Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN AKHIR KEGIATAN

“MENGUKUR TINGKAT URGENSI TOLERANSI DALAM


KEHIDUPAN BERMASYARAKAT”

DOSEN PENGAMPU : ONAN MARAKALI SIREGAR S.Sos.,M.Si

KELAS 14 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

KELOMPOK 7

 FITRIA SYAHRANI SITORUS – 210503084


 HOTMARIASI BR SINAGA – 210710009
 AKBAR HIDAYAT – 210502009
 GANTARA IGEMURI – 210407013
 DENI CHANDRA – 210706050

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2022
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.........................................................................................................................i
ABSTRAK............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................1
1.3 Lokasi Kegiatan/Proyek...................................................................................................1
1.4 Tujuan Kegiatan...............................................................................................................2
1.5 Mekanisme dan Rancangan.............................................................................................2
1.6 Sumber Daya yang Diperlukan........................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................3


2.1 Penelitian Pendahuluan....................................................................................................3
2.2 Landasan Teori.................................................................................................................4
2.2.1 Masyarakat..............................................................................................................4
2.2.2 Pluralisme...............................................................................................................5
2.2.3 Multikulturalisme....................................................................................................5

BAB III METODOLOGI PENELITIAN..........................................................................7


3.1 Jenis Penelitian.................................................................................................................7
3.2 Tahapan Penelitian...........................................................................................................7
3.3 Sumber Data.....................................................................................................................7
3.4 Teknik Pengumpulan Data...............................................................................................7
3.5 Analisis Data....................................................................................................................8
3.6 Pengujian Keabsahan Data..............................................................................................8

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................................10


4.1 Hasil Kuesioner................................................................................................................10
4.2 Informasi Responden.......................................................................................................10
4.3 Analisis Data....................................................................................................................11
4.4 Pembahasan......................................................................................................................17
4.4.1 Toleransi dan Pluralisme dalam Masyarakat..........................................................17
4.4.2 Multikulturalisme dalam Masyarakat.....................................................................17

BAB V SIMPULAN DAN SARAN.....................................................................................19


5.1 Simpulan..........................................................................................................................19
5.2 Saran................................................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

i
ABSTRAK
Toleransi menjadi sikap yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Toleransi antar-
umat bergama di Indonesia memang sudah semakin baik dari tahun ke tahun. Namun, masih
ada kasus-kasus yang mendiskriminasikan kelompok-kelompok tertentu. Hal inilah yang
melatarbelakangi peneliti untuk mengetahui tingkat urgensi toleransi dalam kehidupan
bermasyarakat.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi pustaka dan juga penyebaran
angket. Sampel penelitian berjumlah 82 orang masyarakat. Instrumen penelitian ini adalah
penyebaran angket yang berisi 10 pertanyaan.

Berdasarkan hasil pengolahan data angket, diketahui bahwa pemahaman masyarakat terhadap
pentingnya sikap toleransi dalam bermasyarakat sudah sangat baik. Dilihat dari adanya
kesadaran dalam menghargai perbedaan beragama agar kerukunan tetap terjaga dengan baik.

Kata kunci: toleransi, pluralisme, multikulturalisme

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Toleransi adalah Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis,
pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya (Hasan, 2010: 9).
Walaupun setiap suku memiliki ciri khas, kebiasaan, adat, budaya, dan bahasa yang
berbeda, toleransi membuat kita semua saling menerima. Sikap toleransi membuat kita
dapat menerima segala bentuk perbedaan dan membentuk persatuan Bangsa
Indonesia.Toleransi menjadi sikap yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Sikap ini mampu menciptakan lingkungan yang aman tenteram dan terhindar dari
konflik. Secara bahasa, toleransi berasal dari kata 'tolerance' yang artinya sabar terhadap
sesuatu.

Toleransi di Indonesia saat ini sudah semakin baik, tetapi belum benar-benar baik.
Contohnya, kasus GKI Yasmin salah satunya. Menurut Adriano, toleransi antar-umat
bergama di Indonesia memang sudah semakin baik dari tahun ke tahun. Banyak
masyarakat yang semakin mengerti indahnya hidup berdampingan dalam perbedaan.
Namun, masih ada kasus-kasus yang mendiskriminasikan kelompok-kelompok tertentu.
Selain itu, masih ada juga kebijakan-kebijakan pemerintah daerah yang mementingkan
kelompok tertentu.

