Nama Sekolah :
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas / Semester : XII / 1
Materi Pokok : Reaksi Oksidasi dan Reduksi
Sub Materi : Sel Elektrokimia, Sel Elektrolisis, dan Korosi
Alokasi Waktu : 10 JP
Jumlah pertemuan : (5 Pertemuan kali pertemuan)
KI 2
Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur,disiplin, santun, peduli (gotong royong,
kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif melalui
keteladanan, pemberian nasehat, penguatan, pembiasaan, dan pengkondisian secara
berkesinambungan serta menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3
Memahami,menerapkan,menganalisis,danmengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks dalam ilmu
pengetahuan,teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian pada
bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah.
KI 4
Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji dalam ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
KD 3
3.1 Mengevaluasi gejala atau proses yang terjadi dalam contoh sel elektrokimia (sel volta
dan sel elektrolisis) yang digunakan dalam kehidupan.
3.2 Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya korosi dan mengajukan
ide/gagasan untuk mengatasinya.
3.3 Menerapkan hukum/aturan dalam perhitungan terkait sel elektrokimia.
KD 4
4.1 Mengelola dan menganalisis data percobaan untuk membandingkan sel elektrokimia
(sel volta dan sel elektrolisis) pada reaksi kimia
D. Tujuan Pembelajaran
Tujuan dari indikator KD 3.1
Melalui diskusi dan menggali informasi peserta didik mampu :
1. Setelah melakukan percobaan, siswa mampu membuktikan minimal 2 proses
terjadinya sel volta dalam kehidupan
2. Setelah melakukan percobaan, siswa mampu membuktikan minimal 2 proses
terjadinya sel elektrolisis dalam kehidupan.
E. Materi Pembelajaran
Pengertian Sel Elektrokimia
Transfer elektron pada reaksi redoks dalam larutan berlangsung melalui kontak
langsung antara partikel-partikel berupa atom , molekul atau ion yang saling serah terima
elektron. Pembahasan transfer elektron melalui sirkuit luar sebagai gejala listrik, dan
reaksi redoks yang seperti ini akan dipelajari pada elektrokimia.
Sel elektrokimia merupakan suatu sel atau tempat terjadinya aliran elektron yang
disebabkan oleh perubahan energi kimia menjadi energi listrik atau sebaliknya. Sel ini
dikelompokkan menjadi dua macam yaitu :
1. Sel Volta
2. Sel Elektrolisis
Sel Volta melibatkan perubahan energi kimia menjadi energi listrik sedangkan sel
elektrolisis melibatkan perubahan energi listrik menjadi energi kimia. Bagaimanakah
proses terjadinya perubahan energi tersebut?
Sel Volta
Sel Volta (sel galvani) memanfaatkan reaksi spontan (∆G < 0) untuk
membangkitkan energi listrik, selisih energi reaktan (tinggi) dengan produk (rendah)
diubah menjadi energi listrik. Sistem reaksi melakukan kerja terhadap lingkungan.
Sel Elektrolisa memanfaatkan energi listrik untuk menjalankan reaksi non spontan
(∆G > 0) lingkungan melakukan kerja terhadap sistem. Kedua tipe sel menggunakan
elektroda, yaitu zat yang menghantarkan listrik antara sel dan lingkungan dan dicelupkan
dalam elektrolit (campuran ion) yang terlibat dalam reaksi atau yang membawa muatan.
Elektroda
Elektroda terbagi menjadi dua jenis yaitu anoda dan katoda. Setengah reaksi
oksidasi terjadi di anoda. Elektron diberikan oleh senyawa teroksidasi (zat pereduksi) dan
meninggalkan sel melalui anoda Setengah reaksi reduksi terjadi di katoda. Elektron
diambil oleh senyawa tereduksi (zat pengoksidasi) dan masuk sel melalui katoda.
