat (2) menyebutkan bahwa isi kurikulum pada setiap
jenis, jalur dan jenjang pendidikan wajib memuat Pendidikan Pancasila, Pendidikan
Agama, dan Pendidikan Kewarganegaraan → Kurikulum Bersifat Nasioanal.

C. Kerangka konseptual pendidikan pancasila


Rakyat Indonesia melalui majelis perwakilannya menyatakan, bahwa pendidikan
nasional yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasarkan kebudayaa
bangsa Indonesia, diarahkan untuk meningkatkan kecerdasan serta harkat dan martabat
bangsa, mewujudkan manusia serta masyarakat Indonesia yang beriman dan bertaqwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berkualitas, dan mandiri, sehingga mampu
membangun dirinya dan masyarakat sekelilingnya, serta dapat memenuhi kebutuhan
pembangunan nasional dan bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.
Pendidikan Pancasila mengarahkan perhatian pada moral yang diharapkan
diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu perilaku yang memancarkan iman dan
taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam masyarakat yang terdiri atas berbagai
golongan agama, perilaku yang bersifat kemanusiaan yang adil dan beradab, perilaku
kebudayaan, dan beraneka ragam kepentingan perilaku yang mendukung kerakyatan
yang mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan perorangan dan
golongan. Dengan demikian, perbedaan pemikiran, pendapat, atau kepentingan diatasi
melalui keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
D. Visi dan misi pembentukan pancasila
1. Visi pendidikan pancasila
Bertujuan agar mahasiswa mampu mewujudkan nilai dasar agama dan kebudayaa serta
kesadaran berbangsa dan bernegara dalam menenrapkan ilmu pengetahuan, teknologi.
2. Misi pendidikan pancasila
menjadi sumber nilai dan pedoman bagi penyelenggaraan program studi dalam
mengantarkan mahasiswa mengembangkan kepribadiannya
E. Tujuan dan capaian penyelenggaraan dan pembelajaran pendidikan pancasila
Dengan penyelengaraan pendidikan pancasila di perguruan tinggi negeri , diharapkan
dapat tercipta wahana pembelajaran bagi para mahasiswa untuk secara akademik
mengkaji, menganalisis dan memecahkan masalah-masalah pembangunan bangsa dan
negara dalam prespektof nilai-nilai dasar pancasila.
F. Ruang lingkup materi (KI-KD) mata kuliah pendidikan pancasila
Kompetisi dasar bersifat spesifik yang isi nya mendeskripsinya terkait subtansi mata
kuliah, dalam hal ini mata kuliah pendidikan pancasila sebagai salah satu dari empat
elemen umum.

BAB 2: Substansi materi kajian mata kuliah pendidikan pancasila


A. Pengertian dan pentingnya pendidikan pancasila
1. Pengertian mata kuliah pendidikan pancasila
Mata kuliah pancasila ,merupakan usaa sadar dan terencana utuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar mahasiswa secara aktif mengembangkan potensi
diri nya utuk memiliki pengetahuan , kepribadian dan keahlian sesuai dengan program
studi nya masing-masing.
2. Pentingnya mata kuliah pendidikan pancasila
Persoalamn karakter para pemuda kini menjadi sorotan tajam dalam masyarakat.
Berbagai sorotan tersebut termuat dalam media cetak, wawancara, dialog atau gelar
wicara di beberapa media elektronik, irosnya , persoalan yang muncul seperti
meningkatnya tindak kriminal, semakin menjadi jadinya korupsi, kolusi dan nepotisme.
Nampaknya bangsa indonesia semakin mengalami degradasi karakter kebangsaan, maka
dari itu mata kuliah pendidikan pancasila sangan di butuhkan untuk di pelajari.
3. Mengenali sumber historis, sosiologis, politik pendidikan pancasila
B. Pengertian dan pentingnya pancasila dalam kajian sejarah bangsa indonesia
Pendidikan Pancasila mengarahkan perhatian pada moral yang diharapkan
diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu perilaku yang memancarkan iman dan
taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam masyarakat yang terdiri atas berbagai
golongan agama, perilaku yang bersifat kemanusiaan yang adil dan beradab, perilaku
kebudayaan, dan beraneka ragam kepentingan perilaku yang mendukung kerakyatan
yang mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan perorangan dan
golongan. Dengan demikian, perbedaan pemikiran, pendapat, atau kepentingan diatasi
melalui keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pendidikan pancasila sebagai salah satu dari mata kuliah pengembangan
kepribadian, memiliki misi dan visi yang sama dengan mata dengan lainnya, yaitu
sebagai berikut.
1. Misi pendidikan pancasila
Misi pendidikan pancasila menjadi sumber nilai dan pedoman bagi
penyelenggaraan program studi dalam mengantarkan mahasiswa mengembangkan
kepribadiannya.
2. Visi pendidikan pancasila
Bertujuan agar mahasiswa mampu mewujudkan nilai dasar agama dan kebudayaa
serta kesadaran berbangsa dan bernegara dalam menenrapkan ilmu pengetahuan,
teknologi.
C. Kerangka konseptual pendidikan pancasila
Pendidikan Pancasila, sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 12 tahun 2012
tentang Pendidikan Tinggi, merupakan mata kuliah yang wajib diselenggarakan secara
mandiri di setiap perguruan tinggi pada tingkat diploma dan sarjana. Setelah Pancasila
berdiri sendiri sebagai mata kuliah, maka memunculkan konsekuensi perlunya kejelasan
visi, misi, tujuan, dan ruang lingkup antara Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan,
agar tidak terjadi tumpang tindih antara kedua mata kuliah tersebut, meskipun di antara
keduanya tetap ada hubungan interface dan saling terkait satu dengan yang lain.
Sejalan dengan asas Pendidikan Tinggi sebagaimana tercantum dalam pasal 3 UU No
12 tahun 2012, yaitu: kebenaran ilmiah, penalaran, kejujuran, keadilan, manfaat,
kebajikan, tanggung jawab, kebhinnekaan dan keterjangkauan, maka Pendidikan
Pancasila memilikiperanan yang sangat penting untuk meletakkan pondasi yang kuat
dalam Pendidikan Tinggi di Indonesia. Mata kuliah Pendidikan Pancasila tidak hanya
secara kognitif mengajarkan materi-materi ke-Pancasila-an saja, tetapi juga membangun
karakter sebagai intelektual terdidik sebagaimana asas pendidikan tinggi tersebut.
Pendidikan Pancasila adalah bagian dari kelompok Mata Kuliah Wajib Umum
(MKWU) yang keseluruhannya terdiri atas mata kuliah agama, kewarganegaraan,
bahasa Indonesia, dan Pancasila itu sendiri. MKWU ini merupakan mata kuliah yang
merupakan kurikulum nasional sehingga memiliki visi dan misi terkait dengan fungsi
dan tujuan pendidikan nasional itu sendiri. Fungsi Pendidikan nasional adalah
mengembangkan 4 kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa. Adapun tujuannya adalah untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pendidikan, dengan demikian, bukan hanya merupakan kebutuhan individu sebagai
warga negara, tetapi juga merupakan kebutuhan negara. Kemajuan pendidikan warga
negara akan secara otomatis membawa kebesaran negara tersebut. Pendidikan dalam
arti penguasaan ilmu, teknologi, dan seni belumlah cukup, negara memiliki kepentingan
agar siapa pun warga negara yang mengenyam pendidikan di Indonesia memiliki
karakter kebangsaan, konsern yang kuat untuk memajukan negara, peduli kepada
bangsa dan tanah airnya. Dalam pelaksanaannya, Pendidikan Pancasila adalah mata
kuliah yang dikembangkan berdasar konsep kurikulum 2013 dan mempertimbangkan
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) sebagai rujukan kriteria kualitas
lulusan.

