Anda di halaman 1dari 19

CRITICAL BOOK REVIEW

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Dosen Pengampu : Sugianto.,S.Pdi.,Ma

Disusun Oleh :

Adinda

7203520019

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik
dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan CBR ini dengan baik.

Kami selaku penulis berharap CBR ini dapat berguna, bermanfaat dan menambah
wawasan serta pengetahuan kita semua mengenai materi yang akan dibahas nanti. Kami juga
menyadari bahwa CBR ini masih memiliki kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kami berharap adanya kritik dan saran demi perbaikan karya tulis di masa yang akan
datang,

Semoga makalah yang sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya, CBR yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Akhir kata, kami mohon maaf apabila terdapat kata-kata yang kurang berkenan.

Binjai, 29 April 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i

DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

A. Rekonsiliasi Pentingnya CBR .................................................................................. 1


B. Tujuan CBR ............................................................................................................. 1
C. Manfaat CBR ........................................................................................................... 1
D. Identitas Buku .......................................................................................................... 1

BAB II RINGKASAN ISI BUKU .................................................................................... 2

BAB III PEMBAHASAN / ANALISIS .......................................................................... 16

A. Kelebihan Buku ..................................................................................................... 16


B. Kekurangan Buku .................................................................................................. 16

BAB IV PENUTUP .......................................................................................................... 15

A. Kesimpulan ........................................................................................................... 15
B. Saran ...................................................................................................................... 15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Rekonsiliasi Pentingnya CBR

Pada dasarnya critical book review merupakan kegiatan mengulas isi buku dengan
menitikberatkan pada evaluasi (penjelasan, interpretasi dan analisis) mengenai keunggulan dan
kelemahan buku, apa yang menarik dari buku tersebut, bagaimana isi buku tersebut bisa
mempengaruhi cara berpikir dan menambah pemahaman terhadap suatu bidang kajian tertentu.
Mahasiswa dapat menguji pikiran pengarang/penulis lewat sudut pandangnya dengan
berdasarkan pengetahuan & pengalaman yang dimiliki. Melalui kegiatan critical book review
mahasiswa di ajak untuk berfikir kritis mengenai suatu permasalahan, menillai dan
menganalisis suatu kajian secara objektif serta mampu memandang suatu permasalahan dari
sudut pandang yang berbeda.

B. Tujuan CBR

1. Menambah pemahaman mahasiswa mengenai materi atau isi buku yang di bahas
2. Meningkatkan kemampuan mahasiswa untuk menyampaikan pendapat secara luas

C. Manfaat

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam, untuk menambah pengetahuan
atas perbandingan terhadap buku dan untuk mengasah kemampuan dalam hal kritik terhadap
buku.

D. Identitas Buku

Judul : Islam Kaffah (Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi)

Kota Terbit :Medan

Pengarang :Tim MPK Pendidikan Agama Islam UNIMED Medan

Penerbit :PERDANA PUBLISHING

Tahun Terbit :2017

ISBN 978-602-6462-34-3

1
BAB II

RINGKASAN ISI BUKU

BAB I ALLAH : TUHAN YANG MAHA ESA

A. Mengapa harus mempercayai keberadaan penciptaan alam semesta

Di dalam islam kepercayaan kepada pencipta alam semesta dipahami sebagai fitrah manusia.
Sejak masa azali allah telah mempertanyaakn kepada ruh manusia. Karena itu pada dasar nya
manusia di ciptakan sebagai seorang yang bertuhid dan menyerahkan diri kepada allah.
Di dalam surah ar-rum ayat 30 disebutkan

Artinya : Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama allah ( tetaplah atas ) fitrah
allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah
allah. Itulah agama yang lurus tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui
Potensi fitrah akan semakin kuat ketika akal kecerdasan manusia mendukung nya. Karakter
akal yang rasional selalu mendorong agar manusia mempertanyakan dan menganalisis apa pun
yang di pahami nya sebagai sesuatu yang penting. Masalah keyakinan adalah masalah yang
penting di dalam kehidupan karena itu akal kecerdasan akan mendorong manusia untuk
memikirkannya.. usuluddin adalah kajian tentang asas-asas agama yaitu tentang ketuhanan.
Pertanyaan dalam ranah usuluddin itu di sebut dengan nazar.

B. Keharusan memilih islam sebagai agama dan pedoman hidup

Pertama, agama ini memiliki kitab suci alquran yang di wahyuhkan allah dan telah teruji dalam
sejarah tentang keautentikannya. Kedua, sejak era di turunkannya al-quran allah telah
menantang manusia dan jin untuk membuat satu surah saja seperti kualitas al-quran dari segala
dimensi nya, tetapi hingga saat ini tidak ada yang mampu melakukannya. Al-quran memiliki
ketinggian redaksi dan bahasanya yang tidak tertandingi hingga saat ini. Ketiga dilihat dari
keterpaduan kandungan ayat-ayat alquran,dan pemenuhan terhadap kebutuhan hidayah
manusia untuk menata duniawi dan ukhrawi. Dari diskusi di atas ada 4 hal yang mendasari
mengapaseseorang harus memilih islam sebagai keyakinanya. Pertama, berkenaan dengan
eksistensi kitab suci. Kedua dari sisi ajaran dan kebenaran ilmiah. Ketiga, keterpaduan
kandungan dan pemenuhan atas kebutuhan pedoman hidup manusia dalam segala keadaan dan
berlaku sepanjang zaman. Keempat , dari sisi sejarah keberimannya manusia, yaitu para nabi
dan rasul sebelumnya

