Disusun oleh :
1
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT karena rahmat dan karunia –Nyalah
kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah yang berjudul “PENGEMBANGAN
PEMBELAJARAN PKN SEBAGAI PENDIDIKAN HUKUM UNTUK SEKOLAH
DASAR”
Penulisan makalah ini bertujuan guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah
“PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PKN SD” di samping itu makalah
ini diharapkan dapat menjadi sarana pembelajaran serta menambah wawasan dan
pengetahuan.
Di samping itu penulisan ini juga menyadari akan segala kekurangan dan
ketidaksempurnaan, baik dari segi penulisan maupun dari cara penyajiannya. Oleh karena itu
kami dengan senang hati menerima kritik dan saran demi perbaikan makalah ini dimasa yang
akan datang.
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Cover......................................................................................................................................1
Kata Pengantar.......................................................................................................................2
Daftar Isi................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................4
1.1 Latar Belakang Penulisan................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................7
1.3 Tujuan Penulisan..............................................................................................................7
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................8
2.1 Konsep Pengembangan Pembelajaran PKn SD...............................................................8
2.2 Konsep Pendidikan Hukum Untuk Anak SD...................................................................11
2.3 Pengembangan, Pendekatan, Strategi, Media, Evaluasi dan Assessment PKn di SD.....12
BAB III PENUTUP..............................................................................................................28
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................28
3.2 Saran................................................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................30
3
BAB 1
PENDAHULUAN
4
fungsional antara para warga negara dengan satuan-satuan organisasi negara dan lembaga-
lembaga publik lainnya. Sosok warga negara yang baik yang ingin dihasilkan oleh
Pendidikan Kewarganegaraan adalah warga negara yang merdeka yang tidak jadi beban bagi
siapapun, yang melibatkan diri dalam kegiatan belajar, memahami garis besar sejarah, cita-
cita dan tujuan bernegara, dan produktif dengan turut memajukan ketertiban, keamanan,
perekonomian, dan kesejahteraan umum. Jika disederhanakan maka fungsi dan tujuan
Pendidikan Kewarganegaraan adalah untuk membentuk atau mempersiapkan peserta didik
menjadi warga negara yang baik.
Warga negara yang baik adalah warga negara yang mengetahui dan memahami hak-
hak dan kewajiban-kewajibannya sebagai warga negara. Hak-hak dan kewajiban-kewajiban
warga negara biasanya terumuskan dalam berbagai peraturan perundang-undangan yang
ditetapkan oleh negara. Jadi logikanya, warga negara tersebut pertama-tama harus
mengetahui peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam suatu masyarakat, setiap
orang perlu menyadari adanya hukum-hukum yang berlaku dalam masyarakat tersebut.
Untuk mewujudkan proses internalisasi hukum dalam masyarakat, adanya Pendidikan
Hukum adalah suatu keharusan. Dengan adanya pengetahuan mengenai hukum di
masyarakat, maka keadilan dapat dikembangkan secara efektif, karena hukum adalah sesuatu
yang bisa membuat seseorang sadar tentang kebaikan dan keadilan. Kegagalan penegakan
berbagai hukum yang ada juga merupakan indikasi rendahnya pemahaman masyarakat
tentang hukum-hukum tersebut. Meracik berbagai standar dalam Pendidikan Hukum bagi
para penegak dan praktisi hukum adalah penting, karena guru, pelajar, penegak hukum, dan
praktisi hukum memiliki peran besar untuk bermain dalam menentukan nasib negara ini,
khususnya dalam bidang hukum namun hal utama yang akan dibahas dalam penelitian ini
adalah peran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dalam mengupayakan proses internalisasi
hukum kepada warga negara Indonesia. Seperti yang dikemukakan Sapriya (2007 : 28)
bahwa “PKn berperan dalam membangkitkan kesadaran hukum, karena itu di beberapa
negara nama yang dimaksud bukan civic education, tetapi law education, bahkan street law
education”. Dalam jenjang pendidikan formal PKn bisa menjadi sarana sosialisasi hukum-
hukum yang ditetapkan oleh negara, para pelajar yang notabene adalah generasi penerus
diharapkan memahami hukum-hukum yang berlaku di Indonesia. Kemudian, diharapkan
mereka mampu menularkan pemahaman hukum mereka kepada masyarakat sekitarnya,
karena mereka langsung terhubung langsung dalam masyarakat, sehingga mereka disiapkan
5
untuk mampu menghadapi masalah-masalah, khususnya masalah-masalah yang berkaitan
dengan hukum yang ada dalam kehidupan sehari-hari.
