Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN HASIL REFLEKSI KEGIATAN PEMBELAJARAN MKWK

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn)

“PENYELESAIAN TERHADAP PERMASALAHAN DISINTEGRASI


BANGSA DEMI MENEGASKAN IDENTITAS NASIONAL DALAM
KONSTITUSI NEGARA INDONESIA”

Dosen Pengampu :

Dra. Ria Manurung M.Si

DISUSUN OLEH :

NAMA : FANI WINDARI 211402011

Nama Kelas : Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Kelas 3


Dosen Pengampu : Dra. Ria Manurung M.Si
Ketua Kelas : Aurick Daffa Muhammad (211401022)

MATA KULIAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

SEMESTER GENAP 2022


DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...........................................................................................................1
BAB 1. PENDAHULUAN.....................................................................................2
1.1 Latar Belakang.......................................................................................2
1.2 Tujuan Pembuatan Laporan...................................................................2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA............................................................................3
2.1 Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Mengembangkan
Kemampuan Utuh Sarjana Atau Professional.......................................3
2.1.1 Konsep Dan Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan Dalam
Mencerdaskan Kehidupan Bangsa ...........................................3
2.2 Mengindentifikasi Identitas Nasional....................................................4
2.2.1 Konsep Dan Urgensi Identitas Nasional...................................4
2.3 Makna Dan Dinamika Serta Tantangan Integrasi Nasional..................5
2.3.1 Integrasi Versus Disintegrasi....................................................5
2.3.2 Faktor Penyebab Terjadinya Integrasi Bangsa..........................5
2.4 Urgensi Konstitusi.................................................................................7
2.4.1 Konsep Dan Urgensi Konstusi..................................................7
2.5 Penyelesaian Permasalahan Terhadap Disintegrasi Bangsa..................7
2.5.1 Penanaman Nilai-Nilai Integrasi Antar Sesama Terutama
Generasi Muda..........................................................................7
BAB 3. HASIL REFLEKSI...................................................................................9
3.1 Pengetahuan...........................................................................................9
3.2 Cara Pandang.........................................................................................9
3.3 Perubahan Perilaku................................................................................9
3.4 Keterampilan Komunikasi.....................................................................10
3.5 Substansi Mata Kuliah...........................................................................10
BAB 4. SIMPULAN DAN SARAN.......................................................................11
3.1 Kesimpulan............................................................................................11
3.2 Saran.......................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................12

1
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Konstitusi adalah sekumpulan kaidah-kaidah hukum, institusi-institusi dan


kebiasaan-kebiasaan. Yang diambil dari asas penalaran tertentu serta berisikan
sistem umum atas dasar nama masyarakat itu sepakat atau setuju untuk diperintah.
Konstitusi juga berarti agregat dari dasar prinsip-prinsip yang menjadi hukum
dasar negara, organisasi atau dari entitas lain. Umumnya akan menentukan
bagaimana entitas tersebut akan diatur.
Sementara itu, integrasi bisa diartikan sebagai suatu keadaan yang di aman
setiap kelompok suku bangsa dan ras bisa hidup bersama-sama dengan
mempertahankan setiap kebudayaannya masing-masing. Oleh karena itu, supaya
sesama masyarakat Indonesia bisa hidup berdampingan tanpa menghilangkan
budaya dari setiap individu, maka dibutuhkan kesadaran bagi semua masyarakat
Indonesia.
Sebagai generasi penerus bangsa, marilah kita memiliki rasa tanggung jawab
terhadap keutuhan dan kesatuan bangsa. Tidak hanya sebagai generasi penerus
bangsa, tetapi kita adalah generasi pelurus bangsa dimana menjunjung tinggi sikap
keadilan adalah suatu keharusan demi terciptanya kesejahteraan dan kemakmuran
bangsa.
Sebagai warga Negara Indonesia yang baik, marilah kita memiliki rasa
Integrasi Nasional. Yaitu suatu sikap kepedulian terhadap sesama, serta memiliki
rasa persatuan yang tinggi, baik terhadap bangsa, negara, agama, social, budaya,
maupun keluarga. Tidak ada kata terlambat untuk memulai terciptanya kehidupan
yang berlandaskan Pancasia, berpegang teguh pada semboyan bangsa “Bhinneka
Tunggal Ika” dan bersandar hukum pada UUD.
Penanaman maupun pengamalan sikap dan rasa Integrasi Nasional akan
membuat tumbuhnya regenerasi dari generasi muda terkhususnya mahasiswa
menjadi seorang insan yang lebih baik lagi, saling menghargai dan juga
menghormati antar sesama untuk terciptanya kerukunan umat beragama.