2
C. Keniscayaan beriman dan bertauhid
Ketika seorang telah meyakini adanya pencipta alam semesta, lalu ia menemukan islam sebagai
agama kebenaran dan mengharuskan secara obyektif harus ia pilih, maka konsekuensinya dari
semua itu adalah seyogianya ia mewujudkannya di dalam keyakinan dan perilakunya. Jika ia
tidak bersikap sedemikan, maka ia telah mengingkari kebenaran itu sendiri. Merealisasikan
tuntutan keimanan berarti tunduk dan patuh kepada segala ajaran-ajaran yang di timbulkan
keimanan dengan cara melaksanakannya. Oleh sebab itu ia akan menempatkan ajaran-ajaran
yang wajib pada kedudukan wajib, ajaran-ajaran yang sunnat larangan-larangan yang haram
pada posisi haram, larangan-larangan makruh pada posisi makruh dan hal-hal yang mubah pada
kedudukan boleh dilaksanakan dan boleh di tinggalkan.
Syahadat kepada allah memiliki 7 syarat:ilmu (al-ilm),yakin (alyaqin),menerima (al-
qabul),tunduk dan patuh (al-inqiyad), jujur (ash-sidq),iklas (al-ikhlas), cinta (al-mahabbah).
Sebagai seorang muslim ia harus mengetahui konsep ketuhanan di dalam islam sesuai dengan
yang di ajarkan agama ini. Di antara konsep terpenting dari agama islam adalah tauhid. Tauhid
adalah meyakini keesaan allah dalam rububiyyah,iklas beribadah kepada nya, menetapkan bagi
nya nama-nama dan sifat-sifat nya serta meyakini kesuciannya dari kekurangan dan cacat.
Mentauhidkan allah berarti tidak menserikatkannya dengan sesuatu apapun. Mentauhidkan
allah merupakan suatu sikap objektif dan adil. Sebab pada hakiki nya hanya allah lah tuhan dan
dia berhak untuk mendapatkan pengakuan sebagai tuhan dan berhak untuk mendapatkan
pengakuan sebagai tuhan dan berhak untuk diibadahi setiap makhluk nya. Dengan demikian
kesirikan adalah sikap subjektif yang keliru dan kezaliman yang tiada tara. Allah berfitrman
dalam surah ali Imran ayat 18 yang arti nya : allah menyatakan bahwasanya tidak ada tuhan
melainkan dia yang berhak di sembah, yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang-
orang yang berilmu juga menyatakan yang demikian itu. Tak ada tuhan melainkan dia yang
berhak di sembah yang maha perkasa lagi maha bijaksana

BAB II IMAN, ISLAM, DAN IHSAN

A. Asas keimanan dalam agama islam

Di dalam islam, wujud iman seseorang di asaskan penegakannya kepada rukun iman.
Keimanan itu di wujudkan dalam kepercayaan hati,pengakuan, dan prilakunya sebagaimana
yang telah di jelaskan. Pada tingkatkan perilaku inilah wujud iman tersebut dapat terilihat.
Rukun iman yang dimakdus adalah :

3
1. Iman kepada allah, tuhan yang menjadikan seluruh alam ini
2. Iman kepada malaikat allah
3. Iman kepada kitab-kitab allah, kita-kitab suci yang di turunkan oleh allah terhadap rasul
4. Iman kepada rasul-rasul dan nabi-nabi yang diutus allah untuk ,menyampaikan ajaran-
ajarannya kepada umat manusia
5. Iman akan adanya hari akhirat, yaitu hari pembalasan bagi segala amal perbuatan
manusia di dunia
6. Iman kepada qadha dan qadhar, yaitu segala ketetapan allah terhadap untung baik dan
buruk yang kita alami di duinia ini berasal dari Allah SWT

Rukun iman keduan adalah percaya kepada malaikat. Seorang mukmin wajib mengakui dan
mengimani adanya malaikat. Mereka adalah malaikat allah yang senantiasa taat kepada
perintahnya dan tidak pernah melakukan maksiat.sebagaimana firman allah syarah at-Tahrim
ayat 6. Artinya : “ malaikat-malaikat tidak mendurhakai allah terhadap apa yang di
perintahkannya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang di perintahkannya.

