PENDIDIKAN PANCASILA
DISUSUN OLEH
JURUSAN MANEJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Yang telah
melimpahkan rahmat-Nya, karena berkat karunia-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas CBR ini. Tentu banyak hambatan dan kendala yang saya hadapi
dalam penyusunan Tugas ini. Namun, berkat bantuan semua pihak, dan petunjuk dosen
bidang studi, akhirnya saya dapat menyelesaikan tugas CBR mata kuliah pendidikan
pancasila.
Adapun tugas ini telah saya usahakan semaksimal mungkin dengan bantuan dari
banyak pihak tentunya. Terima kasih yang mendalam saya ucapkan kepada seluruh
pihak yang telah mendukung sehingga selesainya tugas CBR ini. Dosen bidang
studi,teman-teman, kedua orang tua saya yang telah banyak memberikan bantuan moril
dan material dalam penyelesaian tugas ini.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati, saya mempersembahkan tugas ini.
Semoga dapat memberikan hasil yang bermanfaat bagi seluruh kalangan. Serta kritik
dan saran senantiasa saya harapkan dari pembaca sebagai bahan perbandingan dalam
pengembangan tugas saya selanjutnya.
penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Rasionalisasi Pentingnya CBR
Dalam pembuatan cbr ini sangant penting untuk mahasiswa karena melalui ini
mahasiswa dapat mengetahui lagi buku mana yang paling bagus untuk dipelajari. Dalam
pembutan cbr ini kita juga sudah terlatih untuk membuat susatu laporan isi buku dan
kita juga terlatih untuk membaca buku sehingga pemahanan kita lebih luas dan lebih
banyak. Maka kita akan terlatih dalam membaca dan membuat laporan bacaan untuk
kedepanya, maka pembutan cbr ini sagat sangat penting untuk kita karena dari cbr
tersebut pemahana kita semakin luas.
Jika di perhatikan dengan benar maka pancasila terdiri atas dua fundamen . yaitu
pertama fundamen moral, yaitu ketuhanan yang maha esa dan fundamen politik yaitu
perikemanusiaan, persatuan indonesia, demokrasi, dan keadilan sosial
Etik ini bertolak dari rasa kemanusiaan yang mendalam dengan menampilkan kembali
sikap jujur, saling peduli, saling memahami, saling menghargai, saling mencintai, dan
saling menolong di antara sesama manusia dn warga bangsa.
Etika ini dimaksudkan untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih, efisien , efektif,
serta menumbuhkan suasana politik yang demokratis yang bercirikan keterbukaan, rasa
bertanggung jawab, tanggap akan aspirasi rakyat, menghargai perbedaan dan jujur.
Etika ini dimaksud agar prinsip dan perilaku ekonomi, dapat melahirkan kondisi dan
realitas ekonomi yang bercirikan persingan yang jujur dan berkeadilan.
5. Etika keilmuan
6. Etika lingkungan
A. Pengertian etika
Etika adalah suatu ilmu yang membahas tentang bagaimana kita dan mengapa
kita mengikuti suatu ajaran moral tertentu, atau bagaimana kita harus mengambil sikap
yang bertanggung jawab berhadapan dengan berbagai ajaran moral.
Etika merupakan cabang falsafah dan sekaligus merupakan suatu cabang dari ilmu-ilmu
kemanusiaan (humaniora). Sebagai cabang falsafah, etika membahas sistem-sistem
pemikiran yang mendasar tentang ajaran dan pandangan moral. Etika sebagai ilmu
dibagi dua yaitu :
1. Etika umum, membahas prinsip-prinsip umum yang berlaku bagi setiap tindakan
manusia. Tetapi pada prinsipnya etika umum membicarakan asas-asas dari tindakan dan
perbuatan manusia, serta sistem nilai apa yang terkandung di dalamnya.
2. Etika khusus, dibagi menjadi dua yaitu etika individual dan etika sosial.
a. Etika indvidual, membahas kewajiban manusia terhadap dirinya sendiri dan dengan
kepercayaan agama yang dianutnya serta panggilan nuraninya, kewajibannya dan
tanggung jawabnya terhadap Tuhannya.
Sistem etika bagi profesional dirumuskan secara konkret dalam suatu kode etik profesi
yang secara harafiah berarti etika yang di tulis. Kode etik ibarat kompas yang
menunjukkan arah bagi suatu profesi dan menjamin mutu moral profesi tersebut.
