Anda di halaman 1dari 17

CRITICAL BOOK REVIEW

MK. KONSEP DASAR PKN


PRODI S1 PGSD - FIP

Skor Nilai:

PENDIDIKAN JASMANI SD
(Dr. SURYA DHARMA, S.Pd., M.Pd.)

Nama Mahasiswa : Tessa Trifani Turnip


Nim : 1223111171
Dosen Pengampu : Dr. SURYA DHARMA, S.Pd., M.Pd.
Mata Kuliah : Konsep Dasar PKN

PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
Maret 2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan buku kritis kami dengan judul “WARGA
NEGARA ”. Terima kasih kepada Dr. SURYA DHARMA, S.Pd., M.Pd.
selaku Dosen Pimpinan yang selalu membantu mahasiswanya dan
memberikan banyak ilmu yang bermanfaat. Ini adalah salah satu tugas
wajib dalam mata pelajaran Kepemimpinan. Ini terdiri dari penjelasan
tentang Kepemimpinan dan konsep dasar dalam kepemimpinan. Ini
bukan model yang sempurna, jadi kami mengharapkan kritik dan saran
untuk membuatnya lebih baik. Semoga laporan buku ini dapat
dijadikan referensi untuk belajar tentang
Kepemimpinan dan konsepnya.

Medan,6 Maret 2023

Tessa Trifani Turnip

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................i


DAFTAR ISI ..................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................1
1.1 Rasionalisasi Pentingnya CBR ................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan CBR ..............................................................................1
1.3 Manfaat CBR ..................................................................................................1
1.4 Identitas Buku...............................................................................................2
BAB II RINGKASAN ISI BUKU ......................................................................................4
2.1 Buku Utama ..................................................................................................4
2.2 Buku Pembanding 1 ....................................................................................6
2.3 Buku Pembanding 2 ....................................................................................8
BAB III PEMBAHASAN .................................................................................................11
3.1 Kelebihan dan Kekurangan Buku .........................................................11
BAB IV PENUTUP ..................................................................................................12
4.1 Kesimpulan ..................................................................................................12
4.2 Saran ..................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Rasionalisasi Pentingnya CBR


Dalam mengreview buku (Critical Book Review) merupakan kegiatan mengulas
sebuah buku dengan beberapa buku pembanding agar dapat mengetahui dan
memahami apa yang disajikan dalam sebuah buku tersebut. Review buku sangat
penting karena dapat melatih kemampuan kita dalam menganalisis dan mengevaluasi
pembahasan yang disajikan penulis buku dan juga dari kegiatan ini lah kita dapat
mengetahui kelebihan dan kekurangan suatu buku. Sehingga menjadi masukan
berharga bagi proses kreatif kepenulisan lainnya. Critical Book Review yang
berbentuk makalah ini berisi tentang kesimpulan dari buku yang sudah ditentukan
dengan judul “Dasar Dasar Komputer.” Semoga usaha ini dapat bermanfaat bagi
pembaca umumnya dan bagi penulis khususnya.
1.2 Tujuan Penulisan CBR
Tujuan dibuatnya critical book review ini adalah untuk:
1. Penyelesaian dalam melengkapi tugas Aplikasi Komputer
2. Untuk dapat menambah pengetahuan tentang berfilsafat
3. Melatih diri untuk berfikir kritis dalam mendaur ulang materi yang terdapat
pada setiap bab buku yang ingin kita kritik
1.3 Manfaat CBR
Manfaat dari pengerjaan CBR yaitu dapat membah pengetahuan kita dalam
mengkritik sebuah buku dan dapat meningkatkan kemampuan intelejensi kita dalam
menyelesaikan masalah masalah yang tercantum di dalam buku.

1
1.4Identitas buku
• Buku utama

1. Judul : Konsep Dasar Pendidikan Kewarga Negaraan


2. Penulis : Apiek Gandamana S.Pd.,M.Pd., Feriyansyah S.Pd., M.Pd.,
Waliuy Maulana Siregar S.Pd.,M.Pd., Dr.Surya Dharma S.Pd.,M.Pd., Hodriani S.Sos.,
M.A.P., Oksari Anastasya Sihaloho, M.Pd.
3. Penerbit : CV.Obelia Publisher
4. Tahun Terbit : 2020
• Buku pembanding 1