1.2 Tujuan Pembuatan Laporan

Tujuan pembuatan laporan:


1. Mengetahui perubahan pengetahuan, tingkah laku, cara pandang dan peningkatan
kualitas dari mahasiswa dalam mengikutin pembelajaran MKWK PKn selaras
dengan tema pembelajaran yaitu “Kerukunan Antar Umat Beragama”.
2. Menumbuhkan rasa Integrasi Nasional antar sesama agar terciptanya kerukunan
antar umat agama sesuai dengan perspektif agama dan sosial budaya.
3. Sebagai salah satu inkubator keberhasilan mahasiswa dalam memahami
pembelajaran MKWK berbasis proyek baik secara teori maupun praktik.
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Mengembangkan


Kemampuan Utuh Sarjana Atau Professional

Belajar tentang Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) pada dasarnya adalah


belajar tentang keindonesiaan, belajar untuk menjadi manusia yang berkepribadian
Indonesia, membangun rasa kebangsaan, dan mencintai tanah air Indonesia.
Seorang sarjana atau profesional sebagai bagian dari masyarakat Indonesia perlu
memahami tentang Indonesia, memiliki kepribadian Indonesia, memiliki rasa
kebangsaan Indonesia, dan mencintai tanah air Indonesia.
Dengan demikian, ia menjadi warga negara yang baik dan terdidik (smart and
good citizen) dalam kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara yang demokratis.
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang
Pendidikan Tinggi, program sarjana merupakan jenjang pendidikan akademik bagi
lulusan pendidikan menengah atau sederajat sehingga mampu mengamalkan ilmu
pengetahuan dan teknologi melalui penalaran ilmiah. Lulusan program sarjana
diharapkan akan menjadi intelektual dan/atau ilmuwan yang berbudaya, mampu
memasuki dan/atau menciptakan lapangan kerja, serta mampu mengembangkan diri
menjadi profesional.

2.1.1 Konsep Dan Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan Dalam


Mencerdaskan Kehidupan Bangsa

Menurut Undang-Undang No. 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan


Indonesia, yang dimaksud warga negara adalah warga suatu negara yang
ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan
Secara konseptual, istilah kewarganegaraan tidak bisa dilepaskan dengan
istilah warga negara. Selanjutnya ia juga berkaitan dengan istilah pendidikan
kewarganegaraan.
Kewarganegaraan adalah segala hal ihwal yang berhubungan dengan
warga negara. (Undang-Undang RI No.12 Tahun 2006 Pasal 1 Ayat 2) Pendidikan
kewarganegaraan dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia
yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air. (Undang-Undang RI No 20
Tahun 2003, Penjelasan Pasal 37 Konsep Ketuhanan Menurut Islam.
UU No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi lebih eksplisit dan
tegas dengan menyatakan nama mata kuliah kewarganegaraan sebagai mata kuliah
wajib. Dikatakan bahwa mata kuliah kewarganegaraan adalah pendidikan yang
mencakup Pancasila, UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika untuk
membentuk mahasiswa menjadi warga negara yang memiliki rasa kebangsaan dan
cinta tanah air.
Pendidikan kewarganegaraan tidak hanya didasarkan pada konstitusi
negara yang bersangkutan, tetapi juga tergantung pada tuntutan perkembangan
zaman dan masa depan. Misalnya, kecenderungan masa depan bangsa meliputi isu
tentang HAM, pelaksanaan demokrasi, dan lingkungan hidup.

3
Sebagai warga negara muda, mahasiswa perlu memahami, memiliki
kesadaran dan partisipatif terhadap gejala demikian. PKn di Indonesia senantiasa
mengalami perubahan baik istilah maupun substansi sesuai dengan perkembangan
peraturan perundangan, iptek, perubahan masyarakat, dan tantangan global.
Secara sosiologis, PKn Indonesia sudah sewajarnya mengalami perubahan
mengikuti perubahan yang terjadi di masyarakat.
Secara politis, PKn Indonesia akan terus mengalami perubahan sejalan
dengan perubahan sistem ketatanegaraan dan pemerintahan, terutama perubahan
konstitusi.