D. Pengamalan subjektif terhadap nora etik
Ilmu (atau ilmu pengetahuan) adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki,
menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan
dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang
pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan
kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya. Ilmu bukan sekadar pengetahuan
(knowledge), tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang
disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui
dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena
manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya (Surajiyo.
2010).
Berdasar sejarah pemikiran yang ada, kaitan pancasila dengan ilmu pengetahuan
memang sudah sejak awal sudah di wacanakan secara akademik. Dewasa ini,
pemikiran tentang pancasila dengan ilmu pengetahuan di tunjukkan dengan adanya
simposium dan sarasehan nasional.
Karena pengembangan ilmu dan teknologi hasilnya selalu bermuara pada kehidupan
manusia maka perlu mempertimbangan strategi atau cara-cara, taktik yang tepat, baik
dan benar agar pengembangan ilmu dan teknologi memberi manfaat mensejahterakan
dan memartabatkan manusia.
Dalam mempertimbangkan sebuah strategi secara imperatif kita meletakkan Pancasila
sebagai dasar nilai pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia.
Pengertian dasar nilai menggambarkan Pancasila suatu sumber orientasi dan arah
pengembangan ilmu. Dalam konteks Pancasila sebagai dasar nilai mengandung dimensi
ontologis, epistemologis dan aksiologis. Dimensi ontologis berarti ilmu pengetahuan
sebagai upaya manusia untuk mencari kebenaran yang tidak mengenal titik henti, atau
”an unfinished journey”. Ilmu tampil dalam fenomenanya sebagai masyarakat, proses
dan produk. Dimensi epistemologis, nilai-nilai Pancasila dijadikan pisau analisis/metode
berfikir dan tolok ukur kebenaran. Dimensi aksiologis, mengandung nilai-nilai imperatif
dalam mengembangkan ilmu adalah sila-sila Pancasila sebagai satu keutuhan. Untuk itu
ilmuwan dituntut memahami Pancasila secara utuh, mendasar, dan kritis, maka
diperlukan suatu situasi kondusif baik struktural maupun kultural.
C. Pancasila sebagai paradigma ilmu pengetahuan di indonesia
Selain memiliki kekayaan alam yang menakjubkan, Indonesia juga sangat kaya
akan suku bangsa, budaya, agama, bahasa, ras dan etnis golongan. Sebagai akibat
keanekaragaman tersebut Indonesia mengandung potensi kerawanan yang sangat
tinggi pula, hal tersebut merupakan faktor yang berpengaruh terhadap potensi
timbulnya konflik sosial. Kemajemukan bangsa Indonesia memiliki tingkat
kepekaan yang tinggi dan dapat menimbulkan konflik etnis kultural. Arus
globalisasi yang mengandung berbagai nilai dan budaya dapat melahirkan sikap pro
dan kontra warga masyarakat yang menyebabkan konflik tata nilai.
Bentuk ancaman terhadap kedaulatan negara yang terjadi saat ini menjadi bersifat
multi dimensional yang berasal dari dalam negeri maupun dari luar negeri, hal ini
seiring dengan perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, informasi
dan komunikasi. Serta sarana dan prasarana pendukung didalam pengamanan
bentuk ancaman yang bersifat multi dimensional yang bersumber dari
permasalahan ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya.
B. Buku pembanding pertama
BAB 1: Pendahuluan
A. Latar belakang
Gerakan untuk merevitalisasi pancasila saat ini semakin menunjukkan gejala yang
menggembirakan. Forum-forum ilmiah di berbagai tempat telah diselenggarakan baik
oleh masyarakat umum maupun kalangan akademisi. Tidak terkecuali lembaga negara
yaitu MPR mencanangkan empat pilar berbangsa.
B. Landasan dan dasar-dasar pendidikan pancasila
1. Dasar filosofis
Pembahasan di dalam Pancasila berwujud dan bersifat filosofis secara praktis nilai-nilai
tersebut berupa pandangan hidup (filsafat hidup) berbangsa. Mempengaruhi alam
pikiran manusia berupa filsafat hidup, filsafat negara, etika, logika dan sebagainya,
sehingga memberikan watak (kepribadian dan identitas) bangsa. Berdasarkan filosofis
dan objektif, nilai-nilai yang tertuang pada sila-sila Pancasila merupakan Filosofi
bangsa Indonesia sebelum mendirikan Negara Republik Indonesia. Pancasila yang
merupakan filsafat Negara harus menjadi sumber bagi segala tindakan para
penyelenggara Negara, menjadi jiwa dari perundang-undangan yang berlaku bagi
kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh sebab itu dalam menghadapi tantangan
kehidupan bangsa yang memasuki globalisasi, bangsa Indonesia harus tetap mempunyai
nilai-nilai, yaitu Pancasila sebagai sumber nilai dalam pelaksanaan kenegaraan yang
menjiwai pembangunan nasional dalam bidang politik, ekonomi, social-budaya dan
pertahanan serta keamanan.
