Anda di halaman 1dari 20

CRITICAL BOOK REVIEW

MK. kewarganegaraan
PRODI S1 PENDIDIKAN kepelatihan
olahraga

Skor Nilai:

Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi

(Apiek Gandamana, S.Pd., M.Pd, 2019)

Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Rangka Pengembangan Kepribadian Bangsa)

(Dr. Mardenis, S.H., M.Si.)

1
NAMA : ILYAS UMRI

NIM : 6183321012

DOSEN PENGAMPU : MARYATUN KABATIAH

MATA KULIAH : Pendidikan Kewarganegaraan

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020/2021

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkatNya saya
dapat menyelesaikan tugas Critical Book Report (CBR) untuk pemenuhan tugas
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN tanpa suatu halangan apapun.

Dalam kesempatan ini tidak lupa saya mengucapkan banyak terimakasih kepada
ibu Maryatun kabatiah. selaku dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan
yang telah membina dan mengarahkan saya untuk dapat menyelesaikan tugas ini dengan
hasil yang baik dan saya juga berterimaksih kepada semua pihak yang telah membantu
saya dalam penyusunan CBR ini.

Mengingat bahwa manusia memiliki kelebihan maupun kekurangan dalam


mengerjakan sesuatu hal, maka saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari para pembaca.

Medan, 1 APRIL 2020

Penyusun

3
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.......................................................................................................................2

Daftar Isi................................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.....................................................................................................4


1.2 Rasionalisasi pentingnya CBR.............................................................................4
1.3 Tujuan penulisan CBR.........................................................................................4
1.4 Manfaat CBR.......................................................................................................4
1.5 Identitas buku yang direview...............................................................................5

BAB II RINGKASAN ISI BUKU........................................................................6-11

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Pembahasan Isi Buku.........................................................................................12

3.2 Kelebihan dan Kekurangan Buku.................................................................13-14

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan........................................................................................................15
4.2 Rekomendasi......................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................16

LAMPIRAN...................................................................................................................17-18

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hak Asasi Manusia (HAM) dalam bahasa inggris: human rights, bahasa Prancis: droits
de I’homme) adalah sebuah konsep dan normatif yang menyatakan bahwa manusia
memiliki hak yang melekat pada dirinya karena ia adalah seorang manusia. HAM berlaku
dimana pun, kapan pun dan kepada siapapun, sehingga sifatnya universal. HAM pada
dasarnya tidak dapat dicabut. HAM juga tidak dapat dibagi-bagi, saling berhubungan dan
saling bergantung.

1.2 Rasionalisasi Pentingnya CBR

Membuat CBR merupakan cara penulis untuk lebih menguji kemaampuan dalam
meringkas, menganalisis dan mengkritik buku yang satu dengan buku pembandingnya.
Terkadang banyak orang bingung untuk memilih buku yang akan menjadi sumber
referensi dalam proses pembelajarannya. Maka dari itu, penulis membuat CBR untuk
membantu para pembaca dalam menemukan referensi buku yang tepat yang ingin
dijadikan referensi pada pembelajarannya.

1.3 Tujuan Penulisan CBR


1. Pemenuhan tugas mata kuliah PKN
2. Menambah wawasan penulis dan pembaca mengenai PKN
3. Meningkatkan kemampuan penulis dalam meringkas, menganalisis dan mengkritik
buku
4. Menguatkan pemahaman pembaca akan pentingnya mempelajari PKN.

1.4 Manfaat CBR


1. Menjadi salah satu sumber referensi bacaan untuk para pembaca
2. Menjadikan pembaca tanggap akan hal-hal yang penting dari CBR ini

5
1.5 Identitas Buku
A. Identitas Buku Utama
1. Judul : Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi
2. Edisi : Pertama
3. Pengarang : Apiek Gandamana
4. Penerbit : CV Harapan Cerdas
5. Kota terbit : Medan
6. Tahun terbit : 2019
7. ISBN : 978-602-5799-42-6

B. Identitas Buku Pembanding


1. Judul : Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Rangka Pengembangan

Kepribadian Bangsa

2. Edisi : Pertama
3. Pengarang : Dr. Mardenis, S.H., M.Si.
4. Penerbit : PT RajaGrafindo Persada
5. Kota terbit : Jakarta
6. Tahun terbit : 2016
7. ISBN : 978-602-425-044-7

