Anda di halaman 1dari 17

CRITICAL JOURNAL REVIEW

Konsep Dasar PKn

NAMA MAHASISWA : SANTI SILAEN


NIM : 1223111050
DOSEN PENGAMPUH : Dr. Surya Dharma, S.Pd., M.Pd
MATA KULIAH : Konsep Dasar PKn

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023
Kata Pengantar

Segala ucapan syukur dan terimakasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat serta rahmatnya, saya
mampu menyelesaikan Critical Book Review dengan tujuan memenuhi tugas mata kuliah Konsep Dasar
Pendidikan Kewarganegaraan. Tidak lupa juga saya berterima kasih kepada dosen pengampuh mata kuliah
ini, karena memberikan tugas ini, setelah menyelesaikan tugas ini saya memahami penyusunan Critical
Book Review. Untuk itu saya berharap Critical Book Review ini dapat berguna untuk pembaca dalam
mencari referensi buku yang sesuai dengan yang dibutuhkan.
Saya berharap setelah membaca Critical Book Review ini adanya kritik maupun saran yang membangun
dari para pembaca untuk perbaikan penyusunan tugas ini kedepannya, untuk itu saya ucapkan sekian dan
terimakasih.

Medan, 7 Maret 2023

Santi Silaen
Daftar isi
Kata Pengantar .............................................................................................................................................. 2
BAB I ............................................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN .................................................................................................................................... 4
A. RASIONALISASI PENTINGNYA CBR ..................................................................................... 4
B. TUJUAN PENULISAN CBR ....................................................................................................... 4
C. MANFAAT CBR .......................................................................................................................... 4
BAB II........................................................................................................................................................... 5
IDENTITAS BUKU ................................................................................................................................. 5
A. BUKU UTAMA............................................................................................................................ 5
B. BUKU PEMBANDING ................................................................................................................ 5
PEMBAHASAN BAB.................................................................................................................................... 7
BAB III ....................................................................................................................................................... 17
PENUTUP .............................................................................................................................................. 17
Kesimpulan ........................................................................................................................................ 17
Penutup .............................................................................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................ 17
BAB I
PENDAHULUAN

A. RASIONALISASI PENTINGNYA CBR


Sebagai seorang mahasiswa kita tentu saja bisa kesulitan dalam menemukan buku
yang dapat mempermudah proses belajar, salah satunya juga mengenai materi
pendidikan kewarganegaraan. Maka dari itu, pentingnya membuat Critical Book
Review adalah agar memudahkan pembaca dalam memilah buku yang efisien untuk
dipelajari. Dari sini jugalah penyusun dapat membandingkan buku yang akan
dikritisi guna mempertajam kepekaan terhadap isi buku.

B. TUJUAN PENULISAN CBR


Adapun tujuan dari CBR (Critical Book Review) adalah sebagai berikut
1. Memenuhi tugas individu yang diberikan oleh dosen pengampuh mata kuliah.
2. Mengkaji dan mengkritis buku sekaligus.
3. Melatih untuk berpikir kritis dalam mencari informasi yang diberikan dari
sebuah buku.

C. MANFAAT CBR
Adapun manfaat dalam critical book Review ini yaitu:
1. Mahasiswa mengetahui dan memahami isi buku;
2. Mahasiwa memperoleh ilmu dan pengetahuan yang lebih efisien;
3. Mengetahui akan keunggulan dan kelemahan sebuah buku dibandingkan
dengan buku pembanding; dan
4. Menumbuhkan kekreativan dan berpikir kritis dalam menelaah sebuah buku.
BAB II
IDENTITAS BUKU

A. BUKU UTAMA
Judul Buku : Konsep dasar pendidikan kewarganegaraan
disekolah dasar. (konteks, teori dan pendidikan
karakter)
Edisi : Cetakan ke-4
Penulis : 1. Apiek Gandamana, S.Pd., M. Pd
2. Feriyansyah, S.Pd., M.Pd.
3. Dra. Masta Ginting, M.Pd.
4. Waliyul M Siregar, S.Pd., M.Pd.
5. Dr. Surya Dharma, M.Pd.
6. Hodriani, S.Sos, M.AP., M.Pd
7. Oksari Anastsya Sihaloho, S.Pd., M.Pd.
Penerbit : CV. Obelia Publisher
ISBN : 978-602-5951-71-8
Tahun Terbit : Februari 2023
Jumlah Halaman : VI + 162 halaman
Editor : Diah Eka Sari, S.Pd., M.Pd
Jumlah bab materi : 9 BAB