D. Kebijakan nasional pembangunan karakter bangsa


Karakteristik budaya Bangsa Indonesia adalah menjunjung tinggi nilai-nilai sosial.
Pendahulu kita mewujudkan dalam kehidupan sederhana namun terlaksana.
Kebersamaan dan kebersahajaan dalam hidup.
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
mengamanatkan Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia
yang harus menjiwai semua bidang pembangunan. Salah satu bidang pembangunan
nasional yang sangat penting dan menjadi fondasi kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara adalah pembangunan karakter bangsa. Ada beberapa alasan mendasar
yang melatari pentingnya pembangunan karakter bangsa, baik secara filosofis,
ideologis, normatif, historis maupun sosiokultural.
Secara filosofis, pembangunan karakter bangsa merupakan sebuah kebutuhan asasi
dalam proses berbangsa karena hanya bangsa yang memiliki karakter dan jati diri yang
kuat yang akan eksis. Secara ideologis, pembangunan karakter merupakan upaya
mengejawantahkan ideologi Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Secara normatif, pembangunan karakter bangsa merupakan wujud nyata langkah
mencapai tujuan negara, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia; memajukan kesejahteraan umum; mencerdaskan kehidupan
bangsa; ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi, dan keadilan sosial. Secara historis, pembangunan karakter bangsa merupakan
sebuah dinamika inti proses kebangsaan yang terjadi tanpa henti dalam kurun sejarah,
baik pada zaman penjajahan maupun pada zaman kemerdekaan. Secara sosiokultural,
pembangunan karakter bangsa merupakan suatu keharusan dari suatu bangsa yang
multikultural.

Hal itu sangat penting karena menyangkut kesamaan pemahaman, pandangan, dan gerak
langkah untuk mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran seluruh rakyat Indonesia.
Pembangunan karakter bangsa yang sudah diupayakan dengan berbagai bentuk, hingga
saat ini belum terlaksana dengan optimal.

Semua itu menegaskan bahwa terjadi ketidakpastian jati diri dan karakter bangsa yang
bermuara pada (1) disorientasi dan belum dihayatinya nilai-nilai Pancasila sebagai
filosofi dan ideologi bangsa, (2) keterbatasan perangkat kebijakan terpadu dalam
mewujudkan nilai-nilai esensi Pancasila, (3) bergesernya nilai etika dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara, (4) memudarnya kesadaran terhadap nilai-nilai budaya
bangsa, (5) ancaman disintegrasi bangsa, dan (6) melemahnya kemandirian bangsa.

Pemerintah mengambil inisiatif untuk memprioritaskan pembangunan karakter bangsa.


Pembangunan karakter bangsa seharusnya menjadi arus utama pembangunan nasional.
Artinya, setiap upaya pembangunan harus selalu dipikirkan keterkaitan dan dampaknya
terhadap pengembangan karaker.

BAB 3: Pendekatan pembelajaran saintifik dalam mata kuliah pendidikan pancasila


Proses pembelajaran dapat dipadankan dengan suatu proses ilmiah. Untu itu
Kurikulum 2013 mengamanatkan esensi pendekatan ilmiah dalam
pembelajaran.Pendekatan ilmiah diyakini sebagai titian emas perkembangan dan
pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Dalam pendekatan
atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, para ilmuan lebih mengedepankan
pelararan induktif (inductive reasoning) ketimbang penalaran deduktif (deductive
reasoning). Penalaran deduktif melihat fenomena umum untuk kemudian menarik
simpulan yang spesifik. Sebaliknya, penalaran induktif memandang fenomena atau
situasi spesifik untuk kemudian menarik simpulan secara keseluruhan, dengan
menempatkan bukti-bukti spesifik ke dalam relasi idea yang lebih luas. Pendekatan
ilmiah/metode ilmiah merujuk pada teknik- teknik investigasi atas suatu atau beberapa
fenomena atau gejala, memperoleh pengetauan baru, atau mengorekasi dan memadukan
pengetahuan sebelumnya Untuk dapat disebut ilmiah, metode pencarian (method of
inquiry) harus berbasis pada bukti-bukti dari objek yang dapat diobservasi, empiris, dan
terukur dengan prinsip-prinsip penalaran yang spesifik.
A. MENGAMATI
Kegiatan belajar yang dilakukan dalam proses mengamati adalah:membaca, mendengar,
menyimak, melihat (tanpa atau dengan alat). Kompetensi yang dikembangkan adalah:
melatih kesungguhan, ketelitian, mencari informasi proses pembelajaran Kegiatan
mengamati mengutamakan kebermaknaan (meaningfull learning). Keunggulannya,
antara lain: menyajikan media objek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang,
dan mudah pelaksanaannya, serta dapat menuhirasa keingin-tahuan peserta didik dan
mereka akan dapat menemukan fakta bahwa ada hubungan antara objek yang dianalisis
dengan materi pembelajaran yang disajikan oleh guru.
B. MENANYA
pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik). Kompetensi yang
dikembangkan adalah mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu kemampuan
merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas
dan belajar sepanjang hayat Kegiatan 'menanya' tidak selalu menggunakan'kalimat
tanya', mnelainkan dapat dalam bentuk pernyataan, asalkan keduanya menginginkan
tanggapan verbal. Bentuk pertanyaan, misalnya: apakah ciri-ciri kalimat yang efektif?
sebutkan ciri-ciri kalimat efektif! a. Kriteria pertanyaan yang baik t) Singkat dan jelas
Contoh:() Seberapa jauh pemahaman Anda nmengenai faktor-faktor yang menyebabkan
generasi muda terjerat kasus narkoba dan obat- obatan terlarang? 2) Faktor-faktor
apakah yangenyebabkan generasi muda terjerat kasus narkoba dan obat-ob Pertanyaan
kedua lebih singkat dan lebih jelas dibar pertanyaan pertama larang? dengar 2)
Menginspirasi jawaban Contoh: Membangun semangat kerukunan penting pada bangsa
yang multiagama membangun semangat kerukukan berag persoalan sosial
kemasyarakatan.
a. Melakukan eksperimen
b. Membaca sumber lain selain buku teks
c. Mengamati objek/ kejadian/aktivitas; dan
d. Wawancara dengan narasumber mengumpulkan proses dikembangkan dalam
Kompetensi yang informasi/eksperimen adalahmengembangkan sikap teliti, jujur,sopan,
menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan
mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan
kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat Untuk memperoleh hasil belajar yang
nyata/autentik, peserta didik harus mencoba atau melakukan percobaan, terutama untuk
isi materi yang sesuai. Peserta didik pun harus memiliki keterampilan proses untuk
mengembangkan pengetahuan tentang alam sekitar, serta mampu menggunakan metode
ilmiah dan bersikap ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi sehari-
hari Agar pelaksanaan percobaan dapat berjalan lancar (I) Guru hendaknya merumuskan
tujuan eksperimen yanga akan dilaksanakan peserta didik, (2) Guru bersama peserta
didik mempersiapkanperlengkapan yang dipergunakan, (3) Perlu memperhitungkan
tempat dan waktu, (4) Guru menyediakan kertas kerja untuk pengarahan kegiatan
peserta didik, (5) Guru membicarakan masalah yang akan dijadikan eksperimen, (6)
Peserta didik melaksanakan eksperimen dengan bimbingan guru, dan (7) Guru
mengumpulkan hasil kerja peserta didik dan mengevaluasinya, bila dianggap perlu
didiskusikan secara klasikal