Contohnya yaitu:
Setengah sel oksidasi: anoda berupa batang logam Zn dicelupkan dalam ZnSO4
Setengah sel reduksi: katoda berupa batang logam Cu dicelupkan dalam CuSO4
Terbentuk muatan relatif pada kedua elektroda dimana anoda bermuatan negatif dan
katoda bermuatan positif. Kedua sel juga dihubungkan oleh jembatan garam yaitu tabung
berbentuk U terbalik berisi pasta elektrolit yang tidak bereaksi dengan sel redoks gunanya
untuk menyeimbangkan muatan ion (kation dan anion). Dimungkinkan menggunakan
elektroda inaktif yang tidak ikut bereaksi dalam sel volta ini misalnya grafit dan platinum.
Potensial Sel
Sel volta menjadikan perubahan energi bebas reaksi spontan menjadi energi
listrik, energi listrik ini berbanding lurus dengan beda potensial antara kedua elektroda
(voltase) atau disebut juga potensial sel (Esel) atau gaya electromotive (emf). Untuk
proses spontan Esel > 0, semakin positif Esel semakin banyak kerja yang bisa dilakukan
oleh sel satuan yang dgunakan 1 V = 1 J/C. Potensial sel sangat dipengaruhi oleh suhu
dan konsentrasi, oleh karena itu potensial sel standar diukur pada keadaan standar (298 K,
1 atm untuk gas, 1 M untuk larutan dan padatan murni untuk solid).
Sel Elektrolisis
Sel Elektrolisis adalah sel yang menggunakan arus listrik untuk menghasilkan
reaksi redoks yang diinginkan dan digunakan secara luas di dalam masyarakat kita.
Baterai aki yang dapat diisi ulang merupakan salah satu contoh aplikasi sel elektrolisis
dalam kehidupan sehari-hari.
Ada dua tipe elektrolisis, yaitu elektrolisis lelehan (leburan) dan elektrolisis
larutan. Pada proses elektrolisis lelehan, kation pasti tereduksi di katoda dan anion pasti
teroksidasi di anoda. Sebagai contoh, berikut ini adalah reaksi elektrolisis lelehan garam
NaCl (yang dikenal dengan istilah sel Downs) :
Katoda (-) : 2 Na+(l) + 2 e– ——> 2 Na(s) ……………….. (1)
Anoda (+) : 2 Cl–(l) Cl2(g) + 2 e– ……………….. (2)
Reaksi sel : 2 Na+(l) + 2 Cl–(l) ——> 2 Na(s) + Cl2(g) ……………….. [(1) + (2)]
Dari pembahasan di atas, kita dapat menarik beberapa kesimpulan yang berkaitan
dengan reaksi elektrolisis :
1. Baik elektrolisis lelehan maupun larutan, elektroda inert tidak akan bereaksi;
elektroda tidak inert hanya dapat bereaksi di anoda
2. Pada elektrolisis lelehan, kation pasti bereaksi di katoda dan anion pasti bereaksi di
anoda
3. Pada elektrolisis larutan, bila larutan mengandung ion alkali, alkali tanah, ion
aluminium, maupun ion mangan (II), maka air yang mengalami reduksi di katoda
4. Pada elektrolisis larutan, bila larutan mengandung ion sulfat, nitrat, dan ion sisa
asam oksi, maka air yang mengalami oksidasi di anoda
Salah satu aplikasi sel elektrolisis adalah pada proses yang disebut penyepuhan.
Dalam proses penyepuhan, logam yang lebih mahal dilapiskan (diendapkan sebagai
lapisan tipis) pada permukaan logam yang lebih murah dengan cara elektrolisis. Baterai
umumnya digunakan sebagai sumber listrik selama proses penyepuhanberlangsung.