Sikap toleransi mengajarkan kita untuk selalu berperilaku baik dan menerima perbedaan
yang terdapat pada orang lain. Toleransi membuat kita tidak mudah marah,
memaksakan pendapat, atau menolak pendapat orang lain yang berbeda. Sebaliknya,
kita akan menghargai dan memahami perbedaan tersebut dengan baik. Toleransi
mendorong pada perilaku baik. Saat kita memperlakukan orang lain dengan baik, maka
orang lain juga akan memperlakukan kita dengan baik. Hal tersebut mendorong pada
kerukunan dalam masyarakat. Tidak akan terjadi perang maupun tindakan anarkis,
karena toleransi membuat kita memecahkan masalah dengan bermusyawarah secara
kekeluargaan. Masyarakat akan rukun, saling menghargai dan menerima satu sama lain
dengan adanya toleransi.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang diatas maka kami menarik rumusan masalah antara lain:
1. Bagaimana perkembangan toleransi dalam bermasyarakat saat ini?
2. Hambatan apa saja yang terjadi dalam menumbuhkan sikap toleransi dalam
bermasyarakat?
3. Cara apa saja yang dapat dilakukan untuk mencegah disintegrasi dalam masyarakat?

1.3 LOKASI KEGIATAN/ PROYEK


Kegiatan proyek ini akan dilaksanakan secara daring melalui aplikasi Zoom Cloud
Meeting. Dikarenakan adanya pandemi Covid-19 maka kami memutuskan untuk
melaksanakan proyek secara daring di rumah masing-masing.

1
1.4 TUJUAN KEGIATAN
Tujuan dari kegiatan ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengembangan toleransi dalam bermasyarakat saat ini.
2. Untuk mengetahui hambatan yang terjadi dalam menumbuhkan sikap toleransi dalam
bermasyarakat.
3. Untuk mengetahui cara yang dapat dilakukan unutk mencegah disintegrasi dalam
masyarakat.

1.5 MEKANISME DAN RANCANGAN


 18 Maret 2022 Melakukan diskusi pertama melalui google meet unuk membahas
mengenai bentuk kegiatan proyek yang akan dilakukan
 28 Maret 2022 Melakukan diskusi kedua untuk membahas mengenai:
 Menentukan Judul proyek
 Pembagian tugas proposal kepada setiap anggota kelompok
 29 Maret – 2 April 2022 Anggota kelompok mengerjakan proposal proyek sesuai
bagian nya masing-masing
 3 April 2022 Meninjau perkembangan proposal proyek dan Melakukan beberapa
revisi terkait proposal proyek
 6 April 2022 Mengumpulkan Proposal proyek kepada Dosen Pengampu MKWK
Pendidikan Kewarganegaraan

1.6 SUMBER DAYA YANG DIPERLUKAN

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian pendahulu

Pada penelitian ini mengacu, pada beberapa penelitian pendahulu yang dijabarkan seperti:

Pada jurnal yang dituliskan oleh Rina Hermawati, dkk. (2016). Dalam judul jurnal Toleransi
Antar Umat Beragama di Kota Bandung. Dalam jurnal Hermawati (2016) dalam penelitinya
metode yang digunakan mengukur toleransi di Bandung, dengan hasil yang didapatkan 3,82
dalam indeks toleransi antar umat beragama, termasuk dalam kategori “tinggi”. Namun
penelitian tersebut juga mempengaruhi hasil seperti konflik, yang mempengaruhi indeks
toleransi antar umat beragama.

Pada jurnal yang dituliskan oleh Supriyatno (2017). Dalam judul jurnal Memahami dan
Mengukur Toleransi dari Perspektif Psikologi Sosial. Dalam jurnal Supriyanto (2017) dalam
penelitinya yang dilakukan dalam prespektif psikologi secara luas. Dengan hasil yang
didapatkan melalui berdasarkan Index of Tolerance yang dibuat oleh Soldatova, dkk. dengan
skala kurang baik (0,55) dan terdapat 8 buah item yang tidak valid untuk mengukur konstruk
toleransi. Penelitian ini disebarkan di wilayah Tangerang, Jakarta, Tangerang Selatan, dengan
sebanyak 99 responden.

Pada jurnal yang dituliskan oleh Feryani Umi Rosidah (2019). Dalam judul jurnal Tingkatan
Toleransi Pemuda Muslim di Kota Surabaya. Dalam Jurnalnya, Rosidah (2019) dalam
penelitiannya menguji tingkatan toleransi oleh pemuda Muslim di Surabaya dengan
menggunakan Kuesioner dalam kajian lapangan yang didapatkan. Hasil yang didapatkan
dalam lapangan bahwa 12,2% pemuda muslim Surabaya masuk dalam kategori sangat
toleran, 26,1% toleran, 28,9% cukup toleran, 19,7% tidak toleran, dan 13,1% sangat tidak
toleran. Dalam hasil akhirnya, ada beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi pemuda
muslim dalam memahami toleransi antar umat beragama, yakni faktor paham keagamaan,
politik agama, dan media sosial.