B. BUKU PEMBANDING
Judul Buku : Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi
Edisi : Revisi cetakan ke-4
Penulis : Dr. Osberth Sinaga,M.Si.
Apiek Gandamana, S.Pd., M. Pd
Tim Dosen Pendidikan Kewarganegaraan
Penerbit : CV. Harapan Cerdas
ISBN : 978-602-5799-42-6
Tahun Terbit : Agustus 2022
Jumlah Halaman : VI + 176 halaman
Editor : Osbeeth Sinaga
Jumlah bab materi : 9 BAB
Ukuran buku : 17,8 x 25,5 cm
BAB III
PEMBAHASAN BAB
CRITICAL JOURNAL REVIEW
Konsep Dasar PKn

NAMA MAHASISWA : SANTI SILAEN


NIM : 1223111050
DOSEN PENGAMPUH : Dr. Surya Dharma, S.Pd., M.Pd
MATA KULIAH : Konsep Dasar PKn

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023
BAB V NEGARA DAN KONSTITUSI

BUKU UTAMA

Buku induk yang saya review menjelaskan tentang konsep negara, unsur terbentuknya negara, sifat-sifat
negara, tujuan dan fungsi negara, pengertian konstitusi,tujuan dan fungsi konstitusi, UUD 1945 sebagai
konstitusi indonesia dan amandemen UUD 1945.
Membahas tentang konsep negara, buku ini menyatakan beberapa sudut pandang beberapa ahli diantaranya:
1. Rogern H. Soltau “ bahwa negara adalah alat (agency) atau wewenang (authority) yang mengatur
atau mengendalikan persoalan-persoalan bersama atas nama masyarakat.
2. Harold J. Lasky “ Negara adalah suatu masyarakat yang diintegrasikan karena mempunyai
wewenang yang bersifat memaksa dan secara sah lebih agung daripada individu atau kelompok
yang merupakan bagian dari masyakarat itu. Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang
hidup dan bekerja sama. Masyarakat merupakan suatu negara manakala cara hidup yang harus
ditaati baik oleh individu maupun kelompok-kelompok, ditentukan suatu wewenang yang bersifat
memaksa dan mengikat.(Lasky,1947:8-9).
3. Logeman (sapriya dkk, 2013: 27-28) menuturkan bahwa negara adalah suatu organisasi kekuasaan
yang dapat mengatur masyarakat dengan alat-alat perlengakapannya sekalipun dengan
menggunakan paksaan.
4. Prof. Dr. Soenarko (Sapriya dkk 2013:28) kekuasaan yang dapat dipaksakan sebagai kedaulatan
hanya dimiliki oleh negara. Karena dengan kekuasaanlah negara dapat memaksakan kehendaknya
terhadap siapa saja yang aad di wilayah kedaulatannya.
5. Miriam Budiardjo menuturkan bahwa negara adalah suatu daerah territorial yang rakyatnya
diperintah (govermed) oleh sejumlah pejabat dan berhasil menuntut dari warga negaranya ketaatan
pada peraturan perundang-undangannya melalui penguasaan (kontrol) monopolistis dari
kekuasaan yang sah (Budiardjo,1985:40-41).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa negara adalah suatu organisasi tertinggi yang mempunyai
wewenang untuk mengatur bahwa dapat memaksa perihal yang menyangkut kepentingan orang banyak
serta mempunyai kewajiban-kewajiban untuk melindungi dan mensejahterakan masyarakatnya.
Selanjutnya buku ini membahas unsur-unsur terbentuknya negara. Secara teoritis,menurut konvensi
Montevideo, suatu negara harus mempunya unsur-unsur terbentuknya negara.
Unsur konstitutif terdiri atas adanya wilayah atau daerah kekuasaan mencakup daratan,perairan, dan udara
untuk pemerintah menyelenggarakan pemerintahannya, kemudian terdapat rakyat yang bertempat tinggal
diwilayah yang dikatakan negara, serta pemerintah yang berdaulat atau memiliki kekuasaan
menyelenggarakan pemerintahan dan mengendalikan usaha pertahanan negara.