Iman kepada kitab allah membenarkan bahwa seluruh kitab yang diturunkan itu dating nya dari
allah. Ayat-ayat yang ada di dalam kitab tersebut adalah kalam allah. Di antara nya adalah kitab
taurat, zabur, injil dan al-quran.
Iman kepada rasul adalah membanarkan dengan sesungguhnya bahwa allah mengutus kepada
setiap umat ini seorang rasul untuk membimbing mereka. Tugas utama seorang rasul adalah
mengajak manusia untuk mentauhidkan allah dan menjauhi kesyirikan serta menjalankan
syariat yang di bawanya. Di dalam surah alquran pada surah an-nisa ayat 150-152 allah
berfirman : artinya : sesungguhnya orangorang yang kafir kepada allah dan rasul-rasul nya dan
bermaksud memperbedakan antara allah dan rasul nya. Iman kepada hari akhir adalah meyakini
sepenuh hati tanpa keragiuan bahwa hari kiamat akan akan terjadi. Rukun iman terakhir adalah
percaya kepada qadha-qadhar. Qadar adalah ketentuan allah sedangkan qadha merupakan
ketetapan nya.
B. Asas Keislaman Dalam Agama Islam

Sewaktu membicarakan definisi islam, al-maududi menjelaskan : “ Setiap agama di dunia ini
telah di namai setelah pendirinya dari suatu komunitas atau bangsa itu dilahirkan. Sebagai
contoh, Kristen diambil dari nama Nabi Isa yang kudus, Buda dari pendirinya Buddha
Gautama, Zoroastrian dari pendirinya Zoroaster, Jahudi dari bangsa Jahudi, yakni dari nama
suku Judah ( daerah Judea ) dimana ia berbentuk.’’

4
Secara bahasa islam berarti patuh, penyerahan, dan pengabdian. Seorang yang beragama islam
di sebut muslim. Muslim adalah orang yang menyerahkan diri, patuh, dan hanya mengabdi
kepada Allah Swt. Karena tunduk dan patuh, maka jadilah seorang Muslim orang yang selamat.
Seorang muslim di tuntut menjalan syariat islam dengan ikhlas dan sesuai dengan petunjuk
Allah dan Rasul-nya. Dalam korelasi ini, Ibn al-Qayyim menjelaskan bahwa ada dua syarat
diterimanya amal ibadah seseorang, yaitu dilakukan dengan ikhlas dan sesuai dengan petunjuk
syariat. Jika amal ibadah dikerjakan dengan ikhlas tetapi tidak sesuai dengan petunjuk Allah
dan Rasul-Nya, maka ibadah tersebut tertolak. Telah menajdi keyakinan kaum muslim bahwa
islam adalah agama yang benar yang di ridhai oleh allah. Oleh sebab itu, agama manapun selain
islan tidak terima di sisi allah. Hal ini sesuai dengan firman Allah pada surah Ali Imran ayat
19 : Artinya : “ sesungguhnya agama (yang di ridhai) di sisi Allah hanyalah islam.)
Islam adalah satu-satunya agama yang sempurna mengatur tata cara
ibadah,moralitas,social,ekonomi,kebudayaan,politik,dan hubungan internasional. Dengan kata
lain, islam mengatur seluruh aspek dan nilai-nilai kehidupan secara integral tanpa eksepsional.
Oleh sebab itu, islam tidak mengenal konsep sekularisme dan sekularisasi dalam kehidupan
social dan politik

BAB III MANUSIA DALAM KONSEPSI ISLAM

A. Mengenal Konsep Manusia

Manusia adalah makhluk tuhan yang multi dimensi dan kompleks. Sejak peradaban umat
manusia di tulis, ia selalu di jadikan objek kajian yang tidak pernah habis untuk di telaah.
Dalam islam, dideskripkan bahwa allah meciptakan adam berdasarkan kehendak dan
kekuasaan-nya tanpa melalui proses biologis sebagaimana lazimnya manusia-manusia
keturunannya, yakni keterlibatan ayah dan ibu sebagai sebab natural terlahirnya manusia.
Penjelasan tentang penciptaan manusia tersebut di awali dari firman allah kepada para malaikat
bahwa dia akan menjadikan manusia dari tanah liat kering yang berasal dari lumpur hitam dan
di beri bentuk menjadi tubuh yang sempurna. Selain kecakapan intelektual yang di berikan
allah untuk mewujudkan atribut-atribut kemuliaan dan kehendak-nya, manusia juga di beri
bimbingan wahyu. Wahyu allah merupakan pedoman hidupbagi manusia untuk meraih
kebahagiaan material dan spiritual dalam hidupnya. Manusia yang menerima wahyu adalah
manusia yang terbaik dari jenis manusia itu sendiri yang di sebut dengan nabi dan rasul.
Manusia terbaik inilah yang berhubungan langsung secara spiritual kepada allah untuk
menerima wahyu nya

5
B. Dimensi-Dimensi Kemanusiaan
Ada beberapa istilah yang terkait dengan dimensi manusia yang di telaah dari perspektif ini.di
mensi-dimensi tersebut saling berhubungan secara fungsional dan substansial dalam diri
manusia itu sendiri. Hal yang terpenting dari sejumlah dimensi itu adalah aljasad, al-ruh, al-
aql, dan al-nafs.
Al-jasad dalam bahasa Indonesia di sebut tubuh, badan atau jasad merupakan salah satu
dimensi yang dapat dijelaskan secara saintifik. Dalam al-quran dijelaskan bahwa manusia
berasal dari sperma dan ovum, kemudian bertahap menjadi darah,daging,tulang-belulang dabn
akhirnya menjadi manusia yang utuh dan memiliki bentuk yang terbaik.
Allah berfirman di dalam surah al-mu’minun ayat 12-14: Artinya : dan sesungguhnya kami
telah menciptakan manusia dari suatu saripati dari tanah. Kemudian kami jadikan saripati air
mani yang di simpan dalam tempat yang kokoh. Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal
darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging dan segumpal daging itu kami
jadikan tulang belulang lalu tulan belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian kami
jadikan dia makhluk yang berbentuk lain. Maka maha sucilah allah, pencipta yang paling baik
Nafs al-lawwarnah adalah nafsu yang menyesal di sebabkan keburukan yang dilakukannya di
dunia. Dalam nafsu ini bergumul antara kebaikan dan kejahatan yang saling menghimpit dan
mengalahkan. Eksistensi manusia dengan keragaman dimensi yang dimilikinya merupakan
suatu system yang inheran dan padu, bukan terpisah-pisah yang berakibat terjadinya
dikotominasi dan paradoks