3
2.2 Landasan Teori

2.2.1 Toleransi

Toleransi adalah Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis,
pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya (Hasan, 2010:
9).Walaupun setiap suku memiliki ciri khas, kebiasaan, adat, budaya, dan bahasa yang
berbeda, toleransi membuat kita semua saling menerima. Sikap toleransi membuat kita dapat
menerima segala bentuk perbedaan dan membentuk persatuan Bangsa Indonesia. Toleransi
menjadi sikap yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sikap ini mampu
menciptakan lingkungan yang aman tenteram dan terhindar dari konflik. Secara bahasa ,
toleransi berasal dari kata “tolerance” yang artinya sabar terhadap sesuatu. Jika dalam
bahasa Latin toleransi yaitu “tolerate” yang berarti membiarkan mereka yang berpikiran lain
atau berpandangan lain tanpa dihalang-halangi.

Toleransi dalam istilah Indonesia. Toleransi juga sering dipadakan dengan kata “kerukunan”.
Pemakaian istilah ini bahkan lebih masif tidak hanya oleh masyarakat tetapi juga oleh
Pemerintah.(Azhari, dkk., 2012:15)

2.2.2 Masyarakat

Menurut Koentjaraningrat, Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi


menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat terus-terusan dan terikat oleh rasa
identitas yang sama.

Menurut Soerjono Soekanto, masyarakat adalah sistem hidup bersama yang memunculkan
kebudyaan dan keterikatan suatu sama lain, di masa berbagai pola tingkah laku yang khas
menjadi pengikat suatu kesatuan manusia dan bersifat berkelanjutan.

Menurut Selo Soemardjan, masyarakat adalah sebagai orang-orang yang hidup bersama dan
menghasilkan kebudayaan.

Menurut Emile Durkheim, masyarakat adalah suatu kenyataan objektif Individu-individu


yang merupakan anggota-anggotanya.

Menurut Max Webber masyarakat adalah sebagai suatu struktur atau aksi yang pada
pokoknya ditentukan oleh harapan dan nilai-nilai yang dominan pada warganya.

4
Menurut Ralph Linton masyarakat adalah sekelompok manusia yang telah cukup lama hidup
dan bekerja sama sehingga dapat terbentuk organisasi yang mengatur setiap individu dalam
masyarakat tersebut dan membuat setiap individu dalam masyarakat dapat mengatur diri
sendiri dan berpikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial dengan batasan tertentu.

Menurut J. Macionis masyarakat adalah orang-orang yang berinteraksi dalam sebuah wilayah
tertentu dan memiliki budaya bersama.

2.2.3 Pluralisme

Dalam kamus Merriam-Webster’s Collegiate Dicitionary (2003), pluralisme diartikan:


pertama, memegang dua atau lebih jabatan pada saat yang sama. Kedua, kualitas atau
keadaan jamak. Ketiga, (a). Teori yang menjelaskan bahwa ada lebih daripada satu atau lebih
daripada dua kebenaran (ultimate reality). (b). Teori yang menjelaskan bahwa realitas terdiri
dari beragam (plurality) entitas. Keempat, (a). Keadaan dalam sebuah masyarakat yang di
dalamnya beragam kelompok etnik, ras atau keagamaan dapat mempertahankan kultur atau
kepentingan mereka. (b). Konsep, doktrin atau kebijakan yang menangani keadaan ini.

Dalam buku Robert Audi The Cambridge Dictionary of Philosophy (1999), dijelaskan bahwa
kata pluralisme merupakan pandangan dunia yang menekankan diversitas ketimbang
homogenitas, multiplisitas ketimbang unitas dan perbedaan daripada persamaan.

2..2.3.1 Pluralisme Agama

Dalam John Hick, secara fenomenologis istilah pluralisme agama mengacu kepada kenyataan
bahwa sejarah agama-agama menunjukkan keragaman tradisi dan keragaman variasi yang
terdapat di dalam masing-masing agama.

2.2.4 Mutikulturalisme

Multikuturalisme semula berawal dari negara Kanada, yang menerapkan kebijakan


multikuturalisme sebagai kebijakan publik pemerintahan negara tersebut. Konsep
multikuturalisme yang diterapkan untuk kehidupan masyarakat yang dikelola berdasarkan
prinsip ‘politik pengakuan’ atau politics of recognition, di sana, di dalam kehidupan
masyarakat multicultural, anggota masyarakat pada umumnya dan anggota kelompok
masyarakat pada khusunya dapat menikmati kehidupan sosial-politik mereka dalam suasana
kebebasan dan diperlakukan berdasarkan prinsip kesetaraan. Suasana semacam ini berjalan
atas dasar sikap negara yang bersandar diri pada prinsip hormat atas segala kenyataan

5
perbedaan, baik perbedaan dalam hal berpikir dan bernalar, maupun perbedaan dalam
berkeyakinan politik serta berolah budaya.

6
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

Jenis pendekatan Metodologi yang akan digunakan adalah Pendekatan Kualitatif. Pendekatan
Kualitatif menurut Moleong (2007: 6) yang memaknai penelitian kualitatif sebagai penelitian
yang bertujuan untuk memahami fenomena yang dialami oleh subjek penelitian. Lebih pas
dan cocok digunakan untuk meneliti hal-hal yang berkaitan dengan penelitian perilaku, sikap,
motivasi, persepsi dan tindakan subjek.