Unsur deklaratif yaitu unsur yang sifatnya menyatakan, bukan mutlak harus dipenuhi. Unsur ini terdiri atas
tujuan negara seperti tujuan negara indonesia yang terdapat dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke 4,
kemudian UUD sebagai konstitusi yang menentukan kekuasaan dan tolak ukur peraturan dan yang terakhir
yaitu pengakuan dari negara lain yaitu de jure dan de facto. De jure yaitu pengakuan keberadaan negara
berdasarkan pertimbangan yudiris menurut hukum sedangkan de facto yaitu mendapat pengakuan dengan
menjalin hubungan kerjasama baik politik maupun ekonomi.
Selanjutnya sifat sifat negara terdiri atas :
1. Sifat memaksa yang artinya negara mempunyai kekuatan fisik secara legal agar tercapai ketertiban
dalam masyarakat.
2. Sifat memonopoli yang artinya kekuasaan tunggal untuk kepentingan dan tujuan bersama.
3. Sifat mencakup semua, dalam hal ini yang dimaksud adalah peraturan perundangan-undangan yang
berlaku.

Kemudian yang dibahas adalah tujuan dan fungsi negara. F. Isjwara (1999;162) menyatakan bahwa
tujuan tanpa fungsi adalah steril dan fungsi tanpa tujuan mustahil. Tujuan menunjuk pada ide-ide,cita-
cita, sedangkan fungsi mengarah pada pelaksanaan cita-cita dalam kenyataan.
Kemukaan beberapa ahli tentang tujuan negara diantaranya:
1. Roger H. Soltau “ tujuan negara memungkinkan rakyatnya berkembang serta
menyelenggarakan daya cipta sebebas mungkin.(Miriam Budiardjo, 2001: 45).
2. Lord shang “ dimana ada pihak yang lemah dan yang kuat” dan pihak pemerintah harus lebih
kuat dari pada rakyatnya. Pemerintah tidak membiar rakyatnya tetap bodoh dan tujuan yang
utama adalah berkuasa penuh terhadap rakyat.
3. Niccolo macchiavelli (1429-1527) tujuan negara yaitu harapan terciptanya kemakmuran
rakyat. Dan bekerjasama dengan negara lain asalkan menguntungkan demi kesejahteraan
masyarakatnya.
4. Immanuel Kant (1724-1804) “ tujuan negara itu adalah menegakkan hak-hak dan kebebasan
warganya.
5. James Wilfors Garner menyatakan tujuan negara ada 3 yaitu:
a) Memelihara perdamaian, ketertiban, keamanan, dan keadilan.
b) Memperhatikan kepentingan bersama dan membantu kemajuan nasional.
c) Hasrat tujuan peradaban untuk memjukan negara.
6. J. Barents mengklasifikasikan tujuan negara yaitu untuk pemeliharaan keamanan dan
ketertiban serta kepentingan umum.
7. Dante menyatakan tujuan negara adalah memperoleh kekuasaan yang mutlak, dengan
menyatukan semua negara-negara di bawah satu kekuasaan untuk kemajuan manusia.

Fungsi negara menurut Miriam Budiardjo (2001: 46)