1. Judul : Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi


2. Penulis : Dr.H.Sarbaini, M.Pd., Drs.Zainul Akhyar, MH.
3. Penerbit : UPT MKU (MPK-MBB)
4. Tahun Terbit : 2015

2
• Buku pembanding 2
1. Judul : Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan Di Perguruan
Tinggi
2. Penulis : Drs.H.D Wahyudin, M.Pd.
3. Penerbit : Royyan press
4. Tahun Terbit : 2017

3
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU
2.1 Buku Utama
A. KONSEP DASAR WARGA NEGARA
Warga negara dalam bahasa Inggris disebut citizen, dalam bahasa Yunani civics
(asal katanya civicus) yang berarti penduduk sipil (citizen) Merujuk kepada bahasa
Yunani Kuno polites atau Latin civis, yang didefinisikan sebagai anggota dari polis
(kota) Yunani Kuno atau res publica (perkumpulan orang-orang atau masyarakat)
Romawi bagi persekutuan orang-orang di Mediterania kuno, yang selanjutnya
ditransmisikan kepada peradaban Eropa dan Barat (Kalidjernih, 2007).

Dalam menjawab siapakah warga negara itu? Aristoteles mengatakan bahwa


seseorang yang patut disebut sebagai warga negara dalam suatu negara demokratis
belum tentu dapat disebut sebagai warga negara dalam sebuah negara oligarkis.
Menurutnya, perbedaan bentuk pemerintahan berpengaruh besar dalam
menentukan siapakah warga negara yang sesungguhnya dari suatu negara. Jadi
menurut Aristoteles, yang disebut warga negara adalah orang yang secara aktif ikut
mengambil bagian dalam kegiatan hidup bernegara, yaitu orang yang bisa berperan
sebagai orang yang diperintah dan orang yang bisa berperan sebagai yang
memerintah (Sri Wuryan dan Syaifullah, 2009: 108). Orang yang diperintah dan
yang memerintah itu sewaktu-waktu dapat bertukar peran. Jadi warga negara harus
sanggup memainkan peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara
(Rapaar, 1993: 67).
Lebih lanjut AS Hikam (1999: 166) mendefinisikan bahwa warga negara (citizenship)
adalah anggota dari sebuah komunitas yang membentuk negara itu sendiri. Oleh
karenanya, kewarganegaraan menurut AS Hikam harus mencakup tiga dimensi
utama: 1) dimensi keterlibatan aktif dalam komunitas, 2) dimensi pemenuhan hak-
hak dasar yaitu hak politik, ekonomi, dan hak sosial kultural, serta 3) dimensi dialog
dan keberadaan ruang publik yang bebas.

4
B. WARGA NEGARA INDONESIA
Siapa warga negara Indonesia itu? Secara teoritis, upaya mendefinis warga negara
dan siapa yang menjadi warga negara untuk suatu negara ti mudah. Hal ini suatu
kenyataan karena definisi warga negara untuk s negara berbeda dengan definisi
warga negara untuk negara lainnya. Jaun sebelum adanya konsep negara modern,
Aristoteles (Barker, 1995: 84-85) pernah mengantisipasi bahwa "The definition of a
citizen is a question which is often disputed; there is no general agreement on who is
a citizer". Namun demikian, ada suatu landasan pikir yang dapat dijadikan dasar
pertimbangan untuk mengetahui pengertian warga negara dan siapa yang menjadi
warga negara. Dasar pertimbangan yang dimaksud adalah konstitusi negara.
Aristoteles menyatakan "different constitutions require different types of good
citizen". Pernyataan ini memberikan indikasi bahwa untuk mengetahui pengertian
warga negara serta siapa yang menjadi warga negara suatu negara tergantung
konstitusi yang berlaku di negara tersebut.
Salah satu ketentuan tersebut adalah Undang-Undang Dasar Sementara (UUDS)
Tahun 1950 Pasal 144 sebagai berikut: "Sambil menunggu pengaturan
kewarganegaraan dengan undang-undang yang tersebut dalam ayat satu pasal 5 ayat
(1), maka yang sudah warganegara Republik Indonesia, ialah yang mereka yang
menurut atau berdaassr atas Persetujuan perihal pembagian warga Negara yang
dilampirlan kepada Persetujuan Perpindahan memperoleh kebangsaan Indonesia,
dan mereka yang kebangsaan tidak ditetapkan oleh Persetujuan tersebut, yang pada
tanggal 27 Desember 1949 sudah menjadi warga Negara Indonesia menurut
perundang-undang Republik Indonesia yang berlaku pada tanggal tersebut". Ada
beberapa peraturan perundangan tentang kewarganegaraan Indonesia sejak
proklamasi kemerdekaan RI 17 Agustus 1945, yakni: UU No. 3 Tahun 1946 tentang
Warga Negara dan Penduduk Negara Republik Indonesia, UU No. 6 Tahun 1947
tentang Perubahan UU No. 3 Tahun 1946, dan UU No. 8 Tahun 1947 tentang
memperpanjang waktu untuk mengajukan pernyataan berhubung dengan
kewarganegaraan Negara Indonesia. Ketentuan pasal 5 ayat 1 yang dimaksud adalah
ketentuan dalam UU No. 3 Tahun 1946 yang berbunyi: "Kewarganegaraan Indonesia
dengan cara naturalisasi diperoleh dengan berlakunya undang-undang yang
memberikan naturalisasi itu".