6
BAB II

RINGKASAN ISI BUKU

A. RINGKASAN BUKU UTAMA


1. Konsep Warga Negara

Warga negara dalam bahasa inggris “citizen”, dalam bahasa Yunani “civics” (asal
katanya civicus) yang berarti penduduk sipil (citizen). Merujuk kepada bahasa Yunani
kuno “polites” atau Latin “civics”. Yang didefinisikan sebagai anggota dari “polis” (kota)
Yunani Kuno atau “respublica” (perkumpulan orang-orang atau masyarakat) romawi bagi
persekutuan orang-orang di Mediterania Kuno, yang selanjutnya di transmisikan kepada
peradaban Eropa dan Barat.

Menurut Aristoteles warga negara adalah orang yang secara aktif ikut mengambil
bagian dalam kegiatan hidup bernegara, yaitu orang yang bisa berperan sebagai orang yang
diperintah dan orang yang bisa berperan sebgai orang yang memerintah.

AS Hikam (1999:166) mendefinisikan bahwa warga negara adalah anggota dari sebuah
komunitas yang membentuk negara itu sendiri.

2. Warga Negara Indonesia

Tentang siapa warga negara Indonesia dinyatakan pada pasal 4 UU No. 12 Tahun
2006. Disamping itu ditentukan pula bahwa yang menjadi warga negara Indonesia dalam
pasal 5 ayat 1 dan 2 UU No. 12 Tahun 2006 adalah:

1. Anak warga negara Indonesia yang lahir diluar perkawinan yang sah, belum berusia 18
tahun atau belum kawin diakui secara sah oleh ayahnya yang berkewarganegaraan
asing tetap diakui sebagai warga negara Indonesia.
2. Anak warga negara Indonesia yang belum berusia 5 tahun diangkat secara sah sebagai
anak oleh warga negara asing berdasarkan penetapan pengadilan tetap diakui sebagai
warga negara Indonesia.

3. Asas Kewarganegaraan

7
Dalam berbagai literatur hukum dan dalam praktik, dikenal adanya tiga asas
kewarganegaraan, masing-masing adalah ius soli, ius sanguinis, dan asas campuran. Yang
dianggap sebagai asas yang utama adalah asas ius soli dan ius sanguinis.

Dalam hukum negara juga mengatur tentang asas warga negara, yaitu pada UU No. 12
Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia. Hukum negara tersebut
membagi asas kewarganegaraan menjadi 2 asas atau pedoman, yaitu asas
Kewarganegaraan Umum dan Asas Kewarganegaraan Khusus.

Berdasarkan UU No 12 tahun 2006 asas kewarganegaraan umum terdiri atas 4 asas,


yaitu (1) asas kelahiran, (2) asas keturunan, (3) asas kewrganegaraan tunggal dan (4) asas
kewrganegaraan ganda terbatas. Sedangkan asas kewarganegaraan khusus terbagi atas (1)
asas kepentingan nasional, (2) asas perlindungan maksimum, (3) asas persamaan didalam
hukum dan pemerintahan, (4) asas kebenaran substantif, (5) asas non diskriminatif), (6)
asas pengakuan dan permohonan terhadap HAM, (7) asas keterbukaan, (8) asas publisitas.

4. Cara Memperoleh dan Kehilangan Kewarganegaraan Indonesia

Dalam literatur hukum di Indonesia, biasanya cara memperoleh status kewarganegaraan


hanya terdiri atas dua cara, yaitu status kewarganegaraan dengan kelahiran di wilayah
hukum Indonesia dan dengan cara pewarganegaraan atau naturalisasi. Dalam praktek
ketatatnegaraan diberbagai negara paling tidak terdapat 5 cara untuk memperoleh
kewarganegaraan. Di India misalnya dikembagkan 5 praktik, bahkan di Inggris terdapat 9
kategori kewarganegaraan. Adapun 5 metode perolehan status kewarganegaraan yang
dikenal dalam praktik tersebut adalah: (1) citizenship by birth, (2) citizenship by descent,
(3) citizenship by naturalisation, (4) citizenship by registration, (5) citizenship by
incorporation of territo).