2.2 Mengindentifikasi Identitas Nasional

Menurut Kaelan (2007), identitas nasional pada hakikatnya adalah


manisfestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam aspek
kehidupan satu bangsa (nation) dengan ciri-ciri khas, dan dengan ciri-ciri yang khas
tadi suatu bangsa berbeda dengan bangsa lain dalam kehidupannya.
Identitas nasional mencerminkan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat di
suatu negara, hal itu merupakan suatu yang terus menerus berkembang dan bersifat
terbuka.
Identitas nasional dalam kosteks bangsa cenderung mengecu pada
kebudayaan, adat istiadat, serta karakter khas suatu negara. Seperti bahasa daerah,
tarian daerah, musik-musik daerah, dan lain sebagainya.
Sedangkan identitas nasional dalam konteks negara tercermin dalam simbol-
simbol kenegaraan seperti: Pancasila, Bendera Merah Putih, Bahasa Nasional yaitu
Bahasa Indonesia, Semboyan Negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika, Dasar Falsafah
negara yaitu Pancasila, Konstitusi (Hukum Dasar) negara yaitu UUD 1945 serta
Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat, pahlawan
– pahlawan rakyat pada masa perjuangan nasional seperti Pattimura, Hasanudin,
Pangeran Antasari dan lain – lain.

2.2.1 Konsep Dan Urgensi Identitas Nasional

Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945


(UUD NRI 1945) pada Bab XV tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara,
serta Lagu Kebangsaan Pasal 35, 36A, 36 B, dan 36 C. Bendera Negara Indonesia,
Bahasa Negara, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan merupakan
identitas nasional bagi negara-bangsa Indonesia.
Tilaar (2007) menyatakan identitas nasional berkaitan dengan pengertian
bangsa. Menurutnya, bangsa adalah suatu keseluruhan alamiah dari seseorang
karena daripadanyalah seorang individu memperoleh realitasnya. Artinya,
seseorang tidak akan mempunyai arti bila terlepas dari masyarakatnya. Dengan
kata lain, seseorang akan mempunyai arti bila ada dalam masyarakat. Dalam
konteks hubungan antar bangsa, seseorang dapat dibedakan karena
nasionalitasnya sebab bangsa menjadi penciri yang membedakan bangsa yang satu
dengan bangsa lainnya.
Bagi bangsa Indonesia, jati diri tersebut dapat tersimpul dalam ideologi
dan konstitusi negara, ialah Pancasila dan UUD NRI 1945.

4
2.3 Makna Dan Dinamika Serta Tantangan Integrasi Nasional

Integrasi masyarakat yang sepenuhnya memang sesuatu yang sulit untuk


diwujudkan,karena setiap masyarakat disamping membawakan potensi integrasi
juga menyimpan potensikonflik atau pertentangan. Persamaan kepentingan,
kebutuhan untuk bekerja sama, sertakonsensus tentang nilai-nilai tertentu dalam
masyarakat, merupakan potensi yangmengintegrasikan. Sebaliknya perbedaan-
perbedaan yang ada dalam masyarakat seperti perbedaan suku, perbedaan agama,
perbedaan budaya dan perbedaan kepentingan adalahmenyimpan potensi konflik,
terlebih apabila perbedaan-perbedaan itu tidak dikelola dandisikapi dengan cara dan
sikap yang tepat. Namun apapun kondisi integrasi masyarakatmerupakan sesuatu
yang sangat dibutuhkan untuk membangun kejayaan bangsa dan negaradan oleh
karena itu perlu senantiasa diupayakan. Kegagalan dalam mewujudkan
integrasimasyarakat berarti kegagalan untuk membangun kejayaan nasional, bahkan
dapat mengancam kelangsungan hidup bangsa dan negara yang bersangkutan.