Kehidupan yang tertib, aman dan damai merupakan bentuk kehidupan universal yang
dicita-citakan oleh umat manusia. Untuk mewujudkannya, disusunlah norma-norma perilaku
kehidupan yang disepakati bersama sebagai panduan kolektif, baik dalam perspektif
bermasyarakat, berbangsa, maupun bernegara. Salah satu norma yang disusun dalam rangka
mengatur perilaku individu dalam kehidupan bermasyarakat adalah norma hukum, yakni
yang lazimnya disebut hukum negara. Di samping itu, terdapat pula sejumlah norma lain
yang berfungsi sama, yang antara lain berupa norma kesopanan, adat istiadat, kebiasaan,
kesusilaan dan norma agama.
Kesadaran tcrhadap adanya norma yang mengatur dan mengarahkan perilaku individu
dalam kehidupan bermasyarakat sangat penting untuk ditanamkan kepada setiap individu
sejak usia dini. Oleh sebab itu, pendidikan hukum sebagai salah satu bentuk upaya
penanaman kesadaran akan norma tingkah laku dalam masyarakat, dipandang strategis untuk
diberikan pada seluruh jenis dan jenjang pendidikan persekolahan. Kesadaran dan kepatuhan
hukum setiap individu warga negara tidak mungkin tumbuh dengan baik tanpa upaya sadar
dan terencana. Dalam kaitan ini, pendidikan sebagai proses pembudayaan dapat diposisikan
secara strategis, baik pendidikan sekolah maupun pendidikan luar sekolah. Dinyatakan
demikian karena penanaman nilai-nilai dan norma-norma sosial kemasyarakatan merupakan
salah satu bagian yang tak terpisahkan dari proses sosialisasi anak menuju realitas kehidupan
yang sesungguhnya di masyarakat.
Mayarakat Di jenjang pendidikan sckolah dasar, mata pelajaran yang erat kaitannya
dcngan hukum dan kcmasyarakatan adalah mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
(PKn). Pelajaran PKn di sekolah dasar diharapkan bisa membantu siswa untuk "melek
hukum" dan konstitusi. Siswa diharapkan riengetahui bahwa kehidupan baik sebagai pribadi,
sebagai warga masyarakat maupun sebagai warga negara atau bahkan warga dunia diatur oleh
hukum dan peraturan. Melalui p~mahaman dan kesadaran terhadap hukum secara baik, siswa
diharapkan juga menyadari peran hukum dalam kehidupan yang ditempuh dan dihayatinya,
bahwa kehidupan itu diberi kebebasan sekaligus pembatasan. Dengan demikian, pada
gilirannya mereka akan mampu mencapai kepribadian yang utuh sebagai individu berdaulat
(sovereign individual).
6
1.2 Rumusan Masalah
7
BAB II
PEMBAHASAN
Perjalanan panjang sejarah Bangsa Indonesia sejak era sebelum dan selama
penjajahan ,dilanjutkan era merebut dan mempertahankan kemerdekaan sampai dengan
mengisi kemerdekaan,menimbulkan kondisi dan tuntutan yang berbeda-beda sesuai dengan
zamannya. Kondisi dan tuntutan yang berbeda-beda diharap bangsa Indonesia berdasarkan
kesamaan nilai-nulai kejuangan bangsa yang dilandasi jiwa,tekad dan semangat kebangsaan.
Semangat perjuangan bangsa yang tidak mengenal menyerah harus dimiliki oleh setiap warga
negara Republik Indonesia. Semangat perjuangan bangsa mengalami pasang surut sesuai
dinamika perjalanan kehidupan yang disebabkan antara lain pengaruh globalisasi yang
ditandai dengan pesatnya perkembangan IPTEK, khususnya dibidang informasi, Komunikasi
dan Transportasi, sehingga dunia menjadi transparan yang seolah-olah menjadi kampung
sedunia tanpa mengenal batas negara.
8
Indonesia. Semangat perjuangan bangsa indonesia dalam mengisi kemerdekaan dan
menghadapi globalisasi. Warga negara Indonesia perlu memiliki wawasan dan kesadaran
bernegara,sikap dan perilaku, cinta tanah air serta mengutamakan persatuan dan kesatuan
bangsa dalam rangka bela negara demi utuh dan tegaknya NKRI.
9
c. Berpartisipasi dalam:
a) Upaya menghentikan budaya kekerasan dengan damai dan menghormati
supremasi hukum.
b) Menyelesaikan konflik dalam masyarakat dilandasi sistem nilai Pancasila dan
universal.
c) Berkontribusi terhadap berbagai persoalan dalampublic policy.
d) Memiliki pengertian internasional tentang civil society dan menjadi warga negara
yang kosmopolit.