5. Konsep Dasar Hak Asasi Manusia (HAM)

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM khususnya


dalam pasal 1 ayat 1 menyatakan HAM adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat
dan keberadaban manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan
anugerahNya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum
pemerintah dan setiap orang demi kehormatan dan perlindungan harkat dan martabat

8
manusia. HAM meliputi nilai-nilai ideal yang mendasar yang tanpa nilai-nilai dasar itu
orang tidak dapat hidup sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai manusia.

6. Sejarah Hak Asasi Manusia (HAM)


1. Piagam Madinah

Pada masa kenabian, di kota Madinah disusun sebuah Piagam Madinah. Piagam ini
merupakan dokumen kesepakatan masyarakat Madinah untuk melindungi dan menjamin
hak-hak sesama warga masyarakat tanpa memandang latar belakang, suku, dan agama.

2. Magna Charta (Inggris 1215)

Di kawasan Eropa, pada tahun 1215 lahir Magna Charta. Piagam ini nerupakan
perjanjian anatara Raja John dari Inggris dan sejumlah bangsawan. Melalui piagam ini raja
harus mengakui beberapa hak dari para bangsawan sebagai imbalan untuk dukungan
mereka dalam membiayai penyelenggaraan pemerintah dan kegiatan perang.

3. Declaration of Independence (Revolusi Amerika 1276)

Piagam ini disusun oleh Thomas Jefferson yang bersumber dari ajaran Montesquieu.
Deklarasi ini menekankan pentingnya kemerdekaan, persamaan dan persaudaraan. Dalam
deklarasi ini yang terpokok menyatakan bahwa sekalian manusia dititahkan dalam keadaan
sama dan dikaruniai oleh Yang Maha Kuasa beberapa hak yang tetap dan melekat
padanya.

4. Declaration des Droits de ‘i Ihomme et du Citoyen (Revolusi Prancis 1789)

Piagam ini dicetuskan pada permulaan revolusi Prancis yang menekankan perlunya
ditegakkan tiga dasar penghormatan terhadap manusia yaitu liberty, equality, fraternity.
Sekembalinya ke prancis, Lafayette berjuang untuk melahirkan piagam Hak Asasi
Manusia dan warga negara di negerinya. Piagam ini merupakan dasra dari rule of law yang
melarang penagkapan secara sewenag-wenang. Deklarasi ini menyatakan bahwa hak-hak
asasi manusia adalah hak-hak yang dimiliki nusia menurut kodratnya yang tak dapat
dipisahkan daripada hakikatnya dan karena itu bersifat suci.

7. Prinsip-prinsip Hak Asasi Manusia (HAM)

9
Menurut Didik B. Arif menjelaskan ada beberapa prinsip pokok yang terkait dengan
penghormatan, pemenuhan, pemajuan, dan perlindungan HAM. Prinsip-prinsip tersebut
adalah: prinsip universal, prinsip tidak dapat dilepaskan (inalienable), prinsip tidak dapat
dipisahkan (indivisible), prinsip saling tergantung (inter dependent), prinsip keseimbangan,
prinsip partikularisme.

8. HAM dalam UUD NRI 1945

Dalam pembukaan UUD 1945 alinea kesatu dinyatakan bahwa kemerdekaan ialah hak
segala bangsa, dalam pernyataan inu terkandung pengakuan secara yuridis hak asasi
manusia tentang kemerdekaan sebagaimana tercantum dalam deklarasi universal hak-hak
asasi manusia PBB pasal 1. Deklarasi universal hak-hak asasi manusia PBB pasal 18 dan
dalam pasal UUD 1945 dijabarkan dalam pasal 29 ayat 2 yaitu negara menjamin
kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk
meribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.

B. RINGKASAN BUKU PEMBANDING


1. Pengertian Dasar HAM

HAM diartikan dengan hak-hak dasar yang dimiliki setiap manusia dan dibawa sejak lahir
serta merupakan pemberian Tuhan Maha Pencipta. Pasal 1 ayat 1 UU No. 39 tahun 1999
(tentang HAM) menegaskan bahwa: hak asasi manusia merupakan hak yang melekat
sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan
dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap orang demi kehormatan serta
perlindungan harkat dan martabat manusia.