2. Dasar sosiologis
Pancasila merupakan salah satu pencerminan budaya bangsa, sehingga harus diwariskan
kegenerasi penerus. Secara kultural unsur-unsur pancasila terdapat pada adat istiadat,
tulisan, bahasa, slogan, kesenian, kepercayaan, agama, dan kebudayaan pada negara
Indonesia secara umum.
Pandangan hidup pada suatu bangsa adalah sesuatu hal yang tidak dapat dipisahkan
dengan kehidupan bangsa itu sendiri. Suatu bangsa yang tidak mempunyai pandangan
hidup adalah bangsa yang tidak mempunyai kepribadian dan jati diri sehingga bangsa
itu mudah terombang ambing dari pengaruh yang berkembang dari luar negerinya.
3. Dasar yudiris
Pancasila secara yuridis konstitusional telah secara formal menjadi dasar negara sejak
dituangkannya rumusan Pancasila dalam pembukaan UUD 1945. Didalam UU No. 2 Th
1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional digunakan sebagai dasar penyelenggaraan
pendidikan tinggi, Pasal 39 ayat (2) menyebutkan bahwa isi kurikulum pada setiap
jenis, jalur dan jenjang pendidikan wajib memuat Pendidikan Pancasila, Pendidikan
Agama, dan Pendidikan Kewarganegaraan → Kurikulum Bersifat Nasioanal.
Hal itu sangat penting karena menyangkut kesamaan pemahaman, pandangan, dan gerak
langkah untuk mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran seluruh rakyat Indonesia.
Pembangunan karakter bangsa yang sudah diupayakan dengan berbagai bentuk, hingga
saat ini belum terlaksana dengan optimal.
Semua itu menegaskan bahwa terjadi ketidakpastian jati diri dan karakter bangsa yang
bermuara pada (1) disorientasi dan belum dihayatinya nilai-nilai Pancasila sebagai
filosofi dan ideologi bangsa, (2) keterbatasan perangkat kebijakan terpadu dalam
mewujudkan nilai-nilai esensi Pancasila, (3) bergesernya nilai etika dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara, (4) memudarnya kesadaran terhadap nilai-nilai budaya
bangsa, (5) ancaman disintegrasi bangsa, dan (6) melemahnya kemandirian bangsa.
C. MENGASOSIASIKAN/MENGOLAH INFORMASI
Kegiatan belajar yang dilakukan dalam proses mengasosiasi /mengolah informasi
adalah: a. Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan, baik terbatas dari hasil
kegiatanmengumpulkan informasi, eksperimenmau pun hasil dari kegiatan mengamati
b. Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan
D. MENGKOMUNIKASIKAN
Kegiatan belajar mengkomunikasikan adalah menyampaikan hasil pengamatan,
kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau tahapan lainnya
Kompetesi yang media dikembangkan dalam mengkomunikasikan adalah
mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis,
mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, serta mengembangkan kemampuan
berbahasa yang baik dan benar
BAB 4: bermain peran sebagai salah satu mode pembelajaran dalam pendekatan saintifi
dalam pembelajaran mata kuliah pendidikan pancasila
disampaikan skenario sidang BPUPK, sidang 1 sampai dengan idang ke-J. dan PPKI
sidang I sampai dengan sidang ke.a Mahasiwa dipersilahlan untuk memili skenario
sidang BPUPK atau sideng PPKI kmmudian memilih sidang ke berapa atau gabungan
beberapa sidang. Referensi utama yang digunakan adalah Risalah Sidang Badan
Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan 22 Berikut
ini Panitia Persiapan Kemerdckaan Indonesia (PPKI) 28 Mei 1945 Agustus 1945 oleh
Tim Penyunting Safroedin Bahar, dkk., yang diterbitkan oleh Sekretariat Negara
Repu7blik Indonesia, Jakarta, 1995; dan Lahirnya Undang-Undnag Dasar 1945:
