PENDAHULUAN
1.2 TUJUAN
Percobaan ini mempunyai tujuan, yaitu :
1. Menentukan volume moral parsial komponen larutan
2. mengetahui densitas larutan NaCl pada masing-masing konsentrasi
3. Menentukan pengaruh konsentrasi zat terlarut terhadap nilai volume moral
parsial zat
1
adalah dihidrogen monoksida atau hidrogen hidroksida. Air merupakan jenis
senyawa liquid yang tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau pada keadaan
standar. Massa molar dari air adalah 18,01528 g/mol. Titik didih air sebesar 100°
C (373,15° C) sedangkan ttik lelehnya 0° C ( 273,15° C). Massa jenis air sebesar
1000 kg/cm3 dan viskositasnya 0,001 Pa/s (20° C). Sifat dari bahan ini adalah
non-korosif untuk kulit, non-iritasi untuk kulit, tidak be untuk kurbahaya untuk
kulit, non-permeator oleh kulit, tidak berbahaya dalam kasus konsumsi. Bahan ini
juga tidak berbahaya dalam kasus inhalasi. Identifikasi yang lainnya yaitu non-
iritasi untuk paru-paru dan non-korosif terhadap mata (sciencelab, 2014).
i. NaCl
Natrium klorida mempunyai wujud cairan pada suhu ruang, mempunyai bau
yang khas. Garam ini mempunyai berat molekul sebesar 119.38 g/mol serta tidak
berwarna. Titik didih dan titik lelehnya berturut – turut yaitu 1413° C atau setara
dengan 2575,4° F dan 801° C yang setara dengan 1473,8 °F. zat ini juga
mempunyai suhu kritis sebesar 263.33° C (506° F). Gravitasi spesifik bahan ini
yaitu 1.484 serta tekanan uapnya sebesar 21.1 kPa pada suhu 20° C. garam ini
sangat larut dalam air dingin. Kasus terjadi kontak , segera basuh mata dengan
banyak air selama setidaknya 15 menit. Kasus kontak kulit harus segera siram
kulit dengan banyak air (sciencelab, 2014).
B. Pustaka
Molalitas atau molal dapat di definisikan sebagai jumlah mol solute per kg
solven. Berarti merupakan perbandingan antara jumlah mol solute dengan massa
solven dalam kilogram
𝐦𝐨𝐥 𝐳𝐚𝐭 𝐭𝐞𝐫𝐥𝐚𝐫𝐮𝐭
𝐦𝐨𝐥𝐚𝐥 =
𝐦𝐚𝐬𝐬𝐚 𝐩𝐞𝐥𝐚𝐫𝐮𝐭
Larutan 1,00 molal maka larutan tersebut mengandung 1,00 mol zat terlarut dalam
1,00 kg pelarut ( Brady, 1990).
Volum molar parsial adalah kontribusi pada volum dari satu komponen
dalam sampel terhadap volum total. Volum molar parsial komponen suatu
campuran berubah – ubah tergantung pada komposisi, karena lingkungan setiap
jenis molekul berubah jika komposisinya berubah dari murni ke b murni.
Perubahan lingkungan molekuler dan perubahan gaya yang bekerja antara
2
molekul inilah yang menghasilkan variasi sifat termodinamika campuran jika
komposisinya berubah ( Atkins,1993).
Termodinamika terdapat 2 macam larutan yaitu larutan ideal dan larutan tidak
ideal. Suatu larutan dikatakan ideal jika larutan tersebut mengikuti hukum Roult
pada seluruh kisaran komposisi sistem tersebut. Untuk larutan tidak ideal di bagi
menjadi 2 yaitu:
1. Besaran molal parsial misalnya volume molal parsial dan entalpi
2. Aktivitas dan koefisien aktivitas
Secara matematis sifat molal parsial di definisikan sebagai berikut
𝐉 − 𝐧𝟏 𝐉𝟏
𝐉𝟏 =
𝐧𝟏
Dimana J1 adalah sifat molal parsial dari komponen ke –i. Secara fisik J – n1J1
berarti kenaikan dalam besaran termodinamik J yang di amati bila satu mol
senyawa I ditambahkan ke suatu sistem yang besar sehingga komposisinya tetap
konstan ( Dogra,1990).