2. Sejarah Perkembangan dan Penegakan HAM Internasional


 Perjuangan Nabi Musa as dalam membebaskan uamat Yahudi dari perbudakan
 Hukum Hammurabi di Babylonia yang memberikan jaminan keadilan bagi warga
negaranya.
 Socrates, Plato, dan Aristoteles sebagai Filsuf Yunani peletak dasar diakuinya
HAM
 Perjuangan Nabi Muhammad Saw untuk membebaskan para bayi wanita dari
penindasan bangsa Quraisy.

10
 Magna Charta yang berisi (1) raja tidak boleh memungut pajak tanpa seijin dengan
penasehat raja, (2) orang tidak boleh ditangkap, disiksa atau dihukum tanpa alasan
yang sah.
 Habeas Corpus Act berisi antara lain: (1) jika seseorang ditangkap maka hakim
harus dapat menunjukkan alasan penangkapan secara lengkap, (2) Orang yang
ditangkap harus diperiksa selambat-lambatnya dua hari setelah penangkapan.
 Bill of Rights isinya antara lain: (1) membuat UU harus persetujuan parlemen, (2)
pemungutan pajak harus dengan persetujuan parlemen.
 The Declaration of Independent of America isinya antara lain: (1) semua yang
diciptakan sama, dikaruniai Tuhan hak-hak yang tidak dapat dilepaskan darinya
yakni hak hidup, hak kebebasan dan hak menikmati kebahagiaan.
 The Four Freedom of F.D Roesevelt yang isinya: (1) freedom of speech, (2)
freedom of religion, (3) freedom from want, (4) freedom from fear.
 The Universal Declaration of Human Rights
3. Macam-macam HAM

Menurut the International Bill of Human Rights, HAM dapat dibedakan sebagai
berikut:

 Personal Rights (hak-hak asasi pribadi)


 Property Rights (hak-hak asasi bidang ekonomi)
 Rights of Legal Equality (hak asasi untuk mendapatkan perlakuan yang sama
dalam hukum dan pemerintahan)
 Political Rights (hak asasi bidang politik)
4. HAM: Antara Nilai Universitas dan Nilai Partikularitas/Relativitas

Teori uniersalitas berpegang pada teori radikal universalitas HAM yang berargumen
bahwa perbedaan kebudayaan dan ideologi bukan membenarkan perbedaan konsepsi
HAM. Kelompok ini berpendapat bahwa hanya ada satu paket pemahaman mengenai
HAM, bahwa nilai-nilai HAM berlaku sama dimanapun dan kapanpun serta dapat
diterapkan pada masyarakat yang memiliki latar belakang budaya, ideologi dan sejarah
yang berbeda.

11
Di sisi lain kelompok kedua (partikularitas/relativisme kultural HAM) berpandangan
bahwa nilai-nilai moral dan budaya/ideologi bersifat partikular. Para penganut ini
berpandangan bahwa tidak ada hal yang bersifat unuversal, semua tergantung pada kondisi
sosial masyarakat yang ada.

5. Pelanggaran dan Pengadilan HAM

Unsur lain dalam HAM adalah masalah pelanggaran dan pengadilan HAM. UU No. 26
tahun 2000 tentang pengadilan HAM mendefinisikan bahwa pelanggaran HAM adalah
setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk aparat negara baik disengaja
ataupun tidak disengaja.

Pelanggara HAM dikelompokkan menjadi 2 bentuk yaitu: (1) pelanggaran HAM berat;
(2) pelanggaran HAM ringan. Pelanggaran HAM ringan meliputi genosida dan kejahatan
kemanusiaan. Sedangkan pelanggaran HAM ringan selain dari bentuk pelanggaran HAM
berat tersebut.

6. Islam dan HAM

Menurut kalangan ulama islam ada 2 konsp tentang hak dan islam: hak manusia dan
hak Allah. Hak Allah melandasi hak manusia demikian juga sebaliknya, sehingga dalam
praktiknya tidak bisa dipisahkan satu sama lainnya. Terdapat 3 bentuk HAM dalam islam.
Pertama hak dasar. Kedua hak sekunder. Ketiga hak tersier.