BAB IV MANUSIA SEBAGAI KHALIFAH DI MUKA BUMI

A..Martabat Manusia

a) Tujuan Penciptaan Manusia

Tujuan utama penciptaan manusia adalah untuk beribadah kepada allah. Hal ini sebagaimana
yang dijelaskan oleh allah dalam kitab sucinya yaitu : Dan aku tidak menciptakan jin dan
manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepadaku ( az-zariyat : 56 ). Ketika tujuan
manusia diciptakan untuk beribadah kepadanya, maka seyogianya ia menjadikan seluruh
hidupnya dalam rangka lillahi ta’ala ( hanya untuk allah ). Adapun yang dimaksud hal ini
adalah manusia harus menjalankannya seluruh aspek kehidupannya sesuai dengan tuntunan
syariat yang dibebankan kepadanya. Tuntunan itu dijalankannya hanya sebagai sebuah
pengabdian secara ikhlas kepada-nya berdasarkan rida dan kehendak-nya.

6
Ibn Qayyim mengatakan bahwa dalam hal menjalankan ibadah kepada allah sebagai tujuan
hidup manusia, maka ia harus memperhatikan dua hal. Pertama hatinya harus ikhlas hanya
kepada allah dan kedua harus sesuai dengan petunjuk yang diajarkan oleh nabi saw (sunnah).
Zu an-nun al-mishri menjelaskan ada tiga tanda-tanda ikhlas yaitu : “ tanda ikhlas ada tiga :
pujian dan cercaan dari manusia sama saja baginya: melupakan amal yang telah dilakukannya:
hanya mengharap ganjaran amalnya di akhirat.”
Sebagaimana yang telah disebutkan, selain harus ikhlas, ibadah mesti mengikuti tuntunan yang
diajarkan oleh nabi saw. Jika ibadah formal tidak mengikuti tuntunan tersebut maka ia sia sia
bahkan bagi orang orang yang membuat buat ibadah tanpa dalil akan mendapat ancaman api
neraka.
B. Tanggungjawab Manusia
a) Tanggung jawab manusia sebagai hamba allah
Tanggungjawab utama manusia adalah menjadikan dirinya dan masyarakatnya tetap berada di
dalam tujuan hidup tersebut.
b) Tanggung jawab manusia sebagai khalifah allah.
Pertama kali disebutkan di dalam al quran surah albaqarah ayat 30. Ayat ini mengandung pesan
tentang kedudukan manusia sebagai pemakmur alam, yang disebut dengan istilah “khalifah di
atas muka bumi”. Di dalam surah shad ayat 26 allah menjelaskan tentang tugas yang harus
ditegakkan seorang khalifah. Tugas utamanya adalah menerapkan kebenaran dalam
menetapkan keputusan kepada manusia; khalifah harus berlaku adil, dan tidak boleh mengikuti
hawa nafsunya dalam menjalankan kepemimpinannya.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka tanggungjawab utama manusia sebagai khalifah allah
adalah untuk mengajak manusia mentauhidkan allah, menegakkan hukum-hukumnya, keadilan
dan memakmurkan bumi.

BAB V HUKUM DAN ISLAM

A. Menumbuhkan Kesadaran Hukum Untuk Menaati Hukum Allah

a) Kedudukan Hukum Islam

Sesungguhnya, disyari’atkannya hukum allah bagi manusia adalah untuk mengatur tata
kehidupan mereka, baik dalam masalah duniawi maupun ukhrawi. Fungsi hukum islam
dinyatakan secara tegas dalam surah an-nisa ayat 105 : sesungguhnya kami telah menurunkan

7
kitab kepadamu dengan membawa kebenaran, supaya kamu dapat n hukum kepada manusia
dengan apa yang telah allah wahyukan kepadamu.
b) Ciri Khas Syari’at Islam
Adapun ciri khas syari’at islam adalah Bersifat menyeluruh, Membentuk adab dan akhlak yang
baik, Merasa di dalam pengawasan allah dan Sesuai setiap waktu dan tempat
c) Tujuan Hukum Islam
Pada dasarnya, tujuan syari’ dalam mensyariatkan ketentuan ketentuan hukum kepada
mukhallaf adalah untuk mewujudkan kebaikan bagi kehidupan mereka, baik melalui ketentuan
ketentuan yang dharuri, hajiy, ataupun tahsini.