C. MENGASOSIASIKAN/MENGOLAH INFORMASI
Kegiatan belajar yang dilakukan dalam proses mengasosiasi /mengolah informasi
adalah: a. Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan, baik terbatas dari hasil
kegiatanmengumpulkan informasi, eksperimenmau pun hasil dari kegiatan mengamati
b. Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan
D. MENGKOMUNIKASIKAN
Kegiatan belajar mengkomunikasikan adalah menyampaikan hasil pengamatan,
kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau tahapan lainnya
Kompetesi yang media dikembangkan dalam mengkomunikasikan adalah
mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis,
mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, serta mengembangkan kemampuan
berbahasa yang baik dan benar

BAB 4: bermain peran sebagai salah satu mode pembelajaran dalam pendekatan saintifi
dalam pembelajaran mata kuliah pendidikan pancasila
disampaikan skenario sidang BPUPK, sidang 1 sampai dengan idang ke-J. dan PPKI
sidang I sampai dengan sidang ke.a Mahasiwa dipersilahlan untuk memili skenario
sidang BPUPK atau sideng PPKI kmmudian memilih sidang ke berapa atau gabungan
beberapa sidang. Referensi utama yang digunakan adalah Risalah Sidang Badan
Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan 22 Berikut
ini Panitia Persiapan Kemerdckaan Indonesia (PPKI) 28 Mei 1945 Agustus 1945 oleh
Tim Penyunting Safroedin Bahar, dkk., yang diterbitkan oleh Sekretariat Negara
Repu7blik Indonesia, Jakarta, 1995; dan Lahirnya Undang-Undnag Dasar 1945:
Memuat Salinan Dokumen Otentik Badan Oentoek Menyelidiki Oesaha-Oesaha
Persiapan Kemerdekaan (Edisi Revisi) oleh RM. AB Kusuma, diterbitkcan Badan
Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia, tahun 2009. A. SKENARIO SIDANG
BPUPK (BADAN PENYIDIK USAHA PERSIAPAN KEMERDEKAAN) Sidang
Pertama Rapat Besar tanggal 29 Mei 1945 Acara : Pembicaraan tentang Dasar Negara
Indonesia Ketua Dr.K.R.T Radjiman Wedyodiningrat/R.P.Soeroso (Sidang Pembukaan
Olch Ketua) Anggota MUH.YAMIN