1. Melaksanakan penertiban untuk menghindari bentrok.
2. Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya.
3. Pertahanan dengan dilengkapi peralatan pertahanan.
4. Menegakkan keadilan melalui badan-badan peradilan.
Menurut beberapa ahli fungsi negara antara lain (F. Isjwara,1990: 172-182)
1. Jacobsen dan Lipman. Secara esensial fungsi negara yaitu memelihara angkatan perang untuk
pertahanan terhadap serangan dan menindak lanjuti pergolakan dalam negeri. Fungsi jasa yaitu
penyelenggaraan pemeliharaan baik fakir miskin maupun rakyar terlantar. Fungsi perniagaan ialah
penyelenggaraan bermotif memperoleh laba.
2. Leslie Lispon mengemukakan fungsi negara yaitu perlindungan yang harus mempunyai kekuatan
yang tidak dapat dikuasai negara lain.
3. Mac Iver menyatakan fungsi negara yaitu memelihara ketertiban. Ketertiban dipelihara demi
perlindungan dan konservasi serta perkembangan.
4. Llyod Vernon Ballard mengemukakan fungsi social conservation dari nilai sosial yang sangat
penting bagi suatu tertib politik dan sosial. Fungsi social control yaitu mendamaikan,
menyesuaikan dan mengkoordinir sikap-sikap kelompok yang berselisih. Fungsi social
amelioration yang berhubungan dengan kelompok yang dirugikan. Fungsi social improvement
yaitu perluasan bidang hidup segenap kelompok. Misalnya penelitian, pembelajaran.
Konstitusi merupakan hukum dasar suatu negara. Setiap negara memiliki konstitusi. Sebagai hukum dasar
negara, konstitusi berisi aturan dan ketentuan mendasar dalam kehidupan bernegara. Istilah konstitusi
dimaksud adalah pembentukan negara atau menyusun dan menyatakan peraturan suatu negara.
Menurut Jimly Asshiddiqie (2005) menjelaskan konstitusi itu mencakup peraturan tertulis, kebiasaan dan
konvensi kenegeraan yang menentukan susunan dan kedudukan dan hubungan organ-organ negara.
Menurut Winarno (2008) konstitusi diartikan, konstitusi (hukum dasar) dalam arti luar meliputi hukum
dasar tertulis dan tidak tertulis. Dan konstitusi (hukum dasar) dalam arti sempit yaitu hukum dasar yang
tertulis yaitu undang-undang dasar.
Tujuan dan fungsi konstitusi yaitu :
1. Konstitusi sebagai hukum dasar karena berisi aturan dan ketentuan tentang hal mendasar dalam
kehidupan bernegara.
2. Konstitusi sebagai hukum tertinggi yang memuat aturan dan berkedudukan lebih tinggi dari aturan
lainnya.
3. Konstitusi sebagai penyeimbang antara ketertiban (order), kekuasan (gezag) dan kebebasan
(vrijheid) (Asshiddiqie 2005).

UUD 1945 sebagai konstitusi indonesia terbukti dari kenyataan sejarah NKRI sendiri, ketika pemerintah
militer jepang berjanji akan memberikan kemerdekaan kepada rakyat Indonesia melalui perdana menteri
Koiso pada 7 September 1944 dibentuklah BPUPKI tanggal 29 April 1945. Melalui 2 tahap persidangan
BPUPKI mulai dari persidangan pertama (29 Mei- sampai 1 Juni 1945) berhasil merumuskan Pancasila
sebagai dasar negara dan persidangan ke dua (10 – 17 Juli 1945) merumuskan UUD 1945. Selanjutnya
pemerintah militer jepang membubarkan BPUPKI dan mendirikan PPKI yang memindahkan kekuasaan
jepang kepada pemerintahan Indonesia.
Menjelang proklamasi terjadi konflik antara soekarno dengan kaum pemudadalam pengambilan keputusan
yaitu tentang bagaimana dan kapan kemerdekaan itu diumumkan.
Pada 16 Agustus 1945 Soekarno- Hatta dibawa ke Rengasdengklok Karawang Jawa Barat dan pada malam
harinya di bawa ke Jakarta ke kediaman Laksamana Maeda. Dan pada malam itulah sepakat bahwa
Proklamasi kemerdekaan akan di umumkan di Jl. Pegangsaan Timur 56, kediaman Bung Karno pada hari
Jumat 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB.
Sejak proklamasi 17 Agustus 1945 hingga sekarang di Indonesia telah berlaku tiga macam UUD dalam 4
periode yaitu:
1. Periode 18 Agustus 1945 27 Desember 1949 berlaku UUD 1945. UUD 1945 terdiri dari bagian
pembukaan, batang tubuh (16 bab), 37 pasal, 4 pasal aturan peralihan, 2 ayat aturan tambahan dan
bagian penjelasan.
2. Periode 27 Desember 1949 - 17 Agustus 1950 berlaku UUD RIS. UUD RIS terdiri atas 6 bab, 197
pasal dan beberapa bagian.
3. Periode 17 Agustus 1950-5 Juli 1959 berlaku UUDS 1950 yang terdiri atas 6 bab, 146 pasal dan
beberapa bagian.
4. Periode 5 Juli 1959 - sekarang kembali berlaku UUD 1945. Khusus untuk periode keempat berlaku
UUD 1945 dengan pembagian berikut:
a. UUD 1945 yang belum diamandemen
b. UUD 1945 yang sudah diamandemen (tahun 1999, tahun 2000, tahun 2001, dan tahun 2002)
(Winarno, 2008).