BAB VI SENI DALAM ISLAM

A. Islam Agama Fitrah

Islam adalah agama realistik, mengetahui dan menyadari kepentingan, tabiat, watak, bakat dan
keinginan manusia sebagai makhluk yang diciptakan memiliki fitrah kejadian dan instink.
1. Seni budaya

Hasil kesenian dan kebudayaan tidak disukai islam yaitu kesenian dan kebudayaan yang dapat
merusak iman dan bertentangan dengan batas kesopanan yang dapat merusak iman dan
bertentangan yang diajarkan islam.
2. Seni suara

Islam memperbolehkan mengubah dan melantunkan syair selama kata-kata dalam syair
tersebut tidak membawa manusia kepada kemaksiatan, kedurhakaan, dan penentangan
terhadap syariat islam.
3. Syair dan puisi

Pada asalnya syair tidaklah haram dikumandangkan karena ia hanyalah sebuah gubahan dari
keindahan seni bahasa untuk mengungkapkan perasaan. Syair itu telarang jika mengandung
kata kata yang bertentangan dengan syariat. Oleh sebab itu, syair yang demikian diharamkan
oleh syariat. Namun, syair yang tidak memiliki indikasi yang disebutkan tetep dalam hukum
asalnya, yaitu boleh.
4. Seni bangunan

Salah satu jenis bangunan yang dilahirkan dari rasa keagamaan dan spirit keislaman dari umat
islam adalah bangunan masjid tempat peribadatan.

8
5. Seni lukis, ukir dan pahat.
Hikmah Adanya larangan membuat patung-patung dan lukisan-lukisan yang menerupai ciptaan
tuhan yang mempunyai ruh adalah agar manusia tidak kembali kepada penyembahan berhala
dan mendewa dewakan manusia atau sebagainya. Sebab, demikian membawa kepada syirik.
Adapun dibolehkan bila dibuat hanya sekedar untuk permainan dan penghibur bagi anak anak.
B. Tanggung Jawab Seniman
Adapun tanggung jawab seorang seniman adalah dengan seninya tidak akan mengajarkan
kesenian yang justru menentang alllah.

BAB VII MORAL,ETIKA, DAN AKHLAK

Akhlak merupakan perilaku yang dibangun berbasis hati nurani. Meski ada yang
mengklasifikasikannya menjadi akhlak mulia dan akhlak tercela, tapi pada lazimnya akhlak
adalah suatu sebutan bagi perilaku terpuji yang berakar dari iman. Malah dasar pijakan akhlak
adalah Al Qur’an dan Al-Sunnah, sehingga perilaku yang tidak berdasar keduanya tidak ada
jaminan sebagai akhlak mulia. Sumber pijakan inilah yang merupakan perbedaan prinsip dari
akhlak dengan etika, budi pekerti, moral dan sebagainya.
Etika, moral, budi pekerti, meskipun dasarnya adalah kebiasaan, adat-istiadat masyarakat, tapi
di kalangan umat beragama, perilaku yang terbiasa, dapat disesuaikan dan dijiwai oleh akhlak
yang diajarkan oleh agama. Karena itu banyak kita temui etika, moral, dan budi pekerti saling
mengisi dengan ajaran akhlak yang dibimbing oleh agama. Mengapa demikian? Karena unsur-
unsur akhlak ini adalah hal-hal yang makruf, yang sudah dimaklumi oleh orang banyak sebagai
hal yang baik, dan bersumber pada sifat dan sikap jiwa yang mulia dan terpuji, seperti : jujur,
adil, bijaksana, berkata benar, ramah, senyum, pemaaf, disiplin, dan sebagainya.
Berbicara masalah akhlak berarti berbicara tentang konsep Alhusn (baik) dan Al-qubh (buruk).
Menurut Mu’tazilahal-husn adalah sesuatu yang menurut akal bernilai baik dan al-qubh adalah
sesuatu yang menurut akal bernilai buruk. Bagi Mu’tazilah baik dan buruk itu ukurannya
adalah akal manusia. Berbeda dengan Mu’tazilah, Ahlu al-Sunnah berpendapat, bahwa yang
dapat menentukan baik dan buruk bukan akal tetapi wahyu. Oleh karenanya Ahlu al-Sunnah
berpendapat, bahwa al-husn adalah sesuatu yang menurut Al Qur’an dan al-Sunnah adalah baik
dan alqubh adalah sesuatu yang menurut Al Qur’an dan al-Sunnah adalah buruk.
Secara substansial, etika, moral dan akhlak memang sama, yakni ajaran tentang kebaikan dan
keburukan, menyangkut perikehidupan manusia dalam hubungannya dengan Tuhan, sesama
manusia dan alam dalam arti luas. Yang membedakan satu dengan yang lainnya adalah ukuran