Lebih jelasnya terdapat dua prinsippokok HAM dalam Piagam Madinah. Pertama,
semua pemeluk islam adalah satu umat walaupun mereka berbeda suku bangsa. Kedua,
hubungan anatar komunitas islam dengan non muslim didasarkan pada prinsip-prinsip:
berinteraksi dengan sesama tetangga, saling membantu dalam menghadapi musuh
bersama, membela mereka yang teraniaya, saling menasehati, menghormati kebebasan
beragama.

7. Kelompok-kelompok yang Rentan terhadap Pelanggaran HAM


1. Anak-anak
2. Perempuan
3. Masyarakat adat
4. Pembela HAM
5. Penyandang cacat
12
6. Pengungsi

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pembahasan Isi Buku

Pada buku utama

Pembahasan sub bab yang pertama menjelaskan capaian pembelajaran yang dituju
setelah mempelajar bab HAM. Selanjutnya diikuti dengan kompetensi dasar pembelajaran.
Kemudian indikator pembelajaran. setelah itu peta konsep. Lalu masuk ke materi
pembelajaran. Dimana pada materi pembelajaran pertama dibuka dengan pendahuluan.
Setelah itu menjelaskan konsep warga negara dalam bahasa inggris yaitu citizen, dalam
bahasa Yunani civics, dalam bahasa Yunani kuno polites, dan pada bahasa latin civis.
Konsep negara ini juga di kemukakan oleh bebrapa ahli seperti Ariestoteles dan AS
Hikam.

Pada sub bab selanjutnya menjelaskan tentang siapa warga negara Indonesia yang
dijelaskan pada pasal 4 UU No 12 tahun 2006. Selanjutnya membahas asas
kewarganegaraan dimana pada UU No. 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan
Republik Indonesia. Hukum negara membagi asas kewarganegaraan menjadi 2 asas atau
pedoman, yaitu asas Kewarganegaraan Umum dan Asas Kewarganegaraan Khusus.
Kemudian pada sub bab berikutnya membahas mengenai cara memperoleh dan kehilangan
kewarganegaraan Indonesia yaitu dengan 5 prosedur (1) citizenship by birth, (2)
citizenship by descent, (3) citizenship by naturalisation, (4) citizenship by registration, (5)
citizenship by incorporation of territo). Sub bab berikutnya membahas konsep dasar HAM,
sejarah HAM, prinsip-prinsip HAM, dan HAM dalam UU NRI 1945.

Pada Buku Pembanding

Sub bab pertama membahas tentang pengertian dasar HAM yang diatur pada pasal
1 ayat 1 UU No. 39 tahun 1999 tentang HAM. Kemudian sub bab selanjutnya membahas
sejarah perkembangan dan penegakkan HAM internasional, macam-macam HAM yang
meliputi Personal Rights, Property Rights, Rights of Legal Equality, dan Political Rights.
Selanjutnya sub bab membahas HAM: Antara Nilai Universitas dan Nilai

13
Partikularitas/Relativitas, pelanggaran dan pengadilan HAM, islam dan HAM, dan yang
terakhir Kelompok-kelompok yang Rentan terhadap Pelanggaran HAM

3.2 Kelebihan dan kekurangan buku

Kelebihan buku

Buku utama yang berjudul Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi


oleh Apiek Gandamana, S.Pd., M.Pd, memiliki kelebihan seperti diawal bab yang akan
dipelajari di paparkan capaian pembelajaran yang akan didapat saat selesai mempelajari
bab tersebut, kemudian terdapat kompetensi dasar pembelajaran dan peta konsep yang
membuat pembaca lebih mudah memahami materi yang akan dibahas pada bab tersebut.
Pada buku utama juga menjelaskan konsep warga negara dari beberapa bahasa seperti
bahasa inggris “citizen” dalam bahasa Yunani “civics” dalam bahasa Yunani kuno
“polites” dan pada bahasa latin “civis”. Konsep negara yang dibahas juga dikemukakan
oleh bebrapa ahli seperti Ariestoteles dan AS. Pada buku utama juga terdapat bahan
diskusi dan soal latihan dimana bahan diskusi dan soal latihan tersebut dapat menambah
acuan terhadap pembaca untuk lebih mencari informasi lagi mengenai materi HAM.