A. PERMULAAN
Tuan Ketua yang Mulia, Rapat yang terhormat Angkat bicara dalam rapat Panitia
Penyelidikan Indonesia Merdeka ini memberi ingatan kepada kita, bahwa kewajiban
yang terpikul di atas kepala dan kedua belah bahu kita, ialah suatu kewajiban yang
sangat teristimewa Kewajiban untuk ikut meyelidiki bahan-bahan yang akan menjadi
dasar dan susunan negara yang akan terbentuk dalam suasana kemerdekaan. Peri
Kebangsaan Tuan Ketua, sekarang sampailah waktu saya akan membicarakan negara
kebangsaan Indonesia. Adapun keinginan" Indonesia Merdeka sekarang" memang pada
waktu ini mendesak menjadi umum dan semboyan itu di pangku oleh segala lapisan,di
sini keras, di sana mulai meresap. Tetapi juga jikalau sekiranya pelaksanaan Indonesia
Merdeka itu kini juga, tidak nant melainkan saat ini juga harus dilakukan, maka di
antara semboyan dengan berjalannya Negara Indonesia itu adalah tiga usaha yang tidak
boleh tidak harus dilakukan, Pertama ialah pekerjaan kita anggota panitia
mengumpulkan segala bahan-bahan untuk pembentukan negara, kedua pengurus
Undang- Undang Dasar negara yang menyusun bahan pilihan itu dan ketiga
menjalankan isi hukum dasar negara itu di dalam negara yang lalu terbentuk.
PERMULAAN Tuan Ketua yang Mulia, Rapat yang terhormat Angkat bicara dalam
rapat Panitia Penyelidikan Indonesia Merdeka ini memberi ingatan kepada kita, bahwa
kewajiban yang terpikul di atas kepala dan kedua belah bahu kita, ialah suatu kewajiban
yang sangat teristimewa Kewajiban untuk ikut meyelidiki bahan-bahan yang akan
menjadi dasar dan susunan negara yang akan terbentuk dalam suasana kemerdekaan.
Peri Kebangsaan Tuan Ketua, sekarang sampailah waktu saya akan membicarakan
negara kebangsaan Indonesia. Adapun keinginan" Indonesia Merdeka sekarang"
memang pada waktu ini mendesak menjadi umum dan semboyan itu di pangku oleh
segala lapisan,di sini keras, di sana mulai meresap. Tetapi juga jikalau sekiranya
pelaksanaan Indonesia Merdeka itu kini juga, tidak nant melainkan saat ini juga harus
dilakukan, maka di antara semboyan dengan berjalannya Negara Indonesia itu adalah
tiga usaha yang tidak boleh tidak harus dilakukan, Pertama ialah pekerjaan kita anggota
panitia mengumpulkan segala bahan-bahan untuk pembentukan negara, kedua pengurus
Undang- Undang Dasar negara yang menyusun bahan pilihan itu dan ketiga
menjalankan isi hukum dasar negara itu di dalam negara yang lalu terbentuk.
C.Ringkasan buku pembanding kedua
BAB 1: pendahuluan
NAMA PANCASILA
Bagi bangsa Indonesia istilah Pancasila telah lama dikenal, yaitu sejak masuknya
Agama Badha ke Indonesia. Karena di kalangan pemeluik Agama Budha dikenal
adanya pembagan golongan dari para pengikutnya, yaitu: Golongan kaum preman, yaitu
pemeluk biasa yang disebut Upasaka bagi pemeluk laki-laki dan Upasika bagi pemeluk
wanita 1. Golongan kaum pendeta, yaitu mereka yang ahli di bidang agama Budha dan
disebut Bhiksu bagi pendeta laki-laki dan Bhiksuni bagi pendeta wanita.
Bagi kaum preman, dikenakan aturan tingkah laku yang sering dinamakan larangan
yang jumlahnya ada lima dan dinamakan Pancasila yaitu:
1. Menghindari Pembunuhan
2. Menghindari Pencurian
3. Menghindari Perzinahan,
4. Menghindari Kebohongan,
5. Menghindari makan dan minum yang memabukkan.
Sedangkan bagi para pendeta, di samping terkena lima larangan yang disebut Pancasila
ditambah dengan lima larangan lagi, sehingga jumlahnya menjadi sepuluh dan
dinamakan Dasasila. Adapun lima tambahan larangan bagi para pendeta tersebut ialah
1Menghindari makanan yang berlebihan 2. Menghindari hidup mewah
Pada pertengahan tahun 1944, situasi peperangan mulai berubah, karena Jepang
mendapat tekanan dan kekalahan di mania-mana dari tentara Sekutu. Maka untuk
mengambil hati rakyat Indonesia,Jepang pada tanggal 17September 1944 menjanjikan
kemerdekaan kelak di kemudian hari, dan sebagai realisasinya maka pada tanggal 29
April 1945 yang bertepatan dengan hari ulang tahun Kaisar Jepang Tenno Heika,
diumumkan tentang terbentuknya suatu badan yang bernama Dokuritsu Zyumbi
Tjosakai atau Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPK), badan
ini beranggotakan 63 orang yang terdiri dari 62 orang Indonesia dan seorang Jepang,
TEMPAT PANCASILA
1. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, alinea ke IV
maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam Aatu Undang-Undang
Dasar Negara Indonesia yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia
yang berkedaulatan.rakyat dengan berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa,
Kemanusiaan yang adil dan beradab, Fersatuan Indonesia dan Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, serta dengan
mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Mukadimah
Konstitusi Republik Indonesia Serikat Tahun 1949, alinea ke III: 2 maka demi ini kami
menyusun kemerdekaan kami itu dalam suatu piagam negara yang berbentuk Republik
Federasi, berdasarkan pengakuan Ketuhanan Yang Maha Esa, Peri Kemanusiaan
Kebangsaan, Kerakyatan dan Keadilan Sosial.. Mukadimah Undang-Undang Dasar
Sementara Tahun 1950, alinea ke VI 3 ..maka demi ini kami menyusun
kemerdekaankami itu dalam suatu piagam negara yang berbentuk Republik Indonesia,
berdasarkan pengakuan Ketuhanan Yang Maha Esa, Peri Kemanusiaan, Kebangsaan,
Kerakyatan dan Keadilan Sosial. Sebagai akibat Dekrit Presiden Soekarno tanggal 5 Juli
1959, dan dihubungkan dengan Instruksi Presiden Soeharto, No. 12 Tahun 1968, maka
Pancasila yang resmi ialah seperti yang tertulis dalam Pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945, Rumus yang lain dari itu adalah tidak sah dan dapat mengakibatkan
kekacauan rumus Pancasila Rumusan Pancasila

RUMUSAN PANCASILA
1. Rumus dari Mr. Muh. Yamin yang dikemukakan beliau t A 29 Mei 1945 di muka
sidang BPUPK mengenai "Asas dan Dasare Kebangsaan Repulblik Indonesia" 1) Peri
Kebangsaan 2) Feri Kemanusiaan 3) Per Ketuhanan 4) Peri Kerakyatan 5) Kesjahteraan
Rakyat Kelima materi ini tidak diberi nama, dan pidato ini telah dipersiapkan 2 Rumus
dari Prof Dr. Mr. Soepomo yang dikemukakan beliau pada tanggal 31 Mei 1945 dimuka
sidang BPUPK mengenai Dasar Negara lebih dahulu secara tertulis Indonesia Merdeka.
1) Persatuan 2) Kekeluargaan 3) Keseimbangan lahir dan batin 4) Musyawarah 5)
Keadilan Rakyat Kelima materi itu tidak diberi nama dan pidato ini juga telah dipersiap-
kan secara tertulis 3 Rumus dari Ir. Sockarno, yang dikemukakan beliau di muka sidane
BPUPK tanggal 1 Juni 1945 dengan judul Dasar Indonesia Merdeka. 1) Kebangsaan
Indonesia 2) Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan 3) Mufakat atau Demokrasi 4)
Kesejahteraan Sosial 5) Ketuhanan Yang Maha Esa aterii ri ini diberi nama oleh beliau
"Pancasila" dan merupakan Kelima Pidato yang tidak dipersiapkan secara tertulis,
melainkan secara spontan lisan selama satu jam dengan dengan pidato yang menarik. 4
Rumus dari "Piagam Jakarta" tanggal 22 Juni 1945, sebagai hasil karya panitia
Sembilan 1) Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya 2) Kemanusiaan yang adil dan beradab 3) Persatuan Indonesia4)
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan. 5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia SRumus
dari "Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yang disahkan PPKI tanggal 18 Agustus
1945 1) Ketuhanan Yang Maha Esa 2) Kemanusiaan yang adil dan beradab 3) Persatuan
Indonesia 4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan 5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia 6Rumus
dari "Mukadimah Kanstitusi Republik Indonesia Serikat 1949" dan rumusan dari
"Mukadimah Undang-Undang Sementara 1950 1) Ketuhanan Yang Maha Esa 2) Peri
Kemanusiaan 3) Kebangsaan 4) Kerakyatan 5) Keadilan Sosial