3) Karakteristik Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang masih terus harus
dikembangkan baik secara ilmiah maupun Pedagogis sesuai dengan tujuan
pendidikan nasional
a. PKn merupakan bagian atau salah satu tujuan Pendidikan IPS, yaitu bahan
pendidikannya diorganisasikan secara terpadu (integrated) dari berbagai disiplin
ilmu sosial, humaniora, dokumen Negara, terutama pancasila, UUD1945, GBHN,
dan perundangan Negara, dengan tekanan bahan pendidikan yang berkenaan
dengan bela Negara.
b. PKn adalah seleksi dan adaptasi dari berbagai disiplin ilmu sosial, humaniora,
Pancasila, UUD 1945 dan dokumen Negara lainnya yang diorganisasikan dan
disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan.
c. PKn dikembangkan secara ilmiah dan pedagogis untuk tingkat pendidikan dasar
dan menengah serta perguruan tinggi.
d. Dalam mengembangkan dan melaksanakan PKn, kita harus berfikir secara
integratif, yaitu kesatuan yang utuh dari hubungan antara
pengetahuan ekstraseptif (ilmu), kebudayaan Indonesia, tujuan pendidikan
nasional, Pancasila, UUD 1945, Filsafat pendidikan, Psikologi Pendidikan,
pengembangan kurikulum disiplin ilmu social dan humaniora, kemudian dibuat
program pendidikannya yang terdiri atas unsure : (1) tujuan Pendidikan, (2) bahan
Pendidikan, (3) metode pendidikan, (4) evaluasi.
e. PKn menitikberatkan kepada kemampuan dan keterampilan berpikir aktif warga
negara, terutama generasi muda, dalam menginternalisasikan nilai-nilai warga
negara yang baik (good citizen) dalam suasana demokratis dalam berbagai
masalah kemasyarakatan (civic affairs,)
10
f. Dalam kepustakaan asing PKn sering disebut civic education yang salah satu
batasannya ialah “seluruh kegiatan sekolah, rumah, dan masyarakat yang dapat
menumbuhkan demokrasi”.
12
Tujuan pembelajaran PKN dalam Depdiknas adalah untuk memberikan kompetensi
sebagai berikut:
a. Berfikir kritis rasional dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan.
b. Berpartisipasi secara cerdas dan tanggung jawab, serta bertindak secara sadar
dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara,
c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan
karakter-karakter masyarakat di Indonesia agar dapat hidup bersam dengan
bangsa-bangsa lain.
d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam peraturan dunia secra langsung
dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
Berdasarkan hal tersebut, maka tujuan pembelajran PKn secara umum
mempersiapkan generasi bangsa yang unggul dan berkepribadian, baik dalam lingkungan
lokal, regional, maupun global. Berakhlak baik berdasarkan sila Ketuhanan yang Maha Esa
untuk meningkatkan sikap religius agar seimbang dengan kepribadian yang baik. Dapat
mengembangan ilmunya berdasarkan sikap yang ilmiah. Juga dapat menggunakan teknologi
informasi dan komunikasi secara baik dan sesuai dengan kebutuhan sekarang. Serta dapat
mempertanggungjawabkan segala sesuatu yang telah diperbuatanya kepada negara.
Tujuan negara mengembangkan Pendidikan Kewarganegaraan agar setiap warga
negara yang baik (to be god citizens) yakni warga negara yang memiliki kecerdasan (civics
responsibility) dan mampu berpartisipasidalam kehidupan bermasyarakat(Bunyamin M dan
Sapriya,2005:30). Berdasarkan pendapat diatas dapat analisa bahwa PKn sebagai program
pembelajaran yang tidak hanya sosok programan pola KBM yang mengacu pada aspek
kognitif saja, melainkan secara utuh dan menyeluruh yakni mencakup aspek afektif dan
psikomotor. Selain aspek-aspek tersebut PKn juga mengembangkan pendidikan nilai dan
moral. Dimana pendidikan moral yang saat ini terjadi pada siswa SD sudah mulai agak
melenceng dari UUD 1945 dan mencengangkan lagi. Dalam konteks kehidupan berbangsa
dan bernegara sekolah dijadikanasebagai wahana pengembangan potensi warga negara yang
demokratis dan bertanggung jawab, yang secara kulikuler pendidikan kewarganegaraan yang
harus menjadi wahana psikologis pedagogis yang utama, secara yuridis ada beberapa
ketentuan perundang-undangan yang mengandung amanat tersebut, diantaranya yaitu:
1) Pembukaan undang-undang dasar negara republik indonesia dan
perubahannya (UUD 1945 dan perubahannya), khususnya alinea ke 4 yang
menyatakan bahwa pembentukan pemerintah negara Indonesia dimaksudkan
13
untuk: “...melindungi segenap bangsa indonesia dan seluruh tumpah darah
indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial maka disusunlah
kemerdekaan kebangsaan Indonesia.
2) Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU
RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas) khususnya:
a. Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan keadilan serta tidak
diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai
keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa.
b. Pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang yang sistemik
dengan sistem terbuka dan multimakna.
c. Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
d. Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun
kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses
pembelajaran.
e. Pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca,
menulis, dan berhitung bagi segenap warga masyarakat.
f. Pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan semua kompenen
masyarakat melalui peran serta dalam penyelengaraan dan pengendalian
mutu layanan pendidikan.
3) Pasal 37 ayat (1) yang menyatakan bahwa “kurikulum pendidikan dasar dan
menengah wajib memuat pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan,
bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, seni
dan budaya, pendidikan jasmani dan olahraga, keterampilan/kejuruan dan
muatan lokal dan ayat (2) yang menyatakan bahwa kurikulum pendidikan
tinggi wajib memuat pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, dan
bahasa.
4) Pasal 38 ayat yang menyatakan bahwa “Kurikulum pendidikan dasar dan
menengah dikembangkan sesuai relevasinya oleh setiap kelompok atau satuan
pendidikan dan komite sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan supervisi
14
dinas pendidikan atau kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota untuk
pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan menengah.
Pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, sekolah sebaiknya dikembangkan
sebagai peranata atau tatanan sosial pedagogis yang kondusif atau memberi suasana bagi
tumbuh kembangnya berbagai kualitas individu peserta didik. Kualitas individu ini sangat
penting guna untuk dijadikan bekal dalam masa depannya nanti. Diharapkan untuk peserta
didik dapat berperan sebagai warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Selain
itu peserta didik juga diajarkan untuk berpikir kritis guna menghadi suatu masalah, agar tidak
tergesa-gesa dalam mengambil keputusan.
Oleh karena itu, sekolah sebagai bagian integral dari masyarakat perlu dikembangkan
sebagai pusat pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sepanjang hayat, yang mampu
memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kretifitas peserta didik
dalam proses pembelajaran demokratis dengan demikian secara tertahap sekolah akan
menjadi komunitas yang memiliki budaya yang berintikan pengakuan dan penghormatan
terhadap hak dan kewajiban serta keharmonisan dalam menjalani kehidupan bermasyarakat
yang tertib, adil dan berkeradaban. Dalam kerangka semua itu maka pelajaran PKN harus
berfungsi sebagai wahana kurikuler pengembangan karakter warga negara indonesia yang
demokratis dan bertanggungjawab.
Menyadari betapa pentingnya peran Pendidikan Kewarganegaraan dalam proses
pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sepanjang hayat, pendidikan persekolahan
sebaiknya dikembangkan sebagai wahana sosial. Melalui pemberian keteladan, pembangunan
kemauan, dan pengembangan kreatifitas peserta didik dalam proses pembelajaran maka
dengan adanya Pendidikan Kewarganegaraan sekolah perlu dikembangan sebagai pusat
pengembangan wawasan sikap, keterampilan hidup dan berkehidupan yang demokratis untuk
membangun kehidupan demokrasi.Karena karakter utama negara yang cerdas adalah
dimilikinya komitmen untuk secara konsisten atau ajek, mau dan mampu memelihara, dan
mengembangkan cita-cita dan nilai demokrasi sesuai perkembangan zaman dan secara efektif
dan langgeng menangani serta mengelola krisis yang selalu muncul untuk kemaslahatan
masyarakat indonesia guna mencapai kesejahteraan dalam berbangsa dan bernegara.
Apabila ditampilkan dalam wujud program pendidikan, proses belajar mengajar guru
diharapkan dapat memberikan perhatian yang cermat dan usaha yang sungguh-sungguh pada
peserta didiknya, dengan begitu peserta didiknya tidak akan bosan dengan mata pelajaran
tersebut. Untuk itu sekolah perlu meningkatkan kualitas sumber daya gurunya guna dapat
mengembangakan kurikulum dan pembelajaransepatutnya di rancang untuk memfasilitasi
15
peserta didik agar mampu mengoksploitasi bagaimana cita-cita demokrasi sesungguhnya.