2.3.1 Integrasi Versus Disintegrasi

Kebalikan dari integrasi adalah disintegrasi. Jika integrasi berarti


penyatuan,keterpaduan antar elemen atau unsur yang ada di dalamnya,
disintegrasi dapat diartikanketidakpaduan, keterpecahan di antara unsur unsur
yang ada.
Jika integrasi terjadi konsensus maka disintegrasi dapat menimbulkan
konflik atau perseturuan dan pertentangan. Disintegrasi bangsa adalah
memudarnya kesatupaduan antargolongan, dan kelompok yang ada dalam suatu
bangsa yang bersangkutan. Gejala disintegrasimerupakan hal yang dapat terjadi di
masyarakat. Masyarakat suatu bangsa pastilahmenginginkan terwujudnya
integrasi. Namun, dalam kenyataannya yang terjadi justru gejaladisintegrasi.
Disintegrasi memiliki banyak ragam, misalkan pertentangan fisik,
perkelahian,tawuran, kerusuhan, revolusi, bahkan perang.
Ditinjau dari keragaman etnik dan ikatan primordial inilah pembangunan
integrasi bangsa menjadi semakin penting. Ironisnya bahwa pembangunan
integrasi nasional selalumenghadapi situasi dilematis seperti terurai di depan.
Setiap penciptaan negara yang berdaulat dan kuat juga akan semakin
membangkitkan sentimen primordial yang dapat berbentuk gerakan separatis,
rasialis atau gerakan keagamaan.
Kekacauan dan disintegrasi bangsa yang dialami pada masa masa awal
bernegaramisalnya yang terjadi di India dan Srilanka bisa dikatakan bukan semata
akibat politik “pecah belah” kolonial namun akibat perebutan dominasi kelompok
kelompok primordial untukmemerintah negara. Hal ini menunjukkan bahwa
setelah lepas dari kolonial, mereka berlomba saling mendapatkan dominasinya
dalam pemerintahan negara. Mereka berebut agaridentitasnya diangkat dan
disepakati sebagai identitas nasional.

2.3.2 Faktor Penyebab Terjadinya Integrasi Bangsa

Howard Wriggins dalam Muhaimin & Collin Max Andrews (1995)


menyebut adalima pendekatan atau cara bagaimana para pemimpin politik
mengembangkan integrasi bangsa. Kelima pendekatan yang selanjutnya kita sebut
5
sebagai faktor yang menentukantingkat integrasi suatu negara adalah : 1) adanya
ancaman dari luar, 2) gaya politikkepemimpinan, 3) kekuatan lembaga-lembaga
politik, 4) ideologi nasional dan 5) kesempatan pembangunan ekonomi.

1 Adanya ancaman dari luar dapat menciptakan integrasi masyarakat.


Masyarakat akan bersatu, meskipun berbeda suku, agama dan rasa ketika
menghadapi musuh bersama.Contoh, ketika penjajah Belanda ingin
kembali ke Indonesia, masyarakt Indonesia bersatu padu melawannya.
Suatu bangsa yang sebelumnya berseteru dengan saudara sendiri, suatusaat
dapat berintergrasi ketika ada musuh negara yang datang atau ancaman
bersama yang berasal dari luar negeri. Adanya anggapan musuh dari luar
mengancam bangsa jugamampu mengintegrasikan masyarakat bangsa itu.
2 Gaya politik kepemimpinan, gaya politik para pemimpin bangsa dapat
menyatukan ataumengintegrasikan masyarakat bangsa tersebut. Pemimpin
yang karismatik, dicintairakyatnya dan memiliki jasa-jasa besar umumnya
mampu menyatukan bangsanya yangsebelumnya tercerai berai. Misal
Nelson Mandela dari Afrika Selatan. Gaya politik sebuahkepemimpinan
bisa dipakai untuk mengembangkan integrasi bangsanya.
3 Sebuah kepemimpinan bisa dipakai untuk mengembangkan integrasi
bangsanya. Kekuatanlembaga-lembaga politik lembaga politik, misalnya
birokrasi, juga dapat menjadi sarana pemersatu masyarakat bangsa.
Birokrasi yang satu dan padu dapat menciptakan sistem pelayanan yang
sama, baik dan diterima oleh masyarakat yang beragam. Pada
akhirnyamasyarakat bersatu dalam satu sistem pelayanan.
4 Ideologi nasional merupakan seperangkat nilai-nilai yang diterima dan
disepakati. Ideologi juga memberian visi dan beberapa panduan bagaimana
cara menuju visi atau tujuan itu.Jika suatu masyarakat meskipun berbeda-
beda tetapi menerima satu ideology yang samamaka memungkinkan
masyarakt tersebut bersatu. Bagi bangsa Indonesia, nilai bersamayang bisa
mempersatukan masyarakat Indonesia adalah Pancasila. Pancasila
merupakannilai sosial bersama yang bisa diterima oleh seluruh masyarakat
Indonesia. Nilai-nilai bersama tidak harus berlaku secara nasional. Di
beberapa daerah di Indonesia terdapatnilai-nilai bersama. Dengan nilai itu
kelompok-kelompok masyarakat di daerah itu bersedia bersatu. Misal “Pela
Gadong” sebagai nilai bersama yang dijunjung oleh masyarakat Maluku.
5 Kesempatan pembangunan ekonomi jika pembangunan ekonomi berhasil
dan menciptakankeadilan, maka masyarakat bangsa tersebut bisa menerima
sebagai satu kesatuan. Namun jika ekonomi menghasilkan ketidakadilan
maka muncul kesenjangan atau ketimpangan.Orang-orang yang dirugikan
dan miskin sulit untuk mau bersatu atau merasa satu bangsadengan mereka
yang diuntungkan serta yang mendapatkan kekayaan secara tidak
adil.Banyak kasus karena ketidakadilan, maka sebuah masyarakat ingin
memisahkan diri dari bangsa yang bersangkutan. Dengan pembangunan
ekonomi yang merata maka hubungandan integrasi antar masyarakat akan
semakin mudah dicapai.