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan digunakan adalah studi kasus atau studie case. Menurut Susilo
Rahardjo dan Gudnanto, studi kasus merupakan metode untuk mengetahui dan memahami
seseorang dengan menggunakan praktik inklusif dan menyeluruh atau komprehensif. Dalam
praktiknya, peneliti akan mengumpulkan individu yang dijadikan sebagai subjek penelitian.
Selanjutnya, peneliti akan melakukan penggalian informasi pada subjek agar dapat
memperoleh pemahaman lebih dalam lagi. Jika sudah didapatkan, pemahaman dan informasi
tersebut dapat digunakan oleh subjek sendiri ketika melakukan penyelesaian terhadap
masalah yang dihadapi. Sehingga subjek dapat berkembang lagi setelah dapat menyelesaikan
permasalahan tersebut.

3.2 Tahapan Penelitian

Dalam tahap persiapan. Pemilihan judul untuk sebagai bahan Spenelitian, yang akan
diteruskan dalam persetujuan proposal. Tahap Pelaksanaan. Tahap ini dimulainya
pengumpulan-pengumpulan data yang akan diteliti sebagai studi kasus dengan cara Focus
Group Discussion (FGD) yang dilakukan pada waktu dalam pelaksanaan proyek itu sendiri
dalam melalui Zoom. Tahap laporan. Tahap penyelesaian. Data-data studi kasus yang sudah
disusun akan di masukan ke dalam laporan akhir dari proyek.

3.3 Sumber Data

Sumber data yang akan digunakan sendiri terdiri dari dua yaitu: Sumber data Primer dan
Sumber data Sekunder. Sumber Data primer merupakan data yang diperoleh dan diolah
sendiri oleh peneliti secara langsung dari subjek atau objek penelitian, sumber data primer
yang digunakan adalah dalam penelitian dari hasil FGD. Sumber data sekunder, sebuah
sumber yang tidak diperoleh secara langsung dari objek atau subjek penelitian, melainkan
bersumber dari studi pustaka, yang bisa melalui sumber internet, teks akademis, dan lain-lain.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data, pendekatan kualitatif pada penelitian ini adalah menggunakan studi
pustaka, kuesioner dan FGD. FGD adalah teknik penelitian mengadakan diskusi bersama
beberapa responden mengenai topik penelitian untuk mengetahui pandangan atau
pemahaman mereka. Responden di sini akan mewakili populasi yang dituju oleh peneliti.

7
FGD dilakukan ketika peneliti ingin mengetahui pandangan yang lebih objektif dari suatu
kelompok.

Teknik Studi Pustaka adalah salah satu teknik pengumpulan data yang paling banyak
digunakan para peneliti. Teknik ini dilakukan dengan menghimpun data-data relevan yang
sesuai dengan topik penelitian, berasal dari buku, berita, artikel ilmiah ataupun sumber
kredibel lainnya.

Kuesioner adalah sebuah teknik menghimpun data dari sejumlah orang atau responden
melalui seperangkat pertanyaan untuk dijawab. Dengan memberikan daftar pertanyaan
tersebut, jawaban-jawaban yang diperoleh kemudian dikumpulkan sebagai data.

Adapun manfaat kuesioner adalah sebagai berikut:

• Memperoleh data dan informasi sebagai bahan dasar penyusunan hasil penelitian.
• Menghasilkan data dan informasi dengan tingkat validitas yang tinggi.
• Memperoleh data perbandingan sebagai bahan evaluasi yang mendalam.
• Mengetahui sikap dari responden secara langsung.

3.5 Analisis Data

Menurut Qomari Salah satu tahapan paling penting dalam proses penelitian ialah tahap
analisis data. Tahap analisis data merupakan tahap yang tidak bisa dilupakan dalam proses
penelitian. Tahap ini mengharuskan data yang dikumpulkan dengan menggunakan berbagai
teknik pengumpulan data, kemudian diolah dan disajikan untuk membantu menjawab
permasalahan penelitian yang diteliti (2009:1).

Teknik Analisis Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis wacana. Teknik
analisis wacana pada penelitian kualitatif bertujuan untuk menganalisis wacana-wacana atau
komunikasi antar orang dalam suatu konteks sosial tertentu.

3.6 Pengujian Keabsahan Data

Untuk menguji keabsahan (trustworthiness) data diperlukan teknik pemeriksaan. Dalam


pelaksanaan teknik pemeriksaan, Moleong (2005:324) menawarkan empat kriteria yang dapat
digunakan, yaitu keteralihan (transferability), kebergantungan (defendability), kepastian
(confirmability), dan derajat kepercaya-an (credibility). Untuk menguji keabsahan ada
beberapa langkah-langkah sebagai berikut:

• Meingkatkan Ketekunan/Keajegan Pengamatan.