Dengan tersedianya sumber belajar dan sarana prasarana yang memungkinkan peserta didik
mampu mengeksplorasi sejarah demokrasi di negaranya sejak dahulu. Dengan demikian kita
sebagai calon guru juga harus meningkatkan kualitas kita agar mampu membentuk peserta
didik yang memiliki jiwa nasionalisme serta mempunyai sikap demokratis.
3. Strategi PKn di SD
Dick dan Carey mengatakan, “Strategi pembelajaran adalah komponen umum dari
suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang akan digunakan secara bersama-sama.”
(Dick Walter dkk, 1990: 106). Menurut Seels dan Richey (1994: 31), strategi pembelajaran
adalah spesifikasi untuk memilih dan mengurutkan kejadian dan aktifitas dalam
pembelajaran. Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa strategi
pembelajaran adalah pendekatan menyeluruh dalam suatu sistem pembelajaran yang berupa
pedoman umum dan kerangka kegiatan untuk mencapai tujuan umum pembelajaran yang
melukiskan prosedur sistematis dalam membantu usaha belajar peserta didik,
mengorganisasikan pengalaman belajar, mengatur dan merencanakan bahan ajar untuk
mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
Sedangkan strategi pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yaitu suatu
siasat atau kiat yang digunakan untuk memilih dan mengimplementasikan segala teori,
pendekatan, teknik, metode, model, media, materi dan sumber-sumber belajar dalam proses
pembelajaran pendidikan kewarganegaraan (PKn) untuk mencapai tujuan pembelajaran
pendidikan kewarganegaraan yang telah ditetapkan.
Macam-Macam Strategi Pembelajaran PKn
Pada dasarnya tidak ada strategi pembelajaran yang dipandang paling baik, karena
setiap strategi pembelajaran saling memiliki keunggulan masing-masing. Strategi
pembelajaran yang dinyatakan baik dan tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu
belum tentu baik dan tepat digunakan dalam mencapai tujuan pembelajaran yang lain. ltulah
sebabnya, seorang pendidik diharapkan memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam
memilih dan menerapkan berbagai strategi pembelajaran, agar dalam melaksanakan tugasnya
dapat memilih alternatif strategi yang dirasakan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang
19
telah dirumuskan. Berikut ini dikemukakan berbagai strategi pembelajaran yang dapat
digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SD.
a. Jigsaw
Strategi ini digunakan jika materi yang akan dipelajari dapat dibagi menjadi beberapa
bagian. Materi tersebut tidak harus disampaikan secara berurutan. Strategi ini dapat
melibatkan seluruh peserta didik dalam pembelajaran dan sekaligus dapat melatih peserta
didik mengajarkan sesuatu kepada orang lain. Jigsaw adalah salah satu teknik pembelajaran
kooperatif.
b. Strategi Reading Guide (Membaca Buku Ajar)
Strategi ini diterapkan jika waktu yang tersedia untuk membahas suatu materi sangat
terbatas. Para peserta didik untuk membaca materi yang akan dibahas dengan memberikan
dan membuat kisi-kisi panduan.
c. Information Search (Mencari Informasi)
Strategi ini dapat diterapkan pada materi yang padat, monoton dan membosankan.
Materi dapat diambil dari berbagai sumber seperti koran, majalah, tabloid dan sebagainya.
d. Critical Incident (Pengalaman Penting)
Strategi ini pada umumnya digunakan untuk memulai pembelajaran. Tujuan
penggunaan strategi ini adalah untuk melibatkan peserta didik sejak awal dengan meminta
peserta didik mengungkapkan pengalaman-pengalamannya. Strategi ini juga cocok
digunakan bila tujuan pembelajarannya mengajarkan peserta didik untuk berempati
(merasakan apa yang dirasakan orang lain).
e. Seeing How It Is (Melihat Kejadian Sebenarnya)
Strategi ini dimaksudkan untuk memahami suatu kondisi tidak lazim yang terjadi atau
dihadapi seseorang. Dengan strategi ini, peserta didik diminta membayangkan bagaimana dan
apa yang dilakukan oleh orang yang mengalami kondisi tersebut.
f. Brainstorming (Curah Gagasan)
Strategi ini merupakan langkah inventarisasi ide melalui curah pendapat tentang topik
tertentu dengan bebas tanpa seleksi.
g. Small Group Discussion (Diskusi Kelompok Kecil)
Strategi ini dimaksudkan untuk membangun kerja sama individu dan kelompok,
kecakapan analitis, dan kepekaan sosial, serta tanggung jawab individu dalam kelompok.
h. Point Counterpoint (Adu Argumen)
Strategi ini dimaksudkan untuk merangsang diskusi, membangun argumentasi dan
memiliki pemahaman yang Iebih mendalam tentang berbagai isu yang kompleks.