Memuat Salinan Dokumen Otentik Badan Oentoek Menyelidiki Oesaha-Oesaha
Persiapan Kemerdekaan (Edisi Revisi) oleh RM. AB Kusuma, diterbitkcan Badan
Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia, tahun 2009. A. SKENARIO SIDANG
BPUPK (BADAN PENYIDIK USAHA PERSIAPAN KEMERDEKAAN) Sidang
Pertama Rapat Besar tanggal 29 Mei 1945 Acara : Pembicaraan tentang Dasar Negara
Indonesia Ketua Dr.K.R.T Radjiman Wedyodiningrat/R.P.Soeroso (Sidang Pembukaan
Olch Ketua) Anggota MUH.YAMIN
A. PERMULAAN
Tuan Ketua yang Mulia, Rapat yang terhormat Angkat bicara dalam rapat Panitia
Penyelidikan Indonesia Merdeka ini memberi ingatan kepada kita, bahwa kewajiban
yang terpikul di atas kepala dan kedua belah bahu kita, ialah suatu kewajiban yang
sangat teristimewa Kewajiban untuk ikut meyelidiki bahan-bahan yang akan menjadi
dasar dan susunan negara yang akan terbentuk dalam suasana kemerdekaan. Peri
Kebangsaan Tuan Ketua, sekarang sampailah waktu saya akan membicarakan negara
kebangsaan Indonesia. Adapun keinginan" Indonesia Merdeka sekarang" memang pada
waktu ini mendesak menjadi umum dan semboyan itu di pangku oleh segala lapisan,di
sini keras, di sana mulai meresap. Tetapi juga jikalau sekiranya pelaksanaan Indonesia
Merdeka itu kini juga, tidak nant melainkan saat ini juga harus dilakukan, maka di
antara semboyan dengan berjalannya Negara Indonesia itu adalah tiga usaha yang tidak
boleh tidak harus dilakukan, Pertama ialah pekerjaan kita anggota panitia
mengumpulkan segala bahan-bahan untuk pembentukan negara, kedua pengurus
Undang- Undang Dasar negara yang menyusun bahan pilihan itu dan ketiga
menjalankan isi hukum dasar negara itu di dalam negara yang lalu terbentuk.
PERMULAAN Tuan Ketua yang Mulia, Rapat yang terhormat Angkat bicara dalam
rapat Panitia Penyelidikan Indonesia Merdeka ini memberi ingatan kepada kita, bahwa
kewajiban yang terpikul di atas kepala dan kedua belah bahu kita, ialah suatu kewajiban
yang sangat teristimewa Kewajiban untuk ikut meyelidiki bahan-bahan yang akan
menjadi dasar dan susunan negara yang akan terbentuk dalam suasana kemerdekaan.
Peri Kebangsaan Tuan Ketua, sekarang sampailah waktu saya akan membicarakan
negara kebangsaan Indonesia. Adapun keinginan" Indonesia Merdeka sekarang"
memang pada waktu ini mendesak menjadi umum dan semboyan itu di pangku oleh
segala lapisan,di sini keras, di sana mulai meresap. Tetapi juga jikalau sekiranya
pelaksanaan Indonesia Merdeka itu kini juga, tidak nant melainkan saat ini juga harus
dilakukan, maka di antara semboyan dengan berjalannya Negara Indonesia itu adalah
tiga usaha yang tidak boleh tidak harus dilakukan, Pertama ialah pekerjaan kita anggota
panitia mengumpulkan segala bahan-bahan untuk pembentukan negara, kedua pengurus
Undang- Undang Dasar negara yang menyusun bahan pilihan itu dan ketiga
menjalankan isi hukum dasar negara itu di dalam negara yang lalu terbentuk.
C.Ringkasan buku pembanding kedua
BAB 1: pendahuluan
NAMA PANCASILA
Bagi bangsa Indonesia istilah Pancasila telah lama dikenal, yaitu sejak masuknya
Agama Badha ke Indonesia. Karena di kalangan pemeluik Agama Budha dikenal
adanya pembagan golongan dari para pengikutnya, yaitu: Golongan kaum preman, yaitu
pemeluk biasa yang disebut Upasaka bagi pemeluk laki-laki dan Upasika bagi pemeluk
wanita 1. Golongan kaum pendeta, yaitu mereka yang ahli di bidang agama Budha dan
disebut Bhiksu bagi pendeta laki-laki dan Bhiksuni bagi pendeta wanita.