9
kebaikan dan keburukan itu sendiri. Etika adalah ajaran yang berbicara tentang baik dan buruk
dan yang menjadi ukuran baik dan buruknya adalah akal karena memang etika adalah bagian
dari filsafat. Sedangkan akhlak yang secara kebahasaan berarti budi pekerti, perangai atau
disebut juga sikap hidup adalah ajaran yang berbicara tentang baik dan buruk yang ukurannya
adalah wahyu Tuhan.
Secara terminologis akhlak adalah ilmu yang menentukan batas antara yang baik dan yang
buruk, terpuji atau tercela, menyangkut perkataan dan perbuatan manusia lahir batin. Secara
rinci kajian akhlak meliputi :
a) Pengertian baik dan buruk
b) Menerangkan apa yang harus dilakukan oleh seorang manusia terhadap manusia
lainnya
c) Menjelaskan tujuan yang seharusnya dicapai oleh manusia dengan perbuatan-
perbuatannya
d) Menerangkan jalan yang harus dilalui untuk berbuat.
Menurut Ibnu Miskawaih, akhlak adalah keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk
melakukan perbuatan-perbuatan tanpa memalui pertimbangan pikiran terlebih dahulu. Sejalan
dengan apa yang diungkapkan Ibnu Miskawaih, Al-Ghazali menyebutkan bahwa akhlak
adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang dari padanya timbul perbuatan-perbuatan
dengan mudah tanpa memerlukan pertimbangan pikiran.
Dua definisi di atas menyatakan, bahwa akhlak secara substansial adalah sifat hati (kondisi
hati)- bias baik- bias buruk- yang tercermin dalam perilaku. Jika sifat hatinya baik, maka yang
muncul adalah akhlak yang baik (al akhlaq al-karimah) dan jika sifat hatinya buruk, maka yang
keluar dari perilakunya adalah akhlak yang buruk (al-akhlaq al-mazmumah). Kemudian
muncul pertanyaan, apa yang menyebabkan hati manusia kotor dan jelek dan apa pula yang
menyebabkan bias jelek dan rusak juga bias baik dan suci adalah factor dirinya. Di dalam diri
manusia ada tiga nafsu :
➢ Nafsu Syahwaniyyah, (nafsu ini ada pada manusia dan ada pada binatang), Yaitu nafsu
yang cenderung pada kelezatan misalnya makanan, minuman dan syahwat jasmaniyah,
bersenang-senang dengan lawan jenis. Kalau nafsu ini tidak dikendalikan, maka
manusia tak ada bedanya dengann hewan, sikap hidupnya menjadi hedonism.
➢ Nafsu Al-ghadhabiyah, nafsu ini juga ada pada manusia dan ada pada hewan, yaitu
nahsu yang cenderung kepada marah, merusak, ambisi, senang menguasai dan
mengalahkan yang lain. Nafsu ini lebih kuat ketimbang nafsu syahwaniyyah dan lebih
berbahaya bagi pemiliknya jika tak terkendalikan. Ia cenderung pemarah, sangat
10
hiqdu(dengki), tergesa-gesa tidak tenang, cepat bertindak untuk menaklukkan
musuhnya tanpa pertimbangan matang dan rasional.
➢ Al-Nafsu al-nathiqah, yaitu nafsu yang membedakan manusia dengan hewan. Nafsu
yang dengannya manusia mampu berzikir mengambil hikmah, memahami fenomena
alam dan dengannya manusia menjadi agung, besar cita-citanya, kagum terhadap
dirinya sehingga bersyukur kepada Tuhannya. Nafsu ini menjadikan manusia dapat
membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, serta dengannya pula manusia
dapat mengendalikan kedua nafsu Al-syahwaniyyah dan AlGhadhabiyah. Al-
Nathiqahini akan berkembang positif bahkan dapat mengendalikan kedua nafsu yang
lainnya, yaitu dengan mempelajari ilmu akhlak, hikmah dan menahan diri dari
keburukan danfahisyah, mengatur kehidupan dan penghidupannya secara baik,
menjaga harga diri dan muru’ah.
Suci dan tidaknya hati manusia tergantung mana yang paling dominan dalam hatinya, jika
nafsu yang pertama dan yang kedua (syahwaniyyah dan ghadhabiyah) yang mendominasi
dirinya, maka yang muncul adalah akhlak yang buruk (al- akhlaq al-mazmumah), tetapi jika
nafsu yang ketiga yang muncul, yaitu al-nafs alnathiqah yang mendominasi hatinya, maka
akhlak al-karimah lah yang akan muncul dari dirinya. Adapun moral adalah ajaran baik dan
buruk yang ukurannya adalah tradisi yang berlaku di suatu masyarakat. Seseorang dianggap
bermoral kalau sikap hidupnya sesuai dengan tradisi yang berlaku di masyarakat tempat ia
berada, dan sebaliknya seseorang dianggap tidak bermoral jika sikap hidupnya tidak sesuai
dengan tradisi yang berlaku di masyarakat tersebut. Dan memang menurut ajaran Islam pada
asalnya manusia adalah makhluk yang bermoral dan etis. Dalam arti mempunyai potensi untuk
menjadi makhluk yang bermoral yang hidupnya penuh dengan nilai-nilai atau norma-norma.
Betapa penting kedudukan akhlak dan Islam. Al Qur’an bukan memuat ayat-ayat yang secara
spesifik berbicara masalah akhlak, malah setiap ayat yang berbicara hokum sekalipun, dapat
dipastikan bahwa ujung ayat tersebut selaku dikaitkan dengan akhlak atau ajaran moral. Ayat-
ayat yang pangkalnya menjelaskan ketentuan hokum, biasanya ujung ayat mengutarakan
masalah akhlak.
Bertaqwa artinya menjauhi perbuatan-perbuatan buruk dan melakukan perbuatan-perbuatan
baik. Hadits-hadits Nabi juga mengaitkan puasa dengan perbuatan-perbuatan baik (al-akhlaq
alMahmudah) dan perbuatan buruk (al-akhlaq al-Mazmumah).
Jadi puasa yang tidak menjauhkan manusia dari ucapan dan perbuatan yang jelek, maka tidak
ada gunanya. Orang yang demikian tidak perlu menahan diri dari makan dan minum, karena
puasanya tak berguna. Dengan demikian, berpuasa bukanlah menahan diri dari makan dan
11
minum, tetapi menahan diri dari ucapan-ucapan dan perbuatan-perbuatan yang tidak baik dan
kotor.