5
C. Asas-Asas Kewarganegaraan
Seseorang dapat dinyatakan sebagai warga negara apabila memenuhi
ketentuan-ketentuan dari suatu negara. Ketentuan ini biasanya ini menjadi asas atau
sebagai pedoman untuk menentukan kewarganegaraan seseorang. Setiap negara
memiliki kebebasan dan kewenangan untuk menentukan asas kewarganegaraannya.
Dalam penentuan kewarganegaraan ada 2 asas atau pedoman, yaitu asas
kewarganegaraan berdasarkan kelahiran dan asas kewarganegraan berdasarkan
perkawinan. Tetapi dalam berbagai literatur hukum dan dalam praktek, dikenal
adanya tiga asas kewarganegaraan, masing-masing adalah ius soli, ius sanguinis dan
asas campuran. Dari ketiga asas itu, yang dianggap sebagai asas yang utama adalah
asas ius soli dan jus sanguinis (Asshiddiqie, 2006: 132).
D. Cara Memperoleh dan Kehilangan Kewarganegaraan
Cara Memperoleh dan Kehilangan Kewarganegaraan Indonesia Dalam literatur
hukum di Indonesia, biasanya cara memperoleh status kewarganegaraan hanya
terdiri atas dua cara, yaitu status kewarganegaraan dengan kelahiran di wilayah
hukum Indonesia dan dengan cara pewarganegaraan atau naturalisasi
(naturalization). Dalam praktek ketatanegaraan di berbagai negara paling tidak
terdapat 5 cara untuk memperoleh kewarganegaraan. Di India misalnya telah
dikembangkan 5 praktik tersebut sejak tahun 1950, bahkan di Inggris terdapat 9
(sembilan) kategori kewarganegaraan yang dikenal di Inggris (Jimly Assiddiqie, 2006:
146). Adapun 5 (lima) prosedur atau metode perolehan status kewarganegaraan
yang dikenal dalam praktik.
2.2 Buku Pembanding 1
A. Istilah dan Pengertian Warga Negara

Istilah warga negara jika ditelusuri dari bahasa Inggris adalah berasal dari kata
"citizen", berarti warga negara atau warga kota. Citizen diturunkan dari istilah masa
klasik, yaitu berasal dari kata "civitas" (Yunani), kemudian berkembang menjadi
"civitatus" (Romawi), tumbuh ke dalam istilah Prancis "citoyen" dari kata "cite",
yang pada abad ke 12 menumbuhkan gagasan "citeaine", bahkan pada abad ke 13
muncul pula gagasan "comcitien". (Arthur dan Davies, 2008). Menarik untuk dicatat
dalam Social Contract dari Rousseau (1762) yang mengemukakan kekeliruan umum

6
terhadap istilah "townsman" dengan "citizen". Rousseau menegaskan bahwa rumah-
rumah membuat kota kecil (town), tetapi para warga kota membuat kota besar'
(city)