Meningkatkan ketekunan dalam penelitian atau melakukan pengamatan secara terus menerus
(continue) dilakukan untuk menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat
relevan dengan persoalan atau isu yang sedang diteliti, dengan memusatkan penelitian pada
objek penelitian secara rinci dan fokus.

8
• Triangulasi

Untuk menguji keabsahan data, peneliti juga akan melakukan triangulasi yakni
memanfaatkan sesuatu yang di luar objek penelitian untuk keperluan pengecekan atau
sebagai pembanding. Denzin (1978) dalam (Moleong, 2005:330), membedakan empat
macam triangulasi yakni: triangulasi atau penggunaan sumber, metode, penyidik, dan teori.

Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber. Artinya bahwa
peneliti akan mengecek dan membandingkan berbagai informasi hasil wawancara yang
diperoleh dari informen inti dengan informen penguat data maupun dokumentasi dalam
waktu dan tempat yang berbeda.

• Pemeriksaan Sejawat Melalui Diskusi.

Pemeriksaan sejawat melalui diskusi atau mendiskusikannya dengan orang lain (peer
debriefing), yaitu mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk
diskusi analitik dengan pembimbing dan rekan-rekan sejawat.

• Analisis Kasus Negatif

Melakukan analisis kasus negatif atau menemukan hasil atau data penelitian orang lain yang
berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan peneliti itu sendiri.

• Pengecekan Anggota

Melakukan pengecekan anggota (membercheck), yakni proses pengecekan data yang


diperoleh peneliti kepada pemberi data. Dan jika data yang diperoleh disepakati atau disetujui
oleh pemberi data maka data tersebut dinyatakan valid.

Dengan penerapan di atas dapat dipertanggungjawabkan kredibilitasnya dan dapat diterima


oleh semua pihak terikat.

9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Kuesioner

Hasil yang didapatkan dalam penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan
kuesioner atau angket melalui turun ke lapangan dan menyebarkan melalui sosial media
dengan Google Formulir, hasil angket yang turun ke lapangan akan di masukan ke dalam
Google formulir, dengan hasil kuesioner yang terisi sebanyak 82 responden dalam
beragam umur, kuesioner ini berisi sebanyak 10 jawaban dengan skala (tidak setuju,
kurang setuju, setuju, dan sangat setuju), dari 10 jawaban tersebut dijawab secara harus.
Responden dikategorikan berdasarkan dari Umur, dan Jenis Kelamin. Berikut isi dari Soal
angket tersebut dalam bentuk tabel:

Pertanyaan Tidak Kurang Setuju Sangat


Setuju Setuju Setuju
Apakah menurut Anda, pemahaman 1,2% 0% 24,4% 74,4%
terhadap toleransi penting untuk dipelajari
oleh anak-anak hingga orang dewasa?
Apakah Anda setuju dengan saling 1,2% 0% 25,6% 73,2%
menghormati dan menghargai tetangga
yang berbeda agama merupakan salah satu
bentuk toleransi?
Apakah Anda setuju dengan saling 1,2% 1,2% 22% 75,6%
menghormati dan menghargai teman
maupun guru yang berbeda suku dan
budaya merupakan salah satu bentuk
toleransi?
Apakah Anda setuju, keragaman suku, 1,2% 0% 30,5% 68,3%
agama, dan budaya yang kita miliki
merupakan satu kesatuan untuk bersatu?
Apakah Anda setuju, mencela agama, suku, 6,1% 0% 30,5% 63,4%
dan budaya lain merupakan sikap yang
tidak menghargai dan menghormati suku,

10
agama, dan  budaya tersebut?
Apakah Anda setuju dengan mengamalkan 0% 2,4% 41,5% 56,1%
nilai-nilai luhur Bhinneka Tunggal Ika
akan tercipta hidup yang harmonis di
lingkungan sekolah maupun  di
masyarakat?
Apakah Anda setuju jika dalam pemilihan 45,1% 32,9% 15,9% 6,1%
pemimpin daerah sebaiknya memilih calon
pemimpin berdasarkan persamaan suku,
agama, dan budaya?
Apakah Anda akan menolong tetangga 0% 0% 40,2% 59,8%
yang berbeda agama maupun suku dengan
Anda?
Apakah Anda akan bekerja sama 0% 0% 36,6% 63,4%
mengerjakan sebuah pekerjaan dengan
teman kerja Anda yang berbeda suku dan
agama dengan Anda?
Apakah Anda setuju, salah satu dampak 6,1% 11% 50% 32,9%
negatif (buruk) dari kemajemukan
masyarakat Indonesia ialah konflik?