BAB VIII ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI DALAM ISLAM


A. Agama Islam Merupakan Rahmat Bagi Seluruh Alam

a) Makna Agama Islam

Kata islam berarti damai, selamat, sejahtera, penyerahan diri, taat dan patuh. Pengertian
tersebut menunjukkan bahwa agama islam adalah agama yang mengandung ajaran yang
menciptakan kedamaian, keselamatan dan kesejahteraan kehidupan umat manusia pada
khususnya, dan semua mahluk Allah pada umumnya.rahmat adalah kasih sayang sesama
pribadi,keluarga, masyarakat, dan sesama makhluk.rambu-rambu kasih sayang itu telah diatur
oleh Alqur’an dan sunnah Nabi Muhammad saw.
b) Kerahmatan Islam Bagi Seluruh Alam
Kata Islam berarti damai, selamat, penyerahan diri, tunduk dan patuh. Pengertian tersebut
menunjukkan bahwa agama Islam adalah agama yang mengandung ajaran untuk menciptakan
kedamaian, kerukunan, keselamatan dan kesejahteraan bagi kehidupan umat manusia pada
khususnya dan semua makhluk Allah pada umumnya, bukan untuk mendatangkan dan
membuat membuat bencana atau kerusakan di muka bumi. Inilah yang disebut fungsi Islam
sebagai rahmat bagi seluruh alam (rahmatal lil alami)

Fungsi Islam sebagai rahmatal lil alamin tidak tergantung pada penerimaan atau penilaian
manusia. Substansi rahmat terletak pada fungsi ajarannya tersebut. Fungsi itu baru akan
terwujud dan dapat dirasakan oleh manusia sendiri maupun oleh makhluk-makhluk yang lain,
jika manusia sebagai pengembangan amanat Allah telah menaati dan menjalankan aturan-
aturan ajaran Islam dengan benar dan kaaffah.Fungsi Islam sebagai rahmat dan bukan sebagai
agama pembawa bencana, dijelaskan oleh Allah dalam Al-Qur’an Surat Al Anbiya : 170, :“
Dan tidaklah Kami mengutus kamu Muhammad SAW, melainkan untuk menjadi rahmat bagi
semesta alam”. Sedangkan bentuk-bentuk kerahmatan Allah pada ajaran Islam itu seperti
berikut ini.
1. Islam menunjukkan manusia jalan hidup yang benar.
2. Islam memberikan kebebasan kepada manusia untuk menggunakan potensi yang
diberikan oleh Allah secara tanggung jawab.
3. Islam menghormati dan menghargai manusia sebagai hamba Allah, baik mereka
muslim maupun yang beragama lain.

12
4. Islam mengatur pemnafaatan alam secara baik dan proposional.
5. Islam menghormati kondisi spesifik individu manusia dan memberikan perlakuan yang
spesifik pula.
B. Kebersamaan Umat Beragama Dalam Kehidupan Sosial.

a) Manusia sebagai makhluk sosial

Manusia sebagai makhluk sosial tidak pernah dapat hidup sendirian, ia membutuhkan
hubungan dengan orang lain. Dalam masyarakat pluralis seperti diinsonesia hubungan antar
kelompok masyarakat yang berbeda adat maupun agama tidak bisa dihindarkan. Oleh sebab
itu agama Islam yang pluralis sangat penting sebagai landasan dalam kehidupan
bermasyarakat.
b) Hubungan antar umat beragama

Dalam masyarakat hubungan natat pemeluk agama yang berbeda beda tidak bisa dihindarkan
dalam bidang sosial, ekonomi, politik, maupun budaya. Bagi umat islam hubungan ini tidak
menjadi halangan, Sepanjang dalam kaitan sosial kemanusiaan dan muamalah. Bahkan dalam
berhubungan dengan mereka umat Islam dituntut untuk menampilkan perilaku yang baik,
sehingga dapat menarik mereka untuk mengetahui lebih banyak tentang ajaran agama Islam
yang Rahmatan lil’alamin itu.
Didalam hubungan persaudaraan / ukhuwah umat antar beragama merupakan salah satu ajaran
yang mendapat perhatian penting dalam Islam. Ukhuwah pada mulanya berarti “ persamaan
dan keserasian dalam hak “.Ukhuwah islamiyah istilah ini perlu di dudukan maknanya.
Pembahsan ukhuwah adalah tidak keracunan,sedangkan Islamiyah adalah kedudukan.
Ukhuwah islamiyah dapat dibagi menjadi 4 macam “
1. Ukhuwah ‘ubdiyyah atau saudara kesemakhlukan dan kesetundukan kepada Allah.
2. Ukhuwah insaniyyah ( basyariyyah ) dalam arti seluruh umat manusia adalah
bersaudara,karena mereka semua berasalh dari seorang ayah dan ibu yang sama , yaitu
Adam dan Hawa.
3. Ukhuwah wathaniyyah wa an-nasab yaitu persaudaraan dalam keturunan dan
kebangsaan.
4. Ukhuwah fi din al-islam yaitu persaudaraan antar sesame muslim.