Warga negara diartikan dengan orang-orang sebagai bagian dari penduduk yang
menjadi unsur negara. Sebagai unsur hakiki atau unsur pokok dari suatu negara,
status kewarganegaraan menimbulkan hubungan timbal balik, antara warga negara
dan negaranya. Setiap waga negara memiliki hak dan kewajiban melindungi kepada
setiap warga negaranya. Pengaturan pertama tentang warga negara Indonesia
diatur dalam UUD 1945 Amandemen, yang diatur dalam pasal 26 ayat (1): Yang
menjadi warga negara ialah orang-orang Indonesia asli dan orang-orang bangsa
asing lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara. Perubahan
untuk ayat (2) dan (3) dilakukan tahun 2000, yang berbunyi: Penduduk adalah
warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia. Hal-
hal mengenai warga negara dan penduduk diatur dengan undang- undang.
Di samping pengertian warga negara pasal 14 UU No. 3/1946 juga mengatur tentang
penduduk, menyatakan: Ayat (1) Penduduk Negara Indonesia ialah tiap-tiap orang
yang bertempat berkedudukan di dalam daerah Negara Indonesia selama satu tahun
berturut-turut. Ayat (4), menyatakan: Anak yang belum berumur 21 tahun dan
belum kawin dianggap sebagai penduduk Negara Indonesia, jika bapak atau walinya
mempunyai kedudukan penduduk Negara Indonesia.
B. Asas Kewarganegaraan

Warga negara merupakan anggota sebuah negara yang mempunyai tanggung


jawab dan hubungan timbal balik terhadap negara. Seseorang diakui sebagai
warga negara dalam sebuah negara haruslah memenuhi ketentuan
sebagaimana diatur oleh negara, siapa saja yang menjadi warga negara.
Ketentuan tentang kewarganegaraan pada umumnya juga menentukan asas
dasar untuk menentukan kewarganegaraan seseorang. Penerapan asas
kewarganegaraan dikenal dengan dua pedoman, yaitu asas kewarganegaraan
berdasarkan kelahiran dan asas kewarganegaraan berdasarkan

7
perkawinan.Dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang menjadikan
manusia dengan mudah pergi dan pindah dari satu negara ke negara lain,
seperti era globalisasi sekarang, dua asas kelahiran ini ternyata dapat
menimbulkan permasalahan kewarganegaraan seperti apatride dan bipratide.
C. Warga Negara Indonesia
Masalah pengaturan Kewarganegaraan Era Reformasi telah ditetapkan UU
No. 12 Tahun 2006. Hal-hal utama diatur dalam UU ini antara lain, warga
negara, asas penyusunan UU, asas kewarganegaraan, Warga Negara
Indonesia, cara mendapatkan kewarganegaraan Indonesia, kehilangan
kewarganegaraan, serta hak dan kewajiban warga negara.
2.3 Buku pembanding 2
1. Pengertian Bangsa dan Negara
Bangsa adalah kumpulan manusia yang biasanya terikat karena kesatuan bahasa dan
wilayah tertentu di muka bumi.
Negara merupakan wadah yang memungkinkan seseorang dapat mengembangkan bakat
dan potensi.
secara umum, setiap negara mempunyai 4 fungsi utama bagi bangsanya, yaitu:
• Fungsi Pertahanan dan Keamanan.
• Fungsi pengaturan dan ketertiban.
• Fungsi kesejahteraan dan kemakmuran.
• Fungsi keadilan menurut hak dan kewajiban.

2. Penduduk dan Warga Negara


Penduduk menurut pasal 26 ayat (2) UUD 1945 ialah warga negara Indonesia dan orang
asing yang bertempat tinggal di Indonesia.
Warga negara dari suatu negara berarti anggota dari negara itu yang nerupakan pendukung
dan penanggung jawab terhadap kemajuan dan kemunduran suatu negara. sebelum negara
menentukan siapa yang menjadi warga negara, terlebih dahulu negara harus mengakui
bahwa setiap orang berhak memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah
negara dan meninggalkannya serta berhak kembali sebagaimana dinyatakan oleh pasal
28E ayat (1) UUD 1945.