Bagi kaum preman, dikenakan aturan tingkah laku yang sering dinamakan larangan
yang jumlahnya ada lima dan dinamakan Pancasila yaitu:
1. Menghindari Pembunuhan
2. Menghindari Pencurian
3. Menghindari Perzinahan,
4. Menghindari Kebohongan,
5. Menghindari makan dan minum yang memabukkan.
Sedangkan bagi para pendeta, di samping terkena lima larangan yang disebut Pancasila
ditambah dengan lima larangan lagi, sehingga jumlahnya menjadi sepuluh dan
dinamakan Dasasila. Adapun lima tambahan larangan bagi para pendeta tersebut ialah
1Menghindari makanan yang berlebihan 2. Menghindari hidup mewah
Pada pertengahan tahun 1944, situasi peperangan mulai berubah, karena Jepang
mendapat tekanan dan kekalahan di mania-mana dari tentara Sekutu. Maka untuk
mengambil hati rakyat Indonesia,Jepang pada tanggal 17September 1944 menjanjikan
kemerdekaan kelak di kemudian hari, dan sebagai realisasinya maka pada tanggal 29
April 1945 yang bertepatan dengan hari ulang tahun Kaisar Jepang Tenno Heika,
diumumkan tentang terbentuknya suatu badan yang bernama Dokuritsu Zyumbi
Tjosakai atau Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPK), badan
ini beranggotakan 63 orang yang terdiri dari 62 orang Indonesia dan seorang Jepang,
TEMPAT PANCASILA
1. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, alinea ke IV
maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam Aatu Undang-Undang
Dasar Negara Indonesia yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia
yang berkedaulatan.rakyat dengan berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa,
Kemanusiaan yang adil dan beradab, Fersatuan Indonesia dan Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, serta dengan
mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Mukadimah
Konstitusi Republik Indonesia Serikat Tahun 1949, alinea ke III: 2 maka demi ini kami
menyusun kemerdekaan kami itu dalam suatu piagam negara yang berbentuk Republik
Federasi, berdasarkan pengakuan Ketuhanan Yang Maha Esa, Peri Kemanusiaan
Kebangsaan, Kerakyatan dan Keadilan Sosial.. Mukadimah Undang-Undang Dasar
Sementara Tahun 1950, alinea ke VI 3 ..maka demi ini kami menyusun
kemerdekaankami itu dalam suatu piagam negara yang berbentuk Republik Indonesia,
berdasarkan pengakuan Ketuhanan Yang Maha Esa, Peri Kemanusiaan, Kebangsaan,
Kerakyatan dan Keadilan Sosial. Sebagai akibat Dekrit Presiden Soekarno tanggal 5 Juli
1959, dan dihubungkan dengan Instruksi Presiden Soeharto, No. 12 Tahun 1968, maka
Pancasila yang resmi ialah seperti yang tertulis dalam Pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945, Rumus yang lain dari itu adalah tidak sah dan dapat mengakibatkan
kekacauan rumus Pancasila Rumusan Pancasila
RUMUSAN PANCASILA
1. Rumus dari Mr. Muh. Yamin yang dikemukakan beliau t A 29 Mei 1945 di muka
sidang BPUPK mengenai "Asas dan Dasare Kebangsaan Repulblik Indonesia" 1) Peri
Kebangsaan 2) Feri Kemanusiaan 3) Per Ketuhanan 4) Peri Kerakyatan 5) Kesjahteraan
Rakyat Kelima materi ini tidak diberi nama, dan pidato ini telah dipersiapkan 2 Rumus
dari Prof Dr. Mr. Soepomo yang dikemukakan beliau pada tanggal 31 Mei 1945 dimuka
sidang BPUPK mengenai Dasar Negara lebih dahulu secara tertulis Indonesia Merdeka.
