Anda di halaman 1dari 15

CRITICAL BOOK REPORT

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

“HAK ASASI MANUSIA”

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pendidikan


Kewarganegaraan

Oleh :

DOSEN PENGAMPU : BAGOES MAULANA, S. KOM, M. KOM

KELOMPOK : III (TIGA)

ANGGOTA : (1) LIZA ARIANI SITANGGANG (4172131019)

(2) ROLIAN ADE FITRI (4173331043)

(3) WIDYA SYAHDI (4173331049)

(4) WIRANA FERONIKA (4173131042)

(5) YOLANDA AGUSTIN (4173331051)

KELAS : KIMIA DIK D

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2018
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Tuhan YME yang telah memberikan kelancaran dalam
menyusun Critical Book Report (CBR) ini sehingga CBR ini dapat diselesaikan. Penulis juga
ingin mengucapkan terima kasih bagi seluruh pihak yang telah membantu dalam pembuatan
CBR ini dan berbagai sumber yang telah kami pakai sebagai data dan fakta pada CBR ini.
Penulis mengakui bahwa penulis adalah manusia yang mempunyai keterbatasan dalam
berbagai hal. Oleh karena itu tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sangat sempurna.
Begitu pula dengan CBR ini yang telah diselesaikan. Tidak semua hal dapat penulis
deskripsikan dengan sempurna dalam CBR ini. Penulis melakukannya semaksimal mungkin
dengan kemampuan yang penulis miliki.
Maka dari itu penulis bersedia menerima kritik dan saran. Penulis akan menerima
semua kritik dan saran tersebut sebagai batu loncatan yang dapat memerbaiki CBR penulis di
masa mendatang. Sehingga CBR berikutnya dapat diselesaikan dengan hasil yang lebih baik.

Medan, November 2018

Kelompok Tiga

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................. i

DAFTAR ISI .............................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Penulisan CBR ................................................................................... 1

1.2 Tujuan CBR ................................................................................................................. 1

1.3 Manfaat CBR ............................................................................................................... 1

1.4 Identitas Buku .............................................................................................................. 1

BAB II RINGKASAN BUKU ................................................................................................... 2

BAB III KEUNGGULAN BUKU ............................................................................................. 9

3.1 Keterkaitan Topik Utama dengan Topik Terkait ......................................................... 9

3.2 Aspek Kelayakan Isi (Cakupan Materi dan Kemutakhiran) ........................................ 9

3.3 Aspek Kelayakan Bahasa ............................................................................................ 9

3.4 Aspek Keterkaitan Isi Buku dengan Bidang Ilmu ....................................................... 9

BAB IV KELEMAHAN BUKU ............................................................................................. 10

4.1 Keterkaitan Topik Utama dengan Topik Terkait ....................................................... 10

4.2 Aspek Kelayakan Isi (Cakupan Materi dan Kemutakhiran) ...................................... 10

4.3 Aspek Kelayakan Bahasa .......................................................................................... 10

4.4 Aspek Keterkaitan Isi Buku dengan Bidang Ilmu ..................................................... 10

BAB V PENUTUP ................................................................................................................... 11

5.1 Kesimpulan ................................................................................................................ 11

5.2 Saran .......................................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 12

ii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penulisan CBR


Terkadang kita bingung memilih buku referensi untuk kita baca, pelajari, dan pahami.
Sering juga kita memilih satu buku, namun kurang sesuai dengan keinginan kita. Misalnya
dari segi ilustrasi awal, latar belakang, sampai pada pembahasan tentang Hak Asasi
Manusia yang terkandung di dalam Pendidikan Kewarganegaraan. Oleh karena itu,
penulis membuat Critical Book Report ini untuk mempermudah pembaca dalam memilih
buku referensi, terkhusus pada topik tentang Hak Asasi Manusia yang terkandung di
dalam Pendidikan Kewarganegaraan.

1.2 Tujuan CBR


 Untuk penyelesaian tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan
 Untuk menambah wawasan mahasiswa/ i karena mengulas satu topik dari
beberapa buku.
 Untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa/ i dalam berpikir kritis.
 Untuk menguatkan pemahaman mahasiswa/ i tentang satu topik yang di bahas.

1.3 Manfaat CBR


 Untuk membantu mahasiswa/ i dalam memilih referensi buku yang tepat.
 Untuk mengembangkan potensi mahasiswa/ i agar menjadi manusia yang berpikir.