13
BAB IX KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA

A. Agama Islam Merupakan Rahmat Bagi Seluruh Alam

a) Makna Agama Islam

Kata islam berarti damai, selamat, sejahtera, penyerahan diri, taat dan patuh. Pengertian
tersebut menunjukkan bahwa agama islam adalah agama yang mengandung ajaran yang
menciptakan kedamaian, keselamatan dan kesejahteraan kehidupan umat manusia pada
khususnya, dan semua mahluk Allah pada umumnya.rahmat adalah kasih sayang sesama
pribadi,keluarga, masyarakat, dan sesama makhluk.rambu-rambu kasih sayang itu telah diatur
oleh Alqur’an dan sunnah Nabi Muhammad saw.
b) Kerahmatan Islam Bagi Seluruh Alam

Kata Islam berarti damai, selamat, penyerahan diri, tunduk dan patuh. Pengertian tersebut
menunjukkan bahwa agama Islam adalah agama yang mengandung ajaran untuk menciptakan
kedamaian, kerukunan, keselamatan dan kesejahteraan bagi kehidupan umat manusia pada
khususnya dan semua makhluk Allah pada umumnya, bukan untuk mendatangkan dan
membuat membuat bencana atau kerusakan di muka bumi. Inilah yang disebut fungsi Islam
sebagai rahmat bagi seluruh alam (rahmatal lil alami)
Fungsi Islam sebagai rahmatal lil alamin tidak tergantung pada penerimaan atau penilaian
manusia. Substansi rahmat terletak pada fungsi ajarannya tersebut. Fungsi itu baru akan
terwujud dan dapat dirasakan oleh manusia sendiri maupun oleh makhluk-makhluk yang lain,
jika manusia sebagai pengembangan amanat Allah telah menaati dan menjalankan aturan-
aturan ajaran Islam dengan benar dan kaaffah. Sedangkan bentuk-bentuk kerahmatan Allah
pada ajaran Islam itu seperti berikut ini.

➢ Islam menunjukkan manusia jalan hidup yang benar.


➢ Islam memberikan kebebasan kepada manusia untuk menggunakan potensi yang
diberikan oleh Allah secara tanggung jawab.
➢ Islam menghormati dan menghargai manusia sebagai hamba Allah, baik mereka
muslim maupun yang beragama lain.
➢ Islam mengatur pemnafaatan alam secara baik dan proposional.
➢ Islam menghormati kondisi spesifik individu manusia dan memberikan perlakuan yang
spesifik pula.

14
BAB III

PEMBAHASAN /ANALISIS

A. Kelebihan Isi Buku

1. Disetiap bagian penulis membuat intisari dari tulisan tersebut


2. Menggunakan kata-kata yang sederhana untuk dimengerti dikalangan pelajar maupun
mahasiswa
3. Disertakan daftar bacaan pada bagian akhir buku guna sebagai referensi
4. Pada akhir setiap bab buku ini disertakan kertas kosong yang diberi judul catatan dan
evaluasi
B. Kekurangan Isi Buku
1. Terkadang ada kata-kata yang istilah yang sulit dimengerti
2. Pengulangan informasi sering kali terjadi pada pembahasannya
3. Setiap bab penulis membuat semacam suatu kesimpulan yang dapat dimengerti
4. Pengertian dari setiap kata banyak yang dibuat berulang-ulang dan pengertiannya itu
banyak menggunakan kata-kata pemborosan
5. Disetiap akhir sub-bagian penulis tidak membuat latihan-latihan untuk dipraktikkan
dalam kehidupan untuk menjadi pemimpin

15
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Islam kaffah maknanya adalah : Islam secara menyeluruh, yang Allah ‘Azza wa Jalla
perintahkan dalam Al-Qur`an surat Al-Baqarah ayat 208. Perintah kepada kaum mu`minin
seluruhnya.Kepribadian muslim yang kaffah terbagi dua macam, yaitu :
➢ Kepribadian kemanusiaan (basyariyah). Kepribadian kemanusiaan dibagi dua bagian,
yakni:
a) Kepribadian individu
b) Kepribadian ummah
➢ Kepribadian Samawi Yaitu corak kepribadian yang dibentuk melalui petunjuk wahyu dalam
kitab suci al-Qur’an
a) Mengerjakan atau meninggalkan sesuatu karena Allah Swt.
b) Tidak mengharap imbalan dan sanjungan dari manusia.
c) Sangat mengharap balasan dari Allah Swt.
d) Sangat takut akan dosa dan azab Allah Swt.
e) Sangat harap pada buah kebaikan.

B. Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan diatas diharapkan mahasiswa bisa menerapkan islam secara
kaffah atau menyeluruh dalam kehidupannya. Agar dapat menjadi insan yang diridhai oleh
Allah SWT.

16

Anda mungkin juga menyukai