BAB 2: PEMBUKAAN UNDANG-UNDANG DASAR 1945


STATUS PEMBUKAAN UNDANG-UNDANG DASAR 1945
Menurut filsafat hukum, terdapat pembagian susunan yang hierarchis daripada peraturan
perundang-undangan, sehingga dalam susunan ini Undang-Undang Dasar bukan
merupakan peraturan hukum yang tertinggi tingkatnya.Karena di atasnya masih ada
sesuatu yang lebih tinggi yang merupakan dasar-dasar pokok daripada Undang-Undang
Dasar yang pada hakekatnya terpisah dari Undang-Undang Dasar yang dinamakan
Pokok-pokok kaidah negara yang fundamental ini dalam tertib hukum mempunyai
hakikat dan kedudukan yang tetap dan kuatdan melekat pada negara yang dibentuk, atau
dengan kata lain dengan jalan hukum tidak dapat diubah oleh siapapun, karena
mengubah isi Pokok-pokok Kaidah Negara yang fun- damental berarti pembubaran
negara.Pokok-pokok kaidah negara yang fundamental ini menurut pengertian ilmiah
mengandung beberapa unsur mutlak, yaitu: 1. Dalam hal terjadinya, harus: a.Ditentukan
oleh pembentuk negara b.Terjelma dalam suatu bentuk pernyataan lahir (ijab kabul),
sebagai penjelmaan kehendak pembentuk negara untuk menjadikan hal-hal tertentu
sebagai dasar-dasar negara yang dibentuk.2. Dalam hal isinya, harus memuat dasar-
dasar negara yang dibentuk: a.Atas dasar cita-cita kerohanian apa (asas kerohanian
negara) b.Atas dasar cita-cita kenegaraan apa (asas politik negara)Untuk cita-cita negara
apa (tujuan negara) d. Memuat ketentuan di adakannya Undang-Undang Dasar,
Ternyata Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 memen segala persyaratan sebagai
Pokok-pokok kaidah negara yang fundamen tal bagi negara Indonesia, dengan bukti-
bukti sebagai berikut: 1. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 menurut sejarahnya
ditentukan oleh Pembentuk Negara Republik Indonesia, yaitu Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang terjelma dalam suatu bentuk pernyataan lahir
sebagai penjelmaan kehendak dari Pembentuk Negara untuk menjadikan hal-hal tertentu
sebagai dasar negara yang dibentuk (tertulis). 2. Dalam hal isinya, Pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945 memuat dasar-dasar negara yang dibentuk atas cita-cita kerohanian,
yaitu Pancasila, cita-cita politik, yaitu Republik yang berkedaulatan rakyat serta tujuan
negara yang dapat diperinci sebagai berikut: a. Dalam Negeri 1) Melindungi segenap
bangsa Indonesia 2) Melindungi seluruh tumpah darah Indonesia 3) Mencerdaskan
kehidupan bangsa 4) Memajukan kesejahteraan umum

ISI PEMBUKAAN UNDANG-UNDANG DASAR 1945


Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 terdiri atas empat baei yang masing-masing
merupakan alinea, yaitu 1Alinea pertama, berbunyi: "Bahwa sesungguhnya
kemerdekaan it Lalah hak segala bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas
dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri
keadilan". Pada alinea ini menunjukkan keteguhan bangsa Indonesia serta tekad untuk
menghadapi penjajahan yang dilawankan dengan kemerdekaan. Sehingga bangsa
Indonesia tidak hanya menunjukkan tekad merdeka bagi bangsa Indonesia tetapijuga
tekad untuk menentang serta menghapuskan penjajahan di dunia ini. Alinea ini
sekaligus mengungkapkan dua dalil, yaitu dalil bangsa Indonesia ingin membebaskan
dirinya dari dalil obyektif yaitu bangsa Indonesia menentang dunia karena tidak sesuai
dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan. Alinea kedua, berbunyi: "Dan perjuangan
pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia
dengan selamat sentosa menghantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang
kemerdekaan negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur".
Alinea ini menunjukkan kebanggaan Penbukaan Undang-Undang Csar 1945 nd mpat
tagiam 1 Alnea pertama 2 Anea kadua 3 Alines ketiga dan getap Perjajahan di dan
penghargaan kita Berarti keadaan sekarang tidak dapat dipisahkan dari keadaan kemarin
dan langkah yang kita ambil sekarang akan menentukan keadaan yang akan datang
Kesimpulan daripada alinea ini adalah 1. Bahwa perjuangan pergerakan di Indonesia
telah sampai pada tingkat yang menentukan 2 Bahwa momentum yang telah dicapai
tersebut harus dimanfaat- kan untuk menyatakan kemerdekaan atas perjuangan bangsa
Indonesia selama ini.

POKOK-POKOK PIKIRAN YANG TERKANDUNG DALAM PEMBUKAAN


Dalam penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 dapat diketab adanya empat pokok-
pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan UNDANG-UNDANG DASAR 1945
Penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 dapat diketahul adanya ompat pokok-pokok
phuran yang terkandung dala Undang-Undan Dasar Negara Indonesia, yaitu:
Pembukaan Undang-Undan Dasar Negara Indonesia a Pokok pkiran pertama b Pokok
pikiran kedua Pokok pikiran ketiga d Pokok pikiran koempat a. Pokok pikiran pertama:
"Negara begitu bunyinya" melindunoi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia dengan berdasar atas persatuan dengan mewujudkan keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia. Dalam Pembukaan ini diterima aliran pengertian negara
Persatuan. Jadi negara mengatasi segala paham golongan, mengatasi segala paham
perseorangan. Negara menurut pengertian Pembukaan ini menghendaki persatuan
meliputi segenap bangsa Indonesia seluruhnya. Inilah suatu dasar negara yang tidak
boleh dilupakan. Rumusan ini menunjukkan pokok pikiran PERSATUAN.Dengan
pengertian yang lazim, negara penyelenggara negara dan setiap warga negara wajib
mengutamakan kepentingan negara di atas kepentingan golongan ataupun perseorangan.
b. Pokok pikiran kedua: "Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh
rakyat." Ini merupakan pokok pikiran KEADILAN SOSIAL, yang didasarkan pada
kesadaran bahwa manusia Indone- sia mempunyai hak dan kewajiban yang sama untuk
menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan masyarakat c. Pokok pikiran ketiga:
"Negara yang berkedaulatan rakyat, berdasarkan atas kerakyatan dan permusyawaratan
perwakilan." Oleh karena itu sistem negara yang terbentuk dalam Undang-Undang
Dasar harus berdasarkan atas kedaulatan rakyat dan berdasar atas permusyawaratan
perwakilan.