Logam yang ingin disepuh berfungsi sebagai katoda dan lempeng perak (logam pelapis)
yang merupakan logam penyepuh berfungsi sebagai anoda. Larutan elektrolit yang
digunakan harus mengandung spesi ion logam yang sama dengan logam penyepuh (dalam
hal ini, ion perak). Pada proses elektrolisis, lempeng perak di anoda akan teroksidasi dan
larut menjadi ion perak. Ion perak tersebut kemudian akan diendapkan sebagai lapisan
tipis pada permukaan katoda. Metode ini relatif mudah dan tanpa biaya yang mahal,
sehingga banyak digunakan pada industri perabot rumah tangga dan peralatan dapur.
Hukum Faraday
1. Hukum Faraday I
“Massa zat yang terbentuk pada masing – masing elektroda sebanding degan kuat
arus/arus listrik yang mengalir pada elektrolisis tersebut”.
Dirumuskan :
m = e . i . t / 96500
q=i.t
m = massa zat yang dihasilkan (gr)
i = kuat arus listrik (A)
t = waktu (detik)
q = muatan listrik (coulomb)
2. Hukum Faraday II
“Massa dari macam – macam zat yang diendapkan pada masing – masing elektroda
(terbentuk pada masing – masing elektroda) oleh sejumlah arus listrik yang sama
banyaknya akan sebanding dengan berat ekuivalen masing – masing zat tersebut.”
Dirumuskan :
m1 : m2 = e1 : e2
m = massa zat (gr)
e = berat ekuivalen = Ar / Valensi = Mr / Valensi
G. Kegiatan Pembelajaran
Apersepsi
Guru bertanya kepada siswa tentang potensial standar
reduksi (Eº).
15 menit
Kegiatan Akhir
Guru bersama siswa membuat kesimpulan tentang
pembelajaran yang telah dilakukan secara komunikatif.
Guru melakukan tes formatif tentang pelajaran yang telah
dipelajari.
Guru memberitahukan materi yang akan dibahas pada
pertemuan selanjutnya secara komunikatif.
Guru menutup kelas dengan mengucapkan salam.
Apersepsi
Mengapa paku bisa berkarat ?
Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang
terdiri dari 4-5 orang untuk membahas materi tentang
korosi.
65 menit
Kegiatan Inti
a. Mengamati (Observing)
Siswa mencari informasi tentang pengertian korosi,
faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya korosi dan
menjelaskan beberapa cara untuk mencegah terjadinya
korosi secara berkelompok.
b. Menanya (Questioning)
Siswa menanyakan hal-hal yang berhubungan dengan
bahan bacaan/observasi.
c. Mengumpulkan Data (Experimenting)
Siswa menuliskan hasil diskusi dalam bentuk laporan
secara berkelompok.
d. Mengasosiasi (Associating)
Siswa menghubungkan materi korosi dab faktor-faktor
yang mempengaruhinya dalam kehidupan sehari-hari.
e. Mengkomunikasikan (Communicating)
Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok.
Kegiatan Akhir 15 menit
Guru bersama siswa membuat kesimpulan tentang
pembelajaran yang telah dilakukan secara komunikatif.
Guru memberitahukan materi yang akan dibahas pada
pertemuan selanjutnya secara komunikatif.
Guru memberikan tugas secara berkelompok untuk
membuat makalah dan presentasi tentang korosi.
Guru menutup kelas dengan mengucapkan salam.
Pembukaan 15 menit
Guru menciptakan suasana kelas yang religius dengan
memberi salam pembuka, berdoa bersama siswa sebelum
melakukan pelajaran, serta mengecek kehadiran siswa.
Apersepsi
Guru memberikan instruksi dalam melakukan percobaan
didalam Laboratorium.
Guru membagi beberapa kelompok yang terdiri dari 4-5
siswa.
Siswa menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam
percobaan.
Kegiatan Akhir2
Guru bersama siswa membuat kesimpulan tentang 15 menit
pembelajaran yang telah dilakukan secara komunikatif.
Guru memberikan tes formatif tentang pelajaran yang telah
dipelajari.
Guru memberitahukan materi yang akan dibahas pada
pertemuan selanjutnya secara komunikatif.
Guru menutup kelas dengan mengucapkan salam.