20
i. Active Debate (Debat Aktif)
Active debate merupakan strategi yang dapat mendorong peserta didik untuk berpikir
kritis, argumentatif dan reflektif. Strategi ini secara aktif melibatkan semua peserta didik di
dalam kelas, bukan hanya para pelaku debatnya (presenter) saja.
j. Role Playing (Bermain Peran)
Tujuan utama dari penerapan strategi ini adalah untuk mengajarkan peserta didik
bagaimana berempati. Strategi ini dapat menstimulasi peserta didik untuk mengasosiasikan
dirinya dalam suatu peran tertentu sehingga peserta didik lebih dapat memahami, mendalami,
dan mengerti tindakan sosial yang dilakukan oleh orang lain di lingkungan sosial.
k. Poster Comment (Mengomentari Poster atau Gambar)
Strategi ini bertujuan untuk memberikan stimulus dan meningkatkan kreativitas dan
mendorong penghayatan peserta didik terhadap suatu permasalahan. Dalam strategi ini
peserta didik didorong untuk bisa mengungkapkan pendapatnya secara lisan tentang suatu
poster atau gambar.
l. Concept Map/Maping (Peta Konsep)
Strategi ini menuntut daya kreativitas dan kemampuan tingkat analisa tinggi. Dalam
pelaksanaan strategi ini peserta didik diminta membuat sintesis atau diagram dari konsep-
konsep utama yang sating berkaitan dengan memberikan tanda panah atau garis yang
memiliki arti hubungan antarkonsep tersebut. Strategi ini berasal dari psikologi kognitif,
dimana pemeroleh pemahaman yang lebih baik dan mudah dengan cara mengaitkan atau
menghubungkan satu konsep dengan konsep lainnya.
4. Media PKn di SD
1) Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti ‘tengah’,
‘perantara’ atau ‘pengantar’. Media dapat diartikan sebagai sumber belajar yang
dikategorikan menjadi sumber dalam bentuk manusia (guru atau dosen) dan sumber bukan
manusia, yakni materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat para peserta
didik mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Namun, dalam pembahasan
ini dapat difokuskan pada media sebagai sumber belajar bukan manusia.
Menurut Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (Association of Education
and Communication Technology/AECT) di Amerika, membatasi media sebagai segala
bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan atau informasi. Gagne
(1970) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan peserta
21
didik yang dapat merangsangnya untuk belajar. Sementara itu, Briggs (1970) berpendapat
bahwa media adalah segala alat fisik yang menyajikan pesan serta merangsang peserta didik
untuk belajar. Buku, film, kaset, film bingkai adalah contoh-contohnya. Menurut Asosiasi
Pendidikan Nasional (National Education Association/NEA) mengartikan media sebagai
bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta peralatannya. Dalam
pengertian teknologi pendidikan, media atau bahan sebagai sumber belajar merupakan
komponen dari sistem instruksional disamping pesan, orang, teknik latar dan peralatan.
Media atau bahan adalah perangkat lunak (software) yang berisi pesan atau informasi
pendidikan yang biasanya disajikan dengan mempergunakan peralatan.
Dari beberapa pendapat yang dikemukakan, dapat diambil kesimpulan bahwa media
adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke
penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian
peserta didik sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi. Media pembelajaran dapat
diartikan sebagai media yang digunakan dalam pembelajaran, yaitu meliputi alat bantu
pendidik dalam mengajar serta sarana pembawa pesan dari sumber belajar ke penerima pesan
belajar (peserta didik).
2) Fungsi Media Pembelajaran PKn di SD
Berikut ini merupakan beberapa fungsi dari adanya media pembelajaran PKn di SD :
A. Media pembelajaran sebagai alat bantu dalam pembelajaran.
Pada satu sisi ada materi ajar yang tidak memerlukan alat bantu, tetapi di lain pihak
ada materi ajar yang sangat memerlukan alat bantu, tetapi di lain pihak ada materi ajar yang
sangat memerlukan alat bantu berupa media pembelajaran.
B. Media pembelajaran sebagai sumber belajar.
Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat bahan
pembelajaran untuk belajar peserta didik tersebut berasal. Sumber belajar dapat
dikelompokkan menjadi lima kaeagori, yaitu manusia, buku perpustakaan, media massa, alam
lingkungan, dan media pendidikan.
C. Macam-Macam Media dalam Pembelajaran PKn
Berikut ini merupakan berbagai macam media yang dapat digunakan dalam
pembelajaran PKn, diantaranya :
Berikut ini merupakan berbagai macam media yang dapat digunakan dalam
pembelajaran PKn, diantaranya :
22
a. Media Grafis.