ARTI PEMBUKAAN UNDANG-UNDANG DASAR 1945 TERHADAP BATANG


TUBUH UNDANG-UNDANG DASAR 1945
Menurut Undang-Undang Dasar uh1945, pokok pikiran yang terkandung dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah meliputi suasana kebatinan daripada
Undang-Undang Dasar Negara In- donesia, serta mewujudkan cita-cita hukum yang
menguasai hukum dasar negara baik yang tertulis maupun hukum yang tidak tertulis.
Kemudian pokok-pokok pikiran tersebut dijelaskan dalam pasal-pasal dari Batang
Tubuh Undang-Undang Dasar 1945, sehingga suasana kebatinan dari Undang-Undang
Dasar 1945 bersumber dan dijiwai oleh Dasar falsafah negara Pancasila. Selain itu
Undang-Undang Dasar mempunyai hubungan langsung dan Pembukaannya, karena
Undang-Undang Dasar menciptakan pasal-pasal berdasarkan kepada pokok-pokok
pikiran yang terkandung dalam Pembukaan.

BAB 3 PANCASILA
ISI PANCASILA
Pancasila apabila dirumuskan secara ilmiah dapat digolongkan dalam beberapa tingkat
pengertian, yaitu Pancasila sebagai dasar falsafah Negara yang mutlak dan obyektif
pada kelangsungan hidup negara, yang dengan jalan hukum tak dapat diubah
mempunyai pengertian yang umum abstrak atau umum universal. b. Pancasila dalam
bentuknya sebagai pedoman penyelenggaraan Negara, bersifat pengertian umum
kolektif. c Pancasila dalam bentuknya sebagai politik negara, bersifat pengertian yang
khusus konkrit." Isi Pancasila yang umum abstrak hanya terlukis dalam pikiran atau
angan-angan, oleh karena Pancsila merupakan cita-cita bangsa yang merupakan dasar
falsafah negara. Oleh karena itu dasar falsafah tersebut merupakan sumber pokok segala
sifat dan keadaan di dalam masyarakat bangsa dan negara. Atau menurut Ketetapan
MPR No. XX/MPRS 1966 Pancasila merupakan sumber daripada segala sumber
hukum. Isi Pancasila yang umum kolektif merupakan pelaksanaan Pancasila dasar
falsafah negara, yang diterapkan dalam lingkungan kehidupan yang nyata yang berlaku
secara umum kolektif Di sini Majelis Permusyawaratan Rakyat sebagai Lembaga
Negara Tertinggi menetapkan pedoman pedoman tentang pelaksanaan Pancasila dalam
pengertian kolektif

FILSAFAT PANCASILA
mempelajari Yang menjadi pertanyaan lalah, apakah Pancasila itu merupakan filsafat
atau bukan? Ada yang menyatakan, bahwa Pancasila adalah merupakan filsafat karena
telah memendi segala persyaratan wbagai uatu filaafat. Dan ada pula yang
meragukannya, sehingga menyatakan bahwa Pancasila adalah hanya merupakan lima
kalimat yang baik lepas tidak ada hubungan satu dengan yang lain Prof Dr. Arfin
Abdurachman, memyatakan hahwa Pancala telah memenuhi syarat untuk disebut
sebagai filsafat, yaihu dengan telah menjawab 3 (tga) pertanyaan sebagai berikut &Apa
sebab musababrya (purua) dari adanya Pancasila? Sebab musabalnya ada Pancasda talah
karena adanya kegiatan pemikiran manusia pada suatu waktu untuk mempersatukan
bangsa dalam membicarakan pensoalan-persoalan yang menjadi dasar negars bApa
hakdkat (madya) Pancasila? Hakekat dari Pancasila ialah seduruh sila-sila dari pada
Pancasila yang satu sama lain berhubung hubungan dan tidak dapat dipisabkan CApa an
akhir (usna) dari Pancasila? Tujuan terakhir daripada Pancasila ialah kebahagiaan hidup
lahiriah dan batiniah, yaitu kebahagiaan lahir kecukupan kebutuhan material dan
kebahagiaan batin cukup dan terpenuhinya kebutuhan

PANCASILA DITINJAU DARI METAFISIKA


Mempelajari Pancasila melalui pendekatan ontologi berarti mencar realita yang
terdalam daripadanya. Masing-masing sila dicari apa yang menjadi inti atau sari
(essensinya). Kalau dilihat secara teliti essensi adalah 1. Ketuhanan sebagai essensi sila
Pertama 2 Kemanusiaan sebagai essensi sila Kedua 3 Persatuan sebagai essensi sila
Ketiga 4. Kerakyatan sebagai essensi sila Keempat Keadilan sebagai essensi sila Kelima

PANCASILA DITINJAU DARI LOGIKA


Falsafah Pancasila tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, sedangkan
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah renungan jiwa Proklamasi
Kemerdekaan 17 Agustus 1945 dan oleh Prof. Notonagoro dinyatakan telah memenuhi
persyaratan sebagai Pokok-Pokok Kaidah Negara yang fundamental bagi bangsa
Indonesia yang bersifat tetap,melekat pada kelangsungan hidup negara Kesatuan
Republik Indo nesia dan tidak apat dirubah oleh siapapun termasuk MPR (Ketetapan
MPRS No. XX/MPRS/1966). Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah
merupakan sistim, terdiri atas empat alinea yang mempunyai hubungan erat satu sama
lain. Masing-masing alinen jelas isinya, susunan- nya runtut dan tujuannya terang. Inti
daripadanya adalah nampak tercermin di dalam masing-masing alinea 1. Dalam alinea
pertama ditegaskan, bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa, dan penjajahan
tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan. Kemerdekaan dilawankan
dengan penjajahan, sehingga secara logika diakui bahwa kemerdekaan tidak mungkin
dikompromikan dengan penjajahan. 2 Hubungan antara alinea pertama dan alinea kedua
ialah, bahwa alinea kedua adalah follow up dari alinea pertama. Secara logika dapat
dikatakan bahwa alinea kedua berisi perjuangan untuk menghapuskan penjajahan
dengan harapan agar yang tinggal adalah kemerdekaan. Sehingga alinea kedua
merupakan konsekuensi logis dari alinea pertama 3 Aliena ketiga merupakan kelanjutan
dari alinea kedua, yaitu pernyataan kemerdekaan Indonesia.