H. Penilaian
1. Kognitif
a. Penilaian harian.
b. Hasil jawaban latihan soal-soal (PR).
1. Manakah contoh sel volta dalam kehidupan sehari – hari . . .
a. Aki / baterai Timbal (Accu)
b. Energi
c. Logam natrium
d. Keasamaan
e. Logam magnesium
Jawabannya : A
Aki / Baterai Timbal (Accu)
Dalam baterai timbal, elektroda negatif adalah logam timbal (Pb) dan elektroda
positifnya adala timbal yang dilapisi timbal oksida (PbO2), dan kedua elektroda
dicelupkan dalam larutan elektrolit asam sulfat (H2SO4). Reaksi elektrodanya
adalah sebagai berikut :
Anoda Pb (-) : Pb + SO42- → PbSO4 + 2e–
Katoda PbO2 (+) : PbO2 + SO42- + 4H+ + 2e– → PbSO4 + 2H2O
Reaksi total : Pb + PbO2 + 4H+ + 2SO42- → 2PbSO4 + 2H2O
Jawabannya : C
Pembuatan logam natrium dengan mengelektrolisis lelehan NaCl yang dicampur
dengan CaCl2
NaCl(l) → Na+(l) + Cl-(l)
Katoda :
Na+(l) + e- →Na(l)
Anoda :
2Cl-(l) →Cl2(g) + 2e-
3. Faktor factor yang berasal dari lingkungan berikut ini dapat mempengaruhi korosi
kecuali . . .
a. Suhu
b. Udara
c. Keasaman
d. Kelembapan
e. Struktur Bahan
Jawabannya : E
Karena struktur bahan tidak mempengaruhi terjadinya korosi
Jawabannya : B
Korosi pada paku akan paling cepat terjadi pada tabung yang mengandung :
1. Larutan H2SO4 karena bersifat asam. Kita tahu pH < 7 akan mempercepat
terjadinya reaksi korosi karena adanya rekasi reduksi tambahan dari ion H+
yang berasal dari asam.
2. Air. Karena air mengandun banyak oksigen terlarut yang mempercepat
terjadinya korosi.
3. Air yang didihkan. Karena jumlah oksigen terlarut dalam air manjadi sedikit.
4. CaCl2 dan udara kering. Kristas CaCl2 anhidrat berfungsi sebagai media yang
dapat menyerap uap air yang ada di udara sehingga memperkecil kontanya
dengan paku.
Sn2+ + 2e → Sn Eo = -0,14 V
Cu2+ + 2e → Cu Eo = +0,34 V
Pb2+ + 2e → Pb Eo = -0,13 V
Ag+ + e → Ag Eo = +0,80
Jawabannya : C
Reaksi sel dapat berlangsung spontan apabila Eo potensial standar elektroda yang
dihasilkan bernilai postif, maka jawaban yang paling tepat ialah yang E. Mari kita
buktikan :
Cu |Cu2+ ||Ag+ |Ag
Esel = Ereduksi - Eoksidasi
Esel = EAg - ECu
Esel = 0,80 - 0,34 = 0,46 V
Karena nilai Esel yang dihasilkan bernilai positif, maka reaksi tersebut dapat
berlangsung spontan.
6. Pada elektrolisis seperti gambar di bawah ini persamaan yang menunjukkan reaksi
pada elektroda X adalah ….
a. H2O(l) 2H+(aq) + ½O2 + 2e–
b. Cu2+(aq) + 2e– Cu(s)
c. Cu(s) Cu (aq) + 2e–
2+
Jawabannya : C
Reaksi anoda = Cu Cu2+ + 2e
Reaksi katoda = 2e + Cu2+ Cu
reaksi pada x adalah oksidasi pada anion.