1) Persatuan 2) Kekeluargaan 3) Keseimbangan lahir dan batin 4) Musyawarah 5)
Keadilan Rakyat Kelima materi itu tidak diberi nama dan pidato ini juga telah dipersiap-
kan secara tertulis 3 Rumus dari Ir. Sockarno, yang dikemukakan beliau di muka sidane
BPUPK tanggal 1 Juni 1945 dengan judul Dasar Indonesia Merdeka. 1) Kebangsaan
Indonesia 2) Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan 3) Mufakat atau Demokrasi 4)
Kesejahteraan Sosial 5) Ketuhanan Yang Maha Esa aterii ri ini diberi nama oleh beliau
"Pancasila" dan merupakan Kelima Pidato yang tidak dipersiapkan secara tertulis,
melainkan secara spontan lisan selama satu jam dengan dengan pidato yang menarik. 4
Rumus dari "Piagam Jakarta" tanggal 22 Juni 1945, sebagai hasil karya panitia
Sembilan 1) Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya 2) Kemanusiaan yang adil dan beradab 3) Persatuan Indonesia4)
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan. 5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia SRumus
dari "Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yang disahkan PPKI tanggal 18 Agustus
1945 1) Ketuhanan Yang Maha Esa 2) Kemanusiaan yang adil dan beradab 3) Persatuan
Indonesia 4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan 5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia 6Rumus
dari "Mukadimah Kanstitusi Republik Indonesia Serikat 1949" dan rumusan dari
"Mukadimah Undang-Undang Sementara 1950 1) Ketuhanan Yang Maha Esa 2) Peri
Kemanusiaan 3) Kebangsaan 4) Kerakyatan 5) Keadilan Sosial
BAB 3 PANCASILA
ISI PANCASILA
Pancasila apabila dirumuskan secara ilmiah dapat digolongkan dalam beberapa tingkat
pengertian, yaitu Pancasila sebagai dasar falsafah Negara yang mutlak dan obyektif
pada kelangsungan hidup negara, yang dengan jalan hukum tak dapat diubah
mempunyai pengertian yang umum abstrak atau umum universal. b. Pancasila dalam
bentuknya sebagai pedoman penyelenggaraan Negara, bersifat pengertian umum
kolektif. c Pancasila dalam bentuknya sebagai politik negara, bersifat pengertian yang
khusus konkrit." Isi Pancasila yang umum abstrak hanya terlukis dalam pikiran atau
angan-angan, oleh karena Pancsila merupakan cita-cita bangsa yang merupakan dasar
falsafah negara. Oleh karena itu dasar falsafah tersebut merupakan sumber pokok segala
sifat dan keadaan di dalam masyarakat bangsa dan negara. Atau menurut Ketetapan
MPR No. XX/MPRS 1966 Pancasila merupakan sumber daripada segala sumber
hukum. Isi Pancasila yang umum kolektif merupakan pelaksanaan Pancasila dasar
falsafah negara, yang diterapkan dalam lingkungan kehidupan yang nyata yang berlaku
secara umum kolektif Di sini Majelis Permusyawaratan Rakyat sebagai Lembaga
Negara Tertinggi menetapkan pedoman pedoman tentang pelaksanaan Pancasila dalam
pengertian kolektif
FILSAFAT PANCASILA
mempelajari Yang menjadi pertanyaan lalah, apakah Pancasila itu merupakan filsafat
atau bukan? Ada yang menyatakan, bahwa Pancasila adalah merupakan filsafat karena
telah memendi segala persyaratan wbagai uatu filaafat. Dan ada pula yang
meragukannya, sehingga menyatakan bahwa Pancasila adalah hanya merupakan lima
kalimat yang baik lepas tidak ada hubungan satu dengan yang lain Prof Dr. Arfin
Abdurachman, memyatakan hahwa Pancala telah memenuhi syarat untuk disebut
sebagai filsafat, yaihu dengan telah menjawab 3 (tga) pertanyaan sebagai berikut &Apa
sebab musababrya (purua) dari adanya Pancasila? Sebab musabalnya ada Pancasda talah
karena adanya kegiatan pemikiran manusia pada suatu waktu untuk mempersatukan
bangsa dalam membicarakan pensoalan-persoalan yang menjadi dasar negars bApa
hakdkat (madya) Pancasila? Hakekat dari Pancasila ialah seduruh sila-sila dari pada
Pancasila yang satu sama lain berhubung hubungan dan tidak dapat dipisabkan CApa an
akhir (usna) dari Pancasila? Tujuan terakhir daripada Pancasila ialah kebahagiaan hidup
lahiriah dan batiniah, yaitu kebahagiaan lahir kecukupan kebutuhan material dan
kebahagiaan batin cukup dan terpenuhinya kebutuhan
PENGANTAR
Dalam sejarah ketatanegaraan Indonesia telah terjadi beberapa pergantian pemerintahan,
yaitu dari Orde Lama ke Orde Baru, dari Orde Baru ke era reformast. Namun ternyata
setiap pergantian pemerintahan selalu diwamai dengan pertumpahan darah serta
penghujatan yang menyatakan bahwa pemerintahan terdahulu melanggar hak asasi
manusia.