BAB IV NEGARA DAN KONSTITUSI


BUKU PEMBANDING
Negara merupakan salah satu bentuk organisasi yang ada dalam kehidupan masyarakat. Pada prinsipnya
setiap warga masyarakat menjad anggota dari suatu negara dan harus tunduk pada kekuasaan negara, karena
organisasi negara sifatnya mencakup semua orang yang ada di wilayahnya dan kekuasaan negara berlaku
bagi orang-orang tersebut. Melalui kehidupan bernegara dengan pemerintahan yang ada d dalamnya,
masyarakat ingin mewujudkan tujuan-tujuan tertentu sepert terwujudnya ketenteraman, ketertiban, dan
kesejahteraan masyarakat. Aturan yang paling tinggi tingkatannya dalam suatu negara dinamakan konstitusi
atau sering disebut dengan undang-undang dasar. Dengan konstitusi diharapkan organisasi negara tertata
dengan baik dan teratur, dan pemerintah yang ada di dalamnya tidak bertindak sewenang-wenang terhadap
rakyatnya.
Aristoteles (384-522 SM) merumuskan negara dalam bukunya politica yang disebut negara polis, yang
saat itu masih dipahami dalam suatu wilayah terkecil. Dalam pengertian negara disebut negara hukum yang
didalamnya terdapat suatu negara yang ikut dalam permusyawaratan (ecclesia), oleh karena itu Aristoteles
mengartikan keadilan merupakan syarat mutlak bagi terselenggaranya negara yang baik demi terwujudnya
cita-cita seluruh warga negaranya (Kaelan & A. Zubaidi, 2010:76).
Machiavelli (1469-1527) pada zaman renaissance, yang menyatakan bahwa negara merupakan suatu
kekuasaan dan untuk menja- lankan dan mempertahankan kekuasaan dibutuhkan pemimpin yang kuat
(raja). Raja sebagai pemegang kekuasaan negara tidak mungkin hanya mengandalkan kekuasaan hanya
pada satu moralitas atau kesusilaan. Keka- cauan akan timbul jika kekuasaan negara lemah.
Negara berbeda dengan bangsa. Jika bangsa merujuk pada kelompok orang atau persekutuan hidup,
sedangkan negara merujuk pada sebuah organisasi sekelompok orang yang berada di dalamnya. Menurut
Harold J. Laski, negara adalah suatu masyarakat yang diintegrasikan karena mempunyai wewenang yang
bersifat memaksa dan yang secara sah lebih agung daripada individu atau kelompok yang merupakan
bagian dari masyarakat itu. Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang hidup dan bekerjasama untuk
tercapainya suatu tujuan bersama. Masyarakat merupakan suatu negara manakala cara hidup yang harus
ditaati baik oleh individu maupun kelompok-kelompok, ditentukan suatu wewenang yang bersifat memaksa
dan mengikat. Logeman (Sapriya et al, 2013.27-28). seorang ahli ketatanegara meninjau negara dari sudut
organisasi kekuasaan. Menurutnya, neg adalah suatu organisasi kekuasaan yang dapat mengatur masyarakat
dengan alat-alat perlengkapannya sekalipun dengan menggunakan palesau Menurut Prof. Dr. Soenarko
(Sapriya et al, 2013 28) kekuasaan yang dapat dipaksakan sebagai suatu kedaulatan hanya dimiliki oleh
negara.
Unsur negara sama seperti yang dinyatakan oleh buku induk atau buku utama yaitu :
Unsur konstruktif : dapat dikatakan sebuah negara apabila memiliki wilayah,rakyat,dan pemerintah yang
berdaulat.
Unsur deklaratif : dapat dikatakan sebuah negara apabila memiliki tujuan negara, undang-undang dasar atau
konstitusi, serta pengakuan dari negara lain.
Pengakuan dari negara lain: de jure “ pengakuan secara yudiris atau secara hukum dan mendapatkan hak
dan kewajiban sebagai bangsa dunia”. De facto “ pengakuan dari negara lain untuk menjalin hubungan
kerjasama politik dan ekonomi”.