1.4 Identitas Buku


Judul : Pendidikan Kewarganegaraan
Penulis : Apiek Gandamana, S.Pd., M.Pd
Penerbit : UPT MKU
Kota Terbit : Medan
Tahun Terbit : 2018
Jumlah Halaman : 180 halaman

1
BAB II RINGKASAN BUKU

Warga negara merupakan salah satu unsur pokok dalam suatu negara, selain adanya
wilayah dan pemerintahan yang berdaulat. Semua orang yang berada di suatu negara tentu
perlu mengerti tentang status dan kedudukannya baik menyangkut hak dan kewajibannya
sebagai anggota dari sebuah negara.

A. Konsep Warga Negara


Warga negara dalam bahasa Inggris disebut “citizen”, dalam bahasa Yunani “civics”
(asal katanya civicus) yang berarti penduduk sipil (citizen). Aristoteles mengatakan bahwa
seseorang yang patut disebut warga negara dalam suatu negara demokratis belum tentu dapat
disebut sebgai warga negara dalam sebuah negara oligarkis.
Menurutnya, perbedaan bentuk pemerintahan berpengaruh besar dalam menentukan
siapakah warga negara yang sesungguhnya dari suatu negara. Jadi menurut Aristoteles, warga
negara adalah orang yang secara aktif ikut mengambil bagian dalam kegiatan hidup
bernegara, yaitu orang yang bisa berperan sebagai orang yang diperintah dan orang yang bisa
berperan sebagai yang memerintah. Orang yang diperintah dan yang memerintah itu sewaktu-
waktu dapat bertukar peran. Jadi, warga negara harus sanggup memainkan peranan yang
sangat penting dalam kehidupan bernegara.
Menurut AS Hikam, warga negara adalah anggota dari sebuah komunitas yang
membentuk negara itu sendiri. Oleh karena itu, kewarganegaraan menurutnya harus
mencakup tiga dimensi utama yaitu dimensi keterlibatan aktif dalam komunitas, dimensi
pemenuhan hak-hak dasar yaitu hak politik, ekonomi, dan hak sosial kultural, serta dimensi
dialog dan keberadaan ruang publik yang bebas.

B. Warga Negara Indonesia


Saat ini undang-undang tentang kewarganegaraan Republik Indonesia yang berlaku
adalah UU No. 12 Tahun 2006 yang menurut para ahli mencerminkan penghargaan dan
menghilangkan diskriminasi. Tentang siapa warga negara Indonesia, dinyatakan pada pasal 4
UU No. 12 Tahun 2006, yaitu :
1. Setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang-undangan dan/atau berdasarkan
perjanjian pemerintah Republik Indonesia dengan negara lain sebelum undang-undang ini
berlaku sudah menjadi warga negara Indonesia.

2
2. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan ibu warga negara
Indonesia.
3. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah warga negara Indonesia dan
ibu warga negara asing.
4. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah warga negara asing dan ibu
warga negara Indonesia.
5. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu warga negara Indonesia,
tetapi ayahnya tidak mempunyai kewarganegaraan atau hukum negara asal ayahnya tidak
memberikan kewarganegaraan kepada anak tersebut.
6. Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 hari setelah ayahnya meninggal dunia dari
perkawinan yang sah dan ayahnya warga negara Indonesia.
7. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu warga negara Indonesia.
8. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu warga negara asing yang
diakui oleh seorang ayah warga negara Indonesia sebagai anaknya dan pengakuan itu
dilakukan sebelum anak tersebut berusia 18 tahun atau belum kawin.
9. Anak yang lahir di wilayah Republik Indonesia yang pada waktu lahir tidak jelas status
kewarganegaraan ayah dan ibunya.
10. Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara Republik Indonesia selama ayah
dan ibunya tidak diketahui.
11. Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila ayah dan ibunya tidak
mempunyai kewarganegaraan atau tidak diketahui keberadaannya.
12. Anak yang dilahirkan di luar wilayah negara Republik Indonesia dari seorang ayah dan
ibu warga negara Indonesia yang karena ketentuan dari negara tempat anak tersebut
dilahirkan memberikan kewarganegaraan kepada anak yang bersangkutan.
13. Anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan
kewarganegaraannya, kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia sebelum
mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia.
Disamping itu, ditentukan pula bahwa menjadi warga negara Indonesia dalam pasal 5
ayat 1 dan 2 UU No. 12 Tahun 2006 adalah :
1. Anak warga negara Indonesia yang lahir di luar perkawinan yang sah, belum berusia 18
tahun atau belum kawin diakui secara sah oleh ayahnya yang berkewarganegaraan asing
tetap diakui sebagai warga negara Indonesia.