7. Reaksi yang terjadi pada katode dari elektrolisis larutan Na2SO4 adalah ….
a. 2H2O(aq) + 2e 2OH–(aq) + H2(g)
b. 2H+(aq) + 2e H2(g)
+
c. Na (aq) + e Na(s)
2-
d. SO4 (aq) + 2e SO4(aq)
–
e. 4OH (aq) 2H2O(aq) + O2(g) + 4e
Jawabannya : A
Na2SO4 2Na+ + SO42-
katoda : 2H2O + 2e 2OH– + H2
anoda : 2H2O 4H+ + O2 + 4e
8. Reaksi berikut : a H2O2 (l) + b Fe2+ (aq) + c H+ (aq) → d Fe3+ (aq) + e H2O (l)
Harga a, b, dari c berturut-turut ialah ….
a. 1,2,3
b. 1,2,1
c. 2,2,1
d. 2,1,2
e. 1,1,1
Jawaban : B
9. Berikut reaksi redoks dibawah ini yang sudah mengalami penyetaraan adalah . . .
a. I2 (s) + S2O3 (aq) 2I − (aq) + SO4 − (aq)
b. Al2 O3 (s) + C (s) Al (s) + CO2 (g)
c. AgOH (s) + H + (aq) Ag 2+ (aq) + H2O (l)
d. ClO− (aq) + Cl− (aq) + H + (aq) H2O (l) + Cl2 (g)
e. MnO2 (s) + 4 H+ (aq) + 2Cl- (aq) Mn2+ (aq) + H2O (l) + Cl2 (g)
Jawabannya : E
Jawabannya : E
Elektrolisis NaCl
Katoda : 2H2O + 2e– 2OH– + H2(g)
Anoda : 2Cl– Cl2 + 2e–
Elektrolisis KNO3
Katoda : 2H2O 2OH– + H2(g)
Anoda : 2H2O 4H+ + O2(g)
11. Bila 2 potong logam tembaga dan zink dicelupkan ke dalam larutan asam sulfat 1
M, maka yang terjadi adalah . . .
a. Logan zink akan larut menghasilkan gas H2
b. Tembaga akan larut menghasilkan gas H2
c. Logam zink dan tembaga tidak akan larut
d. Kedua logam akan larut
e. Bila kedua logam dihubungkan dengan kawat, tembaga akan larut
Jawabannya : A
Potensial sel Zn bertanda negatif sementara potensial sel Cu bertanda positif.
Artinya, Cu mengalami reduksi (katode) dan Zn mengalami oksidasi (anode).
Artinya logam Cu mengendap karena tidak bereaksi, sedangkan logam Zn
bereaksi spontan.
12. Berikut ini yang membedakan sel volta dan sl elektrolisis kecuali . . .
a. Anoda dari sel elektrolisis bermuatan positif karena anoda menarik anion dari
larutan, sedangkan katoda negatif
b. Anoda dari sebuah sel galvani bermuatan negatif, karena oksidasi spontan
pada anoda adalah sumber elektron sel atau muatan negatif. Katoda dari sel
galvani adalah bermuatan positif
c. Reaksi redoks dalam sel galvani adalah reaksi spontan
d. Reaksi redoks dalam sel elektrolisis adalah spontan
e. Semua benar
Jawabannya : D
Karena pada reaksi redoks dalam sel elektrolisis adalah nonspontan. Reaksi
redoks tak spontan dapat dilangsungkan dengan menggunakan arus listrik, yaitu
dalam reaksi elektrolisis. Elektrolisis banyak diterapkan dalam industri, misalnya
pengolahan aluminium, produksi NaOH dan klorin, dan dalam penyepuhan
(electroplating).
Kespontanan suatu reaksi redoks dapat ditentukan menggunakan deret volta.