PERUBAHAN UNDANG-UNDANG
Amandemen Undang-Undang Dasar 1945 b. Penghapusan Dwi Fungsi ABRI c.
Penegakkan supremasi hukum, penghormatan Hak Asasi Manusia (HAM), dan
pemberantasan korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) d. Desentralisasi dan hubungan
yang adil antara Pusat dan Daerah (Otonomi Daerah) e Mewujudkan kebebasan Pers f
Mewujudkan kehidupan demokrasi 87 Dalam proses perubahan Undang-Undang Dasar
1945 Panitia Ad-Hoc I telah menyusun kesepakatan dasar berkaitan dengan perubahan
Undang-Undang Dasar 1945, yaitu
a. Tidak mengubah Undang-Undang Dasar 1945
b. Tetap mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia
c Mempertegas sistem pemerintahan Presidensial dPenjelasan Undang-Undang Dasar
1945 ditiadakan serta hal-hal normatif dalam penjelasan dimasukkan ke dalam pasal-
pasal e Perubahan dilakukan dengan cara (adendum) artinya perubahan Undang-Undang
Dasar 1945 dilakukan dengan tetap mempertahankan naskah asli Undang-Undang Dasar
1945 sebagaimana terdapat dalam Lembaran Negara Nomor 75 tahun 1959 hasil Dekrit
Presiden 5 Juli 1959 dan naskah perubahan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945
diletakkan melekat pada naskah asli. Perubahan Undang-Undang Dasar 1945 dilakukan
sebanyak 4 (empat) kali
BAB 6 : PEMERINTAH DAERAH
PENGANTAR
Tara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas dacrah-daerah Provinsi dan daerah
Provins di bagi atas Kabupaten dan Kota, yang tiap-tiap provinst, Kabupaten dan kota
itu mempunyai Pemerintahan Daerah yang diatur dengan Undang-Undang (pasal UD-
1945) Undang-undang yang dimaksud adalah undang-undang No. 22 Tahun 1999. yang
dian diganti dengan undang-undang No. 32 Tahun 2004 Kedua undangg undang ini
adala hera Reformasi. Untuk sekedar mengetahui mengapa undang-undang No. 22
Tahun 1999 waktu singkat diganti, penulis akan menguraikan kedua undang-undang
tersebut Dengan telah adanya reformasi sekarang, maka terjadilah perubahan di segala
bdan kehidupan dimara reformasi ini pelaksanaannya menyangkut tiga msalah pokok.
yaitu Reorientas Retungsionalisme Bestrukturisasi Apabila dihubungkan dengan
Pemerintah Daerah, maka dapat dijelaskan sebagai berikut: Rearientasi Sistem
Pemerintahan Daerah, dalam arti pada zaman Orde Baru meskipan kita themiliki juga
Pemerintahan Daerah, namun cenderung pemerintahan dilaksanakan secara Sentralitas
Dengan keluarnya UUNo. 22 Tahun 1999 merubah pemerintahan dilaksanakan secara
Desentralistis, dalam arti sehagian besar kewenangan yang ada diserahkan kepada
Dacrah Kewenangan yang tinggal pada Pemerintahan Pusat hanyalah beberapa
kewenangan arng hana berfungsi sebagai perekat bagi Negara Kesatuan, yaitu
kewenangan dibidang politik Luar Negeri, kewenangan dibidang pertahanan dan
keamanan
3.2. Saran
Alangkah baiknya bila buku ini membuat edisi revisi dan memperbaiki
kekurangan yang ada sehingga pembaca bisa lebih baijk lagi pemahaman nya mengenai
materi yang di sampaikan.
DAFTAR PUSTAKA
Halking.2018. Panduan pembelajaran berbasis pendekatan saintek dan enam macam
penugasan dalam mata kuliah pendidikan pancasila.Medan. UPT
MKWU UNIMED.
Winarno.2016. paradigma baru pendidikan pancasila. Jakarta. Bumi aksara.
Koesiyo, poerwanto. Pendidikan pancasila. Yogyakarta. Graha ilmu.