3
2. Anak warga negara Indonesia yang belum berusia 5 tahun diangkat secara sah sebagai
anak oleh warga negara asing berdasarkan penetapan pengadilan tetap diakui sebagai
warga negara Indonesia.
Karena dua ketentuan di atas, maka akan berakibat anak akan berkewarganegaraan
ganda, karena itu, maka setelah 18 tahun atau sudah kawin, anak tersebut menyatakan
memilih salah satu kewarganegaraannya.

C. Asas Kewarganegaraan
Berdasarkan UU No. 12 Tahun 2006 asas kewarganegaraan umum terdiri atas 4 asas,
yaitu: asas kelahiran, asas keturunan, asas kewarganegaraan tunggal, dan asas
kewarganegaraan ganda terbatas.
Sedangkan asas kewarganegaraan khusus ialah asas yang terdiri atas beberapa macam
asas atau pedoman kewarganegaraan, yaitu:
1) Asas kepentingan nasional
Mengutamakan kepentingan nasional Indonesia dan mempertahankan kedaulatannya.
2) Asas perlindungan maksimum
Pemerintah harus memberikan perlindunagn kepada setiap warga negara
3) Asas persamaan didalam hukum dan pemerintahan
Setiap warga negara memiliki kesamaan hukum dalam pemerintahan
4) Asas kebenaran substantif
Asas dimana prosedur kewarganegaraan seseorang tidak hanya bersifat administratif,
tetapi juga bersifat substansi
5) Asas non diskriminatif
Tidak membedakan setiap warga negara dari banyak hal seperti suku, ras, dan warna kulit
6) Asas pengakuan dan permohonan terhadap HAM
Menjamin dan melindungi warga negara dan memuliakannya pada persamaan HAM
7) Asas keterbukaan
Segala sesuatu yang berhubungan dengan warga negara harus bersifat terbuka
8) Asas publisitas
Bahwa seseorang yang kehilangan kewarganegaraan RI akan diumumkan dan diberitakan
agar masyarakat mengetahui

D. Cara Memperoleh dan Kehilangan Kewarganegaraan Indonesia

4
Dalam literatur hukum di Indonesia, biasanya cara memperoleh status
kewarganegaraan hanya terdiri atas dua cara, yaitu status kewarganegaraan dengan kelahiran
di wilayah hukum Indonesia dan dengan cara pewarganegaraan atau naturalisasi. Dalam
praktik ketatanegaraan di berbagai negara paling tidak terdapat 5 cara untuk memperoleh
kewarganegaraan. Adapun lima prosedur atau metode perolehan status kewarganegaraan yang
dikenal dalam praktik adalah :
1. Citizenship by birth
Adalah cara perolehan kewarganegaraan berdasarkan kelahiran.
2. Citizenship by descent
Adalah cara perolehan kewarganegaraan berdasarkan keturunan, dimana seseorang yang
lahir di luar wilayah suatu negara dianggap sebagai warga negara karena keturunan,
apabila waktu yang bersangkutan dilahirkan, kedua orang tuanya adalah warga negara
dari negara tersebut.
3. Citizenship by naturalisation
Adalah pewarganegaraan orang asing melalui permohonan menjadi warga negara setelah
memenuhi persyaratan-persyaratan yang ditentukan.
4. Citizenship by registration
Adalah perolehan kewarganegaraan bagi mereka yang telah memenuhi syarat-syarat
tertentu dianggap cukup dilakukan melalui prosedur administrasi pendaftaran yang lebih
sederhana dibandingan dengan metode naturalisasi yang lebih rumit.
5. Citizenship by incorporation of territo
Adalah proses pewarganegaraan karena terjadinya perluasan wilayah negara.

E. Konsep Dasar Hak Asasi Manusia (HAM)


Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM,
khususnya dalam pasal 1 ayat (1) menyatakan HAM adalah sperangkat hak yang melekat
pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan
merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara,
hukum, pemerintah dan setiap orang demi kehormatan dan perlindungan harkat dan martabat
manusia. HAM meliputi nilai-nilai ideal yang mendasar, yang tanpa nilai-nilai dasar itu orang
tidak dapat hidup sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai manusia.