4.2 Informasi Responden

Dari berdasarkan umur pada 82 responden, kebanyakan yang mengisi Kuesioner berada
di umur 18-24 tahun dengan persentase mencapai 91,2%. Untuk umur 15-17 dengan
persentase 6,1%, dan umur 58 hanya 2,4%, Yang menandakan pengisian Kuesioner ini
dilakukan oleh anak muda-muda.

11
UMUR
15-17 18-24 58

91.2
6.1

2.4
1 5 -1 7 1 8 -2 4 58

Jenis kelamin pada 82 Responden yang mengisi Kuesioner kebanyakan adalah


Perempuan daripada Laki-laki. Perempuan sebanyak 57 orang dengan persentase 69,5%,
sedangkan laki-laki 25 orang dengan persentase 30,5%.

Jenis Kelamin

Laki-laki Perempuuan

4.3 Analisis Data

Kuesioner ini memiliki 10 pertanyaan, dan skala Tidak Setuju, Kurang Setuju, Setuju, dan
Sangat Setuju. Kuesioner ini diisi sebanyak 82 Responden dan wajib diisi dari seluruh 10
pertanyaan tersebut, berikut hasil dari kuesioner tersebut:

1. Pertanyaan ini mengenai pentingnya paham toleransi diajarkan oleh dipelajari oleh
anak-anak hingga orang dewasa. Toleransi sendiri merupakan suatu sikap atau
perilaku manusia yang mengikuti aturan, di mana seseorang dapat menghargai,

12
menghormati terhadap perilaku orang lain. Dari responden yang menjawab sangat
setuju sebanyak 74,4%, Setuju 24,4%, dan Tidak Setuju 1,2%.

Pertanyaan 1

Tidak Setuju Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju

2. Pertanyaan ini mengenai. Menghargai dan menghormati tetangga yang berbeda agama
merupakan salah satu bentuk toleransi? Seperti yang disebutkan toleransi selalu
menghargai, menghormati. Pertanyaan ini sudah menggambarkan apa maksud dari
toleransi itu sendiri. Responden menjawab Sangat Setuju 73,2%, Setuju 25,6%, dan
Tidak Setuju 1,2%.

Pertanyaan 2

Tidak Setuju Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju

3. Pertanyaan ini mengenai. Menghargai dan menghormati teman, maupun guru dalam
berbeda suku dan budaya merupakan salah bentuk toleransi? Pertanyaan ini bisa
13
diambil dari sisi multikulturalisme. Multikulturalisme adalah istilah yang digunakan
untuk menjelaskan pandangan seseorang tentang ragam kehidupan di dunia, ataupun
kebijakan kebudayaan yang menekankan tentang penerimaan terhadap realitas
keragaman, dan berbagai macam budaya (multikultural) yang ada dalam kehidupan
masyarakat menyangkut nilai-nilai, sistem, budaya, kebiasaan, dan politik yang
mereka anut (M. Atho Mudzhar, 2005: 174). Multikuturalisme sendiri tidak lepas dari
toleransi maupun juga Pularisme itu pun juga. Responden yang menjawab Sangat
Setuju sebesar 75,6%, Setuju 22%, Kurang setuju 1,2%, dan Tidak Setuju 1,2%.

Pertanyaan 3

Tidak Setuju kurang Setuju Setuju Sangat Setuju

4. Pertanyaan ini mengenai. Keragaman suku, agama, dan budaya yang kita miliki
merupakan satu kesatuan untuk bersatu? Seperti pada pertanyaan
sebelumnya(pertanyaan ketiga). Adanya Multikuturalisme, menciptakan keragaman
suku, budaya menjadi kesatuan dalam bersatu. Responden menjawab Sangat Setuju
68,3%, Setuju 30,5%, Tidak Setuju 1,2%.

14
Pertanyaan 4

Tidak Setuju Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju

5. Pertanyaan ini mengenai. Mencela agama, suku, dan budaya lain merupakan sikap
tidak menghargai dan menghormati? Dalam Toleransi mencela agama, suku, dan
budaya akan dianggap dalam diskriminasi, karena dianggap telah masuk ke dalam
ruang lingkup mereka. Responden menjawab Sangat Setuju 63,4%, Setuju 30,5%,
Tidak Setuju 6,1% .

Pertanyaan 5

Tidak Setuju Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju

6. Pertanyaan ini mengenai. Mengamalkan nilai-nilai luhur Bhinneka Tunggal Ika akan
tercipta hidup yang harmonis di lingkungan sekolah maupun di masyarakat? Bhinneka

15
Tunggal Ika sendiri tercipta dari keragaman suku, budaya, dll., dari bangsa Indonesia
yang luas, merupakan salah satu dari bagian multikuturalisme, bahwa nilai-nilai luhur
ini di amalkan dalam kehidupan di seluruh rakyat Indonesia agar tercipta
keharmonisan. Responden menjawab Sangat Setuju 56,1%, Setuju 41,5%, dan Kurang
Setuju 2,4%.