Pada buku pembanding yang berjudul Pendidikan Kewarganegaraan Dalam


Rangka Pengembangan Kepribadian Bangsa oleh Dr. Mardenis, S.H., M.Si. memiliki
beberapa kelebihan seperti sejarah perkembangan dan penegakkan HAM cukup lengkap
dimana dimuat dengan poin-poin yang berisikan isi dari piagam tiap negara seperti: Bill of
Rights isinya antara lain: (1) membuat UU harus persetujuan parlemen, (2) pemungutan
pajak harus dengan persetujuan parlemen.

Kekurangan Buku

Pada buku utama tidak ada membahas mengenai macam-macam HAM, HAM:
Antara Nilai Universitas dan Nilai Partikularitas/Relativitas, pelanggaran dan pengadilan
HAM, islam dan HAM, serta kelompok-kelompok yang rentan terhadap pelanggaran
HAM. Pembahasan mengenai sejarah HAM juga lebih sedikit daripada buku pembanding
dimana pada buku utama tidak ditemukan sejarah HAM yang meliputi: Perjuangan Nabi
Musa as dalam membebaskan uamat Yahudi dari perbudakan, Hukum Hammurabi di
Babylonia, Socrates, Plato, dan Aristoteles sebagai Filsuf Yunani peletak dasar diakuinya

14
HAM, Perjuangan Nabi Muhammad Saw untuk membebaskan para bayi wanita dari
penindasan bangsa Quraisy dan The Four Freedom of F.D Roesevelt.

Pada buku pembanding tidak dijelaskan mengenai capaian pembelajaran,


kompetensi dasar pembelajaran, indikator pembelajaran, peta konsep serta pendahuluan
diawal materi pembelajaran. Tidak seperti buku utama yang menjelaskan poin-poin
tersebut. Pada buku pembanding juga pengertian HAM tidak dijelaskan dari beberapa
bahasa dan pendapat dari para ahli, pengertian HAM hanya dijelaskan oleh pasal 1 ayat 1
UU No. 38 tahun 1999 lain hal nya dengan buku utama yang menjelaskan konsep HAM
dari beberapa bahasa internasional dan pendapat dari beberapa ahli. Pada buku
pembanding juga tidak diberikan bahan diskusi lain hal nya dengan buku utama yang
memberikan bahan diskusi. Buku pembanding juga tidak menampilkan contoh naskah dari
beberapa deklarasi dari sejarah HAM. Berbeda dengan buku utama yang menampilkan
gambar surat deklarasi dari sejarah HAM.

15
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

HAM merupakan pemberian Tuhan Maha Pencipta yang melekat sebagai makhluk
Tuhan Yang Maha Esa yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara,
hukum, pemerintah dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan
martabat manusia.

4.2 Rekomendasi

Sebaiknya, penulis dalam kedua buku yaitu buku Pendidikan Kewarganegaraan Untuk
Perguruan Tinggi oleh Apiek Gandamana, S.Pd., M.Pd, dan buku Pendidikan
Kewarganegaraan Dalam Rangka Pengembangan Kepribadian Bangsa oleh Dr. Mardenis,
S.H., M.Si. dapat menjadi satu buku yang memuat materi HAM yang lengkap yang
diciptakan untuk kalangan mahasiswa dan kalangan umum untuk lebih banyak menambah
wawasan ilmu pengetahuan serta ilmu-ilmu dan informasi-informasi yang ada wajib
diperbaharui seiring perkembangan zaman terutama perkembangan pada ilmu
kewarganegaraan.

16
Daftar Pustaka

Grandamana. A. 2019. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi. Medan:

CV Harapan Cerdas.

Mardenis. 2016. Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Rangka Pengembangan

Kepribadian Bangsa. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

17
Dokumentasi

Buku utama

18
19
Buku Pembanding

20

Anda mungkin juga menyukai