Secara matematik, volume molal parsial didefinisikan sebagai
𝜕𝑉
( ) ̅𝑖
=𝑉
𝜕𝑛𝑖 𝑇,𝑝,𝑛
𝑗
Arti fisik dari integrasi ini adalah bahwa ke suatu larutan yang
komposisinya tetap, suatu komponen n1, n2,..., ni ditambah lebih lanjut, sehingga
komposisi relatif dari tiap-tiap jenis tetap konstan. Karenanya besaran molal ini
tetap sama dan integrasi diambil pada banyaknya mol (Dogra, 1990).
3
Massa jenis suatu zat dapat ditentukan dengan berbagai alat, salah satunya
piknometer. Piknometer adalah suatu alat yang terbuat dari kaca, bentuknya
menyerupai botol parfum atau sejenisnya. Jadi, piknometer merupakan alat yang
digunakan untuk mengukur nilai massa jenis atau densitas fluida. Beberapa
macam ukuran piknometer, tetapi umumnya volume piknometer yang banyak
digunakan adalah 10 ml dan 25 ml, dimana nilai volume ini valid pada
temperatureyang tertera pada piknometer tersebut. Piknometer terdiri dari 3
bagian, yaitu:
Tutup pikno : bagian tutup mempunyai lubang berbentuk saluran kecil.
Termometer : mengamati bahwa zat yang diukur memiliki suhu yang tetap.
Labu dari gelas: tempat meletakkan zat yang akan di ukur massa jenisnya.
Penerapan atau aplikasi penentuan volume molal parsial yakni berfungsi dalam
volume molar parsial protein, analisis dekomposisi volume, Perubahan volume
pada transisi struktural protein, dan perubahan volume pada ligan mengikat
protein (Imai, 2007).
4
BAB II
METODE PRAKTIKUM
Hasil
aquades
5
BAB III
PEMBAHASAN
3.3 PEMBAHASAN
Pembuatan larutan NaCl 3M 100ml
gr 1000
M = Mr x v
gr 1000
3 = 58,5 x 100
gr = 17,55 gr
pengenceran larutan NaCl 3M
Larutan NaCl 1,5 M
V1M1 = V2M2
V1 .3 = 50 . 1,5
V1 = 25 ml
Larutan NaCl 0,75 M
V1M1 = V2M2
V1 . 1,5 = 50 . 0,75
V1 = 25 ml
6
Larutan NaCl 0,375 M
V1M1 = V2M2
V1 . 0,75 = 50 . 0,375
V1 = 25 ml
Larutan NaCl 0,1875 M
V1M1 = V2M2
V1 . 0,375 = 50 . 0,1875
V1 = 25 ml
3.4 PERHITUNGAN
Penentuan densitas larutan
w −w
d = d°(w e −w)
0
d = 1,36 gr/ml
Larutan NaCl 0,75 M
46,48gr−20,75gr
d = 0,966 gr/ml (45,10gr−20,75gr)
d = 1,02 gr/ml
Larutan NaCl 0,375 M
46,15gr−20,75gr
d = 0,966 gr/ml (45,10gr−20,75gr)
d = 1,007 gr/ml
Larutan NaCl 0,1875 M
46,06gr−20,75gr
d = 0,966 gr/ml (45,10gr−20,75gr)
d = 1,003 gr/ml
7
Penentuan massa jenis larutan
m
𝜌= v
𝜌 = 0,97 gr/ml
Larutan NaCl 1,5 M
47,37gr− 20,75gr
𝜌= 25
ρ = 1,06 gr/ml
Larutan NaCl 0,75 M
46,48gr−20,75gr
𝜌= 25ml
𝜌 = 1,03 gr/ml
Larutan NaCl 0,375 M
46,15gr−20,75gr
𝜌= 25ml
𝜌 = 1,016 gr/ml
Larutan NaCl 0,1875 M
46,06gr−20,75gr
𝜌= 25ml
𝜌 = 1,012 gr/ml
m = 1,56 mol
Larutan NaCl 0,75 M
1
m = 1,03
⁄0,75 − 58,5⁄1000
8
m = 0,76 mol
Larutan NaCl 0,375 M