Pertanyaan 6

Tidak Setuju Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju

7. Pertanyaan ini mengenai. Pemilihan pemimpin daerah sebaiknya memilih calon


pemimpin berdasarkan persamaan suku, agama, dan budaya? Pertanyaan ini bisa
dilihat dari pasca-kasus penistaan agama yang dilakukan oleh Basuki Tjahaja
Purnama. Yang menyebabkan terjadinya indikasi mayoritas masyarakat enggan
memilih pemimpin nonmuslim, akibatnya terjadi intoleran. Hal ini seharusnya bahwa
memilih pemimpin tidak harus dilihat dari suku, agama, dan budaya yang sama,
namun dilihat dari seberapa siap dalam memimpin masyarakat, jika pemimpin
melakukan kesalahan seharusnya diadili dengan secara sah oleh hukum, tanpa
memandang sebuah Agama, budaya, atau suku. Responden menjawab Tidak Setuju
45,1%, Kurang Setuju 32,9%, Setuju 15,9%, Sangat Setuju 6,1%.

16
Pertanyaan 7

Tidak Setuju Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju

8. Pertanyaan ini mengenai. Menolong tetangga yang berbeda agama maupun suku
dengan Anda? Menolong tetangga beda agama maupun suku, salah satu sikap
toleransi dalam kehidupan, tanpa harus melihat siapa sukunya maupun agamnya.
Responden menjawab Sangat Setuju 59,8%, dan setuju 40,2%.

Pertanyaan 8

Tidak Setuju Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju

9. Pertanyaan ini mengenai. Bekerja sama mengerjakan sebuah pekerjaan dengan teman
kerja Anda yang berbeda suku dan agama? Seperti pada pertanyaan sebelumnya
bahwa dalam toleransi, tidak membedakan agamnya atau maupun suku. Bekerja sama

17
dalam sebuah pekerjaan karena punya tujuan yang sama, maupun dengan latar
belakang yang berbeda-beda. Responden menjawab Sangat Setuju 63,4%, Setuju
36,6%.

Pertanyaan 9

Tidak Setuju Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju

10. Pertanyaan ini mengenai. Salah satu dampak negatif dari kemajemukan masyarakat
Indonesia ialah Konflik? Kemajemukan dalam masyarakat Indonesia, ini lahir dari
perbedaan-perbedaan budaya, suku, dll. yang berada di Indonesia. Namun
kemajemukan ini bisa menjadi sebuah konflik dikarenakan perbedaan pandangan,
kesalahan menerima informasi yang berakibat konflik agama, dan suku. Oleh karena
itu bahwa adanya toleransi dan multikutularisme akan mengurangi masalah konflik
yang terjadi dari sebuah kemajemukan masyarakat Indonesia. Responden menjawab
Setuju 50%, Sangat Setuju 32,9%, Kurang Setuju 11%, Tidak Setuju 6,1%.

18
Pertanyaan 10

Tidak Setuju Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju

4.4 Pembahasan

4.4.1 Toleransi dan Pluralisme bagi Masyarakat

Toleransi berasal dari kata “tolerare” dalam bahasa latin, yang berarti sabar terhadap
sesuatu. Jadi toleransi merupakan suatu sikap atau perilaku manusia yang mengikuti aturan,
di mana seseorang dapat menghargai, menghormati terhadap perilaku orang lain. Namun
dalam konteks sosial, budaya, dan agama berarti sikap dan perbuatan yang melarang adanya
diskriminasi terhadap kelompok atau golongan yang berbeda dalam suatu masyarakat,
seperti toleransi dalam beragama, di mana kelompok agama yang mayoritas dalam suatu
masyarakat, memberikan tempat bagi kelompok agama lain untuk hidup di lingkungnya.

Sedangkan Pluralisme dalam etimologi dalam bahasa Arab yaitu ta’addud, dalam bahasa
Inggris pluralism. Pluralisme berati banyak atau lebih dari satu. Istilah Pluralisme agama
yang sekarang mewacana merupakan upaya meningkatkan kerukunan umat beragama agar
dapat hidup bersama (koeksistensi) antar agama (dalam arti yang luas) yang berbeda-beda
dalam satu komunitas dengan tetap mempertahankan ciri-ciri spesifik atau ajaran masing-
masing agama (Anis Malik Toha, 2005:14).

Dari pertanyaan di atas menunjukkan pentingnya dimulainya dari pembelajaran Toleransi


kepada masyarakat, agar terciptanya sebuah keharmonisan, saling menghargai dan
menghormati.