8
3. Asas Kewarganegaraan
Dalam asas kewarganegaraan dikenal dua pedoman, yaitu:
1. Asas Kelahiran (Ius Soli)
Asas kelahiran (Ius Soli) adalah penentuan status kewarganegaraan berdasarkan tempat
atau daerah seseorang. Jika asas Ius soli inintetap dipertahankan, maka si anak tidak
berhak untuk mendapatkan status kewarganegaraan bapaknya.
2. Asas Keturunan (Ius Sanguinis)
Asas keturunan adalah pedoman kewarganegaraan berdasarkan pertalian darah atau
keturunan. jika suatu negara memiliki asas ius senguinis, maka seseorang yang lahir
darinorang tua yang memiliki kewarganegaraan suatu nwgara seperti Indonesia, maka anak
tersebut berhak mendapat status kewarganegaraan orang tuanya, yaitu warga Negara
Indonesia.
3. Asas Perkawinan
Status kewarganegaraan dapat dilihat dari sisinperkawinan yang memiliki asas kesatuan
hukum, yaitu paradigma suami istri atau ikatan keluarga merupakan inti masyarakat yang
mendambakan suasana sejahterah, sehat, dan bersatu. asas ini menghindari penyelundupan
hukum.
4. Unsur Pewarganegaraan (naturalisasi)
Dalam naturalisasi ada yang bersifat aktif, yaitu seseorang yang dapat menggunakan hak
opsi untuk memilih atau mengajukan kehendak untuk menjadi warga negara dari suatu
negara. sedangkan naturalisasi pasif, seseorang yang tidak mau diwarganegarakan oleh
suatu negara atau tidak mau diberi status warga negara suatu negara, maka bersangkutan
menggunakan hak repudiasi, yaitu hak untuk menolak pemberian kewarganegaraan
tersebut.

4. Problem Status Kewarganegaraan


Dalam rangka memecahkan problem kewarganegaraan dinatas setiap negara memiliki
peraturan sendiri-sendiri yang prinsip-prinsipnya bersifat universal.
Cara memperoleh kewarganegaraan Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Karena kelahiran
2. Karena pengangkatan

9
3. Karena dikabulkan permohonan
4. Karena pewarganegaraan
5. Karena perkawinan
6. Karena turut ayah dan ibu
7. Karena pernyataan

10
BAB III
PEMBAHASAN
KEKURANGAN DAN KELEBIHAN
➢ Kelebihann
• Buku Utama
- Penjelasan yang ada pada buku utama sangat singkat dan jelas sehingga
memudahkan pembaca untuk memahami buku tersebut
• Buku Pembanding 1
- Buku ini sangat jelas setiap deskripsinya baik mengenai bangsa maupun
warga negara
• Buku Pembanding 2
- Pada buku pembanding 2 ini setiap penjelasan pada pointnya jelas sehingga
pembaca tahu point point penting dari setiap materi yang ada
➢ Kekurangan
- Pada buku pembanding 2 tidak jelas isi mengenai UUD,hanya point pointnya
saja sehingga tidak ada pefrensi yang lengkap

11
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Jadi, kesimpulan yang saya dapat ambil dari critical book report ini adalahketiga buku ini
bagus tet. Di satu sisi kelebihan ketiga buku ini adalah pembahasannya yang sangat bagus
dan detail yang membuat buku ini cocok digunakan untuk para siswa/l ditingkat Sekolah
Dasar dan juga mahasiswa/l jurusan PGSD sebagai panduan dan pedoman untuk
menambah pengetahuan tentang penelitian sebuah kajian baik dalam pembelajaran maupun
dalam aplikasinya.

B. Saran

Saya menyadari bahwa kajian tugas yang telah saya lakukan ini tidak terlepas dari
kekurangan, seperti halnya pepatah yang mengatakan, "tak ada gading yang tak retak, tak
ada satupun manusia yang sempurna" maka saran dan kritik yang bersifat membangun dari
pembaca sangat saya harapkan sehingga dapat dijadikan bahan evaluasi untuk kedepannya
lebih baik. Semoga kajian ini memberikan manfaat bagi pembaca dalam menambah
wawasan dalam keilmuan tentang pengkajian sebuah buku.

12
DAFTAR PUSTAKA
Apiek Gandamana S.Pd.,M.Pd., Feriyansyah S.Pd., M.Pd., Waliuy Maulana Siregar
S.Pd.,M.Pd., Dr.Surya Dharma S.Pd.,M.Pd., Hodriani S.Sos., M.A.P., Oksari Anastasya
Sihaloho, M.Pd.. 2020. Konsep Dasar Pendidikan Kewarganegaraan. Medan : CV.Obelia
Publisher

Dr.H.Sarbaini, M.Pd., Drs.Zainul Akhyar, MH. Pendidikan Kewarganegaaraan untuk


Perguruan Tinggi.2015.Banjarmasin: UPT MKU (MPK-MBB)

Drs.H.D Wahyudin, M.Pd.Pendidikan Pancasila dan Kewarganergaraan di Perguruan


Tinggi.Bandung:Royyan press

13

Anda mungkin juga menyukai