6
2.4 Urgensi Konstitusi

Konstitusi adalah suatu kerangka negara yang diorganisasikan melalui dan


dengan hukum, yang menetapkan lembaga-lembaga yang tetap dengan mengakui
fungsi-fungsi dan hak-haknya. (Lord James Bryce).
Konstitusi itu merupakan satu kumpulan asas-asas mengenai kekuasaan
pemerintah, hak-hak yang diperintah, dan hubungan antara keduanya (pemerintah
dan yang diperintah dalam konteks hak-hak asasi manusia).(C.F. Strong)

2.4.1 Konsep Dan Urgensi Konstusi

J. G. Steenbeek mengemukakan bahwa sebuah konstitusi sekurang-


kurangnya bermuatan hal-hal sebagai berikut (Soemantri, 1987):
a. Adanya jaminan terhadap hak-hak asasi manusia dan warga negara;
b. Ditetapkannya susunan ketatanegaraan yg bersifat fundamental;
c. Adanya pembagian dan pembatasan tugas kenegaraan yg juga bersifat
fundamental.
K.C. Wheare menegaskan bahwa dalam sebuah negara kesatuan yang
perlu diatur dalam konstitusi pada asasnya hanya tiga masalah pokok berikut
(Soemantri, 1987):
a. Struktur umum negara, seperti pengaturan kekuasaan eksekutif, kekuasaan
legislatif, dan kekuasaan yudisial.
b. Hubungan – dalam garis besar – antara kekuasaan-kekuasaan tersebut satu
sama lain.
c. Hubungan antara kekuasaan-kekuasaan tersebut dengan rakyat atau warga
Negara.
Konstitusi dapat berupa hukum dasar tertulis yang lazim disebut
UndangUndang Dasar, dan dapat pula tidak tertulis. Tidak semua negara memiliki
konstitusi tertulis atau Undang-Undang Dasar. Kerajaan Inggris misalnya, sebagai
negara konstitusional tetapi tidak memiliki suatu naskah UndangUndang Dasar.
Atas dasar kenyataan demikian, maka konstitusi lebih tepat diartikan
sebagai seperangkat peraturan tertulis dan tidak tertulis

2.5 Penyelesaian Permasalahan Terhadap Disintegrasi Bangsa

2.5.1 Penanaman Nilai-Nilai Integrasi Antar Sesama Terutama Generasi


Muda
Rasa integritas tidak memiliki batas waktu, tempat dan dengan siapa kita
melakukannya namun sikap toleransi kita lakukan dengan semua orang, terutama
pada generasi muda terkhususnya makasiswa di dalam lingkungan kampus. Rasa
integritas dapat menghindari terjadinya diskriminasi, dan integritas merupakan
kunci perdamaian yang patut kita jaga, banyaknya budaya disetiap wilayah
memiliki keragaman dan keunikan yang berbeda satu sama lain, serta perbedaan
kenyakinan, ras, warna kulit, menjadi ciri khas yang patut kita banggakan.
Mahasiswa merupakan individu yang memiliki cara berpikir yang berbeda-beda
pada berbagai level dan aspek. Hidup di lingkungan kampus membuat kita sering
dihadapkan dengan berbagai orang dengan latar belakang yang berbeda. Mulai
dari asal daerah, budaya, ras, warna kulit, kepercayaan hingga cara pandang
terhadap sesuatu.