Urutan logam-logam dalam deret volt adalah :
K-Ba-Ca-Na-Mg-Al-Mn-Zn-Cr-Fe-Cd-Co-Ni-Sn-Pb-(H2)-Sb-Bi-Cu-Hg-Ag-Pt-
Au
13. Pada reaksi elektrolisis larutan NiSO4 dengan elektroda Ag. Reaksi yang terjadi
pada anoda adalah . . .
a. Ni2+(aq) + 2e Ni(s)
+
b. Ag(aq) Ag (aq) + e
c. Ni(s) Ni2+(aq)+ 2e
d. 2 H2O(l) + 2e H2(g)+ 2 OH–(aq)
e. 2 H2O(l) 4 H+(aq) + O2(g) + 4e
Jawaban : E
Reaksi elektrolisis larutan NiSO4 dengan elektroda Ag
NiSO4(aq) Ni+2(aq) + SO-24(aq)
Sisa asam dari (SO4-2 ; NO3– ; PO4-3) tidak dioksidasi yang mengalami oksidasi
adalah pelarut air.
Anoda (oksidasi) : 2 H2O(aq) 4 H+(aq)+ O2(g) + 4e
Sn2+ + 2e → Sn Eo = -0,14 V
Cu2+ + 2e → Cu Eo = +0,34 V
Jawabannya : D
Sn |Sn2+ ||Cu2+ |Cu
Esel = Ereduksi - Eoksidasi
Esel = ECu - ESn
Esel = 0,34 + 0,14 = 0,48 V
Karena nilai Esel yang dihasilkan bernilai positif, maka reaksi tersebut dapat
berlangsung spontan.
15. Diketahui :
Fe2+(aq) + 2e Fe(s) E0 = - 0,44 Volt
Ni2+(aq) + 2e Ni(s) E0 = - 0,25 Volt
Mg2+(aq) + 2e Mg(s) E0 = - 2,37 Volt
Cu2+(aq) + 2e Cu(s) E0 = + 0,34 Volt
Ag+(aq) + e Ag(s) E0 = + 0,80 Volt
Pb2+(aq) + 2e Pb(s) E0 = - 0,13 Volt
Logam yang dapat melindungi besi dari perkaratan dengan perlindungan katod
adalah . . .
a. Ni
b. Mg
c. Cu
d. Ag
e. Pb
Jawabannya : B
Prisip perlindungan katodik adalah dengan menghubungkan logam besi dengan
logam lain yang potensila reduksinya lebih kecil dibandingkan denan besi
sehingga besi mengalami reduksi dan betindak sebagai katoda sedangkan logam
lain itu mengalami oksidasi dan bertindak sebagai anoda.
Diantara logam diatas yang paling baik dalam melindungi besi dari perkaratan
adalah Mg
16. Sebuah elektroda seng terendam dalam larutan asam 0,80 M, lautan Zn2+ yang
dihubungkan oleh jembatan garam ke 1,30 M larutan Ag+ mengandung elektroda
perak. Maka tegangan awal sel pada 298 K adalah . . .
a. 3,21 V
b. 1,57 V
c. 6 V
d. 5 V
e. 2,33 V
Jawabannya : B
E0red: Zn2+ (aq) + 2e– → Zn(S) = -0,76 V
E0red: Ag+ (aq) + e– → Ag (s) = 0,80 V
Esel = E0sel – (0,0591 V / n) log Q
Q = [Zn2+] / [Ag+] 2
Reaksi spontan sehingga hasil E0 adalah positif. Satu-satunya cara untuk itu terjadi
adalah jika Zn teroksidasi (0,76 V) dan perak berkurang (0,80 V). Setelah Anda
menyadari bahwa, Anda dapat menulis persamaan reaksi setara untuk reaksi sel
dan dapat menghitung E0:
Zn(s) → Zn2 +(aq) + 2e– dan E0oksidasi = 0,76 V
2ag + (aq) + 2e– → 2Ag (s) dan E0red = 0,80 V
yang ditambahkan bersama-sama untuk menghasilkan:
Zn (s) + 2Ag+ (aq) → Zn2+ (aq) + 2Ag (s) dengan E0 = 1,56 V
Persamaan Nernst:
Q = (0.80) / (1.30) 2
Q = (0.80) / (1.69)
Q = 0,47
E = 1,56 V – (0,0591 / 2) log (0.47)
E = 1,57 V
17. Dalam suatu proses elektrolisis, larutan tembaga (CuSo4) dialiri listrik sebesar 10
ampere selama 965 detik. Jika berat ekuivalen logam tembaga adalah 63,5 dan
berat ekuivalen gas oksigen adalah 16, besaran massa tembaga yang diendapkan
pada katoda adalah . . .