5
F. Sejarah Hak Asasi Manusia (HAM)
1. Piagam Madinah (Madinah 622)
Pada masa kanabian, di Kota Madinah disusun sebuah piagam Madinah (Shahifatul
Madinah atau Mitsaaqu al Madinah). Piagam ini merupakan dokumen kesepakatan
masyarakat Madinah untuk melindungi dan menjamin hak – hak sesama warga masyarakat
tanpa memandang latar belakang, suku, dan agama. Piagam Madinah bersifat revolusioner,
karena menentang tradisi kesukuan orang – orang Arab pada saat itu.
Menurut Musthafa Kamal Pasha (Pasha, 2002: 126). Terdapat dua landasan pokok bagi
kehidupan bermasyarakat yang diatur dalam Piagam Madinah yaitu:
1. Semua pemeluk Islam adalah satu umat walaupun mereka berbeda suku dan bangsa.
2. Hubungan antar komunitas muslim dan non muslim di dasarkan pada prinsip – prinsip:
a. Berinteraksi secara baik dengan sesama tetangga.
b. Saling membantu dalam menghadapi musuh bersama.
c. Saling menasehati.
d. Menghormati kebebasan beragama.
2. Magna Charta (Inggris 1215)
Di kawasan Eropa, pada tahun 1215 lahir Magna Charta. Piagam ini merupakan
perjanjian antara Raja John dari Inggris dan sejumlah bangsawan melalui Piagam ini, raja
harus mengakui beberapa hak dari para bangsawan sebagai imbalan untuk dukungan mereka
dalam membiayai penyelenggaraan pemerintahan dan kegiatan perang.
3. Declaration Of Independence (Revolusi Amerika 1276)
Perkembangan HAM yang lebih modern ditandai dengan lahirnya Declaration of
Independence yang merupakan deklarasi kemerdekaan Amerika dari tangan Inggris pada 4
juli 1776. Piagam ini disusun oleh Thomas Jefferson yang bersumber dari ajaran
Montesquieu. Deklarasi ini menekankan pentingnya kemerdekaan, persamaan dan
persaudaraan.
4. Declaration des Droits de’t Ihomme et du Citoyen (Revolusi Prancis 1789)
Di Prancis, pada tahun 1789 lahir pernyataan Declaration des Droits de’t Ihomme et du
Citoyen atau pernyataan hak – hal manusia dan warga Negara. Piagam ini dicetuskan pada
permulaan revolusi Prancis yang menekankan perlunya ditegakkan tiga dasar penghormatan
terhadap manusia, yaitu liberty (kemerdekaan), equality (persaamaan), dan fraternity
(persaudaraan). Piagam ini merupakan dasar dari rule of law yang melarang penangkapan
secara berwenang – wenang, dan pada tahun 1791, deklarasi ini dimasukan ke dalam

6
konstitusi Prancis. Deklarasi ii menyatakan bahwa “hak – hak asasi manusia adalah hak – hak
yang dimiliki manusia menurut kodratnya, yang tak dapat dipisahkan dari pada hakikatnya
dan karena itu bersifat suci”.

G. Prinsip – Prinsip Hak Asasi Manusia (HAM)


Menurut Didik B. Arif (2014: 133 – 134) menjelaskan, ada beberapa prinsip pokok
yang terkait dengan penghormatan, pemenuhan, dan pemajuan, dan pelindungan HAM.
Prinsip – prinsip tersebut adalah :
1. Prinsip universal, yaitu bahwa HAM berlaku untu semua orang, apapun jenis
kelaminnya, statusnya, agamanya, dan suku bangsa atau kebangsaan.
2. Prinsip tidak dapat dilepaskan (inalienable), yaitu siapapun, dengan alasan apapun,
tidak dapat dan tidak boleh mengambil hak asasi seseorang.
3. Prinsip tidak dapat dipisahkan (indivisible), yaitu hak – hak sipil dan politik, maupun
hak – hak ekonomi, sosial dan budaya serta hak pembangunan, tidak dapat
dipisahkkan baik dalam penerapan, pemenuhan, pemantauan maupun penegakkannya.
4. Prinsip saling tergantung (inter dependent), yaitu bahwa hak – hak asasi saling
tergantung satu sama lainnya, sehingga pemenuhan hak asasi yang satu akan
mempengaruhi pemenuhan hak asasi lainnya.
5. Prinsip keseimbangan, yaitu bahwa perlu ada keseimbangan dan keselarasan diantara
HAM perorangan dan kolektif di satu pihak dengan tanggung jawab perorangan dan
kolektif di satu pihak dengan tanggung jawab perorangan terhadap individu yang lain,
masyarakat dan bangsa di pihak lainnya.
6. Prinsip partikularisme, yaitu bahwa kekhususan nasional dan regional serta berbagai
latar belakang sejarah, budaya, dan agama adalah seseuatu yang penting dan harus
terus menjadi pertimbangan.