7
Integrasi memiliki urgensi yang cukup penting bagi kehidupan
mahasiswa, terutama ketika bersosialisai di kampus. Apalagi ketika seorang
mahasiswa hidup di kampus dengan latar belakang kebudayaan dan kepercayaan
yang beragama. Adapun Penanaman rasa integritas antar sesama pada generasi
muda yaitu:
a. Menghindari Perpecahan Perbedaan
Pendapat dan cara pandang pasti akan timbul di kehidupan sehari-hari kita.
Jika kita memiliki sikap untuk saling menghormati dan menghargai tentunya
kita akan mengindarkan dari segala bentuk pertikaian, dan permusuhan.
Pertikaian karena perbedaan kenyakinan, ras, warna kulit, tentunya tidak
mencerminkan semboyan Bhinneka Tunggal Ika, yang artinya berbeda-beda
tetap satu.
b. Meningkatkan Rasa Nasionalisme
Adanya rasa integritas maka akan timbul pada diri kita sendiri rasa
nasionalisme. Maka untuk mewujudkan negara maju setiap warga negaranya
harus saling menghormati dan menghargai serta menerima berbagi perbedaan.
Sehingga akan memunculkan masyarakat yang menghargai perbedaan suku,
agama, budaya, dan kenyakinan. Untuk seorang mahasiswa rasa nasionalisme
sangat di butuhkan untuk mencintai tanah air dengan mengutamakan
persatuan di dalam perbedaan.
c. Mempersatukan Perbedaan
Seperti bunyi dalam sila ketiga Pancasila yaitu persatuan Indonesia,
perwujudan pada sila ketiga ini yaitu integritas untuk mempersatukan
keragaman masyarakat Indonesia. Rasa integritas ini sangat penting di dalam
lingkungan kampus, yang mana bisa mempersatukan cara padangan
mahasiswa yang berbeda/beragam, baik di lingkungan kelas, maupun
organisasi.

8
BAB 3
HASIL REFLEKSI

3.1 Pengetahuan

Metode pembelajaran yang digunakan yaitu PBL atau Project Based Learning
adalah hal yang baru bagi saya sendiri. Namun sangat membawa membawa
dampak besar bagi saya. Dimana dengan digunakan metode ini melatih saya untuk
bersikap kritis terhadap setiap permasalahan yang terjadi di negara ini, bahkan dari
permasalahan yang terjadi pada kehidupan sehari-hari.
Tak hanya itu disini kami juga dilatih untuk mengembangkan ide-ide yang
kami miliki karena setiap ada permasalahan yang sedang didisusikan, setiap dari
kami diberi kesempatan untuk memberikan jawaban sehingga melatih kami
menjadi lebih inovatif. Tak khayal ini juga dikarenakan karena tema yang diambil
begitu menarik yaitu “Kerukunan Antar Umat Beragama”. Tak sebatas teori kami
juga belajar untuk mengimplementasikan dan mewujudkan nilai-nilai kerukunan
pada tugas berbasis proyek yang diberikan kepada kami.

3.2 Cara Pandang

Menjadikan saya menjadi pribadi dengan pemikiran yang lebih terbuka.


Dimana selama ini saya termakan pemikiran masyarakat mayoritas yang kurang
peduli terhadap makna integritas yang akhirnya membuat saya sulit menyadari
pentingnya arti dari kerukunan.
Namun dengan melalui pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
ini, dengan mendengar berbagai argumen yang luar biasa yang diberikan teman-
teman. Saya menyadari betapa pentingnya makna dari integritas itu sendiri bahkan
merupaka aspek terpenting dalam kehidupan bernegara. Dan tentunya saya juga
sadar bahwa integritas nasional saat ini masih kurang maksimal, dikarenakan
masih banyak rakyat yang belum mengerti dan memahami bahwa perbedaan perlu
ditoleransi.