Sifat negara diantaranya yaitu :


1. Sifat memaksa
2. Sifat memonopoli
3. Sifat mencakup semua

Tujuan dan fungsi negara


TABEL TEORI TUJUAN NEGARA
No Teori Tokoh Penjelasan
1 Kekuasaan Shang Yang, Machiavelli, dan Tujuan negara untuk mencapai kekuasaan itu
Fridriech Nietzsche sendiri, tetapi kekuasaan itu hanya merupakan
alat belaka untuk mencapai tujuan negara yang
sebenarnya, yakni kebesaran dan kehormatan.
2 Kehormatan Dante Alighieri, Negara hanya sebagai alat yang dibuat manusia
Thomas Hobbes, Montesquieu, untuk melindungi dirinya dari segala macam
dan Epicurus. ancaman dan bahaya. Didirikannya negara
dengan maksud untuk melindungi diri sehingga
dapat tercipta kehidupan yang aman dan
sentosa
3 Kemerdekaan Immanuel Kant, Herbert Didirikannya negara adalah untuk memperoleh
Spencer, dan Jean Bodin. kebanyakan lagi kebebasan dan kemerdekaan.
4 Kesusilaan Plato Negara bertujuan untuk memajukan kesusilaan
manusia, baik sebagai perorangan maupun
mahkluk sosial.
5 Kebahagiaan Hartmann, Harold Joseph Laski, Tujuan negara agar tetap memiliki wilayahnya
dan John Stuart Mill yang akan dimanfaatkan sebesar-besarnya
untuk kepenting masyarakat sehingga mereka
dapat hidup tentram dan bahagia.
6 Keadilan ThomasAquinas dan Aristoteles Bahwa kekuasaan dan hukum negara itu hanya
berlaku selama ia mewujudkan keadilan untuk
kebaikan bersama masyarakat, seperti yang
dikehendaki oleh Tuhan. Negara menjamin
kebaikan hidup warga negaranya, karena
kebaikan hidup itu idealisme dan sekaligus
tujuan negara yang hanya dapat dicapai dengan
keadilan.
7 Kesejahteraan Adam Smith Negara bertujuan untuk mewujudkan
kesejahteraan umum.

Pengertian konstitusi Pendapat ini sejalan dengan KC Wheare yang secara garis besar membagi konstituti
menjadi dua bagian, yaitu konstitusi yang semata-mat berbicara sebagai naskah hukum suatu ketentuan
yang mengatur "the rule the constitution", dan konstitusi yang bukan saja mengatur ketentuan- ketentuan
hukum, tetapi juga mencantumkan ideologi, aspirasi, dan cita-cita politik, the statement of idea, pengakuan
kepercayaan, suatu beloofsbelijdenis dari bangsa yang menciptakannya (Pasha, 2002:69). Oleh karena itu
konstitusi adalah seperangkat aturan atau hukum yang berisi tentang bagaiman menjalankan pemerintahan
negara.
Kedudukan konstitusi. Sri Sumantri (Tikok, 1988: 115) menyatakan bahwasanya tidak ada satu negara pun
di dunia sekarang ini yang tidak mempunyai konstitusi atau undang-undang dasar. Konstitusi menurut
sejarahnya dimaksudkan untuk menentukan batas wewenang penguasa, menjamin hak rakyat, dan
mengatur jalannya pemerintahan.

Pada umumnya undang-undang dasar atau konstitusi menurut Sri Sumantri (Tikok, 1988: 141) berisi tiga
hal pokok yaitu:
1) Adanya jaminan terhadap hak-hak asasi manusia dan warga negara;
2) Ditetapkannya susunan ketatanegaraan yang bersifat fundamental; dan
3) Adanya pembagian dan pembatasan tugas negara yang bersifat fundamental.
Setiap kekuasaan pasti memiliki kecenderungan untuk berkembang menjadi sewenang-wenang, seperti
dikemukakan oleh Lord Acton: "Power tends to corrupt, and absolute power corrupts absolutely". Inilah
alasan mengapa diperlukan konstitusi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia, yakni untuk
membatasi kekuasaan pemerintah agar tidak memerintah dengan sewenang-wenang.

Tujuan dan fungsi konstitusi menurut Miriam Budiardjo, (Nuruddin Hady, 2010) menjelaskan setiap
undang- undang dasar memuat ketentuan-ketentuan mengenai hal-hal sebagai berikut:
1. Organisasi negara, misalnya pembagian kekuasaan antara badan legislatif, eksekutif, dan yudikatif,
pembagian kekuasaan antara pemerintah federal dan pemerintah negara bagian, prosedur
menyelesaikan masalah pelanggaran yurisdiksi oleh salah satu badan pemerintah dan sebagainya.
2. Hak-hak asasi manusia.
3. Prosedur mengubah Undang-Undang Dasar.
4. Ada kala memuat larangan untuk mengubah sifat tertentu dari UUD.