PANCASILA DITINJAU DARI ETIKA


Suatu dasar negara akan kuat bila dasar tersebut berasal dan berakar pada diri bangsa
tersebut. Bangsa Indonesia mempunyai dasar negara yang bukan jiplakan dari luar akan
tetapi asli Indonesia, yaitu unsur-unsurnya telah ada sejak zaman Prasejarah. Unsur-
unsur Pancasila terdapat dalam berbagai agama, kepercayaan, adat istiadat dan
kebudayaan bangsa Indonesia pada umumnya. Oleh karena dalam agama, kepercayaan,
adat istiadat dan kebudayaan itu terkandung nilai-nilai
PANCASILA SEBAGAI FALSAFAH DUNIA
Secara umum diakui bahwa di dunia ini terdapat dua falsafah dunia, yaitu Falsafah
Liberalisme dan Falsafah Komunisme. Falsafah Liberalisme berdasarkan pada Hukum
Alam, yaitu bahwa manusia itu secara alamiah diberi hak-hak tertentu yang harus
dijamin dengan Undang Undang Dibidang Politik Liberalisme berdasarkan teori John
Locke (1632- 1704) yang menyatakan, bahwa manusia itu diakui mempunyai hak-hak
tertentu yang dijamin Undang-Undang dan dilindungi pemerintah Pemerintah harus
memakai sistem perwakilan, schingga, rakyat ikut serta dalam pemerintahan dengan
maksud agar pemerintahan tidak menjurus ke Diktator atau Tyrani. Dibidang Ekonomi
Liberalisme berdasarkan pada teori Adam Smith (1723-1790), yang mengemukakan
bahwa masyarakat itu diatur oleh hukum alam tertentu, yaitu permintaan dan penawaran
yang dapat menjamin kemakmuran ekonomi tiap-tiap individu.

BAB 4: HAK-HAK ASASI MANUSIA


Hak asasi manusia adalah merupakan sesuatu yang selalu saja muncul apalagi terjadi
pergantian pemerintahan yang didahului dengan penyalahgunaan kekuasaan. Hal ini
juga terjadi di Indonesa semenjak sebelum Proklamasi Kemerdekaan sampai sekarang
masalah hak asasi manusia selalu muncul ke permukaan apabila terjadi pergantian
pemerintahan. Hal ini mmunjukkan bahwa sebagian besar rakyat Indonesia belum
paham tentang Negara Demokras khususnya mengenai Hak Asasi Manusia Menurut
Henry B Mayo dalam buku beliau "Introduction to Democratic Teory", negara
demokrasi memiliki beberapa nilai, yaitu: Menyelesaikan perselisihan dengan damai
dan secara melembaga b Menjamin terselenggaranya perubahan sosial secara damai
dalam suatu masyarakat yang sedang berubah c Menyelenggarakan pergantian pimpinan
secara teratur d Membatasi pemakaian kekerasan sampai minimum eMengakui serta
menganggap wajar adanya keanekaragaman E Menjanin tegaknya keadilan

PENGANTAR
Dalam sejarah ketatanegaraan Indonesia telah terjadi beberapa pergantian pemerintahan,
yaitu dari Orde Lama ke Orde Baru, dari Orde Baru ke era reformast. Namun ternyata
setiap pergantian pemerintahan selalu diwamai dengan pertumpahan darah serta
penghujatan yang menyatakan bahwa pemerintahan terdahulu melanggar hak asasi
manusia.

SEJARAH LAHIRNYA HAK ASASI MANUSIA


Hak Asasi Manusia dipercaya berdasarkan hukum alam, diman Tuhan telah
memberikan kepada manusia hak-hak yang tidak dapat dihapuskan seperti tertera pada
Deklarasi Kemerdekaan Amerika Serikat yang menyatakan "Kami pegang kebenaran-
kebenaran ini sebagai bukti nyata, bahwa semua orang diciptakan sama, bahwa mereka
dikaruniai aleh Pencipta mereka dengan hak-hak tertentu yang tidak dapat dicabut,
bahwa diantaranya adalah hidup, kebebasan dan mengejar kebahagiaan. Bahwa untuk
menjamin hak-hak ini, pemerintah dilembagakan diantara orang-orang yang
mendapatkan kekuasaan mereka yang adil atas Persetujuan dari yang diperintah."
Menurut para filsuf pada abad pertengahan hak-hakyang tidak dapat dicabut adalah
karunia Tuhan, yang meliputi kebebasan berbicara dan berpendapat, kebebasan
beragama dan berkeyakinan, kebebasan berserikat, dan hak untuk mendapatkan
perlindungan yang sama di depan hukum. Kebebasan berbicara dan berpendapat dan
secara damai menuntut pemerintah agar mendengarkan keluhan mereka. Tanpa hak
untuk berkumpul dan didengar ini, kebebasan berbicara dianggap berkaitan erat dengan
atau bahkan tidak terpisahkan dari hak untuk berkumpul, memprotes dan menuntut
perubahan. Sedangkan kebebasan beragama atau lebih luasnya kebebasan berkeyakinan
berarti bahwa tak seorangpun diwajibkan mengakui agama tertentu atau kepercayaan
lain maupun yang bertentangan dengan kehendaknya sendiri. Selanjutnya tak
seorangpun boleh dihukum atau dipidana dengan cara apapun karena memilih agama
tertentu. Negara demokratis mengakui bahwa kepercayaan agama seseorang adalah
urusan pribadi.

BAB 5: UNDANG-UNDANG DASAR 1945


PENGANTAR
Undang-Undang Dasar dalam suatu negara adalah merupakan Hukum Dasar yang
tertinggi dalam negara tersebut, dan merupakan salah satu sumber hukum dari peraturan
perundang-undangan yang lebih rendah tingkatannya yang dikeluarkan oleh negara bat
Undang-Undang Dasar ini dapat dibedakan menjadi dua yaitu: Undang-Undang Dasar
tertulis, yaitu Undang-Undang Dasar yang sengaja dibuat dan ditulis untuk menjamin
kepastian hukum bagi warga negaranya Undang-Undang Dasar tidak tertulis, yaitu
Undang-Undang Dasar yang timbul dari kebiasaan yang dikuti oleh warga negaranya.
Undang undang Dasar tertulis adalah program yang sengaja díbuat yang memuat segala
aa yang dianggap cleh pembuatnya menjadi asas fundamental dari negara pada waktu
itu, sehingg Undang-Undang Dasar tertulis menjamin adanya kepastian hukum Negara-
negara yang empuryal Undang-Undang Dasar tertulis antara lain Amerika Serikat,
Portugis, Belanda dan Indonesia Undang-Undang Dasar tidak tertulis adalah Undang-
Undang Dasar yang sifatnya kurang tgas dan kurang jelas serta tidak sistimatis.
Sebaliknya Undang-Undang Dasar tidak tertulis hh fuwes atau supel serta mudah
menyesuaikan diri dengan perkembangan masyarakat.