a. 4,22 gram
b. 1,76 gram
c. 2 gram
d. 6 gram
e. 3,12 gram
Jawabannya : E
Diketahui bahwa e (Ar/Valensi) tembaga = 63,5; i = 10 ampere; dan t = 965 detik.
mtembaga = e x i x t / 96.500
= 63,5 x 10 x 965 / 96.500
= 31,25 x 0,1
= 3,12 gram
Jadi, massa tembaga yang diendapkan dalam katoda saat proses elektrolisis
berlangsung adalah 3,12 gram.
18. Dalam suatu peristiwa elektrolisis NO2, massa Nitrogen yang memiliki Ar 14 dan
Oksigen dengan Ar 16 yang terlibat dalam peristiwa tersebut maka
perbandingannya massa nitrogen dan massa oksigen adalah . . .
a. 5 : 2
b. 4 : 3
c. 7 : 11
d. 7 : 16
e. 8 : 10
Jawabannya : D
Diketahui:
e1 (massa ekuivalen Nitrogen) = 14
e2 (massa ekuivalen Oksigen) = 16
m1 (massa elektrode Nitrogen) = 1
m2 (massa elektrode Oksigen) = 2
Massa elektrode dihasilkan dari bilangan oksidasi pada senyawa NO2.
Ditanyakan: Perbandingan massa Nitrogen dan Oksigen
Penyelesaian:
𝑚1 𝑒1 1 14
= 2= 14 : 32 atau 7 : 16
𝑚2 𝑒2 16
19. Setelah melakukan percobaan maka proses yang terjadi pada sel Volta jika . . .
a. Reaksi spontan
b. Anode kutub negatif
c. Katode adalah kutub positif
d. Energy kimia berubah menjadi energy listrik
e. Semua benar
Jawabannya : E
Misalnya jika logam zink yang dicelupkan dalam larutan zink sulfat akan
mengalami oksidasi dengan melepaskan dua elektron membentuk ion Zn2+.
Elektron yang dilepaskan mengalir melalui kawat penghantar menuju logam Cu
dan ditangkap oleh ion Cu2+ sehingga ion Cu2+ mengalami reduksi membentuk
Cu. Terjadinya aliran elektron dari logam Zn ke logam Cu ditunjukkan dengan
penyimpangan jarum voltmeter. Larutan dalam jembatan garam berfungsi
menetralkan kelebihan ion positif (ion Zn2+ dalam larutan ZnSO4 dengan
menetralkan kelebihan ion negatif (ion SO42-) dalam larutan. Elektrode di mana
reaksi oksidasi terjadi disebut anode. Adapun elektrode di mana reaksi reduksi
terjadi disebut katode. Maka reaksi berlangsung spontan, anode menghasilkan
kutub negative, dan katode kutub positif.
20. Data tabel E sel dalam volt. Pada tabel berikut harga E sel : Mg | Mg+2| | Pb+2 | Pb
adalah ….
a. -2, 21 volt
b. 2, 21 volt
c. -2, 47 volt
d. 2, 68 volt
e. 2, 47 volt
Jawabannya : C
c. Tes formatif
d. Laporan hasil percobaan sel elektrokimia.
2. Psikomotorik
a. Praktik di laboratorium: sel elektrokimia
b. Diskusi kelompok
3. Afektif
Pengamatan sikap dan perilaku saat belajar dan praktikum di laboratorium.
3. Alat:
- Laptop/LCD.
- Alat laboratorium
Mengetahui, Tanggal........................
Kepala SMA ...................... Guru Mata Pelajaran
............................................ .................................