SEJARAH KONSTITUSI DI INDONESIA


Dimulai dari pemerintah militer jepang menjanjikan kemerdekaan kepada bangsa Indonesia, kemudian di
bentuk BPUPKI pada tanggal 29 April 1945 dengan tugas menyusun dasar Indonesia merdeka. Pengadaan
rapat persidangan tahap pertama pada tanggal 29 Mei – 1 Juni 1945 yang berhasil merumuskan Pancasila
sebaga ideologi negara. Persidangan kedua diadakan pada tanggal 10-17 Agustus 1945 yang berhasil
merusmuskan UUD 1945. Setelahnya, pemerintah militer Jepang membubarkan BPUPKI.
Kembali dibentuk panitia Sembilan yang membahas tentang rancangan pembukaan UUD 1945 OLEH Moh.
Yamin yang dikenal sebagai Piagam Jakarta (Jakarta Charter).

NO Konstitusi Masa Berlakunya

1 UUD 1945 18 Agustus 1945 – 27 Desember 1949


2 UUD RIS (Republik Rakyat 27 Desember 1949 – 17 Agustus 1950
Serikat)

3 UUDS 1950 (Undang-Undang 17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959


Dasar Sementara)

4 UUD 1945 5 Juli 1959- Sekarang

AMANDEMEN DAN PERUBAHAN UUD NRI 1945


UUD 1945 merupakan sumber hukum bagi pembentukan peraturan perundang-undangan dibawahnya. Tata
urutan ini menggambarkan hirearki perundang-undangan mulai dari jenjang yang paling tinggi sampai yang
paling rendah. Dalam sejarah politik hukum indonesia, tata urutan mengalami beberapa kali perubahan,
namun tetap menempatkan UUD 1945 sebagai hukum tertinggi.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Dari ringkasan kedua yang saya buat, kedua buku membahas hal yang sama yaitu tentang konstitusi,
tujuan dan fungsi konstitusi, serta amandemen UUD 1945. Seperti yang diaktakan oleh F. Isjwara
1999:162) bahwa tujuan tanpa fungsi adalah steril dan fungsi tanpa tujuan adalah mustahil. Karena pada
dasarnya konstitusi merupakan landasan yang fundamental dan mendasar dalam negara. Yang artinya
konstitusi memuat tentang atauran dan hukum yang menjadi acuan dalam menyelenggarakan
pemerintahan dan pembuatan peraturan maupun perundang-undangan. Dalam sejarah indonesia telah
mengalami beberapakali amandemen karena pada dasarnya peraturan yang dibuat harus sesuai denga
kondisi saat itu. Dan ketika pembuatan peraturan baru, muncul beberapa opini baru yang cenderung
membuat konflik. Sehingga indonesia harus melakukan Amandemen UUD untuk memperbaharui
peraturan sesuai dengan kebutuhan masyarakat di wilayah Indonesia.

Penutup
Seperti kata pepatah “tak ada gading yang tak retak” karena saya menyadari adanya kekurangan dari
penyusunan tugas ini, saya berharap pembaca bersedia memberikan kritik maupun sara yang
membangun, untuk perbaikan Critical Book Review saya kedepannya. Saya juga berharap tulisan ini
berguna bagi penambahan wawasan pembaca dan mempermudah untuk memnemukan referensi buku
yang tepat sesuai dengan kebutuhannya. Akhir kata saya ucapkan terimakasih.

DAFTAR PUSTAKA
Apiek Gandamana, S.Pd. M.Pd. Feriyansyah, S.Pd., M.Pd. Waliyul Maulana Siregar, S.Pd., M.Pd. Dr. Surya
Dharma, S.Pd., M.Pd. Hodriani, S.Sos, M.A.P Oksari Anastasya Sihaloho, M.Pd. KONSEP DASAR
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SEKOLAH DASAR (KONTEKS,TEORI, DAN PENDIDIKAN
KARAKTER . CV. Obelia Publisher , 2023.

Dr. Osberth Sinaga, M.Si., S.Pd., M.Pd Apiek Gandamana, and Tim Dosen Pendidikan Kewarganegaraan.
KONSEP DASAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN UNTUK PERGURUAN TINGGI . CV. Harapan
Cerdas, 2022.

Anda mungkin juga menyukai