1
m = 1,016
⁄0,375 − 58,5⁄1000
m = 0, 378 mol
Larutan NaCl 0,1875 M
1
m = 1,012
⁄0,1875 − 58,5⁄1000
m = 0,188 mol
∅ = 104,16 ml/mol
Larutan NaCl 0,75 M
1000
58,5− 46,48−45,10
0,76
∅ = 58,5 − ( ) (45,10−20,75)
1,03
∅ = 122,6 ml/mol
Lartuan NaCl 0,375 M
1000
58,5− 46,15−45,10
0,378
∅ = 58,5 − ( ) (45,10−20,75)
1,016
∅ = 166,6 ml/mol
Larutan NaCl 0,1875 M
1000
58,5− 46,06−45,10
0,188
∅ = 58,5 − ( ) (45,10−20,75)
1,012
∅ = 262,8 ml/mol
9
3 𝜌∅
V2 = ∅ + (2 √𝑚) (𝜌 )
√𝑚
V1 = 185, 4 ml/mol
3 𝜌104,16
V2 = 104,16 + (2 √1,56) ( 𝜌 )
√1,56
V2 = 260,4 ml/mol
Larutan NaCl 0,75 M
0,76 𝜌122,6
V1 = 122,6 + ( √0,76) (𝜌√0,76)
2
V1 = 169,18 ml/mol
3 𝜌122,6
V2 = 122,6 + (2 √0,76) (𝜌 )
√0,76
V2 = 306,48 ml/mol
Larutan NaCl 0,375 M
0,378 𝜌166,5
V1 = 166,5 + ( √0,378) (𝜌√0,378)
2
V1 = 197,88 ml/mol
3 𝜌166,5
V2 = 166,5 + (2 √0,378) (𝜌 )
√0,378
V2 = 416,24 ml/mol
Larutan NaCl 0,1875 M
0,188 𝜌262,8
V1 = 262,8 + ( √0,188) (𝜌√0,188)
2
V1 = 509,7 ml/mol
3 𝜌262,8
V2 = 262,8 + (2 √0,188) (𝜌 )
√0,188
V2 = 657,08 ml/mol
10
4 NaCl 0,1875 M 1,003 gr/ml
Hubungan konsentrasi dengan volume molar semu dan volume molar
parsial larutan
Konsentrasi Volume molar Volume molar Volume molar
(M) semu (∅) pasrsial V1 parsial V2
(ml/mol) (ml/mol) (ml/mol)
NaCl 1,5 M 104, 16 ml/mol 185,4 ml/mol 260,4 ml/mol
NaCl 0,75 M 122,6 ml/mol 169,1 ml/mol 306,48 ml/mol
NaCl 0,375 M 166,6 ml/mol 197,88 ml/mol 416,24 ml/mol
NaCl 0,1875 262,8 ml/mol 509,7 ml/mol 657, 08 ml/mol
M
y = 100.17x + 15.1
500 R² = 0.6278
400
300
200
100
0
0.188 0.378 0.76 1.56
molalitas larutan NaCl
11
Grafik hubungan m dengan V2
700
12
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
1. Volume molar parsial larutan NaCl memiliki nilai yang berbeda beda.
yakni semakin kecil konsentrasi larutan NaCl maka volume molar parsial pelarut (
V1) Akan semakin kecil juga, sama halnya dengan volume parsial pelarut (V2)
akan semakin kecil dengan menurunnya konsentrasi larutan.
volume molar parsial dapat diketahui dengan menggunakan rumus :
𝑚 𝑑𝜙 3√𝑚 𝑑𝜙
V1= ϕ+ (2 ) (𝑑 ) ; V2= ϕ+ ( ) (𝑑 𝑚)
√𝑚 √𝑚 2 √
2. densitas larutan NaCl akan dapat diketahui setelah selesai ditimbang dalam
piknometer. untuk mengetahui densitas larutan digunakan rumus :
w −w
d = d°(w e −w)
0
dari hasil praktikum bahwa semakin kecil konsentrasi larutan NaCl maka densitas
larutan pun akan semakin kecil dan juga sebaliknya.
3. volume molar parsial berbanding terbalik dengan konsentrasi, berat jenis
larutan, molalitasnya semakin besar konsentrasi larutan maka volume molar
parsial semakin kecil dan juga sebaliknya.
13
DAFTAR PUSTAKA
14
15