PERUBAHAN UNDANG-UNDANG
Amandemen Undang-Undang Dasar 1945 b. Penghapusan Dwi Fungsi ABRI c.
Penegakkan supremasi hukum, penghormatan Hak Asasi Manusia (HAM), dan
pemberantasan korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) d. Desentralisasi dan hubungan
yang adil antara Pusat dan Daerah (Otonomi Daerah) e Mewujudkan kebebasan Pers f
Mewujudkan kehidupan demokrasi 87 Dalam proses perubahan Undang-Undang Dasar
1945 Panitia Ad-Hoc I telah menyusun kesepakatan dasar berkaitan dengan perubahan
Undang-Undang Dasar 1945, yaitu
a. Tidak mengubah Undang-Undang Dasar 1945
b. Tetap mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia
c Mempertegas sistem pemerintahan Presidensial dPenjelasan Undang-Undang Dasar
1945 ditiadakan serta hal-hal normatif dalam penjelasan dimasukkan ke dalam pasal-
pasal e Perubahan dilakukan dengan cara (adendum) artinya perubahan Undang-Undang
Dasar 1945 dilakukan dengan tetap mempertahankan naskah asli Undang-Undang Dasar
1945 sebagaimana terdapat dalam Lembaran Negara Nomor 75 tahun 1959 hasil Dekrit
Presiden 5 Juli 1959 dan naskah perubahan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945
diletakkan melekat pada naskah asli. Perubahan Undang-Undang Dasar 1945 dilakukan
sebanyak 4 (empat) kali
BAB 6 : PEMERINTAH DAERAH
PENGANTAR
Tara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas dacrah-daerah Provinsi dan daerah
Provins di bagi atas Kabupaten dan Kota, yang tiap-tiap provinst, Kabupaten dan kota
itu mempunyai Pemerintahan Daerah yang diatur dengan Undang-Undang (pasal UD-
1945) Undang-undang yang dimaksud adalah undang-undang No. 22 Tahun 1999. yang
dian diganti dengan undang-undang No. 32 Tahun 2004 Kedua undangg undang ini
adala hera Reformasi. Untuk sekedar mengetahui mengapa undang-undang No. 22
Tahun 1999 waktu singkat diganti, penulis akan menguraikan kedua undang-undang
tersebut Dengan telah adanya reformasi sekarang, maka terjadilah perubahan di segala
bdan kehidupan dimara reformasi ini pelaksanaannya menyangkut tiga msalah pokok.
yaitu Reorientas Retungsionalisme Bestrukturisasi Apabila dihubungkan dengan
Pemerintah Daerah, maka dapat dijelaskan sebagai berikut: Rearientasi Sistem
Pemerintahan Daerah, dalam arti pada zaman Orde Baru meskipan kita themiliki juga
Pemerintahan Daerah, namun cenderung pemerintahan dilaksanakan secara Sentralitas
Dengan keluarnya UUNo. 22 Tahun 1999 merubah pemerintahan dilaksanakan secara
Desentralistis, dalam arti sehagian besar kewenangan yang ada diserahkan kepada
Dacrah Kewenangan yang tinggal pada Pemerintahan Pusat hanyalah beberapa
kewenangan arng hana berfungsi sebagai perekat bagi Negara Kesatuan, yaitu
kewenangan dibidang politik Luar Negeri, kewenangan dibidang pertahanan dan
keamanan

UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004


Daerah Otonom yaitu Daerah Provinsi, Daerah Kabupaten dan Daerah Kota. Karena itu
maka UU No. 22 Tahun 1999 kemudian dicabut oleh UU No. 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah, Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 1975. Menurut UU No.
32/2004, Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati atau Walikota dan perangkat
Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah (pasal 1 (3)). Selanjutnya
menurut padal 2 ayat (1): Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-
daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota yang masing-
masing mempunyai pemerintahan daerah. Pasal 3 ayat (1) menyebutkan bahwa
pemerintahan daerah adalah 1. Pemerintah daerah Provinsi yang terdiri atas pemerintah
daerah provinsi dan DPRD provinsi 2. Pemerintahan daerah kabupaten/kota yang terdiri
atas pemerintah daerah kabupaten/kota dan DPRD kabupaten/kota. Pasal 3 (1)
menyatakan bahwa pemerintah daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas
kepala daerah dan perangkat daerab Pemerintah daerah menyelenggarakan urusan
pemerintah yang oleb undang-undang ditentukan menjadi urusan Pemerintah (Pusat),
vaitu: 1. Politik luar negeri 2 Pertahanan 3. Keamanan 4. Yustisi 5. Moneter dan fiskal
nasional 6. Agama (Pasal 10 (3) Undang-undang No. 32 Tahun 2004) Setiap daerah.

2.3. Kelebihan buku


A. Buku utama
1. Materi di paparkan dengan jelas dan runtun
2. Gaya penyampaian nya juga mudah di pahami oleh mahasiswa

B. Buku pembanding pertama


1. Ada bagian yang menjelaskan bagaimana tata vcara pengerjaan tugas
KKNI
2. Melampirkan format-format tugas KKNI seperti CBR atau CJR, Yang
sangat membantu mahasiswa memahami cara mengerjakan tugas
dengan baik dan sesuai kaidah yang berlaku

C. Buku pembanding kedua


1.cakupan materi nya luas tapi di paparkan dengan jelas sehingga mudah
untuk di pahami
2. bahasa yang digunakan pun lugas, jelas dan tidak berbelit-belit
membuat pemahaman kita mengenai materi pun menjadi jelas
2.4. Kelemahan buku
A. Buku utama
1. Tidak melampirkan contoh kasus, padahal jika di barengi dengan
contoh kasus pasti kita bisa lebih mudah memahami nya.
2. Tidak terdapat contoh soal, atau latihan soal untuk pembaca.
B. Buku pembading pertama
1. Buku ini dalam pemaparan materi menurut saya masih kurang jelas
2. Buku ini belum memiliki ISBN.
3. Tidak melampirkan contoh kasus, padahal jika di barengi dengan
contoh kasus pasti kita bisa lebih mudah memahami nya.
4. Tidak terdapat contoh soal, atau latihan soal untuk pembaca.

C. Buku pembanding kedua


1. Tidak melampirkan contoh kasus, padahal jika di barengi dengan
contoh kasus pasti kita bisa lebih mudah memahami nya.
2. Tidak terdapat contoh soal, atau latihan soal untuk pembaca.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Buku utama sudah bagus menjadi buku pegangan pada mata kuliah pendidikan
pancasila karena pemaparan materi nya sudah jelas, dan akan lebih baik bila di
dampingi oleh buku pembanding pertama yang melampirkan panduan mengerjakan
tugas KKNI, Dan di barengi buku pembanding kedua sebagai pengayaan materi.

3.2. Saran
Alangkah baiknya bila buku ini membuat edisi revisi dan memperbaiki
kekurangan yang ada sehingga pembaca bisa lebih baijk lagi pemahaman nya mengenai
materi yang di sampaikan.
DAFTAR PUSTAKA
Halking.2018. Panduan pembelajaran berbasis pendekatan saintek dan enam macam
penugasan dalam mata kuliah pendidikan pancasila.Medan. UPT
MKWU UNIMED.
Winarno.2016. paradigma baru pendidikan pancasila. Jakarta. Bumi aksara.
Koesiyo, poerwanto. Pendidikan pancasila. Yogyakarta. Graha ilmu.

Anda mungkin juga menyukai