Media grafis termasuk media visual. Media grafis berfungsi untuk menarik perhatian,
memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat
dilupakan atau diabaikan bila tidak digrafiskan. Saluran yang digunakan menyangkut indera
penglihatan. Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi
visual. Berikut merupakan yang termasuk ke dalam kelompok media grafis :
a) Gambar atau Foto, harus sesuai dengan tujuan pembelajaran. Selain
itu, ada enam syarat yang perlu dipenuhi oleh gambar atau foto
yang baik sehingga dapat dijadikan sebagai media pembelajaran,
antara lain:
Autentik. Gambar atau foto tersebut harus secara jujur
melukiskan situasi.
Sederhana. Komposisi gambar hendaknya cukup jelas
menunjukkan point-point pokok dalam gambar.
Ukuran relatif. Gambar atau foto dapat membesarkan atau
memperkecil objek atau benda sebenarnya. Apabila gambar
atau foto tersebut tentang benda atau obyek yang belum
dikenal anak, hendaknya dalam foto atau gambar tersebut
terdapat sesuatu yang telah dikenal.
b) Sketsa, yaitu gambar yang sederhana atau draft kasar yang
melukiskan bagian-bagian pokoknya tanpa detail. Sketsa selain
menarik perhatian murid, menghindari verbalisme dan dapat
memperjelas penyampaian pesan.
c) Diagram, yaitu suatu gambar sederhana yang menggunakan garis-
garis dan simbol-simbol. Diagram atau sketsa menggambarkan
struktur dari objek secara garis besar. Diagram yang baik sebagai
media pendidikan adalah :
Benar, digambar rapi, diberi titel, label, dan penjelasan-
penjelasan yang perlu.
Cukup besar dan ditempatkan secara strategis.
Penyusunannya disesuaikan dengan pola membaca yang
umum, yaitu dari kiri ke kanan dan dari atas ke bawah.
23
d) Bagan/Chart. Fungsi utamanya adalah menyajikan ide-ide atau
konsep-konsep yang sulit bila hanya disampaikan secara tertulis
atau lisan secara verbal. Pesan yang disampaikan berupa ringkasan
visual suatu proses, perkembangan atau hubungan-hubungan
penting. Sebagai media yang baik, bagan haruslah :
Dapat dimengerti peserta didik.
Sederhana dan lugas, tidak rumit atau berbelir-belit.
Diganti pada waktu-waktu tertentu agar selain tetap up to
date juga tidak kehilangan daya tarik.
e) Grafik, yaitu gambar sederhana yang menggunakan garis, titik,
simbol verbal atau bentuk tertentu yang menggambarkan data
kuantitatif. Grafik digunakan untuk menjelaskan perkembangan
atau perbandingan suatu objek yang saling berhubungan. Sebagai
media pendidikan, grafik dapat dikatakan baik apabila memenuhi
ketentuan sebagai berikut :
Jelas untuk dilihat dan dibaca peserta didik.
Setiap grafik sebaiknya hanya menyajikan satu ide atau
pokok masalah.
Menggunakan warna-warna kontras dan harmonis.
Dibuat secara ringkas dan diberikan judul.
Sederhana, menarik, teliti dan mampu “berbicara sendiri”
(begitu peserta didik membaca, langsung mengerti
maksudnya).
f) Kartun, yaitu suatu gambar inspiratif yang menggunakan simbol-
simbol untuk menyampaikan sesuatu pesan secara tepat dan ringkas
atau sesuatu sikap terhadap orang, situasi, atau kejadian-kejadian
tertentu. Kartun biasanya hanya menangkap esensi pesan yang harus
disampaikan dan menuangkannya ke dalam gambar sederhana.
g) Poster, tidak hanya digunakan untuk menyampaikan kesan-kesan
tertentu, tetapi juga mampu mempengaruhi dan memotivasi tingkah
laku orang yang menyelidikinya. Secara umum, poster yang baik
hendaklah :
Sederhana.
24
Menyajikan satu ide dan untuk mencapai satu tujuan pokok.
Berwarna.
Slogannya ringkas dan jitu.
Tulisannya jelas.
Motif dan desain bervariasi.
h) Papan Flanel, yaitu media grafis yang efektif untuk menyajikan
pesan-pesan tertentu kepada sasaran tertentu pula. Papan berlapis
kain flanel ini dapat dilipat sehingga praktis. Gambar-gambar yang
akan disajikan dapat dipasang dan dicopot dengan mudah sehingga
dapat dipakai berkali-kali.
i) Papan Buletin, papan ini tidak dilapisi kein flanel tetapi langsung
ditempeli gambar-gambar atau tulisan-tulisan. Fungsinya selain
untuk menerangkan sesuatu, juga untuk memberitahukan kejadian
dalam waktu tertentu. Papan buletin dibuat dari pesan-pesan verbal
tertulis seperti karangan (anak-anak), berita, dan sebagainya.
b. Media Audio.