19
4.4.2 Multikuturalisme dalam Masyarakat

Multikulturalisme adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan pandangan seseorang


tentang ragam kehidupan di dunia, ataupun kebijakan kebudayaan yang menekankan tentang
penerimaan terhadap realitas keragaman, dan berbagai macam budaya (multikultural) yang
ada dalam kehidupan masyarakat menyangkut nilai-nilai, sistem, budaya, kebiasaan, dan
politik yang mereka anut (M. Atho Mudzhar, 2005: 174).(2)

Multikuturalisme yang terbentuk dari Indonesia merupakan dari kondisi sosio-kultural


maupun geografis yang begitu beragam dan luas, membuat terbentuk sebuah kebudayaan
yang berbeda dan beragama, karena itu terciptanya konsep multikuturalisme Indonesia,
yaitu berlandaskan Bhineka Tunggal Ika sebagai pemersatu bangsa Indonesia.

Dari pertanyaan di atas menunjukkan perbedaan suku, bukanlah sebagai ancaman namun
keragaman yang dimiliki oleh bangsa Indonesia, penerapan Bhineka Tunggal Ika kepada
masyarakat maupun berbeda akan tetap satu. Agar terciptanya keharmonisan

20
21
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

5.1 SIMPULAN

Berdasarkan uraian dan pembahasan penelitian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
pemahaman masyarakat terhadap pentingnya sikap toleransi dalam bermasyarakat sudah
sangat baik. Masyarakat juga sudah mampu memahami perbuatan-perbuatan yang dapat
merusak kerukunan antar umat beragama, sehingga mereka dapat menghindari perbuatan
tersebut agar tidak terjadi konflik antar umat beragama. Masyarakat juga sudah memahami
sikap toleransi yang baik agar kerukunan antar umat beragama dapat tetap terjaga dengan
baik.

Indikator kesadaran dalam menghargai perbedaan dapat disimpulkan bahwa masyarakat


sudah mampu menyadari adanya perbedaan dalam beragama dengan saling menghargai
perbedaan tersebut. Masing-masing umat beragama sudah menjalankan keyakinan agama
yang dianut dengan baik sehingga mereka sudah memahami perbedaan agama dan menjaga
ketertiban dan kedamaian dalam kehidupan bermasyarakat.

Akan tetapi, masih banyak orang yang tidak menanamkan sikap toleransi dalam dirinya.
Contohnya, tidak memilih pemimpin yang berbeda suku maupun agama dengan dirinya.

5.2 SARAN

Dari kesimpulan di atas, maka terdapat beberapa saran yang dapat menyangkut penelitian ini
adalah sebagai berikut:

1. Pengetahuan dan pemahaman terhadap sikap toleransi dalam kehidupan


bermasyarakat. Masyarakat harus menggali pengetahuan tentang toleransi antar umat
beragama agar lebih memahami bagaimana perbuatan-perbuatan baik dan dapat
menciptakan kerukunan ditengah-tengah masyarakat.
2. Kesadaran dalam menghargai perbedaan. Masyarakat harus lebih menyadari bahwa
negara Indonesia adalah negara multikultural, sehingga masyarakat juga harus saling
menghargai perbedaan agama, suku, dan budaya yang ada. Agar tercipta kehidupan
yang baik dan rukun.

19
3. Harmonisasi antar umat beragama. Masyarakat harus menjalin komunikasi yang lebih
baik lagi, dan saling tolong menolong apabila ada yang kesusahan tanpa melihat
agamanya. Agar tercipta suasana yang harmonis ditengah-tengah masyarakat.

20
DAFTAR PUSTAKA
Azhari, Subhi, M., dkk. (2012). Mengelola Toleransi dan Kebebasan Beragama: 3 Isu
penting. Jakarta: Wahid Institute.

Bakar, Abu. (2015). Konsep Toleransi Dan Kebebasan Beragama. Toleransi: Media
Komunikasi Umat Beragama, 7(2),123-131.

CNN Indonesia. (2018). Anti-Pemimpin Nonmuslim Meningkat Usai Kasus Ahok. Diakses
pada 4 April 2022, dari https://www.cnnindonesia.com/nasional/20180924195859-32-
332825/anti-pemimpin-nonmuslim-meningkat-usai-kasus-ahok.

Giri Wiloso2, Pamerdi Multikulturalisme dalam perspektif antropologi. Working Paper.


Direktorat Jenderal Kebudayaan: BPNB D.I. Yogyakarta, Yogyakarta.

Ubaid, Abdullah. (2019). Sikap Toleransi dalam Kehidupan. Diakses pada 4 April 2022, dari
https://sumber.belajar.kemdikbud.go.id/repos/FileUpload/Perilaku%20Toleransi-BB/Topik-
2.html.

Qorib, Muhammad. (2019). Pluralisme Buya Syafii Maarif Gagasan dan Pemikiran Sang
Guru Bangsa. Yogakarta: Bildung.

Rabbani, Aletheia. (2017). Pengertian Masyarakat Menurut Para Ahli. Diakses pada 3 April
2022, dari https://www.sosiologi79.com/2017/10/pengertian-masyarakat-menurut-para-
ahli.html.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai