Anda di halaman 1dari 15

CRITICAL BOOK REPORT

“HAK ASASI MANUSIA”

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

DISUSUN OLEH:

NAMA : INKI YUN LAMTIUR

NIM : 4183331037

KELAS : PENDIDIKAN KIMIA B 2018

MATA KULIAH : PENDIDIKAN KEWARGANEGERAAN

DOSEN PENGAMPU : Dra. YUSNA MELIANTI, M. H.

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat dan karunianya sehingga
Penulis dapat menyelesaikan tugas Critical Book Report (CBR). CBR ini dibuat untuk
memenuhi tugas pada mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Penulis juga mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tugas ini.
Tugas ini masih jauh dari kata sempurna dimana, mungkin banyak kesalahan-
kesalahan baik dalam pengetikan maupun isi daripada makalah yang kurang sesuai. Oleh
sebab itu, Penulis mengharapkan saran dan sumbangan pemikiran dari para Pembaca untuk
penyempurnaan tugas CBR ini sehingga menjadi lebih baik lagi. Dan Penulis berharap tugas
CBR ini dapat memberi manfaat terhadap para Pembaca maupun Penulis, Akhir kata, Penulis
mengucapkan terimakasih.

Medan, 29 Oktober 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................3
IDENTITAS BUKU............................................................................4
BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang.................................................................5
1.2  Tujuan Critical Book Report............................................5
1.3  Manfaat Critical Book Report..........................................5
BAB II RINGKASAN ISI BUKU
2.1 Ringkasan Buku Utama.....................................................6
A. Pendahuluan..................................................................6
B. Konsep Warga Negara...................................................6
C. Warga Negara Indonesia................................................7
D. Asas Kewarganegaraan.................................................7
E.Cara Memperoleh dan Kehilangan Kewarganegaraan. . .8
F. Konsep Dasar HAM.......................................................9
G. Sejarah HAM.................................................................9
H. Prinsip-prinsip HAM...................................................10
I. HAM dalam UUD 1945................................................10
2.2 Ringkasan Buku Pembanding.........................................11
A. HAK ASASI MANUSIA............................................11
BAB III KELEBIHAN DAN KELEMAHAN
3.1 Kelebihan Buku...............................................................12
3.2 Kelemahan Buku.............................................................12
BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan....................................................................14
4.2 Saran................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
IDENTITAS BUKU

IDENTITAS BUKU UTAMA

Judul Pendidikan Kewarganegaraan

Cetakan Pertama

Pengarang Apiek gandamana

Penerbit Harapan Cerdas

Tahun Terbit 2019

ISSBN 978-602-5799-426

IDENTITAS BUKU PEMBANDING

Judul PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN
(CIVIC EDUCATION) Edisike III

Cetakan Ketiga

Pengarang A. Ubaedillah

Penerbit PT Fajar Interpratama Mandiri

Tahun Terbit 2015

ISSBN 978-602-0895-05-5

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pendidikan kewarganegaraan memiliki peranan penting dalam sebagai wadah
untuk mempersiapkan generasi saat ini dalam menjalankan peran serta tanggungjawab
sebagai warga negara. Sebagaimana pengertian pendidikan kewarganegaraam menurut
PERMENDIKNAS Nomor 22 Tahun 2006 yang mengatur tentang standar isi satuan
pendidikan dasar dan mencegah adalah mata pelajaran yang memfokuskan pada
pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan
kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan
berkarakter yang dimanatkan oleh pancasila.
Perkembangan pendidikan kewarganegaraan saat ini atau sering disebut sebagai
paradigma baru pendidikan kewarganegaraan yang mana sebagai warga negara bukan
hanya sebatas mengetahui, melaksanakan atau mematuhi aturan yang berlaku namun
diharapkan menjadi warga negara yang mampu memberikan sesuatu untuk negaranya
seperti kutipan dari John F Kennedy” Jangan tanyakan apa negara berikan padamu, tapi
tanyakan apa yang kamu berikan kepada mu”.

1.2 TUJUAN
Tujuan penulisan CBR untuk mengulas isi sebuah buku-buku, mencari dan
mengetahui informasi yang ada dalam buku, melatih diri untuk berfikir kritis dalam
mencari informasi yang diberikan oleh setiap bab dari buku dan juga untuk mengkritisi
satu topik materi kuliah pembelajaran tematik dalam buku yang akan dikritik.

1.3 MANFAAT
Manfaat dari penulisan CBR adalah memberikan informasi atau pemahaman yang
komprehensif tentang apa yang tampak dan terungkap dalam sebuah buku yang
mengajak pembaca untuk memikirkan, merenungkan dan mendiskusikan lebih lanjut
menganai masalah.

BAB II
RINGKASAN ISI BUKU
2.1 Ringkasan Buku Utama

HAK ASASI MANUSIA

1.Pendahuluan

Warga negara merupakan salah satu unsur pokok dalam suatu negara, selain adanya
wilayah dan pemerintahan berada di suatu negara tentu perlu mengerti tentang status atau
kedudukan baik menyangkut hak dan kewajibannya sebagai anggota dari sebuah
negara.Sctiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban terhadap negaranya.Sebaliknya,
negara mempunyai kewajiban memberikan perlindungan dan yang berdaulat.Semua orang
yang kescjahteraan terhadap warga negaranya.

2.Konsep Warga Negara

Warga negara dalam bahasa Inggris disebut "cilizen", dalam bahasa ng berarti
penduduk sipil (citizen). Yunani "civics" (asal katanya civicus) ya Merujuk kepada bahasa
Yunani kuno "polites" atau Latin "civis", yang didefinisikan sebagai anggota dari "polis
(kota) Yunani Kuno atau "res publica" (perkumpulan orang-orang atau masyarakat) Romawi
bagi persekutuan orang-orang di Mediterania kuno, yang selanjutnya ditransmisikan kepada
peradaban Eropa dan Barat (Kalidjernih, 2007).

Selanjutnya, Sri Wuryan dan Syaifullah (2009.108) menjelaskan bahwa warga negara
dibagi ke dalam dua golongan, yaitu (1) yang menguasai atau yang memerintah, (2) yang
dikuasai atau yang diperintah. Warga negara yang menguasai haruslah memiliki kebajikan
dan keutamaan yakni sifat kebaikan dan kearifan.Berkaitan dengan posisi warga diperintah
tidaklah berlaku untuk waktu yang selamanya.Dalam waktu tertentu keadaan itu bisa bertukar
posisi, dimana yang diperintah berganti menjadi yang memerinta.

3.Warga Negara Indonesia


Siapa warga negara Indonesia itu?Secara teoritis, upaya mendefinisikan warga negara
dan siapa yang menjadi warga negara untuk suatu negara tidak yatan karena definisi warga
negara untuk suatu negara berbeda dengan definisi warga negara untuk negara lainnya. Jauh
sebelunm adanya konsep negara modern, Aristoteles (Barker, 1995: 84-85) pernah
mengantisipasi bahwa "The defimition of a citizen is a question which is ofien emikian, ada
suatu landasan pikir yang dapat dijadikan dasar pertimbangan untuk mengetahui pengertian
warga negara dan siapa yang menjadi warga negara. Dasar pertimbangan yang dimaksud
adalah konstitusi negara. Aristoteles menyatakan "diferent constinutions require different
types of good citizen" mudalh. Tentang siapa warga negara Indonesia, dinyatakan pada pasal
4 UU No. 12 Tahun 2006, yaitu:

1) setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang-undangan dan/atau berdasarkan


perjanjian pemerintah Republik Indonesia dengan negara lain sebelum undang-
undang ini berlaku sudah menjadi warga negara Indonesia.
2) anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah yang Ibu warga negara
Indonesia
3) anak yang lahir dari perkawinan sah dari seorang ayah warga negara Indonesia dan
ibu warga negara asing
4) anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah warga negara asing dan
ibu warga negara Indonesia
5) anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari sore Ibu warga negara Indonesia tetapi
ayahnya tidak mempunyai kewarganegaraan atau hukum negara asalnya ayahnya
tidak memberikan kewarganegaraan kepada anda tersebut

4.Asas Kewargancgaraan

Seseorang dapat dinyatakan sebagai warga negara apabila memenuhi ketentuan-


ketentuan dari suatu negara.Ketentuan ini biasanya ini menjadi asas atau sebagai pedoman
untuk menentukan kewarganegaraan seseorang.Setiap negara memiliki kebebasan dan
kewenangan untuk menentukan asas kewarganegaraannya.Dalam penentuan
kewarganegaraan ada 2 (dua) asas atau pedoman, yaitu asas kewarganegaraan berdasarkan
kelahiran dan asas kewarganegraan berdasarkan perkawinan.Tetapi dalam berbagai literatur
hukum dan dalam praktek, dikenal adanya tiga asas kewarganegaraan, masing- masing adalah
ius soli, ius sanguinis dan asas campuran.Dari ketiga asas itu, yang dianggap sebagai asas
yang utama adalah asas ius soli dan ius sanguinis (Asshiddiqie, 2006: 132).
5.Cara Memperoleh dan Kehilangan Kewarganegaraan Indonesia

Dalam literatur hukum di Indonesia, biasanya cara memperoleh status


kewarganegaraan hanya terdiri atas dua cara, yaitu status kewarganegaraan dengan kelahiran
di wilayah hukum Indonesia dan dengan cara pewarganegaraan atau naturalisasi
(naturalization). Dalam praktek ketatanegaraan di berbagai negara paling tidak terdapat 5 cara
untuk memperoleh kewarganegaraan. Di India misalnya telah dikembangkan 5 praktik
tersebut sejak tahun 1950, bahkan di Inggris terdapat 9 (sembilan) kategori kewarganegaraan
(Jimly Assiddiqie, 2006: 146). Adapun 5 (lima) prosedur metode perolehan status
kewarganegaraan yang dikenal dalam praktik tersebut adalah:

1. Citizenship by birth Adalah cara perolehan ke yang lahir dalam wilayah hukum suatu
negara, yang menganut prinsip tus so sebagaimana dikemukakan di atas, maka yang
bersangkutan secara langsung mendapatkan status kewarganegaraan, kecuali apabila
yang bersangkutan ternyata menolak atau mengajukan. warganegaraan berdasarkan
kelahiran.
2. Citizenship by descent Adalah cara perolehan kewarganegaraan berdasarkan
keturunan, di mana seseorang yang lahir di luar wilayah suatu negara dianggap
sebagai warga negara karena keturunan, apabila pada waktu yang bersangkutan
dilahirkan, kedua orang tuanya adalah warga negara dari negara tersebut.
3. Citizenship by naturalisation Adalah pewarganegaraan orang asing melalui
permohonan menjadi warga negara setelah memenuhi persyaratan-persyaratan yang
ditentukan. memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia dinyatakan dalam
BAB II UU No. 12 Tahun 2006 pasal S dan 9. Pasal 8 Kewarganegaraan Republik
Indonesia dapat juga diperoleh melalui kewarganegaraan.
4. Citizenship by registration Adalah perolehan kewarganegaraan bagi mereka yang
telah memenuhi syarat-syarat tertentu dianggap cukup dilakukan melalui prosedur
administrasi pendaftaran yang lebih sederhana dibandingkan dengan metode
naturalisasi yang lebih rumit.
5. Citizenship by incorporation of territo Adalah proses pewarganegaraan karena
terjadinya perluasan wilayah negara.

6.Konsep Dasar Hak Asasi Manusia (HAM)


Dewasa ini isu mengenai HAM telah menjadi perhatian dunia, bahkan tidak jarang suatu
negara dalam memberikan bantuan atau kebijakan lainnya dikaitkan dengan pelaksanaan
HAM.Sejumlah negara maju mencanangkan HAM sebagai bagian dari program
nasionalnya.Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga menjadikan HAM sebagai salah satu
agenda yang perlu ditangani secara serius.Penghormatan terhadap HAM telah menjadi
ukuran bagi diakuinya suatu pemerintahan.Pemerintah suatu negara yang tidak menghargai
HAM mendapat kecaman bahkan bisa dikucilkan dari pergaulan internasional (Winataputra,
2010).

7.Sejarah Hak Asasi Manusia (HAM)

1. Piagam Madinah (Madinah 622)

Pada masa kenabian, di Kota Madinah disusun sebuah Piagam Madinah (Shahifatul Madinah
atau Mitsaagu al Madinah).Piagam ini merupakan dokumen kesepakatan masyarakat
Madinah untuk melindungi dan mejamin warga masyarakat tanpa memandang latar belakang,
suku, ng tradisi hak-hak sesama dan agama.Piagam Madinah bersifat revolusioner, karena
menenta kesukua n orang-orang Arab pada saat itu.

2. Magna Charta (Inggris 1215)

Di kawasan Eropa, pada tahun 1215 lahir Magna Charta.Piagam ini menupakan perjanjian
antara Raja John dari I nggris dan sejumlah bangsawarn Melalui piagam ini, raja harus
mengakui beberapa hak dari para bangsawarn sebagai imbalan untuk dukungan mereka
dalam membiayai penyelenggaraan pemerintah dan kegiatan perang.

3. Declaration of Independence (Revolusi Amerika 1276)Declaration of Independence


yan Amerika dari tanga Thomas Jefferson yang bersumber dari ajaran Montesquieu
yang lebih modern ditandai dengan lahirnya rupakan deklarasi kemerdekaan Inggris
pada 4 Juli 1776.
4. Declaration des Droits de'i lhomme et du Citoyen (Revolusi Prancis 1789) Di Prancis,
pada tahun 1789 lahir pernyataan Declaration des Droits de i lhomme et du Citoyen
atau pernyataan hak-hak manusia dan warga negara.

Prinsip-Prinsip Hak Asasi(HAM)


Menurut Didik B. Arif (2014: 133-134) menjelaskan, ada beberapa prinsip pokok
yang terkait dengan penghormatan, pemenuhan, pemajuan, dan perlindungan HAM. Prinsip-
prinsip tersebut adalalh: 1. Prinsip universal, bahwa HAM itu berlaku bagi semua orang, apa
pun jenis kelaminnya, statusnya, agamanya, suku bangsa atau kebangsaannya. 2. Prinsip tidak
dapat dilepaskan (inalienable), yaitu siapapun, dengan alasan apapun, tidak dapat dan tidak
boleh mengambil hak asasi seseorang. Seseorang tetap mempunyai hak asasinya kendati
hukum di negaranya tidak mengakui dan menghormati hak asasi orang itu atau bahkan
melanggar hak asasi tersebut.

Prinsip keseimbangan, artinya bahwa perlu ada keseimbangan dan keselarasan


diantara HAM perorangan dan kolektif di satu pihak dengan tanggung jawab perorangan
terhadap individu yang lain, masyarakat dan bangsa di pihak lainnya. Hal ini sesuai dengan
kodrat manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.Keseimbangan dan keselarasan
antara kebebasan dan tanggung jawab merupakan faktor penting dalam penghormatan,
pemajuan, pemenuhan, dan perlindungan HAM. 6. Prinsip partikularisme, yaitu bahwa
kekhususan nasional dan regional serta berbagai latar belakang sejarah, budaya, dan agama
adalah sesuatu yang penting dan harus terus menjadi pertimbangan.

HAM dalam UUD RI 1945

Hak-hak asasi manusia sebenarnya tidak dapat dipisahkan dengan pandangan filosofis
tentang manusia yang melatar belakanginya. Menurut Pancasila sebagai dasar dari bangsa
Indonesia hakikat manusia adalah tersusun atas jiwa dan raga, kedudukan kodrat sebagai
makhluk Tuhan dan makhluk pribadi, adapun sifat kodratnya sebagai mahluk individu dan
makhluk sosial. Dalam pengertian inilah maka hak-hak asasi manusia tidak dapat dipisahkan
dengan hakikat kodrat manusia tersebut.Konseksuensinya dalam realisasinya maka hak asasi
manusia senantiasa memilik hubungan yang korelatif dengan Wajib asasi manusia karena
sifat kodrat manusia sebaga individu dan mahluk sosial.

Tujuan Negara Indonesia sebagai negara hukum yang bersifat formal maupun
material tersebut mengandung konsekuensi bahwa negara berkewajiban untuk melindungi
seluruh warganya dengan suatu undang-undang terutama untuk melindungi hak-hak asasi
manusia demi untuk kesejahteraan hidup bersama.

2.2 Ringkasan Buku Pembanding


HAK ASASI MANUSIA
Sehubungan dengan masalah Rule of Lawdan negara hukum, Symposium
Fakultas Hukum UI pada tanggal 8 Mei tentang Indonesia Negara Hukum, telah
berkesimpulan sebagai berikut:
1. Negara Indonesia adalahsuatu Negara hukum yang berdasarkanPancasila.
Pancasila sebagai dasar negara, yang mencermikan jiwa bangsa Indonesia,
harusmenjiwai semua peraturan hukum dan pelaksanaannya. Dalam negara
Indonesiadimana falsafah Pancasila begitu meresap, hingga negara kia dapat
dinamakan negaraPancasila, asas kekeluargaan merupakan titik tolak dari
kehidupan kamasyarakatan.

2. Ciri-ciri khas bagi suatu negara hukum adalah:


a. Pengakuan dan perlindungan hak-hak asasi, yang mengandung persamaan
dalam bidang politik, hukum,sosial, ekonomi, kultural,dan pendidikan.
b. Peradilan yang bebas dan tidak memihak, tidak dipengaruhi oleh
sesuatukekuasaan/kekuatan apapun.
c. Legalitas, dalam arti hukum dan semua bentuknya.

3. Memuat beberapa penyimpangan-penyimpangan di masa yang lampau di


dalam bidang ketatanegaraan, hukumpidana dan pelanggaran-pelanggaran hak-
hak asasi.

4. Usul-usul untuk mengembalikan kewibawaan negara Republik Indonesia


sebagainegara hukum, antaranya yang kini belum seluruhnya terlaksana
:diadakannya jaminan yang cukup terhadap pengakuan hak-hak asasi manusia,
dalam pnciptaan dan penegakan hukum.