Berbeda dengan media grafis, media audio berkaitan dengan indera
penglihatan. Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam lambang-
lambang auditif, baik verbal (ke dalam kata-kata atau bahasa lisan) maupun
non verbal. Ada beberapa jenis media yang dapat dikelompokkan ke dalam
media audio, diantaranya :
a) Radio, media ini dapat merangsang partisipasi aktif dari pendengar.
Siaran radio sangat cocok untuk mengajarkan musik dan bahasa.
Bahkan radio juga dapat digunakan sebagai pemberi petunjuk
mengenai apa yang harus dilakukan oleh pendidik atau peserta didik
dalam pembelajaran.
b) Alat Perekam Pita Magnetik (tape recorder), adalah salah satu
media yang memiliki peranan yang sangat penting dalam
penyampaian keakuratan sebuah informasi. Media ini dapat
merekam audio, mengulangnya dan menghapusnya. Selain itu pita
rekaman dapat diputar berulang-ulang tanpa mempengaruhi volume,
sehingga dapat menimbulkan berbagai kegiatan diskusi atau
dramatisasi.
25
c. Media Proyeksi Diam, beberapa media yang termasuk kedalam media
proyeksi diam diantaranya adalah :
a) Film Bingkai, adalah suatu film positif baik hitam putih ataupun
berwarna yang berukuran 35 mm, dan umumnya dibingkai dengan
ukuran 2x2 inchi. Untuk melihatnya perlu ditayangkan dengan
proyektor slide.
b) Film Rangkai, hampir sama dengan film bingkai, bedanya pada
film rangkai frame atau gambar tidak memerlukan bingkai dan
merupakan rangkaian berurutan dari sebuah film atau gambar
tertentu.
c) OHT (Over Head Transparancy) adalah media visual proyeksi,
dibuat di atas bahan transparan, biasanya film acetate atau plastik
berukuran 8,5x11 inchi. Media ini memerlukan alat khusus untuk
memproyeksikannya yang dikenal dengan sebutan Over Head
Projector (OHP).
d. Media Proyeksi Gerak dan Audio Visual, beberapa jenis media yang
termasuk dalam kelompok ini adalah:
a) Film gerak, merupakan sebuah media pembelajaran yang sangat
menarik karena mampu mengungkapkan keindahan dan fakta
bergerak dengan efek suara, gambar dan gerak, film juga dapat
diputar berulang-ulang sesuai dengan kebutuhan.
b) Televisi, merupakan media menarik dan modern karena merupakan
bagian dari kebutuhan hidupnya. Televisi dapat menjadi sebuah
media pembelajaran yang menarik dalam menyampaikan pesan-
pesan pembelajaran secara audio visual dengan disertai unsur gerak.
c) Video, pesan yang disajikan dalam media video dapat berupa fakta
maupun fiktif, dapat bersifat informatif, edukatif maupun
instruksional.
d) Multimedia, adalah sembarang kombinasi yang terdiri atas teks,
seni grafik, bunyi, animasi dan video yang diterima oleh pengguna
melalui komputer. Multimedia merupakan penggabungan atau
pengintegrasian dua atau lebih format media yang berpadu seperti
teks, grafik, animasi, dan video untuk membentuk aturan informasi
ke dalam sistem komputer.
26
e) Benda, benda-benda yang ada di sekitar dapat digunakan pula
sebagai media pembelajaran, baik benda asli maupun benda tiruan
atau miniatur. Benda-benda ini dapat membantu proses
pembelajaran dengan baik terutama jika metode yang digunakan
adalah metode demonstrasi atau praktek lapangan.
27
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari bahwa dalam pembahasan masih
terdapat kekurangan baik dari substansi materi maupun contoh dari setiap materi yang
dibahas. Penulis menyarankan kepada guru maupun calon guru untuk menerapkan model
pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan, dan sesuai dengan kadaan
siswa.
28
Dalam penulisan makalah ini juga masih terdapat kekurangan lain, oleh karena itu
saran dan kritik sangat penulis butuhkan dalam memperbaiki makalah berikutnya. Semoga
makalah ini bermanfaat khususnya untuk penulis dan umumnya untuk pembaca.
29
DAFTAR PUSTAKA
30