H. HAM DALAM UUD NRI 1945


Hak – hak asasi manusia sebenaranya tidak dapat dipisahkan dengan pandangan
filosofis tentang manusi yang melatar belakanginya. Menurut pancasila sebagai dasar dari
bangsa Indonesia hakikat manusia adalah tersusun atas jiwa dan raga, kedudukan kodratnya
sebagai makhluk Tuhan dan makhluk pribadi, adapun sifat kodratnya sebagai makhluk

7
individu dan makhluk sosial. Dalam pengertian inilah maka hak – hak asasi manusia tidak
dapat dipisahkan dengan hakikat kodrat manusia tersebut.
Deklarasi bangsa Indonesia pada prinsipnya termuat dalam naskah pembukaan UUD
1945, dan pembukaan UUD 1945 inilah yang merupakan sumber normative bagi hukum
positif Indonesia terutama penjabaran dalam pasal – pasal UUD 1945.
Melalui pembukaan UUD 1945 dinyatakan dalam alinea empat bahwa Negara
Indonesia sebagai suatu persekutuan bersama bertujuan untuk melindungi warganya dalam
kaitannya dengan perlindungan hak – hak asasinya. Adapun tujuan Negara yang merupakan
tujuan yang tidak penuh berakhir (never ending goal) yaitu :
1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.
2. Untuk memajukan kesejahteraan umum.
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa.
4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi, dan keadilan sosial.
Berdasarkan pada tujuan diatas sebagai terkandung dalam pembukaan UUD NRI
1945.

8
BAB III KEUNGGULAN BUKU

1.1 Keterkaitan Topik Utama dengan Topik Terkait


Adanya keterkaitan antara topik utama dengan topik terkait dimana topik utamanya
adalah Hak Asasi Manusia, dan telah dijelaskan secara sistematis mengenai nilai-nilai yang
terkandung dalam PKN.

1.2 Aspek Kelayakan Isi (Cakupan Materi dan Kemutakhiran)


Materi mengenai Hak Asasi Manusia dijelaskan secara mendasar dimana buku ini
menjelaskan HAM yang terkandung dalam PKN. Mulai dari pengertian, konsep warga
negara, warga negara Indonesia, asas kewarganegaraan, cara memperoleh dan kehilangan
kewarganegaraan Indonesia, konsep dasar HAM, prinsip-prinsip HAM, dan HAM dalam
UU NRI 1945.

1.3 Aspek Kelayakan Bahasa


Bahasa yang digunakan cukup sederhana dan mudah dipahami. Selain itu,
kesederhanaan bahasa yang digunakan memberikan kemudahan kepada para pembaca
untuk memahami materi dengan baik. Dan apabila ada kata atau kalimat dalam bahasa
asing maka buku ini langsung memberikan terjemahan setelahnya atau bisa juga dilihat di
glosarium pada halaman akhir.

1.4 Aspek Keterkaitan Isi Buku dengan Bidang Ilmu


Materi yang dijelaskan didalam buku ini berkaitan dengan bidang ilmunya (pendidikan
kewarganegaraan). Semua dalam buku ini menjelaskan tentang seluk-beluk yang
terkandung dalam PKN, khususnya pada CBR ini menjelaskan tentang HAM.

9
BAB IV KELEMAHAN BUKU

4.1 Keterkaitan Topik Utama dengan Topik Terkait


Sudah ada keterkaitan antara topik utama dengan topik terkait dimana topik utamanya
adalah Hak Asasi Manusia, sehingga tidak ditemukan kelemahan dari buku ini.

4.2 Aspek Kelayakan Isi (Cakupan Materi dan Kemutakhiran)


Materi mengenai Hak Asasi Manusia sudah sangat jelas dan rinci dijelaskan sehingga
tidak ditemukan kelemahan dari buku ini.

4.3 Aspek Kelayakan Bahasa


Tidak ditemukan kelemahan pada aspek kelayakan bahasa.

4.4 Aspek Keterkaitan Isi Buku dengan Bidang Ilmu


Materi yang dijelaskan didalam buku ini berkaitan dengan bidang ilmunya (pendidikan
kewarganegaraan). Sehingga tidak terdapat kelemahan didalamnya.

10
BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan faktor internal dan eksternal dari buku, dapat kita simpulkan bahwa buku
ini layak digunakan untuk pembaca yang masih pemula karena pada buku ini menjelaskan
materi secara luas dan mendasar, mudah dipahami oleh pembaca.

5.2 Saran
Diharapkan setelah membaca buku ini sebagai referensi bisa bermanfaat dan bisa di
implementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

11
DAFTAR PUSTAKA

Gandamana, Apiek. 2018. Pendidikan Kewarganegaraan. UPT MKU. Medan .

12

Anda mungkin juga menyukai