Mengenai hak asasi manusia di Indonesia semakin besar tuntutan


tentang perlindungan HAM dalam rangka menegakkan masyarakat yang
demokratis, maka UUD1945 hasil amandemen 2002 telah memberikan jaminan
secara ekplisit tentang hak-hakasasi manusia yang tertuang dalam BAB X A, Pasal 28
A sampai Pasal 28 J.
BAB III
KELEBIHAN DAN KELEMAHAN
3.1 Kelebihan Buku
Kelebihan Isi Buku Utama :
 Dalam hal penjelasan buku utama banyak penjelasannya dan mudah di mengerti oleh
para reviewer.
 Buku ini banyak mencantumkan pendapat para ahli, sehingga mendukung dalam
kegiatan mencari sebuah informasi.
 Mencantumkan ilustrasi tentang berbagai materi sehingga dapat mendukung dalam
hal pemahaman sebuah materi yang di sajikan.
 Pada bab yang menjelaskan tentang Hak Asasi Manusia, materi yang dijelaskan cukup
menarik dan terdapat banyak penjelasan sehingga dapat dengan mudah dipahami oleh
Penulis maupun Pembacanya.

Kelebihan Isi Buku Pembanding :


 Dilihat dari tampilan (layout) buku ini cukup menarik banyak warna yang ditampilkan
sehingga menarik untuk dibaca.
 Isi materi per bab yang disajikan sudah cukup lengkap.
 Bahasa yang digunakan dalam penulisan buku cukup baik, sehingga mudah di
mengerti.
 Penjelasan materi yang diberikan cukup rinci dan jelas.
 Dalam buku tersebut terdapat rangkuman yang mencakup semua isi bab.

3.2 Kekurangan Buku


Kekurangan Isi Buku Utama :
 Materi yang disajikan tidak mendalam. Materi yang disajikan hanya berdasarkan
dasar-dasar dari teori tersebut.
 Mencantumkan skema dalam materi, namun tidak ada penjelasan pada skema terkait
materi tersebut.

Kekurangan Isi Buku Pembanding :


 Dari aspek materi ini, terlalu sedikit penjelasan yang menjelaskan mengenai Hak
Asasi Manusia.
 Dalam buku tersebut tidak terdapat soal-soal yang dapat mengasah kemampuan
mahasiswa dalam menguasai materi.
 Bab yang diberikan pada buku ini tidak lengkap, materi yang ada dalam RPS tidak
seluruhnya dibahas.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan adalah mewujudkan warga Negara yang
sadar bela negara berlandaskan pemahaman politik kebangsaan, dan kepekaan
mengembangkan jati diri dan moral bangsa dalam kehidupan bangsa. Mahasiswa adalah
bibit unggul bangsa yang dimana pada masanya nanti bibit ini akan melahirkan
pemimpin dunia. Karena itulah diperlukan pendidikan moral dan akademis yang akan
menunjang sosok pribadi mahasiswa. Kepribadian mahasiswa akan tumbuh seiring
dengan waktu dan mengalami proses pembenahan, pembekalan, penentuan, dan akhirnya
pemutusan prinsip diri. Negara harus menggambarkan image pada masyarakat agar
timbul rasa bangga dan keinginan untuk melindungi serta mempertahankan Negara kita.
Pendidikan kewarganegaraan adalah sebuah sarana yang tepat untuk memberikan
gambaran secara langsung tentang hal-hal yang bersangkutan tentang kewarganegaraan
pada mahasiswa

4.2 SARAN
Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata kuliah / pelajaran yang sangat penting
dalam dunia pendidikan, mata kuliah / pelajaran ini diberikan kepada para mahasiswa
agar setiap pelajar memiliki moral dan memiliki rasa cinta terhadap Indonesia. Dengan
pengajaran Pendidikan Kewarganegaraan ini di harapkan para pelajar memiliki sikap
nasionalisme dan dapat belajar dengan baik.
Dalam pembelajaran tentunya buku adalah sumber belajar yang sangat penting
untuk menunjang berlangsungnya pembelajaran. Sehubungan dengan itu kami telah me-
review sebuah buku Pendidikan Kewarganegaraan, menurut kami buku ini sudah cukup
baik, meskipun ada kekurangannya namun di balik kekurangan itu terdapat juga
kelebihan dari buku ini. Akan tetapi, buku ini akan lebih baik lagi, jika setiap kekurangan
yang ada di perbaiki lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Gandamana,A. 2019. Pendidikan Kewarganegaraan. Medan: Harapan Cerdas

Ubaedillah A. 2015. Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education).Ed. III. Jakarta:


PT. Fajar Interpratama Mandiri.

Anda mungkin juga menyukai