3.3 Perubahan Perilaku

Saya lebih mengenal lagi jati diri saya sebagai seorang pelajar yang harusnya
bisa memberikan manfaat pada khalayak publik. Menjadi seorang pribadi yang
inovatif dan juga aktif terutama terhadap isu kenegaraan dan keagamaan. MKWK
berbasis proyek mengajarkan saya betapa pentingnya kerja antar team,
membangun komunikasi yang baik antar sesama dan juga bertukar sudut pandang
antar sesama untuk menyelesaikan suatu studi case pembelajaran berbasis proyek.
Selain itu saya juga menjadi seseorang yang lebih menghargai dan

9
menghormati perbedaan, tanpa memandang perbedaan agama yang dimiliki.
Mungkin sebelum adanya proyek ini saya masih kurang aware tentang pentingnya
rasa integritas antar sesama tetapi setelah saya ikut andil dalam pembelajaran
berbasis proyek ini saya menjadi seorang pribadi yang lebih mengenal lagi
seberapa urgensinya menjaga kerukunan antar sesama.

3.4 Keterampilan Komunikasi

Dalam segi komunikasi, saya juga mengalami banyak perubahan dimana saya
mendapat pelajaran baru mengenai cara beragumentasi yang baik dan benar.
Dimana main value yang perlu dikuasai adalah etika dalam berkomunikasi.
Selain itu, Pembelajaran MKWK berbasis proyek ini membuat saya
mendapatkan pembelajaran baru perihal berkerja didalam sebuah tim.
Dikarenakan pandemi yang membatasi ruang gerak kita. Maka komunikasi dalam
tim yang harus dilakukan adalah dengan menjaga koordinasi yang baik lewat
media sosial sehingga komunikasi efektif tetap harus berjalan dengan baik. Yang
juga menjadi salah satu tujuan kita agar pembelajaran proyek ini bisa berjalan
dengan maksimal dan juga terciptanya generasi USU BINTANG.

3.5 Substansi Mata Kuliah

Mata kuliah MKWK terutama PKn merupakan salah satu mata kuliah
terpenting yang harus dipelajari dikalangan mahasiswa. Selain mempelajari
tentang fokus keilmuan di prodi kita juga tidak boleh melupakan pembelajaran
tentang kenegaraan. Selain kita mengetahui tentang dasar-dasar konstitusi kita
juga bisa mengenal secara dasar tentang bermasyarakat sesuai hukum dan
konstutsi yang berlaku baik dari sisi keagamaan dan kenegaraan dan juga
pembelajaran tentang pentingnya menjaga kerukunan antar umat beragama.

10
BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Pembelajaran MKWK berbasis proyek ini merupakan suatu peningkatan


kualitas dari USU untuk bisa mendorong mahasiswa lebih aktif, kreatif dan juga
inovatif lagi dalam menjalankan suatu pembelajaran. Pembelajaran berbasis
proyek ini merupakan representasi dari bapak rektor yang dimana mendorong
mahasiswanya agar bisa menjadi seorang individu yang lebih bertoleransi antar
sesama dan juga menjaga kerukunan antar umat beragama

4.2 Saran

Semoga kedepannya pembelajaran MKWK berbasis proyek bisa lebih baik


lagi dan juga dapat menghasilkan ide-ide baru dan juga kreativitas baru agar bisa
mewujudkan generasi USU BINTANG. Selain itu kedepannya semoga MKWK
berbasis proyek ini tetap ada agar mahasiswa bisa bebas berkreasi dan juga
berinovasi untuk memberikan implementasi yang terbaik dalam suatu tema proyek
yang ditugaskan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Syafriadi. (2019). HUBUNGAN KONSTITUSI DAN NEGARA DALAM PAHAM


KONSTITUSIONALISME. E-Jounal Universitas Islam Riau Vol 3, NO 2. Diakses 28
Mei 2022 Pukul 20:10, dari Universitas Islam Riau.
JURNAL REFLEKSI : INTEGRASI NASIONAL. Diakses pada 28 Mei
2022, dari https://www.academia.edu/41905772/Jurnal_Refleksi_Integrasi_
Nasional.
Silisworo, Dwi. 2012. IDENTITAS NASIONAL. Diakses pada 28 Mei 2022
Pukul 21:15, dari Universitas Ahmad Dahlan.
PENGERTIAN, CARA, TUJUAN, MANFAAT REFLEKSI DALAM
PEMBELAJARAN. Diakses pada 28 Mei 2022 dari
https://www.inirumahpintar.com/2016/10/pengertian-tujuan-manfaat-refleksi-
dalam-pembelajaran.html

12

Anda mungkin juga menyukai